Update Besar dan Versi Next-Gen Cyberpunk 2077 Dijadwalkan Hadir di Awal 2022

Tidak terasa sudah nyaris setahun sejak Cyberpunk 2077 resmi dirilis, akan tetapi versi next-gen dari game bikinan CD Projekt Red tersebut masih tak kunjung datang. Saat saya coba memainkannya kembali belum lama ini, pengalaman yang saya dapat pun masih tidak jauh berbeda dari saat game-nya pertama diluncurkan pada 10 Desember 2020.

Di titik ini, sebagian dari kita mungkin mempertanyakan apakah game ini masih bisa ‘diselamatkan’. CD Projekt sendiri cukup optimistis, dan dalam laporan finansial perusahaan terbarunya, mereka mengumumkan bahwa Cyberpunk 2077 bakal menerima sebuah update besar pada kuartal pertama 2022, bersamaan dengan peluncuran versi next-gen-nya.

Isi update-nya seperti apa tidak dijelaskan, apakah mencakup konten DLC gratis seperti yang dijanjikan, atau sebatas perbaikan dan penyempurnaan saja. Dalam sebuah siaran pers, Adam Kicinski selaku bos besar CD Projekt mengatakan bahwa timnya juga tengah sibuk mengerjakan expansion pack buat Cyberpunk 2077, tidak ketinggalan pula update versi next-gen dari The Witcher 3 yang ditargetkan hadir pada kuartal kedua 2022.

Rumornya, expansion pack untuk Cyberpunk 2077 bakal berfokus pada region Pacifica / CD Projekt Red

Mei lalu, Games Industry melaporkan bahwa CD Projekt menunjuk seorang game director baru untuk Cyberpunk 2077 yang akan berfokus pada pengembangan konten expansion pack-nya. Saya pribadi menaruh harapan besar pada rencana terkait expansion ini, sebab kalau berdasarkan pengalaman sebelumnya, The Witcher 3 juga baru benar-benar terasa matang setelah expansion pack keduanya dirilis.

Terlepas dari banyaknya permasalahan yang dihadapi, Cyberpunk 2077 tetap menjadi salah satu game yang paling diminati tahun ini. Pada bulan Juni 2021 misalnya, Cyberpunk 2077 berhasil menduduki peringkat pertama game PS4 terlaris setelah sempat ditarik dari PlayStation Store selama sekitar enam bulan.

Pekan lalu, bertepatan dengan event Steam Autumn Sale, Cyberpunk 2077 menjadi game terlaris ketiga berdasarkan data dari SteamDB. Cyberpunk 2077 juga kebanjiran ulasan positif dari pengguna Steam; dari tanggal 24 November 2021 sampai artikel ini dipublikasikan, tercatat sudah ada lebih dari 18.000 review pengguna dengan sentimen sangat positif.

Sumber: PC Gamer.

Film Anime Adaptasi dari The Witcher Dapatkan Trailer Perdananya

Petualangan Geralt sebagai The Witcher di dalam dunia game mungkin memang masih belum berlanjut. Namun setidaknya, semesta The Witcher terus berkembang lewat media lain yaitu Netflix.

Setelah sukses dengan musim perdananya, film serial The Witcher yang dibintangi Henry Cavill tersebut memang tengah menunggu musim keduanya yang akan ditayangkan pada 17 Desember 2021 mendatang. Namun Netflix ternyata telah menyiapkan amunisi untuk menyenangkan para fans sembari menunggu.

Netflix akhirnya menunjukkan trailer dari film animasi adaptasi berjudul The Witcher: Nightmare of the Wolf yang akan dirilis pada 23 Agustus mendatang. Film animasi ini disutradari oleh Kwang Il Han, diproduksi oleh Lauren Schmidt Hissrich, dan ditulis oleh Beau DeMayo.

Untuk masalah kualitas, animasi ini tidak perlu diragukan karena produksinya akan ditangani oleh Studio Mirr yang tentu sudah terbukti lewat animasi seperti The Legend of Korra, Voltron: Legendary Defender, Mortal Kombat Legends: Scorpion’s Revenge, dan tentunya yang terakhir adalah Dota: Dragon’s Blood.

Menjadi bagian dari dunia The Witcher, film animasi ini akan mengambil masa sebelum era Geralt menjadi seorang Witcher. Lebih tepatnya animasi ini akan mengikuti kisah dari mentor sekaligus ayah angkat dari Geralt yaitu Vesemir.

image credit: Netflix

Vesemir diceritakan menjadi seorang witcher yang masih muda dan membunuh monster demi koin. Namun hal tersebut berubah ketika monster baru yang aneh mulai meneror. Apalagi kerajaan tempatnya tinggalnya juga dipenuhi dengan intrik politik yang membuat Vesemir harus berpetualang dan memaksanya untuk menghadapi iblis dari masa lalunya.

Film animasi The Witcher: Nightmare of the Wolf juga memiliki banyak pemeran terkenal seperti Theo James yang bermain di film Divergent sebagai Vesemir. Selain itu, ada juga Lara Pulver yang sebelumnya mengisi suara Mirana di serial Dota: Dragon’s Blood sebagai Tetra, Graham McTavish sebagai Deglan, dan Mary McDonnell sebagai Lady Zerbst.

Dalam trailer breakdown yang bisa dilihat di atas, Lauren Schmidt Hissrich yang bertindak sebagai showrunner juga menjelaskan bahwa film animasi ini akan punya pendekatan yang berbeda ketimbang film serinya.

Pasalnya, Geralt digambarkan sebagai pribadi yang serius atas pekerjaannya, tujuannya, dan bagaimana dirinya melindungi Ciri. Namun Vesemir akan jauh berbeda. Terlihat dari trailernya, Vesemir lebih santai dan humoris dari Geralt.

Netflix memang nampaknya kian kencang menggarap pasar gamer. Sebelumnya, mereka juga dilaporkan akan menyuguhkan layanan game streaming dan menyasar pasar mobile.

Kreator PUBG Targetkan US$5 Miliar di IPO, Nintendo Direct Jadi Event Terpopuler di E3 2021

Krafton, perusahaan induk dari developer PUBG, PUBG Corp., telah mendaftarkan dokumen penawaran saham perdana (IPO) mereka di Korea Exchange. Melalui IPO ini, Krafton berharap akan bisa mengumpulkan dana sebesar US$5 miliar. Sementara itu, perusahaan asal Filipina, Yield Guild Games mengungkap bahwa mereka telah mendapatkan pendanaan sebesar US$4 juta. Dan Nintendo Direct menjadi acara paling populer di E3 2021.

Krafton, Kreator PUBG Targetkan US$5 Miliar Saat IPO

Tahun lalu, Krafton, perusahaan induk dari PUBG Corp, developer dari PUBG, mendapatkan pemasukan sebesar US$1,47 miliar, hampir dua kali lipat dari pemasukan mereka pada 2019. Sekarang, Krafton berencana untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO). Mereka berharap, melalui IPO ini, mereka akan bisa mendapatkan dana sebesar US$5 miliar.

Menurut laporan Hypebeast, Krafton akan menawarkan 10 juta lembar saham: 3 juta lembar merupakan saham yang sudah beredar sementara 7 juta lainnya merupakan saham baru. Saham tersebut akan dihargai sekitar KRW458 ribu sampai KRW 557 ribu. Jika Krafton berhasil mendapatkan US$5 miliar saat IPO, maka IPO mereka akan menjadi IPO terbesar di Korea Selatan, mengalahkan IPO dari Samsung Life Insurance pada 2010.

Nintendo Direct Jadi Event Terpopuler di E3 2021

Di E3 2021, Nintendo Direct berhasil menjadi acara terpopuler. Pada puncaknya, ada 3,1 juta orang yang menonton Nintendo Direct, menurut data dari Stream Hatchet. Acara terpopuler kedua di E3 2021 adalah konferensi pers Xbox, yang mendapatkan peak viewers sebanyak 2,3 juta orang. Di Twitter, Head of Xbox, Phil Spencer mengungkap bahwa acara Xbox/Bethesda tahun ini merupakan konferensi E3 Microsoft dengan penonton paling banyak. Sementara itu, acara terpopuler ketiga adalah Ubisoft dengan 1,4 juta peak viewers, diikuti oleh Square Enix dengan 1,3 juta peak viewers, dan Devolver Digital dengan 1,1 juta peak viewers, menurut laporan GamesIndustry.

Lima event terbesar di E3 2021. | Sumber: Stream Hatchet.

21 Juni 2021, Cyberpunk 2077 Kembali ke PlayStation Store

Mulai 21 Juni 2021, Cyberpunk 2077 akan kembali tersedia di PlayStation Store, ungkap developer CD Projekt Red. Ketika diluncurkan pada Desember 2020, Cyberpunk 2077 punya banyak masalah, yang membuat para gamers berang. Sony lalu memutuskan untuk menghapus game tersebut dari PS Store dan menawarkan refund pada gamers yang sudah terlanjur membelinya. Sejak saat itu, CD Projekt Red terus memperbaiki Cyberpunk 2077 di semua platform. Dan akhirnya, mereka memutuskan untuk meluncurkan game itu di PS Store lagi. Namun, menurut VentureBeat, saat ini, Cyberpunk 2077 masih belum bisa berjalan dengan lancar di PlayStation 4 dan Xbox One.

Facebook Luncurkan Fan Groups untuk Kreator Konten di FB Gaming

Minggu lalu, CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengumumkan peluncuran Fan Groups, yang merupakan Facebook Groups khusus untuk kreator konten di Facebook Gaming dan komunitas mereka. Keberadaan Fan Groups diharapkan akan membantu para kreator konten FB Gaming untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan fans mereka, baik saat siaran tengah berlangsung maupun setelah siaran usai.

Fan Group dibuat untuk kreator konten di Facebook Gaming. | Sumber: Engadget

Fidji Simo, Head of the Facebook App, mengakui bahwa Facebook sadar, untuk membangun komunitas gaming, mereka masih harus bekerja keras. Sampai saat ini, kreator FB Gaming masih kesulitan untuk membangun komunitas mereka setelah mereka selesai siaran. Simo mengungkap, para kreator harus bisa menjalin hubungan yang lebih erat dengan para fans mereka sehingga mereka bisa membangun brand mereka dan menjual merchandise serta kegiatan lainnya, menrutu laporan VentureBeat.

Yield Guild Games Dapat Kucuran Dana Sebesar US$4 Juta

Yield Guild Games baru saja mendapatkan pendanaan sebesar US$4 juta. Pendanaan tersebut dipimpin oleh BITKRAFT Ventures. Investasi ini merupakan validasi dari model bisnis Yield Guild Games, yang memungkinkan orang-orang untuk mendapatkan uang dengan bermain game. Yield Guild Games merupakan perusahaan asal Filipina yang berisi orang-orang yang percaya dengan model  bisnis play-to-earn. Dalam bisnis model itu, pemain bisa mendapatkan uang sebenarnya dengan ikut aktif bermain game.

Salah satu contoh game yang didukung oleh Yield Guild Games adalah Axie Infinity. Di game tersebut, pemain bisa mendapatkan token dalam game yang disebut Smooth Love Potion (SLP) dengan mengalahkan pemain lain. SLP dibutuhkan untuk mendapatkan Axies baru. Setelah mendapatkan SLP, pemain bisa memilih untuk menjualnya di marketplace atau menukarnya dengan cryptocurrency.

“Ronde pendanaan ini menarik. Karena, pada ronde investasi pertama, sebagian besar dana yang kami dapatkan berasal dari crypto funds,” kata Gabby Dizon, Co-founder dari Yield Guild Games, pada VentureBeat. “Kali ini, salah satu investor kami adalah perusahaan venture capital paling dihormati di dunia. Mereka tertarik dengan apa yang kami lakukan karena sesuai dengan visi mereka di masa depan.”

Toge Production Buat Program Pendanaan untuk Developer ASEAN, Data Internal CD Projekt Red yang Dicuri Tersebar Online

Toge Productions mengumumkan program baru mereka untuk mendukung developer asal Asia Tenggara. Sementara itu, Retrogade Arena buatan developer Indonesia diluncurkan untuk Nintendo Switch. Dan dua mantan developer Call of Duty membuat studio game baru yang akan mengembangkan game eksklusif untuk PlayStation.

Toge Production Luncurkan Program Pendanaan untuk Developer Asia Tenggara

Minggu lalu, Toge Productions memperkenalkan Toge Game Fund Initiative. Program tersebut ditujukan untuk membantu developer asal Asia Tenggara. Melalui program ini, developer bisa mengajukan proposal untuk membuat sebuah game pada Toge. Jika game itu dianggap menarik, maka Toge akan memberikan dana hingga US$10 ribu untuk pengembangan game tersebut. Tak hanya uang, Toge juga akan memberikan akses pada mentor, konsultasi, dan manajemen proyek pada sang developer.

Toge adakan program pendanaan untuk developer Asia Tenggara. | Sumber: Toge Productions

Menariknya, hak atas Intellectual Property (IP) dari game yang dibuat tetap dipegang oleh developer sepenuhnya. Sebagai ganti dari semua yang Toge berikan, mereka hanya meminta Right of First Refusal. Jadi, Toge mendapatkan hak untuk menjadi pihak pertama yang menawarkan diri untuk menjadi publisher dari game yang developer sudah buat, menurut laporan GamesIndustry.

Mantan Developer Call of Duty Buat Studio Game, Deviation Games

Dua mantan developer Call of Duty, Dave Anthony dan Jason Blundell, membuat studio baru, bernama Deviation Games. Studio tersebut diperkenalkan dalam Summer Game Fest Kickoff. Dalam proyek pertama mereka, Deviation Games akan bekerja sama dengan Sony. Walau Deviation tidak memberikan informasi detail tentang game yang akan mereka buat, kemungkinan besar, game pertama mereka akan diluncurkan secara eksklusif untuk PlayStation. Bermarkas di Los Angeles, Amerika Serikat, Deviation memiliki tim yang berisi lebih dari 100 orang, lapor GamesRadar.

Retrograde Arena Buatan Studio Indonesia Diluncurkan untuk Nintendo Switch

Retrogade Arena kini bisa dimainkan di Nintendo Switch secara gratis. Game top-down twin-stick shooter tersebut dibuat oleh developer Indonesia, Freemergency dan dirilis oleh Neon Doctrine. Pada awalnya, game itu diluncurkan di Steam pada tahun lalu, menurut laporan IGN. Dalam game ini, Anda bisa menggunakan berbagai senjata — mulai dari sniper sampai machine gun — untuk mendorong musuh ke tembok dan membunuhnya. Retrogade Arena bisa dimainkan oleh hingga enam orang. Di Twitter, CEO Neon Doctrine, Iain Garner mengatakan bahwa game ini telah diunduh sebanyak 32 ribu kali pada hari peluncuran.

 

CD Projekt Red Akui Data Internal Mereka Telah Disebar Online

CD Projekt Red menjadi korban dari serangan ransomware pada Februari 2021. Minggu lalu, mereka mengaku bahwa data internal mereka yang tercuri telah diunggah ke internet. Mereka percaya, informasi internal yang bocor mencakup data akan pekerja dan mantan karyawan mereka. Selain itu, para hackers juga berhasil mendapatkan source code dari beberapa game CD Projekt Red, termasuk Cyberpunk 2077 dan versi The Witcher 3 yang tidak pernah dirilis. Para hackers juga mengancam, mereka akan membocorkan data CD Projekt Red terkait HR, investor, keuangan, dan lain sebagainya, lapor Engadget.

Selain mengakui bahwa data internal mereka telah bocor, CD Projekt Red juga menjelaskan langkah yang mereka ambil untuk meningkatkan keamanan perusahaan. Mereka menyebutkan, mereka telah mendesain ulang infrastruktur IT mereka dan menggunakan firewall baru yang dilengkapi dengan fitur anti-malware. Mereka juga menggunakan solusi remote-access baru dan membatasi jumlah akun yang bisa mengakses data perusahaan. Mereka menambahkan, mereka kini bekerja sama dengan perusahaan keamanan siber dan badan penegak hukum, termasuk kepolisian Polandia dan badan regulasi data nasional.

Developer Singapura, Cyomo, Kembangkan Game 2D Action RPG

Studio game asal Singapura, Cyomo, tengah mengembangkan game 2D Action RPG berjudul StoryArcana. Dalam game ini, pemain akan menjadi Clay Quilt, remaja yang masuk ke sekolah sihir berkat program pertukaran pelajar. Pada Senin sampai Jumat, Quilt akan fokus untuk belajar magic spell baru dari para pengajar di Azufelt, Academy of the Arcane. Dan pada akhir pekan, dia akan bisa mengunjungi Noxrose City untuk bertemu dengan orang-orang yang tinggal di sana. Di kota tersebut, para pemain bisa menyelesaikan berbagai quest yang ada untuk mendapatkan komponen sihir dan tongkat serta uang untuk membeli magic item baru, seperti sapu terbang.

Proses pembuatan StoryArcana dimulai pada awal 2019. Ketika itu, Rory Mitchell merupakan satu-satunya developer. Dalam waktu satu tahun, dia berhasil mengumpulkan tim kecil untuk mengembangkan game tersebut. Mereka berhasil membuat demo gratis yang akan diluncurkan pada Steam Next Fest yang digelar pada 16 Juni 2021, seperti yang disebutkan oleh IGN.

Sony Tarik Cyberpunk 2077 dari PlayStation Store

Kontroversi seputar peluncuran Cyberpunk 2077 masih belum berakhir. Baru-baru ini, Sony mengumumkan bahwa mereka bakal memberikan refund kepada seluruh konsumennya yang membeli Cyberpunk 2077 via PlayStation Store. Bersamaan dengan itu, Sony juga memutuskan untuk menarik Cyberpunk 2077 sepenuhnya dari PlayStation Store hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Kabar ini datang hanya beberapa hari setelah developer CD Projekt Red (CDPR) mengumumkan permintaan maafnya terkait seabrek kendala teknis yang melanda Cyberpunk 2077 di console last-gen (PlayStation 4 dan Xbox One). Mereka berjanji untuk merilis dua patch besar pada bulan Januari dan Februari, dengan harapan kendala teknisnya dapat teratasi dan konsumen bisa memainkannya dengan lancar di console last-gen.

Dalam pengumuman tersebut, CDPR juga menyinggung soal kesempatan bagi konsumen untuk melakukan refund apabila tidak bersedia menunggu. Sony sepertinya tidak mau menunggu terlalu lama dan langsung mengambil alih demi meminimalkan amarah konsumen. Saya tidak akan terkejut seandainya Microsoft akan segera menyusul dengan langkah yang serupa setelah ini.

Buat yang tidak tahu, Cyberpunk 2077 memang diwarnai banyak sekali problem teknis, terlepas dari kesuksesannya secara komersial. Saya pribadi sudah memainkannya selama sekitar 30 jam di PC, dan baru-baru ini saya stuck tidak bisa melanjutkan karena game selalu crash di titik progres yang sama. Spesifikasi PC yang saya gunakan memang jauh dari kata high-end, tapi di saat yang sama juga jauh lebih superior daripada PS4 maupun Xbox One.

Kotaku sempat melaporkan secara cukup merinci mengenai performa Cyberpunk 2077 di PS4 dan Xbox One, dan Digital Foundry belum lama ini juga membuat analisis yang mendetail mengenai hal yang sama. Kesimpulannya, Cyberpunk 2077 hampir tidak bisa dimainkan di console last-gen. Game benar-benar mengalami banyak crash, dan kalaupun tidak crash, pemain harus tabah melihat game-nya berjalan patah-patah di frame rate 15-20 fps.

Di PS4 Pro atau Xbox One X, performanya masih cukup lumayan, tapi tetap saja tidak sepenuhnya aman dari kendala teknis. Saya juga sama sekali belum menyinggung soal buruknya kualitas visual Cyberpunk 2077 di console last-gen. Kalau melihat game lain seperti Red Dead Redemption 2 misalnya, perbandingan kualitas visualnya di console last-gen dan PC tidak sedrastis Cyberpunk 2077 ini.

Semua itu pada akhirnya berujung pada keputusan bijak Sony tadi. Jika Anda sempat membeli Cyberpunk 2077 di PlayStation Store, silakan mengajukan refund jika tidak betah dengan keadaannya sekarang.

Via: GamesRadar.

Cyberpunk 2077 Balik Modal di Hari Pertama Peluncurannya

Peluncuran Cyberpunk 2077 diwarnai banyak kontroversi. Penantian panjang para penggemarnya belum sepenuhnya terbayarkan karena permainan dinodai banyak kendala teknis (bug) dan performa yang kurang optimal. Lebih parah lagi, versi PS4 dan Xbox One-nya malah benar-benar buruk dari segi kualitas visual maupun performa, dan itu sudah dibuktikan oleh analisis dari Digital Foundry.

“Sudah menunggu lama, tapi game-nya terkesan belum selesai,” kira-kira begitu tanggapan sebagian gamer (saya salah satunya) mengenai Cyberpunk 2077 sejauh ini. Namun semua itu rupanya tidak mampu mencegah Cyberpunk 2077 sukses secara komersial dan menjadi mesin uang bagi CD Projekt Red (CDPR).

Laporan CDPR yang ditujukan ke investornya baru-baru ini menyatakan bahwa pemasukan yang didapat dari pre-order Cyberpunk 2077 sudah bisa menutupi biaya pengembangan sekaligus marketing-nya. Dengan kata lain, pengembangnya sudah balik modal bahkan di hari pertama peluncuran game ini pada tanggal 10 Desember kemarin.

Memangnya seberapa banyak jumlah pre-order yang dibukukan Cyberpunk 2077? 8 juta, dengan proporsi platform 59% di PC dan 41% di console. Sebagai perspektif tambahan, sekitar dua pekan sebelum Cyberpunk 2077 dirilis secara resmi, nilai pre-order-nya di Steam disebut sudah melebihi $50 juta. Sekali lagi, semua ini belum termasuk penjualan pasca game diluncurkan.

Terlepas dari segala kekurangannya sejauh ini, Cyberpunk 2077 berhasil mencetak rekor game single-player yang paling banyak dimainkan secara bersamaan di Steam. Data di SteamDB menunjukkan bahwa dalam 24 jam pertama pasca Cyberpunk 2077 dirilis, paling banyak ada 1.047.602 orang yang memainkannya dalam satu kesempatan yang sama. Angka ini lebih dari dua kali lipat rekor sebelumnya yang dipegang oleh Fallout 4 lima tahun silam (472.962 pemain).

Itu baru di Steam, dan Cyberpunk 2077 sendiri juga tersedia di platform lain seperti Epic Games Store, GOG (yang berada di bawah satu induk perusahaan yang sama seperti CDPR), dan bahkan Stadia, yang berarti jumlah pemain sebenarnya sudah pasti lebih banyak lagi.

Sumber: PC Gamer.

Rangkuman Review Cyberpunk 2077: Seharusnya Ditunda Lagi Saja

Hampir 8 tahun usai teaser trailer pertamanya dirilis dan setelah tiga kali ditunda peluncurannya, Cyberpunk 2077 akhirnya bakal benar-benar bisa dimainkan oleh publik secara luas pada tanggal 10 Desember mendatang. Bahkan saat artikel ini ditulis, saya pribadi sudah selesai melakukan pre-load Cyberpunk 2077 di Steam.

Seperti biasa, beberapa hari menjelang peluncurannya, lusinan media dipersilakan untuk memublikasikan ulasannya masing-masing. Di situs agregat OpenCritic, Cyberpunk 2077 sejauh ini mendapatkan skor rata-rata 91 dari 44 ulasan kritikus di media-media ternama, dan dari sekitar satu lusin ulasan yang sudah saya baca, responnya memang cukup positif.

GamesRadar+ memuji Night City (setting lokasi utama Cyberpunk 2077) sebagai dunia game paling immersive yang pernah ada. Begitu mengesankannya detail pada Night City, sang reviewer merasa akan terlalu banyak yang disia-siakan apabila pemain memilih untuk mengandalkan fast travel selama berpindah dari satu lokasi ke yang lainnya.

Game Informer di sisi lain sangat terpukau oleh berbagai karakter dalam Cyberpunk 2077. Bukan hanya karakter Johnny Silverhand yang diperankan oleh Keanu Reeves saja, tapi juga hampir semua NPC yang memberikan quest kepada sang protagonis, yang menurut sang reviewer benar-benar mengesankan perihal voice acting beserta animasinya.

Cyberpunk 2077

Developer CD Projekt Red (CDPR) selama ini sangat membanggakan bagaimana Cyberpunk 2077 sebagai sebuah RPG mampu menyajikan pilihan yang berlimpah kepada para pemainnya, dan klaim ini rupanya dikonfirmasi oleh ulasan dari IGN. Entah itu terkait opsi saat merespon percakapan dengan NPC, opsi pembuatan karakter, maupun bagaimana pemain bakal menjalani suatu misi, Cyberpunk 2077 benar-benar dibanjiri oleh segudang pilihan.

Seandainya The Witcher 3 bisa menjadi indikasi, narasi juga merupakan kekuatan utama Cyberpunk 2077. Dalam ulasannya, VGC menjelaskan bagaimana Cyberpunk 2077 dapat menyajikan jalan cerita yang benar-benar berkenang dibandingkan game lain yang sejenis, dan ini tidak hanya berlaku untuk jalan cerita utamanya, melainkan juga untuk sederet side quest yang tersedia.

Bagi yang menyukai genre RPG karena mekanik gameplay-nya yang kompleks, Cyberpunk 2077 semestinya bisa memenuhi hasrat tersebut kalau berdasarkan ulasan VG24/7. Perpaduan segudang pilihan senjata dan cyberware yang bervariasi, tidak ketinggalan pula segudang skill dan perk yang tersedia, membuat game ini sangat ekspansif perihal eksperimentasi build karakter.

CD Projekt Red masih punya banyak PR

Cyberpunk 2077

Namun seperti yang kita tahu, tidak ada satu game pun yang sempurna. Para reviewer ini boleh dibuat terkesan, tapi mereka juga sempat kesal akibat sederet bug yang membanjiri Cyberpunk 2077. Komentar soal bug ini bahkan bisa dibilang universal, sebab tidak ada satu pun reviewer yang tidak mengungkit soal betapa banyaknya bug teknis yang mampu merusak sensasi immersive yang didapat.

Ulasan dari PC Gamer contohnya, tidak hentinya membahas mengenai bug demi bug yang mereka temui hampir setiap saat. Mereka bahkan punya satu artikel khusus yang menjabarkan segudang bug yang sejauh ini belum diperbaiki oleh CDPR, dari yang sepele seperti bug visual, sampai yang krusial seperti dialog NPC yang menumpuk, yang tentu saja berdampak buruk terhadap penyajian cerita.

Sudut pandang lain yang juga menarik datang dari GamesBeat, yang menilai game ini seakan kurang bisa memaksimalkan potensinya. Ada banyak elemen dalam game yang seharusnya bisa dikembangkan lebih jauh lagi. Kesannya memang kelewat ambisius, tapi untuk game yang memang sudah terdengar begitu ambisius semacam ini, kenapa tidak sekalian saja digarap sampai bisa melampaui ekspektasi pemain, kira-kira begitu gagasannya.

Konsensus utama yang bisa kita simpulkan dari ulasan-ulasan para kritikus ini adalah, Cyberpunk 2077 merupakan game yang mengesankan, terutama berkat dunianya yang ekspansif, tapi kurang pantas dimainkan saat ini akibat begitu banyaknya bug teknis. Indikasinya bahkan bisa dilihat dari bagaimana ulasan-ulasan ini diterbitkan.

Sejauh ini tidak ada satu pun media yang diperbolehkan menayangkan rekaman gameplay mereka, dan mungkin asumsinya CDPR tidak mau reputasi Cyberpunk 2077 mendadak anjlok karena betapa banyaknya problem visual dan teknis yang tampak. Semua reviewer juga memainkan Cyberpunk 2077 di PC, dan fakta ini memicu pemikiran bahwa performa game ini cukup buruk di console current-gen (PS4 dan Xbox One).

Bahkan performanya di PC pun jauh dari kata mengesankan. Tom’s Hardware sempat menguji Cyberpunk 2077 dengan berbagai kartu grafis, dan performanya bisa dibilang jauh dari kata optimal. Hal ini agak mengejutkan mengingat spesifikasi PC yang disarankan sebelumnya tergolong cukup rendah.

Pun demikian, kita juga tidak boleh lupa bahwa para reviewer memainkannya tanpa meng-install driver versi terbaru dari Nvidia maupun AMD, yang umumnya baru akan dirilis di hari peluncuran suatu game AAA. Versi yang dimainkan para reviewer juga memiliki DRM Denuvo – yang terkenal punya pengaruh buruk terhadap performa game – sedangkan versi final yang akan dirilis pada tanggal 10 Desember nanti dipastikan tidak punya DRM sama sekali.

Cyberpunk 2077

Singkat cerita, CDPR masih punya banyak PR (pekerjaan rumah) untuk mengoptimalkan Cyberpunk 2077 sehingga dapat menyuguhkan pengalaman yang istimewa. Di titik ini, Cyberpunk 2077 terkesan seperti game keluaran Bethesda yang dikenal begitu buggy di hari perilisannya.

Namun yang namanya bug teknis semestinya bisa diatasi dan hanya masalah waktu saja. The Witcher 3 pada saat dirilis lima tahun lalu juga jauh dari kata sempurna, tapi seiring berjalannya waktu, CDPR akhirnya berhasil mengatasi sejumlah problem teknis sehingga game tersebut layak mendapat predikat salah satu game terbaik sepanjang masa.

Untuk Cyberpunk 2077, kemungkinan memang prosesnya bakal lebih lama karena pandemi dan keterbatasan yang dihadapi tim developer selama bekerja dari kediamannya masing-masing. Pasalnya, seperti yang bisa kita lihat, penundaan perilisan sebanyak tiga kali pun masih belum cukup bagi CDPR untuk mengeliminasi sebagian besar bug pada Cyberpunk 2077.

Saran saya, seandainya Anda masih disibukkan dengan game AAA lain seperti Assassin’s Creed Valhalla atau Godfall, ada baiknya Anda menunda memainkan Cyberpunk 2077 di hari perilisannya sembari menunggu CDPR meluncurkan patch demi patch yang bakal menyempurnakan Cyberpunk 2077 secara berkala.

Tidak Perlu PC Mahal untuk Bisa Memainkan Cyberpunk 2077

Perilisan Cyberpunk 2077 sudah semakin dekat (19 November 2020), dan developer CD Projekt Red (CDPR) belum lama ini telah menekankan bahwa mereka tidak akan lagi menunda peluncuran RPG terbarunya tersebut.

Sejauh ini, kita sudah bisa mendapat gambaran yang cukup jelas mengenai seperti apa game ini nantinya dari beberapa video preview yang CDPR unggah ke channel YouTube resmi Cyberpunk 2077. Tentunya masih ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab, dan salah satu yang mungkin paling banyak ditanyakan – terutama di kalangan gamer PC – adalah seberat apa game ini bakalannya?

Kenyataannya tidak seberat yang selama ini kita bayangkan. Tidak percaya? Lihat saja daftar spesifikasi PC yang CDPR sarankan di bawah ini:

Minimum

  • OS: Windows 7 64-bit atau Windows 10 64-bit
  • Graphics API: DirectX 12
  • Prosesor: Intel Core i5-3570K atau AMD FX-8310
  • RAM: 8 GB
  • GPU: Nvidia GTX 780 3 GB atau AMD Radeon RX 470
  • Storage: HDD 70 GB

Recommended

  • OS: Windows 10 64-bit
  • Graphics API: DirectX 12
  • Prosesor: Intel Core i7-4790 atau AMD Ryzen 3 3200G
  • RAM: 12 GB
  • GPU: Nvidia GTX 1060 6 GB atau AMD Radeon R9 Fury
  • Storage: SSD 70 GB

GTX 1060 adalah kartu grafis yang sama seperti yang disarankan oleh game seperti Death Stranding, yang terbukti cukup mudah untuk dijalankan di 60 fps pada resolusi 1080p. Tentu saja semua juga banyak bergantung pada optimasi masing-masing game, sebab Horizon Zero Dawn terbukti cukup berat dan banyak mengalami kendala terkait performa terlepas dari fakta bahwa engine yang dipakai untuk mengembangkannya sama persis seperti Death Stranding.

CDPR tidak menjelaskan definisi “recommended” buat mereka itu seperti apa, tapi kalau boleh menebak, kemungkinan besar yang mereka maksud adalah 60 fps di resolusi 1080p dan preset Medium pada pengaturan grafiknya. Kalau yang Anda incar adalah performa mulus di resolusi 1440p dan preset Ultra, lengkap dengan ray tracing, jelas saja spesifikasi yang dibutuhkan jauh lebih tinggi lagi.

Singkat cerita, Anda tidak butuh PC mahal untuk bisa bertualang sebagai V di Night City pada bulan November mendatang. Satu catatan terakhir yang tidak kalah menarik adalah, terlepas dari betapa masifnya dunia sekaligus konten dalam Cyberpunk 2077 (kalau berdasarkan penjelasan CDPR sendiri, plus rekam jejak mereka sebagai pengembang The Witcher 3), game-nya tidak perlu memakan ruang lebih dari 70 GB. Bandingkan dengan Call of Duty: Modern Warfare yang butuh lebih dari 200 GB.

Via: PC Gamer.

Rangkuman Preview Gameplay Cyberpunk 2077

Kita boleh kecewa dengan penundaan Cyberpunk 2077 untuk yang kedua kali, namun CD Projekt Red nampaknya ingin memastikan bahwa pengorbanan tersebut bakal sepenuhnya terbayarkan nantinya. Live stream Night City Wire yang ditayangkan semalam menampilkan sejumlah hal baru terkait gameplay Cyberpunk 2077, dan kali ini kita juga ketambahan impresi dari sejumlah publikasi yang diberi kesempatan untuk mencoba versi demonya.

Meski hanya sempat mencoba bermain selama sekitar empat jam, respon yang diberikan media terhadap Cyberpunk 2077 rata-rata positif. Sebagian besar memuji betapa mendetailnya dunia yang tersaji dalam permainan, sebagian lain dibuat terkesan oleh kompleksitas mekanisme gameplay yang ditawarkannya.

Sebagai sebuah role playing game, kebebasan memilih merupakan aspek penting dalam Cyberpunk 2077, dan itu sudah bisa langsung dirasakan dari awal permainan. Kustomisasi karakternya begitu lengkap – terlalu lengkap bahkan – dan pemain juga dibebaskan untuk memilih satu dari tiga latar belakang karakter yang tersedia: Nomad, Street Kid, atau Corpo.

Masing-masing latar belakang punya porsi prolognya sendiri. Misalnya, jika Anda memilih Nomad, maka V (nama protagonis utama Cyberpunk 2077) bakal memulai kisahnya di sebuah distrik di luar Night City. Kalau memilih Street Kid, adegan prolognya menceritakan V yang sedang sibuk mencuri mobil. Corpo di sisi lain menempatkan V sebagai karyawan Arasaka, satu dari tiga perusahaan besar yang berkuasa di jagat Cyberpunk 2077.

Selain menyuguhkan adegan pembuka yang sangat berbeda, masing-masing latar belakang karakter tadi juga berpengaruh langsung terhadap jalannya cerita, serta memberikan sejumlah opsi dialog khusus di sepanjang permainan. Misalnya saja jika memilih latar belakang Corpo, maka V akan punya opsi dialog yang lebih banyak ketika menjalani quest yang berada dalam lingkup korporasi.

Cyberpunk 2077

Setelah melewati prolog, barulah kita bisa memainkan Cyberpunk 2077 dalam mode open-world sebebas-bebasnya. Kondisinya kurang lebih sama seperti ketika menyelesaikan map White Orchard di The Witcher 3. Meski demikian, setting kota metropolitan di masa depan membuatnya lebih terasa seperti hasil perkawinan seri Grand Theft Auto dan Deus Ex (plus estetika ala film Blade Runner maupun Ghost in the Shell).

Saat pertama mengetahui bahwa ada bermacam kendaraan di Cyberpunk 2077, saya pribadi sempat khawatir feel mengemudinya bakal jelek. Kekhawatiran saya berdasar pada pengalaman bermain seri Just Cause, yang buat saya benar-benar jelek feel mengemudinya, apalagi jika dibandingkan dengan seri GTA. Dalam lingkup permainan open-world, GTA IV dan GTA V sendiri terbilang superior feel mengemudinya karena Rockstar memang sudah menggeluti bidang tersebut selama bertahun-tahun.

CD Projekt Red di sisi lain belum punya banyak pengalaman soal itu, dan menunggangi kuda milik Geralt di The Witcher 3 juga bukanlah pengalaman berkuda terbaik di sepanjang sejarah video game. Namun kalau merujuk pada impresi PC Gamer selama menjajal demonya, feel mengemudi dalam Cyberpunk 2077 rupanya masih cukup oke, dan kita dibebaskan untuk menyetir dalam sudut pandang orang pertama atau ketiga.

Seperti di GTA, Cyberpunk 2077 juga memiliki semacam wanted system. V akan dikejar-kejar polisi seandainya melancarkan aksi kriminal di hadapan publik. Sebaliknya, V juga bisa membantu mencegah tindak kriminal di berbagai area di Night City, dan setelahnya, polisi bakal memberikan insentif.

Live stream semalam tidak lupa menyoroti salah satu fitur gameplay andalan dalam Cyberpunk 2077, yaitu Braindance. Secara lore, Braindance di Night City merupakan salah satu format hiburan yang paling populer. Menggunakan semacam VR headset super-canggih, penghuni Night City bisa merasakan pengalaman orang lain secara penuh berkat Braindance.

Braindance juga sangat berguna untuk keperluan investigasi. Memori yang dialami orang lain tadi bisa kita eksplorasi secara bebas; bisa di-rewind, bisa dimajukan, dan bisa di-pause kapan saja kita menemukan informasi atau petunjuk yang sekiranya berguna. Anggap saja Braindance ini seperti fitur Detective Mode pada seri Batman: Arkham, tapi yang canggihnya berkali-kali lipat.

Bagi penggemar The Witcher 3, mereka pasti langsung sadar bahwa Braindance adalah pengganti untuk sistem Witcher Sense. Anda akan lebih terkesan setelah menonton sendiri cuplikan penggunaan fitur Braindance dalam Cyberpunk 2077, namun menariknya lagi, CD Projekt juga bakal memanfaatkan fitur ini sebagai medium lain untuk bercerita lewat beragam clue yang pemain temukan.

Jujur saya sudah benar-benar tidak sabar menunggu sampai 19 November, dan saya tidak peduli kalaupun harus dicap sebagai fanboy. Menjelang peluncurannya nanti, CD Projekt berencana untuk menyiarkan sejumlah episode lain Night City Wire. Well, saya rupanya harus tabah dibuat semakin penasaran.

Perilisan Cyberpunk 2077 Diundur Lagi

Biasanya kalau sebatas berita penundaan perilisan suatu game, saya tidak akan tertarik untuk menuliskannya. Namun ini Cyberpunk 2077 yang kita bicarakan, game yang sudah saya pribadi nanti-nantikan sejak lama dari CD Projekt Red, yang sendirinya telah menjadi salah satu developer favorit saya semenjak mereka merilis The Witcher 3 lima tahun silam.

Ini juga bukan pertama kalinya perilisan Cyberpunk 2077 ditunda. Januari lalu, bahkan sebelum COVID-19 dikategorikan sebagai pandemi, CD Projekt sudah memutuskan untuk mengundur perilisan Cyberpunk 2077 dari tanggal 16 April menjadi 17 September. Sekarang, jadwal rilisnya ternyata dimundurkan lagi menjadi 19 November 2020.

Menariknya, CD Projekt sama sekali tidak menyinggung soal pandemi. Alasan mereka hanya sesederhana mereka butuh waktu lebih banyak untuk menerapkan balancing pada mekanisme game sekaligus memperbaiki sejumlah bug yang masih ada. Dari sisi konten dan gameplay, Cyberpunk 2077 sebenarnya sudah rampung kalau kata mereka.

Semua quest, cutscene, skill dan item di dalam game sudah selesai dibuat, dan CD Projekt pada dasarnya cuma perlu membubuhkan polesan terakhir agar game benar-benar matang dan siap dinikmati dengan problem teknis yang minimal. Saya bilang minimal karena sepertinya mustahil sebuah game bisa meluncur ke publik tanpa satu pun bug yang menodai, apalagi untuk game sekompleks Cyberpunk 2077 ini.

Cyberpunk 2077

Video preview gameplay Cyberpunk 2077 yang dirilis tahun lalu sejatinya bisa menggambarkan kompleksitas game ini. Di situ didemonstrasikan bahwa satu misi dapat diselesaikan dengan berbagai cara, menggunakan beberapa build karakter yang berbeda (tipikal RPG). Itulah mengapa saya tidak kaget kalau CD Projekt bilang mereka perlu waktu ekstra untuk menerapkan balancing.

Penundaan jadwal rilis ini otomatis juga berujung pada penundaan perilisan konten susulan, spesifiknya DLC atau expansion pack untuk Cyberpunk 2077. Selain itu, salah satu konten ekstra yang CD Projekt pernah janjikan sebelumnya adalah mode multiplayer, namun mode tersebut diperkirakan baru akan tersedia paling cepat di tahun 2022.

Kabar baiknya, event online Night City Wire yang dijadwalkan tayang pada 25 Juni nanti akan tetap berlangsung sesuai jadwal. CD Projekt semestinya bakal memanfaatkan live stream tersebut untuk membeberkan lebih banyak lagi soal Cyberpunk 2077, dan kita harus siap untuk dibuat semakin penasaran.

Saya pribadi akan memanfaatkan waktu ekstra selagi menunggu perilisannya ini dengan memainkan kembali The Witcher 3, yang jujur masih sangat asyik untuk dimainkan meski saya sudah menghabiskan waktu ratusan jam untuk menamatkannya lebih dari satu kali. Selain The Witcher 3, mungkin saya juga akan menyentuh kembali seri Deus Ex demi merasakan atmosfer cyberpunk yang kental sebelum terjun ke Night City nantinya.

Via: PC Gamer.