Layanan Direktori PamperPop Permudah Pencarian Salon Kecantikan dan Makeup Artist

Hadir sebagai direktori informasi lengkap tentang salon kecantikan untuk pria dan wanita, situs PamperPop resmi diluncurkan. Platform yang menyasar pemilik usaha salon kecantikan, make up artist dan barbershop ini mencoba memberikan solusi kepada masyarakat umum, yang saat ini masih kesulitan menemukan rekomendasi yang tepat terkait dengan salon kecantikan dan barbershop.

“Berawal dari kesulitan Co-founder dan CEO kami Rerre Adysti menemukan salon kecantikan dengan kualitas yang dipercaya, PamperPop didirikan. Bukan hanya ingin membantu masyarakat menemukan salon yang tepat, kami juga ingin membantu pemilik usaha untuk mempromosikan salon kecantikan mereka melalui PamperPop,” kata Co-Founder dan CCO PamperPop Dimas Wahyu Bagasworo kepada DailySocial.

Fokus utama PamperPop yang berdiri sejak bulan Mei 2016 ini adalah mengumpulkan merchant atau pemilik usaha salon kecantikan, barbershop dan lainnya, sekaligus mengakuisisi lebih banyak pengguna. Saat ini wilayah layanan PamperPop adalah Jakarta dan Tangerang saja. Namun tidak menutup kesempatan kepada merchant lainnya yang ingin mendaftarkan usahanya di PamperPop. Saat ini sudah terdaftar sekitar 50 merchant di PamperPop.

“Meskipun saat ini fokus wilayah kami adalah Jakarta dan Tangerang, namun kami juga telah memiliki daftar merchant di Bali, Medan hingga Semarang. Dengan harapan jumlah tersebut semakin bertambah,” kata Dimas.

Terdapat 10 kategori penyedia jasa kecantikan yang terdapat di PamperPop, di antaranya Hair & Beauty Salon, Makeup Artist, Spa & Massage, Beauty Clinic, Barbershop, Nail Salon, Eyelash Extension & Eyebrow Embroidery, Waxing & Hair Removal, Muslimah Salon, serta Kids Salon. Kategori yang beragam membuat PamperPop tidak hanya ditujukan bagi para wanita dewasa, tetapi juga pria dan anak-anak. PamperPop juga dilengkapi dengan rating, ulasan dan informasi lengkap salon kecantikan hingga barbershop.

“Selain membuka kesempatan melalui situs PamperPop, tim kami juga secara masif melancarkan kegiatan perekrutan kepada merchant melalui media sosial seperti Instagram dan menghubungi langsung melalui WhatsApp,” kata Dimas.

Masih menjalankan usahanya secara bootstrapping, diharapkan pada kuartal kedua PamperPop yang masih terus mencari investor yang sesuai, bisa mendapatkan dana segar untuk menjalankan usaha dan melancarkan rencana yang ada.

Inovasi dan rencana PamperPop di tahun 2017

Saat ini PamperPop sudah bisa diakses di desktop dan mobile site, rencananya tahun 2017 ini akan segera dirilis aplikasi mobile platform Android dan iOS untuk pengguna. Untuk saat ini pendaftaran merchant masih dilakukan secara gratis, guna menambah jumlah data untuk PamperPop. Selanjutnya PamperPop juga telah memiliki strategi monetisasi kepada merchant dan pengguna.

“Selain mengumpulkan merchant kami juga terus menjalin hubungan baik dengan merchant, sekaligus branding untuk mempromosikan PamperPop kepada pengguna,” kata Dimas.

Selain PamperPop, pemain lain yang juga menyediakan direktori lengkap layanan salon kecantikan adalah Zalonku. Mengklaim memiliki perbedaan dengan kompetitor yang ada, PamperPop tetap fokus kepada big data dan analitik.

“Saat ini usia kami terbilang masih muda namun kami melihat Pamperpop memiliki potensi untuk pengelolaan big data dan analitik, itulah yang menjadi fokus kami selanjutnya,” kata Dimas.

Activorm Buka Akses ke Publik, Umumkan Fitur Baru dan Kesuksesan Fase Private Beta

Bulan Desember lalu, kami memberitakan tentang kehadiran Activorm yang dikhususkan bagi brand, perusahaan, atau merchant yang ingin memacu kegiatan online campaign melalui sebuah ekosistem media sosial. Dalam waktu kurang dari satu bulan sejak tulisan itu dimuat, layanan Activorm menggelar soft launching dan saat ini membuka layanannya kepada publik. Activorm juga menginformasikan kesuksesan layanannya selama fase private beta. Continue reading Activorm Buka Akses ke Publik, Umumkan Fitur Baru dan Kesuksesan Fase Private Beta

PayPal Berikan Perlindungan untuk Penjual di Kawasan Asia Pasifik Mulai Oktober 2013, Termasuk di Indonesia

Layanan pembayaran online PayPal melalui rilis persnya mengumumkan kebijakan perlindungan untuk penjual (Seller Protection) untuk melindungi penjual dari kemungkinan penipuan di kawasan Asia Pasifik mulai 11 Oktober 2013. Selain Indonesia, kebijakan ini juga berlaku untuk penjual di negara Australia, Selandia Baru, Cina, Hong Kong, India, Japan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand dan Vietnam. Dengan adanya perlindungan ini, penjual akan berkurang risikonya terhadap kewajiban-kewajiban yang mengarah ke kejahatan, misalnya laporan barang yang tidak sampai (dan meminta uang kembali, padahal tidak benar).

Continue reading PayPal Berikan Perlindungan untuk Penjual di Kawasan Asia Pasifik Mulai Oktober 2013, Termasuk di Indonesia

Why People Still Make New Online Marketplaces?

I had an online business and lately there are some offers to join the online marketplace came in a row. At least, there are three new marketplaces I haven’t heard the name before – and there is one which the site is not ready yet. They offered me with some facilities as lures. However, imagining that my business has “branches” on more than 2 marketplaces make me feel the headache.

Let me say that online marketplace is an old-fashioned online business – even more, compared to the booming daily deals. The pioneers are around the eBay and Amazon. In Indonesia, there are some marketplaces successfully established. Tokopedia and Tokobagus are the examples of marketplace which was built from non-corporate party. While some other marketplaces have links to local conglomeration with big money or to foreign online marketplace network.

Let’s see why online business needs marketplace. First is to get the crowd. Interesting marketplace will get thousands (even tens of thousands) visitors every day. It is good even if only 1% of them visit and shop in our shop. Marketplace provider can also collaborate to promote/advertise our product.

Continue reading Why People Still Make New Online Marketplaces?

Mengapa Masih Saja Ada yang Membuat Online Marketplace Baru?

Saya memiliki sebuah usaha online dan baru-baru ini banyak sekali tawaran bergabung dengan online marketplace secara bertubi-tubi. Setidaknya ada tiga marketplace baru yang saya belum pernah dengar namanya — dan ada yang situsnya belum selesai, mengajak bergabung dengan iming-iming kemudahan tertentu. Ya memang namanya juga usaha, tapi membayangkan usaha saya  memiliki “cabang” di lebih dari 2 marketplace saja sudah membuat kepala pusing untuk mengurusinya.

Online marketplace sendiri bisa dibilang bentuk usaha online yang cukup “kuno” — apalagi jika dibandingkan dengan daily deals yang sedang marak. Pelopornya tentu saja tidak jauh-jauh dari eBay dan Amazon. Di Indonesia sendiri, ada beberapa marketplace yang berhasil established, Tokopedia dan Tokobagus adalah contoh yang awalnya berasal dari pihak non-korporat. Sementara sejumlah marketplace lainnya memiliki tautan dengan konglomerasi lokal bermodal besar ataupun jaringan online marketplace asing.

Continue reading Mengapa Masih Saja Ada yang Membuat Online Marketplace Baru?