Smartphone dengan Sembilan Kamera Semakin Dekat dengan Kenyataan

Belum lama ini, saya sempat menulis tentang prototipe smartphone dengan sembilan kamera garapan sebuah startup bernama Light. Bagi yang pesimistis teknologi semacam itu dapat terealisasi, ada berita baru bagi Anda: Light baru saja menerima pendanaan seri D senilai $121 juta dari SoftBank dan Leica. Ya, Leica si dedengkot kamera asal Jerman itu.

Sederhananya begini, kalau pemain besar seperti Leica sampai terlibat, berarti kita sudah tidak boleh lagi memandangnya dengan sebelah mata. Suntikan dana segar ini semestinya juga dapat memuluskan rencana Light untuk mewujudkan smartphone multi-kamera bikinannya tahun ini juga, meski hingga kini masih belum ada detail lebih lanjut mengenai ponsel tersebut.

Namun ponsel baru sebagian cerita dari ambisi besar Light. Lewat sebuah blog post, mereka menjelaskan bahwa teknologi multi-kamera yang dikerjakannya mampu menciptakan model 3D dari lingkungan sekitar secara akurat dan mendetail. Begitu akuratnya, teknologi ini juga bisa diimplementasikan ke ranah otomotif.

Konsep sistem multi-kamera untuk mobil garapan Light / Light
Konsep sistem multi-kamera untuk mobil garapan Light / Light

Light pada dasarnya berniat mengganti teknologi LIDAR yang sekarang banyak dipakai oleh mobil kemudi otomatis dengan teknologi multi-kameranya. Berkat ‘mata’ yang begitu banyak, mobil dapat membaca kondisi di sekitarnya dengan baik tanpa harus mengandalkan bantuan sejumlah sensor khusus, kurang lebih seperti itu penjelasan sederhananya.

Selain otomotif, sebenarnya masih ada banyak bidang lain yang bisa ditembus oleh Light dengan teknologinya, mulai dari bidang keamanan, robotik, aviasi sampai bidang-bidang komersial lainnya. Namun itu semua untuk sekarang masih terlalu jauh, dan yang menjadi fokus utama sepertinya baru smartphone multi-kamera.

Jadi sekali lagi, kalau Anda sudah terkesima melihat kemampuan smartphone dengan tiga kamera, tunggu sampai smartphone dengan sembilan kamera ini meluncur sebelum pergantian tahun nanti.

Sumber: Light via GSM Arena.

[Speed Review] 10 Fitur Triple Camera Leica Pada Huawei P20 Pro

Pada akhir bulan Juni lalu, smartphone flagship dari Huawei yakni P20 Pro resmi hadir di Tanah Air. Dibanderol Rp11.999.000, P20 Pro merupakan ponsel pintar dengan kamera paling canggih saat ini versi DxOMark.

Huawei P20 Pro meraih skor tertinggi untuk urusan kualitas kamera, tembus sampai 109 poin. Menyalip Apple iPhone X, Google Pixel 2, dan Samsung Galaxy S9 Plus.

Di sini, saya ingin menyampaikan kesan menggunakan kamera Huawei P20 Pro dalam seminggu terakhir. Inilah sepuluh fitur triple camera Leica yang ditawarkannya P20 Pro.

1. Triple Camera Leica

review-fitur-triple-camera-leica-huawei-p20-pro-5

P20 Pro adalah smartphone triple camera pertama di dunia, hasil dari kerja sama antara Huawei dan Leica. Kamera utama RGB dengan sensor berukuran 1/1.7 inci, lensa lebar 27mm dengan resolusi 40-megapixel, dan bukaan f/1.8.

Kemudian kamera monochrome dengan sensor berukuran 1/2.7 inci, lensa 27mm dengan resolusi 20-megapixel, dan bukaan f/1.6. Satu lagi, kamera dengan sensor 1/4 inci, lensa telephoto 80mm resolusi 8-megapixel, dan bukaan f/2.4.

2. Resolusi Penuh 40-Megapixel

review-fitur-triple-camera-leica-huawei-p20-pro-13

Ya, ketiga kamera pada P20 Pro bekerja sama untuk menciptakan foto berkualitas 40-megapixel yang detail. Sayangnya, resolusi penuh tersebut hanya tersedia dalam format 4:3.

Sementara, bila kita mengubah ke aspek rasio 18:9, resolusinya hanya sebatas 7-megapixel. Sayang sekali, padahal jumlah megapixel yang banyak sangat ideal untuk memotret foto landscape.

3. Kemampuan Zoom 

Sistem triple camera pada P20 Pro, memberikan kemampuan perbesaran atau zoom untuk memperbesar subjek foto di kejauhan. Optical zoom atau perbesaran tanpa mengurangi kualitas foto sebanyak 3x, hybrid zoom 5x, dan digital zoom 10x.

4. Night Mode

review-fitur-triple-camera-leica-huawei-p20-pro-12

Mode ini yang paling mengesankan bagi saya, bila kebanyakan smartphone tak mampu berbuat banyak di malam hari atau kondisi gelap – P20 Pro bisa diandalkan.

Secara default, night mode akan memotret dengan shutter speed 3 detik. Menariknya meski memotret pakai tangan, hasil fotonya masih detail dan langit yang gelap terlihat kebiruan.

Untuk hasil lebih optimal, saya sarankan menggunakan tripod. Dengan begitu, Anda bisa bereksperimen menggunakan pengaturan shutter speed dan rentang ISO secara manual.

5. Master AI

Proses fotografi pada P20 Pro didukung teknologi kecerdasan buatan. Kamera P20 Pro mampu mengidentifikasi 19 kategori yang berbeda.

Kemudian memberikan pengaturan secara otomatis untuk menghasilkan foto yang optimal. Jadi, siapapun dapat menciptakan foto yang baik dengan P20 Pro.

6. Pro Mode

review-fitur-triple-camera-leica-huawei-p20-pro-10

Meski begitu, P20 Pro juga tetap menyediakan mode pro atau manual. Jadi, Anda bisa dengan leluasa mengatur sejumlah pengaturan kamera.

Seperti white balance dari 2800K – 7000K, exposure dari -4 sampai +4, rentang ISO 50 – 6400, shutter speed dari 1/4000 – 32s, metering mode ke multi, center, atau spot, dan focus mode yakni single-shot AF, continuous AF, atau manual focus.

7. Portrait Mode

review-fitur-triple-camera-leica-huawei-p20-pro-9

Fitur yang mirip dengan portrait lighting pada iPhone X untuk foto portrait layaknya diambil dari studio foto. Pilihan efek pencahayaan cerdas yang tersedia ialah soft lighting, butterfly lightning, split lighting, stage lightning, dan classic lighting.

8. Aperture Mode

review-fitur-triple-camera-leica-huawei-p20-pro-8

Mode ini bisa Anda gunakan untuk mengambil foto dengan efek bokeh yang lebih natural. Ya, dengan memperkecil atau memperbesar aperture – Anda bisa mengatur seberapa tipis atau tebal efek blur pada background.

9. Foto Black & White

review-fitur-triple-camera-leica-huawei-p20-pro-7

Kamera dengan image sensor monochrome 20-megapixel pada P20 Pro, bisa kita gunakan untuk memotret foto hitam putih yang tajam, minim noise, dan dynamic range lebih baik. Ada empat mode yang disediakan, yaitu normal, aperture, portrait, mode pro.

10. Perekaman Video

review-fitur-triple-camera-leica-huawei-p20-pro-6

Bagaimana dengan kemampuan perekaman videonya? Huawei P20 Pro mampu merekam video dalam format FHD 1080p 30 fps, FHD 1080p 60 fps, FHD+ 1080p 30 fps dalam aspek rasio lebih lebar 18:9, dan 4K pada 30 fps.

Sayangnya, tidak tersedia perekaman video 4K pada 60 fps – padahal kompetitornya sudah mampu melakukannya. Terdapat juga mode slow-mo dan time-lapse.

review-fitur-triple-camera-leica-huawei-p20-pro-4

Itulah sepuluh fitur triple camera Leica pada Huawei P20 Pro yang paling menarik menurut saya. Waktu satu minggu, memang tak cukup untuk mencoba secara dalam fitur-fiturnya. Dan ya, ada beberapa kelemahan, semoga Huawei bisa memberikan solusi pada update firmware di masa depan.

Leica C-Lux, Kamera Saku dengan Kemampuan Super Optical Zoom 15x

Pasar compact camera atau kamera digital saku entry-level, eksistensinya memang telah tergerus oleh smartphone. Namun kamera saku high-end belum mati dan masih punya kemampuan yang tidak dimiliki oleh ponsel pintar.

Ya, kemampuan tersebut adalah optical zoom yang mampu memperluas atau mempersempit bidang pandang tanpa menurunkan kualitas foto. Keunggulan itu juga diusung oleh kamera saku terbaru besutan Leica.

Leica-C-Lux

Pabrikan kamera asal Jerman itu telah mengumumkan Leica C-Lux, kamera saku dengan kemampuan super optical zoom 15x dan digital zoom 2x. Sangat ideal sebagai teman travelling, ditunjang bentukan yang ringkas berdimensi 113x67x46 mm yang tidak makan tempat, dan bobot yang ringan 340 gram saja.

Lebih jauh, Leica C-Lux dilengkapi dengan lensa zoom 24-360mm F3.3-6.4 dan sensor BSI-CMOS 1 inci ukuran 20-megapixel. Hasil bidikannya bisa disimpan dalam format JPEG atau RAW agar lebih leluasa meng-edit nantinya.

Leica-C-Lux-Midnight-Blue
en.leica-camera.com
Leica-C-Lux-Light-Gold
en.leica-camera.com

Saat memotret, Anda bisa memanfaatkan monitor LCD 3 inci (1,2 juta titik) dan karena sudah mendukung layar sentuh maka Anda bisa menentukan fokus dan shutter melalui layar. Selain itu, Leica C-Lux juga telah dilengkapi dengan viewfinder dengan resolusi 2,3 juta titik dan pembesaran 0,53x.

Soal perekam video, Leica C-Lux mampu merekam video hingga resolusi 4K dengan frame rate 30 fps dan bit-rate 100 Mbps. Kamera saku ini juga dilengkapi fitur 4K Photo yang memperbolehkan Anda mengambil foto JPEG 8-megapixel dari video 4K tersebut.

Hasil foto dan video tersebut bisa dengan mudah Anda kirim ke smartphone melalui konektivitas WiFi dan Anda juga bisa mengendalikan kamera dari jarak jauh. Mengenai harga dan ketersediaan, Leica C-Lux dibanderol US$1050 atau sekitar Rp14,7 jutaan dan tersedia mulai bulan Juli dengan pilihan warna midnight blue atau light gold.

Sumber: Dpreview

Leica Q Snow Ialah Kamera Mirrorless Edisi Terbatas, Hanya Tersedia 300 Unit

Produsen kamera premium asal Jerman, Leica, telah meluncurkan varian baru kamera mirrorless mereka yang disebut Leica Q “Snow”. Kamera edisi terbatas ini hanya diproduksi sebanyak 300 unit, untuk menyambut olimpiade musim dingin yang akan diadakan di PyeongChang, Korea Selatan tahun 2018 ini.

Leica Q Snow dirancang khusus bekerjasama dengan peraih medali emas snowboarding Iouri Podladtchikov, dikemas dalam warna putih yang melambangkan salju dan musim dingin.

“Putih, untukku, juga berarti ‘carte blanche‘- terserah Anda. Saatnya untuk menjadi kreatif”. Ujar Iouri Podladtchikov.

Leica Q Snow memiliki sebuah aksen putih pada body kamera yang dibuat dengan bahan kulit asli. Kemudian bagian deck, baseplate, dan kontrolnya dihiasi aluminum anodized silver.

Selain itu, aksesoris shoe cover yang ada berbeda dengan versi biasa dan juga terbuat dari aluminum. Dilengkapi juga dengan tas dan tali kulit berwarna putih.

Leica Q adalah sebuah kamera full-frame dengan lensa prime yang cepat, desain yang ramping, dan elegan. Spesifikasi varian anyar ini sama dengan Leica Q biasa. Anda akan mendapatkan sebuah sensor CMOS full-frame 24-megapixel, view finder terintegrasi dengan resolusi 3,68-megapixel, dan lensa Leica Summilux 28mm f/1.7 ASPH.

Anda juga dapat merekam video resolusi Full HD pada 30fps dan 60fps dengan format MP4. Ditambah fitur WiFi yang terintegrasi untuk memudahkan pengguna mengirim hasil foto ke smartphone secara instan dengan aplikasi Leica Q.

Tentu saja, karena merupakan edisi terbatas, Leica Q Snow dilengkapi nomor seri khusus. Rencananya, kamera ini akan dijual pada bulan Maret 2018 dengan harga US$5,395 atau sekitar Rp74 juta.

Sumber: Slashgear

Leica CL Adalah Reinkarnasi Modern Kamera Rangefinder Analog Tahun 70-an

Dedengkot kamera asal Jerman, Leica, kembali merilis kamera mirrorless baru. Dijuluki Leica CL, kamera ini merupakan reinkarnasi modern dari kamera rangefinder analog bernama sama yang diluncurkan di tahun 1973, yang berarti jeroannya sudah diperbarui mengikuti standar terkini.

Yang masih dipertahankan adalah aura retro penampilannya. Antik di luar, canggih di dalam, filosofi inilah yang sejatinya membuat Leica masih dipandang hingga kini, sekaligus yang menjadikan nama Fujifilm melejit di ranah mirrorless.

Leica CL

Jantung CL dihuni oleh sensor APS-C 24 megapixel, yang juga sanggup merekam video 4K 30 fps. Tingkat ISO-nya bebas diatur dari 100 sampai 50000, setara dengan kamera-kamera mirrorless terbaru yang ada di pasaran saat ini.

Sepintas spesifikasinya terdengar identik seperti Leica TL2 yang diumumkan pada bulan Juli lalu, lengkap sampai ke sistem autofocus 49 titik dan kemampuan memotret tanpa henti secepat 10 fps menggunakan shutter mekanis. Keduanya memang sangat mirip, hanya saja CL menawarkan kontrol yang lebih konvensional ketimbang hanya mengandalkan layar sentuh saja pada TL2.

Jadi selain sepasang kenop exposure di atas, CL juga mengemas tombol empat arah di sebelah layarnya. Layar 3 inci beresolusi 1,04 juta dot ini rupanya juga dilengkapi panel sentuh, sehingga pengoperasiannya terkesan lebih fleksibel daripada TL2. Satu komponen yang absen di TL2 adalah jendela bidik elektronik beresolusi 2,36 juta dot.

Leica CL

Di saat yang sama, Leica turut memperkenalkan lensa baru untuk menemani CL yang bertubuh ringkas ini. Lensa tersebut adalah Elmarit-TL 18 mm f/2.8 ASPH, yang tebalnya tidak lebih dari 20,5 mm. Leica mengklaimnya sebagai lensa wide-angle terkecil untuk kamera APS-C saat ini.

Leica bakal memasarkan CL mulai akhir November ini seharga $2.795 untuk bodinya saja. Bundel bersama lensa 18 mm baru tadi dibanderol $3.795 – lensanya saja dihargai $1.295 kalau dibeli secara terpisah – lalu tersedia pula bundel bersama lensa Vario-Elmar-TL 18-56 mm f/3.5-5.6 seharga $3.995.

Sumber: DPReview.

Bos Leica Ingin Perusahaannya Ciptakan Smartphone Sendiri

Semua yang mengikuti perkembangan kamera sudah pasti tidak asing dengan nama Leica. Tahun lalu, pengalaman panjang produsen kamera asal Jerman tersebut akhirnya bisa kita rasakan melalui sebuah smartphone, yaitu Huawei P9 yang mengusung kamera ganda racikan Leica.

Yang mungkin jadi pertanyaan, apakah kiprah Leica di industri smartphone hanya akan terhenti di kolaborasi semacam ini? Kalau berdasarkan hasil wawancara bos Leica, Andreas Kaufmann, dengan CNBC, nampaknya semua ini baru sekadar permulaan.

Kaufmann menjelaskan bahwa smartphone yang ada di pasaran saat ini masih belum betul-betul cocok untuk fotografi. Konsumen memang menggunakannya sebagai kamera, tapi perangkatnya sendiri tidak sepenuhnya dirancang untuk itu. Oleh karena itu, Kaufmann berharap Leica bisa menjadi pihak yang menyelesaikan problem ini.

Beliau pun lanjut menjelaskan bahwa ia punya suatu impian pribadi, yaitu smartphone hasil rancangan Leica sendiri. Tanpa mendapat detail lebih lanjut, kita bisa berasumsi kalau yang Kaufmann maksud ini bukan sekadar teknologi kamera Leica yang ditambatkan ke smartphone dari brand lain, melainkan yang mengusung label merah Leica sendiri.

Balik lagi ke Huawei, apakah kolaborasinya dengan Leica bakal terhenti di P9? Kaufmann tidak mau berbicara banyak, terkecuali sedikit petunjuk mengenai kerja sama mereka ke depannya dengan mempertanyakan apakah sepasang kamera saja sudah cukup untuk sebuah smartphone. Mungkinkah yang beliau maksud seperti ini?

Sumber: DPReview.

Leica TL2 Janjikan Peningkatan Kualitas Gambar dan Performa Secara Drastis dari Pendahulunya

Kamera mirrorless Leica T yang dirilis di tahun 2014 merupakan salah satu bentuk ‘serangan balik’ Leica terhadap orang-orang yang beranggapan bahwa sang produsen kamera asal Jerman itu kuno sekaligus konservatif. Bagaimana tidak, kamera tersebut hanya dibekali layar sentuh 3,7 inci di panel belakangnya, tanpa ada tombol lain sama sekali.

Namun Leica T jauh dari kata sempurna, dan suksesornya, Leica TL yang diperkenalkan tahun lalu juga tidak bisa berbuat banyak. Akan tetapi Leica rupanya masih belum mau menyerah dengan lini TL, hingga akhirnya mereka mengungkap Leica TL2 yang membawa segudang peningkatan.

Leica TL2

Secara estetika, tidak banyak yang berubah dari Leica TL2. Desainnya masih sangat minimalis sekaligus menawan, dan build quality-nya tidak perlu dipertanyakan mengingat Leica menciptakannya dari satu bongkahan aluminium utuh. Di belakang, Anda akan kembali disambut oleh layar sentuh 3,7 inci, tapi kini dengan responsivitas yang jauh lebih baik dan interface yang lebih mudah dinavigasikan.

Yang banyak dirombak adalah organ utamanya, dimana TL2 mengemas sensor APS-C 24 megapixel plus prosesor Maestro II guna menyajikan gambar yang lebih berkualitas. ISO-nya kini dapat diatur hingga ISO 50000, dan video pun siap ia tangkap dalam resolusi 4K 30 fps. Yup, ini peningkatan drastis kalau dibandingkan Leica T orisinil maupun Leica TL.

Performanya juga turut dibenahi lebih lanjut. Leica TL2 mengusung sistem autofocus 49 titik, dengan kemampuan mengunci fokus dalam waktu 165 milidetik saja, atau tiga kali lebih kencang ketimbang Leica TL. Leica tak lupa menambatkan electronic shutter dengan kecepatan maksimum 1/40.000 detik, dan dengannya pengguna dapat menikmati burst shooting secepat 20 fps dalam resolusi penuh.

Leica TL2

Secara keseluruhan, Anda bakal mendapat kamera yang lebih gegas secara keseluruhan, bahkan proses booting-nya hanya memakan waktu 0,6 detik saja. Konektivitas Wi-Fi tidak lupa eksis, demikian pula dengan port USB Type-C yang dapat dimanfaatkan untuk charging.

Leica TL2 memang bukan kamera mirrorless terbaik Leica karena masih ada Leica M10 yang mengusung sensor full-frame. Akan tetapi TL2 juga dibanderol jauh lebih murah, yakni $1.950 – meski masih jauh di atas kamera mirrorless dari merek lain – dengan pilihan warna hitam atau silver.

Sumber: DPReview dan PetaPixel.

Gandeng Leica, Master & Dynamic Luncurkan Koleksi Headphone Edisi Terbatas

Belum lama setelah meluncurkan speaker Bluetooth, Master & Dynamic sudah membuat gebrakan baru dengan menggandeng spesialis kamera asal Jerman, Leica. Kolaborasi ini membuahkan koleksi headphone dan earphone edisi terbatas dengan desain “serba Leica”.

Master & Dynamic for 0.95 Leica Signature Collection, demikian nama lengkapnya, mencakup empat produk: headphone wireless MW60, headphone over-ear MH40, earphone ME05 dan headphone stand MP1000. Keempatnya bukanlah produk baru dan spesifikasinya pun sama persis seperti versi standarnya, hanya saja penampilannya kini dibalut warna hitam legam dengan aksen merah khas Leica.

Serba hitam dengan sentuhan aksen merah sudah menjadi ciri khas Leica sejak lama, dan kini headphone MH40 mendapat perlakuan serupa / Master & Dynamic
Serba hitam dengan sentuhan aksen merah sudah menjadi ciri khas Leica sejak lama, dan kini headphone MH40 mendapat perlakuan serupa / Master & Dynamic

Penamaan 0.95 sendiri diambil dari produk yang menginspirasi ini semua, yakni lensa Leica Noctilux-M 50mm f/0.95 ASPH. M&D tidak mau setengah-setengah dalam menyematkan elemen desain Leica pada produk-produknya, dimana kita bisa melihat bagian sisi earcup MW60 dan MH40 yang bergerigi dan sangat mirip seperti lensa Leica itu tadi.

M&D MW60 dan headphone stand MP1000 edisi Leica tampak begitu elegan / Master & Dynamic
M&D MW60 dan headphone stand MP1000 edisi Leica tampak begitu elegan / Master & Dynamic

Seperti yang saya bilang, selebihnya keempat produk ini sama persis seperti versi standarnya. Namun yang sangat menarik, M&D berencana memasarkannya dengan harga yang juga persis sama: $549 untuk MW60, $399 untuk MH40, $199 untuk ME05 dan $59 untuk MP1000.

Pemasarannya akan berlangsung mulai 11 Mei mendatang, dan konsumen bisa mendapatkannya di Leica Store secara global. Namun bagi yang sudah tidak sabar, mereka bisa melakukan pre-order di situs resmi M&D.

Sumber: The Verge dan Master & Dynamic.

Berbodi Lebih Ramping, Leica M10 Tetap Janjikan Peningkatan Kualitas Gambar yang Signifikan

Leica mengawali tahun 2017 dengan sebuah kamera mirrorless baru bernama Leica M10. Leica sendiri menganggapnya sebagai suksesori dari Leica M (Typ 240), dengan sejumlah pembaruan baik dari segi teknis maupun estetika.

Meski desainnya secara garis besar sama dengan seri M lain, M10 mempunyai bodi yang jauh lebih ramping, tepatnya 4 milimeter lebih tipis ketimbang bodi M Typ 240. Bobotnya pun telah dipangkas menjadi 20 gram lebih ringan dari M Typ 262. Perubahan ini jelas membuat M10 jadi lebih ergonomis.

Bodi Leica M10 lebih tipis 4 milimeter dibanding M Typ 240 / Leica
Bodi Leica M10 lebih tipis 4 milimeter dibanding M Typ 240 / Leica

Bodi yang lebih ringkas bukan berarti kinerja M10 malah menurun. Leica telah menyematkan sensor full-frame 24 megapixel yang diklaim benar-benar baru. Leica cukup percaya diri menyebutkan bahwa peningkatan kualitas gambarnya cukup signifikan. Untuk menangkap lebih banyak detail, sensor ini tidak dilengkapi low-pass filter, sedangkan tingkat ISO-nya bisa diatur dari 100 sampai 50.000.

Sensor tersebut datang ditemani prosesor Maestro II yang memastikan performa M10 sesuai dengan zamannya. Leica bahkan tidak segan menyebut M10 sebagai seri M tercepat yang pernah mereka buat, dengan kemampuan memotret burst dalam kecepatan 5 fps dan dalam resolusi penuh.

Panel belakangnya didominasi oleh LCD 3 inci beresolusi 1,04 juta dot. Leica tidak lupa menyempurnakan viewfinder yang terletak di ujung kiri M10, dimana field of view-nya kini lebih luas sekitar 30 persen, sedangkan tingkat magnifikasinya naik menjadi 0,73x. Leica juta memastikan pengguna berkacamata tidak merasa didiskriminasikan berkat jarak optimal antara mata dan viewfinder yang lebih jauh.

Optical viewfinder milik Leica M10 dipastikan lebih nyaman digunakan berkat peningkatan field of view dan tingkat magnifikasinya / Leica
Optical viewfinder milik Leica M10 dipastikan lebih nyaman digunakan berkat peningkatan field of view dan tingkat magnifikasinya / Leica

Baru juga untuk Leica M10 adalah konektivitas Wi-Fi terintegrasi. Dengan demikian, pengguna dapat memindah gambar dari kamera ke smartphone dengan mudah, bahkan untuk format RAW sekalipun. Sementara baru kompatibel dengan iOS, Leica berjanji akan segera menghadirkan kompatibilitas dengan perangkat Android, termasuk untuk fitur remote control-nya.

Saat ini Leica sudah mulai memasarkan M10 seharga $6.595. Dibandingkan pendahulu-pendahulunya yang lebih tebal, kekurangan M10 hanyalah daya tahan baterai yang lebih singkat dan tidak adanya port I/O sama sekali.

Sumber: DPReview.

Leica Kembali Hadirkan Kamera Mirrorless Kelas Entry, Leica TL

Leica selalu identik dengan kamera berharga selangit. Bahkan kamera mirrorless kelas entry-nya pun masih lebih mahal ketimbang kamera kelas atas dari brand lain. Salah satunya adalah Leica T yang dirilis dua tahun silam. Pun begitu, respon konsumen kurang begitu positif terhadap kamera tersebut, hingga akhirnya Leica merilis suksesornya, Leica TL.

Leica TL mempertahankan semua keunggulan pendahulunya, utamanya desain serba logam yang terkesan sangat premium. Kualitas gambar Leica T sendiri juga tidak bermasalah, sehingga TL pun masih mengemas sensor APS-C yang sama yang beresolusi 16 megapixel, dengan rentang ISO 100 – 25600 dan opsi perekaman video 1080p.

Yang berubah adalah performanya, dimana Leica mengklaim kinerja autofocus TL meningkat drastis, terutama dalam mode continuous. Performa autofocus merupakan masalah terbesar Leica T, sehingga penyempurnaan dalam bentuk apapun akan disambut dengan baik oleh para fans loyalnya.

Tidak seperti pendahulunya, Leica TL kini bisa menciptakan Wi-Fi hotspot-nya sendiri / Leica
Tidak seperti pendahulunya, Leica TL kini bisa menciptakan Wi-Fi hotspot-nya sendiri / Leica

Perubahan selanjutnya ada pada konektivitas, dimana Leica TL kini bisa tersambung ke perangkat Android maupun iOS via Wi-Fi. Leica turut menambah kapasitas memory internal milik TL menjadi 32 GB. Hampir semua pengoperasiannya mengandalkan layar sentuh 3,7 inci.

Leica TL bakal segera dipasarkan mulai bulan November ini seharga $1.695 (body only). Sejauh ini sudah tersedia 6 lensa yang dirancang secara khusus untuk TL, namun konsumen tentunya juga bisa menggunakan lensa lawas via adapter.

Sumber: DPReview.