Sony Tarik Cyberpunk 2077 dari PlayStation Store

Kontroversi seputar peluncuran Cyberpunk 2077 masih belum berakhir. Baru-baru ini, Sony mengumumkan bahwa mereka bakal memberikan refund kepada seluruh konsumennya yang membeli Cyberpunk 2077 via PlayStation Store. Bersamaan dengan itu, Sony juga memutuskan untuk menarik Cyberpunk 2077 sepenuhnya dari PlayStation Store hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Kabar ini datang hanya beberapa hari setelah developer CD Projekt Red (CDPR) mengumumkan permintaan maafnya terkait seabrek kendala teknis yang melanda Cyberpunk 2077 di console last-gen (PlayStation 4 dan Xbox One). Mereka berjanji untuk merilis dua patch besar pada bulan Januari dan Februari, dengan harapan kendala teknisnya dapat teratasi dan konsumen bisa memainkannya dengan lancar di console last-gen.

Dalam pengumuman tersebut, CDPR juga menyinggung soal kesempatan bagi konsumen untuk melakukan refund apabila tidak bersedia menunggu. Sony sepertinya tidak mau menunggu terlalu lama dan langsung mengambil alih demi meminimalkan amarah konsumen. Saya tidak akan terkejut seandainya Microsoft akan segera menyusul dengan langkah yang serupa setelah ini.

Buat yang tidak tahu, Cyberpunk 2077 memang diwarnai banyak sekali problem teknis, terlepas dari kesuksesannya secara komersial. Saya pribadi sudah memainkannya selama sekitar 30 jam di PC, dan baru-baru ini saya stuck tidak bisa melanjutkan karena game selalu crash di titik progres yang sama. Spesifikasi PC yang saya gunakan memang jauh dari kata high-end, tapi di saat yang sama juga jauh lebih superior daripada PS4 maupun Xbox One.

Kotaku sempat melaporkan secara cukup merinci mengenai performa Cyberpunk 2077 di PS4 dan Xbox One, dan Digital Foundry belum lama ini juga membuat analisis yang mendetail mengenai hal yang sama. Kesimpulannya, Cyberpunk 2077 hampir tidak bisa dimainkan di console last-gen. Game benar-benar mengalami banyak crash, dan kalaupun tidak crash, pemain harus tabah melihat game-nya berjalan patah-patah di frame rate 15-20 fps.

Di PS4 Pro atau Xbox One X, performanya masih cukup lumayan, tapi tetap saja tidak sepenuhnya aman dari kendala teknis. Saya juga sama sekali belum menyinggung soal buruknya kualitas visual Cyberpunk 2077 di console last-gen. Kalau melihat game lain seperti Red Dead Redemption 2 misalnya, perbandingan kualitas visualnya di console last-gen dan PC tidak sedrastis Cyberpunk 2077 ini.

Semua itu pada akhirnya berujung pada keputusan bijak Sony tadi. Jika Anda sempat membeli Cyberpunk 2077 di PlayStation Store, silakan mengajukan refund jika tidak betah dengan keadaannya sekarang.

Via: GamesRadar.

Rangkuman Review Cyberpunk 2077: Seharusnya Ditunda Lagi Saja

Hampir 8 tahun usai teaser trailer pertamanya dirilis dan setelah tiga kali ditunda peluncurannya, Cyberpunk 2077 akhirnya bakal benar-benar bisa dimainkan oleh publik secara luas pada tanggal 10 Desember mendatang. Bahkan saat artikel ini ditulis, saya pribadi sudah selesai melakukan pre-load Cyberpunk 2077 di Steam.

Seperti biasa, beberapa hari menjelang peluncurannya, lusinan media dipersilakan untuk memublikasikan ulasannya masing-masing. Di situs agregat OpenCritic, Cyberpunk 2077 sejauh ini mendapatkan skor rata-rata 91 dari 44 ulasan kritikus di media-media ternama, dan dari sekitar satu lusin ulasan yang sudah saya baca, responnya memang cukup positif.

GamesRadar+ memuji Night City (setting lokasi utama Cyberpunk 2077) sebagai dunia game paling immersive yang pernah ada. Begitu mengesankannya detail pada Night City, sang reviewer merasa akan terlalu banyak yang disia-siakan apabila pemain memilih untuk mengandalkan fast travel selama berpindah dari satu lokasi ke yang lainnya.

Game Informer di sisi lain sangat terpukau oleh berbagai karakter dalam Cyberpunk 2077. Bukan hanya karakter Johnny Silverhand yang diperankan oleh Keanu Reeves saja, tapi juga hampir semua NPC yang memberikan quest kepada sang protagonis, yang menurut sang reviewer benar-benar mengesankan perihal voice acting beserta animasinya.

Cyberpunk 2077

Developer CD Projekt Red (CDPR) selama ini sangat membanggakan bagaimana Cyberpunk 2077 sebagai sebuah RPG mampu menyajikan pilihan yang berlimpah kepada para pemainnya, dan klaim ini rupanya dikonfirmasi oleh ulasan dari IGN. Entah itu terkait opsi saat merespon percakapan dengan NPC, opsi pembuatan karakter, maupun bagaimana pemain bakal menjalani suatu misi, Cyberpunk 2077 benar-benar dibanjiri oleh segudang pilihan.

Seandainya The Witcher 3 bisa menjadi indikasi, narasi juga merupakan kekuatan utama Cyberpunk 2077. Dalam ulasannya, VGC menjelaskan bagaimana Cyberpunk 2077 dapat menyajikan jalan cerita yang benar-benar berkenang dibandingkan game lain yang sejenis, dan ini tidak hanya berlaku untuk jalan cerita utamanya, melainkan juga untuk sederet side quest yang tersedia.

Bagi yang menyukai genre RPG karena mekanik gameplay-nya yang kompleks, Cyberpunk 2077 semestinya bisa memenuhi hasrat tersebut kalau berdasarkan ulasan VG24/7. Perpaduan segudang pilihan senjata dan cyberware yang bervariasi, tidak ketinggalan pula segudang skill dan perk yang tersedia, membuat game ini sangat ekspansif perihal eksperimentasi build karakter.

CD Projekt Red masih punya banyak PR

Cyberpunk 2077

Namun seperti yang kita tahu, tidak ada satu game pun yang sempurna. Para reviewer ini boleh dibuat terkesan, tapi mereka juga sempat kesal akibat sederet bug yang membanjiri Cyberpunk 2077. Komentar soal bug ini bahkan bisa dibilang universal, sebab tidak ada satu pun reviewer yang tidak mengungkit soal betapa banyaknya bug teknis yang mampu merusak sensasi immersive yang didapat.

Ulasan dari PC Gamer contohnya, tidak hentinya membahas mengenai bug demi bug yang mereka temui hampir setiap saat. Mereka bahkan punya satu artikel khusus yang menjabarkan segudang bug yang sejauh ini belum diperbaiki oleh CDPR, dari yang sepele seperti bug visual, sampai yang krusial seperti dialog NPC yang menumpuk, yang tentu saja berdampak buruk terhadap penyajian cerita.

Sudut pandang lain yang juga menarik datang dari GamesBeat, yang menilai game ini seakan kurang bisa memaksimalkan potensinya. Ada banyak elemen dalam game yang seharusnya bisa dikembangkan lebih jauh lagi. Kesannya memang kelewat ambisius, tapi untuk game yang memang sudah terdengar begitu ambisius semacam ini, kenapa tidak sekalian saja digarap sampai bisa melampaui ekspektasi pemain, kira-kira begitu gagasannya.

Konsensus utama yang bisa kita simpulkan dari ulasan-ulasan para kritikus ini adalah, Cyberpunk 2077 merupakan game yang mengesankan, terutama berkat dunianya yang ekspansif, tapi kurang pantas dimainkan saat ini akibat begitu banyaknya bug teknis. Indikasinya bahkan bisa dilihat dari bagaimana ulasan-ulasan ini diterbitkan.

Sejauh ini tidak ada satu pun media yang diperbolehkan menayangkan rekaman gameplay mereka, dan mungkin asumsinya CDPR tidak mau reputasi Cyberpunk 2077 mendadak anjlok karena betapa banyaknya problem visual dan teknis yang tampak. Semua reviewer juga memainkan Cyberpunk 2077 di PC, dan fakta ini memicu pemikiran bahwa performa game ini cukup buruk di console current-gen (PS4 dan Xbox One).

Bahkan performanya di PC pun jauh dari kata mengesankan. Tom’s Hardware sempat menguji Cyberpunk 2077 dengan berbagai kartu grafis, dan performanya bisa dibilang jauh dari kata optimal. Hal ini agak mengejutkan mengingat spesifikasi PC yang disarankan sebelumnya tergolong cukup rendah.

Pun demikian, kita juga tidak boleh lupa bahwa para reviewer memainkannya tanpa meng-install driver versi terbaru dari Nvidia maupun AMD, yang umumnya baru akan dirilis di hari peluncuran suatu game AAA. Versi yang dimainkan para reviewer juga memiliki DRM Denuvo – yang terkenal punya pengaruh buruk terhadap performa game – sedangkan versi final yang akan dirilis pada tanggal 10 Desember nanti dipastikan tidak punya DRM sama sekali.

Cyberpunk 2077

Singkat cerita, CDPR masih punya banyak PR (pekerjaan rumah) untuk mengoptimalkan Cyberpunk 2077 sehingga dapat menyuguhkan pengalaman yang istimewa. Di titik ini, Cyberpunk 2077 terkesan seperti game keluaran Bethesda yang dikenal begitu buggy di hari perilisannya.

Namun yang namanya bug teknis semestinya bisa diatasi dan hanya masalah waktu saja. The Witcher 3 pada saat dirilis lima tahun lalu juga jauh dari kata sempurna, tapi seiring berjalannya waktu, CDPR akhirnya berhasil mengatasi sejumlah problem teknis sehingga game tersebut layak mendapat predikat salah satu game terbaik sepanjang masa.

Untuk Cyberpunk 2077, kemungkinan memang prosesnya bakal lebih lama karena pandemi dan keterbatasan yang dihadapi tim developer selama bekerja dari kediamannya masing-masing. Pasalnya, seperti yang bisa kita lihat, penundaan perilisan sebanyak tiga kali pun masih belum cukup bagi CDPR untuk mengeliminasi sebagian besar bug pada Cyberpunk 2077.

Saran saya, seandainya Anda masih disibukkan dengan game AAA lain seperti Assassin’s Creed Valhalla atau Godfall, ada baiknya Anda menunda memainkan Cyberpunk 2077 di hari perilisannya sembari menunggu CDPR meluncurkan patch demi patch yang bakal menyempurnakan Cyberpunk 2077 secara berkala.

Tidak Perlu PC Mahal untuk Bisa Memainkan Cyberpunk 2077

Perilisan Cyberpunk 2077 sudah semakin dekat (19 November 2020), dan developer CD Projekt Red (CDPR) belum lama ini telah menekankan bahwa mereka tidak akan lagi menunda peluncuran RPG terbarunya tersebut.

Sejauh ini, kita sudah bisa mendapat gambaran yang cukup jelas mengenai seperti apa game ini nantinya dari beberapa video preview yang CDPR unggah ke channel YouTube resmi Cyberpunk 2077. Tentunya masih ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab, dan salah satu yang mungkin paling banyak ditanyakan – terutama di kalangan gamer PC – adalah seberat apa game ini bakalannya?

Kenyataannya tidak seberat yang selama ini kita bayangkan. Tidak percaya? Lihat saja daftar spesifikasi PC yang CDPR sarankan di bawah ini:

Minimum

  • OS: Windows 7 64-bit atau Windows 10 64-bit
  • Graphics API: DirectX 12
  • Prosesor: Intel Core i5-3570K atau AMD FX-8310
  • RAM: 8 GB
  • GPU: Nvidia GTX 780 3 GB atau AMD Radeon RX 470
  • Storage: HDD 70 GB

Recommended

  • OS: Windows 10 64-bit
  • Graphics API: DirectX 12
  • Prosesor: Intel Core i7-4790 atau AMD Ryzen 3 3200G
  • RAM: 12 GB
  • GPU: Nvidia GTX 1060 6 GB atau AMD Radeon R9 Fury
  • Storage: SSD 70 GB

GTX 1060 adalah kartu grafis yang sama seperti yang disarankan oleh game seperti Death Stranding, yang terbukti cukup mudah untuk dijalankan di 60 fps pada resolusi 1080p. Tentu saja semua juga banyak bergantung pada optimasi masing-masing game, sebab Horizon Zero Dawn terbukti cukup berat dan banyak mengalami kendala terkait performa terlepas dari fakta bahwa engine yang dipakai untuk mengembangkannya sama persis seperti Death Stranding.

CDPR tidak menjelaskan definisi “recommended” buat mereka itu seperti apa, tapi kalau boleh menebak, kemungkinan besar yang mereka maksud adalah 60 fps di resolusi 1080p dan preset Medium pada pengaturan grafiknya. Kalau yang Anda incar adalah performa mulus di resolusi 1440p dan preset Ultra, lengkap dengan ray tracing, jelas saja spesifikasi yang dibutuhkan jauh lebih tinggi lagi.

Singkat cerita, Anda tidak butuh PC mahal untuk bisa bertualang sebagai V di Night City pada bulan November mendatang. Satu catatan terakhir yang tidak kalah menarik adalah, terlepas dari betapa masifnya dunia sekaligus konten dalam Cyberpunk 2077 (kalau berdasarkan penjelasan CDPR sendiri, plus rekam jejak mereka sebagai pengembang The Witcher 3), game-nya tidak perlu memakan ruang lebih dari 70 GB. Bandingkan dengan Call of Duty: Modern Warfare yang butuh lebih dari 200 GB.

Via: PC Gamer.

Perilisan Cyberpunk 2077 Diundur Lagi

Biasanya kalau sebatas berita penundaan perilisan suatu game, saya tidak akan tertarik untuk menuliskannya. Namun ini Cyberpunk 2077 yang kita bicarakan, game yang sudah saya pribadi nanti-nantikan sejak lama dari CD Projekt Red, yang sendirinya telah menjadi salah satu developer favorit saya semenjak mereka merilis The Witcher 3 lima tahun silam.

Ini juga bukan pertama kalinya perilisan Cyberpunk 2077 ditunda. Januari lalu, bahkan sebelum COVID-19 dikategorikan sebagai pandemi, CD Projekt sudah memutuskan untuk mengundur perilisan Cyberpunk 2077 dari tanggal 16 April menjadi 17 September. Sekarang, jadwal rilisnya ternyata dimundurkan lagi menjadi 19 November 2020.

Menariknya, CD Projekt sama sekali tidak menyinggung soal pandemi. Alasan mereka hanya sesederhana mereka butuh waktu lebih banyak untuk menerapkan balancing pada mekanisme game sekaligus memperbaiki sejumlah bug yang masih ada. Dari sisi konten dan gameplay, Cyberpunk 2077 sebenarnya sudah rampung kalau kata mereka.

Semua quest, cutscene, skill dan item di dalam game sudah selesai dibuat, dan CD Projekt pada dasarnya cuma perlu membubuhkan polesan terakhir agar game benar-benar matang dan siap dinikmati dengan problem teknis yang minimal. Saya bilang minimal karena sepertinya mustahil sebuah game bisa meluncur ke publik tanpa satu pun bug yang menodai, apalagi untuk game sekompleks Cyberpunk 2077 ini.

Cyberpunk 2077

Video preview gameplay Cyberpunk 2077 yang dirilis tahun lalu sejatinya bisa menggambarkan kompleksitas game ini. Di situ didemonstrasikan bahwa satu misi dapat diselesaikan dengan berbagai cara, menggunakan beberapa build karakter yang berbeda (tipikal RPG). Itulah mengapa saya tidak kaget kalau CD Projekt bilang mereka perlu waktu ekstra untuk menerapkan balancing.

Penundaan jadwal rilis ini otomatis juga berujung pada penundaan perilisan konten susulan, spesifiknya DLC atau expansion pack untuk Cyberpunk 2077. Selain itu, salah satu konten ekstra yang CD Projekt pernah janjikan sebelumnya adalah mode multiplayer, namun mode tersebut diperkirakan baru akan tersedia paling cepat di tahun 2022.

Kabar baiknya, event online Night City Wire yang dijadwalkan tayang pada 25 Juni nanti akan tetap berlangsung sesuai jadwal. CD Projekt semestinya bakal memanfaatkan live stream tersebut untuk membeberkan lebih banyak lagi soal Cyberpunk 2077, dan kita harus siap untuk dibuat semakin penasaran.

Saya pribadi akan memanfaatkan waktu ekstra selagi menunggu perilisannya ini dengan memainkan kembali The Witcher 3, yang jujur masih sangat asyik untuk dimainkan meski saya sudah menghabiskan waktu ratusan jam untuk menamatkannya lebih dari satu kali. Selain The Witcher 3, mungkin saya juga akan menyentuh kembali seri Deus Ex demi merasakan atmosfer cyberpunk yang kental sebelum terjun ke Night City nantinya.

Via: PC Gamer.

Cyberpunk 2077 Bakal Disertai DLC yang Tak Kalah Banyaknya dari The Witcher 3

September 2020 adalah bulan yang ditunggu-tunggu banyak gamer. RPG terbaru CD Projekt Red (CDPR), Cyberpunk 2077, bakal dirilis di bulan itu, dan CDPR juga sudah memastikan kalau jadwal peluncurannya tak akan terpengaruh pandemi COVID-19.

Sebagian dari kita mungkin bertanya-tanya mengapa hype atas game ini bisa sedemikian besar. Well, game ini digarap oleh developer yang sama yang mengerjakan seri The Witcher, dan fakta itu setidaknya bisa menjamin bahwa Cyberpunk 2077 bakal menyuguhkan pengalaman single-player yang tak terlupakan.

Sebelum ini, CDPR sudah menyatakan bahwa mereka tidak akan menahan-nahan konten untuk dirilis di lain waktu dalam bentuk DLC (downloadable content) berbayar demi mendapat untung lebih besar. Praktik seperti ini cukup umum kita jumpai pada sejumlah developer dan publisher besar, akan tetapi CDPR telah membuktikan bahwa mereka punya filosofi yang berbeda melalui The Witcher 3.

Cyberpunk 2077

Dalam sesi tanya-jawab dengan investor belum lama ini, CDPR menegaskan bahwa jumlah konten DLC untuk Cyberpunk 2077 tidak akan lebih sedikit dari yang The Witcher 3 miliki. Buat yang tidak tahu, The Witcher 3 mempunyai 16 DLC yang semuanya dirilis secara cuma-cuma (quest baru, senjata baru, kostum baru, dan lain sebagainya), serta 2 expansion pack berbayar yang begitu masif.

Beragam konten tambahan itu bakal dirilis secara bertahap dengan jadwal yang mirip seperti ketika The Witcher 3 dirilis di bulan Mei 2015: pasca perilisan, setiap minggunya selama dua bulan, pemain akan mendapatkan dua konten DLC gratis. Kemudian beberapa bulan setelahnya, giliran expansion pack yang menyusul.

Dalam kasus The Witcher 3, expansion pack keduanya yang berjudul Blood and Wine merupakan yang paling istimewa. Expansion ini datang sekitar satu tahun setelah The Witcher 3 dirilis, dan konten baru yang disajikan luar biasa besar sampai-sampai terasa seperti sekuel.

Penasaran seperti apa expansion buat Cyberpunk 2077 nanti? Sabar sedikit, sebab CDPR bakal membeberkan detailnya menjelang perilisan Cyberpunk 2077 itu sendiri. Lagi-lagi skenarionya sama seperti ketika mereka menyingkap detail mengenai expansion pack The Witcher 3 beberapa minggu sebelum game-nya diluncurkan.

Sumber: Video Games Chronicle via PC Gamer.