Motion Sonic Adalah Pengatur Efek Suara Berbasis Gestur Bagi Para Musisi

Tidak setiap hari kita melihat Sony memperkenalkan produk baru menggunakan metode crowdfunding. Namun ketika mereka melakukannya, bisa dipastikan produk tersebut sangatlah unik. Salah satu contohnya adalah perangkat bernama Motion Sonic berikut ini.

Wujudnya sepintas kelihatan seperti gelang pintar pada umumnya, namun perangkat ini sebenarnya ditujukan untuk para musisi dan DJ ketimbang untuk memonitor aktivitas penggunanya. Idenya adalah, dengan menggunakan Motion Sonic, musisi dapat menambahkan beragam efek suara hanya dengan menggerak-gerakkan tangan dan jari-jarinya.

Sony sendiri mendeskripsikannya sebagai musical effect generator berbasis gestur. Pengguna dapat mengangkat tangan untuk menambahkan efek delay, membalik tangan untuk mengubah pitch, dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya. Secara teknis, kemampuannya membaca pergerakan tangan dan jari datang dari motion sensor 6-axis yang tertanam.

Untuk bisa bekerja, Motion Sonic butuh bantuan sebuah iPhone atau iPad yang terhubung ke audio interface (entah kenapa sejauh ini belum ada dukungan untuk platform Android). Informasi gerakannya diteruskan dari Motion Sonic ke iPhone/iPad via Bluetooth, lalu aplikasi pendampingnya bertugas menerjemahkan informasi tersebut menjadi efek suara yang diinginkan secara real-time.

Potensi pengaplikasian Motion Sonic sangatlah luas. Sony bahkan telah menyiapkan channel YouTube khusus untuk mendemonstrasikan fungsi-fungsi Motion Sonic di tangan seorang gitaris, keyboardist, sekaligus DJ. Bagi para gitaris misalnya, mereka dapat mengatur supaya efek suara tertentu bisa otomatis ditambahkan mengikuti gerakan tangannya yang sedang menggenjreng (strumming).

Buat para keyboardist, Motion Sonic dapat dipakai untuk menambahkan efek-efek suara mengikuti ‘tarian’ jari jemarinya. Lalu untuk para DJ, momen selagi mereka berinteraksi dengan audiens via lambaian tangan dapat diterjemahkan menjadi beragam efek suara. Semuanya tergantung kreativitas masing-masing musisi.

Agar lebih ekspresif, Motion Sonic juga dilengkapi sebuah LED yang dapat menyala dalam berbagai warna. Dalam sekali pengisian, baterai Motion Sonic bisa bertahan selama 6 jam pemakaian, atau 2,5 jam kalau LED-nya dibiarkan menyala terus. Selain dipakai di pergelangan tangan, Motion Sonic juga dapat dikenakan di bagian punggung tangan dengan memanfaatkan strap lain yang terdapat di paket penjualannya.

Sayang sekali untuk sekarang Motion Sonic hanya akan dipasarkan di Jepang dan Amerika Serikat saja. Di Indiegogo, harganya dipatok 23.900 yen (± Rp3,1 jutaan) untuk 400 pembeli pertama. Setelahnya, para backer harus menyiapkan dana sebesar 27.200 yen (± Rp3,5 jutaan).

Sumber: Engadget.

Philips Luncurkan Motion Sensor untuk Bohlam Pintar Philips Hue

Di antara deretan produk bohlam pintar yang ada di pasaran, Philips Hue merupakan salah satu yang paling populer. Di samping kualitas dan fitur yang ditawarkan, alasan lain di balik populernya Philips Hue adalah tersedianya aksesori penambah fungsionalitas, seperti yang baru-baru ini Philips perkenalkan.

Dinamai Philips Hue Motion Sensor, fungsinya juga sesederhana namanya. Ia bertugas untuk mengendalikan bohlam Philips Hue berdasarkan gerakan yang ia deteksi. Salah satu contohnya, saat Anda masuk ke dalam kamar, lampu akan otomatis menyala tanpa perlu melakukan apa-apa.

Philips mengklaim Hue Motion Sensor sangatlah responsif, sanggup bereaksi dalam waktu setengah detik saja setelah gerakan terdeteksi. Selain sensor gerakan, perangkat ini juga dilengkapi sensor cahaya sehingga lampu hanya akan dinyalakan seperlunya saja di siang hari, membantu pengguna menghemat energi.

Philips Hue Motion Sensor bisa diletakkan di atas meja, rak, atau ditempelkan pada kulkas maupun permukaan logam lainnya / Philips
Philips Hue Motion Sensor bisa diletakkan di atas meja, rak, atau ditempelkan pada kulkas maupun permukaan logam lainnya / Philips

Wujudnya yang ringkas membuat Hue Motion Sensor ideal untuk diberdirikan di atas meja, rak buku atau ditempelkan ke permukaan logam mengingat ia juga dibekali magnet. Perangkat ini ditenagai oleh sepasang baterai AAA yang bisa bertahan selama dua sampai tiga tahun.

Selanjutnya, pengguna tinggal menyambungkannya dengan Philips Hue Bridge – maksimal hingga 12 Motion Sensor. Dari situ pengguna bisa mengatur lampu di ruangan mana saja yang akan dikendalikan oleh Motion Sensor, plus pengaturan lain seperti sensitivitasnya melalui aplikasi pendamping Hue di ponsel.

Philips Hue Motion Sensor rencananya akan dipasarkan mulai akhir bulan Oktober mendatang seharga $40 per unit.

Sumber: CNET dan Philips.

Nikmati Virtual Reality Lebih Baik, Kini Leap Motion Dapat Dipasang di Oculus Rift

Dengan kemampuannya yang mengagumkan, headset virtual reality seperti Project Morpheus dan Oculus Rift membawa kita satu langkah mendekati pengalaman virtual terbaik. Tapi sejauh ini, penghalang terbesar dari headset VR adalah kita masih membutuhkan sistem kontrol ‘tradisional’, contohnya gamepad, keyboard dan mouse. Continue reading Nikmati Virtual Reality Lebih Baik, Kini Leap Motion Dapat Dipasang di Oculus Rift

Oculus Dikabarkan Sedang Merancang Periferal Motion Controller

Berhasil menyajikan headset virtual reality yang menjanjikan dan mendapatkan berbagai dukungan dari segala kalangan tampaknya tidak membuat Oculus berpuas diri. Perusahaan yang diujungtombaki oleh duet Palmer Luckey dan Brendan Iribe ini dilaporkan sedang mengembangkan periferal motion controller mereka sendiri. Continue reading Oculus Dikabarkan Sedang Merancang Periferal Motion Controller

Kacamata Pintar Multi-fungsi Baru Besutan Epson, Moverio BT-200, Sudah Bisa Anda Miliki

Menjadi salah satu ‘penguasa’ produk printer sepertinya tidak membuat Epson terlena dalam zona nyaman mereka. Setelah dua tahun lalu mereka mengenalkan wearable display dengan teknologi micro-projection bernama Moverio BT-100, Epson meluncurkan sang penerus dengan kemampuan yang lebih canggih, dan penampilan yang lebih cantik. Continue reading Kacamata Pintar Multi-fungsi Baru Besutan Epson, Moverio BT-200, Sudah Bisa Anda Miliki

Type–Hover–Swipe, Keyboard Eksperimen dengan Motion Sensor dari Microsoft

Walaupun kita sudah menyaksikan berbagai kecanggihan teknologi motion sensor dan layar sentuh, ada beberapa alasan mengapa fungsi keyboard tak dapat tergantikan: sangat akurat, user bisa mengkustomisasinya, dan menawarkan produktivitas kerja tinggi. Mencoba menggabungkan teknologi gesture dan fungsi tradisional keyboard, Microsoft pamerkan Type–Hover–Swipe mereka. Continue reading Type–Hover–Swipe, Keyboard Eksperimen dengan Motion Sensor dari Microsoft

Apple Mengakuisisi Perusahaan Pengembang Dibalik Microsoft Kinect?

Diberi nama Project Natal saat masih dalam tahap pengembangannya, Kinect memenangkan perang inovasi melawan motion controller Wii Remote dan PlayStation Move. Tentu saja inovasi ini tidak akan terjadi jika bukan berkat para pengembang teknologi kamera range berbasis di Israel, PrimeSense. Dilaporkan pertama kali oleh media bisnis Israel, Calcalist, Apple dikabarkan telah mengakuisisi PrimeSense senilai US$ 345 juta. Continue reading Apple Mengakuisisi Perusahaan Pengembang Dibalik Microsoft Kinect?