Nanit Andalkan Computer Vision untuk Mengawasi Buah Hati Anda

Bagi sebagian besar orang tua, baby monitor merupakan gadget yang sangat wajib dimiliki. Hal ini didasari oleh keinginan mereka untuk mengajari anaknya mandiri dan bisa tidur dengan sendirinya sedini mungkin, tapi di saat yang sama masih dapat memonitor kondisi sang buah hati setiap saat.

Di pasaran ada banyak sekali baby monitor, namun sepertinya belum ada yang secanggih perangkat bernama Nanit berikut ini. Saking canggihnya Nanit, pihak pengembangnya tak segan menyebut dirinya sebagai “Tesla-nya baby monitor“, sebuah gelar yang tentunya terdengar cukup ambisius.

Selain computer vision, Nanit juga dilengkapi motion sensor dan kamera night vision / Nanit
Selain computer vision, Nanit juga dilengkapi motion sensor dan kamera night vision / Nanit

Diberdirikan di atas boks bayi layaknya sebuah shower, Nanit tidak cuma merekam pergerakan buah hati dalam resolusi HD dan menyiarkannya secara real-time ke smartphone atau tablet, tetapi juga berusaha memahami kondisinya dengan bekal teknologi computer vision. Sederhananya, Nanit ingin menjadi sleep tracker buat buah hati Anda, tapi tanpa mengandalkan satu pun sensor yang menempel pada tubuh sang bayi.

Teknologi computer vision ini turut didukung oleh sensor suhu dan kelembaban, motion sensor serta kamera night vision yang akan terus memantau apa saja yang terjadi di atas kasur. Saat terdeteksi ada suara atau pergerakan, Nanit akan mengirim notifikasi ke ponsel Anda sehingga Anda bisa langsung melihat rekaman live-nya terlebih dulu sebelum memutuskan apakah Anda perlu datang dan memomong sang buah hati.

Tampilan aplikasi pendamping Nanit di smartphone / Nanit
Tampilan aplikasi pendamping Nanit di smartphone / Nanit

Setiap pagi, aplikasi pendamping Nanit akan menampilkan highlight rekaman tidur semalam dalam wujud video time lapse. Selain mengawasi buah hati Anda, Nanit juga bisa membantunya lebih cepat tidur dengan memutar white noise atau sejumlah soundtrack alam yang menenangkan.

Saat ini pre-order Nanit sudah dibuka dengan harga $279 untuk versi paling basic-nya – tidak mencakup fitur sleep tracking dan video history. Kedua fitur itu harus Anda tebus dengan budget lebih tinggi, tepatnya $459. Harga ini merupakan harga pre-order, dan nantinya akan naik menjadi $349 serta $649.

Sumber: Engadget.

Selain Merekam Video, Baby Monitor Ini Juga Bisa Mendeteksi Suhu Tubuh dan Pola Pernafasan Bayi

Tanya ke semua pasutri yang sudah dikaruniai anak, bisa dipastikan mereka setuju kalau bayi harus dimonitor secara konstan selama 24 jam nonstop. Atas dasar itulah perangkat baby monitor eksis, sehingga para orang tua dapat memonitor keadaan buah hatinya ketika sedang tidak berada di sisinya.

Baby monitor yang paling umum terdiri dari sebuah kamera dan receiver – bisa hardware tersendiri, bisa juga aplikasi smartphone – untuk menampilkan rekaman video secara live. Namun belakangan hadir pula baby monitor yang disertai perangkat wearable yang akan merekam data metrik lain seperti pola pernafasan, suhu tubuh sampai laju jantung sang bayi.

Tidak semua orang tua berkenan memakaikan perangkat wearable ke bayi kesayangannya. Maka dari itu, sebuah perusahaan asal AS bernama Wearless Tech Inc. ingin menawarkan sesuatu yang berbeda. Mereka ingin menciptakan kamera pengawas bayi yang dilengkapi kemampuan merekam data-data metrik seperti di atas secara langsung tanpa mengandalkan perangkat tambahan. Dari situ lahirlah Cocoon Cam.

Jadi selain merekam video, Cocoon Cam juga akan memonitor suhu tubuh, pola pernafasan hingga laju jantung bayi dari jarak sekitar satu meter lebih. Belum ada informasi pasti mengenai teknologi yang dipakai, namun pihak pengembangnya menuturkan bahwa Cocoon Cam memanfaatkan sensor inframerah, computer vision dan teknologi machine learning untuk mengumpulkan data-data ini.

Semua informasi akan diteruskan menuju aplikasi pendamping Cocoon Cam di smartphone. Saat kondisi dirasa tidak semestinya, seperti misalnya ketika bayi berada dalam posisi yang membahayakan atau suhu tubuhnya meningkat, aplikasi akan segera memberikan notifikasi.

Sejauh ini Cocoon Cam masih menjalani tahap pengujian bersama para ahli dari sejumlah universitas ternama di AS guna memvalidasi keakuratan teknologi yang dimilikinya. Nantinya, Wearless Tech Inc. berencana memasarkan Cocoon Cam seharga $299, plus biaya berlangganan $10 untuk aplikasinya.

Sumber: Wareable dan Cocoon Cam.

Sony Luncurkan Kamera Pengawas dengan Kemampuan Merekam Video 4K dalam Kegelapan

Video yang direkam kamera pengawas atau CCTV biasanya beresolusi rendah. Tapi tidak masalah karena fungsi utamanya adalah mengawasi keadaan suatu lokasi, terutama di malam hari dimana jumlah yang menjaga biasanya tidak sebanyak pada saat jam kerja.

Namun anggapan kita terhadap kamera pengawas seperti di atas bakal berubah berkat produk terbaru Sony, yaitu Sony SNC-VB770. Kamera pengawas ini istimewa karena kemampuannya merekam dalam resolusi 4K 30 fps serta dapat ‘melihat’ di kegelapan. Tidak seperti CCTV inframerah yang hanya bisa merekam dalam satu warna di tempat gelap, SNC-VB770 akan mengabadikan semuanya secara berwarna.

Kamera ini dibekali oleh sensor full-frame 12,2 megapixel – sepertinya sama persis dengan yang tertanam di Sony A7S II. Sensor ini sangat sensitif terhadap cahaya. Begitu sensitifnya, ia bisa ‘melihat’ meski tingkat kecerahan hanya sebatas 0,004 lux. Sebagai pembanding, 0,002 lux adalah tingkat kecerahan saat bulan sedang ‘malu-malu’ bersinar di langit.

Fitur crop 4x pada Sony SNC-VB770

Resolusi 4K juga memungkinkan pengguna kamera ini untuk meng-crop empat bagian spesifik dalam video, lalu menampilkannya sebagai empat video terpisah dalam resolusi VGA (640 x 480 pixel) guna memudahkan pengawasan. Kamera ini dapat dikendalikan menggunakan smartphone via sambungan Wi-Fi, sedangkan foto maupun video yang diambilnya bisa dikirim lewat koneksi LAN.

SNC-VB770 menganut sistem mirrorless dimana lensanya bisa dilepas-pasang. Ia kompatibel dengan seluruh lensa yang termasuk dalam lini E-mount buatan Sony maupun pabrikan lain macam Carl-Zeiss.

Soal harga, sepertinya ini merupakan salah satu kamera pengawas termahal yang pernah ada. Sony mematoknya seharga 850 ribu yen, atau sekitar Rp 98 juta, tanpa lensa. Belum ada informasi apakah Sony bakal memasarkannya di luar Jepang.

Sumber: Engadget.

Silk Labs Sense Ingin Menjadi Mata, Telinga dan Otak dari Rumah Anda

Dunia tidak kekurangan perangkat smart home atau Internet of Things (IoT). Hanya saja, cukup jarang kita menjumpai perangkat dengan konsep “satu untuk semua”. Apalagi kalau perangkat itu punya desain yang cukup elegan untuk dijadikan dekorasi ruangan.

Meski sepintas terdengar ambisius, namun inilah misi yang tengah dituju oleh startup baru bernama Silk Labs. Meski usianya belum satu tahun, sosok-sosok di baliknya sudah punya segudang pengalaman di industri teknologi. Utamanya adalah sang pendiri, Andreas Gal, yang merupakan mantan CTO Mozilla.

Produk perdananya bernama Sense. Secara garis besar, Sense tidak jauh berbeda dari kamera pengawas macam. Namun ketimbang menjadi mata saja, ia juga ingin menjadi telinga sekaligus otak dari ekosistem rumah pintar yang telah Anda rencanakan secara merinci.

Fisik Sense sangatlah anggun untuk ukuran perangkat IoT. Sebuah kaca cekung menempel pada kotak kayu yang menjadi rumah dari seluruh komponen elektroniknya. Jantung Sense ada pada bagian tengah kaca cekung tersebut, yang merupakan kamera dengan kemampuan merekam video 1080p.

Silk Labs Sense

Namun Sense tidak akan merekam secara konstan begitu saja. Dirinya telah dibekali teknologi pengenal wajah yang dapat mendeteksi beberapa wajah sekaligus. Saat ada orang asing yang tak dikenal, ia akan segera merekam dan mengirimkan notifikasi ke smartphone Anda.

Teknologi pengenal wajah ini juga dimanfaatkan Sense untuk beradaptasi dengan kebutuhan tiap-tiap pengguna. Saat Anda baru tiba di rumah misalnya, Sense akan mengenali wajah Anda, lalu menginstruksikan speaker Sonos untuk memutar playlist lagu favorit Anda.

Ya, kekuatan utama Sense justru ada pada software-nya yang sanggup diintegrasikan dengan berbagai macam perangkat terkoneksi. Sonos hanyalah salah satu contoh, sama halnya dengan bohlam pintar Philips Hue atau Nest Thermostat; saat Anda datang, lampu akan otomatis menyala dan suhu ruangan akan disesuaikan dengan preferensi yang telah Anda tetapkan sebelumnya.

Kemampuan seperti ini biasanya mengandalkan koneksi dengan jaringan cloud. Tidak demikian untuk Sense. Semua pengolahan informasi berlangsung pada perangkat itu sendiri. Ia mengemas spesifikasi yang cukup wah, mencakup komponen seperti prosesor hexa-core dan RAM 2 GB. Soal konektivitas, ia mengandalkan Wi-Fi dan Bluetooth LE untuk berkomunikasi dengan smartphone Anda beserta perangkat lain di dalam rumah.

Sense turut dibekali dengan kemampuan mengenali perintah suara dan gesture. Fungsi-fungsi ini akan terus di-update, seiring dengan bertambahnya integrasi software Sense dengan aneka perangkat smart home.

Silk Labs Sense saat ini sudah bisa dipesan melalui Kickstarter seharga $225, belum termasuk biaya pengiriman internasional sebesar $20. Perangkat ini tentunya akan lebih menarik kalau ekosistem perangkat smart home di rumah Anda sudah cukup lengkap.

Kiba Camera Siap Abadikan Momen Tak Terduga di Rumah Secara Otomatis

Sehari-harinya, pasti ada momen berkenang yang terjadi secara tidak terduga di dalam rumah. Namun karena cuma di kediaman sendiri, kemungkinan kita tidak siap mengabadikannya dalam bentuk video. Kalau ada kamera pengawas, tidak masalah, meskipun kita masih harus mencari bagian yang diinginkan secara manual dari seluruh video yang direkam.

Tidak demikian untuk Kiba Camera. Kiba menolak untuk disebut sebagai kamera pengawas. Ia lebih nyaman diperlakukan sebagai sebuah sistem dokumentasi otomatis yang tidak akan melewatkan momen-momen tidak terduga tadi, tanpa harus menunggu instruksi dari Anda.

Kiba memanfaatkan petunjuk visual maupun suara guna menentukan kapan ia harus merekam dan kapan harus berhenti. Teknik ini diklaim sanggup memangkas hingga 90 persen rekaman yang kurang berarti, yang biasanya hanya menampilkan ruangan kosong tanpa ada peristiwa menarik sama sekali.

Setiap harinya, Kiba akan mengirimkan lima video berdurasi 20 detik ke smartphone pengguna. Video-video tersebut adalah momen-momen menarik yang ia tangkap dengan sendirinya. Ia pun juga dapat menggabungkan kelima video tadi menjadi sebuah video rumahan yang siap Anda bagikan ke berbagai media sosial.

Kendati demikian, pengguna juga memegang kontrol penuh atas Kiba. Yang menarik, pengguna bisa mengontrol Kiba dengan perintah suara, menyuruhnya untuk memulai perekaman video, atau memintanya menjadi juru potret saat Anda sekeluarga ingin mengambil foto selfie. Lebih lanjut, pengguna juga bisa menjadwalkan Kiba untuk mulai merekam pada jam-jam tertentu lewat aplikasi pendampingnya.

Semua video yang direkam Kiba punya resolusi 1080p 30 fps, sedangkan foto still-nya 13 megapixel. Pengguna bisa memilih untuk menyimpan hasil rekamannya di dalam perangkat maupun di cloud. Semuanya dijamin terenkripsi sehingga pengguna tak perlu khawatir soal keamanan privasinya.

Dari segi fisik, Kiba tergolong ringkas. Dimensinya tanpa dudukan hanya 90 x 90 x 75 mm, dengan bobot 270 gram. Anda bisa saja membawanya selagi bertamasya karena Kiba juga dilengkapi baterai berdaya tahan sekitar 3 jam. Konektivitasnya sendiri mencakup Wi-Fi, Bluetooth 4.0 dan USB 3.0.

Sejauh ini Kiba baru menerima pre-order. Harga yang ditawarkan adalah $199, tapi akan naik menjadi $329 setelah masa pre-order usai. Meski belum siap dipasarkan, Kiba sempat memenangi dua penghargaan di bidang inovasi pada ajang CES 2016 kemarin.

Tak Cuma Pergoki Maling, Kamera Pengawas Logi Circle Juga Abadikan Momen Berkenang di Rumah Anda

Sebuah kamera pengawas umumnya dirancang untuk membantu pengguna mengamankan kediamannya masing-masing. Namun Logitech berpendapat berbeda. Menurut mereka, kamera pengawas juga bisa dimanfaatkan untuk mengabadikan momen-momen berharga di dalam rumah yang terlewatkan oleh kita. Continue reading Tak Cuma Pergoki Maling, Kamera Pengawas Logi Circle Juga Abadikan Momen Berkenang di Rumah Anda

Sangat Pintar, Kamera Pengawas Butterfleye Bisa Bedakan Penghuni Rumah dan Maling

Tugas kamera pengawas tentu saja adalah memonitor situasi di dalam rumah secara konstan. Namun pada kenyataannya, apakah pengawasan secara terus-menerus ini benar-benar diperlukan? Saat Anda yang sedang bersantai di dalam rumah, apakah kamera pengawas harus tetap menjalankan tugasnya? Continue reading Sangat Pintar, Kamera Pengawas Butterfleye Bisa Bedakan Penghuni Rumah dan Maling

iCamPRO FHD, Kamera Robot Mungil Untuk Menjaga Keamanan Rumah Anda

Sesuai definisinya, robot tak harus selalu mempunyai tangan, kaki dan bergerak seperti manusia. Selama ia mempunyai komponen elektronik, dipandu komputer, dan dibuat untuk membantu orang, perangkat tersebut sudah masuk kategori robot. Dan ada satu desain robot yang sangat berguna, dikemas dalam desain mungil, serta bisa dioperasikan dengan mudah. Continue reading iCamPRO FHD, Kamera Robot Mungil Untuk Menjaga Keamanan Rumah Anda

D-Link Rilis DCS-5020L, Cloud Camera Nirkabel dengan Kemampuan Deteksi Suara

Bagi Anda yang sedang mencari kamera pengawas dengan fitur canggih, mampu mendeteksi suara dan mempunyai kemampuan handal, ada baiknya Anda coba pelajari perangkat cloud camera yang baru saja diluncurkan oleh D-Link.

Continue reading D-Link Rilis DCS-5020L, Cloud Camera Nirkabel dengan Kemampuan Deteksi Suara