Game Adaptasi Film Avatar dari Ubisoft Akhirnya Dapatkan Trailer Perdana

Film fiksi-ilmiah Avatar memberikan kejutan pada industri video game dengan muncul sebagai salah satu pembuka dari gelaran E3 2021. Film sensasional buatan James Cameron pada 2009 ini mendapat game adaptasi terbarunya.

Game ini akan berjudul Avatar:Frontiers of Pandora dan akan dikerjakan oleh Ubisoft. Kerja sama antara keduanya sebenarnya telah diumumkan pada 2017 lalu. Namun tidak banyak yang ditunjukkan tentang proyek ini hingga sekarang.

Dalam trailer perdananya, Frontiers of Pandora lebih memperlihatkan sisi sinematis dari game-nya yang dibuat dengan engine Snowdrop milik Ubisoft yang digunakan juga di banyak game lain seperti Tom Clancy’s The Division dan Starlink: Battle for Atlas.

Seperti dalam filmnya dahulu, game ini menampilkan visual alam liar dunia Pandora yang menakjubkan yang dihuni berbagai hewan-hewan unik berwarna cerah. Trailer ini juga memperlihatkan bahwa game ini akan mengadopsi pandangan orang pertama (First-person).

Mahluk biru ikonik dari filmnya yaitu Na’vi juga muncul sejak awal dan akan tetap menjadi karakter utama dalam game-nya. Kita bisa melihat bagaimana Na’vi berinteraksi dan bahkan menunggangi berbagai mahluk di dunia Pandora.

image credit: Ubisoft

Na’vi tentu digambarkan hidup harmonis dengan alam dan semua mahluk yang ada di sana. Sebelum akhirnya trailer berganti memperlihatkan manusia dengan robot ikonik AMP-nya serta pesawat SA-2 Samson datang untuk menyerang para Na’vi.

Dalam postingan blog resminya, game Avatar kali ini dikatakan akan memiliki cerita terpisah dari filmnya. Masih di universe Avatar, pemain akan berperan sebagai salah satu Na’vi yang akan menjelajahi daerah Western Frontier untuk melawan pasukan manusia dari Resource Development Administration.

image credit: Ubisoft

Game ini akan dikerjakan oleh pengembang Massive Entertainment yang sebelumnya menggarap The Division. Maka tidak heran bila game Avatar ini nantinya mengambil genre open-world RPG. Bekerja sama dengan Lightstorm Entertainment dan Disney, game ini direncanakan untuk dirilis pada 2022 mendatang.

Avatar:Frontiers of Pandora akan menuju berbagai platform yaitu PlayStation 5, Xbox Series X|S, Windows PC (dengan kemungkinan eksklusif untuk Epic Games Store). Dan kerennya, game ini juga akan dirilis untuk konsol berbasis cloud yaitu Google Stadia dan juga Amazon Luna.

Segala Konten yang Bisa Anda Cicipi di Open Beta The Division 2

Bermigrasinya sejumlah game dari Steam ke Epic Games Store, termasuk judul-judul besar seperti Metro Exodus dan The Division 2, masih menyisakan rasa pahit. Namun para publisher tampaknya telah bulat dengan keputusan mereka dan mengeksekusi agenda tanpa ragu. Khusus untuk The Division 2, Ubisoft sudah melangsungkan beberapa kali uji coba tertutup dan akan membukanya buat umum akhir minggu nanti.

Sesi open beta Tom Clancy’s The Division 2 akan dilangsungkan pada tanggal 1 sampai 4 Maret 2019, tersedia untuk PC, PS4 serta Xbox One. Dan melalui blog resmi, Massive Entertainment dan Ubisoft mengungkap segala hal yang bisa kita cicipi di sana. Berbeda dari fase private beta, open beta bisa diakses oleh semua orang. Konten yang disediakan pun lebih banyak, sehingga lebih mudah bagi kita buat mempertimbangkan apakah The Division 2 layak dibeli atau tidak.

Ketika permainan terdahulu mempersilakan Anda menjelajahi kota New York di musim dingin pasca menyebarnya virus cacar hasil rekayasa genetika, The Division 2 akan membawa Anda ke kota Washington DC, di-setting tujuh bulan setelah cerita sebelumnya berakhir. Dalam meraciknya, developer mencoba memberi solusi terhadap keluhan pemain, terutama soal konten di momen peluncurannya serta bagian endgame.

The Division 2 2

Di open beta nanti, Anda dapat menikmati tiga misi utama, lima misi sekunder, lalu dipersilakan pula mengakses Dark Zone East (arena PvP), mode multiplayer kompetitif skirmish 4 versus 4, satu misi ‘invaded‘, serta memilih tiga spesialisasi tokoh utama. Buat sekarang, hanya tersedia satu slot karakter, namun Anda tetap bisa mengustomisasi penampilan sang agen atau menghapusnya jika merasa kurang puas.

Tiga misi utama menyuguhkan petualangan di Grand Washington Hotel, Jefferson Trade Center, serta Viewpoint Museum. Anda bisa memainkannya di tingkat kesulitan normal maupun hard. Tester juga diperkenankan mengeksplorasi lokasi-lokasi lain seperti Gedung Putih, Downtown East, The Federal Triangle dan Smithsonian; serta dapat mengerjakan lima side quest. Dark Zone sendiri dapat diakses setelah Anda menyelesaikan misi Jefferson Trade Center.

Di versi open beta, Anda hanya bisa bermain sampai level delapan. Tapi begitu berhasil melewati Jefferson Trade Center, Anda diberikan pilihan tiga karakter level 30 untuk menikmati satu misi endgame.

The Division 2 1

Berdasarkan informasi dari Ubisoft, gamer di wilayah Asia dan Oseania sudah bisa melakukan pre-load sejak tanggal 28 Februari. Selanjutnya, open beta The Division 2 dapat dimainkan mulai pukul 20:00 malam AET (Australia Eastern Time) tanggal 1 Maret dan berakhir pada jam 20:00 AET tanggal 5 Maret. WIB lebih lambat tiga jam dari AET.

Ubisoft Umumkan Tom Clancy’s The Division 2

Aspek andalan dari game-game Tom Clancy adalah penggunaan tema atau skenario spekulatif yang terinspirasi dari kejadian nyata. Dalam The Division, Massive Entertainment mengisahkan bagaimana seandainya virus cacar mewabah lagi karena digunakan sebagai senjata biologis. Karakter Anda ialah agen pertahanan dalam negeri, ditugaskan buat meredam kekacauan yang diakibatkan olehnya.

Saat dirilis dua tahun silam, Tom Clancy’s The Division memperoleh respons positif dengan angka penjualan yang tinggi. Namun dalam beberapa bulan, game mengalami penurunan jumlah pemain secara signifikan karena formula yang repetitif dan (saat itu) tak banyak hal bisa dilakukan setelah Anda mencapai level tertinggi. Sebagai solusinya, Ubisoft melepas beragam update, dibubuhkan di sepanjang tahun 2016 dan 2017 buat memperkaya kontennya.

Ubisoft memang cukup vokal dalam mengutarakan rencana untuk menggarap penerus dari The Division. Hal ini sempat disinggung tahun lalu, dan tepat di hari ulang tahun kedua permainan itu, sang publisher resmi mengumumkan penerusnya: Tom Clancy’s The Division 2.

The Division 2

Seperti permainan pertamanya, proses pengembangan akan dipimpin Massive Entertainment, dibantu oleh tim Ubisoft Reflections, Red Storm Entertainment, Ubisoft Annecy, Ubisoft Shanghai serta Ubisoft Bucharest. Game dibangun menggunakan versi upgrade dari engine Snowdrop, yang diklaim ‘memungkinkan developer merealisasikan ambisi baru mereka sembari menyempurnakan aspek-aspek dari permainan terdahulu’.

Ubisoft menyampaikan bahwa saat ini, timnya lebih gesit dan lebih siap menanggapi masukan. Publisher juga sudah mempunyai visi jelas ke mana mereka akan mengarahkan pengembangannya dan ‘cara memastikan game menyuguhkan pengalaman bermain istimewa’.

Sebagai realisasi dari komitmen mendukung gamer-nya, Massive Entertainment mencoba menyambungkan The Division dan sekuelnya dengan membubuhkan achievement baru bernama ‘Shield’. Jika berhasil mendapatkannya di permainan pertama, Anda bisa mengakses bonus spesial di The Division 2.

Buat sekarang, informasi mengenai konten, tema dan gameplay The Division 2 masih belum diketahui. Namun Massive sempat bilang bahwa Global Events akan kembali hadir di sana, lalu developer juga turut menyiapkan permainan agar kompatibel dengan mode enhanced Xbox One X.

Massive Entertaiment berjanji untuk mengungkap segala detail terkait Tom Clancy’s The Division 2 dalam ajang E3 2018 di bulan Juni nanti.

Saya punya harapan sederhana untuk The Division 2: semoga game baru ini lebih menuntut skill dan mengedepankan realisme. Hal yang paling mengganggu saya di The Division pertama adalah skenario pertempuran di mana musuh (khususnya boss) tetap hidup setelah tertembak ratusan kali.

Sumber: Ubisoft.

James Cameron dan Developer The Division Berkolaborasi Untuk Garap Game Avatar Baru

Jagat sci-fi Avatar memang menyimpan banyak potensi, dan dengan adaptasi video game, kita bisa masuk dan menikmatinya secara lebih interaktif. Sayang sekali, James Cameron’s Avatar: The Game menyia-nyiakan kesempatan itu karena bukannya gameplay open-world, permainan tie-in ini malah menyajikan formula linear yang diperparah oleh sejumlah masalah teknis.

Meski upaya pertama mereka kurang sukses, Ubisoft  belum mau menyerah. Sang publisher asal Perancis masih memiliki niatan untuk menggarap permainan berlatar belakang planet Pandora. Lewat sebuah video, Ubisoft menyingkap kolaborasi bersama sutradara James Cameron dan beberapa nama terkenal di industri hiburan demi menciptakan game Avatar yang lebih besar dan ambisius.

Tak seperti proyek sebelumnya, pengerjaan permainan baru ini terasa lebih serius. Ubisoft menunjuk tim Massive Entertainment untuk mengembangkannya – yaitu studio di belakang World in Conflict, Far Cry 3, dan Tom Clancy’s The Division. Massive juga tidak melakukannya sendirian. Developer turut dibantu oleh rumah produksi Lightstorm Entertainment serta Fox Interactive – publisher dari game-game berbasis IP 20th Century Fox.

Untuk sementara, detail mengenai permainan masih sangat minim. Video berdurasi dua menit itu hanya berisi introduksi dan komentar-komentar dari pihak pengembang, James Cameron, serta potongan adegan di film, dan belum ada porsi permainan yang ditampilkan. Tapi ada satu hal penting terungkap di sana: game dibangun di atas Snowdrop, engine canggih yang juga mentenagai The Division.

Selain info itu, genre, dukungan platform, waktu rilis, bahkan judul lengkap game masih belum diketahui. Ada cukup besar kemungkinan permainan menyuguhkan formula open-world, apalagi creative director Massive Entertainment Magnus Jansen sempat bilang bahwa game sudah seharusnya dibuat dengan mengikuti visi filmnya, memberikan pemain kesempatan untuk merasakan pergi ke Pandora dan menjalani hidup di tempat itu.

Berdasarkan penjelasan tersebut, pertanyaan selanjutnya yang mungkin muncul ialah, apakah game ini lebih menyerupai Far Cry atau malah dibuat sebagai permainan multiplayer online?

“Dengan kapabilitas engine game Snowdrop buatan Massive, dan semangat tim serta perhatian mereka terhadap detail, kami tahu mereka merupakan talenta yang tepat untuk menghadirkan keindahan dan bahaya Pandora di video game,” tutur James Cameron di video.

Semoga saja permainan baru ini tersaji lebih baik dan lebih matang dibanding Avatar: The Game, dan bukan hanya dibuat sebagai tie-in film Avatar 2 – kabarnya akan tayang di hari libur Natal 2018.

Via Eurogamer.