Tantangan serta Peluang RRQ Hoshi dan Alter Ego di M2 MLBB World Championship

Beberapa waktu lalu, jadwal serta lokasi penyelenggaraan pertandingan M2 World Championship akhirnya diungkap ke muka publik. Berdasarkan informasi terakhir, M2 MLBB World Championship akan dilaksanakan tanggal 18 Januari 2021 untuk babak grup, tanggal 22 Januari untuk babak playoff, dan diselenggarakan di Hotel Shang-ri La Singapura. Indonesia diwakili oleh RRQ Hoshi dan Alter Ego mengingat posisi mereka sebagai finalis MPL Indonesia Season 6.

Pasca pengumuman tersebut, Moonton selaku pengembang MLBB pun langsung melakukan drawing show guna menentukan tim apa berada di grup mana. Dari drawing show tersebut terungkap bahwa Alter Ego berada di grup C bersama dengan Bren Esports dari Filipina dan 10S Gaming Frost dari Jepang. Pada sisi lain, RRQ Hoshi berada di grup D bersama EVOS SG dari Singapura dan Dreammax asal Brazil.

Menghadapi pertandingan yang sudah di depan mata dengan sisa waktu persiapan cuma 4 pekan, mampukah tim-tim asal Indonesia mengulang kesuksesan layaknya EVOS Esports pada M1 MLBB World Championship tahun 2019 lalu? Mengamati soal ini, mari kita simak opini dari duo analis yang kerap kali menghiasi layar kaca Anda ketika menonton MPL ID, Mochammad Ryan “KB” Batistuta dan Arwanto “Om Wawa” Tanuwiharja.

 

Arwanto “Om Wawa” Tanuwiharja

Prediksi Om Wawa RRQ Hoshi dan Alter Ego M2 World Championship

Pendapat Om Wawa terhadap kondisi RRQ Hoshi dan Alter Ego saat ini: Kondisi Alter Ego harusnya masih dalam mood yang baik. Mereka baru saja mendapatkan piala MPL Invitational beberapa waktu lalu, jadi seharusnya kondisi tim mereka sedang kondusif. Menurut gue sendiri letak kekuatan Alter Ego adalah kepercayaan mereka dengan rekan satu timnya. Hal tersebut terlihat dari permainan mereka yang sangat kompak dan dikombinasikan dengan draft unik yang membuat lawan-lawannya kerepotan.

Kalau RRQ mungkin kondisinya sedang kurang bagus saat ini. Tapi menurut gue sebagai tim yang sudah berhasil 3 kali juara MPL ID, RRQ Hoshi seharusnya sudah terlatih untuk menghadapi kondisi sulit seperti saat ini. Kekuatan dari RRQ sendiri adalah skill individu yang baik untuk masing-masing lane.

Kelemahan RRQ Hoshi dan Alter Ego yang perlu mereka perbaiki dari kacamata Om Wawa: Menurut gue Alter Ego belum memiliki celah sedikitpun untuk saat ini. Mungkin yang bisa ditingkatkan adalah rasa dahaga mereka terhadap gelar agar tidak terlalu cepat puas dengan apa yang sudah dicapai. Sementara itu RRQ mungkin akan menambah gameplay lagi dengan masuknya Teguh “Psychoo” sebagai pengganti LJ. Terkait hal yang perlu ditingkatkan, Om Wawa rasa sih sama, yaitu dahaga terhadap kemenangan agar tidak cepat puas dengan pencapaian yang sudah dimiliki.

Prediksi dan opini Om Wawa terhadap tim Indonesia di M2 World Championship 2021: Tim-tim Indonesia tentunya akan tetap menjadi favorit dalam mendapatkan gelar juara M2 World Championship 2021 dan Om Wawa setuju akan hal tersebut, sebagaimana dari apa yang sudah kita lihat di MPL Invitational kemarin. Namun, Om Wawa merasa tim-tim Indonesia tetap harus waspada dengan strategi serta draft yang “unik” dari negara-negara yang jarang kita lihat permainannya. Bagaimanapun, minimnya data serta informasi terhadap cara main tim-tim tersebut tentu akan jadi tantangan tersendiri bagi tim Indonesia.

 

Ryan “KB” Batistuta

Prediksi KB RRQ Hoshi dan Alter Ego M2 World Championship

Pendapat KB terhadap kondisi RRQ Hoshi dan Alter Ego saat ini: Kalau menurut gue letak kekuatan RRQ Hoshi dan Alter Ego ada pada adaptasi cepat mereka terhadap perubahan meta yang ada. Ditambah lagi, RRQ Hoshi dan Alter Ego juga memiliki hero pool yang begitu luas sehingga mereka menjadi sulit diprediksi strateginya.

Kelemahan RRQ Hoshi dan Alter Ego yang perlu mereka perbaiki dari kacamata KB: Mematangkan roster dengan strategi baru yang segar akan menjadi poin penting bagi tim RRQ Hoshi. Opini tersebut gue katakan karena mengingat rotasi dan strategi RRQ Hoshi yang sudah mulai terbaca, walaupun mereka punya hero pool paling luas untuk saat ini.

Lalu kalau untuk Alter Ego, mematangkan mental dan tetap konsisten adalah suatu hal yang perlu mereka soroti. Opini tersebut gue katakan karena biasanya tim yang baru mendapat kemenangan kerap kali menemukan batu sandungan yang akan mengganggu mereka setelah kemenangan tersebut.

Prediksi dan opini KB terhadap tim Indonesia di M2 World Championship 2021: Wah, M2 World Championship terbilang enggak bisa diprediksi sih. Tim Jepang kuat, Filipina kuat, Brazil dan Russia unpredictable, lalu Myanmar, Malaysia, Singapura dan Kamboja juga enggak bisa diremehkan. Tapi kalau harus prediksi sotoy, gue kepingin ada all-Indonesia final tapi peringkat 3-nya antara Bren Esports atau 10GamingFrost.

Kalau terkait opini lain, kalian mungkin bisa juga cek konten MIPO di channel YouTube gue. Tapi selain itu gue juga mewakili komunitas ingin berterima kasih banyak untuk Moonton selaku developer karena masih berkomitmen mengadakan M2 World Championship walaupun dengan segala keterbatasnnya karena situasi pandemi. Semoga bisa berjalan lancar dan gue berharap tahun 2021 nanti keadaan sudah membaik sehingga nantinya turnamen seperti MLCC dan MIC bisa hadir kembali agar komunitas di daerah bisa muncul lagi ke permukaan.

Apa Alasan Turunnya Performa RRQ Hoshi di MPL ID Season 6?

Pertandingan dari Mobile Legends Professional League Indonesia Season 6 kini sudah akan memasuki pekan keemapat. Dinamika kompetisi antar tim pun kini sudah semakin terasa. Untuk sementara waktu, ONIC Esports merajai klasemen babak Regular Season MPL ID Season 6 setelah pertandingan pekan tiga, dengan perolehan menang-kalah 5-0.

Walau demikian, MPL ID musim ini terasa seperti kurang lengkap. Salah satu alasannya mungkin karena RRQ Hoshi, yang banyak dijagokan oleh khalayak esports MLBB Indonesia, sedang mengalami rentetan performa kurang memuaskan belakangan waktu. RRQ Hoshi saat ini menduduki peringkat 6 pada klasemen sementara babak Regular Season, dengan perolehan menang-kalah 2-4.

Sumber: RRQ Official
Sumber: RRQ Official

Ada apa dengan sang Raja? Penurunan performa ini terbilang mengejutkan, mengingat Rex Regum Qeon yang begitu gemilang pada musim sebelumnya, bahkan berhasil memenangkan MPL Invitational setelah melibas Resurgence asal Singapura dengan skor 3-0. Mengutip dari ONE Esports, James Chen selaku pelatih tim RRQ Hoshi mengatakan bahwa penurunan performa tersebut terjadi karena perubahan susunan roster.

“Ada dua faktor penyebab turunnya performa RRQ Hoshi, yaitu susunan roster baru dan tekanan eksternal. Orang-orang memiliki harapan yang tinggi kepada kami, namun kami pasti akan terus berusaha untuk memberikan yang terbaik pada setiap pertandingan,” ucap James dalam pembahasan performa RRQ yang Hybrid.co.id kutip dari ONE Esports.

Memang RRQ saat ini sedang kehilangan salah satu pemain andalannya, Yesaya Omega Armando alias Xinnn. Terakhir kali, Xinnn mengabarkan bahwa dirinya memutuskan untuk rehat sementara waktu, karena kekhawatirannya atas kesehatan tubuhnya sendiri. “Saya memutuskan rehat agar dapat berhenti merokok, serta makan dan tidur yang lebih teratur. Keputusan ini saya ambil karena saya jadi kurang istirahat jika bermain sebagai roster utama, dan pola hidupnya juga tidak sehat secara umum,” Xinnn menjelaskan lewat sebuah video YouTube yang ia terbitkan tanggal 20 Agustus 2020 lalu.

Untuk sementara waktu, Xinnn digantikan oleh pemain tim RRQ Sena yang bermain di liga MDL, yaitu Albertt. Pemain asal Bali tersebut dikenal punya potensi yang besar. Namun selama bersama RRQ Hoshi, performa Albertt terbilang belum sepenuhnya stabil, jika berkaca dari catatan menang-kalah yang didapatkan RRQ dari 3 pekan MPL ID Season 6 berjalan.

Pekan depan, MPL ID Season 6 sudah memasuki pekan ke-4. RRQ Hoshi akan berhadapan dengan AURA Esports hari Sabtu, 5 September 2020 mendatang. AURA Esports juga sedang menghadapi serentetan performa buruk. Sang rubah api kini berada di peringkat 8 dengan catatan menang-kalah 0-5. Maka dari itu, pertandingan tersebut mungkin bisa dibilang menjadi pembuktian bagi kedua tim untuk dapat bangkit dari keterpurukan.

Apa Alasan Pembagian Slot Turnamen Esports Internasional?

Belakangan esports sedang berkembang dengan pesatnya. Secara internasional, Newzoo mengatakan bahwa pasar esports diperkirakan akan mencapai nilai 15,4 triliun rupiah pada tahun 2020. Asia Tenggara juga menjadi salah satu kawasan yang perkembangannya cukup pesat. Masih dari Newzoo, dilaporkan bahwa industri gaming dan esports di Asia Tenggara ternyata tetap menggeliat selama situasi pandemi. Pada 2019, nilai industrinya bahkan diperkirakan mencapai angka 4,6 miliar dollar AS.

Namun, karena perkembangan terlalu cepat ini, kadang kali ada masalah dalam prosesnya, yang membuat prosesnya esports jadi tidak adil. Di tengah banyaknya kompetisi bermunculan, soal standarisasi mungkin jadi satu hal, yang dapat menjadi masalah suatu saat nanti. Saya sempat membahas fenomena ini dari sudut pandang komunitas game fighting Indonesia, dengan turnamen satu dengan yang lain punya peraturan yang terlampau jauh berbeda.

Standarisasi peraturan turnamen baru satu bagian pembahasan saja. Pada bagian lain, yang menurut saya menarik untuk dibahas dan dipertanyakan adalah soal kesempatan menuju turnamen tingkat internasional.

Jika Anda adalah penggemar setia esports, Anda mungkin sadar akan hal ini. Dalam turnamen, terutama yang setingkat internasional, kadang ada ketidakseimbangan pembagian jumlah slot yang disediakan, untuk suatu negara atau kawasan. Kadang satu negara atau kawasan punya kesempatan lebih besar untuk lolos, sementara negara atau kawasan lain punya kesempatan yang lebih kecil

Kesempatan lebih besar bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti tahap kualifikasi yang cenderung lebih pendek, maupun jumlah slot untuk lolos ke suatu turnamen yang cenderung lebih banyak bagi suatu negara atau kawasan. Apakah ini adalah sesuatu yang normal? Apakah ini adil? Kita akan membahas ini melihat dari sisi esports dan olahraga tradisional, sembari mencari tahu apa alasan diberlakukannya sistem seperti ini.

 

Melihat Pembagian Slot Turnamen Esports

Dalam esports, ada satu kebiasaan untuk memberikan slot turnamen lebih banyak, untuk negara dengan jumlah pemain terbanyak dari suatu game. Saya sendiri sebenarnya kurang tahu dari mana kebiasaan ini mulai dilakukan. Untuk membahas ini, kita akan melihat ini dari dua turnamen terdekat, yang baru dan sedang berjalan, MPL Invitational 4 Nations Cup, dan PUBG Mobile World League 2020 Season Zero – East Region.

Bertajuk 4 Nations Cup, MPL Invitational mempertandingkan tim MLBB profesional dari empat negara, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Myanmar. Melihat nama turnamen tersebut, ekspektasi saya adalah perebutan tahta tim MLBB terbaik dari empat negara tersebut, lewat kompetisi yang seimbang dengan satu tim mewakili satu negara. Tetapi kenyataannya adalah, turnamen tersebut malah diberondong oleh tim asal Indonesia.

Menurut catatan saya, tim asal Indonesia mendapat 8 slot dengan komposisi 6 tim dari jalur kualifikasi dan 2 tim dari jalur undangan. Malaysia mendapat 4 slot dengan komposisi 3 dari jalur kualifikasi dan 1 jalur undangan. Singapura mendapat 4 slot dengan komposisi 3 dari jalur kualifikasi, 1 jalur undangan. Terakhir Myanmar hanya mendapat 1 slot yang berasal dari undangan.

Mungkin saya yang aneh karena berpikir seperti ini, tetapi jika melihat jumlah tim perwakilan negaranya, pembagian slot rasanya jadi tidak adil bukan? Turnamen seolah terasa seperti MPL 3 Nations Cup plus satu tim Myanmar… Hehe. Dengan jumlah perwakilan yang lebih banyak, tidak heran jika Indonesia punya kesempatan yang lebih besar menjadi juara atau kesempatan mendapat panggung All-Indonesia Final seperti pada M1 World Cup. Meski demikian, bukan berarti RRQ tidak berjuang untuk menjadi juara dalam gelaran tersebut.

Sumber: Moonton
Sumber: Moonton

Berlanjut ke kasus lain, PUBG Mobile World League 2020 Season Zero – East Region (PWML 2020). Turnamen tersebut diikuti oleh 20 tim yang berasal dari kompetisi lokal dan regional. Dari kompetisi lokal, ada satu tim yang berasal dari pemenang liga PMPL Indonesia, Thailand, Vietnam, MY/SG, Chinese Taipei, turnamen Street Challenge (Korea Selatan), Japan Championship, serta PMCO Pakistan, dan PMCO Wild Card (yang dimenangkan oleh tim asal Mongolia).

Jumlah slot yang disediakan dari liga dan turnamen lokal hanya satu slot saja, dengan tambahan 4 slot untuk negara Asia Tenggara yang berhasil menempati peringkat 6 besar. Namun ada sedikit anomali untuk satu region terakhir yang merupakan peserta dari turnamen ini, yaitu Asia Selatan. Total ada 7 slot disediakan, hanya untuk regional Asia Selatan dalam PMWL 2020 Season Zero – East Region.

Skena esports PUBG Mobile di Asia Selatan sendiri memang didominasi oleh perwakilan negara India. Jika mengutip data Sensor Tower, India tercatat sebagai negara pengunduh game PUBG Mobile terbanyak dengan total sekitar 175 juta install sampai awal Juli 2020 kemarin. Hasilnya adalah 7 slot yang disediakan diisi oleh perwakilan dari negara India saja.

Sumber: Tencent Games
Sumber: Tencent Games

Apabila kita menghitung dari jumlah perwakilan per kawasan, Asia Tenggara akan menjadi kawasan yang terlalu mendominasi dibanding yang lain dengan total ada 8 perwakilan. Tetapi jika dihitung perwakilan per negara, maka perwakilan India jadi sangat tidak adil jika dibandingkan dengan negara lain, dengan 7 tim beranggotakan 39 orang atau sekitar 37% dari total keseluruhan peserta PMWL 2020 Season Zero – East Region berasal dari India, mengutip data Liquidpedia.

Apakah ini adil? Atau dalam konteks kompetisi, keadilan adalah jika negara dengan pemain terbanyak memiliki kesempatan lebih besar untuk dapat lolos ke kompetisi yang lebih tinggi? Agar sudut pandang kita tidak terbatas pada dunia kompetisi esports saja, mari kita mengintip sistem pembagian spot kualifikasi dari ekosistem kompetisi olahraga.

 

Bagaimana Sistem Pembagian Slot Kualifikasi Olahraga?

Dalam esports kita melihat MPL Invitational dan PMWL 2020 Season Zero – East Region yang jadi dua contoh kompetisi dengan proporsi perwakilan negara yang tidak seimbang. Lalu bagaimana kasusnya di dalam ekosistem olahraga?

Untuk itu, saya melihat dari sistem kompetisi sepak bola dan pertandingan festival olahraga SEA Games. Pertandingan sepak bola sengaja saya pilih, untuk mewakili sistem kompetisi tim vs tim, layaknya pada esports MLBB. Sementara festival olahraga seperti SEA Games saya pilih karena bisa dibilang punya sistem paling mendekati dengan pertandingan esports battle royale, yang menggunakan sistem peringkat serta poin.

Pada sepak bola saya mengambil FIFA World Cup 2018 sebagai contoh, karena merupakan ajang terbesar sepak bola terdekat yang baru selesai, sehingga bisa jadi patokan pembagian spot kualifikasi dalam pertandingan sepak bola antar-negara sejauh ini.

FIFA World Cup 2018 diikuti oleh 208 negara anggota asosiasi, yang dibagi ke dalam 6 zona kualifikasi, yaitu Afrika, Asia, Eropa, Amerika Utara, Tengah dan Kepulauan Karibia, Oseania, dan Amerika Selatan. Total ada 32 slot di pertandingan utama FIFA World Cup 2018, dengan 31 spot berasal dari kualifikasi, dan 1 spot spesial khusus Rusia selaku tuan rumah kompetisi.

Masing-masing kawasan memiliki jumlah slot yang berbeda-beda. Asia (termasuk Australia) memiliki 4,5 slot ditambah 0,5 slot dari kawasan Oseania (New Zealand dan kepulauan lainnya). Afrika memiliki 5 Slot, Amerika Utara, Tengah, dan Kepulauan Karibia memiliki 3,5 slot ditambah 4,5 slot dari Amerika Selatan. Pemilik kesempatan terbesar untuk menuju ke FIFA World Cup 2018 adalah kawasan Eropa, dengan total 13 slot, paling banyak dibanding kawasan lainnya.

Ternyata dalam kompetisi olahraga, praktik pembagian slot yang tidak proporsional juga terjadi. Apakah berarti praktik seperti demikian memang wajar? Lebih lanjut, mari kita intip SEA Games 2019.

Festival olahraga terbesar di Asia Tenggara tersebut mempertandingkan 56 jenis olahraga dengan total 529 event bermedali, mengutip dari Sport Business. Dalam gelaran festival olahraga seperti SEA Games 2019, negara dapat memilih untuk mengikuti suatu cabang olahraga atau tidak.

Hal ini jadi alasan kenapa setiap negara, punya jumlah kontingen atlet yang berbeda-beda. Menurut catatan Jawa Pos, Indonesia mengirimkan 841 atlet, dengan total 1303 orang jika menyertakan pelatih dan official. Malaysia mengirimkan 795 atlet dan 398 official, sedangkan Filipina selaku tuan rumah mengirimkan 1115 atlet ditambah 753 pelatih dan official, menurut catatan beberapa media lokal.

SEA Games juga melibatkan esports sebagai salah satu cabang bermedali. Bukti bahwa SEA Games membebaskan negara peserta untuk mengikuti suatu cabang atau tidak, bisa terlihat pada cabang esports.

Sumber: eGG Network
Sumber: eGG Network

SEA Games 2019 mempertandingkan 11 negara anggota Southeast Asian Games Federation (SEAGF), yaitu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Timor Timur, dan Vietnam. Cabang esports mempertandingkan 6 game berbeda, yaitu MLBB, Arena of Valor, Dota 2, Hearthstone, StarCraft II, dan Tekken 7.

Dari cabang esports Anda bisa melihat bahwa beberapa game yang dipertandingkan hanya diikuti oleh beberapa negara saja. StarCraft II dan Hearthstone contohnya, yang hanya diikuti 6 negara saja yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. MLBB jadi cabang game esports dengan jumlah negara peserta terbanyak, yaitu 9 negara. Jadi, dari keseluruhan cabang esports di SEA Games 2019, hanya Timor Timur dan Brunei Darussalam saja yang tidak mengikuti cabang esports sama sekali.

Jika kita berasumsi Brunei Darussalam dan Timor Timur tidak bisa ikut cabang esports karena mereka tidak memiliki kontingen atlet, apakah SEA Games 2019 adil jika ada cabang pertandingan yang tidak bisa diikuti oleh suatu negara?

 

Apa Alasan Ketidakseimbangan Slot Kualifikasi Suatu Kompetisi?

Jika melihat kasus yang sudah ada, hampir tidak ada kompetisi yang menerapkan jumlah representasi yang seimbang. Tidak hanya terjadi di esports, FIFA World Cup ternyata menerapkan praktik serupa, karena memberi Eropa jumlah slot kualifikasi terbanyak yaitu sebanyak 13 slot. Sementara dalam SEA Games, kita melihat jumlah perwakilan atlet yang dikirimkan masing-masing negara berbeda-beda jumlahnya. Bahkan cabang esports pada SEA Games 2019 tidak diikuti oleh Brunei Darussalam dan Timor Timur, yang berarti memperkecil kemungkinan mereka untuk menjadi juara SEA Games 2019 secara keseluruhan.

Lalu apa sebenarnya alasan dari penerapan sistem seperti ini? Menurut opini saya, dasar argumennya mungkin seperti ini.

Orang terbaik dari 1000 kompetitor akan berbeda levelnya jika dibandingkan dengan yang terbaik dari 5 orang kompetitor. Sebagai contoh, saya menggunakan ujian sekolah sebagai analogi. Untuk menjadi yang terbaik dari Ujian Nasional 2019 yang diikuti oleh 8,3 juta peserta didik, Anda akan butuh nilai 90 atau mungkin 100. Tapi untuk menjadi yang terbaik dari satu kelas berisi 40 orang, Anda mungkin cuma butuh nilai 80-90 saja.

Tapi, level kompetisi tidak hanya ditentukan dengan melihat jumlah kompetitor saja. Kalau memang demikian, maka dalam pertandingan FIFA World Cup 2018, Asia yang punya 4 miliar penduduk seharusnya mendapat kesempatan lebih besar dibanding Eropa, yang cuma punya 700 juta penduduk.

Tapi nyatanya Eropa mendapat 13 slot, sementara Asia cuma mendapat 4,5 slot saja. Maka, satu faktor lain yang mungkin menjadi alasan adalah level kompetisi lokal di kawasan tersebut, dan prestasi-prestasi yang pernah didapat dari suatu kawasan.

Mobile Legends Profesional League
Dokumentasi: MPL Indonesia

Kembali membahas esports, mari coba kita urai ke dalam dua faktor tersebut, berdasarkan dua contoh turnamen esports yang saya sebut di atas. Kenapa Indonesia mendapat kesempatan lebih besar di dalam MPL Invitational 4 Regions Cup? Mengutip data dari Sensor Tower, Indonesia mencatatkan total 100,1 juta download, dan merupakan negara dengan jumlah pengunduh game MLBB terbanyak. Menyusul di belakangnya ada Filipina dengan 41,2 juta download, dan Vietnam dengan 21,3 juta download.

Selain dari itu, jika kita melihat secara level prestasi, Indonesia merupakan salah satu negara paling mencolok di skena MLBB. Walau gagal mendapat prestasi terbaik di MSC 2017, namun Indonesia mulai menunjukkan potensi di tahun-tahun berikutnya. MSC 2018, Indonesia berhasil mengamankan peringkat 3, walau gagal mendapat slot di babak Final. MSC 2019 adalah puncak prestasi Indonesia, ketika sorotan pertandingan jadi monopoli Indonesia berkat pertemuan ONIC Esports dengan Louvre Esports di babak Grand Final.

Level kompetisi MLBB di tingkat lokal Indonesia juga terbilang cukup keras keras. MPL Indonesia memiliki juara baru setiap musimnya, sampai akhirnya pola tersebut dihentikan oleh RRQ, yang berhasil mendapatkan gelar juara MPL keduanya pada MPL ID Season 5 kemarin. Semakin tinggi level kompetisinya, tim yang bertanding harus lebih baik lagi, dan harus sudah melalui kompetisi yang keras. Jadi, melihat faktor-faktor tersebut di atas, tidak heran jika negara kita mendapatkan kesempatan yang lebih besar untuk turnamen internasional.

Bagaimana dengan PUBG Mobile? Secara jumlah pemain, India memang merupakan negara dengan jumlah donwload PUBG Mobile terbanyak. India mencatatkan jumlah 175 juta download dengan proporsi sebesar 24% dari total keseluruhan download, mengutip dari data Sensor Tower awal Juli 2020 lalu. Jumlah download PUBG Mobile di India bahkan menyalip jumlah download Peacekeeper Elite (PUBG Mobile versi Tiongkok). Lebih lanjut Sensor Tower mengatakan bahwa Tiongkok berada di peringkat kedua dengan 16,7% dari keseluruhan download, dan AS di peringkat ketiga dengan 6,4% dari total keseluruhan download.

Jumlah pemain, mungkin jadi salah satu alasan kenapa India mendapat kesempatan yang lebih besar untuk menuju gelaran PMWL 2020 Season Zero – East Region. Lalu jika kita melihat dari sisi prestasi, Bigetron RA padahal merupakan juara dunia PUBG Mobile lewat gelaran PMCO 2019 lalu, kenapa Indonesia tidak mendapatkan kesempatan lebih banyak di turnamen PMWL 2020 Season Zero – East Region?

Jawabannya mungkin karena level kompetisi lokal Indonesia yang belum sebanding dengan negara lainnya di Asia Tenggara. Kalau kita membandingkan perolehan skor yang dikumpulkan di akhir babak Regular Season PMPL dari masing-masing negara Asia Tenggara, Anda bisa melihat bagaimana level kompetisi di Indonesia masih sangatlah timpang.

Pada PMPL ID Season 1, selisih skor antara Bigetron RA sang juara liga, dengan AURA Esports yang berada di peringkat 2 sangatlah jauh yaitu sebesar 445 poin. Sementara pada PMPL MYSG, PMPL Thailand, dan PMPL Vietnam, beda skor pada posisi top 4 terbilang tipis-tipis, setidaknya tidak lebih dari 300 poin. Jika landasannya adalah selisih skor di PMPL, maka mungkin kawasan South Asia jadi turnamen dengan level kompetisi tertinggi, karena selisih poin cuma mencapai angka puluhan saja pada peringkat top 4.

Terlebih, saya merasa Tencent terbilang sudah cukup adil dalam membagi slot kualifikasi menuju PMWL 2020 Season Zero – East Region untuk negara-negara Asia Tenggara. Masing-masing negara mendapat satu slot menuju PMWL yang diberikan kepada pemenang liga lokal, dan satu slot lagi diperebutkan melalui PMPL SEA Finals 2020. Cuma saja, Thailand memang terbukti bermain lebih baik dibanding negara lainnya. Alhasil negara mereka punya 3 wakil (1 wakil lebih banyak dibanding Indonesia dan Malaysia) di PMWL 2020 Season Zero – East Region.

 

Di luar dari soal mana yang lebih adil, hal lain yang tidak bisa kita lepaskan dalam sebuah kompetisi tentunya adalah kepentingan penyelenggara. Penyelenggara turnamen tentu ingin acaranya menarik minat banyak orang. Cara menarik minat tersebut mungkin bisa diambil dari dua hal, memberikan kesempatan lebih besar kepada negara/kawasan dengan jumlah penggemar terbanyak, serta menyajikan kompetisi yang keras.

Dalam kasus MPL Invitational Anda bisa melihat sendiri bagaimana turnamen tersebut menarik minat banyak orang, gara-gara tim dari Indonesia. Buktinya pertandingan antar dua tim Indonesia, RRQ vs EVOS, adalah pertandingan dengan jumlah viewer terbanyak sepanjang gelaran MPL Invitational, dengan jumlah penonton mencapai 1 juta orang. Jumlah penonton Indonesia pun tidak kira-kira, mencapai angka 971 ribu pada pertandingan tanggal 3 Juli 2020, mengutip Esports Charts.

Namun, mungkin satu pembeda terbesar antara esports dengan olahraga tradisional adalah, penentuan slot dalam pertandingan esports tingkat internasional masih jadi wewenang mutlak sang penyelenggara. Semoga saja asosiasi seperti GEF atau IESF bisa menjadi pihak yang menengahi dalam hal ini, layaknya asosiasi seperti FIFA atau SEAGF dalam ekosistem olahraga.

MPL MY/SG Season 6 Akan Dimulai Akhir Agustus 2020 Mendatang

Memasuki bulan Agustus, beberapa gelaran turnamen sudah mulai bergeliat dan mengumumkan tanggal pelaksanaannya. Dari skena MLBB, sebelumnya kita sudah melihat MPL Indonesia Season 6 yang akan bergulir bulan Agustus mendatang. Selain dari itu, MPL Malaysia/Singapura ternyata juga akan memulai musim ke-enam di bulan Agustus ini.

Tidak seperti Indonesia yang menggunakan Franchise model, MPL MY/SG masih menggunakan sistem turnamen terbuka pada musim ke-6 ini. Liga MLBB kasta utama untuk skena Malaysia dan Singapura ini mempertandingkan 10 tim, dengan komposisi berupa 6 tim berasal dari undangan langsung, dan 4 tim sisanya datang dari kualifikasi.

Tim Resurgence yang merupakan juara MPL MY/SG Season 5 mendapatkan undangan langsung untuk bertanding di MPL MY/SG Season 6. Resurgence akan ditemani oleh 5 tim lainnya, yaitu EVOS SG, Geek Fam, Todak, Team Boskurr, dan Orange Louvre Esports. Sementara itu, 4 slot sisanya diperebutkan pada hari Minggu lalu (26 Juli 2020) melalui babak kualifikasi.

Sumber: MLBB Official
Sumber: MLBB Official

Ada 500 tim memperebutkan 2 slot untuk tim dari Malaysia dan 2 slot untuk tim dari Singapura. Pada kualifikasi, Team SMG menjadi salah satu yang tampil mencolok. Mereka berhasil mengalahkan Ezzy Esports dengan skor meyakinkan 2-0 di babak final, dalam seri best-of-3. Selain Team SMG, Bella Ciao dari Malaysia juga jadi penampil lain yang tak kalah menarik. Bella Ciao tampil solid, walau sebenarnya merupakan pendatang baru. Bella Ciao akhirnya berhasil kalahkan ICON Esports dengan skor 2-0 di babak Final, sehingga berhasil lolos ke pertandingan liga MPL MY/SG Season 6.

Babak kualifikasi menghasilkan Team SMG, Bella Ciao, Forsaken, dan Divinity Esports, sebagai empat tim yang berhasil lolos ke MPL MY/SG Season 6. Dengan ini, maka berikut daftar 10 tim yang akan bertanding di MPL MY/SG Season 6.

  1. Resurgence – Invited (S5 Champion – SG)
  2. EVOS SG – Invited (S4 Champion – SG)
  3. Geek Fam – Invited (S3 Champion, S5 runner-up – MY)
  4. Todak – Invited (S4 runner-up, M1 third place – MY)
  5. Orange Louvre Esports – Invited (S5 third place – MY)
  6. Team Bosskurr – Invited (MY)
  7. Team SMG – Qualifiers (MY)
  8. Bella Ciao – Qualifiers (MY)
  9. Forsaken – Qualifiers (SG)
  10. Divinity Esports – Qualifiers (SG)

MPL MY/SG akan dimulai pada 28 Agustus 2020 mendatang, dengan babak Regular Season akan berlangsung setiap hari Jumat hingga Minggu selama 6 pekan ke depannya. Pertandingan lalu akan dilanjut dengan babak Playoff, yang diselenggarakan pada 23 Oktober 2020 mendatang. Musim lalu Resurgence berhasil menjadi juara MPL MY/SG Season 5, dapatkan tim asal Singapura tersebut mempertahankan tahtanya pada musim ini?

MPL Indonesia Season 6 Akan Bergulir Bulan Agustus

Setelah gelaran MPL Invitational 20202 selesai diselenggarakan, kini jadwal kompetisi Mobile Legends: Bang-Bang siap bergulir lagi. Sore, 23 Juli 2020, Moonton mengabarkan MPL Indonesia akan kembali bergulir mulai tanggal 14 Agustus 2020 dalam sebuah rilis. Ini merupakan musim ke-6 dari gelaran MPL Indonesia, yang juga bisa dibilang sebagai kompetisi paruh kedua di tahun 2020 ini.

Sebelumnya MPL ID Season 5 sendiri pertama kali diumumkan pada akhir Januari 2020 lalu, dengan gelaran Final diselenggarakan pada April 2020, yang dimenangkan oleh RRQ Hoshi. MPL Indonesia Season 6 masih mempertandingkan 8 organisasi esports Indonesia yang memiliki hak Franchise League MPL Indonesia, yaitu Alter Ego, AURA Esports, Bigetron Esports, EVOS Esports, Geek Fam, Genflix Aerowolf, RRQ, dan ONIC Esports.

via: Instagram teamrrq
RRQ Hoshi, juara MPL ID Season 5. Sumber: Instagram teamrrq

Terkait format pertandingan, komisaris MPL Indonesia Lucas Mao mengatakan. “Pertandingan Regular Season akan diadakan secara online. Sementara itu ada kemungkinan babak Playoff akan diselenggarakan secara offline, dengan melihat situasi, kondisi, serta regulasi pemerintah terkait izin keramaian.”

MPL Indonesia sudah mulai diadakan secara online sejak pertengahan musim ke-5, ketika situasi pandemi jadi semakin mengkhawatirkan di Indonesia. Sejak saat itu, pertandingan diselenggarakan dengan beberapa perubahan dari segi peraturan serta teknis turnamen, yang sempat saya bahas bersama Reza Ramadhan Head of Marketing Activation for Esports dari Moonton Indonesia.

Memperebutkan total hadiah sebesar 300 ribu Dollar AS atau sekitar 4,5 miliar Rupiah, Moonton mengumumkan bahwa babak Regular Season akan diselenggarakan tanggal 14 Agustus hingga 4 Oktober 2020 mendatang. Sementara untuk babak Playoff akan diselenggarakan pada 16 – 18 Oktober 2020 mendatang.

Setelah pada musim ke-4, dominasi EVOS dan RRQ di MPL hampir goyah oleh Alter Ego, musim ke-5 kita melihat Bigetron Esports muncul sebagai penantang keras. Ketika itu Bigetron Esports bahkan berhasil mendapat peringkat 2 dalam gelaran Regular Season, walau akhirnya tidak mendapatkan hasil yang memuaskan ketika masuk babak Playoff. MPL ID Season 5 pada akhirnya kembali mempertemukan rivalitas EVOS vs RRQ, yang dimenangkan secara telak oleh RRQ.

Sumber: Moonton
Sumber: Moonton

Pasca MPL ID Season 5, MPL Invitational jadi kompetisi berikutnya, yang merupakan pertandingan online untuk kawasan Asia Tenggara sebagai pengganti MSC. Ketika itu peta kekuatan terbilang masih tidak jauh beda. Performa Bigetron Alpha terlihat berangsur menurun, sementara RRQ terus meroket dan hampir tidak terhentikan. RRQ kembali menjadi juara, melibas tim Resurgence dari Singapura dengan skor 3-0.

Pertanyaan besar untuk musim ke-6 mungkin adalah, siapa tim yang bisa bangkit dan mengalahkan RRQ? Dapatkah Bigetron dan Alter Ego yang bisa dibilang sebagai penantang keras terbaru, muncul lagi di musim ini? Bagaimana dengan ONIC? Akankah Genflix Aerowolf, AURA Esports, dan Geek Fam ID bangkit dan unjuk gigi di musim ini? Semuanya baru akan terjawab mulai 14 Agustus mendatang, saat MPL ID Season 6 sudah dimulai!

EVOS Legends, RRQ Hoshi, dan Alter Ego, Adalah Tim Terpopuler di MPL Invitational

MPL Invitational sudah selesai digelar sejak 3 pekan lalu. Pada 5 Juli 2020, RRQ Hoshi kembali membuktikan sebagai tim terbaik di kawasan Asia Tenggara, setelah sapu bersih tim asal Singapura, Resurgence 3-0. Meski demikian, metrik kesuksesan dari MPL Invitational bisa dibilang masih menjadi hal yang menarik untuk dibahas.

Terakhir kali, pada laporan penonton esports bulan Juni yang dirangkum oleh Esports Charts, MPL Invitational mencatatkan kesuksesan yang cukup mengagetkan karena berhasil menyalip jumlah penonton liga LoL Korea yang merupakan liga kasta satu dunia. Setelah pencapaian tersebut, Esports Charts jadi membuat rangkuman pembahasan kesuksesan MPL Invitational di dunia maya.

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Satu sorotan terbesar adalah dominasi Indonesia dari gelaran tersebut. Tak hanya dari sisi kompetitif, penonton tayangan MPL Invitational juga didominasi oleh Indonesia. Dalam jajaran tim paling populer, RRQ, EVOS Legends, dan Alter Ego masuk ke dalam daftar bersama dengan Resurgence, dan Burmese Ghouls.

Jika ditanya siapa yang paling populer berdasarkan jumlah konsumsi konten, jawabannya memang Resurgence, yang berhasil mencatatkan total konsumsi sebesar 4,2 juta jam. Namun RRQ Hoshi bisa dibilang menjadi tim paling populer secara keseluruhan dengan jumlah konsumsi pertandingan sebesar 3,4 juta jam, dan jumlah penonton rata-rata sebanyak 629.526 orang.

Sementara itu di sisi lain, EVOS Legends dan Alter Ego juga tidak kalah tenar di kalangan penonton pertandingan MPL Invitational. Total konsumsi konten pertandingan EVOS Legends adalah sebesar 2,4 jam, dengan rata-rata penonton sebanyak 443.662 orang. Sementara di sisi lain total konsumsi konten pertandingan Alter Ego adalah sebanyak 2 juta jam dengan rata-rata penonton sebanyak 291.556 orang.

Sejauh ini EVOS dan RRQ memang masih menjadi dua tim terbesar di skena MLBB Indonesia. Dua tim ini menjadi populer, salah satunya berkat rivalitas antara RRQ.Lemon dengan ex pemain EVOS, JessNoLimit, yang dulu kerap kali menjadi perbincangan. Sementara itu Alter Ego sendiri bisa terbilang sebagai pendatang baru, karena

Sumber: Dokumentasi Resmi MPL ID S4 - Edit: Akbar Priono
RRQ Hoshi, EVOS Legends, dan Alter Ego, trisula mematikan dari MPL Indonesia sejauh ini. Sumber: Dokumentasi Resmi MPL ID S4 – Edit: Akbar Priono

Popularitas Maungzy, Celiboy, dan kawan-kawan tercipta, salah satunya karena mereka hampir berhasil menggoyahkan dominasi EVOS dan RRQ dalam gelaran MPL ID Season 4. Penampilan sosok Eldian Rahardian Putra atau Celiboy, juga berhasil menarik simpati penonton MPL ID Season 4, karena sosoknya yang ramah, sederhana, namun punya kemampuan bermain yang memukau ketika berlaga di medan tempur Land of Dawn.

Data ini punya sedikit kemiripan dengan PUBG Mobile World League 2020 East Region – Opening Weekend yang disantap lahap oleh penonton Indonesia. Dari dua pembahasan ini, bisa ditarik kesimpulan sementara, bahwa pencapaian di dalam kompetisi akan berbanding lurus dengan popularitas di dapatkan. Jadi juga bisa diambil kesimpulan sementara bahwa prestasi dan konten yang berjalan beriringan bisa menjadi resep sukses dari sebuah tim esports.

Esports Indonesia Sepekan Terakhir: Aura Akuisisi Tim MLBB Filipina, Free Fire Royale Combat S5, dan Lainnya.

Berikut adalah rekap berita skena esports Indonesia yang dihimpun selama sepekan:

 

Aura Esports Akuisisi Tim Mobile Legends Filipina

via: Instagram auraesports
via: Instagram auraesports

Melalui akun instagramnya, organisasi Aura Esports memprekenalkan divisi Mobile Legends terbaru mereka dari Filipina. Aura baru saja mengakuisisi juara bertahan MPL Filipina yang sebelumnya dikenal dengan nama tim Sunsparks. Berikut adalah nama-nama roster Aura PH:

Jaypee
Renzio
Greed
Kielvj
Killuash
Rafflesia

 

Free Fire Royale Combat Season 5

via: garena.co.id
via: garena.co.id

Selanjutnya ada berita dari game Free Fire Indonesia. Dalam minggu berjalan diadakan turnamen Free Fire Royale Combat Season 5. Turnamen yang diadakan Garena akan memberi kesempatan untuk merintis karir esports di game Free Fire. Di hari Minggu masih ada matchday ketiga yang bisa disaksikan jam 16.00 WIB melalui kanal YouTube.

 

Point Blank King of Day & Night Season 2

via: pointblank.id
via: pointblank.id

Setelah selesai dengan gelaran turnamen season pertama, Point Blank Esports menggelar kembali perebutan takhta King of day & Night. Pertarungan sengit antara troopers siang dan troopers malam kali ini akan mempeributkan jg slot kualifikasi ke Grand Final PIQC 2020.

 

EVOS Legends Melaju ke Babak Playoff

via: Instagram evosesports
via: Instagram evosesports

Berikutnya datang berita dari gelaran turnamen MPL Invitational 4 Nation Cup. Di matchday akhir pekan sebelumnya EVOS Legends berhasil tampil mendominasi tim Geek Fam MY dan melaju ke babak playoff. Evos Legends melaju dengan kemenangan setelah bermain 3 game. Game kedua berhasil direbut tim Geek Fam MY dengan perlawanan yang sengit. EVOS Legends menjadi tim pertama asal Indonesia yang melaju ke babak berikutnya di MPL Invitational 4 Nation Cup.

 

Bigertron ION Memenangkan PINC Playoff 1

via: Instagram bigetronesports
via: Instagram bigetronesports

Gelaran PINC playoff minggu pertama sudah selasai. Tampil dengan performa cemerlang, tim kedua dari organisasi Bigetron, Bigetron ION menjadi tim yang keluar sebeagai juara babak playoff pertama. Laju Liquid dan kawan-kawan tidak terbandung dengan 25 kill point yang berhasil dicatatkan.

ONE Esports MLBB Invitational Tambah Burmese Ghouls Ke Dalam Daftar tim Undangan

Sebagai dampak pandemi COVID-19, banyak kompetisi jadi dibatalkan dan berubah format menjadi online. Dari skena Mobile Legends Bang-Bang, Mobile Legends Southeast asia Championship (MSC 2020) jadi salah satu kompetisi yang dibatalkan. Namun demikian, kompetisi alternatif tetap hadir untuk tetap menyemarakkan ekosistem kompetisi game tersebut.

Salah satu kompetisi tersebut adalah ONE Esports MLBB Invitational. Merupakan kompetisi MLBB setingkat Asia Tenggara, kompetisi ini diikuti oleh 7 negara di Asia Tenggara, yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Laos, Filipina, Myanmar, dan Indonesia.

Dari babak kualifikasi, sudah ada 5 tim yang tergabung ke dalam kompetisi ini. Ada Bigetron Alpha dari kualifikasi Indonesia, EVOS SG dan Team Bosskurr dari kualifikasi MY/SG, IDNS dari kualifikasi Thailand dan Laos, serta Cignal Ultra dari kualifikasi Filipina. Tersisa kualifikasi Myanmar yang akan diselenggarakan pada 13-14 Juni 2020 mendatang.

Sumber: ONE Esports
Sumber: ONE Esports

Sementara itu untuk tim undangan, ONE Esports MLBB Invitational baru kedatangan satu tim lagi yang akan turut serta di dalam kompetisi ini. Ia adalah Burmese Ghouls. Tim ini merupakan tim terkuat di Myanmar sampai saat ini. Merupakan juara MPL Myanmar Season 3, mereka juga sedang memuncaki klasemen MPL Myanmar Season 4. Burmese Ghouls akan bergabung dengan 3 tim undangan lainnnya yaitu EVOS Legends dan RRQ Hoshi dari Indonesia, serta Resurgence dari Singapura.

Maka dari itu, berikut daftar tim yang akan bertanding di ONE Esports MLBB Invitational.

Invited Teams

  • EVOS Legends
  • RRQ Hoshi
  • Resurgence
  • Burmese Ghouls

Country Qualifier Champions

  • Indonesia – Bigetron Alpha
  • Singapore – EVOS SG
  • Malaysia – Team Bosskurr
  • Thailand & Laos – IDNS
  • Philippines – Cignal Ultra
  • Myanmar – Qualifiers take place on June 13-14

Memperebutkan total hadiah sebesar US$150.000, pertandingan ONE Esports MLBB Invitational seharusnya diselenggarakan pada 1 hingga 5 Juli 2020 mendatang di Jakarta. Namun jika mengutip dari laman resmi milik ONE Esports, dikatakan untuk sementara waktu jadwal pertandingan ini ditunda.

Hingga saat ini, belum ada informasi lebih lanjut seputar tanggal kemungkinan ONE Esports MLBB Invitational akan diselenggarakan, ataupun kemungkinan perubahan format menjadi online. Semoga saja, gelaran ini bisa tetap berjalan di masa depan, agar kita para penggemar esports bisa tetap menyaksikan aksi ciamik para pemain dari tim terbaik di Asia Tenggara.

Red Bull Rebellion Rising Stars Challenge Jalan Untuk Menjadi Pemain Profesional


Esports berkembang begitu pesat belakangan, termasuk di Indonesia. Salah satu data mengatakan bahwa Indonesia berada di peringkat 17 sebagai negara dengan pendapatan tertinggi dari game daring, dengan angka mencapai US$941 juta (sekitar Rp13 triliun) per Januari 2019. Potensi besar datang dengan tanggung jawab yang besar bagi para pelakunya, tanggung jawab regenerasi  adalah salah satunya.

Tugas ini menjadi penting, agar ekosistem esports tidak terhenti di tengah jalan, dan bisa terus berlangsung di masa depan. Melihat hal ini, Red Bull mencoba terjun dengan mengadakan Red Bull Rebellion Rising Stars Challenge. Kompetisi ini diadakan sebagai salah satu wahana pencarian bibit-bibit baru di esports Indonesia, khususnya untuk cabang Mobile Legends Bang Bang (MLBB).

Saatnya jadi pemain profesional!

Bagi Anda yang ingin menggapai mimpi menjadi seorang pemain profesional, Red Bull Rebellion Rising Stars Challenge sudah bisa diikuti. Kompetisi ini sudah membuka pendaftarannya sejak tanggal 23 Desember 2019 lalu, dan akan dibuka hingga 10 Januari 2020 mendatang. Anda dapat pergi ke tautan berikut untuk mendaftar: https://bit.ly/RebellionEsports.

Sumber: Red Bull
Sumber: Red Bull

Ada beberapa syarat mengikutinya. Pertama, turnamen ini hanya bisa diikuti oleh pemain MLBB yang belum pernah menerima gaji dari tim manapun. Kedua, memiliki rank minimal Mythic III. Ketiga, mengantongi 3000 rank match dengan winrate di atas 60%. Kompetisi terbuka bagi tim atau perorangan, dengan kesempatan terbuka hingga 1024 tim.

“Saat ini kita sudah memiliki banyak atlet esports yang mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Bukan tidak mungkin prestasi ini akan bertambah besar di masa depan. Untuk itu kami merasa Indonesia harus memiliki banyak nama-nama baru dengan potensi yang lebih besar dari sebelumnya. Lewat Red Bull Rebellion Rising Stars Challenge saya ingin membuka peluang bagi semua calon pemain pro” Mr. Jo CEO Red Bull Rebellion memberikan pandangannya.

“Red Bull Rebellion Rising Stars Challenge akan menjadi ajang pencarian bakat bagi Red Bull. Karena nantinya tim ini akan disponsori sepenuhnya oleh Red Bull.” Pungkas Mr. Jo.

Tim baru disponsori Red Bull!

Sumber: Red Bull
Sumber: Red Bull

Red Bull Rebellion Rising Stars Challenge akan dilaksanakan mulai 13 Januari 2020 hingga 1 Februari 2020 secara online. 5 hingga 7 pemain terbaik dari 4 tim yang lolos di grand final akan menjadi bagian dari tim Red Bull Rebellion. 4 tim yang lolos grand final mendapatkan bagian dari total hadiah sebesar Rp65 juta rupiah.

Grand Final Red Bull Rebellion Rising Stars Challenge akan dilangsungkan di Jakarta pada tanggal 1 Februari 2020. Lokasi gelaran babak grand final dari Red Bull Rebellion Rising Stars Challenge akan diumumkan di kemudian hari.

Moonton Umumkan Liga Kasta Kedua, Mobile Legends Developmental League

Menyongsong tahun 2020, Moonton mengumumkan akan menyelenggarakan Mobile Legends Developmental League (MDL). Ini merupakan tindak lanjut dari apa yang dikatakan oleh Dylan Chia MPL Indonesia Marketing Director dalam sebuah sesi wawancara bersama awak media saat babak Grand Final MPL ID Season 4 yang berlangsung pada akhir Oktober 2019 lalu.

Dalam sesi membahas seputar MPL Indonesia kini dan nanti, Dylan sudah mengatakan, bahwa Moonton memiliki rencana menggelar developmental league. “Untuk membuat MPL ID Season 5 jadi lebih besar lagi, kami sedang mempersiapkan inisiatif developmental league. Kami ingin memberikan kesempatan kepada tim MLBB kelas dua untuk berkembang sehingga bisa menciptakan talenta-talenta baru” ucap Dylan kepada kami.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dylan Chia, MPL Indonesia Marketing Director. Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

MDL merupakan liga kasta kedua, yang akan menjadi salah satu kesempatan para talenta berbakat untuk bisa masuk ke skena kompetitif MLBB kasta pertama, MPL. Liga MDL akan diikuti oleh tim kasta kedua milik 8 organisasi yang tergabung di dalam model franchise MPL.

Namun demikian, bukan berarti tidak ada kesempatan untuk tim lain. Nantinya akan ada kualifikasi yang diselenggarakan secara offline untuk menyeleksi tim selain dari 8 organisasi peserta model franchise MPL. Mereka akan berkompetisi demi mendapat kesempatan bertanding di MDL.

“Kami semangat sekali untuk mengembangkan Mobile Legends Developmental League. Kami percaya kehadiran MDL akan membuka peluang besar bagi pemain untuk menjadi pro player. Sebagaimana yang kita tahu bahwa ekosistem esports berkembang sangat cepat dan kami ingin mengambil andil lebih besar untuk mengembangkan dan mempertahankan ekosistem yang sudah ada. Ini juga sesuai dengan visi kami, yaitu menciptakan wadah kompetisi mulai dari liga amatir hingga liga professional.” ujar Lucas Mao, selaku Commissioner MPL Indonesia.

MPL ID S4. Sumber: Dokumentasi Resmi MPL Indonesia
MPL ID S4. Sumber: Dokumentasi Resmi MPL Indonesia

Liga kasta kedua ini akan dimulai pada bulan Februari 2020 mendatang. Kompetisi akan berjalan kurang lebih selama dua bulan, dengan penyelenggaraan babak Regular Season dan Playoff di Jakarta.

Dengan ini jenjang kompetisi ekosistem MLBB jadi semakin lengkap. Dari sisi amatir ada MLBB Campus Championship, lalu ada MDL sebagai liga kasta kedua, dan MPL sebagai liga kasta pertama. Moonton juga sudah melengkapi ekosistem tingkat internasional dengan kehadiran MSC sebagai pertandingan tingkat regional SEA dan M1 World Championship untuk tingkat dunia.