Ring Fit Adventure Untuk Nintendo Switch Padukan Petualangan Digital dan Olahraga

Dibanding raksasa gaming seperti Sony dan Microsoft, Nintendo punya cara unik dalam menjalankan bisnisnya. Di antara trinitas console maker itu, Nintendo ialah brand yang paling berani bereksperimen. Lihat saja Game Boy Camera dan Printer yang diperkenalkan jauh sebelum tren swafoto populer, serta Virtual Boy sebagai salah satu pencetus perangkat head-mounted display virtual reality.

Hingga hari ini, semangat bereksperimen itu tidak hilang dari Nintendo. Lihat saja beragam aksesori unik yang perusahaan sediakan untuk Switch, terutama seri Labo Kits. Dan minggu lalu, tak lama setelah melangsungkan stream Direct, Nintendo men-tease aksesori baru lewat video. Sesuai janji, Nintendo akhirnya resmi mengumumkan produk tersebut, dan perangkat itu ternyata merupakan bagian dari Ring Fit Adventure.

Pada dasarnya, Ring Fit Adventure adalah game petualangan dengan elemen role-playing, namun aspek yang membuatnya unik terletak pada perlengkapan pendukungnya. Di dalam boks, Anda akan menemukan aksesori bundar mirip setir bernama Ring-Con serta Leg Strap. Mereka semua digarap khusus untuk membaca gerakan-gerakan pemain yang kemudian diubah menjadi input di dalam game.

Dikombinasi bersama Joy-Con, dua aksesori tersebut berguna untuk mengendalikan karakter. Kenakan Leg Strap di paha kiri dan jalan ditempat untuk navigasi di dunia permainan, atau tekan Ring-Con untuk mengeluarkan serangan. Tentu saja Ring Fit Adventure bukan permainan biasa. Dari awal, game serta aksesorinya dirancang sebagai alat penunjang olahraga, bahkan ia juga dilengkapi mini-game tambahan dan panduan kegiatan olah fisik.

Ring Fit Adventure 1

Konten Ring Fit Adventure bersahabat bagi pemain di segala usia, juga cocok bagi para pemula maupun penggemar olahraga veteran. Permainan akan membawa Anda bertualangan ke 20 dunia ‘penuh warna’ dalam misi menumbangkan naga jahat Dragaux. Berbagai macam musuh akan menghadang Anda, dan kita bisa menaklukkan mereka berbekal lebih dari 40 Fit Skills – yang sebetulnya merupakan gerakan olahraga.

Ring Fit Adventure 2

Dengan mengeksekusi gerakan secara tepat dan mengalahkan lawan, pemain akan mendapatkan poin experience yang dibutuhkan untuk naik level. Semakin tinggi level karakter Anda, kian banyak pula opsi Fit Skill akan terbuka. Lalu jika Anda tak punya banyak waktu buat bermain, Ring Fit Adventure turut menyediakan mode Quick Play, Simple (langsung menyajikan latihan yang diinginkan), dan Set (latihannya difokuskan ke bagian tertentu di tubuh).

Bundel Ring Fit Adventure akan mulai tersedia pada tanggal 18 Oktober nanti, dibanderol seharga US$ 80.

Ring Fit Adventure 3

Via NintendoEverything. Gambar: NintendoLife.

Aksesori Baru Nintendo Switch Dirancang Sebagai Alat Berolahraga?

Nintendo tampak berapi-api di bulan September ini. Lewat stream Direct kemarin, mereka mengumumkan deretan permainan menarik (baik eksklusif untuk Switch maupun port dari judul-judul third-party blockbuster), serta meluncurkan tidak kurang dari 20 permainan Super Nintendo Entertainment System di platform current-gen mereka secara gratis. Nintendo bahkan berjanji buat terus menambah jumlahnya.

Menariknya, kejutan dari sang perusahaan hiburan asal Jepang itu tak berhenti sampai di sana. Tak lama sesudah Direct edisi bulan September 2019 rampung, Nintendo kembali memamerkan sebuah terobosan unik. Produk anyar itu disiapkan sebagai aksesori controller Joy-Con, dirancang untuk memberikan ‘pengalaman baru’ dalam berinteraksi dengan Switch. Sejauh ini perusahaan belum memberi tahu namanya dan menjelaskan fungsinya, namun Nintendo sudah memublikasikan trailer yang menunjukkan bagaimana kira-kira orang dapat menggunakannya.

Aksesori anyar tersebut punya bentuk bundar dengan ukuran seperti setir mobil. Tubuhnya terlihat lentur, saya menduga terbuat dari bahan karet, lalu terdapat dua area handle yang sedikit lebih tebal. Saya juga melihat ada bagian slot di sisi dalam untuk menempatkan sebuah unit Joy-Con. Namun ia tidak bekerja sendirian. Perangkat ini juga ditemani oleh unit strap yang mesti dipasangkan di paha. Dan sama seperti aksesori bundar itu, strap mempunyai slot untuk Joy-Con.

Aksesori baru Nintendo Switch 1

Dari apa yang Nintendo tampilkan di video teaser-nya, aksesori ini kemungkinan besar didesain untuk menunjang aktivitas olah tubuh, boleh jadi meneruskan konsep Wii Fit atau Wii Sports. Di video, seorang wanita berlari ditempat sambil memegang aksesori bundar tersebut, melompat (seperti menghindari sesuatu), membungkuk seperti saat senam (atau yoga?), bahkan memakainya sebagai busur panah.

Aksesori baru Nintendo Switch 2

Di adegan lain, beberapa orang mencoba menekan aksesori bundar itu dengan tangan atau paha, mengangkatnya di atas kepala, serta memegangnya ketika berbaring sambil menendang-nendangkan kaki. Lewat trailer, Nintendo tampaknya ingin menunjukkan bagaimana aksesori baru Switch itu (dan game pendampingnya tentu saja) lebih asik jika dimainkan bersama-sama dan siap dinikmati oleh para pengguna di semua rentang usia.

Melihat dari bagaimana aksesori ini benar-benar mengandalkan controller Joy-Con, saya menduga permainannya juga hanya dapat diakses dari Switch versi standar, bukan varian Light. Tentu saya bisa saja salah. Di akhir video, Nintendo berjanji untuk menyingkap segala detail terkait aksesori tersebut minggu depan, tepatnya di tanggal 12 September 2019.

Via Eurogamer.

Di Lintasan Punya Nike Ini, Pelari Bisa Balapan Melawan Versi Digital Diri Mereka

Dalam permainan video ber-genre balapan, satu fitur gameplay yang cukup sering ditemukan ialah kemampuan game mengadu pemain dengan ‘hantu’ atau rekaman pertandingan dari sesi sebelumnya – boleh jadi merupakan bayangan digital Anda sendiri atau orang lain. Konsep ini ternyata bisa ditemukan di dunia nyata lewat terobosan yang diperkenalkan oleh Nike.

Dibantu perusahaan periklanan Bartle Bogle Hegarty, ide tersebut Nike implementasikan pada ranah olahraga. Belum lama ini, raksasa asal Oregon itu memperkenalkan instalasi Nike Unlimited Stadium di kota Manila, Filipina. Seperti dalam video game, di sana para pelari bisa adu cepat melawan versi digital dari diri mereka. Ide di belakang inovasi unik ini sebetulnya cukup sederhana, yaitu buat mendorong kita mencetak rekor baru.

Nike Unlimited Stadium 1

Untuk berkompetisi dengan ‘hantu’ tersebut, pelari perlu menempatkan sensor identifikasi frekuensi radio di sepatu sneaker. Lalu, Anda diminta berlari di lintasan agar sistem bisa melakukan perekaman sekaligus menentukan waktu putaran tercepat. Di sesi selanjutnya, Nike Unlimited Stadium siap menampilkan avatar atau versi digital diri di rangkaian layar LED yang diposisikan di sekitar arena.

Nike Unlimited Stadium 3

Nike Unlimited Stadium menyajikan lintasan sepanjang 200-meter yang didirikan di satu blok kota Manila. Bangunan ini merupakan kreasi dari divisi Singapura Bartle Bogle Hegarty, sengaja didesain agar menyerupai bentuk sol sepatu lari Nike Lunar Epic. Selain layar LED, lintasan juga dihias oleh warna-warni lampu. Karena sistem yang kompleks, Nike Unlimited Stadium hanya menunjang maksimal 30 orang pelari di satu sesi balapan.

Nike Unlimited Stadium 2

Stadion ini bukanlah karya unik pertama Bartle Bogle Hegarty di ranah olahraga lari. Perusahaan ini cukup sering membangun instalasi-instalasi canggih untuk Nike. Satu contohnya saat Nike melangsungkan event  balap lari di Jakarta pada tahun 2015. Waktu itu, BBH ‘meretas’ bangunan untuk menampilkan data real-time pelari (misalnya kecepatan) dan memposisikannya di sisi terluar gedung.

Lalu buat membantu promosi sepatu Nike Hypervenom, Bartle Bogle Hegarty Asia Pasifik memberikan kesempatan bagi penduduk Bangkok berpartisipasi dalam pertandingan sepak bola virtual, di mana mereka ditantang untuk mengindari pemain bertahan digital – mendorong mereka mengeluarkan seluruh kemampuan menggocek dan menendang dengan akurat.

Belum ada informasi sampai kapan Nike Unlimited Stadium Manila ini berdiri dan apakah instalasi serupa juga akan dibangun di kota-kota lain.

Nike – Unlimited Stadium from ZAM on Vimeo.

Via Digital Trends. Sumber: Bartle Bogle Hegarty.

eSport Pelan-Pelan Mencuri Penonton Olahraga ‘Sungguhan’?

Perdebatan mengenai apakah eSport dapat dikategorikan sebagai olahraga terus berlangsung hingga hari ini. Di satu sisi, penyajiannya hampir mirip catur atau pertandingan poker. Tapi beberapa orang berargumen, kurangnya elemen fisik di eSport menyebabkannya tidak bisa dianggap olahraga. Terlepas dari itu, eSport memang terbukti mengancam kepopularitasan olahraga fisik.

Basis argumentasi tersebut sebetulnya lebih bersifat semantik, namun meski keduanya berhasil menghimpun penggemar masing-masing, persaingan di jumlah penonton tetap ada. Dan bersumber pada data firma riset Newzoo, terungkap bahwa eSport perlahan-lahan mencuri pemirsa olahraga ‘sungguhan’. Asosiasi-asosiasi dari berbagai cabang olahraga menyadari hal ini dan memaksa mereka untuk beradaptasi.

Berdasarkan studi di kawasan Amerika Serikat, eSport kini sama populernya dengan baseball ataupun hoki, menjadi hobi 22 persen khalayak dengan rentang umur 21 sampai 35 tahun. 76 persen dari mereka mengakui bahwa menyaksikan eSport mengambil waktu yang biasa mereka gunakan buat menonton pertandingan olahraga favorit. Bagi beberapa orang, eSport bahkan merupakan satu-satunya ‘olahraga’ kesukaan mereka.

Sedikit fakta menarik: kurang lebih ada 20 juta penggemar eSport di seluruh dunia, enam juta berada di Amerika, dan mereka sama sekali tidak mengikuti/menonton baseball, hockey, bola basket, serta American football.

Umumnya, fans eSport ialah orang-orang berusia muda dan hal ini membuatnya bernilai tinggi. Sebagai perbandingan: 56 persen dari total pemirsa American football berumur di atas 35 tahun, sedangkan 76 persen penggemar eSport berusia 35 tahun ke bawah. Menurut Newzoo, khalayak millennial (21-35 tahun) mempunyai karakteristik cara mengonsumsi media yang berbeda dari orang berusia lebih tua. Video game dan eSport menantang serta memberi sensasi yang tidak mereka rasakan di jenis hiburan lain.

Dari pengamatan Newzoo, eSport menyimpan potensi bisnis senilai miliaran dolar. Di tahun ini saja, pemasukan dari penjualan merchandise, tiket, hak tayang, perusahaan-perusahaan media, serta pemberian sponsor mencapai angka US$ 500 juta. Bila eSport dapat jadi sebesar NBA, ia tidak akan kesulitan meraup US$ 2,5 miliar. Itulah alasannya eSport jadi perhatian para investor.

Di September kemarin, Philadelphia 76ers mengakuisi dua tim eSport yaitu Team Dignitas dan Team Apex; difokuskan ke permainan League of Legends, Counter-Strike: GO, Overwatch, Heroes of the Storm dan Smite. Lalu para eksekutif dan pemilik tim NBA, NHL, MLB, serta MLS juga diketahui menanam saham di ranah gaming kompetitif.

Laporan lengkap Newzoo bisa Anda unduh lewat tautan ini.

Sumber: Games Industry. Gambar header: IBTimes.

Dua Earphone Wireless Baru Erato Audio Ini Suguhkan Audio 3D dan Baterai Mumpuni

Teknologi 3D audio memperoleh perhatian setelah banyak orang mulai memahami kecanggihan dan potensi virtual reality. Ia merupakan satu dari banyak faktor penunjang VR, dan dengan dukungannya, pengalaman menikmati konten jadi mengingkat. Tapi tentu suara tiga dimensi tidak eksklusif untuk VR saja, ia bisa diterapkan ke bidang penyajian musik secara wireless.

Beberapa bulan sesudah sukses melangsungkan kampanye penggalangan dana Apollo 7, tim Erato Audio asal Amerika Serikat kembali memperkenalkan kreasi baru mereka, yaitu dua buah produk bernama Muse 5 dan Rio 3. Rio 3 disiapkan buat menemani Anda berolahraga, sedangkan Muse 5 diklaim sebagai earphone wireless 3D sejati pertama. Dalam pembuatannya, Erato berupaya memastikan kedua earphone dapat tersuguh di harga terjangkau serta tak lupa melengkapinya dengan teknologi inovatif.

Muse 5

Desain Muse 5 berkiblat pada tipe Apollo 7 dan mempunyai karakteristik hampir serupa. Ia disiapkan sebagai jawaban atas kekurangan perangkat audio in-ear yang ada di pasat saat ini. Mayoritas, produk memiliki kelemahan di bagian segel lubang telinga, menyebabkan turunya level bass serta mutu suara secara keseluruhan. Buat mengatasinya, Muse 5 mengusung eartip FitSeal berbahan silikon. Berbeda dari earphone tradisional, eartip bisa dikustomisasi ke sembilan konfigurasi berbeda.

Erato Muse 5 1

Untuk performa suara, Erato membekali Muse 5 dengan teknologi EratoSurround, sehingga suara bukan hanya datang dari kiri, kanan, atas dan bawah; namun memberi efek spasial (jarak). Device sanggup menghidangkan musik hingga empat jam, juga dilengkapi case charger dengan baterai cadangan berkapasitas tiga kali baterai build-in Muse 5.

Erato Muse 5 2

 

Rio 3

Rio 3 sendiri merupakan jawaban atas terbatasnya durasi playback earphone wireless. Ia menyimpan unit baterai lithium raksasa di dalam, menjanjikan kemampuan menghidangkan lagu non-stop hingga enam jam tanpa membuat perangkat jadi berat: Rio 3 cuma berbobot 14-gram saja. Wujudnya cukup berbeda dari Muse 5, ia memanfaatkan rancangan kait, mampu mencengkram telinga dengan mantap tanpa menyebabkannya jadi tidak nyaman – cocok dipakai ketika berolahraga.

Erato Rio 3 1

Earphone ini dipersenjatai Comply Diaphragm Driver 14,2mm serta sistem antena canggih, kompatibel ke semua perangkat Bluetooth 4.0. Hebatnya lagi, tiap bagian Rio 3 dapat berfungsi secara individual. Perlu Anda ketahui, Rio 3 tidak menyimpan teknologi EratoSurround, dan ia tidak mempunyai kapabilitas audio 3D.

Erato Rio 3

Muse 5 dan Rio 3 bisa Anda pesan sekarang melalui situs crowdfunding Indie Gogo. Di sana produk mendapatkan diskon, masing-masing dijual seharga US$ 100 dan US$ 70. Proses pengiriman diestimasi akan berlangsung di bulan Desember 2016

Stadion Baru Sacramento Kings Bakal Dipersenjatai Teknologi Virtual Reality

Selain gaming dan video, virtual reality dapat membawa makna baru pada industri olahraga. Pendapat ini dikemukakan oleh tim NBA Sacramento Kings yang tengah menyiapkan stadion barunya dengan infrastruktur pendukung untuk penerapan teknologi VR.

Stadion baru bernama Golden 1 Center tersebut rencananya bakal dibuka pada bulan Oktober mendatang. Budget sebesar $507 juta yang disiapkan akan diterjemahkan menjadi sederet teknologi canggih, mulai dari sejumlah layar raksasa dengan lebar yang tidak kalah dari lapangannya sendiri, hingga koneksi internet dan jaringan Wi-Fi super-cepat.

Akses internet cepat ini tidak sekadar ditujukan buat keperluan fans membuka media sosial macam Snapchat atau Instagram selagi pertandingan berlangsung, tetapi juga memungkinkan tim bereksperimen dengan virtual reality, seperti disampaikan oleh Paul Jacobs selaku co-owner tim Sacramento Kings yang juga menjabat sebagai direktur eksekutif di Qualcomm.

Rendering bagian dalam stadion baru Sacramento Kings / Golden 1 Center
Rendering bagian dalam stadion baru Sacramento Kings / Golden 1 Center

Salah satu contoh penerapan VR adalah instant replay yang disajikan dalam wujud video 360 derajat. Skenario ini bisa memberikan pengalaman menonton yang mengesankan bagi para fans yang berada di kursi tribun dan bukan di sebelah arena. Berkat VR, paling tidak mereka bisa ikut merasakan aksi seru yang sebelumnya cuma bisa dinikmati dengan membeli tiket kursi mahal di sebelah lapangan.

Visi jangka panjangnya bisa jadi untuk menyediakan ruang khusus ala teater di dalam stadion dimana fans akan menonton menggunakan VR headset kelas atas. Menurut Jacobs, mereka masih bisa merasakan keriuhan di dalam stadion namun cara menontonnya sedikit berbeda dan aksi-aksinya bisa dinikmati secara close-up.

Hingga kini masih belum ada deadline atau jadwal pasti terkait penerapan teknologi VR di stadion baru Sacramento Kings nantinya, namun Jacobs percaya bahwa VR akan menjadi bagian penting dari industri olahraga. Itulah mengapa mereka bersikeras menyiapkan infrastrukturnya sedini mungkin, termasuk halnya menjadi investor startup VR bernama Voke.

Sumber: MIT Technology Review.

5 Aplikasi Android Untuk Bantu Mahasiswa Dapatkan Tubuh Sehat dan Bugar

Belajar alias kuliah adalah aktivitas yang harus dilakukan, tidak hanya untuk kelulusan tetapi terlebih untuk mendapatkan ilmu dan mengembangkan diri.

Akan tetapi terkadang jadwal kuliah, kegiatan UKM serta berbagai acara lain begitu menyita waktu sehingga tidak sempat olahraga. Padahal hal tersebut sangat tidak dianjurkan, badan bisa mudah terkena penyakit karena tidak ada aktivitas gerak tubuh secara cukup yang dilakukan. Cara paling efektif untuk menjaga kebugaran adalah salah satunya dengan melakukan olahraga.

Namun terkadang ada saja orang yang hanya bersemangat dan giat melakukannya di awal-awal saja dan kemudian malas setelahnya. Untuk itu, agar dapat memotivasi Anda untuk terus berolahraga, ada beberapa aplikasi khusus untuk Android yang dapat menjadi ‘teman digital’ selama melakukan olah gerak tubuh.

Run Keeper

Run Keeper merupakan aplikasi khusus untuk pengguna perangkat berbasis Android yang dapat membantu Anda untuk mencatat segala aktivitas olahraga yang dilakukan, seperti untuk mengetahui jumlah kalori yang terbakar setelah olahraga, menentukan lokasi lari, rute, jarak dan waktu yang akan ditempuh.

Selain itu, sebagai ‘penyemangat’, Anda dapat dengan mudah dan cepat membagikan aktivitas olahraga yang dilakukan ke akun jejaring sosial yang Anda miliki, seperti Facebook atau Twitter. Anda juga dapat mengabadikan tempat-tempat yang Anda inginkan sembari berlari dan foto-fotonya dapat terunggah secara otomatis di website resmi Runkeeper.

Application Information Will Show Up Here

 

Fitness Buddy

Dengan memiliki aplikasi bernama Fitness Buddy ini di dalam perangkat berbasis Android yang Anda miliki, maka Anda akan mendapatkan lebih dari 300 program latihan yang cukup lengkap dengan panduan serta penjelasan untuk melakukannya.

Untuk mendapatkan fasilitas yang dimiliki Fitness Buddy secara lengkap, Anda wajib membeli aplikasi satu ini di Google Play Store dengan harga USD 1,99. Di versi lengkapnya, ada banyak sekali program dan panduan dari versi gratisnya, serta ada pula panduan dalam format video yang dapat Anda gunakan sebagai acuan dalam berolahraga.

Application Information Will Show Up Here

 

Runtastic

Bagi penggila olahraga lari tentunya sudah mengenal satu aplikasi menarik bernama Runtastic. Aplikasi yang sangat laris diunduh ini memiliki fasilitas untuk menentukan rute dan lokasi sampai dengan durasi atau juga kalkulasi kalori yang terbakar setelah berlari dengan jarak yang telah ditentukan.

Seperti halnya Run Keeper, Anda juga dapat membagikan aktivitas dan segala hasil lari yang Anda lakukan secara langsung dan mudah di Facebook dan Twitter. Selain lari, aplikasi satu ini dapat juga digunakan sebagai pelacak aktivitas olahraga lain, seperti sepakbola, aerobik, bulu tangkis dan banyak lagi lainnya.

Application Information Will Show Up Here

 

Couch-to-5k

Layaknya seorang pelatih olahraga, dengan menggunakan aplikasi bernama Couch-to-5k ini, Anda akan ‘dipaksa’ untuk berolahraga minimal 30 menit dalam sehari dan tiga hari dalam seminggu. Ada berbagai tips serta latihan yang harus Anda lakukan yang akan diperintahkan oleh seorang ‘pelatih’ berbentuk avatar yang akan tampil di layar gadget Anda. Semua program latihan tersebut menggunakan informasi dan dasar dari situs Healthtap.com.

Sayangnya, aplikasi satu ini tidaklah gratis, karena Anda wajib membelinya dengan harga USD 2,99. Akan ada catatan khusus yang dapat Anda lihat ketika sudah melakukan latihan secara rutin seperti yang diperintahkan oleh sang pelatih dalam gadget Anda tersebut.

Application Information Will Show Up Here

 

Endomondo

Satu lagi aplikasi untuk perangkat berbasis Android yang sangat tepat untuk digunakan sebagai pendamping saat berolahraga, yaitu Endomondo. Aplikasi satu ini akan membantu Anda untuk memaksimalkan segala aktivitas olahraga yang dilakukan, seperti berlari, berjalan, bersepeda dan lainnya.

Di dalamnya terdapat berbagai fasilitas, seperti GPS, statistik untuk melihat progress yang telah dilakukan sampai dengan pengukuran detak jantung. Tidak hanya itu pengguna juga bisa melihat data kalori yang ada sampai terbakar setelah melakukan olahraga.

Application Information Will Show Up Here

 

Smartphone tidak hanya bisa digunakan untuk kegiatan selfie, aktivitas belajar pun bisa dilakukan dengan bantuan perangkat ini, demikian halnya dengan olahraga. Dengan berbagai aplikasi Android di atas, aktivitas olehraga yang di sela waktu kuliah akan semakin menarik dan tidak membosankan. Selain tubuh yang sehat, kesegaran juga akan menambah semangat serta konsentrasi saat belajar. 

Gambar header: Shutterstock.

Intrvl Band Pastikan Olahraga Berdurasi Singkat Jadi Lebih Berkualitas

Tak hanya menyehatkan, olahraga adalah cara terbaik untuk menghilangkan stres dan meningkatkan kejernihan pikiran karena memicu produksi serotonin lebih banyak di otak. Tapi dengan gaya hidup serba mudah, banyak orang lupa aktivitas olah tubuh sebetulnya bisa dilakukan secara singkat. Dan satu developer mencoba mengingatkan kita kembali pada aspek ini lewat device baru mereka.

Menurut tim dari Salt Lake City itu, riset membuktikan bahwa olahraga bertempo cepat dan intens sangat efektis buat membakar kalori serta lemak. Demi mempermudah kegiatan itu, mereka memperkenalkan Intrvl Band, sebuah perangkat ‘personal training’ yang didesain khusus untuk mengoptimalkan segala jenis latihan fisik. Menariknya lagi, harga Intrvl Band sangat terjangkau, jauh di bawah health tracker standar.

Intrvl Band 01

Intrvl Band memiliki modul detachable, dicantumkan di strap silikon. Saat dilepas, Anda bisa langsung mengakses connector USB – berperan sebagai metode charging. Perangkat wearable ini memiliki layar LED berwarna biru, memperlihatkan waktu, timer, serta count-down interval. Strukturnya water-resistant, meskipun hanya sanggup menahan basah akibat keringat.

Fitur andalan Intrvl Band ialah sistem interval work/rest. Ia diramu agar olahraga berdurasi singkat menjadi berkualitas. Interval bisa dipasang dalam rentang 20/10, 30/30, 40/20 detik atau di-setting secara custom. Angka di kiri menunjukkan periode latihan, kemudian angka di kanan mengindikasikan waktu istirahat. Intrvl dapat mengingat banyaknya set, sehingga Anda hanya perlu fokus pada gerakan.

Intrvl Band 02

Band juga dilengkapi fitur single timer, dengan opsi 30 atau 60 detik. Begitu ingin memulai latihan, Anda tinggal menekan tombol Go. Intrvl dibekali motor getar sebagai indikator mulai atau berhenti. Saat tidak dipakai olahraga, device dapat berperan menjadi penunjuk waktu biasa. Proses pengisian baterai dari nol hingga penuh memakan waktu dua jam, setelah itu Intrvl Band akan aktif selama tiga hari.

Namun mungkin Intrvl Band belum dapat dimasukkan dalam kategori smartband karena keterbatasan konektivitas. Berdasarkan info di website resmi dan laman Kickstarter, developer tidak mencantumkan koneksi wireless atau menyiapkan app companion supaya bisa terinskronisasi ke perangkat bergerak. Tim Intrvl tampaknya ingin penyajian produknya tetap sederhana. Sisi positifnya, fungsi utama device tidak dikaburkan oleh gimmick dan fitur-fitur pelengkap.

Intrvl Band dapat Anda pesan sekarang di Kickstarter. Khusus para backer, harganya lebih murah US$ 10 dibanding versi retail, dijajakan mulai dari US$ 40.

Sumber tambahan: Intrvlband.com.

Akan Ditandingkan di X Games Aspen, Halo 5 Dianggap Sebagai ‘Olahraga Ekstrem’

Dengan mulai beralihnya perhatian organisasi olahraga internasional ke esport, ranah ini menjadi semakin mainstream. Kita tahu Activison mengakuisisi MLG demi membangun ‘ESPN-nya esport‘. Sayang mereka didahului oleh ESPN sendiri, yang kurang lebih minggu lalu meluncurkan portal video gaming profesional; sejauh ini fokus ke LoL, Dota 2 dan Hearthstone.

Pertanyaan berikutnya tentang ESPN Esports adalah, permainan apa yang akan jadi perhatian mereka selanjutnya? ESPN Esports memang membahas turnamen StarCraft II, Heroes of the Storm dan Smash Bros. Namun ada satu lagi kabar besar dari pengelola channel spesialis olahraga itu. Mereka mengumumkan agenda untuk menyelenggarakan Halo World Championship Tour: X Games Aspen Invitational, mempertandingkan Halo 5: Guardians.

X Games ialah event tahunan yang menitikberatkan jenis-jenis kompetisi ekstrem: skateboarding, motocross, ski, BMX dan lain-lain. Artinya, kita boleh bilang bahwa Halo 5 masuk dalam kategori ‘olahraga berbahaya’. Acara merupakan kerjasama antara ESPN X Games dengan Xbox, dan delapan tim sudah dikonfirmasi – enam berasal dari Amerika Utara sedangkan dua lagi adalah tim internasional. Daftarnya sebagai berikut:

  • Epsilon eSports (Inggris)
  • PENTA Sports (Jerman)
  • Team Allegiance
  • CLG
  • Evil Geniuses
  • Leftovers
  • Dream Team
  • Team Liquid

Kedelapan tim akan mengadu kemampuan mereka demi memperebutkan medali dan uang sebesar US$ 30.000. Halo World Championship Tour mengusung sistem bracket eliminasi, langsung dilaksanakan di X Games Aspen Invitational. Turnamen diliput dan ditayangkan oleh ESPN, layaknya olahraga biasa.

“[Video] gaming memainkan peranan penting dalam budaya kaum muda,” kata Tim Reed dari ESPN via Digital Trends. “Halo World Championship Tour: X Games Aspen Invitational melengkapi kompetisi olahraga action kelas dunia dan elemen musik dalam X Games.”

Halo 5 X Games Aspen 02

Perlu Anda ketahui, Halo World Championship Tour: X Games Aspen Invitational merupakan acara terpisah dari Halo World Championship (final jatuh pada bulan Maret 2016 nanti). Delapan tim di atas memang akan berpartisipasi di Halo World Championship, tetapi kemenangan (atau kekalahan) di X Games Aspen tidak mempengaruhi poin ataupun posisi.

Halo World Championship Tour akan diadakan selama tiga hari dari tanggal 28 sampai 31 Januari 2016. Acara berlokasi di The Gaming Shack, di X Games Aspen.

Ingin menyaksikannya tapi tidak sempat berkunjung ke sana? Tak usah khawatir, event dapat disaksikan secara live-streaming melalui Watch ESPN, Twitch, dan MLG TV.

Sumber: Xbox Wire & ESPN.

3 Aplikasi Penting Untuk Membuat Anda Tetap Berolahraga

Tahun baru tentunya datang dengan resolusi baru. Biasanya resolusi berputar di sekitar kesehatan dan finansial. Saya akan olahraga lebih banyak, makan lebih sehat, kerja lebih baik, dan target-target lainnya yang sepertinya dari tahun ke tahun tidak berubah.

Menurut saya resolusi itu kotoran sapi karena kebanyakan target tidak diukur (olahraga lebih sering? Seberapa sering?) dan dibuat dalam deadline yang terlalu panjang (satu tahun). Saya tahu banget soal ini karena target saya dari 2012 untuk menjadi lebih kurus pun tak kunjung tercapai.

Oleh karena itu tahun ini harus berbeda! Caranya adalah dengan memonitor semua kegiatan, menentukan target yang lebih jelas dan dibantu dengan aplikasi yang tepat.

Berikut ada 3 aplikasi yang membantu saya mencapai target untuk hidup lebih sehat.

1. Google Fit

google fit

Saya sudah mencoba berbagai aplikasi seperti Runkeeper, Strava, dan endomondo, tapi akhirnya pilihan jatuh ke aplikasi Google Fit. Kebanyakan aplikasi mengharuskan Anda untuk menyalakan aplikasi tersebut, dan merekam secara manual. Google Fit melakukan itu secara otomatis.

Tidak ada aksi apa-apa yang harus dilakukan, Anda cukup lakukan aktivitas seperti biasa seperti jalan kaki, lari, sepeda dan nantinya semua aktivitas itu dicatat secara otomatis, selama Anda membawa smartphone Anda. Fitur atau cara kerja aplikasi seperti ini penting sekali karena saya seringkali lupa merekam kegiatan olahraga. Tidak begitu lagi dengan Google Fit!

Anda juga bisa mencatat berat badan dan menambahkan aktivitas secara manual. Hal ini berguna saat menjalankan aktivitas tapi tidak bisa membawa smartphone kamu seperti main basket atau berenang.

2. Pebble Workout Timer

pebble

Saya tidak pernah membawa smartphone ketika berlari karena akan mengganggu dan akan menghilangkan fokus bila ada notifikasi dari aplikasi chat. Untuk itu saya cukup menggunakan Pebble saja dengan aplikasi Pebble Workout Timer.

Aplikasi ini berguna untuk mengimplementasikan teknik Cardio HIIT dimana Anda lari ringan selama 30 detik dan lari sprint selama 30 detik berikutnya dan diulangi terus. Dengan adanya aplikasi ini, saya tidak perlu berpikir ketika berlari, cukup lari terus saja sampai ada getaran di tangan dan istirahat, getar lagi, lari lagi. So simple!

Saya lakukan ini selama 30 menit setiap hari, mudah-mudahan hasilnya bisa terlihat dalam 2 – 3 bulan lagi dari sekarang.

3. Freeletics

freeletics

Alasan paling sering dilontarkan ketika kita menunda olahraga adalah ini: tidak punya waktu! Nah, dengan Freeletics kita jadi tidak ada alasan lagi. Freeletics menyediakan menu olahraga dalam jangka waktu tertentu dari 5 sampai 30 menit. Tentu Anda bisa dong meluangkan waktu 5 menit setiap hari untuk olahraga.

Freeletics juga menyediakan 3 tipe latihan: Endurance untuk melatih ketahanan, Standard untuk latihan biasa dan Strength untuk membangun kekuatan. Ketiga tipe tersebut lebih ke level latihan, anggap saja Easy, Medium, Hard.

Saya biasa mulai dari Endurance terlebih dahulu untuk membangun kekuatan dan memastikan bahwa semua gerakan dilakukan secara benar, lalu maju ke Standard dan setelah itu Strength.

Enaknya lagi, kebanyakan dari menu latihan Freeletics tidak menggunakan alat apapun. Cukup menggunakan berat badan Anda sendiri saja. Jangan anggap enteng latihan 5 menit karena menu latihan ini sangat menguras tenaga. Kalau tidak percaya, silahkan dicoba. Saya sarankan dimulai dari Metis.

Freeletics bagus untuk membangun kebiasaan untuk berolahraga karena seriously, masa tidak ada waktu 5 menit sehari untuk berolahraga?

Nah itu dia 3 aplikasi penting yang bisa membantu Anda untuk lebih mudah dalam menjalankan kegiatan olahraga. Sekarang, sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak berolah raga bukan?

Gambar header: Shutterstock