Cara Reset Printer Epson Tipe L110, L210, L300, L350 dan L355

Jika printer Epson Anda mengalami satu dari 7 masalah Epson yang pernah kami bahas kemaren, maka Anda juga wajib tahu cara reset printer Epson karena bisa jadi Anda harus menggunakan resetter untuk mengatasi masalah di printer Anda.

Continue reading Cara Reset Printer Epson Tipe L110, L210, L300, L350 dan L355

Epson Umumkan Printer Foto SureColor P700 dan P900

Untuk mencetak foto dengan warna yang akurat dan cemerlang, serta hasil cetakannya tahan lama tentu membutuhkan printer khusus. Epson salah satu yang menyediakan printer khusus untuk para fotografer profesional dan mereka telah mengumumkan sepasang printer foto SureColor series teranyarnya.

Adalah SureColor P700 dan SureColor P900, masing-masing dapat mencetak gambar berukuran 13 inci dan 17 inci. Epson pun melengkapi printer SuperColor P700 dan P900 ini dengan sejumlah fitur baru. Sebut saja internal light untuk memeriksa hasil cetakan dan panel kontrol layar sentuh berukuran 4,3 inci.

Keduanya memiliki Print Head berteknologi MicroPiezo AMC 10 channel dengan dedicated channel untuk tinta Matte Black dan Photo Black. Menggunakan jenis tinta baru yang disebut UltraChrome PRO10 yang diklaim oleh Epson menghasilkan color gamut lebih luas hingga 6 persen bila dibandingkan dengan printer generasi sebelumnya (P600 dan P800).

Selain itu, Epson juga menyertakan channel baru untuk tinta berwarna violet yang akan meningkatkan warna biru, violet, dan ungu pada cetakan foto. Terdapat pula mode printing Carbon Black untuk cetakan hitam putih yang meningkatkan Dmax hingga 11 persen dan dioptimalkan untuk media glossy atau metallic glossy.

Printer foto Epson SureColor P700 dan P900 sudah mendukung konektivitas nirkabel pada jaringan 2.4 GHz dan 5GHz. Soal harga, Epson SureColor P700 dibanderol US$799 dan US$1.195 untuk SureColor P7900.

(Sumber: DPreview)

Proyektor Short-Throw Epson LS500 Datang Bersama Layar Khusus untuk Mencegah Gambar Tampak Pudar

Keuntungan utama memiliki proyektor short-throw adalah terkait instalasinya. Berkat lensa khusus yang diusung, perangkat hanya perlu ditempatkan beberapa cm dari tembok, dan gambar yang diproyeksikan pun sudah jauh lebih besar ketimbang TV berukuran masif sekalipun.

Namun proyektor short-throw juga memiliki kelemahan: gambar yang diproyeksikan mudah sekali tampak pudar akibat pencahayaan di ruangan. Solusinya, kalau menurut Epson, adalah selembar layar khusus yang dibundel bersama proyektor itu sendiri. Itulah yang menjadi daya tarik utama proyektor bernama Epson LS500 ini.

Epson LS500

Jika dilihat dengan mata telanjang, layar berukuran 100 atau 120 inci ini kelihatan tidak lebih dari sebatas kain berwarna putih. Padahal, permukaannya sebenarnya dilengkapi gerigi kecil-kecil yang bertindak layaknya lensa, memusatkan cahaya hasil proyeksi menuju penonton dengan maksimal selagi mengalihkan pantulan cahaya lain di ruangan.

Hasil akhirnya, menurut Epson, penonton dapat menikmati gambar proyeksi yang kaya warna, dengan warna hitam yang begitu pekat. Sebagai bonus, Epson tidak lupa menyematkan sepasang speaker 10 watt pada LS500 agar sesi menonton bisa langsung dilaksanakan tanpa diribetkan dengan instalasi.

Epson LS500

Proyeksi gambarnya sendiri bisa kita nikmati dalam resolusi 4K. Namun ternyata 4K di sini bukan murni, melainkan hasil perpaduan refresh rate yang tinggi dan metode pixel shifting. Singkat cerita, panel milik Epson LS500 hanya beresolusi HD, namun berkat proses cerdik yang diterapkan, hasil proyeksinya kelihatan nyaris tidak berbeda dengan resolusi 4K sebenarnya.

Itulah mengapa Epson bisa mematok harga $4.999 untuk bundel Epson LS500 bersama layar 100 inci, atau $5.999 bersama layar 120 inci. Bandingkan dengan penawaran Sony di angka $25.000, yang memang mengemas panel beresolusi 4K yang sebenarnya, bukan hasil pemrosesan cerdik seperti yang diterapkan Epson.

Sumber: Gizmodo.

Epson FastFoto FF-680W Teruskan Jejak Pendahulunya Sebagai Scanner Tercepat

Sebagian besar dari kita pasti masih menyimpan tumpukan album foto yang penuh kenangan. Di era serba digital ini, memindai foto-foto tersebut satu per satu merupakan cara terbaik untuk memastikan semuanya tetap eksis walaupun foto aslinya rusak atau malah hilang.

Namun saya kira tidak ada orang yang senang dengan kegiatan memindai foto, tidak peduli itu menggunakan scanner maupun ponsel. Prosesnya lama, dan akan terasa amat membosankan apabila jumlah fotonya cukup banyak. Ceritanya jelas berbeda kalau scanner yang digunakan bisa bekerja dengan sangat cepat.

Epson FastFoto FF-680W

Salah satu scanner tercepat yang ada di pasaran sekarang adalah Epson FastFoto FF–680W. Kalau Anda merasa namanya familier, itu karena perangkat ini merupakan suksesor dari FastFoto FF–640 yang dirilis dua tahun silam, yang ketika itu juga diklaim sebagai scanner tercepat sejagat.

Kecepatan memindai FF–680W sebenarnya masih sama, yakni satu foto per detik, akan tetapi sekarang setiap ‘kloter’ bisa menampung 36 lembar foto sekaligus (FF–640 cuma bisa 30 lembar). Angka yang dicatatkan itu adalah untuk memindai foto 4 x 6 dalam orientasi landscape dan resolusi 300 dpi.

Peningkatan lain yang dibawa FF–680W adalah perihal resolusi. Andai diperlukan, ia kini bisa memindai dalam format TIFF beresolusi 1200 dpi, sangat berguna untuk memperbesar ukuran hasil pindaiannya. FF–680W bisa memindai foto atau dokumen dengan lebar maksimum hingga 8,5 inci (setara kertas A4 lebih sedikit).

Epson FastFoto FF-680W

Konektivitas USB dan Wi-Fi tetap tersedia, demikian pula fitur Easy Auto-Upload untuk mengunggah hasil scan secara otomatis ke layanan seperti Google Drive atau Dropbox. Ia pun juga datang bersama software pendamping untuk memperbaiki hasil scan secara otomatis dengan fitur yang sangat lengkap.

Seperti yang sudah bisa kita duga, harga Epson FastFoto FF–680W jelas tidak murah. Meski begitu, banderol $600 masih sedikit lebih terjangkau ketimbang banderol pendahulunya saat pertama dirilis.

Sumber: PetaPixel.

Scanner Epson FastFoto FF-640 Sanggup Memindai 30 Foto dalam 30 Detik

Tidak banyak yang bisa kita bicarakan dari sebuah scanner. Akan tetapi scanner terbaru besutan Epson ini layak mendapat sorotan karena performanya yang luar biasa. Tidak tanggung-tanggung, Epson menyebutnya sebagai scanner tercepat sejagat.

Bernama Epson FastFoto FF–640, scanner ini sanggup menyulap selembar foto atau dokumen fisik menjadi file digital dalam waktu satu detik saja. Resolusi scanning-nya adalah 300 dpi dengan kecepatan satu lembar per detik tersebut; bisa juga 600 dpi tapi dengan proses yang sedikit lebih lama.

Rahasianya terletak pada kemampuan perangkat untuk memindai halaman depan dan belakang secara bersamaan. Hasil scan akan diorganisasikan berdasarkan metadata yang searchable, plus menggunakan nama file atau folder yang mudah dikenali.

Komponen auto-feeder memungkinkan 30 lembar dokumen atau foto sekaligus untuk dipindai satu per satu / Epson
Komponen auto-feeder memungkinkan 30 lembar dokumen atau foto sekaligus untuk dipindai satu per satu / Epson

Tidak seperti kebanyakan scanner, wujud FastFoto FF–640 tidaklah mendatar. Pengguna bisa menempatkan 30 lembar foto atau dokumen sekaligus, lalu perangkat akan memindainya satu per satu tanpa masalah meski ukuran tiap-tiap lembar berbeda. Tersedia pula opsi untuk mengunggah hasil scan ke layanan macam Dropbox atau Google Drive.

Hardware-nya canggih, software-nya pun juga demikian. Di sini FastFoto FF–640 mengandalkan fitur Smart Photo Fix, dimana hasil scan akan diperbaiki secara otomatis, melibatkan proses seperti red-eye reduction, fade correction dan lain sebagainya.

$650 adalah banderol harga yang dipatok untuk Epson FastFoto FF–640. Cukup mahal untuk ukuran scanner rumahan, tapi performanya memang jauh melebihi perangkat lain di kelasnya.

Sumber: PetaPixel dan Epson.

Drone DJI Bakal Dapat Dikendalikan dengan Kacamata AR Buatan Epson

DJI baru-baru ini mengumumkan kerja sama yang cukup menarik dengan Epson. Bukan, buah kemitraan ini bukannya kemampuan Phantom 4 untuk mengirim hasil foto ke printer Epson secara wireless, melainkan kemampuannya dikendalikan dengan kacamata AR Epson Moverio BT-300 yang akan dipasarkan tidak lama lagi.

DJI pada dasarnya akan mengoptimalkan aplikasi DJI GO agar bisa digunakan pada Moverio BT-300. Perpaduan keduanya memungkinkan pengguna untuk melihat hasil rekaman drone secara real-time dalam sudut pandang pertama sekaligus memperhatikan keberadaan drone itu sendiri di depan matanya.

Kolaborasi ini didasari oleh keputusan FAA (Federal Aviation Administration) yang mengharuskan drone untuk tetap berada dalam jarak pandang pengguna selagi mengudara. Di sisi lain, ini juga bisa menjadi bukti lain terkait pengaplikasian perangkat kacamata AR dalam praktek sehari-hari.

DJI nantinya juga akan memperbarui SDK-nya supaya developer bisa ikut berpartisipasi dalam mengembangkan aplikasi yang relevan untuk Moverio BT-300. Kacamata AR ini sendiri nantinya akan dipasarkan sebagai aksesori yang kompatibel dengan drone milik DJI, dan aplikasi DJI GO akan tersedia pada Moverio Apps Market.

Sumber: PR Newswire.

Epson Luncurkan Trio Proyektor 4K dengan Dukungan Mode HDR

Sudah sejak lama proyektor menjadi alternatif pilihan di samping televisi dalam membangun ‘bioskop’ pribadi. Di era dimana konten video 4K sudah semakin mainstream, kehadiran proyektor 4K menjadi semakin relevan, dan Epson sebagai salah satu pemain besar di ranah ini pun tak ingin ketinggalan momentum.

Pabrikan asal Jepang tersebut baru-baru ini memperkenalkan trio proyektor 4K: EH-TW7300, EH-TW9300 dan EH-TW9300W. Selain mengusung resolusi Ultra HD, ketiganya mengandalkan teknologi 3LCD besutan Epson, lensa 16 elemen dan dukungan mode 3D serta HDR demi menyuguhkan kualitas gambar terbaik.

Spesifikasi lengkapnya mencakup tingkat kecerahan maksimum 2.300 lumen untuk TW7300, atau 2.500 lumen untuk TW9300 dan TW9300W. Rasio kontrasnya mencapai angka 160.000:1 untuk TW7300, sedangkan TW9300 dan TW9300W malah menembus angka 1.000.000:1 guna memastikan warna hitam terlihat sepekat mungkin.

Konektivitas yang diusung ketiga proyektor 4K ini juga cukup lengkap / Epson
Konektivitas yang diusung ketiga proyektor 4K ini juga cukup lengkap / Epson

Namun seperti yang kita tahu, setiap bohlam LED selalu ada umurnya. Untuk trio proyektor baru ini, Epson yakin bohlam LED yang digunakan bisa berfungsi sampai tujuh tahun meski pengguna memakainya untuk menonton setiap hari – dengan catatan filmnya berdurasi 1 jam 45 menit dan mode Eco dalam posisi aktif.

Fitur menarik lain adalah kemampuan menyimpan 10 profil posisi lensa ke dalam memory. Fitur ini sangat bermanfaat terutama ketika koleksi konten pengguna memiliki format dan aspect ratio yang beragam.

Khusus untuk model TW9300W, imbuhan abjad “W” di paling belakang mengindikasikan kalau proyektor ini mengemas konektivitas Wi-Fi. Dengan demikian, streaming konten dari smartphone atau tablet sangatlah dimungkinkan. Bahkan video 4K pun juga bisa diteruskan ke proyektor secara nirkabel.

Banderol harga ketiga proyektor 4K ini jauh dari kata murah. TW7300 dipatok seharga $2.199, TW9300 $2.999 dan TW9300W $3.299. Rencananya ketiganya akan mulai dipasarkan pada bulan September mendatang.

Sumber: DPReview.

Epson Umumkan Kacamata Pintar Terbarunya, Moverio BT-300

Masih ingat dengan kacamata pintar Epson Moverio BT-200? Di saat kehadiran Google Glass versi baru masih berupa misteri, Epson rupanya sudah mencuri start terlebih dulu. Pada ajang MWC 2016, pesaing Canon di pasar printer tersebut meluncurkan Moverio BT-300, yang tak lain merupakan kacamata pintar generasi terbarunya.

Dibanding pendahulunya, BT-300 punya desain yang lebih menarik sekaligus lebih ringkas. Dimensinya lebih tipis dan bobotnya secara keseluruhan lebih ringan 20 persen. Perbaikan desain ini juga dimaksudkan supaya BT-300 bisa dikenakan di atas kacamata biasa dan tidak membuat hidung terasa cepat lelah.

Selain desain, Epson juga banyak membenahi jeroannya menjadi lebih canggih lagi. Layarnya kini punya resolusi HD (1280 x 720 pixel) dan memakai panel Si-OLED (Silicon OLED). Menurut Epson, panel layar ini sanggup menghasilkan tone warna hitam yang lebih pekat, yang pada akhirnya berujung pada proyeksi spektrum warna yang lebih luas dan konten pun bisa tampak lebih realistis.

Epson Moverio BT-300

Sama seperti kedua pendahulunya, Epson Moverio BT-300 masih ditemani oleh sebuah unit kontrol yang tersambung oleh kabel. Unit ini bertanggung jawab atas segala pengolahan konten, termasuk menjalankan sistem operasi Android 5.1. Di dalamnya tertanam prosesor quad-core Intel Atom X5 berkecepatan 1,44 GHz, bukan lagi buatan Texas Intruments.

Perubahan mencolok lain adalah kamera 5 megapixel yang menggantikan kamera VGA milik pendahulunya. Untuk mengambil gambar, pengguna hanya perlu menerapkan gesture di depan pandangannya karena perangkat ini sudah dilengkapi dengan sensor pengenal gerakan, sanggup mengubah pandangan menjadi ibarat kanvas digital.

Apa saja skenario penggunaan Moverio BT-300? Cukup banyak. Dari sisi konsumen, perangkat ini bisa menjadi teman saat sedang membakar lemak di gym berkat teknologi augmented reality. Untuk pemilik drone, perangkat ini akan menampilkan apapun yang sedang direkam oleh si robot terbang langsung ke pandangan Anda, tapi di saat yang sama Anda masih sadar akan posisi dan apa saja yang ada di sekitar Anda.

Kendati demikian, Epson masih menargetkan produk ini ke kalangan enterprise untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Gampangnya, perangkat ini tidak dimaksudkan untuk dipakai secara terus-menerus layaknya sebuah kacamata biasa. Hal itu juga yang menjelaskan mengapa BT-300 masih ditemani oleh sebuah unit kontrol yang tersambung dengan kabel.

Soal harga, Epson masih belum mau memastikannya, namun diperkirakan berkisar di angka $700 – $800 – tidak jauh berbeda dibanding kedua pendahulunya. Pemasarannya dijadwalkan pada kuartal keempat tahun ini, tapi bisa saja berubah.

Sumber: Epson dan TechCrunch.

Epson PaperLab Dapat Menyulap Kertas Bekas Menjadi Baru Tanpa Gunakan Air

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, pada kenyataannya kertas masih memegang peran penting dalam keseharian kita, khususnya di area perkantoran. Maka dari itu, daur ulang harus menjadi pertimbangan penting bagi setiap perusahaan yang setiap harinya mengonsumsi kertas dalam jumlah besar.

Namun proses yang dibutuhkan untuk mendaur ulang kertas dalam jumlah masif tidak sesimpel yang kita pelajari di bangku SD. Kecil kemungkinan suatu perusahaan mempunyai fasilitas khusus untuk mendaur ulang kertas. Alhasil, mereka pun mengandalkan jasa dari perusahaan lain yang memang punya spesialisasi di bidang ini. Semua ini tentunya memerlukan biaya sekaligus waktu ekstra.

Menurut Epson, seharusnya tidak perlu seribet itu. Mereka pun mengembangkan sebuah solusi yang bakal merevolusi proses daur ulang kertas di area perkantoran. Solusi tersebut datang dalam wujud Epson PaperLab, sebuah mesin yang dapat mendaur ulang kertas tanpa memerlukan air setetes pun.

Epson PaperLab pada dasarnya mirip seperti mesin fotokopi. Ukurannya terbilang besar, tapi masih cukup untuk ditempatkan di dalam satu ruang di dalam gedung perkantoran. Dengan demikian, proses daur ulang bisa berlangsung di satu tempat tanpa melibatkan pihak lain.

Dalam melakukan tugasnya, Epson PaperLab pertama-tama akan menghancurkan kertas bekas yang hendak didaur ulang. Kertas bekas ini akan digerus menjadi serat-serat yang amat tipis sehingga informasi-informasi sensitif di dalamnya akan hilang selamanya. Barulah kemudian mesin yang sama akan menghasilkan kertas baru – sekali lagi semuanya tidak memerlukan air sama sekali.

Seberapa efisien proses daur ulang yang ditawarkan PaperLab? Menurut klaim Epson, mesin ini bisa memproduksi kertas baru hanya dalam waktu tiga menit setelah Anda menekan tombol “Start”. Selanjutnya, sebanyak 14 lembar kertas A4 bisa diproduksi setiap menitnya, atau 6.720 lembar dalam 8 jam.

Kertas yang dihasilkan pun juga bervariasi, mulai dari kertas A4 dan A3 dalam berbagai ketebalan, sampai kertas berwarna dan kertas untuk kartu nama. Semuanya bisa diatur sesuai dengan kebutuhan.

Meski sejauh ini PaperLab baru berupa prototipe, Epson sudah berencana memproduksinya di Jepang mulai tahun depan. Melihat ukurannya yang besar, harganya sudah bisa dipastikan cukup mahal, sehingga tidak heran kalau Epson mengincar perusahaan-perusahaan sebagai konsumennya.

Sumber: Epson dan Digital Trends.