Bermain RPG: Mengaburnya Batasan antara Dunia Nyata dan Fiksi

RPG adalah salah satu genre favorit gamers di dunia. Menurut Statista, 69% gamers mengatakan, single player RPG merupakan tipe game favorit mereka sementara 73,6% gamers sangat menyukai MMORPG. Tipe game RPG juga sangat populer di Tiongkok dan India.

Persentase gamers yang menyukai sejumlah genre game di Tiongkok, India, dan Indonesia. | Sumber: Statista

Buktinya, di Tiongkok, jumlah gamers yang menyukai single player RPG mencapai 83,2% dan MMORPG 84%. Sementara di India, jumlah gamers yang menyukai single player RPG mencapai 81,8% dan MMORPG 77,8%. Di Indonesia, jumlah gamers yang menyukai RPG memang tidak sebanyak di Tiongkok atau India, tapi jumlahnya tetap cukup signifikan. Sebanya 66,4% gamers Indonesia menyukai single player RPG dan 67,6% gamres suka MMORPG.

Hal ini memunculkan pertanyaan:

Kenapa Gamers Suka Main RPG?

Salah satu hal yang membedakan RPG dengan game bergenre lain adalah dunia yang imersif dan alur cerita yang kompleks. Dua hal ini memungkinkan pemain untuk fokus sepenuhnya pada segala sesuatu yang terjadi di dalam game dan melupakan masalah mereka di dunia nyata, walau hanya sejenak. Dengan kata lain, salah satu alasan mengapa gamers senang bermain RPG adalah sebagai bentuk escapism.

Sebagai manusia, kita memang tidak bisa terus melarikan diri dari masalah yang ada di dunia nyata. Namun, kita juga tidak bisa menghabiskan seluruh waktu kita hanya untuk bekerja. Bermain game bisa jadi salah satu kegiatan yang dilakukan saat seseorang sedang beristirahat. Faktanya, bermain RPG bisa membantu pemain untuk menghadapi brain strain.

Ketika seseorang menerima informasi baru, otak akan memproses informasi tersebut sebelum menyimpannya ke memori sehingga ingatan tersebut bisa diingat kembali di masa depan. Hanya saja, ketika seseorang stres, proses ini tidak berjalan dengan lancar. Informasi yang seharusnya diproses oleh otak justru menjadi tersendat. Saat seorang bermain game, rasa stres akan menghilang atau setidaknya, berkurang. Hal ini memungkinkan otak untuk kembali mencerna informasi baru. Jika dibandingkan dengan genre lain, RPG memang akan menyajikan informasi baru lebih banyak. Alhasil, otak bisa bekerja seperti seharusnya dan informasi yang tadinya tersendat bisa diproses oleh alam bawah sadar.

Bermain RPG bisa bantu pemainnya atasi brain strain. | Sumber: UAB

Hal lain yang menjadi daya tarik dari RPG adalah kemungkinan untuk memainkan banyak peran. Bahkan di MMORPG, yang biasanya lebih fokus pada pertarungan daripada cerita, pemain tetap bisa memilih peran yang ingin dimainkan. Tergantung pada peran yang Anda pilih — mulai dari DPS, Tank, sampai Support — maka pengalaman bermain yang Anda dapatkan pun akan berbeda. Sementara di single player RPG yang menjadikan cerita sebagai daya jual, pemain bahkan punya kekuasaan untuk mengubah alur cerita. Contohnya, Undertale. Dalam game tersebut, ending yang Anda dapatkan akan tergantung pada berapa banyak monster yang Anda bunuh sepanjang perjalanan Anda.

Dalam Tabletop RPG (TTRPG), pemain bahkan lebih leluasa dalam mendesain karakter mereka. Sebagai contoh, dalam Dungeons & Dragons, Anda tidak hanya bisa menentukan class dan ras dari karakter yang Anda mainkan, tapi juga background dari karakter tersebut. Background juga akan memengaruhi kemampuan yang dimiliki oleh seorang karakter. Karakter yang memiliki Criminal sebagai background akan dapat menghubungi jaringan kriminal di sebuah kota. Sebaliknya, karakter yang merupakan City Watch justru dapat menemukan organisasi penegak hukum di sebuah kota. Tak hanya itu, seorang City Watch juga akan bisa menemukan pusat kegiatan kriminal di satu kota. Dengan begitu, walaupun Anda dan teman Anda memutuskan untuk memainkan class dan ras yang sama, gaya bermain Anda dan teman Anda tetap bisa berbeda.

Walau tidak semua, RPG juga mendorong para pemainnya untuk bersosialisasi. MMORPG biasanya didesain untuk mendorong para pemainnya agar bekerja sama dengan satu sama lain. Karena itulah, MMORPG biasanya punya sistem klan/guild. Selain itu, masing-masin class/job di MMORPG juga punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Alhasil, pemain harus saling bekerja sama untuk menutupi kelemahan class/job mereka. Begitu juga dengan TTRPG. Dalam TTRPG seperti Dungeons & Dragons, pemain bahkan bisa menghindari pertarungan sama sekali jika mereka bersedia untuk bernegoisasi.

Di tengah pandemi, game tidak hanya menjadi kegiatan untuk melepas stres, tapi juga menjadi tempat bagi teman dan keluarga untuk berkumpul bersama dan saling berkomunikasi. Stereotipe bahwa gamers adalah penyendiri tak lebih dari mitos.

Apa yang Menarik dari The Sims dan Harvest Moon?

Jika salah satu daya tarik RPG adalah dunia yang sama sekali berbeda dari dunia nyata, maka game simulasi seperti The Sims dan Harvest Moon menjadi antitesis dari RPG. Pasalnya, The Sims merupakan simulasi dari kehidupan sehari-hari. Sementara Harvest Moon merupakan salah satu contoh game simulasi bercocok tanam, sesuatu yang bisa Anda lakukan di dunia nyata. Meskipun begitu, tetap ada gamers yang senang untuk bermain game simulasi kehidupan sehari-hari atau simulasi menjadi petani. Buktinya, Electronic Arts masih memberikan update untuk The Sims 4. Tak hanya itu, dari hari ke hari, jumlah game simulasi bertani terus bertambah. Salah satu yang terbaru adalah Coral Island dari Stairway Games, studio asal Yogyakarta, Indonesia.

Coral Island jadi salah satu game simulasi petani terbaru. | Sumber: Steam

Di tengah pandemi, banyak orang yang merasa hidupnya menjadi kacau balau; mulai dari mereka yang harus membatalkan rencana liburan bersama teman atau keluarga, mereka yang kehilangan pekerjaan, sampai mereka yang kehilangan orang-orang terdekat mereka. Chris Ferguson, dosen psikologi di Stetson University, menjelaskan bahwa memainkan game seperti The Sims dan Animal Crossing bisa membuat para pemain merasa punya kendali. Walau pemain tidak bisa mengendalikan apa yang terjadi di dunia nyata, tapi mereka memegang kendali atas kehidupan karakter dalam game.

Selain kehidupan perseorangan, pandemi juga mendisrupsi tatanan dunia. Memainkan game simulasi kehidupan bisa memberikan para pemain sense of continuity, memudahkan mereka dalam melanjutkan kehidupan sehari-hari mereka. “Walau rutinitas sehari-hari kita di dunia nyata terganggu, setidaknya, kita bisa melanjutkan kehidupan dari karakter kita di game,” kata Thaddeus Griebel, seperti dikutip dari CNBC.

Griebel merupakan penulis dari jurnal berjudul Self-Portrayal in a Simulated Life: Projecting Personality and Values in The Sims 2. Studi yang dirilis pada 2006 itu berusaha untuk menjawab pertanyaan apakah gamers memang memproyeksikan diri mereka ketika mereka bermain The Sims. Dalam studi tersebut, Griebel menemukan, beberapa nilai yang dianggap penting oleh pemain dalam dunia nyata akan tercermin pada karakter The Sims. Misalnya, pemain yang mementingkan kekayaan akan berusaha untuk membuat karakter mereka kaya, walau hal itu berarti, karakter mereka harus melakukan pekerjaan yang membosankan. Sementara pemain yang menganggap kreativitas penting akan membuat karakter yang aktif melakukan hal-hal berbau seni, seperti melukis dan bermain piano.

Selain itu, sebanyak 70% dari partisipan studi Griebel mengatakan bahwa kehidupan karakter The Sims mereka merupakan cerminan dari kehidupan mereka. Sebagai contoh, sebanyak 10 partisipann mengaku, struktur keluarga dari karakter The Sims mereka sama seperti struktur keluarga mereka. Sementara sembilan partisipan mengatakan, karakter The Sims mereka punya hobi dan aspirasi yang sama dengan diri mereka.

Karakter The Sims bisa menjadi refleksi karakter pemain di dunia nyata. | Sumber: EA

“The Sims memberikan kesempatan pada semua orang untuk membuat karakter yang dapat merefleksikan diri mereka, harapan dan mimpi mereka, atau bahkan ketakutan mereka,” kata John Suler, dosen psikologi di Rider University. “Pengalaman tersebut dapat memperkaya pengalaman hidup seseorang.”

Bermain Peran, dari Sisi Psikologis

Secara harfiah, role-playing berarti memainkan peran. Sebenarnya, bermain peran adalah sesuatu yang sudah kita lakukan sejak kecil. Misalnya, ketika anak-anak bermain rumah-rumahan, setiap anak akan punya peran dan masing-masing dari mereka harus berperilaku sesuai dengan perannya. Contoh lainnya adalah ketika anak-anak bermain petak umpet. Dalam permainan tersebut, ada dua peran yang harus dimainkan, yaitu orang yang bersembunyi dan pencari.

Selain sebagai permainan, bermain peran juga membantu anak untuk memahami konsep theory of mind alias teori pikiran. Seorang anak yang paham akan teori pikiran akan mengerti bahwa orang lain — seperti teman atau guru mereka — punya pemikiran yang berbeda dari mereka sendiri. Memahami teori pikiran akan membantu anak untuk berempati pada orang lain, seperti yang disebutkan dalam studi Psychology and Role-Playing Games.

Sebenarnya, bermain peran tidak hanya dilakukan oleh anak-anak, tapi juga remaja dan orang dewasa. Pada remaja, bermain peran bisa menjadi bagian dari proses pencarian jati diri mereka. Sementara itu, orang dewasa biasanya melakukan role-playing dalam lingkup tertentu, seperti ketika seorang aktor atau aktris sedang berakting atau ketika seorang penulis membuat cerita atau novel. Di luar lingkup tersebut, orang dewasa yang bermain peran biasanya akan mendapatkan stigma buruk. Meskipun begitu, orang dewasa tetap bisa mendapatkan keuntungan dari bermain peran, seperti kesempatan untuk membangun komunitas, meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah, media untuk mengeksplorasi jati diri, meningkatkan empati serta kemampuan berpikir kritis.

Fiksi vs Kenyataan

Bermain peran tentunya tak lepas dari unsur narasi atau cerita. Selama ini, manusia menggunakan cerita untuk menyampaikan informasi. Selain itu, cerita juga bisa membantu kita untuk memahami pengalaman hidup yang mungkin terasa membingungkan. Pada dasarnya, cerita fiksi maupun cerita nyata punya tujuan yang sama: berbagi informasi, menjalin hubungan antara penulis cerita dengan audiens, dan membuat audiens merasakan perasaan tertentu, baik emosi positif seperti rasa senang atau emosi negatif, seperti rasa marah. Hal yang membedakan antara cerita nyata dan fiksi adalah apakah sebuah cerita menyampaikan sesuatu yang benar terjadi atau tidak.

Meski tidak membahas informasi nyata, cerita fiksi tetap bisa memengaruhi pemikiran dan tumbuh kembang seseorang. Studi membuktikan, membacakan dongeng pada anak sebelum tidur punya dampak pada perkembangan kemampuan literasi sang anak. Pada orang dewasa, cerita fiksi juga bisa mendorong mereka untuk tumbuh sebagai individu. Hanya saja, sebagian orang merasa kesulitan untuk membedakan dunia nyata dan fiksi, khususnya anak-anak dan remaja.

Pada 2016, Stanford University melakukan studi pada 7,8 ribu siswa SMP, SMA, dan mahasiswa. Mereka menemukan, 80% siswa SMP percaya, iklan yang mereka lihat di internet merupakan berita nyata. Sementara 80% siswa SMA kesulitan untuk membedakan antara foto yang nyata dan foto palsu. Hal ini menunjukkan betapa rendahnya kemampuan generasi muda untuk mencerna informasi di internet secara kritis. Dan hal ini bisa menyebabkan tragedi.

Slenderman adalah tokoh fiksi yang sering masuk dalam cerita horor. | Sumber: Netflix

Dalam sebuah kasus ekstrem, dua anak perempuan berumur 12 tahun mengajak seorang teman mereka ke hutan dan menusuknya 19 kali. Mereka melakukan itu karena mereka ingin membuat kagum Slenderman. Padahal, Slenderman tak lebih dari karakter fiksi yang sering muncul di cerita horor. Kepada pihak berwajib, salah satu pelaku penusukan mengatakan, Slenderman merupakan pemimpin dari situs yang sering mereka kunjungi. Dan jika dia ingin mendapatkan perhatian Slenderman, dia harus membunuh seseorang.

Memang, berdasarkan studi tentang otak, proses kognitif untuk mencerna cerita fiksi sama seperti proses kognitif untuk memahami cerita nyata. Sementara studi terkait fMRI menunjukkan, persepsi seseorang akan konten fiksi dipengaruhi apakah konten tersebut relevan atau tidak dengan kehidupan mereka. Semakin relevan konten fiksi dalam hidup seseorang, maka semakin besar kemungkinan konten tersebut terasa nyata. Dua hal ini bisa menjelaskan mengapa bagi sebagian orang, cerita fiksi terasa nyata. Namun, hal itu bukan berarti kita harus berhenti berpikir kritis ketika kita mengonsumsi konten fiksi, khususnya di jagat maya.

Menurut studi Walking the Line between Reality and Fiction in Online Spaces: Understanding the Effects of Narrative Transportation, salah satu cara untuk dapat membedakan fiksi dan kenyataan adalah memahami keseluruhan cerita. Artinya, ketika membaca cerita di internet, seseorang tidak hanya harus mempertimbangkan isi yang tertuang secara eksplisit, tapi juga segala sesuatu yang membuat cerita itu tercipta, termasuk dari budaya dan konsep sosial yang lazim dari tempat asal sang penulis.

Kesimpulan

Pernahkah Anda merasa malu ketika Anda menonton seorang tokoh publik melakukan hal memalukan di TV? Fenomena itu terjadi karena bagian otak yang berfungsi untuk mencerna stimuli di layar kaca sama seperti bagian otak yang bertugas mencerna rangsangan di dunia nyata. Hal ini juga menjadi alasan mengapa kita bisa terhanyut dalam dunia fiksi — baik saat kita bermain RPG atau saat kita membaca cerita fiksi.

Dari game dan cerita fiksi, ada banyak hal yang bisa kita pelajari, mulai dari empati sampai cara untuk memecahkan masalah. Hanya saja, jika kita tidak berpikir kritis saat mengonsumsi cerita fiksi — dalam bentuk cerita di internet atau game — kita bisa menjadi korban dari propaganda. Karena internet dan game memang bisa menjadi alat untuk menyebarkan propaganda. Tak hanya itu, memercaya fiksi sebagai kenyataan juga bisa membuat kita melakukan hal-hal yang tidak masuk akal, seperti membunuh seseorang hanya demi membuat kagum tokoh fiksi dalam cerita horor.

Sumber header: Twitter

Rangkuman Preview Gameplay Cyberpunk 2077

Kita boleh kecewa dengan penundaan Cyberpunk 2077 untuk yang kedua kali, namun CD Projekt Red nampaknya ingin memastikan bahwa pengorbanan tersebut bakal sepenuhnya terbayarkan nantinya. Live stream Night City Wire yang ditayangkan semalam menampilkan sejumlah hal baru terkait gameplay Cyberpunk 2077, dan kali ini kita juga ketambahan impresi dari sejumlah publikasi yang diberi kesempatan untuk mencoba versi demonya.

Meski hanya sempat mencoba bermain selama sekitar empat jam, respon yang diberikan media terhadap Cyberpunk 2077 rata-rata positif. Sebagian besar memuji betapa mendetailnya dunia yang tersaji dalam permainan, sebagian lain dibuat terkesan oleh kompleksitas mekanisme gameplay yang ditawarkannya.

Sebagai sebuah role playing game, kebebasan memilih merupakan aspek penting dalam Cyberpunk 2077, dan itu sudah bisa langsung dirasakan dari awal permainan. Kustomisasi karakternya begitu lengkap – terlalu lengkap bahkan – dan pemain juga dibebaskan untuk memilih satu dari tiga latar belakang karakter yang tersedia: Nomad, Street Kid, atau Corpo.

Masing-masing latar belakang punya porsi prolognya sendiri. Misalnya, jika Anda memilih Nomad, maka V (nama protagonis utama Cyberpunk 2077) bakal memulai kisahnya di sebuah distrik di luar Night City. Kalau memilih Street Kid, adegan prolognya menceritakan V yang sedang sibuk mencuri mobil. Corpo di sisi lain menempatkan V sebagai karyawan Arasaka, satu dari tiga perusahaan besar yang berkuasa di jagat Cyberpunk 2077.

Selain menyuguhkan adegan pembuka yang sangat berbeda, masing-masing latar belakang karakter tadi juga berpengaruh langsung terhadap jalannya cerita, serta memberikan sejumlah opsi dialog khusus di sepanjang permainan. Misalnya saja jika memilih latar belakang Corpo, maka V akan punya opsi dialog yang lebih banyak ketika menjalani quest yang berada dalam lingkup korporasi.

Cyberpunk 2077

Setelah melewati prolog, barulah kita bisa memainkan Cyberpunk 2077 dalam mode open-world sebebas-bebasnya. Kondisinya kurang lebih sama seperti ketika menyelesaikan map White Orchard di The Witcher 3. Meski demikian, setting kota metropolitan di masa depan membuatnya lebih terasa seperti hasil perkawinan seri Grand Theft Auto dan Deus Ex (plus estetika ala film Blade Runner maupun Ghost in the Shell).

Saat pertama mengetahui bahwa ada bermacam kendaraan di Cyberpunk 2077, saya pribadi sempat khawatir feel mengemudinya bakal jelek. Kekhawatiran saya berdasar pada pengalaman bermain seri Just Cause, yang buat saya benar-benar jelek feel mengemudinya, apalagi jika dibandingkan dengan seri GTA. Dalam lingkup permainan open-world, GTA IV dan GTA V sendiri terbilang superior feel mengemudinya karena Rockstar memang sudah menggeluti bidang tersebut selama bertahun-tahun.

CD Projekt Red di sisi lain belum punya banyak pengalaman soal itu, dan menunggangi kuda milik Geralt di The Witcher 3 juga bukanlah pengalaman berkuda terbaik di sepanjang sejarah video game. Namun kalau merujuk pada impresi PC Gamer selama menjajal demonya, feel mengemudi dalam Cyberpunk 2077 rupanya masih cukup oke, dan kita dibebaskan untuk menyetir dalam sudut pandang orang pertama atau ketiga.

Seperti di GTA, Cyberpunk 2077 juga memiliki semacam wanted system. V akan dikejar-kejar polisi seandainya melancarkan aksi kriminal di hadapan publik. Sebaliknya, V juga bisa membantu mencegah tindak kriminal di berbagai area di Night City, dan setelahnya, polisi bakal memberikan insentif.

Live stream semalam tidak lupa menyoroti salah satu fitur gameplay andalan dalam Cyberpunk 2077, yaitu Braindance. Secara lore, Braindance di Night City merupakan salah satu format hiburan yang paling populer. Menggunakan semacam VR headset super-canggih, penghuni Night City bisa merasakan pengalaman orang lain secara penuh berkat Braindance.

Braindance juga sangat berguna untuk keperluan investigasi. Memori yang dialami orang lain tadi bisa kita eksplorasi secara bebas; bisa di-rewind, bisa dimajukan, dan bisa di-pause kapan saja kita menemukan informasi atau petunjuk yang sekiranya berguna. Anggap saja Braindance ini seperti fitur Detective Mode pada seri Batman: Arkham, tapi yang canggihnya berkali-kali lipat.

Bagi penggemar The Witcher 3, mereka pasti langsung sadar bahwa Braindance adalah pengganti untuk sistem Witcher Sense. Anda akan lebih terkesan setelah menonton sendiri cuplikan penggunaan fitur Braindance dalam Cyberpunk 2077, namun menariknya lagi, CD Projekt juga bakal memanfaatkan fitur ini sebagai medium lain untuk bercerita lewat beragam clue yang pemain temukan.

Jujur saya sudah benar-benar tidak sabar menunggu sampai 19 November, dan saya tidak peduli kalaupun harus dicap sebagai fanboy. Menjelang peluncurannya nanti, CD Projekt berencana untuk menyiarkan sejumlah episode lain Night City Wire. Well, saya rupanya harus tabah dibuat semakin penasaran.

Pong Quest Ialah Penjelmaan Modern Pong Dengan Bumbu RPG

Diciptakan oleh Allan Alcorn atas permintaan co-founder Atari Nolan Bushnell, Pong adalah video game pertama yang sukses secara komersial. Bersama home console Magnavox Odyssey, Pong membantu mengokohkan industri gaming, Menyusul sambutan positif khalayak terhadap versi arcade-nya, Atari mulai memproduksi sistem permainan yang bisa dinikmati di rumah dan memasarkannya di tahun 1975.

Sesuai namanya, desain Pong terinspirasi dari permainan ping-pong (yang sebetulnya juga disajikan oleh Magnavox Odyssey). Kesuksesannya melahirkan rentetan sekuel serta tiruan. Beberapa judul resmi meliputi Pong Doubles, Super Pong, Ultra Pong, Quadrapong, serta Pin-Pong. Hampir setengah abad berlalu dari sejak Pong melakukan debutnya, Atari mengumumkan penjelmaan modern game ini yang akan hadir di platform current-gen. Mereka menamainya Pong Quest.

Lewat Pong Quest, Atari mencoba memadukan gameplay ala tenis meja tradisional (disebut pula ball-and-paddle) dan elemen role-playing. Anda bermain sebagai sebuah paddle dalam petualangan di dunia yang dihuni oleh karakter-karakter serupa. Sebagian besar waktu akan Anda habiskan bertanding ping-pong dengan mereka – ada paddle berpenampilan seperti badut, penyihir dan lain-lain.

IMG_01042020_124326_(1024_x_576_pixel)

Layaknya sebuah RPG, kustomisasi merupakan elemen penting di Pong Quest. Pemain bisa mendandani paddle-nya dengan beragam kostum, skin serta aksesori. Dan seperti yang diperlihatkan trailer singkatnya, Pong Quest tidak hanya menghidangkan pertandingan tenis meja digital saja. Game memiliki beragam mode unik, misalnya mengadu Anda dengan monster lipan, mode puzzle hingga variasi permainan ala Breakout (juga buatan Atari).

IMG_01042020_124213_(1024_x_576_pixel)

Di luar itu semua, dunia Pong Quest bisa bebas kita jelajahi. Permainan menyuguhkan grafis flat minimalis dua dimensi, yang bagi saya pribadi, berkesan terlalu sederhana dengan pemilihan dan kombinasi warna yang kusam. Mungkin arahan visual ini diambil demi mempertahankan tradisi ‘old school‘ Pong. Tapi sebetulnya tak ada salahnya jika aspek grafis diracik lebih stylish dan cerah – misalnya seperti Figment atau Fez.

IMG_01042020_124307_(1024_x_576_pixel)

Dari deskripsi di laman Steam, Pong Quest menugaskan Anda untuk ‘mengumpulkan Orb dan menguak rahasia Pintu Menakutkan’. Game turut ditunjang mode multiplayer lokal dan online, serta mempersilakan kita buat bermain bersama tiga orang kawan. Anda tidak membutuhkan PC berspesifikasi tinggi untuk menjalankan game, cukup sistem berspesifikasi CPU dual core, RAM 2GB dan kartu grafis DirectX 11.

IMG_01042020_124231_(1024_x_576_pixel)

Selain di Windows, Pong Quest juga dapat dinikmati dari Xbox One, PlayStation 4 dan Switch. Game rencananya akan dirilis di ‘musim semi’ tahun ini – yang artinya sebentar lagi.

Via Gamespot.

Tadinya Eksklusif di PS4, Horizon Zero Dawn Akan Hadir di PC Pertengahan Tahun Ini

Microsoft bisa dikatakan sebagai produsen console pertama yang (pada akhirnya) mempromososikan keterbukaan platform. Tapi hal ini tidak begitu mengherankan mengingat pada dasarnya mereka juga merupakan pemilik Windows – ‘rumah’ bagi lebih dari satu miliar gamer PC. Menariknya, belakangan Sony pelan-pelan membuntuti langkah Microsoft dan mulai melepas game-game eksklusifnya di PC.

Tak lama setelah membiarkan Quantic Dream merilis deretan permainannya di Windows, dikonfirmasi pula eksistensi versi PC dari remake Final Fantasy VII dan Death Stranding. Menyusul rumor dan spekulasi, pihak Sony sendiri yang mengabarkan agenda peluncuran satu game eksklusif PlayStation 4 kreasi studio first-party Guerrilla Games di Windows: Horizon Zero Dawn. Pengumuman ini dibarengi oleh munculnya laman Horizon Zero Dawn di Steam.

IMG_11032020_113536_(1000_x_650_pixel)

Horizon Zero Dawn rencananya akan mendarat di PC di tahun ini. Developer belum menyingkap secara spesifik jadwal rilisnya, namun sepertinya kita tak perlu menunggu terlalu lama. Menurut keterangan Hermen Hulst selaku head of worldwide studios baru Sony Interactive Entertainment, game dijadwalkan buat dilepas di ‘musim panas’. Sebelum menduduki jabatan penting tersebut, Hulst bertanggung jawab sebagai managing director di Guerrilla Games.

Gamer PC akan mendapatkan Horizon Zero Dawn Complete Edition. Melengkapi permainan utama, Complete Edition dibundel bersama expansion pack The Frozen Wilds serta bermacam-macam bonus in-game yang sempat disediakan di PS4 (misalnya Carja, Banuk serta Nora Pack). Sejauh ini, developer masih belum mengungkap detail teknis game – misalnya fitur baru yang mereka bubuhkan di sana serta perbedaan antara edisi PC dan PlayStation 4. Bahkan screenshot di Steam masih menggunakan versi PS4 Pro.

IMG_11032020_113610_(1000_x_650_pixel)

Pengumuman Horizon Zero Dawn versi PC secara langsung oleh Sony mungkin ‘mengusik’ fans fanatik PlayStation. Bagaimana pun juga, game eksklusif ialah hal yang sangat dibangga-banggakan gamer-nya dan alasan mengapa Sony bisa mengungguli Microsoft dalam penjualan console. Lewat edisi Windows tersebut, perusahaan bermaksud untuk mengenalkan salah satu franchise andalannya ke konsumen yang tak sempat menikmatinya.

Namun Hulst juga menekankan bahwa gamer PlayStation tidak perlu cemas. Tak semua permainan first-party PlayStation 4 akan di-port ke PC. Perusahaan berjanji untuk terus memegang komitmen mereka mendukung hardware dan ekosistem gaming-nya.

IMG_11032020_113634_(1000_x_650_pixel)

Saya pribadi melihat penyediaan Horizon Zero Dawn di Windows sebagai sebuah langkah strategis. Horizon Zero Dawn adalah game berusia tiga tahun. Alasan mengapa ada pemilik PlayStation 4 yang belum menikmatinya bisa jadi karena masalah anggaran (sudah dialokasikan buat judul lain) atau memang mereka tidak berminat dengan permainan ini. Itu berarti, menghadirkan Horizon Zero Dawn di PC berpotensi untuk menambah jumlah gamer dan fans  franchise tersebut.

Gameplay Dipamerkan, Baldur’s Gate III Siap Puaskan Dahaga Pecinta RPG D&D

Sesuai agenda, Larian Studios resmi memamerkan gameplay Baldur’s Gate III secara perdana di hari pertama Pax East 2020 Boston kemarin. Baldur’s Gate III adalah sekuel permainan role-playing PC legendaris yang meluncur hampir dua dekade silam. Eksistensinya diungkap di E3 tahun lalu, merupakan kabar gembira bagi mereka yang kecewa atas dibatalkannya pengerjaan proyek The Black Hound oleh Black Isle Studios.

Demonstrasi dipadu oleh founder sekaligus CEO Larian Studios, Swen Vincke. Permainan dibuka dengan intro sinematik, mengisahkan upaya seorang illithid (disebut pula mind flayer) menculik penduduk kota menggunakan ‘kapal terbang’ nautiloid. Terlahir sebagai larva, illithid membutuhkan makhluk lain untuk jadi inkubator dan tumbuh dewasa. Kabar baik, Anda merupakan salah satu korbannya. Setelah sosok misterius ini memasukkan larva di tubuh Anda, game segera menampilkan bagian kreasi karakter.

Seperti mayoritas RPG berbasis Dungeons & Dragons yang ada sebelumnya, Baldur’s Gate III menyuguhkan beragam opsi ras dan kelas familier. Di versi demo ini, tersedia 15 pilihan ras serta 8 kelas, dan Larian berniat untuk menambah lagi jumlahnya. Kustomisasi lebih lanjut bisa Anda lakukan, seperti menentukan gender, mengubah penampilan karakter, serta mentapkan skill dan latar belakang. Aspek terunik di sana adalah, kita juga dapat bermain sebagai tokoh kreasi Larian dengan kisahnya masing-masing.

Petualangan Anda dimulai setelah kapal nautiloid karam karena diserang penunggang naga. Game dapat dinikmati lewat dua cara: melalui tampilan third-person atau isometrik ala CRPG klasik. Anda bisa mengantinya kapan pun, dan keleluasaan ini berkaitan dengan cara dunia permainan disuguhkan. Tempat ini sangat luas, menyimpan banyak rahasia, jalan pintas, serta peluang-peluang tersembunyi; dan fleksibilitas dalam mengubah perspektif akan sangat membantu eksplorasi.

IMG_28022020_144242_(1000_x_650_pixel)

Satu hal yang segera saya tangkap di sesi demo ini ialah adanya begitu banyak elemen Divinity: Original Sin II yang Larian bubuhkan di Baldur’s Gate III. Pertama, sistem pertempuran turn-based hadir menggantikan pause-based. Itu berarti, pemain diberikan lebih banyak peluang strategis dalam menaklukkan lawan. Mode turn-based dapat pula digunakan saat Anda berjelajah. Ia akan sangat berguna buat menghindari jebakan serta menyelinap di area berbahaya.

Kedua, Baldur’s Gate III juga menyajikan level interaksi yang tinggi. Pemain dapat memanipulasi beragam objek: membuat tangga dari susunan boks kayu atau menutup lubang pembuangan minyak menggunakan vas. Genangan air (atau darah) efektif dalam menghantarkan listrik, bisa Anda manfaatkan untuk menyetrum musuh yang berdiri di atasnya. Seperti di Original Sin II, solusi dari sebuah hambatan dapat Anda temukan dengan berpikir kreatif.

IMG_28022020_144254_(1000_x_650_pixel)

Keunikan lain Baldur’s Gate III yang membuatnya berbeda dari permainan sebelumnya ialah kita dibebaskan untuk memecah grup. Karakter rogue bisa Anda perintahkan menyusup ke makam kuno dan mengambil artefak penting, sementara tokoh lain Anda kirim ke kota buat berbelanja. Metode ‘memisah party‘ ini membuka banyak kesempatan dalam pertempuran, memudahkan kita menyusun serangan atau menyergap lawan.

Berbicara soal pertempuran, tiap konfrontasi di Baldur’s Gate III terbilang menantang. Pemain dituntut mengesekusi langkah dengan cermat karena satu kesalahan kecil dapat berakibat fatal bagi para karakter yang Anda kendalikan. Baldur’s Gate III bahkan terbukti cukup sulit bagi Sven Vincke selaku game director. Hanya karena kurang beruntung, karakter-karakter yang ia kendalikan disapu bersih oleh musuh, memaksanya mengulang dari awal.

IMG_28022020_144223_(1000_x_650_pixel)

Segala aksi pemain – seperti serangan ke lawan atau upaya persuasi atau intimidasi – didasari oleh ‘lemparan dadu’ virtual 20 sisi khas D&D. Karena hasilnya acak, tak semua rencana Anda akan berjalan sesuai keinginan. Meski demikian, kegagalan kadang malah memunculkan efek menarik dan pilihan-pilihan baru.

Dari aspek visual hingga nilai produksi, Baldur’s Gate III tentu jauh lebih baik dibanding Divinity: Original Sin II. Desain karakternya dibuat begitu realistis dan disertai pula segala macam detail krusial – pada mimik wajah, pakaian, hingga gerakan tubuh. Adegan dialog Baldur’s Gate III mengedepankan elemen sinematik, punya kemiripan dengan game-game BioWare di era keemasannya serta The Witcher 3. Dan entah mengapa, aspek estetikanya juga mengingatkan saya pada Neverwinter Nights 2.

Demo Baldur’s Gate III diakhiri oleh bug. Sepertinya ada glitch yang memicu sesi pertempuran tanpa kehadiran musuh, secara berulang-ulang. Sebagai orang yang sangat menanti perilisan permainan ini, saya sendiri tidak terlalu mencemaskan bug. Walaupun game terlihat sudah bisa dimainkan, dan rencananya akan memasuki tahap early access di tahun ini, peluncuran resmi Baldur’s Gate III kemungkinan masih lama.

Buat sekarang, Baldur’s Gate III baru dikonfirmasi untuk hadir di Windows (lewat Steam dan GOG) serta layanan cloud gaming Google Stadia. Tapi melihat kebiasaan Larian sebelumnya, ada peluang permainan turut di-port ke console.

Baldur’s Gate III Akan Meluncur Tahun Ini di Steam Early Access

Sebagai salah satu seri game role-playing paling legendaris, upaya pengembangan penerus Baldur’s Gate sudah dilakukan sejak dua dekade silam. Saat itu, Interplay selaku pemegang lisensi Dungeons & Dragons menugaskan Black Isle Studios untuk mengerjakannya. Namun karena masalah teknis dan krisis finansial, game yang tadinya akan diberi judul The Black Hound tersebut akhirnya dibatalkan. Sementara itu, hak publikasi game D&D kembali diamankan oleh Wizards of the Coast.

Beberapa belas tahun berlalu, fans dan gamer dikejutkan oleh pengumuman mendadak Baldur’s Gate III dalam presentasi Google Stadia di ajang E3 2019. Berkat kesuksesan Divinity: Original Sin dan sekuelnya, Larian Studios mendapatkan kepercayaan Wizards of the Coast untuk menggarap permainan yang dinanti-nanti ini. Baldur’s Gate III akan dihadirkan di Windows serta platform cloud gaming Google, dan ada kemungkinan versi console-nya meluncur setelah itu. Dan di minggu ini, terungkaplah informasi mengenai kapan game bisa mulai dicicipi.

Dalam acara investor di New York Toy Fair, Hasbro yang merupakan perusahaan induk Wizards of the Coast mengumumkan agenda buat meluncurkan Baldur’s Gate III via Steam Early Access di tahun 2020. Melalui cara ini, Larian mengajak komunitas untuk bersama-sama mengembangkan dan memoles permainan – sama seperti ketika mereka meramu Divinity: Original Sin 1 dan 2. Menariknya lagi, perusahaan juga mengungkap rencana pelepasan tujuh game Dungeons & Dragons hingga tahun 2025. Selain Baldur’s Gate III, sedang digarap pula sekuel spin-off Baldur’s Gate: Dark Alliance.

Setelah trailer sinematik Baldur’s Gate III ditayangkan di E3 2019, Larian berencana untuk memamerkan demo gameplay perdana di acara PAX East di tanggal 27 Februari besok. Lewat channel YouTube resmi, minggu lalu tim developer menyingkap sedikit apa yang sudah mereka kerjakan – seperti proses desain level, perekaman musik dan dialog, serta motion capture. Baldur’s Gate III dibangun berlandaskan ruleset D&D edisi kelima dengan sejumlah penyesuaian agar gameplay-nya lebih berorientasi pada pemain.

Baldur’s Gate III buatan Larian tidak mempunyai keterkaitan dengan Baldur’s Gate III: The Black Hound yang sempat ditangani Black Isle. Permainan di-setting kurang lebih 200 tahun setelah Baldur’s Gate II dan menyajikan jalan cerita orisinal. Berdasarkan trailer-nya, permainan sepertinya mengedepankan insiden atau konflik dengan ras illithid (Mind Flayer).

Selain lewat Stadia dan Steam, Baldur’s Gate III juga akan dirilis di platform bebas-DRM GOG.com. Uniknya, ketika banyak developer melangsungkan kesepakatan eksklusif dengan Epic Games Store, Larian malah tidak punya niatan untuk meluncurkan game di platform distribusi yang dimiliki pencipta Fortnite itu. Founder Larian Studios, Swen Vincke menyampaikan bahwa ia ingin agar Baldur’s Gate III tersedia secara luas dan mudah diakses gamer.

Via DualShockers.

Ring Fit Adventure Untuk Nintendo Switch Padukan Petualangan Digital dan Olahraga

Dibanding raksasa gaming seperti Sony dan Microsoft, Nintendo punya cara unik dalam menjalankan bisnisnya. Di antara trinitas console maker itu, Nintendo ialah brand yang paling berani bereksperimen. Lihat saja Game Boy Camera dan Printer yang diperkenalkan jauh sebelum tren swafoto populer, serta Virtual Boy sebagai salah satu pencetus perangkat head-mounted display virtual reality.

Hingga hari ini, semangat bereksperimen itu tidak hilang dari Nintendo. Lihat saja beragam aksesori unik yang perusahaan sediakan untuk Switch, terutama seri Labo Kits. Dan minggu lalu, tak lama setelah melangsungkan stream Direct, Nintendo men-tease aksesori baru lewat video. Sesuai janji, Nintendo akhirnya resmi mengumumkan produk tersebut, dan perangkat itu ternyata merupakan bagian dari Ring Fit Adventure.

Pada dasarnya, Ring Fit Adventure adalah game petualangan dengan elemen role-playing, namun aspek yang membuatnya unik terletak pada perlengkapan pendukungnya. Di dalam boks, Anda akan menemukan aksesori bundar mirip setir bernama Ring-Con serta Leg Strap. Mereka semua digarap khusus untuk membaca gerakan-gerakan pemain yang kemudian diubah menjadi input di dalam game.

Dikombinasi bersama Joy-Con, dua aksesori tersebut berguna untuk mengendalikan karakter. Kenakan Leg Strap di paha kiri dan jalan ditempat untuk navigasi di dunia permainan, atau tekan Ring-Con untuk mengeluarkan serangan. Tentu saja Ring Fit Adventure bukan permainan biasa. Dari awal, game serta aksesorinya dirancang sebagai alat penunjang olahraga, bahkan ia juga dilengkapi mini-game tambahan dan panduan kegiatan olah fisik.

Ring Fit Adventure 1

Konten Ring Fit Adventure bersahabat bagi pemain di segala usia, juga cocok bagi para pemula maupun penggemar olahraga veteran. Permainan akan membawa Anda bertualangan ke 20 dunia ‘penuh warna’ dalam misi menumbangkan naga jahat Dragaux. Berbagai macam musuh akan menghadang Anda, dan kita bisa menaklukkan mereka berbekal lebih dari 40 Fit Skills – yang sebetulnya merupakan gerakan olahraga.

Ring Fit Adventure 2

Dengan mengeksekusi gerakan secara tepat dan mengalahkan lawan, pemain akan mendapatkan poin experience yang dibutuhkan untuk naik level. Semakin tinggi level karakter Anda, kian banyak pula opsi Fit Skill akan terbuka. Lalu jika Anda tak punya banyak waktu buat bermain, Ring Fit Adventure turut menyediakan mode Quick Play, Simple (langsung menyajikan latihan yang diinginkan), dan Set (latihannya difokuskan ke bagian tertentu di tubuh).

Bundel Ring Fit Adventure akan mulai tersedia pada tanggal 18 Oktober nanti, dibanderol seharga US$ 80.

Ring Fit Adventure 3

Via NintendoEverything. Gambar: NintendoLife.

Final Fantasy VII Remake ‘Dikembangkan Secara Terpisah’? Gerbang Pre-Order Sudah Dibuka

Jika Anda gamer, mungkin seperti saya, jejaring sosial saat ini tengah dipenuhi diskusi mengenai remake Final Fantasy VII. Square Enix pertama kali mengumumkan rencana mereka buat membangun ulang permainan ketujuh di seri Final Fantasy itu hampir empat tahun silam, namun baru minggu lalu developer akhirnya berkenan memperlihatkan potongan kecil dari gameplay lewat video trailer singkat.

Namun teaser berdurasi satu menit lebih itu sudah cukup untuk menampilkan gambaran seperti apa versi remake Final Fantasy VII nantinya. Beberapa cuplikan di sana mengindikasikan perombakan pada elemen eksplorasi dan pertempuran, semuanya telah saya rangkum di artikel ini. Tapi ada sejumlah informasi penting lagi tentangnya yang tidak dibahas di live-stream PlayStation State of Play, misalnya terkait bagaimana game ini disajikan dan kapan bisa kita nikmati.

Kabar pertama dilaporkan Gematsu berdasarkan info yang mereka peroleh dari blog resmi berbahasa Jepang milik Square Enix. Sang developer menjelaskan bahwa ada banyak pertimbangan yang mereka lakukan demi menghidupkan kembali Final Fantasy VII di PlayStation 4. Salah satu bagian terunik adalah proses pengembangan ‘dalam beberapa bagian’ atau ‘secara terpisah’. Deskripsi ini memang terasa ambigu, dan menimbulkan sejumlah pertanyaaan.

Apakah itu artinya remake Final Fantasy VII akan disajikan dalam beberapa bagian berbeda (per episode) atau maksudnya ialah dikerjakan oleh beberapa tim sekaligus? Square Enix berjanji akan mengungkap segala detailnya pada bulan Juni besok, kemungkin besar ketika E3 2019 dilangsungkan. Saya pribadi penasaran mengenai platform ketersediaan game. Buat sekarang memang hanya PlayStation 4 yang baru dikonfirmasi, tetapi sudah lama Square Enix merilis Final Fantasy sebagai judul multi-platform.

ffvii_remake_02

Info selanjutnya merupakan kabar gembira bagi Anda yang sudah tidak sabar menyambut peluncuran game. Secara mengejutkan, kita telah dipersilakan buat melakukan pre-order Final Fantasy VII remake walaupun saat ini pemesanan baru bisa dilakukan via Amazon khusus untuk edisi standar versi PlayStation 4. Belum ada opsi edisi spesial, tetapi para pemesan dijanjikan akan mendapat bonus, walaupun belum diketahui seperti apa hadiah-hadiah tambahannya.

Satu hal menarik dari pre-order di Amazon adalah, Anda dijamin selalu mendapatkan harga termurah – entah apakah nanti ada kenaikan harga, atau harganya malah merosot (seperti Mortal Kombat 11). Ketika itu terjadi, Anda akan mendapatkan refund. Di situs e-commerce raksasa itu, Final Fantasy VII dibanderol US$ 60.

Final Fantasy VII Remake.

Tambahan: Gamespot.

Divinity: Fallen Heroes Ialah Sekuel Original Sin II Dengan Sentuhan ala XCOM

Bersama The Witcher 3 dan trilogi Dark Souls, banyak orang setuju bahwa Divinity: Original Sin II merupakan permainan role-playing modern terpenting. Game kreasi Larian Studios itu istimewa berkat kombinasi kompleksnya dunia dan cerita, karakter-karakter unik, serta bagaimana ia memberikan para pemain keleluasaan dalam memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas.

Dua tahun hampir berlalu semenjak Divinity: Original Sin II melakukan debutnya di Windows. Dan secara mendadak, tim developer dari Belgia itu mengumumkan Divinity: Fallen Heroes di tengah minggu ini. Game baru tersebut sangat menarik karena berperan sebagai sekuel sekaligus spin-off dari Original Sin II. Lewat pengembangannya, Larian mecoba bereksperimen dengan formula baru, berangkat dari gameplay taktis di dua Original Sin terdahulu.

Fallen Heroes mungkin bisa dideskripsikan sebagai Final Fantasy Tactics-nya seri Divinity. Dan menggali lebih dalam, game punya sejumlah kesamaan dengan seri XCOM. Itu artinya, ia siap memuaskan dahaga penggemar permainan strategi kelas kakap – tetapi dilatarbelakangi jagat fantasi, bukan sci-fi. Di sana Anda dapat merekrut pasukan dari berbagai ras, lalu meng-upgrade dan membekali mereka dengan perlengkapan yang lebih baik.

Uniknya, kita akan menemui banyak hal familier di Divinity: Fallen Heroes. Pertama, karakter-karakter Divinity: Original Sin II seperti Malady, Fane, Ifan, Lohse, Sebille, Red Prince, dan Beast akan hadir lagi serta membantu Anda mengerjakan misi. Kedua, perahu perang Lady Vengeance kembali jadi markas dan pusat misi. Anda tidak bisa membangun atau menambah ruang seperti di XCOM, tapi dipersilakan buat mengunjungi area berbeda dan berdialog dengan penghuninya.

Satu lagi kesamaan antara Fallen Heroes dan XCOM adalah sistem kematian permanen. Itu artinya, keputusan keliru dapat menyebabkan karakter favorit yang telah Anda asuh sedimikian rupa tewas. Game juga tidak kalah menantang: musuh akan mencoba menyergap Anda dan mereka bisa menggunakan kemampuan serupa para hero di tim Anda. Untuk meminimalkan korban, pemain dituntut buat berpikir dan mengeksekusi langkah matang-matang.

Seperti dalam Original Sin, elemen memegang peranan penting dalam pertempuran. Genangan oli bisa menghambat gerakan musuh dan membakar mereka jika disulut api. Lawan yang basah kuyup dapat lebih mudah membeku. Lalu selain mematikan, elemen racun bisa pula meledak. Namun berbeda dari XCOM, beberapa level punya kondisi kemenangan yang bervariasi karena Fallen Heroes juga mengedepankan elemen narasi dan cerita.

Divinity: Fallen Heroes diproduksi secara kolaboratif oleh Larian dan Logic Artists. Game dijadwalkan untuk meluncur di sejumlah platform gaming di tahun ini juga, tetapi developer belum mengungkap detailnya secara lebih spesifik. Tebakan saya, Fallen Heroes kemungkinan akan tersedia di PC, Xbox One dan PS4 – dan saya pribadi berharap ada versi Nintendo Switch-nya.

Sumber: Situs Divinty: Fallen Heroes. Tambahan: PC Gamer.

Segala Konten yang Bisa Anda Cicipi di Open Beta The Division 2

Bermigrasinya sejumlah game dari Steam ke Epic Games Store, termasuk judul-judul besar seperti Metro Exodus dan The Division 2, masih menyisakan rasa pahit. Namun para publisher tampaknya telah bulat dengan keputusan mereka dan mengeksekusi agenda tanpa ragu. Khusus untuk The Division 2, Ubisoft sudah melangsungkan beberapa kali uji coba tertutup dan akan membukanya buat umum akhir minggu nanti.

Sesi open beta Tom Clancy’s The Division 2 akan dilangsungkan pada tanggal 1 sampai 4 Maret 2019, tersedia untuk PC, PS4 serta Xbox One. Dan melalui blog resmi, Massive Entertainment dan Ubisoft mengungkap segala hal yang bisa kita cicipi di sana. Berbeda dari fase private beta, open beta bisa diakses oleh semua orang. Konten yang disediakan pun lebih banyak, sehingga lebih mudah bagi kita buat mempertimbangkan apakah The Division 2 layak dibeli atau tidak.

Ketika permainan terdahulu mempersilakan Anda menjelajahi kota New York di musim dingin pasca menyebarnya virus cacar hasil rekayasa genetika, The Division 2 akan membawa Anda ke kota Washington DC, di-setting tujuh bulan setelah cerita sebelumnya berakhir. Dalam meraciknya, developer mencoba memberi solusi terhadap keluhan pemain, terutama soal konten di momen peluncurannya serta bagian endgame.

The Division 2 2

Di open beta nanti, Anda dapat menikmati tiga misi utama, lima misi sekunder, lalu dipersilakan pula mengakses Dark Zone East (arena PvP), mode multiplayer kompetitif skirmish 4 versus 4, satu misi ‘invaded‘, serta memilih tiga spesialisasi tokoh utama. Buat sekarang, hanya tersedia satu slot karakter, namun Anda tetap bisa mengustomisasi penampilan sang agen atau menghapusnya jika merasa kurang puas.

Tiga misi utama menyuguhkan petualangan di Grand Washington Hotel, Jefferson Trade Center, serta Viewpoint Museum. Anda bisa memainkannya di tingkat kesulitan normal maupun hard. Tester juga diperkenankan mengeksplorasi lokasi-lokasi lain seperti Gedung Putih, Downtown East, The Federal Triangle dan Smithsonian; serta dapat mengerjakan lima side quest. Dark Zone sendiri dapat diakses setelah Anda menyelesaikan misi Jefferson Trade Center.

Di versi open beta, Anda hanya bisa bermain sampai level delapan. Tapi begitu berhasil melewati Jefferson Trade Center, Anda diberikan pilihan tiga karakter level 30 untuk menikmati satu misi endgame.

The Division 2 1

Berdasarkan informasi dari Ubisoft, gamer di wilayah Asia dan Oseania sudah bisa melakukan pre-load sejak tanggal 28 Februari. Selanjutnya, open beta The Division 2 dapat dimainkan mulai pukul 20:00 malam AET (Australia Eastern Time) tanggal 1 Maret dan berakhir pada jam 20:00 AET tanggal 5 Maret. WIB lebih lambat tiga jam dari AET.