10 Ide Bisnis Daur Ulang Bernilai Ekonomi Tinggi

Di tengah meningkatnya kesadaran global tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan, bisnis daur ulang muncul sebagai sebuah solusi yang menjanjikan. Bukan hanya mengurangi limbah, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi yang besar.

Dari bahan-bahan yang tak terpakai hingga limbah elektronik, setiap elemen bisa diubah menjadi produk bernilai tinggi. Artikel ini menggali sepulah ide bisnis daur ulang yang inovatif, mengeksplorasi potensi mereka dalam menjawab tantangan lingkungan sekaligus memberikan wawasan tentang prospek dan data pasar mereka.

Transformasi Pakaian Bekas menjadi Fesyen Baru

Pakaian bekas dapat diubah menjadi item fesyen yang trendi dan ramah lingkungan. Tren ini bukan hanya mengurangi limbah pakaian, tetapi juga menangkap esensi dari fashion berkelanjutan.

Pasar untuk pakaian daur ulang diperkirakan akan berkembang dengan CAGR sebesar 10.9% hingga tahun 2033, mencapai nilai pasar US$ 18,265.4 juta. Ini mencerminkan pergeseran kuat menuju garis pakaian berkelanjutan dan peningkatan penerimaan praktik yang mengurangi jejak karbon.

Pemanfaatan Ban Bekas untuk Furnitur dan Dekorasi

Ban bekas yang tidak terpakai dapat diolah menjadi furnitur dan item dekoratif yang unik. Inisiatif ini menciptakan nilai tambah dari material yang sebelumnya tidak terpakai dan memenuhi permintaan pasar akan produk berkelanjutan.

Seni dari Botol Plastik

Botol plastik yang diubah menjadi berbagai bentuk kerajinan tangan membuka peluang bisnis yang menguntungkan. Produk ini tidak hanya menarik secara estetika tetapi juga mengurangi limbah plastik yang menjadi masalah global.

Kertas Daur Ulang

Industri kertas daur ulang mengurangi kebutuhan akan penebangan pohon dan memberikan alternatif yang lebih ramah lingkungan. Pasar untuk kertas daur ulang diperkirakan akan terus tumbuh, sejalan dengan kebijakan lingkungan global.

Inovasi Produk Elektronik dari Limbah Elektronik

Daur ulang limbah elektronik menjadi produk baru atau bahan mentah merupakan bisnis yang sangat potensial. Ini tidak hanya mengurangi limbah elektronik tetapi juga memenuhi permintaan akan bahan baku dan komponen elektronik.

Upcycling Perabotan Rumah

Perabotan rumah yang tidak terpakai atau rusak dapat diubah menjadi produk baru melalui proses upcycling. Ini membuka peluang untuk menciptakan produk unik dan pribadi yang bernilai lebih tinggi.

Pengolahan Limbah Organik menjadi Pupuk Kompos

Limbah organik dari dapur dan kebun dapat diolah menjadi pupuk kompos. Bisnis ini tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga menyediakan produk yang berguna bagi pertanian dan berkebun.

Penggunaan Kaca Daur Ulang untuk Produk Kreatif

Kaca daur ulang dapat diolah menjadi berbagai produk kreatif seperti perhiasan, aksesoris, dan barang dekoratif lainnya. Proses ini menawarkan cara kreatif untuk mengurangi limbah kaca.

Daur Ulang Plastik menjadi Produk Konstruksi

Plastik daur ulang dapat digunakan dalam pembuatan bahan konstruksi seperti papan bangunan, ubin, dan bahan lainnya. Ini memberikan solusi berkelanjutan untuk industri konstruksi.

Pengolahan Limbah Elektronik menjadi Seni

Komponen elektronik bekas dapat diubah menjadi karya seni. Ini tidak hanya memberikan solusi untuk limbah elektronik tetapi juga menciptakan nilai artistik dari barang yang tidak terpakai.

Pasar fesyen berkelanjutan global, yang mencakup pakaian daur ulang, diperkirakan akan tumbuh dengan CAGR 22.9% dari tahun 2023 hingga 2030, mencapai proyeksi nilai US$ 33.05 miliar pada tahun 2030.

9 Aplikasi dan Marketplace untuk Produk Upcycling: Revolusi Hijau di Ujung Jari Anda

Dalam dunia yang semakin sadar akan pentingnya keberlanjutan lingkungan, konsep daur ulang dan upcycling menjadi semakin populer. Berikut adalah daftar aplikasi dan marketplace, baik di Indonesia maupun global, yang khusus menampilkan produk-produk daur ulang atau upcycling, berdasarkan data terkini dan tren pasar.

OLX (Global, Termasuk Indonesia)

OLX, platform global yang juga populer di Indonesia, memfasilitasi jual beli barang bekas. Meski tidak secara eksklusif untuk produk daur ulang, banyak penggunanya yang menggunakan platform ini untuk menjual produk upcycled atau barang bekas yang masih layak pakai.

Etsy (Global)

Etsy

Etsy dikenal sebagai marketplace global untuk barang-barang handmade, termasuk produk daur ulang dan upcycled. Banyak kreator di Etsy yang fokus pada keberlanjutan dan eco-friendliness, menjadikan platform ini pilihan populer bagi pencinta produk daur ulang.

Carousell (Global, Termasuk Indonesia)

Carousell, yang beroperasi di banyak negara termasuk Indonesia, adalah platform jual beli barang bekas yang memungkinkan penggunanya untuk menemukan berbagai produk daur ulang. Aplikasi ini memudahkan pencarian produk berkelanjutan dan upcycled.

The RealReal (Global)

The RealReal

The RealReal adalah marketplace mewah untuk barang-barang bekas, termasuk pakaian, aksesori, dan perhiasan. Mereka memiliki standar ketat untuk kualitas dan keaslian, sehingga menarik bagi konsumen yang mencari produk daur ulang berkualitas tinggi.

Wallapop (Global)

Wallapop, berbasis di Spanyol, adalah aplikasi jual beli barang bekas yang menekankan pada transaksi lokal. Ini memudahkan pencarian dan pembelian produk daur ulang dan upcycled di dekat tempat tinggal pengguna.

Depop (Global)

Depop menargetkan pasar fashion berkelanjutan, dengan fokus pada pakaian vintage dan upcycled. Platform ini sangat populer di kalangan generasi muda yang mencari gaya unik sekaligus ingin berkontribusi pada lingkungan.

Bukalapak (Indonesia)

Meskipun Bukalapak adalah marketplace umum, mereka memiliki segmen khusus untuk produk daur ulang dan barang bekas. Fokus mereka pada ekonomi lokal dan berkelanjutan menjadikannya platform yang baik untuk pencinta produk ramah lingkungan di Indonesia.

eBay (Global)

eBay, salah satu platform jual beli online tertua, juga menjadi tempat bagi produk daur ulang dan upcycled. Dengan jangkauan globalnya, eBay menyediakan variasi produk yang luas untuk segala jenis barang daur ulang.

Letgo (Global)

Letgo, yang fokus pada transaksi lokal, memudahkan pengguna untuk menemukan, membeli, atau menjual barang-barang bekas atau upcycled di dekat mereka. Aplikasi ini mendorong penggunaan ulang barang dan mengurangi limbah.

Kesimpulan

Platform digital ini telah menjadi katalisator dalam mempromosikan gaya hidup berkelanjutan melalui pemanfaatan barang bekas dan upcycling. Dengan adanya berbagai aplikasi dan marketplace ini, baik di Indonesia maupun secara global, kita sebagai konsumen diberi kemudahan untuk berpartisipasi dalam gerakan lingkungan yang bertanggung jawab, sambil menikmati keunikan dan nilai tambah dari produk daur ulang dan upcycled.

Apa itu Bisnis Upcycling dan Manfaatnya?

Upcycling, dalam konteks bisnis, merujuk pada proses mengubah bahan atau produk yang tidak lagi digunakan atau dianggap sebagai limbah menjadi produk baru dengan nilai yang lebih tinggi atau berkualitas lebih baik. Proses ini tidak hanya melibatkan daur ulang, tetapi juga memperkaya atau meningkatkan nilai estetika dan fungsional dari bahan asli.

Dalam praktik bisnis upcycling, objek-objek yang telah dilupakan atau dianggap tidak berguna diubah menjadi produk yang berbeda dan lebih berguna, seringkali dengan penambahan desain kreatif atau inovasi fungsional. Misalnya, ban bekas dapat diubah menjadi furnitur taman yang elegan, atau kain sisa dari industri tekstil dapat diubah menjadi pakaian atau aksesori mode yang unik.

Bisnis upcycling berfokus pada keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan. Dengan meminimalkan pembuangan limbah dan mengurangi kebutuhan akan sumber daya baru, upcycling memberikan alternatif yang ramah lingkungan dibandingkan dengan produksi konvensional. Selain itu, upcycling seringkali menggabungkan unsur-unsur desain kreatif dan inovasi, yang menambah nilai artistik dan komersial pada produk akhir.

Pada dasarnya, bisnis upcycling merupakan gabungan dari kepedulian lingkungan, inovasi, dan kreativitas, yang tidak hanya menghasilkan keuntungan ekonomi tetapi juga berkontribusi pada solusi yang berkelanjutan untuk tantangan lingkungan.

Foto oleh Krizjohn Rosales

Manfaat Upcycling

Manfaat upcycling dalam konteks bisnis dan lingkungan sangat beragam, mencakup aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial:

  1. Reduksi Limbah: Upcycling membantu mengurangi volume limbah yang berakhir di tempat pembuangan akhir atau incinerator. Dengan mengubah barang-barang yang tidak terpakai menjadi produk baru, upcycling mengurangi kebutuhan untuk membuang barang tersebut.
  2. Penghematan Sumber Daya: Proses upcycling mengurangi kebutuhan akan sumber daya baru. Hal ini penting untuk melestarikan sumber daya alam yang terbatas dan mengurangi dampak lingkungan dari penambangan dan pengolahan bahan mentah.
  3. Pengurangan Emisi Karbon: Dengan menggunakan bahan yang sudah ada, upcycling dapat mengurangi emisi karbon yang terkait dengan produksi barang baru, termasuk emisi dari proses manufaktur dan transportasi.
  4. Inovasi dan Kreativitas: Upcycling seringkali memicu inovasi dan kreativitas. Ini menciptakan peluang untuk desain unik dan produk yang menarik yang tidak bisa ditemukan dalam produksi massal.
  5. Pemberdayaan Komunitas: Inisiatif upcycling dapat memberdayakan komunitas lokal melalui penciptaan lapangan kerja dan pengembangan keterampilan. Proses ini seringkali melibatkan kerajinan tangan dan teknik tradisional yang mendukung keberlanjutan budaya dan ekonomi lokal.
  6. Kesadaran Lingkungan: Bisnis upcycling mempromosikan kesadaran lingkungan dan konsumsi bertanggung jawab. Ini mengajak konsumen untuk memikirkan kembali tentang konsumsi dan dampak lingkungan dari kebiasaan pembelian mereka.
  7. Peningkatan Nilai Ekonomi: Upcycling dapat menambah nilai ekonomi ke barang yang sebelumnya dianggap tidak berharga. Produk-produk yang dihasilkan seringkali memiliki nilai jual yang lebih tinggi karena unik dan berkelanjutan.
  8. Dukungan terhadap Ekonomi Sirkular: Upcycling adalah komponen penting dari ekonomi sirkular, di mana produk dan bahan dipertahankan dalam siklus penggunaan selama mungkin, mengurangi kebutuhan akan produksi dan konsumsi yang berlebihan.

Daftar Brand yang Bergerak di Sektor Upcycling

Ada brand yang bergerak di bidang upcycling di Indonesia, antara lain:

  1. Sare Studio: Brand homewear yang menggunakan material berkelanjutan, termasuk serat LENZING™ ECOVERO™ dari kayu yang tersertifikasi dan sustainable. Mereka juga memiliki sertifikasi EU Ecolabel.
  2. Popsiklus: Popsiklus adalah brand lokal Indonesia yang berfokus pada upcycling, mengubah bahan-bahan bekas menjadi barang fungsional yang artistik. Didirikan oleh Kurniati Rachel Sugihrehardja (Nia), Popsiklus memulai perjalanannya dengan nama ‘Bikinbikincraft’ sebelum berganti nama menjadi Popsiklus.
  3. Osem: Brand fashion lokal yang menerapkan konsep less or zero waste, menggunakan sisa kain produksi dan pewarna alami dari tumbuhan Indigofera Tinctoria.
  4. Sukkha Citta: Menerapkan pewarnaan 100% natural dye dan berfokus pada pemberdayaan pengrajin lokal. Mereka juga menekan pembuangan sisa kain tekstil dengan mengolahnya kembali menjadi packaging.
  5. Pijak Bumi: Brand footwear yang menggunakan material alami seperti serat kenaf, ban bekas yang didaur ulang, kulit kelapa, dan katun organik.
  6. Setali Indonesia: Didirikan oleh penyanyi Andien Aisyah, brand ini menggunakan konsep “Reuse, Repair, Recycle” untuk mendaur ulang sisa kain.
  7. Imaji Studio: Menerapkan konsep zero waste pada semua produk mereka, termasuk aksesori dan pakaian, dengan menggunakan kain tenun yang mengandung serat alami.
  8. Rentique: Menawarkan alternatif mode yang lebih berkelanjutan dengan layanan sewa pakaian, mendukung gaya hidup sustainable.

Duitin Perkenalkan Aplikasi Digital untuk Memfasilitasi Daur Ulang Sampah

Di awal bulan Juli 2021, Google for Startup Accelerator mengumumkan 8 lulusan program akselerator pertama di Indonesia. Salah satunya adalah Duitin, sebuah pengembang layanan digital yang memfasilitasi daur ulang, memungkinkan masyarakat dapat meminta pengambilan sampah di rumahnya dan mendapatkan reward.

Berdasarkan data McKinsey&Co dan Ocean Conservancy, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai penghasil sampah plastik terbanyak di dunia, yaitu mencapai 63,9 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, hanya kurang dari 10% yang dapat didaur ulang. Sisanya, berakhir di TPA atau lebih buruk lagi, terbawa arus ke laut. Tanpa aksi yang serius, jumlah sampah plastik yang mencemari laut akan semakin bertambah secara signifikan.

COO Duitin Adijoyo Prakoso mengungkapkan, startupnya berawal dari sebuah misi sosial ke kampung pemulung untuk mengetahui bagaimana cara mereka bertahan hidup serta seperti apa pain point-nya. Dalam kesempatan tersebut, para founder menemukan fakta bahwa pemulung ternyata banyak yang membeli sampah daur ulang dari warung untuk dijual kembali ke pelapak yang kemudian baru dikumpulkan untuk dijual kembali ke pabrik daur ulang

“Lalu kami menyadari bahwa ada banyak proses yang bisa disederhanakan melalui teknologi dalam industri daur ulang yang melibatkan pemulung, rumah tangga serta pabrik daur ulang. ”

Secara sederhana, aplikasi ini dibuat untuk memudahkan pengelolaan sampah daur ulang menggunakan fasilitas penjemputan oleh picker. Penggunaan aplikasi juga dinilai bisa membuat picker bisa lebih terarah dalam mengumpulkan sampah daur ulang. Di sisi lain, Duitin juga sebagai sebuah gerakan untuk memilah, mengumpulkan serta mengelola sampah sehingga bisa mendapatkan ‘kehidupan kedua’ melalui proses daur ulang.

Saat ini terdapat 6 klasifikasi sampah daur ulang yang dapat dikelola melalui Duitin, yaitu plastik, karton, kaca, minyak jelantah, kaleng aluminium, serta kotak multi-layer. “Kami ingin memberi kemudahan juga bagi masyarakat yang ingin mulai memilah sampahnya, maka dari itu, kami juga berusaha untuk tidak mempersulit mereka dengan kategori sampah yang terlalu banyak,” tambah Adijoyo.

Selain itu, dari sisi pemerintah juga terus berupaya untuk mengurangi jumlah sampah. Pemprov DKI Jakarta telah mengeluarkan Pergub No. 77 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah pada Lingkup Rukun Warga. Melalui Pergub ini, rumah tangga diwajibkan untuk mengelola sampah. Sehingga, sampah tak langsung dibuang ke bank sampah.

Sampah daur ulang yang telah dijemput, akan dibersihkan serta dipilah berdasarkan jenis, warna dan bahannya, kemudian dikirimkan ke pabrik pencacah. Hasil pencacahan dapat diproses kembali menjadi barang baru seperti karung atau botol plastik. Selain itu, bisa juga diolah sebagai bahan untuk membuat biji plastik, benang, kain bahkan untuk diekspor.

Duitin kontributor yang berhasil menjual sampahnya akan mendapatkan reward dari picker berupa Duitin Coin yang bisa digunakan untuk membeli produk dalam platform.  Setiap transaksi yang terjadi dalam platform juga akan diberikan poin. Selain itu, kontributor juga bisa mencairkan Duitin Coin ke rekening bank. Saat ini Duitin telah bekerja sama dengan beberapa pihak seperti  LinkAja, serta sedang dalam proses integrasi dengan platform DANA.

Dukungan terhadap sektor informal

Selain berkontribusi untuk bumi dan alam yang lebih baik, Duitin juga ingin turut berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi bagi sebagian lapisan masyarakat. Timnya mengaku berkomitmen memberi dampak positif bagi lingkungan sekaligus memiliki visi untuk menaikkan taraf hidup dan citra profesi bagi para picker di mata masyarakat.

Sektor informal, terkhusus dalam industri ini para pemulung, mayoritas adalah orang-orang yang unbanked yang tidak terjangkau produk perbankan. Duitin melihat hal ini sebagai salah satu yang juga menjadi pain points, sektor yang paling membutuhkan dukungan finansial, malah tidak mendapat akses ke produk finansial.

Salah satu objektif yang ingin dicapai oleh Duitin dengan mempekerjakan sektor informal dalam aplikasinya adalah untuk mereka bisa mulai membangun profil finansialnya. Hal ini diharapkan bisa digunakan sebagai credit scoring ketika mereka butuh akses terhadap institusi finansial untuk bisa bertahan dalam ketidakpastian ekonomi saat ini.

Dari sisi pendanaan, saat ini Duitin masih beroperasi secara bootstrap. Namun, Adijoyo turut menyampaikan bahwa timnya saat ini tengah dalam proses fundraising. Tidak disebutkan target pendanaan yang diincar, tapi mereka berharap proses penggalangan dana ini bisa tercapai pada Q4 2021.

Application Information Will Show Up Here

Bantu Atasi Persoalan Sampah, Aplikasi Scavenger Indonesia Diluncurkan

Masih rendahnya kesadaran masyarakat melakukan daur ulang sampah menjadi salah satu alasan aplikasi Scavenger Indonesia diluncurkan. Didirikan oleh Fio Wibawa, proyek ini diusung The Better Green People (TBGP) Foundation, sebuah organisasi nirlaba.

Kepada DailySocial, Fio mengungkapkan, kehadiran aplikasi Scavenger Indonesia diharapkan bisa menjadi solusi untuk memudahkan persoalan daur ulang di kawasan pemukiman, dengan menyediakan sistem layanan daur ulang berbasis aplikasi, sekaligus membantu pemulung (scavenger) mendapatkan penghasilan tambahan.

“Dengan adanya aplikasi mobile ini, kami berharap, dapat memfasilitasi pengguna yang memiliki sampah dengan para pemulung untuk saling berkerjasama mengelola sampah daur ulang,” kata Fio.

Sebagai proyek percontohan, Scavenger Indonesia telah bekerja sama dengan perumahan Kebayoran Village, Bintaro Tangerang Selatan. Tujuan kerja sama ini adalah untuk menguji respon warga tentang kemudahan yang ditawarkan aplikasi ini dalam pengelolaan sampah daur ulang.

Scavenger Indonesia juga telah bekerja sama dengan pemulung di daerah setempat untuk memberikan edukasi tentang cara kerja aplikasi dan kemudahan penggunaan aplikasi.

“Harapan ke depannya pemulung dapat bekerja secara optimal untuk membantu warga untuk mengumpulkan dan memilah sampah yang akan didaur ulang oleh mereka,” kata Fio.

Fitur gamification dan donasi

Meskipun masih tersedia di kawasan terbatas, pengguna yang ingin memanfaatkan aplikasi Scavenger Indonesia bisa mengunduh di Google Play. Pengguna bisa langsung memilih kategori sampah yang akan didaur ulang dan melakukan permintaan untuk pickup sampah tersebut. Selanjutnya mitra pemulung akan mendapatkan notifikasi pengambilan sampah di rumah pengguna dan melakukan konfirmasi pengambilan sampah tersebut.

“Secara khusus aplikasi Scavenger tidak memiliki fitur pembayaran kepada pemulung yang mengambil sampah di rumah pengguna. Namun kami memiliki fitur donasi yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna,” kata Fio.

Saat ini Scavenger Indonesia memiliki aplikasi untuk pengguna yang dilengkapi dengan gamification dan rewards point berupa rating bagi pemulung. Sementara bagi pemulung juga disediakan aplikasi yang bisa digunakan untuk melihat rating dan rewards point.

“Fitur gamification dibuat dalam bentuk pohon. Semakin banyak sampah daur ulang yang dibawa oleh pemulung, semakin besar pohon tersebut tumbuh dalam aplikasi yang secara langsung pengguna dapatkan berupa “recycling point“. Point ini juga bisa dibagikan di akun media sosial pengguna,” kata Fio

Menyadari tidak semua pemulung memiliki smartphone, Scavenger Indonesia memberikan satu smartphone kepada pimpinan dan perkumpulan pemulung di masing-masing wilayah, yang bisa dimanfaatkan untuk melihat rating dan aktivitas lainnya.

“Kami sebelumnya telah melakukan dialog dengan komunitas pemulung disekitar. Dan menurut kami cara tersebut adalah yang terbaik dengan menerapkan sistem yang terpusat,” kata Fio.

Scavenger Indonesia memiliki rencana untuk memberikan edukasi kepada komunitas pemulung untuk kemudahan memanfaatkan aplikasi. Rencana Scavenger Indonesia adalah menambah kemitraan dengan komunitas pemulung sepanjang tahun 2018 ini.

“Tahun ini kami juga berharap bisa memperluas area layanan di Jabodetabek, dan juga menjalin kerja sama dengan organisasi pemulung untuk dapat mendukung wilayah tersebut,” pungkas Fio.

Application Information Will Show Up Here

Epson PaperLab Dapat Menyulap Kertas Bekas Menjadi Baru Tanpa Gunakan Air

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, pada kenyataannya kertas masih memegang peran penting dalam keseharian kita, khususnya di area perkantoran. Maka dari itu, daur ulang harus menjadi pertimbangan penting bagi setiap perusahaan yang setiap harinya mengonsumsi kertas dalam jumlah besar.

Namun proses yang dibutuhkan untuk mendaur ulang kertas dalam jumlah masif tidak sesimpel yang kita pelajari di bangku SD. Kecil kemungkinan suatu perusahaan mempunyai fasilitas khusus untuk mendaur ulang kertas. Alhasil, mereka pun mengandalkan jasa dari perusahaan lain yang memang punya spesialisasi di bidang ini. Semua ini tentunya memerlukan biaya sekaligus waktu ekstra.

Menurut Epson, seharusnya tidak perlu seribet itu. Mereka pun mengembangkan sebuah solusi yang bakal merevolusi proses daur ulang kertas di area perkantoran. Solusi tersebut datang dalam wujud Epson PaperLab, sebuah mesin yang dapat mendaur ulang kertas tanpa memerlukan air setetes pun.

Epson PaperLab pada dasarnya mirip seperti mesin fotokopi. Ukurannya terbilang besar, tapi masih cukup untuk ditempatkan di dalam satu ruang di dalam gedung perkantoran. Dengan demikian, proses daur ulang bisa berlangsung di satu tempat tanpa melibatkan pihak lain.

Dalam melakukan tugasnya, Epson PaperLab pertama-tama akan menghancurkan kertas bekas yang hendak didaur ulang. Kertas bekas ini akan digerus menjadi serat-serat yang amat tipis sehingga informasi-informasi sensitif di dalamnya akan hilang selamanya. Barulah kemudian mesin yang sama akan menghasilkan kertas baru – sekali lagi semuanya tidak memerlukan air sama sekali.

Seberapa efisien proses daur ulang yang ditawarkan PaperLab? Menurut klaim Epson, mesin ini bisa memproduksi kertas baru hanya dalam waktu tiga menit setelah Anda menekan tombol “Start”. Selanjutnya, sebanyak 14 lembar kertas A4 bisa diproduksi setiap menitnya, atau 6.720 lembar dalam 8 jam.

Kertas yang dihasilkan pun juga bervariasi, mulai dari kertas A4 dan A3 dalam berbagai ketebalan, sampai kertas berwarna dan kertas untuk kartu nama. Semuanya bisa diatur sesuai dengan kebutuhan.

Meski sejauh ini PaperLab baru berupa prototipe, Epson sudah berencana memproduksinya di Jepang mulai tahun depan. Melihat ukurannya yang besar, harganya sudah bisa dipastikan cukup mahal, sehingga tidak heran kalau Epson mengincar perusahaan-perusahaan sebagai konsumennya.

Sumber: Epson dan Digital Trends.