Panduan Menghitung Persentase Keuntungan Bisnis dengan Microsoft Excel

Dalam era bisnis yang kompetitif saat ini, pemahaman yang mendalam tentang keuangan perusahaan adalah salah satu kunci utama kesuksesan. Salah satu elemen penting dalam menganalisis kesehatan finansial sebuah bisnis adalah kemampuan untuk menghitung dan memahami persentase keuntungan.

Dengan menggunakan alat yang efektif dan canggih seperti Microsoft Excel, para pelaku usaha dapat dengan mudah menggali data keuangan mereka untuk mengidentifikasi tren, mengukur kinerja, dan mengoptimalkan strategi keuntungan.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi metode penghitungan persentase keuntungan menggunakan Microsoft Excel.

Mengapa menghitung keuntungan begitu penting?

Jawaban atas pertanyaan tersebut sederhana. Tanpa pemahaman yang baik tentang seberapa efisien sebuah bisnis menghasilkan keuntungan, sulit untuk mengidentifikasi potensi perbaikan atau peluang pertumbuhan.

Memantau dan menghitung keuntungan bukanlah sekadar rutinitas administratif, melainkan merupakan pilar fundamental yang mendukung kesehatan dan keberlanjutan bisnis. Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, keuntungan tidak hanya mencerminkan seberapa sukses sebuah perusahaan saat ini, tetapi juga menjadi penanda arah masa depannya.

Selain itu, penghitungan keuntungan yang akurat memberikan pemahaman mendalam tentang efisiensi operasional. Dengan merinci seberapa besar setiap unit bisnis, produk, atau layanan berkontribusi pada keuntungan keseluruhan, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih bijak.

Dalam perspektif jangka panjang, memantau dan menghitung keuntungan adalah kunci untuk membangun fondasi finansial yang stabil. Dengan pemahaman yang mendalam tentang tren keuntungan, perusahaan dapat merencanakan pengembangan produk, ekspansi pasar, dan investasi dengan lebih percaya diri.

Cara Menghitung Persentase Keuntungan terhadap Pendapatan di Microsoft Excel

  • Buka Microsoft Excel pada perangkat Anda.
  • Siapkan tabel yang berisi data untuk penghitungan keuntungan. Tabel bisa berisi total jumlah pendapatan dan total jumlah pengeluaran. Jangan lupa ubah pengaturan kolom persentase keuntungan dalam bentuk percentage melalui pengaturan di bar atas.

  • Keuntungan didapat dari total pendapatan yang dikurangi dengan total pengeluaran. Untuk mengubahnya dalam bentuk persen dalam contoh soal tersebut rumusnya adalah =C5/C3 lalu klik Enter. C5 menunjukkan nilai keuntungan yang didapat, sementara C3 menunjukkan total pendapatan yang didapat.

  • Hasilnya seperti ini. Jadi, dalam contoh soal dapat disimpulkan bahwa persentase keuntungan terhadap pendapatan adalah sebesar 33,33%.

Dengan menggunakan Microsoft Excel sebagai alat yang efektif dalam menghitung persentase keuntungan bisnis, Anda dapat dengan mudah mendapatkan wawasan mendalam tentang kesehatan finansial bisnis Anda.

Penghitungan ini bukan hanya sekadar tugas administratif, melainkan pondasi kritis untuk mengidentifikasi peluang pertumbuhan dan perbaikan efisiensi operasional. Selamat mencoba!

Dividen adalah: Pengertian, Jenis, Cara Kerja, dan Mekanisme Pembagiannya

Jika kamu banyak melakukan investasi dan membaca saham, kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah dividen. Dividen merupakan salah satu keuntungan yang dapat dinikmati investor saham selain capital gain.

Padahal, tak hanya investor saham yang bisa menikmati dividen di pasar saham, tapi juga investor di equity crowdfunding. Karena setelah patungan mereka akan mendapatkan saham dari usaha tersebut.

Nominal dividen yang diterima investor bervariasi tergantung dari jumlah saham yang dimiliki. Ada yang mencapai Rp 1 triliun padahal sahamnya benar-benar dimiliki dan jumlah dividen yang dibayarkan juga tinggi.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas lebih dalam tentang apa itu dividen dan lain halnya. Mari simak artikel ini sampai akhir!

Apa Itu Dividen?

Dividen adalah bagian dari keuntungan atau pendapatan perusahaan yang besarnya diputuskan oleh direksi dan juga disetujui oleh rapat umum, yang kemudian dibagikan kepada semua pemegang saham. Membayar dividen kepada setiap pemilik adalah tujuan utama perusahaan.

Karena pembagian adalah tujuan utama, diperlukan persetujuan pemegang saham melalui hak suara. Dividen merupakan hal yang dinantikan oleh pemegang saham karena bentuk investasinya seperti ekuitas perusahaan dan biasanya berasal dari laba bersih. Namun, sebagian besar laba tetap berada di perusahaan sebagai laba ditahan.

Laba itu nantinya digunakan untuk bisnis perusahaan saat ini dan masa depan. Sisa laba dapat dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen.

Jenis-jenis Dividen

Ada 5 jenis dividen yang dikenal dan merupakan laba yang dibayarkan sesuai dengan persetujuan dalam rapat umum. Berikut ulasannya:

1. Dividen Saham

Jika jumlah saham yang dimiliki pemegang saham bertambah atau bertambah, maka perusahaan akan membayar dividen saham. Namun, hal ini tidak mengubah apapun dari segi kapitalisasi pasar, karena pembagiannya mirip dengan stock split. Cara pembayarannya adalah dengan menambah jumlah saham sekaligus menurunkan nilai setiap saham.

Pembagian tersebut merupakan pengembalian investasi perusahaan. Akibatnya, aset saham yang dimiliki Perseroan akan bertambah karena dividen saham yang dibayarkan.

2. Dividen Likuidasi

Dividen likuidasi berarti pengembalian modal dari perusahaan kepada pemegang saham. Jika perusahaan bangkrut, perusahaan memiliki hak untuk mengembalikan saham kepada pemegang saham. Tujuannya agar perusahaan tidak memiliki utang atau masalah di kemudian hari.

3. Dividen Tunai

Dividen tunai berarti pembagian laba dari modal investasi yang diterima dalam bentuk tunai. Perusahaan dapat membayar dividen tunai 2-4 kali setahun. Dana untuk membayar dividen tunai akan diambil dari laba ditahan perusahaan, sehingga laba otomatis tetap ada dan cadangan kas perusahaan berkurang.

4. Dividen Properti

Seperti namanya, dividen properti ini dibayarkan dengan aset atau aktiva selain kas perusahaan. Bisa dalam bentuk rumah yang nilainya sesuai dengan dividen yang disetujui rapat umum. Dividen ini dibayarkan karena perusahaan mengalami penurunan kemampuan membayar dividen tunai. Dividen ini juga jarang dilakukan karena cukup rumit dan tidak disukai pemegang saham.

5. Dividen Janji Utang

Metode pembayaran dividen skrip atau janji utang ini adalah untuk membuat pemegang saham menjadi surat promes suatu perusahaan. Pernyataan kinerja atau pembayaran hutang yang dijanjikan dalam jangka waktu tertentu. Dividen ini merupakan datangnya hutang baru dan harus dicatat di neraca. Ada juga bunga, sehingga perusahaan berkewajiban membayar bunga dan hutang kepada pemegang saham.

Cara Kerja Dividen

Seperti disebutkan sebelumnya, dividen adalah keuntungan lain yang didapat investor dari berinvestasi di saham, bersama dengan capital gain. Ketika capital gain dilakukan dengan meningkatkan nilai saham yang bergerak, memungkinkan investor mendapat untung dengan menjual saham tersebut.

Meskipun dividen adalah pembagian laba yang sebenarnya dibayarkan perusahaan kepada investornya ketika perusahaan itu menguntungkan. Jadi, jika kamu berinvestasi pada saham yang tepat, kamu akan menuai dividen yang besar.

Mekanisme Pembagiannya

Dalam pembagiannya dibagi atas dua mekanisme, dividen interim dan dividen final.

• Dividen interim

Mekanisme pembagian dividen diberikan sebelum laporan keuangan perusahaan ditutup atau waktunya masih habis.

• Dividen Final

Mekanisme pembagian dividen setelah proses pembukuan perusahaan selesai.

Kedua mekanisme tersebut digunakan secara bersamaan dalam waktu satu tahun. Dengan demikian, investor akan mendapatkan 2x dividen dalam 1 tahun. Nyatanya, tidak semua perusahaan menggunakan kedua cara tersebut. Ada juga perusahaan yang hanya menggunakan mekanisme dividen definitif. Dividen nosional final yang akan diterima juga ditentukan berdasarkan hasil RUPS dimana dividen interim yang diterima sebelumnya telah dipotong pada saat kedua cara pembayaran dividen tersebut dibeli atau digunakan.

Prosedur Pembayarannya

Prosedur pembayaran dividen juga dikenal sebagai tanggal pengumuman dividen. Berikut 5 metode pembayaran dividen yang harus kamu ketahui:

• Tanggal pencatatan

Date of record mencakup nama investor dan informasi pemegang saham di perusahaan yang berwenang untuk membayar dividen.

• Tanggal cum-dividend

Tanggal terakhir perdagangan saham bagi investor yang ingin menerima dividen berupa dividen tunai atau dividen saham.

• Tanggal pengumuman

Tanggal dimana emiten atau perusahaan publik mengumumkan secara resmi bentuk, jumlah dan waktu pembayaran dividen.

• Tanggal pembayaran

Tanggal dimana perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham yang berhak atas dividen.

• Tanggal ex-dividen

Tanggal lepas perdagangan saham berdasarkan perusahaan yang menerima hak dividen.

Itulah tadi pembahasan mengenai dividen yang harus kamu ketahui. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan kamu.

Surplus: Pengertian, Jenis-jenis, Penyebab, dan Akibatnya

Surplus adalah istilah yang sering kamu temukan dalam kegiatan ekonomi atau keuangan. Ungkapan ini umumnya digunakan untuk menggambarkan keadaan dimana jumlah pendapatan yang dihasilkan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Namun, ternyata arti surplus lebih luas.

Pengertian Surplus

Sederhananya, ada surplus ketika jumlah aset melebihi jumlah total yang diinvestasikan. Bahwa istilah surplus bisa berarti pendapatan, keuntungan, modal, komoditas, dan aset lainnya.

Dalam konteks anggaran, surplus terjadi ketika pendapatan melebihi biaya yang dikeluarkan. Surplus anggaran dapat muncul dalam pemerintahan ketika pendapatan pajak tetap ada setelah semua program dibiayai.

Surplus tidak selalu berarti positif. Ketika ada kelebihan pasokan produk, itu berbahaya. Namun dalam konteks usulan anggaran, surplus berarti keuntungan.

Surplus berbeda dengan defisit, artinya pengeluaran lebih besar dari pendapatan. Defisit juga bisa muncul karena impor melebihi ekspor atau aset melebihi kewajiban.

Defisit biasanya menyebabkan siklus ekonomi negatif. Namun, perlu dicatat bahwa beroperasi dengan defisit tidak berarti kamu akan menghadapi kesulitan keuangan. Defisit dapat diciptakan untuk memaksimalkan pendapatan masa depan.

Namun, defisit yang terlalu lama dapat menurunkan nilai saham perusahaan atau bahkan mengurasnya. Itu sebabnya berita tentang defisit selalu mendapat tanggapan negatif, bukan surplus.

Jenis-jenis Surplus

Dari sudut pandang ekonomi, surplus dibagi menjadi dua jenis, surplus konsumen dan surplus produsen.

1. Surplus Konsumen

Dari sudut pandang konsumen, surplus adalah selisih nilai hingga jumlah maksimum yang dapat dibayar konsumen untuk suatu produk tertentu dengan harga produk itu sendiri. Lebih simpelnya, kamu bisa membayar Rp350.000 untuk sekantong beras, padahal harga beras hanya Rp300.000 per kantong.

Jadi kamu sebagai pembeli atau konsumen mendapatkan tambahan hingga Rp50.000. Surplus konsumen karena itu dapat didefinisikan sebagai kondisi di mana konsumen membayar harga yang lebih rendah dari harga yang ingin dia bayar.

2. Surplus Produsen

Sama seperti surplus konsumen menguntungkan konsumen, surplus produsen menawarkan penjual atau produsen yang sama. Selain itu, surplus produsen juga dapat didefinisikan sebagai harga jual yang lebih tinggi yang diterima penjual dibandingkan dengan harga sebenarnya atau harga awal.

Misalnya, perusahaan kamu ingin menjual smartphone seri terbaru dengan harga mulai Rp 5,5 juta. Namun ternyata produk tersebut laris manis di pasaran dengan harga Rp 7,5 juta. Dengan kata lain, kamu sebagai penjual handphone mendapatkan keuntungan atau surplus hingga Rp 2 juta untuk setiap produk smartphone yang terjual.

Padahal, surplus di sektor keuangan sedikit berbeda dengan persepsi surplus secara umum. Contohnya adalah surplus keuangan, yang berfokus pada ukuran anggaran untuk mengevaluasi jumlah pendapatan yang dihasilkan terhadap jumlah yang dikeluarkan.

Selain itu, biaya atau surplus anggaran dapat timbul untuk individu swasta, perusahaan, dan administrasi publik. Kondisi ini menunjukkan bahwa pihak-pihak tersebut menghabiskan lebih sedikit uang untuk pembelian dibandingkan dengan pendapatan dan pendapatan selama periode tertentu.

Penyebab Terjadinya Surplus

1. Perubahan Permintaan Secara Tiba-tiba

Contohnya adalah pada puncak pandemi COVID-19. Produsen mengalami surplus akibat tingginya permintaan fasilitas kesehatan, layanan internet, dan kebutuhan paket data internet.

2. Peran Pemerintah

Luasnya peran pemerintah tercermin dalam kekuatan China untuk menguasai pasar global. Perusahaan China dengan cepat meningkatkan produksi, sementara pabrikan lain umumnya lebih lambat merespons permintaan pasar.

3. Penetrasi Pasar

Beberapa perusahaan memilih penetrasi pasar massal untuk membanjiri pasar dengan produk mereka. Strategi ini bisa mendatangkan keuntungan besar, namun jika gagal bisa mengakibatkan pasar menjadi jenuh dan tidak mau membeli produk serupa.

Dampak Terjadinya Surplus

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, surplus sesungguhnya tidak selalu positif. Kelebihan dapat memiliki implikasi negatif yang terkait dengan persediaan yang tidak terdistribusi dengan baik.

Dalam keadaan ini, dampaknya adalah:

1. Kemungkinan Kurangnya Inefisiensi dalam Distribusi Komoditas

Inefisiensi dapat muncul dengan kelebihan produk. Barang dan jasa tidak didistribusikan berdasarkan preferensi konsumen. Dengan kondisi tersebut, produsen dapat mengurangi pasokan dan mengarahkannya ke daerah yang permintaannya lebih tinggi.

2. Peluang untuk Menyimpan Barang

Barang unggulan dapat bermanfaat jika produsen dapat menyimpan produk tersebut di masa mendatang. Misalnya, produk gandum pertanian yang memiliki umur simpan beberapa tahun. Petani dapat menggunakan persediaan ini saat panen buruk dan harga akan turun.

3. Penurunan Harga

Kondisi ini terjadi ketika produk tersebut mudah ditemukan di pasaran. Harga dapat turun menurut konsumen. Namun, perlu berhati-hati saat penurunan harga mulai merugikan produsen. Sebelum merugi, sebaiknya segera kurangi stok.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai surplus. Mudah dipahami bukan? Semoga membantu, ya!

Bukalapak Papar Kinerja di 2022, Cetak Laba Bersih 1,9 Triliun Rupiah

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) mencetak laba bersih sebesar Rp1,9 triliun di sepanjang 2022. Torehan ini berbanding terbalik dari kinerja tahun sebelumnya yang mencatatkan rugi sebesar Rp1,67 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan 2022, laba bersih ini diperoleh dari kenaikan pendapatan bersih sebesar 94% menjadi Rp3,61 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,86 triliun. Adapun, pertumbuhan pendapatan didorong oleh pendapatan Mitra yang naik 141% menjadi Rp1,96 triliu. Ini membuat kontribusi Mitra terhadap total pendapatan perseroan naik dari 44% menjadi 54%.

Sementara, laba operasional perseroan tumbuh 203% menjadi Rp1,7 triliun, naik pesat dari sebelumnya yang merugi Rp1,7 triliun. Faktornya disebabkan oleh laba nilai investasi market-to-market dari Allo Bank.

“Meskipun telah mencatat laba bersih di 2022, perseroan tetap memiliki fokus pada kinerja operasional. Oleh karena itu, manajemen perseroan tetap menggunakan adjusted EBITDA sebagai indikator kinerja,” tulis manajemen BUKA dalam keterangan resmi, Selasa (28/3).

Selanjutnya, Total Processing Value (TPV) dari Mitra menunjukkan tren positif sebesar Rp73,6 triliun atau tumbuh 31%. Faktor pertumbuhan ini dikarenakan berkembangnya variasi produk dan jasa yang ditawarkan perseroan kepada para mitranya. Dalam data terakhir, jumlah Mitra yang terdaftar mencapai 16,1 juta, naik dari 11,8 juta di 2021.

Tak hanya itu, BUKA juga mencatatkan adjusted EBITDA sebesar -Rp 235 miliar pada kuartal IV 2022. Rasio adjusted EBITDA terhadap TPV menunjukkan peningkatan dari -1,1% di kuartal I 2021 menjadi -0,6% di kuartal IV 2022.

Perseroan menyampaikan saat ini masih memiliki permodalan yang kuat dengan posisi kas, termasuk investasi lancar seperti obligasi pemerintah dan reksadana sebesar Rp20,3 triliun. Dengan rata-rata pendapatan bunga per kuartal dan meningkatnya EBITDA per kuartal, BUKA memiliki cash runway untuk lebih dari 50 tahun.

Kejar EBITDA positif di 2023

Tak hanya BUKA, perusahaan teknologi lainnya saling kejar target menuju EBITDA positif sebelum menutup tahun 2023. GOTO sebelumnya mengumumkan bahwa adjusted EBITDA ditargetkan positif pada kuartal IV 2023. Target ini lebih cepat dibandingkan perkiraan sebelumnya, serta konsensus analis yang sempat memperkirakan pencapaian ini bisa terealisasi pada 2024. Bahkan ada yang menyebut baru bisa positif pada 2025.

Sea Group juga menargetkan bisa positif pada akhir tahun ini. Induk Shopee ini mencatatkan laba bersih sebesar $4228 juta pada kuartal IV 2022, tumbuh positif dari rugi $616,3 juta secara year-on-year. Kinerja laba ini ditopang oleh Shopee dan SeaMoney.

Pada kuartal IV 2022, laba setelah adjusted EBITDA Shopee sebesar $196,1 juta, jauh lebih baik dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang cetak rugi $877,7 juta. Adjusted EBITDA di sepanjang 2022 masih merugi $1,7 miliar, tetapi membaik dari sebelumnya yang sebesar $2,6 miliar.

Berikutnya, Grab optimistis mencapai EBITDA positif pada periode yang sama dengan GOTO dan Sea Group. Pada 2022, Grab mencatatkan pendapatan $1,43 miliar, naik dari tahun sebelumnya $675 juta. Kenaikan ini membantu Grab memangkas kerugian EBITDA menjadi $1,74 miliar dari sebelumnya $3,56 miliar.

Akan tetapi, untuk mencapai EBITDA positif perusahaan harus mengorbankan pertumbuhan pesat. Terlihat dari total transaksi di platform Grab ‘hanya’ tumbuh 24%, lebih rendah dari sebelumnya 56%. Berbagai insentif juga dikurangi demi menekan laju cetak rugi, yang kini tercatat turun menjadi $391 juta dari sebelumnya $1,1 miliar.

Memahami Apa Itu Pivot Dalam Bisnis Beserta Jenis-Jenisnya

Tidak ada bisnis yang selalu bergerak maju. Bisnis besar sekalipun pasti pernah mengalami penurunan yang drastis hingga memerlukan tindakan pivot. Apa itu pivot? Mengapa pivot menjadi sebuah tindakan yang dilakukan saat bisnis mengalami penurunan? Continue reading Memahami Apa Itu Pivot Dalam Bisnis Beserta Jenis-Jenisnya

Menghitung Rasio Profitabilitas: Jenis, Manfaat, dan Contoh

Laba, keuntungan, atau profit mungkin bukan istilah asing yang sering kamu temukan dalam proses keuangan sebuah usaha. Nah, selain istilah laba, keuntungan, atau profit, ternyata ada satu istilah yang memiliki makna hampir sama di antara ketiganya yaitu rasio profitabilitas.

Biasanya istilah rasio profitabilitas digunakan dalam ilmu akuntansi, mungkin bagi kamu yang baru terjun ke dunia keuangan belum terlalu familiar dengan istilah rasio profitabilitas,

Namun, jangan khawatir karena DailySocial akan membagikan ringkasan terkait rasio profitabilitas. Yuk, cari tahu lebih dalam tentang rasio profitabilitas sekarang juga!

Apa itu rasio profitabilitas?

Dikutip dari laman investopedia, rasio profitabilitas adalah ukuran metrik keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan sebuah bisnis untuk menghasilkan pendapatan yang relatif terhadap aktivitas dana operasional, neraca aset, ekuitas pemegang saham dari waktu ke waktu menggunakan data dari periode yang ditentukan.

Rasio profitabilitas juga biasanya digunakan oleh analisis keuangan dan investor sebagai bahan evaluasi, karena investor biasanya akan mencari perusahaan yang memiliki rasio tinggi. Sebab dengan tingginya sebuah laba, arus kas, atau pendapatan sebuah perusahaan artinya kinerja keuangannya juga berjalan dengan baik.

Pengertian rasio profitabilitas menurut para ahli

Para ahli atau pakar juga sudah memiliki definisi khusus untuk rasio profitabilitas, di antaranya adalah:

Susan Irawati (2006)

Rasio keuntungan atau profitability ratios adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (biasanya semesteran, triwulanan dan lain-lain) untuk melihat kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien.

Agus Sartono (2010)

Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

Kasmir (2011)

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.

Manfaat rasio profitabilitas

Setelah mengetahui definisi rasio profitabilitas, maka kamu juga wajib tahu apa saja manfaat dan fungsi dari rasio profitabilitas selain sebagai bahan evaluasi untuk investor.

  1. Sebagai bahan evaluasi perusahaan terkait keuangan dari waktu ke waktu, untuk melihat perkembangan laba perusahaan.
  2. Digunakan investor sebagai bahan penilaian perusahaan.
  3. Untuk mengetahui seberapa besar laba atau keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan dalam periode tertentu.
  4. Bisa juga sebagai bentuk pembanding keuangan terutama laporan laba dengan periode sebelumnya.
  5. Untuk mengetahui berapa jumlah laba bersih setelah dikurangi pajak dan modal.
  6. Sebagai bahan untuk menilai produktivitas perusahaan melalui pengelolaan dana untuk modal.
  7. Sebagai pengukur untuk mengetahui laba kotor atas penjualan bersih.
  8. Mengukur laba bersih yang dihasilkan dari dana total aset dan ekuitas.
  9. Menjadi tolak ukur dalam penilaian yang akan dilakukan bank terhadap perusahaan.
  10. Menjadi tolak ukur penilaian bagi trader  saham, untuk melihat apakah saham perusahaan kamu layak dibeli atau tidak.

Jenis-jenis rasio profitabilitas dan cara menghitungnya

Rasio profitabilitas memiliki berbagai jenis dan tentunya setiap jenisnya juga memiliki rasio profitabilitas rumus yang berbeda. Berikut jenis-jenis rasio profitabilitas dalam keuangan perusahaan:

1. Rasio Pengembalian Aset

Rasio pengembalian aset atau return on assets ratio adalah rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba yang dihasilkan oleh perusahaan terkait total aset agar efisien. Sebuah perusahaan yang bisa mengelola asetnya dengan baik dapat dilihat dari rasio pengembalian aset.

Rumus rasio pengembalian aset:

ROA = Laba Bersih : Total Aset

Contoh sebuah perusahaan memiliki laba bersih sebesar Rp150 juta dengan total aset Rp50 juta. Maka, ROA perusahaan ini adalah:

ROA = 150 juta : 50 juta = 3%

2. Rasio Pengembalian Penjualan

Rasio pengembalian penjualan atau return on sales ratio adalah rasio profitabilitas yang menampilkan laba perusahaan setelah dikurangi upah pekerja, bahan baku, sebelum dikurangi bunga atau pajak.

 Rumus rasio pengembalian penjualan atau ROS adalah:

ROS = (Laba sebelum pajak dan bunga : Penjualan) x 100%

Contoh perhitungan ROS adalah sebagai berikut:

PT ABC menghasilkan keuntungan sebelum pajak sebesar Rp200 juta dengan penjualan sebesar Rp2 miliar.

ROS = (Rp200 juta : Rp2 miliar) x 100% = 0,1%

3. Margin laba bersih

Margin laba bersih atau juga net profit margin adalah rasio profitabilitas yang digunakan untuk menghitung persentase laba bersih sebelum dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan. Margin laba bersih juga terkadang disebut sebagai profit margin ratio.

Untuk menghitung net profit margin  adalah sebagai berikut:

Net Profit Margin = Laba bersih setelah pajak : Penjualan

Contoh untuk menghitung net profit margin:

Laba bersih setelah pajak adalah Rp750 juta dengan pendapatan penjualan bersih adalah Rp980 juta.

Net profit margin = Rp750 juta : Rp980 juta = 0,76%

4. Margin Laba Kotor

Selain margin laba bersih, margin laba kotor atau gross profit margin juga masuk ke dalam rasio profitabilitas yang digunakan untuk menghitung persentase laba kotor terhadap pendapatan yang telah dihasilkan dari penjualan.

Rumus menghitung margin laba kotor:

Gross profit margin = (Laba kotor : total pendapatan) x 100%

Contoh:

Laba kotor Perusahaan ABC adalah Rp56juta dengan total pendapatan Rp78 juta. Maka gross profit margin perusahaan tersebut adalah:

Gross profit margin = (Rp56 juta : Rp78 juta) x 100% = 71%

5. Rasio Pengembalian Ekuitas

Return on Equity Ratio (ROE) adalah rasio profitabilitas dalam menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba hasil dari investasi pemegang saham yang dibuat dalam bentuk persentase.

Rumus rasio pengembalian ekuitas:

ROE = Laba bersih setelah pajak : Ekuitas pemegang saham

Contoh perhitungan rasio pengembalian ekuitas:

Berdasarkan laporan keuangan Desember 2021, PT ABC memiliki laba bersih setelah pajak sebesar Rp700 juta dengan total ekuitas pemegang saham adalah Rp900 juta. Maka rasio pengembalian ekuitasnya sebagai berikut:

ROE = Rp700 juta : Rp900 juta = 77,7%

6. Pengembalian Modal yang Digunakan

Pengembalian modal yang digunakan atau return on capital employed (ROCE) adalah rasio profitabilitas yang berguna untuk menilai keuntungan perusahaan dari modal yang digunakan dalam bentuk persen.

Rumus pengembalian modal yang digunakan ada dua jenis yaitu:

ROCE = Laba sebelum pajak dan bunga : Modal Kerja

ROCE = Laba sebelum pajak dan bunga : (Total aset – Kewajiban)

7. Earning Per Share (EPS)

Earning per share adalah jenis rasio profitabilitas yang digunakan untuk melakukan penilaian tingkat kemampuan per lembar saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan yang kamu kelola, EPS juga digunakan sebagai indikator keberhasilan sebuah perusahaan.

Rumus EPS adalah sebagai berikut:

EPS = (Laba bersih setelah pajak – Dividen Saham Preferen) : Jumlah saham biasa yang beredar

8. Return on Investment (ROI)

ROI atau return on investment adalah jenis rasio profitabilitas yang penghitungnya dari laba bersih setelah dikurangi pajak terhadap total dana aktiva. Semakin tinggi ROI sebuah perusahan, maka semakin baik kondisi keuangannya.

Rumus ROI adalah sebagai berikut:

ROI = ((Laba atas investasi – investasi awal) : Investasi) x 100%

Contoh perhitungan ROI, sebuah perusahaan melakukan investasi sebesar Rp500 juta dan mendapatkan penjualan sebesar 500 unit. Kemudian, dari penjualan tersebut perusahaan itu mendapatkan keuntungan sebesar Rp650 juta. Diketahui juga keuntungan investasi adalah Rp150 juta dan modal investasi awal adalah Rp500 juta.\

ROI = ((Rp650 juta – Rp500 juta) : Rp500 juta) x 100 = 30%

ROI yang diperoleh adalah 30%.

Nah, itu adalah manfaat, jenis, rumus, dan contoh menghitung rasio profitabilitas. Untuk memantau rasio profitabilitas kamu juga bisa menggunakan software akuntansi online.

Cara Menghitung Laba Kotor, Penting untuk Pelaku Usaha Semua Skala

Bagi seorang pengusaha seperti Anda, mengetahui apa itu laba dan bagaimana cara menghitungnya merupakan hal yang sangat esensial. Kenapa begitu? Karena jumlah keuntungan yang Anda dapatkan dari suatu usaha akan bisa dihitung dengan benar dan akurat.

Hal ini juga dapat membantu Anda dalam menganalisis perkembangan usaha yang tengah Anda jalankan. Terlepas dari fakta bahwa laba dibagi menjadi dua, yakni laba bersih dan laba kotor, kali ini Trikinet akan mengajak Anda akan mendalami tentang laba kotor.

Apa itu laba kotor?

pexels photo
source: www.pexels.com

Laba kotor dapat diartikan sebagai seluruh pendapatan dari penjualan sebelum dikurangi biaya yang terkait dengan pembuatan dan penjualan produknya, seperti gaji pegawai, pembayaran bunga, overhead, dan pajak.

Artinya, di dalam pendapatan kotor terdapat keuntungan dan biaya produksi maupun biaya penyediaan jasa, sehingga masih belum dapat disebut sebagai keuntungan murni penjualan.

Bagaimana cara menghitung laba kotor?

Rumus penghitungan laba kotor sangatlah mudah dan sederhana. Anda hanya perlu mengurangi total pendapatan dengan HPP (Harga Pokok Penjualan). Maksud pendapatan disini adalah hasil penjualan. Sedangkan HPP ialah biaya produksi.

Laba kotor = Pendapatan – HPP

Contoh:

Sebuah UMKM produksi bakery memiliki rincian informasi Laporan Laba Rugi sebagai berikut:

Penjualan bersih : Rp10.000.000

HPP : Rp4.000.000

Biaya pemasaran : Rp400.000

Biaya kebutuhan administrasi : Rp100.000

Pajak : Rp500.000

Berdasarkan rincian informasi dan data di atas, maka perhitungan laba kotornya adalah sebagai berikut:

Laba kotor = Pendapatan – HPP

                  = Rp10.000.000 – Rp4.000.000

                  = Rp6.000.000

Jadi, jenis biaya apa pun yang tercantum dalam data (contohnya biaya pemasaran, pajak, dan biaya administrasi) tidak akan berpengaruh pada cara menghitung laba kotor.

 Faktor apa saja yang memengaruhi laba kotor?

  1. Harga jual produk. Semakin tinggi harga produk yang akan dijual, semakin besar pula keuntungan yang akan diterima perusahaan.
  2. Jumlah produk. Semakin banyak jumlah produk atau jasa yang dijual peluang mendapatkan laba juga semakin tinggi.
  3. HPP (Harga Pokok Penjualan). Jika harga pokok penjualan tetap dan seimbang dengan harga jual produk, tentu laba yang dihasilkan juga semakin besar.

Apa saja manfaat mengetahui laba kotor?

istockphoto x
source: istockphoto.com

  • Membantu menentukan kestabilan keuangan perusahaan.
  • Membantu memahami perkembangan perusahaan.
  • Sebagai bahan evaluasi model dan strategi bisnis
  • Membantu perencanaan jangka panjang

Dengan mengetahui apa itu laba kotor dan bagaimana cara menghitungnya, Anda akan memperoleh berbagai manfaat di atas. Usaha yang Anda jalankan pun akan semakin berkembang dan bergerak mendapatkan profit yang lebih besar nantinya.

Cara Sederhana Menghitung Laba Bersih Bisnis Kecil dan Menengah

Dalam bisnis, Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah laba. Laba terbagi menjadi dua jenis, yaitu laba bersih dan laba kotor. Laba, khususnya laba bersih, memiliki peran yang sangat penting dalam bisnis. Cara menghitung laba bersih berbeda dengan laba kotor. Simak definisi laba bersih di bawah ini sebelum masuk ke pembahasan cara menghitung laba bersih.

Definisi Laba Bersih

Laba bersih atau net profit adalah keuntungan bersih yang didapatkan oleh sebuah bisnis dari hasil penjualan. Kata ‘bersih’ di sini maksudnya adalah nilai keuntungan yang didapat sudah dikurangi dengan beban pengeluaran dan pajak penghasilan.

Laba bersih juga sering disebut dengan keuntungan murni dari penjualan. Nilai dari laba bersih sangat penting bagi sebuah bisnis. Mengapa? Karena laba bersih adalah goal dari setiap bisnis.

Mendapatkan laba bersih, terlebih lagi dengan nilai yang tinggi, merupakan impian dari setiap bisnis. Selain itu, nilai laba bersih juga bisa menjadi indikator penilaian apakah promosi yang dilakukan bisnis berhasil atau tidak.

Perbedaan Laba Bersih dan Laba Kotor

Selain laba bersih, ada juga laba kotor. Laba kotor merupakan kesulurahan pendapatan dari penjualan. Nilai laba kotor ini belum dikurangi dengan semua pengeluaran untuk produksi, promosi, dan lainnya. Sehingga, laba kotor bukanlah keuntungan murni dari sebuah penjualan.

Semakin besar nilai laba kotor tidak menjamin bahwa penjualan menghasilkan keuntungan yang besar. Masih terdapat kemungkinan bahwa besarnya nilai laba kotor juga diiringi dengan besarnya nilai produksi.

Cara Menghitung Laba Bersih

Menghitung laba bersih sebenarnya cukup mudah. Bagian sulit hanyalah saat mengumpulkan data yang dibutuhkan, seperti jumlah total pendapatan dan jumlah pengeluaran.

Dari definisinya, Anda mungkin sudah mengetahui cara menghitung laba bersih. Berikut ini adalah rumus menghitung laba bersih:

 

cara menghitung laba bersih

 

Laba kotor sama dengan total pendapatan yang didapatkan hasil dari penjualan. Sedangkan, beban adalah total pengeluaran untuk penjualan tersebut. Sehingga, secara sederhana, laba bersih bisa didapatkan dengan menghitung total pendapatan – total pengeluaran.

Setelah Anda mengikuti cara menghitung laba bersih di atas, Anda bisa mendapatkan nilai keuntungan murni dari hasil penjualan Anda. Dengan rutin menghitung laba bersih, Anda bisa melihat apakah terdapat kenaikan keuntungan atau tidak. Kemudian, Anda juga bisa meninjau strategi penjualan Anda untuk mendapatkan laba bersih yang lebih besar.

3 Cara Menghitung Break Even Point Bisnis Anda

Setelah mengetahui apa itu Break Even Point dan manfaatnya dalam dunia bisnis, selanjutnya Anda perlu mempelajari cara menghitung Break Even Point pada bisnis Anda. Terdapat tiga cara untuk menghitung nilai BEP, yakni menghitung BEP per unit, per penjualan, dan per biaya.

Tapi, sebelum masuk ke rumus menghitug BEP, simak terlebih dahulu elemen-elemen yang ada pada Break Even Point.

Elemen-Elemen dalam Cara Menghitung Break Even Point (BEP)

Dalam menghitung break even point, ada beberapa elemen yang perlu Anda ketahui. Berikut ini adalah elemen-elemen dalam BEP:

  • Biaya tetap (fixed cost). Biaya tetap merupakan biaya yang secara rutin dikeluarkan oleh perusahaan atau bisnis meskipun sedang tidak ada kegiatan produksi. Contoh biaya tetap atau fixed cost adalah biaya sewa gedung dan biaya maintenance peralatan atau kendaraan.
  • Biaya variabel (variable cost). Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel adalah biaya yang keluar mengikuti kegiatan produksi yang dilakukan. Dengan kata lain, biaya variabel merupakan biaya produksi. Di antaranya seperti biaya bahan baku, upah pekerja harian, dan bahan bakar.
  • Biaya campuran (mixed cost). Seperti namanya, biaya ini merupakan campuran dari biaya tetap dan biaya variabel. Dalam kata lain, biaya ini merupakan biaya yang rutin dibayarkan meskipun tidak ada produksi. Namun, ketika sedang ada produksi, biaya yang harus dibayarkan menjadi lebih tinggi. Contoh dari biaya campuran antara lain biaya internet, biaya listrik, dan biaya air.
  • Harga pokok penjualan (HPP). Harga ini adalah harga murni dimana laba berada pada angka 0, sama halnya seperti BEP.
  • Pendapatan (revenue). Revenue atau pendapatan adalah total uang yang didapatkan dari hasil penjualan.
  • Laba (profit). Laba bisa Anda ketahui dengan mengurangi total penghasilan dengan fixed cost dan variable cost.
  • Margin Laba. Margin laba adalah nominal yang bisa Anda tambahkan pada harga produk ketika Anda telah mengetahui nilai BEP untuk memperoleh laba itu sendiri.

Cara Menghitung Break Even Point

Seperti yang telah disampaikan di atas, terdapat tiga cara dalam menghitung nilai BEP. Di antaranya adalah menghitung nilai BEP per unit, per penjualan, dan per biaya. Ketiga cara tersebut memiliki rumus dan tujuan yang berbeda. Simak informasi selengkapnya di bawah ini.

BEP per Unit

Menghitung BEP per unit cocok untuk Anda yang ingin tahu kontribusi produk per unit dalam mencapai laba. Berikut ini adalah rumus BEP per unit:

 

Cara menghitung Break even point

 

BEP per Penjualan / BEP Nominal

Break Even Point (BEP) penjualan adalah nilai BEP yang dihasilkan dari pembagian biaya tetap dengan selisih harga jual dan perbandingan biaya variabel dengan harga, atau seperti dalam rumus di bawah ini.

 

Cara menghitung Break even point

 

BEP per Biaya

Cara menghitung nilai BEP selanjutnya adalah dengan perhitungan berdasarkan biaya pokok atau harga jual. Perhitungan nilai BEP satu ini merupakan yang paling mudah dan sering digunakan. Berikut ini rumus BEP per biaya:

 

Cara menghitung Break even point

 

Adapun cara menghitung total biaya variabel (total variable cost) adalah sebagai berikut:

 

Cara menghitung Break even point

 

Demikian informasi mengenai elemen dalam BEP hingga tiga rumus cara menghitung Break Even Point bisnis Anda. Anda bisa memilih salah satu rumus menghitung BEP yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.

Pengertian Break Even Point, Istilah yang Paling Sering Disebut dalam Bisnis

Dalam berbisnis, terdapat banyak sekali istilah yang harus Anda pelajari. Break Even Point atau yang sering disingkat dengan BEP adalah salah satu istilah penting dalam dunia bisnis yang harus Anda ketahui selaku business owner.

Istilah BEP ini berhubungan dengan manajemen keuangan dalam sebuah bisnis. Hal ini karena BEP dipakai untuk menganalisa apakah sebuah bisnis masih merugi atau tidak. Untuk lebih memahami istilah ini dengan baik, simak informasi selengkapnya pada artikel ini.

Pengertian Break Even Point (BEP)

BEP atau Break Even Point adalah titik dimana sebuah bisnis telah terbebas dari kerugian atau titik di mana sebuah bisnis bisa menutupi biaya produksi dari hasil penjualan.

Istilah BEP ini juga umum dikenal sebagai titik impas atau balik modal. Seperti nama lainnya, yakni titik impas, sebuah bisnis dikatakan telah mencapai BEP ketika total hasil penjualan bisnis Anda dapat menutupi semua jenis pengeluaran, tidak kurang dan tidak lebih.

 

Break even point adalah

 

Menghitung BEP bisnis Anda memiliki banyak sekali manfaat atau keuntungan. Berikut ini adalah manfaat dari menghitung BEP:

  • Mengetahui biaya produksi dan pengeluaran lainnya. Ketika hendak menghitung nilai BEP bisnis Anda, secara otomatis Anda tentu perlu menghitung biaya pengeluaran. Dengan begitu, Anda tahu berapa biaya yang Anda habiskan untuk produksi, operasional, dan kegiatan lainnya dalam bisnis Anda.
  • Mengetahui banyaknya investasi yang dibutuhkan. Dengan menghitung BEP, Anda juga bisa mengetahui banyaknya modal tambahan atau investasi yang bisnis Anda butuhkan. Modal tambahan ini nantinya akan membantu Anda agar sampai pada titik BEP hingga titik laba.
  • Mengetahui estimasi waktu balik modal. Ketika sebuah bisnis baru berjalan, tentu bisnis tidak akan langsung mencapai titik balik modal. Namun, Anda bisa mengetahui estimasi waktu balik modal Anda dengan menghitung BEP.
  • Menjadi batas agar tidak mengalami kerugian. Sebuah bisnis tentu tidak ingin mengalami kerugian. Nilai BEP bisa menjadi batasan atau margin agar Anda dapat mencegah kerugian dengan memastikan profit bisnis tidak kurang dari nilai BEP.
  • Membantu menyusun strategi untuk meningkatkan profit. BEP, biaya produk, dan keuntungan merupakan variabel dalam bisnis yang saling berhubungan satu sama lain. Ketika Anda berusaha untuk mencapai titik laba, maka Anda perlu mengetahui terlebih dahulu BEP bisnis Anda untuk kemudian menyusun strategi yang tepat guna meningkatkan profit.

Ternyata, BEP bukan hanya sekedar istilah namun juga tolak ukur yang perlu diketahui untuk menilai apakah bisnis Anda merugi dan membantu menyusun strategi untuk bisa mencapai titik laba.