Rendahnya Kepuasan Kerja di Indonesia Dorong Penggagasan Qerja

Qerja, portal komunitas online pertama di Indonesia yang mengkhususkan diri sebagai tempat berbagi informasi tempat kerja dan gaji,  resmi diluncurkan tanggal 8 Maret 2014 di Menara Karya, Jakarta. Peluncuran situs ini juga dibarengi dengan dimulainya sebuah gerakan kampanye “HappyQerja”.

Continue reading Rendahnya Kepuasan Kerja di Indonesia Dorong Penggagasan Qerja

Pengembang Game Lokal, Amagine Interactive, Rilis Game Lava Runner

Salah satu pengembang lokal asal Yogyakarta kembali merilis game untuk perangkat bergerak. Adalah Amagine Interactive yang merilis game berjudul Lava Runner.

Continue reading Pengembang Game Lokal, Amagine Interactive, Rilis Game Lava Runner

Tulis Tangan Statusmu di Jejaring Sosial Lokal, Getfolks

Sosial media seakan tidak pernah padam, berbagai macam sosial media dari berbagai macam platform banyak sekali digunakan oleh masyarakat saat ini, terlebih lagi masyarakat Indonesia. Bagi kebanyakan orang, sosial media digunakan untuk mencurahkan isi pikiran bahkan keluhan, tidak sedikit yang memanfaatkannya untuk keperluan bisnis. Di Indonesia sendiri, pengguna sosial media Facebook dan Twitter merupakan salah satu yang terbesar di dunia.

Kini satu lagi jejaring sosial buatan anak bangsa, yang memberikan satu cara yang unik untuk penggunanya mengupdate ‘status’, yang dinamakan Getfolks. Selain teks biasa dan foto seperti kebanyakan sosial media lainnya, Getfolks menyediakan voice album untuk data audio dimana Anda dapat meracau sesuka hati. Yang lebih uniknya lagi,Getfolks menyediakan fitur handwriting yang belum ada di situs sosial media lainnya yang diterapkan dengan maksud sebagai ciri khas dari setiap penggunanya. Dengan maraknya berbagai macam ukuran gadget, Getfolks mengandalkan fitur tersebut sebagai pembedanya dari aplikasi yang lain.

Untuk mengupdate status, Anda cukup menslide ikon kaset, secara default Anda dapat langsung mengetikkan teks, namun Anda dapat memilih foto; voice; atau handwriting. Lalu dengan tema ‘awan’ di seluruh tampilannya, Anda juga dapat menyisipkan mood saat menuliskan status tersebut. Jika ‘normal’, maka awan berisi tulisan kalian akan terlihat biasa saja, jika Anda memilih ‘sad’ awan akan terlihat seperti hujan, petir akan terlihat di bawah awan ketika kalian memilih mood ‘angry’, ‘happy’ akan membuat awan kalian memiliki pelangi yang cantik.

‘Folks’ menjadi konsep pertemanan di Getfolks. Seperti Twitter, Anda bisa “difollow” tanpa harus “memfollow” pengguna lainnya. Album foto di halaman pengguna menggunakan konsep polaroid, kumpulan foto tersebut terlihat acak dan berantakan, namun Anda bisa melakukan click and drag dan menyusun album foto dengan bebas.

Getfolks baru dapat diakses via browser, entah itu desktop ataupun mobile Anda. Meskipun mereka mengaku tengah mengerjakan aplikasi mereka untuk platform iOS dan Android, tampilan di browser desktop sendiri masih jauh dari sempurna. Setiap halaman cenderung statis. Javascript tidak berjalan sempurna.

Untuk sebuah startup yang telah dikembangkan selama 2 tahun, seharusnya Getfolks menyelesaikan dulu apa yang mereka mulai. Dengan konsep yang menurut saya unik dan inovatif, saya pribadi berharap Getfolks dapat berkembang dan bertumbuh di luar lingkup jejaring sosial yang kian tergerus. Getfolks memiliki banyak ‘PR’ yang harus dibenahi, dan harus memanfaatkan celah yang tidak dimiliki sosial media lainnya ketimbang hanya karena “buatan anak negeri”.

Gambar header: Hand via Shutterstock.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga. 

PasarCepat Hadirkan Marketplace Berbasis Lokasi, Tawarkan Jaminan Keamanan Transaksi

Walau terkesan “jadul”, transaksi online dengan metode Cash On Delivery(COD) hingga saat ini masih diminati oleh sekian banyak konsumen online di tengah-tengah bertumbuhnya industri e-commerce lokal. Padahal, kendala dari metode tersebut cukup banyak, seperti salah satunya adalah jarak antara penjual dan pembeli yang tak jarang saling berjauhan. Untuk meminimalisir kendala tersebut, situs marketplace PasarCepat hadir menawarkan layanan pencarian iklan berbasis lokasi, layanannya bisa dimanfaatkan jika konsumen ingin COD namun tak ingin pergi jauh dari rumah.

Kehadiran PasarCepat mungkin saja bisa menjadi solusi terbaik bagi konsumen yang saat ini masih nyaman dengan metode transaksi COD. Pasalnya, PasarCepat menyediakan fasilitas marketplace yang mendeteksi kecocokkan lokasi antara pembeli dan penjual, sehingga bagi pembeli dapat dengan mudah menghampiri penjual yang lokasinya berdekatan. Layaknya situs marketplacepada umumnya, berbagai jenis barang dan jasa tentu dapat diiklankan dalamplatform-nya secara gratis.

Dengan fitur utamanya yang berbasis lokasi, PasarCepat mengharuskan penggunanya untuk mengatur lokasi ketika pertama kali mendaftar. Setelah memasukkan lokasi yang valid, secara otomatis PasarCepat akan mengkurasi iklan-iklan dagangan apa saja yang berdekatan dengan lokasi pengguna. Awalnya pengguna ditawari iklan secara acak, namun untuk lebih menyempurnakan, pengguna bisa pula memanfaatkan fungsi pencarian cepat yang disematkan.

PasarCepat juga melengkapi layanannya dengan menampilkan informasi yang lengkap dari penjual. Selain informasi keterangan umum barang atau jasa yang diiklankan, lokasi penjual juga ditampilkan secara informatif, seperti misalnya jarak estimasi penjual, hingga peta lokasi penjual secara detail dengan memanfaatkan API Google Map juga ditampilkan.

PasarCepat mengklaim, layanannya menawarkan keuntungan yang mungkin bisa mengungguli situs marketplace lainnya. Fungsi pencocokkan lokasi dianggapnya bisa meminimalisir tindakan penipuan yang masih kerap terjadi pada layanan marketplace. Walau tak menjamin keamanan secara penuh, setidaknya dalam PasarCepat pembeli bisa melakukan cek dan ricek lokasi penjual terlebih dahulu sebelum bertransaksi.

Apa yang ditawarkan oleh PasarCepat bisa dikatakan tidak sepenuhnya baru, situs marketplace yang ada di Indonesia seperti TokoBagus, Kaskus FJB, BukaLapak, Berniaga, dan sebagainya sama-sama memiliki fitur pencarian iklan yang bisa di-filter dengan pencarian berdasarkan lokasi, walau begitu sebagai pemain baru yang melayani marketplace, hanya baru PasarCepat yang memang fokus dalam pencarian iklan berdasarkan lokasi dengan menghadirkan fitur yang lengkap.

Melihat persaingannya dengan banyak situs marketplace lainnya, PasarCepat memiliki potensi perjalanan yang tak mudah. Tentu bukan perkara yang enteng untuk menggungguli banyak kompetitornya, selain saat ini industri marketplace tengah didominasi oleh nama-nama yang disampaikan tadi, investasi jangka panjang bagi PasarCepat juga dibutuhkan mengingat layanan marketplaceberbeda dengan e-commerce yang memiliki metode bisnis B2C, sedangkan bagimarketplace lebih mengarah kepada C2C.

Saat ini, PasarCepat masih dalam status beta di mana masih terdapat beberapa penyempurnaan dalam layanannya. Dalam waktu ke depan, rasanya sangat tidak cukup bagi PasarCepat jika hanya mengandalkan layanan yang difokuskannya kini, masih banyak cara yang dapat dilakukan jika ingin meningkatkan keamanan transaksi bagi pelanggan online, dan tentu kami sangat menginginkan hal tersebut dapat terwujud tidak hanya bagi PasarCepat, namun juga bagi banyak situs marketplace lainnya.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro.

Program DeveloperMengajar Ajak Pemerataan ICT di Wilayah Otonomi Daerah

Selama ini tak bisa dipungkiri bahwa roda perkembangan ilmu teknologi sering berpusat pada wilayah pulau Jawa dan sekitarnya yang notabene berdekatan dengan pusat pemerintahan dan ibu kota yang mutlak dianggap sebagai pusat perputaran roda ekonomi. Padahal, potensi yang dimiliki oleh sumber daya wilayah luar pulau Jawa tak bisa dipandang sebelah mata. Untuk itu, lewat program DeveloperMengajar, pemerataan pendidikan ICT di Indonesia akan dapat diwujudkan dan tak lama lagi Indonesia tentu akan memiliki tenaga IT yang lebih banyak dan bermutu.

Contohnya dapat dilihat pada wilayah Indonesia timur yang belakangan ini sering menjadi sorotan perihal perkembangan teknologi internet. Seperti misalnya pada perhatian Kemenkominfo akan pembangunan infrastruktur ICT di timur Indonesia, penetrasi pengguna internet yang bertumbuh dengan pesat, hingga sampai menjadi wilayah yang difavoritkan oleh sekian banyak pelaku bisnis e-commerce seperti yang diungkapkan oleh Rakuten dan Zalora.

Melalui fakta itu, tentu tak bukan hal yang aneh jika perhatian perkembangan ICT di Indonesia pantas berada di wilayah tersebut. Untuk itu, melalui keterangan resmi yang dikirimkan kepada kami, program DeveloperMengajar digagas. Seperti yang disampaikan kepada kami, DeveloperMengajar adalah sebuah program dan gerakan untuk berkontribusi dalam memajukan industri sekaligus pemerataan pendidikan ICT di Indonesia.

Program ini akan berkeliling ke berbagai perguruan tinggi yang ada di daerah-daerah yang disebut sebagai daerah otonomi Indonesia. Rencananya, program DeveloperMengajar akan hadir di sembilan kampus seperti di Universitas Sam Ratulangi Manado, Universitas Udayana Bali, Universitas Islam Negeri Makassar, hingga Universitas Cendrawasih Papua.

Tak hanya wilayah timur Indonesia saja yang menjadi perhatian program DeveloperMengajar. Perguruan tinggi yang berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan pun tak luput untuk disambangi seperti; Universitas Palangkaraya KalSel, Universitas Tanjung Pura KalBar, Universitas Negeri Sumatera Utara, Universitas Negeri Padang, dan juga Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Kembali lewat keterangan yang disampaikan kepada kami, program ini rencananya akan mengajak banyak pihak yang bisa mendukung gerakan ini terealisasi. Pihak yang ditargetkan untuk turut mendukung yakni dari praktisideveloper, IT vendor, instansi swasta yang bergerak di bidang IT, pihak akademisi, pemerintah, dan tentu dari pihak media. Lingkup materi yang disampaikan pun cukup lengkap seperti misalnya pengembangan bisnis industri teknologi, workshop teknis, hingga pendampingan pengembangan produk teknologi terkini.

Jika tak ada halangan, program ini akan dimulai pada 19 Mei 2014 mendatang dengan mengambil lokasi pertama di Universitas Sam Ratulangi, Manado. Untuk jadwal selanjutnya dari program DeveloperMengajar, pihak penyelenggara belum merilis jadwal lengkapnya. Dalam waktu dekat pihak penyelenggara juga akan merilis landing page resmi DeveloperMengajar yang direncanakan akan mulai aktif per tanggal 6 April besok.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

Buat Proyek Sosial dan Ikut Berkolaborasi Dengan KitaBisa

Semua tentu setuju bahwa ekosistem online kini telah menjadi ruang publik terbaru yang memiliki pengaruh cukup besar di kehidupan masyarakat, tak terkecuali bagi masyarakat Indonesia. Dampaknya sangat beragam, dan tentu pasti banyak yang positif. Salah satu dampak positifnya yaitu ekosistem onlinekini bisa pula menciptakan suatu ruang kolaborasi sosial yang bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat, seperti yang kini dihadirkan oleh KitaBisa. Situs ini menawarkan wadah kolaborasi sosial dalam berbagai bentuk mulai dari donasi hingga aksi sukarelawan.

Mengklaim sebagai wadah bagi siapa saja untuk berkolaborasi sosial, KitaBisa memiliki cukup banyak opsi untuk berpartisipasi dalam aksi sosial. Pengguna bisa memilih antara dua tipe, apakah ingin menjadi pihak pendukung proyek atau pihak yang didukung.

Sebagai pendukung proyek sosial, tentu yang dilakukan dalam platform KitaBisa adalah membuat apa saja yang membutuhkan dukungan dari banyak orang. Dalam membuat proyek, pengguna tentu tak bebas begitu saja. Sebelumnya dibutuhkan proses verifikasi dari pihak KitaBisa sebelum nantinya proyek yang dibuat bisa diumumkan.

Proses pembuatannya cukup mudah, setelah membuat akun, pengguna hanya tinggal mengisi formulir yang telah disediakan, untuk kemudian nantinya proposal kampanye akan melewati proses assesment dari pihak KitaBisa. Jika sesuai kriteria, maka tak lama kemudian kampanye yang dibuat akan ditampilkan dan pihak pendukung proyek sosial bisa menjalankan kampanyenya lebih lanjut.

Bagi pengguna yang memiliki niat mulia untuk membantu banyak proyek sosial yang ada di KitaBisa, pengguna juga tentu bisa menjadi pihak yang memberikan banyak bentuk dukungan. Pengguna bisa memilih berbagai bentuk dukungan yang akan diberikan seperti; dukungan donasi, berbagi ilmu, menjadi sukarelawan, hingga membantu membagikan dukungan lewat sosial media kepada banyak orang. Bantuan yang diberikan seluruhnya bisa dialokasikan ke berbagai macam ketegori proyek yang ada seperti misalnya program pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan lain sebagainya. Untuk lebih lengkapnya bisa mengunjungi penelusuran semua kategori proyek di sini.

Dengan adanya KitaBisa dan banyak pelaku startup lainnya yang bergerak dalam aksi dan wadah kolaborasi sosial, saya memandang melalui kacamata industri startup Indonesia, penggiat digital di Indonesia kini juga semakin yakin akan kekuatan publik Indonesia yang dapat digerakkan melalui sebuah teknologi informasi.

Rekan saya, Hesti Pratiwi, pernah membahas tentang aksi perubahan sosial melalui aktivisme digital. Disampaikan bahwa ranah digital saat ini tak hanya menjadi tempat yang cukup hijau bagi peluang bisnis yang menghasilkan jutaan dollar saja, namun melalui sifatnya yang masif dan kemampuannya untuk menyentuh seluruh kalangan dengan mudah, industri digital saat ini sangat bisa memberikan peluang bagi siapa saja yang memiliki kepedulian tinggi untuk kebaikan semua pihak.

Jika peluang sudah tersedia di depan mata, seharusnya kita dapat mengapresiasinya dengan mudah bukan?

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

Cari Tahu Informasi Gaji dan Pendapat Para Pegawai Tentang Berbagai Perusahaan di Indonesia di Qerja

Situs ulasan umumnya identik dengan tempat-tempat seperti lokasi hiburan, berbagai macam toko baik offline maupun online, restoran. Selain itu tentunya pada situs-situs e-commerce seperti iTunes Store, Windows Store, Google Play, dan Amazon selalu ada bagian ulasan yang terbuka bagi siapa saja yang telah mengunduh aplikasi, konten hiburan, buku, dan lain sebagainya untuk meninggalkan pendapat mereka tentang apa yang sudah mereka unduh. Mengapa tidak untuk tempat kerja? Untuk mengisi kekosongan ini, hadirlah Qerja, situs ulasan tempat bekerja yang terbuka bagi para pegawai dan mantan pegawai perusahaan-perusahaan yang terdaftar di situs tersebut.

Mencari kerja sudah identik dengan kehidupan manusia produktif di Indonesia. Tidak hanya untuk 7,39 juta orang Indonesia yang sedang menganggur, tetapi juga bagi para profesional yang sudah memiliki pekerjaan yang ingin mencari tempat bekerja yang lebih baik, atau sekadar ingin berganti suasanya kerja.

Situs-situs lowongan kerja memang cukup banyak di Indonesia, bahkan DailySocial sendiri memiliki ruang untuk para perusahaan yang sedang mencari pegawai baru, namun hingga saat ini tampaknya belum ada situs yang menunjukkan pandangan maupun pendapat para pegawai tentang tempat kerjanya. Hadirlah Qerja.

Para pengguna yang bergabung di komunitas Qerja ini bisa mendapat informasi lowongan pekerjaan, bahkan informasi lain termasuk ulasan dari mereka yang sudah pernah atau sedang bekerja di sana. Bisa jadi, skema informasi seperti ini, yang diberikan oleh sesama pekerja, lebih menarik dibanding informasi yang diberikan perusahaan itu sendiri.

Di situs Qerja para pengunjung bisa mendapatkan informasi seputar tempat kerja, gaji, serta ulasan kondisi kerja di berbagai perusahaan. Dalam keterangan yang diambil dari situs ini, Qerja memang merupakan sebuah komunitas berbagi informasi mengenai perusahaan yang berada di Indonesia.

Saat ini, Qerja memiliki database yang terdiri atas ribuan data gaji dan ulasan mengenai tempat kerja dari sumber yang paling akurat, yaitu dari karyawan yang masih atau pernah bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut.

Layanan ini gratis bagi pengguna yang ingin menggunakan jasanya, namun untuk mendapatkan akses penuh ke seluruh fitur Qerja, situs ini meminta kontribusi dalam bentuk ulasan atau informasi gaji mengenai perusahaan-perusahaan. Tentu saja, terutama bagi yang masih bekerja di perusahaan itu, tidak semua orang berani untuk memberikan informasi secara terang-terangan, karena itu informasi akan ditampilkan secara anonim.

Untuk menjaga agar seluruh informasi yang tersedia di Qerja dapat bermanfaat untuk para pengguna, dalam menuliskan ulasan ada beberapa pedoman yang diminta oleh pengelola. Pengguna diharapkan menuliskan komentar yang jujur mengenai perusahaan tempat bekerja sekarang atau sebelumnya dan juga, memberikan pandangan yang seimbang mengenai tempat kerja, seperti menuliskan hal-hal yang disukai dan hal-hal yang sekiranya dapat diperbaiki menggunakan bahasa yang santun, baik, dan benar. Hal ini agar ulasan dapat mudah dipahami oleh pengunjung situs Qerja yang kebetulan tertarik bekerja di sana. Tentunya Qerja mengharapkan para pengulas tetap menjaga rahasia perusahaan.

Ulasan yang diberikan sifatnya bermacam-macam, mulai dari  gaji dan tunjangan yang diberikan perusahaan, jenjang karir, keseimbangan hidup dalam dan liar pekerjaan, budaya kantor, dan manajemen seniornya. Selain ulasan, pengunjung Qerja dapat menyortir perusahaan berdasarkan gaji.

Meski situs ini menyebutkan cakupannya adalah seluruh Indonesia, nampaknya, melalui penelusuran Daily Social, untuk saat ini Qerja baru memiliki informasi yang luas dan berarti untuk wilayah Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, dan Bali. Tentunya semakin banyak pengguna Qerja, semakin banyak pula jumlah perusahaan dan informasi gaji dan kondisi tempat kerja yang dapat dihadirkan.

Jika apa yang ditawarkan Qerja terdengar familiar, memang ini bukan situs pertama yang menyajikan informasi dan ulasan mengenai tempat-tempat kerja. Di Amerika Serikat sudah ada Glassdoor yang hadir sejak tahun 2007 dan sejak tahun 2012 memulai ekspansi internasionalnya. Selain itu masih ada sejumlah situs lain yang menawarkan hal yang sama seperti Vault.com, Salary.com, dan PayScale.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Hesti Pratiwi.

TopiToga Tawarkan Wadah Interaksi Antar Sesama Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa, wadah berkomunitas dan berinteraksi antar sesama mahasiswa bisa dikatakan menjadi hal yang cukup wajib dilakukan untuk saling bertukar informasi seputar dunia perguruan tinggi. Di ranah online, hal ini tentu mudah dilakukan dengan platform sosial media, namun jika platform tersebut dirasa kurang pas, ada baiknya mencoba layanan satu ini yang bernama TopiToga. Layanan ini menyediakan wadah interaksi lengkap antar mahasiswa dan juga dosen.

Apa yang ditawarkan TopiToga cukup singkat dan padat. Seperti layaknya situs forum atau sosial media, TopiToga menyediakan tempat yang khusus untuk para mahasiswa berinteraksi, bertukar pikiran, berbagi info, dan hal lain sebagainya seputar dunia perkuliahan dalam satu tempat. Di TopiToga tak hanya kalangan mahasiswa saja yang bisa berinteraksi namun bagi sang dosen juga bisa ikut di dalamnya.

Wadah interaksi yang disediakan tidak bersifat umum. Dalam TopiToga, interaksi yang dilakukan hanya terbatas pada setiap fakultas atau program studi dari beberapa universitas di Indonesia. Jadi, ketika ingin mendaftarkan akun, pengguna diwajibkan untuk memasukkan keterangan perguruan tinggi dan program studi yang diikutinya. Untuk saat ini, TopiToga (mungkin) baru menyertakan daftar sejumlah universitas di enam provinsi di pulau Jawa yaitu Banten, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Daftar perguruan tinggi yang ada tampaknya cukup lengkap dan juga disertai dengan pilihan program studinya.

Setelah tergabung, secara otomatis pengguna akan memiliki halaman profil sendiri dan masuk ke dalam satu kanal khusus yang sesuai dengan universitas dan fakultasnya. Di sini lah kegiatan interaksi antar sesama civitas dilakukan. Jika sudah login, pengguna akan masuk ke halaman awal. Di sini terdapat tiga kanal yang bisa dipilih yakni kanal Home, Profile, dan Forum. Jika sudah familiar dengan situs sosial media, kanal-kanal ini tentu semestinya dapat dipahami dengan mudah.

Layanan utama TopiToga bisa dilihat pada kanal forum. Di sini pengguna bisa menjelajah lima sub forum yang disediakan yang terdiri dari QuestionArticlesEventsMembers, dan Voice. Kelima sub forum ini tentu memiliki topik masing-masing yang mendukung interaksi antar sesama mahasiswa satu fakultas. Info yang bisa diberikan sangat luas mulai dari pertanyaan, artikel terkait seputar program studi, info universitas, hingga informasi berbagi acara antar mahasiswa.

Selain wadah interaksi, di Topitoga pengguna juga bisa menemukan informasi lain seperti profil lengkap dari sejumlah universitas di beberapa wilayah di Indonesia, dan juga WikiDictio. WikiDictio berfungsi sebagai kamus akademik yang bermanfaat bagi pencarian definisi istilah-istilah akademis yang kadang membingungkan.

Dengan layanannya yang sedemikian rupa, TopiToga sebenarnya hanya mengambil sedikit celah yang sebenarnya dapat juga dilakukan dengan mudah pada platform sosial media. Dengan mengandalkan layanan yang diperuntukkan khusus kalangan perguruan tinggi, tampaknya TopiToga akan sedikit sulit menjaring minat yang luas dari pengguna. Fitur yang disediakan cenderung minim dan tak banyak yang bisa dilakukan di dalam TopiToga selain melihat posting dari beberapa teman satu fakultas.

Konsep yang diusung sebenarnya sudah cukup bagus, namun sayang TopiToga berkesan seperti kurang dikemas dengan baik dengan minimnya fitur yang disediakan. Sangat sayang jika startup seperti ini malah nantinya mungkin akan jalan di tempat, untuk itu yang diharapkan TopiToga mampu menawarkan kelebihan lain yang bisa menarik minat banyak pengguna.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

Pandume Bantu Pengguna Berbagi Momen dan Rute Melalui Perangkat Mobile

Hari ini layanan jejaring sosial Pandume resmi diluncurkan. Tersedia untukplatform iOS, Pandume berusaha membantu konsumen berbagi momen sekaligus rute untuk kegiatan yang dilaluinya. Untuk yang senang membuat itinerary dan berbaginya dengan teman-teman, layanan ini mungkin adalah layanan yang tepat untuk digunakan. Versi Android-nya sendiri diperkirakan baru tersedia pada akhir Juni 2014.

Sudah mulai diuji coba ke kalangan terbatas sejak pertengahan tahun 2013, Pandume memudahkan setiap pengguna untuk membuat rangkaian cerita dari kegiatan yang dilakukan. Rangkaian cerita ini bisa membuat momen lebih berarti dari sekedar berbagi satu-dua momen menarik di Twitter, Instagram atau bahkan Path. Seperti yang disebutkan oleh Dina dari blog traveling Dua Ransel yang diundang sebagai pembicara dalam peluncuran ini, Pandume sudah bersifat sebagai pengganti blog. Pandume merangkaikan gambar, caption 140 karakter, dan geotag sebagai identitas ceritanya.

Tentang perbedaan Pandume dibanding jejaring sosial lainnya, co-founder dan COO Pandume Roy Prawira dalam rilis persnya menyebutkan, “Berbeda dari aplikasi sosial lainnya, Pandume berfokus pada minat dan pengalaman pengguna yang kemudian memadukannya dengan konsep jejaring sosial. Kami percaya setiap orang memiliki caranya sendiri dalam menikmati momen perjalanan hidupnya. Ada yang mewujudkannya dalam bentuk wista, namun ada juga yang menyalurkannya melalui hobi lainnya. Apapun minat Anda, baik itu wisata, makanan, musik, fotografi, olahraga, budaya, atau sejarah, Pandume memungkinkan pengguna untuk terhubung dan berbagi hal tersebut dengan dunia.”

Untuk memulai, kita harus mendaftarkan diri dengan mengkoneksikan akun Facebook atau Twitter. Sejauh ini tidak tersedia kemampuan untuk menghindari pengkoneksian ini. Setelah dikoneksikan, masih ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk benar-benar terdaftar dan memiliki username dan password. Langkah yang ditempuh termasuk memilih tiga gambar favorit dari sejumlah gambar yang diberikan untuk mengetahui jenis perjalanan/liburan yang diminati. Berdasarkan percobaan yang saya lakukan, lebih baik mendaftarkan diri dulu melalui situsnya sebelum mencoba layanannya di aplikasi mobile.

Ada fitur Route, Now, Search, Share, dan Was & Want yang memperkaya layanan Pandume. Dengan Route, konsumen bisa membuat rute perjalanan hingga 8 gambar yang diperindah dengan sejumlah filter layaknya Instagram. Contoh yang bisa dihasilkan bisa berupa “Pantai Indah di Kawasan Bali Selatan” atau “Makanan Enak di Daerah Bendungan Hilir”. Setidaknya dibutuhkan tiga item untuk membentuk sebuah rute. Saat diakses melalui aplikasi mobile, tersedia rute semua lokasi yang diarahkan dan diikuti menggunakan Google Direction. Jika layanan Internet tidak memungkinkan saat pengunjungan lokasi, lokasi geotag bisa diberikan setelah koneksi memungkinkan.

Rute bisa dijalani (oleh orang lain) dengan fungsi Now dan bisa disebarkan secara internal dengan fungsi Re-route (serupa retweet di Twitter). Rute yang terdaftar di menu Now bisa dianggap selesai jika setidaknya tiga lokasi berhasil dikunjungi. Untuk berbagi, selain ke Twitter dan Facebook, pengguna juga bisa berbagi ke Pinterest, Tumblr, maupun Email. Untuk rute yang sudah diselesaikan pengguna bisa memberi label “Was”, sementara perjalanan yang ingin dilakukan bisa diberi label “Want”.

Secara umum saya menilai fitur-fitur yang diberikan Pandume sangat menarik dalam segmen gaya hidup untuk membantu konsumen merekam dan membagikan pengalamannya. Keberhasilannya sebagai layanan berbasis user generated content sangat bergantung pada seberapa banyak para pengguna yang antusias berbagi rutenya dan menyebarkannya di layanan sosial populer.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. 

Bayar Tagihan Sekaligus Jual-Beli Mata Uang Virtual Dengan Tukarcash

Pasar Indonesia sepertinya tak pernah “bosan” dengan kehadiran penyedia fasilitas pembayaran online yang kerap bermunculan tiap waktu. Di tengah ramainya penyedia layanan online payment di Indonesia, kini ada satu lagi pemain baru yang bernama Tukarcash. Layanannya berfokus pada fasilitas pembayaran kebutuhan sehari-hari dan menariknya, di Tukarcash pengguna bisa melakukan aktivitas jual-beli berbagai mata uang virtual termasuk Bitcoin.

Continue reading Bayar Tagihan Sekaligus Jual-Beli Mata Uang Virtual Dengan Tukarcash