Hasil Akhir Tokopedia IENC 2019 Road to SEA Games, EVOS Raih Double Winner

Kontingen Indonesia untuk kejuaraan esports SEA Games 2019 telah ditemukan! Setelah melalui proses kompetisi yang cukup panjang, Tokopedia IENC 2019 akhirnya mencapai puncaknya. Meski sempat mengalami beberapa kendala, acara ini tetap berhasil menyaring atlet-atlet esports terbaik untuk mendapatkan slot pelatnas esports pertama di Indonesia.

Dari tiga cabang pertandingan yang ada dalam Tokopedia IENC 2019, cabang Tekken 7 sudah terlebih dahulu “curi start” dengan gelaran final di Breakroom, Jakarta Utara, tanggal 13 Juli lalu. Sementara dua cabang lainnya yaitu Dota 2 dan Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) digelar bersamaan di tanggal 28 Juli. Cukup banyak kejutan yang terjadi di sini, salah satunya yaitu prestasi EVOS Esports yang meraih double winner alias juara di dua gelar berbeda.

Perjalanan EVOS mendaki podium juara tidaklah mudah. Mereka harus bersaing dengan banyak tim kuat lainnya. Di cabang Mobile Legends misalnya, mereka berhadapan dengan tim-tim seperti Bigetron Esports, Saints Esports, The Prime, dan Aerowolf. Ada juga satu tim yang tidak terduga ternyata mampu mengalahkan nama-nama besar, yaitu Pecah Utak, sehingga mereka dijuluki “Giant Killer”. Sementara di cabang Dota 2, EVOS harus berhadapan dengan tim seperti PG.BarracX dan PG.Orca.

Sebelumnya harus bersusah-payah mendapatkan slot ke Main Event, performa EVOS MLBB justru semakin gemilang. Mereka masuk ke babak Grand Final melawan Victim Esports dengan catatan skor nyaris tak terkalahkan. Victim Esports sempat mencuri 1 angka dari EVOS, namun akhirnya EVOS yang baru saja mengumumkan roster baru ini keluar sebagai juara dengan skor 3-1.

EVOS - IENC 2019 MLBB
EVOS Juara IENC 2019 MLBB

EVOS di cabang Dota 2 mendapat perlawanan sengit di Grand Final dari tim PG.BarracX. Salah satu ronde yaitu ronde keempat bahkan memakan waktu pertandingan hingga 2 jam. Kejar-mengejar angka hingga game kelima, EVOS yang diperkuat oleh Kenny “Xepher” Deo akhirnya menumbangkan PG.BarracX lewat permainan Terrorblade yang mendominasi.

Dengan hasil di atas, artinya EVOS dan Victim Esports berhak maju menjadi wakil Indonesia di pelatnas Mobile Legends. Sementara pelatnas Games Dota 2 diisi oleh EVOS dan PG.BarracX. Pelatnas Tekken 7, seperti sudah diberitakan sebelumnya, akan dihadiri oleh Meat dan TJ. Mudah-mudahan mereka semua bisa menampilkan permainan terbaik dan mengharumkan nama Indonesia di kancah SEA Games 2019 nanti.

EVOS - IENC 2019 Dota 2
EVOS Juara IENC 2019 Dota 2

Peringkat Tokopedia IENC 2019 Mobile Legends:

  • EVOS Esports
  • Victim Esports
  • Alter Ego Esports
  • Pecah Utak

Peringkat Tokopedia IENC 2019 Dota 2:

  • EVOS Esports
  • BarracX
  • Godlike & Orca Esports
  • ID
IENC Tekken 7 - Winners
Para peraih Top 4 IENC 2019 Tekken 7

Peringkat Tokopedia IENC 2019 Tekken 7:

  • SoG | Meat
  • DRivals | TJ
  • DRivals | Ayase
  • Alter Ego | R-Tech

Animo Peserta Terbukti Tinggi, JD.ID Siap Gelar High School League 2019 Season 2

Pandangan negatif dari masyarakat adalah masalah yang sudah lama melekat dan mengganggu dunia industri game. Begitu pula halnya dengan esports, terlebih setelah esports semakin populer bahkan menjadi mainstream seperti sekarang. Namun usaha untuk menepis anggapan negatif itu pun terus muncul dari para pegiat industrinya. Misalnya seperti yang dilakukan oleh JD.ID lewat program High School League (HSL) mereka.

Pertama digelar tahun 2018, JD.ID High School League sejak awal didirikan dengan tujuan pada masyarakat—utamanya orang tua siswa—bahwa dengan terjun ke dunia esports para pelajar bisa memperoleh prestasi yang membanggakan dan menjadi pahlawan bagi sekolah. Selain itu program ini juga diharapkan bisa menjadi salah satu landasan bagi para pemuda yang ingin meniti karier di dunia esports nantinya.

JD.ID HSL - SMKN 2 Bandung
Sumber: JD High School League

Pada 2019 ini JD.ID High School League terbagi menjadi dua periode (Season), masing-masing digelar di semester pertama dan kedua tahun 2019. Sementara cabang kompetisinya terbagi menjadi tiga: liga Dota 2, turnamen Dota 2, dan turnamen Mobile Legends: Bang Bang. Tak hanya menawarkan uang hadiah senilai Rp1,2 miliar, JD.ID juga memberi berbagai keuntungan lain pada sekolah peserta. Termasuk di antaranya subsidi bagi guru ekstrakurikuler, pemberian bimbingan para siswa-siswi partisipan, hingga beasiswa.

High School League 2019 Season 1 telah berakhir pada bulan April lalu, dengan daftar juara sebagai berikut.

HSL Liga Dota 2 Serie A Season 1:

  • Juara 1: SMA Marsudirini Bekasi
  • Juara 2: SMKAN 1 Bandar Lampung
  • Juara 3: SMAN 6 Cimahi

HSL Turnamen Dota 2 Season 1 (para pemenang akan lolos ke Liga Dota 2 Serie A Season 2):

  • Juara 1: SMKN 2 Bandung
  • Juara 2: SMKN 7 Samarinda
  • Juara 3: SMAN 2 Ungaran

HSL Turnamen MLBB Season 1:

  • Juara 1: SMA Bethel 1 Kosambi
  • Juara 2: SMAN 1 Negara
  • Juara 3: SMAN 1 Purwodadi
JD.ID HSL - Participants
Sumber: JD High School League

Dari 2018 hingga sekarang, JD.ID High School League telah diikuti oleh 646 tim dari 548 sekolah berbeda. Total partisipannya mencapai 3230 orang, angka yang melampaui harapan pihak JD.ID sendiri pada awalnya. Melihat animo yang begitu besar, JD.ID kini kembali mengundang sekolah-sekolah dan pelajar seluruh Indonesia untuk mengasah keahlian di Season 2.


View this post on Instagram

Salah satu faktor berkembangnya esports ditanah air dikarenakan banyaknya game – game yang bermunculan di semua platform baik PC, mobile dan console. Hal ini juga yang sedang kami ingin lakukan, agar JD.ID High School League bisa menjadi tempat berkumpulnya semua para pencinta game dan para pelaku esports. Khususnya untuk kalangan pelajar SMA dan SMK di Indonesia. So kalian para pejuang esports, game apa yang kalian banggakan ? JD.ID HIGH SCHOOL LEAGUE 2019 SEASON 2 yang akan segera hadir adalah tempat yang pas untuk mendapatkan itu semua. Untuk info pantengin terus sosial media JD.ID High School League : Instagram : @jd.hsl @moobatvindo @esidgroup @yamisok @esports_id Facebook : – JD High School League – MoobaTV Indonesia – Yamisok – Esid Group Website HSL : www.ihsl.id Mau jadi Atlit Esports ? Tunjukin skill loe di JD.ID High School League. #SkillGueOri #DijaminOri #JDIDHSL2019 #dota2 #freefire #esports #gamer #mlbb #pubg #dowhatyouneverdo

A post shared by JD HIGH SCHOOL LEAGUE (@jd.hsl) on

JD.ID High School League 2019 Season 2 akan diluncurkan pada bulan Agustus, namun saat ini belum ada pengumuman jadwal detailnya. Pihak JD.ID juga tengah mengusahakan untuk menambah judul game selain Dota 2 dan Mobile Legends, entah itu di platform PC, mobile, ataupun console. Bila Anda atau sekolah Anda hendak berpartisipasi dalam kompetisi ini, maka sekarang sudah waktunya untuk mempersiapkan. Pantau terus juga situs resmi JD.ID High School League dan Hybrid untuk info selanjutnya.

Sumber: JD High School League

BEKRAF Game Prime 2019 Tandingkan 8 Tim Mobile Legends Ternama Indonesia

BEKRAF Game Prime 2019 akan digelar sebentar lagi! Pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 13 – 14 Juli nanti, gedung Balai Kartini Jakarta akan menjadi destinasi pertemuan para pelaku dan penggemar industri game di Indonesia. Berbagai developer game lokal akan memamerkan karya-karya mereka di sini yang bisa dicoba secara langsung oleh pengunjung. Selain itu juga tersedia berbagai macam hiburan, seperti board game dan game virtual reality (VR) serta augmented reality (AR).

Sama seperti tahun 2018 lalu, salah satu menu utama yang disajikan BEKRAF Game Prime kali ini adalah turnamen esports Mobile Legends dengan tajuk Clash of Titans. Mengapa judulnya Clash of Titans? Tak lain adalah karena turnamen ini merupakan ajang undangan yang dihadiri oleh tim-tim terbesar dan terkuat di Indonesia. Mereka akan bertarung menentukan yang terbaik dan memperebutkan hadiah senilai total Rp50 juta.

BEKRAF Game Prime 2019 - Mobile Legends

Ada delapan tim esports yang diundang dalam acara ini. Mereka adalah:

  • Rex Regum Qeon
  • GGWP.ID
  • Island of God
  • Saints Indo
  • Bigetron
  • The Prime Esports
  • Genflix Aerowolf
  • Louvre Esports

Hampir semua tim di atas merupakan nama besar yang baru saja mengalami perombakan selepas berakhirnya MPL ID Season 3. RRQ contohnya, bukan hanya mengalami perubahan roster tapi juga perubahan branding karena kolaborasinya dengan klub sepak bola PSG baru berakhir. Island of God yang merupakan bagian dari klub bola lokal Bali United juga layak jadi perhatian, apalagi beberapa waktu lalu klub tersebut baru saja melakukan IPO.

Sayangnya ONIC Esports tidak muncul dalam gelaran Clash of Titans ini. Padahal ONIC sudah resmi menjadi tim terkuat nasional, bahkan regional Asia Tenggara setelah menjuarai MPL ID Season 3 dan MSC 2019. Jadi bisa dikatakan bahwa dalam Clash of Titans ini, justru “Titan” yang paling kuat tidak muncul. Tapi penonton tak perlu kecewa sebab ada “Titan” lain yang sama-sama telah menunjukkan tajinya di panggung internasional, yaitu Louvre sang runner-up MSC 2019.

“Saat ini gim sudah bukan hanya menjadi sarana hiburan,” ungkap Monica Kansy, Chief Event and Community Officer di GGWP.ID dalam siaran pers, “Dari tahun ke tahun, penggunaan gim sudah melekat hampir diberbagai aspek kehidupan, mulai dari edukasi, bisnis hingga olah raga sekalipun.”

BEKRAF Game Prime 2019 - Poster

“Melalui BEKRAF Game Prime 2019 ini kami ingin menunjukkan seperti apa tren industri gim saat ini dan masa depan. Harapannya, para pelaku industri gim Indonesia bisa mempersiapkan diri dengan baik agar bisa menjadi pemain kunci di pasar dalam negeri. Selain itu, kami juga ingin menunjukkan potensi gim yang sebenarnya dan mengubah persepsi masyarakat awam yang menganggap bahwa bermain gim adalah aktivitas yang dipandang sebelah mata,” lanjutnya.

BEKRAF Game Prime tahun lalu berhasil mencatat sejarah di industri game Indonesia dengan mendatangkan lebih dari 16.000 pengunjung, menjadikan event ini salah satu pameran game terbesar di Asia Tenggara. Mengingat tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap esports, kompetisi Clash of Titans ini tentu bisa jadi daya tarik tersendiri. Tidak mustahil rekor tahun lalu bisa dilampaui dengan kedatangan pengunjung yang jauh lebih banyak.

Akan tetapi kembali ke tujuan awal acara Game Prime itu sendiri, yaitu untuk mengapresiasi, mengakomodasi, dan memberikan informasi kepada para pelaku industri game lokal agar dapat bersaing di kancah dunia. Kita tentu juga berharap supaya para pengunjung yang datang tidak lupa memberikan atensi pada developer lokal yang hadir di acara pameran. Ini waktunya para anak bangsa menunjukkan bahwa karya mereka punya kualitas yang tak kalah dengan buatan luar negeri. Maju terus industri game Indonesia!

Kolaborasi dengan RRQ Berakhir, Paris Saint-Germain Kini Gandeng Supercell

Pada awal tahun 2019 lalu, dunia esports Mobile Legends Indonesia sempat dihebohkan oleh tim Rex Regum Qeon alias RRQ. Tim yang merupakan juara MPL ID Season 2 tersebut menjalin kerja sama dengan salah satu tim sepak bola raksasa asal Perancis, Paris Saint-Germain atau dikenal dengan sebutan PSG. Salah satu bagian penting dari kerja sama ini adalah perubahan nama RRQ menjadi PSG.RRQ, mirip dengan tim Tiongkok PSG.LGD yang melakukan kerja sama serupa.

Fast forward ke 8 Juli 2019, RRQ mengumumkan secara resmi bahwa kerja sama kedua pihak tersebut telah berakhir. Dalam pernyataan di situs RRQ yang berjudul “Thank You PSG”, RRQ menyampaikan rasa terima kasih serta penghormatan mereka kepada PSG, yang telah memberi banyak pengalaman berharga dan berbagi visi untuk membuat esports di Indonesia lebih baik lagi. Meski dua organisasi ini tidak melakukan perpanjangan, hal ini menunjukkan bahwa kolaborasi PSG dan RRQ berakhir dengan baik.

Lepas dari RRQ, belum lama ini PSG rupanya juga baru menjalin kolaborasi dengan pihak lain, yaitu Supercell. Perusahaan developer di balik Clash of Clans, Clash Royale, serta Brawl Stars itu kini menjadi partner resmi PSG untuk mempromosikan game bikinan mereka kepada audiens penggemar PSG. Tentunya sebagai salah satu klub terbesar Eropa, jumlah audiens yang dimaksud itu besar sekali.

Wujud awal kerja sama antara PSG dan Supercell adalah sebuah video iklan dengan judul “Brawl with the Stars”. Di video ini, para bintang PSG seperti Kylian Mbappe, Angel Di Maria, serta Neymar Jr mempromosikan Brawl Stars yang merupakan judul terbaru milik Supercell. Mereka juga berkata bahwa kita akan bisa “menonton para bintang favorit bermain Brawl”, tapi belum mengumumkan seperti apa program konkretnya.

“Kami gembira menyambut Supercell ke dalam keluarga Paris Saint-Germain. Kedua brand kami sama-sama memiliki ambisi global serta identitas muda dan dinamis yang menarik bagi audiens muda. Dengan lebih dari 75 juta penggemar di media sosial, hampir seperempatnya ada di Asia, klub ini akan membantu Supercell memperkuat popularitasnya di seluruh dunia,” kata Marc Armstrong, Chief Partnership Officer PSG, dilansir dari Esports Insider.

Bagi PSG sendiri, ini bukan pertama kalinya mereka bersentuhan dengan dunia Brawl Stars. PSG memiliki divisi esports yang bernama PSG Esports, dan salah satu timnya berkecimpung di bidang Brawl Stars. Selain itu mereka juga bertanding di cabang FIFA, Rocket League, juga Dota 2 dan FIFA Online yang keduanya bekerja sama dengan LGD.

“Kami bangga bisa bergabung dengan klub yang mengerti dan memiliki passion yang sama terhadap game, dalam rangka belajar dari keahlian serta pengalaman dari satu sama lain. Kami memiliki tujuan yang sama untuk menghibur audiens global dengan menciptakan konten inovatif dan berkualitas tinggi. Kami gembira bisa mengasosiasikan brand kami dengan Paris Saint-Germain, yang terdepan di dunia olahraga dan inovator di dunia esports. Klub ini sudah membentuk tim esports di sekitar game Brawl Stars yang mana kami sangat gembira karenanya,” papar Manuel Langegger, Marketing Manager Supercell di Eropa.

PSG adalah klub terkenal yang penuh dengan pemain kelas dunia, jadi kerja sama ini bisa dipastikan akan mendongkrak nama Brawl Stars. Akan tetapi tentu akan lebih menarik bila bentuk kolaborasinya lebih dari sekadar video iklan. Mungkinkah ada konten-konten bertema PSG di dalam game Brawl Stars dalam waktu dekat?

Sumber: Esports Insider, Rex Regum Qeon

[Opini] Melihat Lebih Jauh tentang Polemik MPL ID Season 4

Belakangan ini memang muncul sebuah polemik baru di industri/ekosistem esports Indonesia. Polemik itu adalah soal sistem liga franchise dari MPL ID Season 4 (S4) yang diterapkan Moonton di esports Indonesia.

Berhubung akan terlalu panjang jika harus menjelaskan sistem franchise ini, Anda bisa membaca dulu artikel yang telah kami rilis sebelumnya: Mengupas Seputar Liga Esports Berbayar, Sistem Liga Franchise.

Saya rasa saya tak perlu panjang lebar juga menjelaskan soal pro kontranya, karena Anda bisa menemukannya di media game lainnya. Di sini, saya hanya ingin menuangkan pendapat saya tentang sistem franchising esports yang diterapkan untuk MPL ID S4.

Jadi, langsung saja kita masuk ke topik pembahasannya.

Keuntungan adalah motivasi utama sebuah industri tetap berjalan

Faktanya, esports adalah sebuah bentuk industri. Berarti, esports haruslah memberikan keuntungan buat para pelakunya; termasuk tim, EO, player, talent, media, sampai publisher-nya.

Sistem franchising liga yang diterapkan ini adalah salah satu cara para pelaku esports mendapatkan keuntungan. Tim esports ataupun event organizer memang sudah terlihat jelas dari mana asal pendapatan dan keuntungannya. Namun bagaimana dengan publisher/developer game-nya?

Game Free-to-Play seperti Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) memang punya sistem bisnis micro-transaction (in-app purchase) namun saya kira itu beda urusan dan beda kebutuhan dengan esports-nya. Setidaknya, mereka juga butuh orang-orang baru yang khusus menggarap esports. Sumber Daya Manusia (SDM) orang-orang esports ini juga tentunya butuh kapasitas dan kemampuan yang berbeda dengan yang berperan sebagai publisher/developer game.

Itu tadi masih soal kebutuhan SDM. Masih banyak lagi kebutuhan soal esports yang butuh dana besar agar dapat berjalan dengan baik.

Kemenangan ONIC di MPL ID S3
Kemenangan ONIC Esports di MPL ID S3

Untuk apa publisher game menggarap esports jika mereka tidak diuntungkan? Justru saya malah lebih takut jika Moonton tak bisa mendapatkan keuntungan dari esports Indonesia dari tahun ke tahun. Karena mereka bisa saja jera dan berhenti fokus pada esports.

Ingat Vainglory…?

Saya sudah berkarier di industri game Indonesia sejak 2008. Jadi, saya juga sudah melihat masa kejayaan ataupun kemelorotan sejumlah publisher game di Indonesia. Kawan-kawan saya yang tadinya bekerja untuk publisher-publisher tersebut pun akhirnya harus rela kehilangan pekerjaan karena perusahaannya tak mampu menemukan cara baru untuk terus meraih laba.

Sistem liga berbayar adalah salah satu cara saja untuk mendapatkan keuntungan dari esports. Kita bisa lihat ada strategi lain yang digunakan namun tujuannya tetap sama: profit!

Buat yang tahu Dota 2, Anda seharusnya tahu apa itu The International (TI). Kenapa Valve rajin sekali mengadakan TI setiap tahun? Salah satunya saya yakin karena keuntungan besar yang mereka dapatkan dari penjualan Battle Pass untuk setiap TI.

Sumber: Dota 2
Sumber: Dota 2

Tahukah Anda bahwa total hadiah (prize pool) untuk setiap TI itu hanya 25% dari total penjualan Battle Pass? Hitungan kasarnya, jika ada tambahan prize pool sebesar US$25 juta untuk TI, nilai total pendapatan Valve dari Battle Pass adalah US$100 juta. Lalu di mana uang sisanya yang senilai US$75 juta? Sebagian tentunya digunakan untuk menggelar event megah tadi namun sebagian juga jadi keuntungan untuk Valve.

Sekali lagi, ini industri. Bagaimanapun juga keuntungan (laba) perusahaan adalah salah satu tolak ukur paling penting dalam mengukur keberhasilan setiap pelaku industri; lebih penting daripada sekadar popularitas atau jumlah penggunanya.

Selain itu, andaikan Moonton dan para pelaku yang terlibat dengan MPL ID S4 sukses besar, cerita ini bisa (dan mungkin harus dipastikan) terdengar di industri esports dunia. Jika Moonton benar-benar dapat meraih keuntungan besar dari esports Indonesia, saya yakin banyak publisher/developer di luar sana yang ikut tertarik menggarap esports tanah air. Semut mana yang tidak akan mendatangi tempat gula berada?

Faktanya, pasar esports Indonesia dilihat tidak menguntungkan buat para developer/publisher internasional; makanya tidak pernah dilirik karena pasarnya dianggap punya daya beli yang rendah. Sepanjang karier saya sampai hari ini, saya belum pernah dengar ada kabar bahwa Valve, Blizzard, EA, dan raksasa-raksasa publisher/developer lain mau mendirikan kantor dan serius menggarap pasar di Indonesia.

Jika berkaca dari sejarah, cerita sukses industri game sebenarnya pernah terjadi di Indonesia. Saya masih ingat betul tahun 2009, saat Point Blank (PB) sukses meraih untung besar dari pasar gamer Indonesia. Buktinya, setelah PB, jadi banyak publisherpublisher Korsel lain yang masuk Indonesia karena tergiur dengan keuntungan yang bisa mereka raih.

RRQ.O2 as MPL ID S2 champion. Source: MLBB
RRQ.O2 as MPL ID S2 champion. Source: MLBB

Namun demikian, cerita sukses itu hanyalah soal in-app purchase (micro transaction) dari game-game Free-to-Play; bukan soal keuntungan yang bisa diraih dari menggarap esports Indonesia. Makanya, sampai sekarang pun Indonesia sebenarnya masih jadi target pasar utama game-game buatan ataupun rilisan Korsel dan Tiongkok (meski jadi bergeser ke platform mobile).

Justru dengan sistem liga berbayar yang ingin dicoba oleh Moonton ini, menurut saya pribadi, yang sebaiknya kita lakukan sebagai bagian dari ekosistem dan industri esports tanah air adalah mendukung penuh (agar sukses), mengawasi, dan memastikan cerita sukses itu terdengar ke seluruh penjuru dunia. Dengan tujuan memancing lebih banyak pelaku esports dunia melirik pasar Indonesia.

Antara Investasi, Penjual, dan Pembeli

Jujur saja, waktu saya mendengar kabar liga berbayar ini pertama kali, saya juga cukup skeptis melihat besaran angkanya. Namun karena kebetulan saya mendapatkan banyak bocoran soal ini, saya jadi lebih optimis.

Istilah dan kerangka berpikir yang ditawarkan oleh mereka-mereka yang kontra itu memang membeli kursi agar bisa bermain di MPL ID S4. Namun faktanya tidak hanya itu, karena ada profit sharing (bagi hasil) juga yang dijanjikan. Jadi, perspektif dan terminologi yang bisa dibilang lebih optimis (positif) adalah ‘biaya investasi’.

Nah berbicara soal investasi, mereka-mereka yang memang punya pengalaman bisnis cukup lama tentu tahu bahwa tidak ada yang namanya investasi dengan resiko 0%. Semua bentuk investasi pasti punya nilai resikonya masing-masing. Bahkan beli rumah ataupun menabung di bank juga punya resikonya sendiri. Katanya, pelihara tuyul pun pasti ada resikonya… Nyahahahaha

Menurut bisikan dari rumput-rumput yang bergoyang, sudah lengkap juga 8 tim yang sudah membayar sebagian dari biaya investasi itu. Sayangnya, untuk daftar lengkap tim-timnya, kita harus menunggu pengumuman resmi dari Moonton. Walaupun, (saya kasih clue) jika Anda melihat pergolakan bursa transfer tim MLBB dan Anda cukup pintar, terlihat juga tim-tim mana saja yang sudah mempersiapkan diri.

Sumber: MPL
Sumber: MPL

Jika desahan-desahan di bawah meja yang tadi saya dengar itu benar, hal ini berarti memang nilai investasi yang disebutkan itu ada pasarnya. Jika penjual dan para pembelinya sepakat dengan harga yang ditawarkan, kenapa kita yang pihak ketiga harus protes?

Ibaratnya, sepatu itu juga ada yang harganya sampai Rp4 juta. Ada action figure yang harganya puluhan juta juga. Ada mobil yang harganya bahkan sampai milyaran. Desktop PC yang saya gunakan juga total harganya lebih dari Rp30 juta. Kalaupun Anda tidak mau/mampu membeli tawaran itu, bukan berarti Anda harus protes juga minta turunkan harga.

“Turunkan harga Bugatti Chiron jadi belasan juta Rupiah!”

Ditambah lagi, jika ada sepatu seharga Rp4 juta, bukan berarti tidak akan ada juga sepatu seharga Rp200 ribu… Saya kira Moonton juga sadar betul dengan hal ini. Dengan MPL yang pakai sistem tertutup (baca penjelasannya di artikel kami sebelumnya) dan ditujukan untuk kasta tertinggi, saya yakin akan ada turnamen-turnamen lain untuk kasta yang lebih rendah.

Sekarang juga ada 3 tingkatan turnamen resmi dari Moonton sendiri, dari MSC yang paling tinggi, MPL, sampai MIC (Mobile Legends Intercity Championship).

Apalagi, saya juga yakin para petinggi tim-tim esports yang sudah menyanggupi untuk membiayai investasi tadi juga bukan orang-orang bodoh. Mereka pasti akan aktif mengawasi dan memberikan segudang tuntutan kepada Moonton (karena posisi mereka sekarang jadi investor untuk MPL ID). Mereka juga pasti tahu butuh ajang kompetisi yang lebih rendah untuk mencari bibit-bibit baru yang disiapkan untuk regenerasi pemain-pemain lama.

Dokumentasi: Hybrid
Dokumentasi: Hybrid

Akhirnya, saya sendiri juga sebenarnya setuju dengan Yohannes Siagian, Vice President EVOS Esports, yang kami mintakan pendapatnya di artikel sistem liga franchisebahwa kita masih belum bisa melihat dampaknya positif atau negatif di Indonesia karena memang belum pernah diterapkan.

Meski begitu, saya juga melihat sistem ini juga bisa mendewasakan industri esports tanah air. Kenapa? Karena higher stakes and risks yang memaksa para pelaku industri yang terkait lebih cermat dan berhati-hati dalam mengambil keputusan.

Plus, peluang kesuksesan liga berbayar yang mungkin mampu menarik lebih banyak pelaku industri global ke Indonesia itu terlalu berharga untuk dilewatkan begitu saja…

Pro Player dan Influencer Top Berkumpul dalam Pesta MLBB All Star Indonesia

Kemenangan ONIC Esports di ajang Mobile Legends: Bang Bang Southeast Asia Cup 2019 adalah momen kegembiraan bagi kita semua. Tidak hanya membanggakan dunia esports saja, tapi juga seluruh ekosistem game ini, baik itu gamer, pro player, cosplayer, hingga media. Menindaklanjuti momen itu, Moonton kini mengundang seluruh penggemar MLBB di tanah air untuk menghadiri ajang apresiasi dan perayaan bertajuk MLBB All Star Indonesia.

MLBB All Star Indonesia - Deskripsi

Apa itu MLBB All Star? Sesuai namanya, MLBB All Star adalah tempat berkumpulnya para bintang MLBB Indonesia. Mulai tanggal 1 – 14 Juli nanti, 8 tim profesional dan lebih dari 20 influencer yang berpartisipasi dalam kegiatan voting All Star. Tim-tim itu terdiri dari ONIC, Louvre, Aerowolf, Geek Fam, Alter Ego, Bigetron, EVOS, dan Aura, dengan jumlah lebih dari 40 orang pemain.

Para penggemar kemudian dapat melakukan voting untuk memilih siapa saja pemain serta influencer paling top untuk tampil dalam pertandingan All Star di tanggal 20 Juli. Hanya 4 tim, terdiri dari 16 pemain dan 8 influencer yang berhak maju ke panggung All Star tersebut. 4 pro player dengan hasil voting tertinggi akan menjadi ketua dari masing-masing tim All Star dan dijadikan emoticon/Battle Emote di dalam game MLBB. Tim yang menjadi juara nantinya akan mendapatkan hadiah senilai US$6.000 (sekitar Rp85 juta).

MLBB All Star Indonesia - Voting

MLBB All Star adalah ajang kegembiraan, jadi turnamennya pun memiliki format dengan hiburan tersendiri. Di babak semifinal nanti akan digelar pertandingan fun match, di mana seluruh tim akan diadu dengan komposisi hero semua Marksman, semua Mage, semua Assassin, dan seterusnya. Moonton juga mendatangkan influencer top Indonesia yaitu Atta Halilintar sebagai MC.

Di samping pertandingan, Moonton juga menggelar All Star Cosplay Competition, di mana para cosplayer dapat bersaing untuk memperebutkan berbagai hadiah. Kualifikasi online kompetisi cosplay ini berlangsung di Instagram dari tanggal 22 – 28 Juni, ditambah dengan kualifikasi offline pada tanggal 30 Juni. Kemudian berbarengan dengan voting All Star, para penggemar dapat melakukan voting di situs resmi MLBB untuk menentukan siapa cosplayer terbaik. Tiga peraih voting tertinggi kemudian akan diundang ke acara puncak tanggal 20 Juli untuk mendapatkan hadiah serta trofi penghargaan.

MLBB All Star Indonesia - Cosplay Qualifier

MLBB All Star Indonesia - Cosplay Reward

MLBB All Star Indonesia akan ditayangkan secara live streaming di Nimo TV dan YouTube, dan sepanjang acara Moonton akan membagikan berbagai hadiah menarik, termasuk skin Epic MLBB. Jangan lupa saksikan tayangan MLBB All Star tanggal 20 Juli nanti, atau langsung saja datang ke Tennis Indoor Senayan untuk bertemu langsung dengan para bintang MLBB Indonesia kesayangan Anda.

Terkuat Asia Tenggara! ONIC Esports Juara MLBB Southeast Asia Cup 2019

Anda yang merupakan penggemar esports Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) tentu tahu bahwa beberapa waktu lalu, ada dua tim asal Indonesia yang sedang berjuang Filipina dalam kejuaran Mobile Legends: Bang Bang Southeast Asia Cup (MSC) 2019. Benar, mereka adalah ONIC Esports dan Louvre. Kedua tim ini menjadi perwakilan Indonesia setelah membuktikan diri sebagai juara 1 dan 2 nasional dalam Mobile Legends: Bang Bang Professional League Indonesia (MPL-ID) Season 3, bulan Mei lalu.

MSC 2019 diikuti oleh 12 tim terbaik dari 9 negara Asia Tenggara: Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Kamboja, Laos, Thailand, Myanmar, dan Vietnam. Sesuai yang telah diberitakan sebelumnya, mereka terdiri dari:

  • ArkAngel (Juara 1 MPL-PH Season 3)
  • Bren Esports (Juara 2 MPL-PH Season 3)
  • ONIC Esports (Juara 1 MPL-ID Season 3)
  • Louvre Esports (Juara 2 MPL-ID Season 3)
  • Geek Fam (Juara 1 MPL-MY/SG Season 3)
  • EVOS Esports (Juara 2 MPL-MY/SG Season 3)
  • Team Resolution (Juara 1 MPL-MM Season 2)
  • Burmese Ghouls (Juara 2 MPL-MM Season 2)
  • Team IDNS (dari kualifikasi Thailand)
  • Overclockers (dari kualifikasi Vietnam)
  • Diversity Helheim (dari kualifikasi Kamboja)
  • WAWA Gaming (dari kualifikasi Laos)

Sepak terjang ONIC dan Louvre di MSC 2019 menunjukkan pada dunia bahwa kehebatan Indonesia di dunia esports MLBB tidak perlu diragukan lagi. Buktinya, ternyata kedua perwakilan kita sama-sama berhasil masuk ke babak Grand Final! Di pertarungan puncak tersebut, ONIC akhirnya memastikan kemenangan atas Louvre dengan skor 3-0. Kini ONIC resmi menjadi tim esports MLBB terkuat seantero Asia Tenggara.

ONIC Esports - MSC 2019 Champion
Sumber: Moonton

Tak hanya meraih gelar tingkat regional, ONIC juga berhasil mengukir sejarah. Chandra Wijaya, General Manager ONIC Esports memaparkan dalam siaran pers, “Kemenangan yang diraih ONIC Esports di MSC 2019 menjadi momentum bersejarah bagi perkembangan esports Indonesia di mata dunia, karena untuk pertama kalinya Indonesia berhasil membawa pulang piala ini setelah tahun lalu turnamen MSC selalu dikuasai oleh tim-tim Filipina.”

Perjalanan berlogo kuning hitam yang beranggotakan Udil, Drian, Sasa, Antimage, dan Psychoo ini tergolong mulus. Sebagai salah satu anggota Grup D di group stage, ONIC berhasil meraih kemenangan 2-0 atas tim Burmese Ghouls dan WAWA Gaming sekaligus. Perolehan poin sempurna mengantar ONIC maju ke babak playoff lewat Upper Bracket, melawan tim IDNS yang merupakan salah satu unggulan. Lagi-lagi, ONIC melibas IDNS 2-0, bahkan sempat meraih Savage sebelum akhirnya melenggang ke All-Indonesian Final.

ONIC Esports - MVP Sasa
Sumber: Moonton

“Kemenangan tim ONIC Esports di MSC 2019 menjadi milik bersama dengan para penggemar, partner, pecinta esports, dan masyarakat Indonesia. Gelar juara ini memotivasi kami untuk terus berkembang dan menjadi amunisi semangat untuk persiapan menghadapi Mobile Legends Pro League Season 4 yang akan segera digelar di bulan Agustus. Kami juga berharap dengan kemenangan berturut-turut di tiga turnamen besar, para pemain ONIC Esports akan terus mendapatkan dukungan sepenuhnya dari seluruh masyarakat untuk berjuang mewakili Indonesia di ajang berskala nasional dan internasional, seperti pada SEA Games di bulan November mendatang,” papar Chandra lagi.

Selamat kepada ONIC Esports! Semoga terus bisa mempertahankan prestasinya, bahkan meningkatkannya ke panggung yang lebih tinggi lagi. Sampai kapan kira-kira dominasi ONIC di kancah MLBB akan bertahan? Akankah Louvre bisa melakukan rematch dan merebut takhta juara dari ONIC? Tampaknya MPL ID Season 4 akan menghasilkan cerita-cerita yang lebih seru lagi dengan persaingan tim-tim top Indonesia yang semakin hebat saja. Jangan lupa saksikan cerita perjuangan ONIC Esports di MSC 2019 lewat dokumenter singkat di bawah.

Hasil Mobile Legends Intercity Championship di Medan, Palembang, dan Bandung

Turnamen esports tentunya sudah bukan hal asing lagi bagi para penggemar Mobile Legends: Bang Bang. Game bergenre MOBA karya Moonton ini sudah beberapa tahun memiliki kompetisi level profesional, baik Mobile Legends Professional League (MPL) yang berskala nasional ataupun Mobile Legends Southeast Asia Cup (MSC) yang berskala regional Asia Tenggara.

Dengan maraknya turnamen tersebut, tak heran bila kemudian banyak juga pemain Mobile Legends amatir yang terinspirasi untuk bertanding juga. Banyak organizer independen sudah mengadakan turnamen, baik secara lokal di daerah-daerah maupun secara online. Tapi itu semua skalanya masih kecil dan tak resmi. Kini, Moonton menyediakan wadah kompetisi amatir resmi yang bernama Mobile Legends Intercity Championship (MIC).

Luis Andre
Luis Andre, Esports Manager Moonton | Sumber: Dokumentasi Moonton

“Dengan rangkaian acara skala besar yang disiapkan pada tahun 2019 seperti MPL Season 3, MSC 2019, kami tidak pernah melupakan penggemar MLBB di Indonesia. MIC adalah jawaban untuk para penggemar semua kota di Indonesia!” demikian pernyataan Luis Andre dari Moonton dalam siaran pers.

MIC memang dirancang agar tak kalah heboh dengan turnamen profesional resmi. Bukan hanya satu lokasi, kompetisi ini digelar di 8 kota besar berbeda Indonesia yaitu Palembang, Medan, Yogyakarta, Bandung, Semarang, Makassar, Surabaya, dan Jakarta. Turnamen digelar 1 bulan sekali di masing-masing kota, sehingga total periode kompetisi MIC adalah 8 bulan.

Tim yang berhasil menjadi juara nantinya akan mendapat gelar “Legends of Nusantara”. Moonton juga menyediakan hadiah total senilai US$5.000 (sekitar Rp72 juta) dan Diamond MLBB sebanyak 162.000 Diamond. Uniknya, pemenang dari turnamen sebuah kota akan ditandingkan melawan pemenang kota berikutnya dalam ronde yang bernama City Fight, seperti perjalanan pendekar yang berkelana untuk mencari lawan terkuat.

MIC Pengunjung
Suasana pengunjung MIC | Sumber: Dokumentasi Moonton

Hingga kini sudah ada 3 kota yang telah menyelenggarakan MIC, yaitu Medan, Palembang, dan Bandung. Untuk MIC Medan, acara diadakan di Centre Point Mall dan telah rampung pada tanggal 23 – 24 Maret 2019 kemarin. Pemenangnya yaitu tim Xavier Maze. Selanjutnya adalah MIC Palembang yang berlokasi di OPI Mall Palembang tanggal 20 – 21 April lalu. Di sini tim Kaizer Coeg keluar sebagai juara, namun ketika beradu melawan Xavier Maze di babak City Fight, Kaizer Coeg harus takluk.

Turnamen ketiga yaitu MIC Bandung, bertempat di Istana BEC pada tanggal 18 – 19 Mei. Tim OPI Bandung keluar sebagai juara, dan mereka juga berhasil mengalahkan tim Xavier Maze dalam babak City Fight. Artinya OPI Bandung berhak maju ke City Fight berikutnya untuk menantang juara kota lainnya.

MIC Palembang
Juara MIC Palembang | Sumber: Dokumentasi Moonton

Masih ada 5 kota lagi akan kedatangan turnamen Mobile Legends Intercity Championship. Bila Anda ingin berpartisipasi syaratnya cukup mudah, hanya perlu memiliki tim beranggota minimal 3 orang dan Kartu Tanda Penduduk yang sesuai dengan lokasi kota MIC berikutnya. Kemudian setelah mendaftarkan diri Anda akan mengikuti babak kualifikasi online dulu sebelum maju ke babak utama.

Untuk info lengkapnya Anda dapat mengunjungi media sosial Instagram di akun @mlbbesport.id. Siapakah yang akan menyandang gelar Legends of Nusantara di tahun 2019 ini?

Harumkan Nama Indonesia, PSG.RRQ Raih Juara MLBB SEA Clash of Champions

Gelaran SEA Games 2019 memang masih belum akan terjadi hingga beberapa bulan ke depan, tapi hangatnya persaingan esports Mobile Legends: Bang Bang di wilayah Asia Tenggara sudah mulai terasa. Hal ini bisa kita lihat dalam turnamen internasional SEA Clash of Champions, pada hari Sabtu dan Minggu, tanggal 18 – 19 Mei lalu. Turnamen yang diadakan di Suntec City Convention Center Singapore tersebut mengundang 6 tim kuat dari beberapa negara Asia Tenggara untuk membuktikan siapa wakil negara yang paling kuat.

Indonesia diwakili oleh tim Rex Regum Qeon alias PSG.RRQ dan Team Flash, sementara sebagai wakil tuan rumah Singapura adalah EVOS Esports SG. Cignal Ultra hadir sebagai juara nasional yang mewakili Filipina, didampingi perwakilan Malaysia yaitu Geek Fam. Terakhir, perwakilan dari Myanmar adalah tim Burmese Ghouls. Dihadiri oleh lebih dari 2.000 penonton, SEA Clash of Champions merupakan turnamen Mobile Legends tingkat regional pertama yang digelar di Singapura.

SEACOC - Photo 1
Suasana SEA Clash of Champions | Sumber: Reddentes Sports

PSG.RRQ sudah tampil mendominasi sejak di Group Stage. Di sini meraka masuk ke dalam Group A, berhadapan dengan Team Flash dan Cignal Ultra dengan sistem Best of 1. Para anggota PSG.RRQ yang terdiri dari Lemon, AyamJago, Liam, Vyn, dan Tuturu sama sekali tidak mengalami kesulitan di sini. Baik Team Flash maupun Cignal Ultra sama-sama bertekuk lutut dengan skor 1-0, dan PSG.RRQ pun berhak maju ke semifinal.

Di babak semifinal ini mereka berhadapan dari Geek Fam dalam format pertandingan Best of 3. Namun rupanya dominasi PSG.RRQ masih tak terhentikan. Seperti dua tim sebelumnya, Geek Fam pun menyerah tanpa balas dengan skor 2-0. PSG.RRQ nyaris saja mencetak rekor tak terkalahkan dalam turnamen ini, andai saja mereka tidak berhadapan dengan tim kuat di Grand Final yaitu EVOS Esports SG.

SEACOC - Photo 2
Liam, pemain muda andalan PSG.RRQ | Sumber: Reddentes Sports

Menurut portal berita Singapura The Straits Times, EVOS Esports SG sebetulnya merupakan tim yang tidak diunggulkan, karena lawan-lawan mereka lebih berpengalaman dan punya waktu persiapan lebih panjang. Tapi ternyata EVOS Esports SG berhasil membuktikan kekuatan mereka dengan mengalahkan Cignal Ultra di semifinal, yang notabene merupakan salah satu favorit.

EVOS Esports SG pun memberikan perlawanan kuat di Grand Final yang menggunakan sistem Best of 3. Sempat tertinggal lebih dulu dari PSG.RRQ, mereka berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Namun pada akhirnya PSG.RRQ terbukti lebih unggul. PSG.RRQ menjadi juara dengan skor 2-1 dan berhak membawa pulang hadiah senilai US$5.000 (sekitar Rp72,4 juta). Salah satu pemain PSG.RRQ yaitu AyamJago pun mendapat gelar Tournament MVP.

SEACOC - Photo 3
SEA Clash of Champions dihadiri tim dari 5 negara Asia Tenggara | Sumber: Reddentes Sports

Kapten EVOS Esports SG, OhDeerBambi, berkata bahwa perbedaan antara timnya dan PSG.RRQ adalah faktor mental dan komunikasi, dua hal yang akan EVOS perbaiki jelang turnamen-turnamen berikutnya. Tapi kekalahan ini tidak membuat OhDeerBambi patah semangat. “PSG.RRQ tampil dominan sepanjang turnamen, jadi kami sangat bangga dapat mencuri angka dari mereka dan juga menunjukkan bahwa kami adalah tim terkuat kedua di wilayah ini (Asia Tenggara). Kami tidak punya banyak waktu persiapan setelah kualifikasi lokal, tapi kami akan jadi lebih baik lagi di masa depan,” ujarnya dalam wawancara dengan The Straits Times.

Lemon dari PSG.RRQ yang meraih gelar juara pun tidak jemawa atas pencapaian timnya. Ia berkata, “Kami senang bisa mengalahkan EVOS karena mereka adalah tim top di Singapura. Tapi saya rasa kami bisa jadi lebih baik lagi dari ini dan ada banyak hal yang perlu kami benahi.”

Dalam situs resminya, PSG.RRQ menyebut peraihan gelar SEA Clash of Champions 2019 sebagai sebuah “Endgame” bagi tim ini. Akan tetapi sesungguhnya perjuangan masih belum berakhir. Bisakah PSG.RRQ menunjukkan prestasi serupa di acara SEA Games 2019 nanti? Kita tunggu saja tanggal mainnya.

Sumber: PSG.RRQ, The Straits Times, Reddentes Sports

Komunitas Difabel Ini Gunakan Mobile Legends untuk Pererat Tali Silaturahmi

Tak dapat dipungkiri bahwa pandangan masyarakat terhadap gamer di masa lalu terbilang lekat dengan stigma negatif. Sering kali para gamer dianggap anti sosial, tidak bisa bergaul, bahkan NEET. Tapi kini semua sudah berubah. Game kompetitif di zaman modern telah menjadi wadah kaum muda untuk berteman dan bersosialisasi, bahkan menjadi lahan mata pencaharian dalam wujud esports profesional.

Ketika kita masuk ke dalam dunia game, batasan-batasan di dunia nyata seolah tak berlaku lagi. Semua setara, sama-sama pahlawan yang punya kesempatan untuk menunjukkan keahliannya. Keterbatasan fisik pun jadi kehilangan makna, yang ada hanya kegembiraan dan keseruan berjuang bersama teman untuk mengalahkan lawan.

DLT Esports - Gathering
DLT Esports mengadakan acara buka puasa bersama | Sumber: DLT Esports

DLT Esports merupakan salah satu contoh dari asyiknya dunia game kompetitif itu. Berasal dari Semarang, DLT Esports adalah nama sebuah komunitas Mobile Legends yang berdiri pada bulan Juli 2018. Uniknya, para anggota DLT Esports ini terdiri dari pemain-pemain difabel, tepatnya tuna rungu. DLT Esports sendiri merupakan singkatan dari nama Deaf Legend Team Esports.

Meski para anggota DLT Esports memiliki difabilitas, itu sama sekali tak menjadi penghalang mereka untuk tetap bersemangat dan selalu ceria. Mereka juga sangat menggemari dan menikmati permainan Mobile Legends: Bang Bang. Setiap bulan, mereka mengadakan kegiatan gathering untuk bermain bersama setidaknya dua kali. Bagi DLT Esports, Mobile Legends adalah wadah untuk berkumpul bersama teman-teman sejawat, dan di bulan Ramadhan ini menjadi kegiatan alternatif untuk menunggu datangnya waktu berbuka.


View this post on Instagram

Meet one of MLBB Family! 😉😉 . 🎉 DLT Esports 🎉 . Komunitas Mobile Legends: Bang Bang khusus Tuna Rungu yang berasal dari kota Semarang! 😆😁😍 . Komunitas yang berdiri sejak Juli 2018 ini telah memiliki total anggota sebanyak 23 orang 😎👊 . 🙏🙏 Kami segenap tim Mobile Legends: Bang Bang sangat senang bahwa Game yang kami kembangkan, dapat dinikmati dan dapat menjadi salah satu sarana solidaritas 😉💖💞 . Tidak pernah terlambat untuk memulai, dan tidak ada kata “Tidak Bisa” bagi mereka yang terus berjuang 😆😆💪 . Keep growing and never hesitate to ask for community supports from Mobile Legends: Bang Bang! 👊👊👊🔥 (Min Pon~) ♪ヽ(*´∀`)ノ . #MLBB #MobileLegendsBangBang #MobileLegends #MLBBCommunity #KomunitasMLBBIndonesia #MLBBIndonesia

A post shared by Mobile Legends: Bang Bang (ID) (@realmobilelegendsid) on

Beberapa kegiatan gathering tersebut misalnya telah digelar pada tanggal 9 – 11 November 2018 lalu. Bila Anda lihat videonya yang diunggah di akun Instagram resmi Mobile Legends Indonesia, terlihat betapa serunya para anggota DLT Esports bermain sambil berdiskusi menggunakan bahasa isyarat. Pihak Moonton memang telah mengapresiasi komunitas ini dengan cara mempromosikannya di akun-akun media sosial resmi mereka.

Di dunia olahraga, keberadaan atlet-atlet difabel memang bukan hal baru. Tapi hebatnya esports dibandingkan olahraga konvensional adalah dalam esports atlet-atlet difabel dapat bertanding sejajar dengan atlet-atlet pada umumnya. Di dunia Street Fighter misalnya, ada beberapa nama terkenal seperti Blind Warrior Sven yang ahli memainkan Ken walaupun tuna netra. Ada juga Brolylegs, pemain dengan kelainan tangan dan kaki yang sekarang bahkan sedang bermain di liga profesional Street Fighter League Pro-US.

DLT Esports - Gathering 2
Kegiatan DLT Esports di bulan Februari 2019 lalu | Sumber: DLT Esports

DLT Esports pun di akun Instagram mereka juga pernah berkata bahwa mereka melakukan latihan untuk mengikuti turnamen Mobile Legends khusus Semarang. Semoga saja DLT Esports bisa terus meningkatkan kemampuannya, dan maju menjadi salah satu tim esports berprestasi di Indonesia. Siapa tahu di Mobile Legends Professional League nanti, ternyata DLT Esports bisa menjadi juaranya.