Apple Ungkap Generasi Baru Mac yang Dibekali Prosesor Bikinannya Sendiri

Setelah bertahun-tahun memercayakan pasokan prosesor lini Mac kepada Intel, Apple memutuskan sudah tiba saatnya bagi mereka untuk menggarap prosesor komputernya sendiri. Langkah ambisius ini pertama kali mereka umumkan di ajang WWDC 2020 pada bulan Juni lalu, dan realisasinya sudah bisa konsumen nikmati sekarang juga.

Chipset pertama Apple yang dirancang khusus untuk platform Mac ini mereka namai M1. Secara teknis, M1 merupakan sebuah system-on-a-chip (SoC) berarsitektur ARM – Apple Silicon kalau mengacu pada istilah yang digunakan Apple. Artinya, yang tertanam di M1 bukan cuma prosesor saja, melainkan juga GPU dan memory (RAM) sekaligus.

Seperti halnya chipset A14 yang terdapat pada iPhone 12 dan iPad Air generasi keempat, M1 juga dibuat menggunakan proses pabrikasi 5 nanometer, dengan total jumlah transistor yang mencapai angka 16 miliar. Secara struktural, chip M1 terdiri dari prosesor 8-core, GPU 8-core, dan Neural Engine 16-core.

Dalam presentasinya, Apple tidak segan memaparkan klaim demi klaim bahwa M1 tak hanya mempunyai kinerja yang lebih kencang daripada chip laptop pada umumnya, tapi juga menawarkan efisiensi daya yang jauh lebih tinggi. Apple mengilustrasikan bahwa kalau dibandingkan dengan “chip laptop terkini”, prosesor milik M1 sudah bisa menyamai performa maksimalnya hanya dengan mengonsumsi seperempat dari total energi yang dibutuhkan.

Untuk GPU-nya, Apple bilang total daya komputasinya mencapai 2,6 teraflop, paling tinggi untuk ukuran chip grafis terintegrasi. Apple bahkan sempat menunjukkan bagaimana game AAA seperti Baldur’s Gate 3 bisa berjalan mulus di M1. Meski demikian, kita juga tidak boleh lupa bahwa prosesor terbaru Intel juga punya performa gaming yang sangat mumpuni.

Selanjutnya, kehadiran Neural Engine berarti Mac yang ditenagai chip M1 bakal lebih cekatan dalam mengerjakan tugas-tugas berbasis machine learning seperti voice recognition, face recognition, object detection, dan lain sejenisnya. Hal ini cukup krusial mengingat belakangan semakin banyak aplikasi yang menawarkan fitur-fitur berbasis machine learning.

Eksistensi M1 secara otomatis juga menuntut Apple untuk mengoptimalkan macOS buat platform ARM, dan itulah yang mereka lakukan pada versi terbarunya, macOS Big Sur. Semua aplikasi bawaannya kini dapat berjalan secara native, namun Apple turut memastikan bahwa aplikasi pihak ketiga yang belum sempat di-update pun tetap bisa berjalan secara normal. Juga sangat menarik adalah fakta bahwa semua aplikasi iPhone dan iPad kini kompatibel dengan macOS.

Tiga Mac pertama yang dibekali chip M1

MacBook Air M1

Apple bilang bahwa proses transisi dari platform Intel ke Apple Silicon ini bakal memakan waktu sekitar dua tahun. Di tahap awal ini, mereka langsung memperbarui tiga model Mac sekaligus dengan chip M1, yaitu MacBook Air, MacBook Pro 13 inci, dan Mac Mini.

Memilih MacBook Air sebagai kandidat pertama merupakan keputusan yang sangat rasional. Pasalnya, Air selama ini merupakan model terlaris dari seluruh lini Mac, dan ia juga merupakan laptop paling terjangkau yang Apple jual saat ini. Di saat yang sama, Air juga adalah yang paling lemah kinerjanya di antara model MacBook lain.

Berkat penggunaan chip M1, Apple mengklaim kinerja prosesor MacBook Air bisa naik sampai 3,5x dibanding generasi sebelumnya. Performa grafisnya malah bisa 5x lebih kencang, dan pada praktiknya, MacBook Air yang ditenagai chip M1 ini sanggup mengedit sekaligus memutar video 4K dalam format ProRes di aplikasi Final Cut Pro tanpa kesulitan.

Semua itu tanpa mengorbankan efisiensi energinya. Menurut Apple, baterai milik MacBook Air generasi terbaru ini baru akan habis setelah dipakai menonton video selama 18 jam, atau 6 jam lebih lama daripada generasi sebelumnya.

Selebihnya, MacBook Air generasi terbaru ini masih mengadopsi desain yang sama persis seperti sebelumnya. Harga jualnya pun tidak berubah, masih $999 untuk konfigurasi terendahnya.

MacBook Pro M1

Selain MacBook Air, M1 juga mendapat tempat di MacBook Pro 13 inci. Hal ini tentu terdengar menarik, sebab selama ini lini MacBook Pro selalu menawarkan performa yang lebih tinggi daripada MacBook Air. Berhubung sekarang chipset yang digunakan sama persis, keduanya tentu menawarkan kinerja yang identik, bukan?

Tidak sepenuhnya, sebab ada satu perbedaan fundamental: MacBook Pro 13 inci datang membawa kipas pendingin, sedangkan MacBook Air sama sekali tidak dilengkapi kipas. Asumsi saya, ini berarti MacBook Pro mampu mempertahankan performa puncaknya lebih lama daripada MacBook Air. Dengan kata lain, performa MacBook Pro 13 inci semestinya bisa lebih konsisten ketimbang MacBook Air meski mengemas chipset yang identik.

Lalu kalau dikomparasikan dengan MacBook Pro generasi sebelumnya, Apple bilang ada peningkatan performa CPU hingga 2,8x dan GPU sampai 5x. Kala dipraktikkan, ini berarti MacBook Pro 13 inci dengan chip M1 mampu memutar video 8K dalam format ProRes di aplikasi DaVinci Resolve secara lancar.

Selain performa yang lebih konsisten, keuntungan lain memilih MacBook Pro 13 inci ketimbang MacBook Air adalah daya tahan baterai yang lebih lama lagi, sampai 20 jam pemutaran video nonstop kalau kata Apple, atau dua kali lebih awet daripada generasi sebelumnya.

Sisanya lagi-lagi sama. Touch Bar-nya masih sama, dan secara keseluruhan tidak ada sedikit pun yang berubah dari bentuknya. Apple juga masih mempertahankan harga jual mulai $1.299 untuk MacBook Pro 13 inci. Namun yang menarik, Apple juga masih menjual MacBook Pro 13 inci yang ditenagai prosesor Intel.

Pertanyaannya, untuk apa Anda harus memilih MacBook Pro 13 inci versi Intel kalau sudah ada yang versi M1? Saya menemukan setidaknya ada dua skenario, yakni ketika Anda membutuhkan kapasitas RAM yang lebih besar dari 16 GB, dan apabila dua port USB-C saja tidak cukup buat Anda. Jadi kalau Anda merasa RAM 32 GB dan empat port USB-C itu wajib, sejauh ini opsi tersebut cuma ada pada versi Intel.

Mac Mini M1

Terakhir, chip M1 juga ikut merambah segmen desktop, dimulai dari Mac Mini. Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Mac Mini yang ditenagai chip M1 ini diyakini mampu menyuguhkan kinerja CPU 3x lebih kencang dan kinerja grafis 6x lebih gegas.

Untuk mengilustrasikan peningkatan performanya, Apple bilang bahwa Mac Mini dengan chip M1 mampu membuka tiga kali lebih banyak plugin pada aplikasi Logic Pro, serta sanggup menjalankan game Shadow of the Tomb Raider pada frame rate 4x lebih tinggi. Sama seperti MacBook pro 13 inci, Mac Mini turut dilengkapi kipas pendingin demi meminimalkan terjadinya thermal throttling.

Yang paling menarik, Mac Mini generasi baru ini dibanderol mulai $699, atau $100 lebih murah daripada harga generasi sebelumnya yang ditenagai prosesor quad-core Intel. Di Amerika Serikat, ketiga Mac versi ARM ini sudah mulai dipasarkan sekarang juga.

Sumber: Apple 1, 2.

Semua yang Perlu Diketahui dari Apple WWDC 2020

Gelaran Apple Worldwide Developers Conference (WWDC) tahun ini agak sedikit berbeda. Selama sepekan ke depan, serangkaian acaranya bakal diadakan secara online, dan pada pukul 12 dini hari kemarin, sesi keynote-nya disiarkan ke YouTube.

Meski terhambat oleh pandemi, Apple rupanya tetap sangat produktif dalam memperbarui berbagai sistem operasi bikinannya. Hal itu bisa dilihat dari segudang pembaruan yang dihadirkan melalui iOS 14, iPadOS 14, watchOS 7, tvOS 14, dan yang paling substansial menurut saya, macOS Big Sur.

Tanpa perlu berkepanjangan, mari kita bahas satu per satu.

iOS 14

Tampilan home screen baru iOS 14 dan App Library / Apple
Tampilan home screen baru iOS 14 dan App Library / Apple

Di saat Android 11 terkesan iteratif karena tidak membawa perubahan yang betul-betul besar, iOS 14 justru sebaliknya. Untuk pertama kalinya di sepanjang sejarah iOS, pengguna dapat menempatkan berbagai macam widget langsung pada home screen.

Android sudah menawarkan fitur ini selama bertahun-tahun, dan cukup melegakan melihat Apple akhirnya ikut menghadirkan fitur yang serupa. Meski demikian, Apple mengaku inspirasinya berasal dari complication pada watchOS. Tidak penting. Yang lebih penting adalah, widget pada iOS 14 juga datang dalam berbagai ukuran yang berbeda, yang berarti satu aplikasi bisa menawarkan hingga tiga ukuran widget (kecil, sedang, besar).

Juga baru adalah fitur bernama App Library, yang pada dasarnya akan mengorganisasikan seabrek aplikasi pada perangkat secara otomatis. App Library dapat diakses dengan menggeser ke kanan pada halaman terakhir home screen. Bagaimana seandainya ada begitu banyak halaman home screen? Well, pada iOS 14, ada opsi untuk menyembunyikan halaman-halaman aplikasi yang dirasa kurang perlu, dan yang pada akhirnya dapat digantikan oleh App Library.

Tampilan fitur App Clip / Apple
Tampilan fitur App Clip / Apple

Masih seputar aplikasi, fitur iOS 14 yang paling menarik menurut saya adalah App Clip. App Clip pada dasarnya merupakan versi mini dari aplikasi yang bisa diakses lewat bermacam sumber; bisa dengan mengklik tautan di Safari atau Messages, atau bisa juga dengan memindai kode QR maupun tag NFC.

Apple bahkan telah mendesain format baru macam kode QR yang dikhususkan untuk App Clip. Fungsi App Clip sendiri adalah untuk menyediakan akses ke aplikasi langsung di saat dibutuhkan, misalnya ketika hendak melakukan pembayaran elektronik; cukup scan kode QR atau tag NFC-nya, maka App Clip dari aplikasi pembayaran yang bersangkutan akan muncul, dan pengguna dapat menyelesaikan pembayaran tanpa harus mengunduh aplikasinya terlebih dulu.

iOS 14 turut memperkenalkan fitur picture-in-picture, yang berarti video dapat tetap diputar pada jendela kecil (termasuk sesi video call) meski pengguna meninggalkan aplikasinya. Ukuran jendela videonya itu bisa dibesar-kecilkan, dan yang paling menarik, videonya juga dapat disembunyikan di samping kiri atau kanan layar selagi audionya tetap diputar.

Berbagai perubahan kosmetik pada iOS 14 / Apple
Berbagai perubahan kosmetik pada iOS 14 / Apple

Siri pun turut menerima pembaruan kosmetik pada iOS 14. Saat dipanggil, Siri tak lagi memenuhi layar seperti biasanya. Tampilan barunya hanya berupa icon di bagian bawah layar. Andai pengguna meminta Siri untuk membuatkan reminder, jendela konfirmasinya juga tak lagi memenuhi layar, melainkan hanya menutupi sebagian kecil di atas layar.

Juga ikut menciut ukurannya adalah notifikasi untuk panggilan telepon maupun video. iOS 14 turut memperkenalkan aplikasi baru bernama Translate, yang sejauh ini sudah bisa menerjemahkan 11 bahasa secara offline.

Beralih ke Messages, ada fitur pinned conversation untuk memudahkan pengguna mengakses percakapan dengan orang-orang yang dirasa penting. Group messaging juga kebagian fitur reply dan mention, sehingga ‘kekacauan’ dalam suatu percakapan grup jadi lebih tertata dan bisa diikuti semua anggotanya dengan baik.

Terakhir, bagi para pengguna CarPlay, iOS 14 siap mengubah iPhone Anda menjadi sebuah kunci mobil digital. Fitur ini memanfaatkan NFC, dan sejauh ini baru kompatibel dengan BMW 5 Series generasi terbaru.

iPadOS 14

Tampilan fitur Spotlight di iPadOS 14 / Apple
Tampilan fitur Spotlight di iPadOS 14 / Apple

Lanjut ke iPadOS 14, sebagian besar pembaruannya sebenarnya sama seperti iOS 14, termasuk halnya fitur customizable widget itu tadi. Meski begitu, pastinya ada pembaruan spesifik yang diterapkan, dan salah satunya adalah collapsible sidebar pada aplikasi-aplikasi seperti Photos, Notes, Files, atau Music.

Sidebar tak hanya memudahkan navigasi konten yang berjumlah besar, tapi juga manajemen konten lewat dukungan mekanisme drag-and-drop. Juga sangat menarik adalah kehadiran fitur Spotlight ala macOS, yang pada iPadOS 14 juga berperan sebagai universal search.

Tampilan fitur Scribble pada iPadOS 14 / Apple
Tampilan fitur Scribble pada iPadOS 14 / Apple

Bagi para pengguna Apple Pencil, iPadOS 14 menyajikan fitur Scribble. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menulis menggunakan tangan di atas kotak teks manapun, entah itu di kotak URL Safari ataupun di Reminder. Idenya adalah supaya pengguna bisa terus memakai Pencil meski sudah tidak berada dalam aplikasi yang membutuhkannya.

Tulisan tangan itu otomatis diubah menjadi ketikan. Namun yang lebih istimewa lagi adalah, iPadOS 14 mampu melakukan seleksi teks pada tulisan tangan, dan dari situ pengguna dapat menyalin lalu menempatkannya di aplikasi lain dalam bentuk ketikan.

AirPods software

Sebelum membahas watchOS, Apple sempat menyinggung sedikit soal pembaruan yang mereka terapkan pada software AirPods. Yang pertama adalah fitur auto switching, di mana AirPods mampu mengenali di perangkat mana (iPhone, iPad, Mac) Anda memutar konten beraudio, lalu secara otomatis menyambung ke perangkat tersebut. Tentu saja syaratnya adalah AirPods harus di-pair dengan masing-masing perangkat lebih dulu sebelumnya.

Khusus AirPods Pro, perangkat tersebut bakal kedatangan fitur spatial audio. Apple bilang bahwa mereka memanfaatkan data dari gyroscope dan accelerometer milik AirPods Pro untuk mendeteksi gerakan-gerakan kepala dan memastikan speaker virtual-nya tetap berada di posisi semula demi memberikan kesan seolah-olah sedang berada di dalam bioskop.

watchOS 7

Tidak hanya menghadirkan watch face baru, watchOS 7 juga mendukung fitur watch face sharing / Apple
Tidak hanya menghadirkan watch face baru, watchOS 7 juga mendukung fitur watch face sharing / Apple

Seperti yang saya bilang, Apple mengaku mendapat inspirasi widget iOS 14 dari fitur complication di watchOS, dan sudah seharusnya watchOS 7 menghadirkan opsi kustomisasi complication yang lebih komplet lagi.

Namun yang mungkin lebih menarik untuk sebagian besar konsumen Apple Watch adalah fitur watch face sharing. Ya, saat watchOS 7 tiba nanti, kita bisa berbagi watch face satu sama lain, dan kita juga dapat menemukan beraneka ragam watch face baru di jagat internet maupun media sosial.

Bagi mereka yang rajin bersepeda, watchOS 7 kini mendukung fitur cycling directions. Fitur yang sama sebenarnya juga tersedia di aplikasi Maps bawaan iOS 14, tapi berhubung database-nya baru lengkap di beberapa kota saja di Amerika Serikat dan Tiongkok, saya jadi kurang semangat untuk membahasnya.

watchOS 7 datang bersama aplikasi Fitness baru di iOS 14 / Apple
watchOS 7 datang bersama aplikasi Fitness baru di iOS 14 / Apple

Yang lebih menarik justru adalah sejumlah tipe latihan baru yang dapat dikenali, salah satunya dancing. Berkat watchOS 7, Apple Watch nantinya bisa menerjemahkan tarian demi tarian pengguna menjadi metrik kesehatan yang mudah dipantau. Di samping itu, sleep tracking juga menjadi salah satu fitur baru yang diunggulkan watchOS 7.

Lalu berkaitan dengan pandemi, watchOS 7 juga akan menghadirkan fitur deteksi otomatis untuk kegiatan mencuci tangan. Jadi sesaat setelah terdeteksi, perangkat akan langsung memulai hitungan mundur demi memastikan pengguna benar-benar mencuci tangannya dengan bersih.

tvOS 14

Apple tidak berbicara banyak soal tvOS, tapi yang pasti versi terbarunya bakal menghadirkan dukungan multi-user mode, dan fitur ini tentunya sangat cocok disandingkan dengan layanan Apple Arcade, sebab masing-masing pengguna jadi bisa memiliki profil yang berbeda, sehingga mereka bisa melanjutkan progres permainannya masing-masing dengan mudah.

Supaya sesi gaming lebih maksimal, tvOS 14 turut menghadirkan dukungan controller eksternal yang lebih lengkap, spesifiknya yang meliputi Xbox Elite Wireless Controller 2 maupun Xbox Adaptive Controller yang dikhususkan untuk kalangan difabel. Terakhir, Apple sempat menyinggung bahwa layanan streaming filmnya, Apple TV+, bakal bisa diakses lewat TV lain (Sony dan Vizio di AS).

macOS Big Sur

macOS Big Sur / Apple
macOS Big Sur / Apple

Beralih ke macOS, versi terbarunya yang bernama Big Sur ini bisa dibilang merupakan macOS yang paling mirip dengan iOS. Bukan dari segi tampilan saja, tapi memang beberapa fitur ia pinjam langsung dari iOS, Control Center contohnya. Notifikasi dan widget kini juga dijadikan satu, tidak lagi berbeda halaman seperti sebelumnya.

Sejumlah pembaruan yang hadir pada aplikasi-aplikasi bawaan iOS, seperti Messages atau Maps, turut tersedia pada versi macOS-nya melalui Big Sur. Meski begitu, Safari di Big Sur jauh lebih powerful ketimbang di iOS, sebab kini ada dukungan terhadap fitur extension.

Ya, Safari di macOS Big Sur dapat dikustomisasi menggunakan berbagai macam extension layaknya Chrome. Apple bahkan sudah menyediakan tool agar developer bisa mengonversikan extension Chrome ke Safari dengan mudah.

Safari juga dilengkapi fitur terjemahan terintegrasi, dan laman awalnya (start page) kini dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan masing-masing pengguna.

Mac versi ARM

Tampilan baru macOS Big Sur semakin mirip iOS / Apple
Tampilan baru macOS Big Sur semakin mirip iOS / Apple

Lalu sampailah kita pada pengumuman yang menurut saya paling menarik, yaitu macOS untuk platform ARM. Ya, Apple berniat untuk meluncurkan perangkat Mac yang ditenagai chipset A-Series buatannya sendiri (bukan prosesor Intel seperti biasanya) menjelang akhir tahun ini juga, dan Big Sur sendiri mereka rancang demi memuluskan proses transisi dari platform Intel ke ARM.

Langkahnya tentu tidak semudah mencabut prosesor Intel, lalu menyematkan chipset A-Series begitu saja, sebab harus ada perombakan besar yang diterapkan dari sisi software pula. Kabar baiknya, Apple sudah meracik ulang semua aplikasi bawaan macOS Big Sur agar dapat berjalan secara native di platform ARM.

Apple yakin developer hanya perlu waktu beberapa hari untuk mengonversikan aplikasinya ke platform baru ini, tapi kalaupun tidak sempat, macOS Big Sur bakal melangsungkan proses konversinya secara otomatis menggunakan tool bernama Rosetta 2 (versi anyar dari tool yang sama yang Apple gunakan ketika mentransisikan Mac dari platform PowerPC ke Intel 15 tahun silam).

Apple sempat mendemonstrasikan konversi otomatis ini dengan menjalankan game Shadow of the Tomb Raider. Cukup mengejutkan melihat game tersebut berjalan mulus dengan kualitas grafik yang cukup apik di perangkat development kit yang memakai chipset A12Z Bionic milik iPad Pro.

Untuk aplikasi yang sudah dikonversi secara proper oleh masing-masing developer, performanya malah dipastikan lebih mulus lagi. Apple sempat mendemonstrasikan bagaimana sebuah file gambar berukuran 5 GB bisa diedit secara lancar dan murni tanpa lag di Adobe Photoshop. Bahkan aplikasi 3D animation yang berat seperti Autodesk Maya pun bisa berjalan tanpa kesulitan sedikit pun.

Ada alasan mengapa Apple merombak tampilan icon-icon aplikasi macOS jadi mirip versi iOS-nya / Apple
Ada alasan mengapa Apple merombak tampilan icon-icon aplikasi macOS jadi mirip versi iOS-nya / Apple

Berhubung chipset yang digunakan pada dasarnya sama persis seperti iPhone dan iPad, Mac versi ARM ini bisa menjalankan semua aplikasi iPhone dan iPad secara native, termasuk halnya game, yang semuanya dapat diunduh langsung lewat Mac App Store. Seperti halnya iPhone dan iPad, Mac versi ARM juga dipastikan lebih efisien perihal konsumsi daya ketimbang Mac yang ada sekarang.

Keuntungan lain dari transisi Mac ke platform ARM adalah, perangkat jadi bisa mengakses komponen Neural Engine yang terdapat pada chipset A-Series, sehingga pada akhirnya fitur-fitur berbasis AI pun dapat diterapkan, contohnya fitur auto crop pada aplikasi edit video Final Cut Pro.

Lalu yang mungkin jadi pertanyaan adalah, apakah Apple bakal betul-betul memensiunkan hardware Mac yang dibekali prosesor Intel? Bisa ya bisa tidak, tapi yang pasti tidak sekarang. Apple bilang masa transisinya bakal berjalan selama sekitar dua tahun, dan dalam kurun waktu tersebut, mereka masih akan merilis Mac baru yang ditenagai prosesor Intel.

Kita juga tidak tahu Mac versi ARM ini nanti wujudnya bakal seperti apa. Development kit-nya sendiri merupakan Mac Mini, namun Apple masih bungkam soal perangkat final yang akan dipasarkan ke konsumen nanti. Terlepas dari itu, bagi yang hendak membeli MacBook baru, ada baiknya Anda menunggu sampai setidaknya akhir tahun ini, sebab ada kemungkinan Mac versi ARM ini nantinya berwujud laptop.

MacBook Air Edisi 2020 Hadirkan Performa 2x Lebih Cepat dan Keyboard yang Lebih Reliable

Selain memperkenalkan iPad Pro generasi keempat, Apple turut mengumumkan MacBook Air versi baru dengan penyegaran spesifikasi. Bentuknya masih sama seperti yang Apple luncurkan di tahun 2018, dengan layar IPS 13,3 inci beresolusi 2560 x 1600 pixel.

Yang disempurnakan di sini adalah performanya, dan ini penting mengingat edisi tahun lalu tidak menawarkan peningkatan performa sama sekali. Berbekal prosesor Intel generasi ke-10 (mulai dari dual-core i3 sampai quad-core i7), kinerja MacBook Air edisi 2020 diklaim dua kali lebih kencang dari sebelumnya, dan performa grafisnya sendiri 80% lebih baik.

Mendampingi prosesor tersebut adalah pilihan RAM LPDDR4X berkapasitas 8 GB atau 16 GB. Apple tak lupa membekali MacBook Air dengan baterai berkapasitas 49,9 Wh yang diklaim mampu bertahan sampai 11 jam pemakaian (browsing).

2020 MacBook Air

Perubahan lain yang tidak kalah penting adalah keyboard-nya, yang kini telah kembali menggunakan switch model lama seperti milik MacBook Pro 16 inci, bukan lagi switch tipe butterfly yang terkenal mudah rusak. Selain lebih reliable, keyboard barunya semestinya lebih nyaman daripada sebelumnya berkat key travel sampai sedalam 1 mm.

Namun bagian terbaiknya menurut saya adalah soal storage. MacBook Air edisi 2020 hadir membawa kapasitas penyimpanan sebesar 256 GB pada varian termurahnya, dua kali lebih besar dari sebelumnya. Varian 512 GB, 1 TB, dan 2 TB tentu juga tersedia bagi yang membutuhkan.

Meski menawarkan kapasitas penyimpanan yang lebih besar, harga MacBook Air edisi 2020 justru semakin terjangkau, kini dimulai di angka $999. Dalam kesempatan yang sama, Mac Mini juga ikut dilipatgandakan storage-nya; varian termurahnya yang dibanderol $799 kini juga mengusung kapasitas sebesar 256 GB.

Sumber: Apple.

Apple Umumkan MacBook Air dan Mac Mini Generasi Terbaru

MacBook Air boleh memulai tren laptop tipis nan premium, tapi penampakannya sudah tergolong usang setelah melihat laptop lain seperti Dell XPS 13 atau malah HP Spectre Folio. Lebih parah lagi, beberapa tahun terakhir Apple cuma sebatas menerapkan penyegaran spesifikasi tanpa ubahan desain yang berarti.

Tahun ini berbeda. Apple baru saja mengumumkan MacBook Air generasi baru bersamaan dengan iPad Pro generasi ketiga. Gaya desainnya masih mirip, tapi semuanya berubah ketika Anda membukanya; bezel masif yang mengitari layarnya sudah tiada, digantikan oleh bezel tipis berwarna hitam ala MacBook Pro.

Retina MacBook Air

Bezel-nya memang bukan yang paling tipis, tapi setidaknya tidak sampai berdampak pada penempatan webcam di posisi yang kurang ideal. Dampak positifnya, volume MacBook Air menyusut 17 persen dibandingkan generasi sebelumnya meski ukuran layarnya masih sama di angka 13,3 inci.

Layarnya ini juga ikut dirombak. Resolusinya kini meningkat drastis menjadi 2560 x 1600 pixel. Sasisnya masih terbuat dari bahan aluminium utuh, tapi lebih tipis di angka 1,56 cm pada titik paling tebalnya, dan bobotnya juga lebih ringan di angka 1,25 kg. Terlepas dari itu, Apple mengklaim speaker MacBook Air baru dapat menghasilkan volume 25 persen lebih keras dan bass dua kali lebih mantap.

Retina MacBook Air

Penyegaran spesifikasi tentu tidak dilupakan. Apple menyematkan prosesor dual-core Intel Core i5 generasi kedelapan, ditemani oleh RAM 8 GB atau 16 GB, serta pilihan SSD berkapasitas 128 GB sampai 1,5 TB. Baterai yang tertanam memiliki kapasitas 50,3 Wh, diklaim tahan untuk penggunaan selama 12 jam (browsing).

Satu hal yang saya sayangkan sebagai pengguna MacBook Air lama adalah, bodi yang semakin tipis berarti keyboard-nya juga ikut menipis. Apple membenamkan switch keyboard yang sama seperti pada MacBook Pro generasi terbaru, yang kalau berdasarkan pengalaman saya mencoba, lebih tidak nyaman dipakai untuk mengetik ketimbang keyboard milik MacBook Air lawas.

Beruntung trackpad-nya kini jadi lebih besar dan telah mendukung Force Touch. Tidak ketinggalan juga adalah sensor sidik jari yang terintegrasi pada tombol power. Sistem Touch ID ini ditopang oleh chip khusus Apple T2 Security Chip yang ternyata juga bertugas memberikan proteksi digital ekstra pada komponen lainnya, seperti misalnya enkripsi data pada SSD-nya.

Retina MacBook Air

Juga sedikit disayangkan adalah hilangnya konektor MagSafe untuk charging, digantikan sepenuhnya oleh sepasang port USB-C. Untungnya port ini mendukung standar Thunderbolt 3, yang berarti kompatibilitasnya dengan berbagai aksesori seperti display dan GPU eksternal cukup terjamin.

Secara keseluruhan, MacBook Air generasi baru ini dapat disimpulkan sebagai MacBook Pro tanpa Touch Bar dan dengan desain yang agak berbeda. Apple berencana memasarkannya mulai 7 November dengan banderol mulai $1.199 untuk konfigurasi terendahnya.

Mac Mini generasi keempat

Mac Mini 4th Gen

Di samping MacBook Air, komputer usang lain yang juga Apple perbarui adalah Mac Mini. Pengumuman ini agak mengejutkan mengingat Mac Mini terakhir di-update pada tahun 2014, dan jarak sejauh itu berarti lompatan performa generasi terbarunya ini amat signifikan.

Pilihan prosesor yang ditawarkan mencakup Intel Core i3-8100 (4-core), Core i5-8500B (6-core) dan Core i7-8700B (6-core), lengkap dengan pilihan RAM DDR4 8 GB sampai 64 GB. Soal storage, SSD tipe PCIe yang terbenam bisa dikonfigurasikan dari kapasitas 128 GB sampai 2 TB.

Mac Mini 4th Gen

Sayang semua komponen tersebut duduk manis di dalam sasis aluminium yang tidak berubah. Dimensinya masih sama persis seperti generasi sebelumnya, dengan panjang sisi 19,7 cm dan ketebalan 3,6 cm, serta bobot 1,3 kg. Tidak bisa dibilang mini lagi untuk standar 2018.

Semua port-nya masih diposisikan di belakang, yang meliputi port Gigabit Ethernet, empat port USB-C (Thunderbolt 3), HDMI 2.0, dua port USB 3.0 biasa dan jack headphone. Apple tak lupa menyematkan Bluetooth 5.0 pada Mac Mini generasi terbaru ini, dan Apple T2 Security Chip turut hadir sebagai pengaman digital ekstra.

Mac Mini 4th Gen

Jadwal perilisan yang ditunjuk untuk Mac Mini sama seperti MacBook Air tadi, sedangkan harganya dipatok mulai $799.

Sumber: Apple 1, 2.

[Rumor] MacBook Air Generasi Selanjutnya Akan Dibekali Pemindai Sidik Jari?

Salah satu keunggulan Apple iPhone adalah Touch ID, alias pemindai sidik jari yang terintegrasi dengan baik dan memiliki kinerja di atas milik pesaing-pesaingnya. Komponen ini kabarnya akan mendarat di perangkat MacBook Air generasi selanjutnya. Continue reading [Rumor] MacBook Air Generasi Selanjutnya Akan Dibekali Pemindai Sidik Jari?

Apple Resmi Umumkan 3 Perangkat Baru iPad Air 2, iPad Mini 3 dan iMac Retina

Apple baru saja merampungkan acara peluncuran perangkat baru yang digelar semalam waktu Indonesia, sedikitnya ada 3 punggawa baru yang menjadi sajian utama di event tersebut. Apalagi kalau bukan generasi terbaru iPad yakni iPad Air 2, iPad mini 3 dan varian baru iMac 27 inci Retina 5K serta update anyar Mac mini.

Continue reading Apple Resmi Umumkan 3 Perangkat Baru iPad Air 2, iPad Mini 3 dan iMac Retina

OS X Yosemite Sudah Hadir Untuk Mac Anda

Diambil dari nama taman nasional Warisan Budaya Dunia di Amerika, Yosemite merupakan versi kesebelas platform OS X garapan Apple untuk komputer Macintosh, sebagai penerus Mavericks. Setelah diumumkan dan dilepas ke para developer awal Juni lalu, akhirnya Mac OS X Yosemite tersedia untuk pengguna umum mulai tanggal 16 Oktober. Continue reading OS X Yosemite Sudah Hadir Untuk Mac Anda

SELFIE, Cermin Canggih untuk Anda yang Gemar Ber-selfie

Kemampuan fotografi ialah salah satu alasan terkuat mengapa smartphone begitu populer. Dan dari banyak objek (atau subjek) yang bisa diabadikan, foto diri atau ‘selfie‘ sangat digemari.

Continue reading SELFIE, Cermin Canggih untuk Anda yang Gemar Ber-selfie