5 Mouse Pad Gaming Pilihan untuk Semua Tipe Gamer

Berhubung sebagian besar mouse sudah bisa berfungsi secara normal di atas permukaan meja, mouse pad mungkin tidak bisa dikategorikan sebagai produk yang esensial. Namun kalau dalam konteks gaming, terutama jika sudah masuk dalam ranah kompetitif, menggunakan mouse pad adalah cara termudah untuk memaksimalkan kapabilitas mouse gaming sekaligus skill bermain kita.

Mouse pad tentu ada banyak macamnya, dari yang halus sampai yang kasar, dan dari yang murah sampai yang mahal. Menentukan satu mouse pad gaming yang terbaik merupakan tugas yang hampir mustahil, sebab masing-masing gamer punya selera dan kebutuhannya sendiri-sendiri. Jenis game yang dimainkan pun juga menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan saat memilih mouse pad gaming.

Di artikel ini, saya telah merangkum 5 mouse pad gaming pilihan untuk semua tipe gamer. Silakan tentukan sendiri mana yang terbaik buat Anda, sesuai dengan kebutuhan dan bujet masing-masing.

1. Zowie G-SR

Zowie G-SR merupakan salah satu opsi terfavorit para pro player CS:GO. Ukurannya cukup besar (47 x 39 cm) buat yang terbiasa menggunakan sensitivitas (DPI) rendah, sementara permukaan kainnya yang sedikit kasar sangat ideal untuk memaksimalkan kontrol. Tipe mouse pad seperti ini memungkinkan Anda untuk langsung menyetop pergerakan mouse begitu melihat ada musuh lewat, bahkan ketika menggunakan mouse yang paling ringan sekalipun.

Sebagai produk premium, tentu saja sekelilingnya telah dijahit dengan rapi. Mouse pad ini memiliki ketebalan 3,5 mm, dan sisi bawahnya dilapisi bahan karet yang 100% rata demi memastikan ia tidak mudah bergeser selagi tangan pengguna bermanuver di atasnya. Di angka Rp649.000, harganya memang tidak bisa dibilang murah, tapi layak dipertimbangkan jika Anda rutin bermain game FPS kompetitif.

Link pembelian: Zowie G-SR

2. Logitech G440

Di sisi sebaliknya, jika Anda menginginkan permukaan yang paling mulus dan nyaris tanpa friksi supaya mouse bisa terasa seperti meluncur di atas es, Anda bisa melirik mouse pad dengan bahan yang kaku seperti Logitech G440 ini. Berkat permukaan yang terbuat dari plastik polietilena, mouse pad ini memungkinkan pergerakan mouse yang sangat cepat dengan tenaga yang minimal.

Di harga Rp339.000, mouse pad dengan dimensi 34 x 28 cm dan tebal 3 mm ini tergolong cukup kompetitif. Buat penggemar genre RTS atau MOBA yang memprioritaskan kecepatan respons, Logitech G440 bakal cocok buat Anda. Mereka yang memiliki permukaan meja tidak rata juga bisa mempertimbangkan mouse pad berbahan kaku semacam ini.

Link pembelian: Logitech G440

3. Razer Strider – Large

Bingung harus memilih antara yang berbahan kain atau plastik? Mouse pad besutan Razer ini boleh jadi pertimbangan. Razer mendeskripsikan permukaannya sebagai model hybrid; tingkat kemulusannya mendekati mouse pad berbahan kaku, akan tetapi materialnya tetap cukup lentur untuk digulung dan dibawa-bawa dengan mudah. Best of both worlds kalau kata Razer.

Razer Strider diciptakan untuk memberikan keseimbangan antara kecepatan sekaligus kontrol, dan ukurannya cukup besar (45 x 40 cm) untuk mengakomodasi setelan DPI berapapun. Tertarik? Siapkan dana Rp549.000 untuk meminangnya.

Link pembelian: Razer Strider – Large

4. Corsair MM1000

Alternatif lain buat yang mengincar mouse pad berbahan kaku, Corsair MM1000 cukup istimewa karena ia punya peran kedua, yakni sebagai Qi wireless charger. Gambar lingkaran di pojok kanan atasnya itu menandakan posisi koilnya; letakkan perangkat apapun yang mendukung teknologi Qi wireless charging di atas lingkaran tersebut, maka baterainya otomatis akan terisi. Cukup membantu selagi bekerja sambil menunggu jam main tiba.

Ponsel Anda tidak kompatibel? Tidak masalah, sebab paket penjualannya yang seharga Rp699.000 turut menyertakan adaptor dengan tiga macam konektor (Micro USB, USB-C, Lightning) sehingga perangkat yang tidak mendukung pun tetap bisa diisi ulang secara nirkabel. Sebagai bonus, MM1000 juga punya satu port USB 3.0 pass-through. Saat tiba waktunya untuk push rank Dota 2, permukaan plastik seluas 35 x 26 mm miliknya bakal membantu pengguna beraksi dengan lebih responsif.

Link pembelian: Corsair MM1000

5. SteelSeries QcK Prism 3XL

Satu model mouse pad umumnya terdiri dari beberapa varian ukuran agar konsumen dapat mencocokkannya dengan ukuran meja masing-masing. Tidak jarang, sebagian orang juga memilih mouse pad yang berukuran sangat panjang sehingga bisa menjadi alas untuk keyboard sekaligus. Opsi lainnya, Anda juga bisa mendapatkan mouse pad gaming yang luar biasa luas sampai-sampai bisa dikategorikan sebagai taplak meja.

SteelSeries QcK Prism 3XL adalah salah satunya. Dengan ukuran 122 x 59 cm dan tebal 4 mm, ia bisa menutupi permukaan meja secara menyeluruh, sehingga tidak ada lagi alasan ruang pergerakan mouse yang terbatas. Seperti yang bisa dilihat, sekelilingnya juga dihiasi pencahayaan RGB yang terbagi menjadi dua zona, menjadikannya sebagai aset yang berharga buat para streamer. Mouse pad ini jelas bukan untuk semua orang, dan harganya pun jauh dari kata murah: Rp1.650.000.

Link pembelian: SteelSeries QcK Prism 3XL

Gambar header: Rebekah Yip via Unsplash.

Razer Luncurkan Mouse dan Keyboard Wireless Non-Gaming

Produk-produk bikinan Razer selama ini identik dengan warna hitam, hijau, dan RGB. Namun seperti yang bisa kita lihat pada gambar di atas, keyboard dan mouse wireless terbaru Razer itu malah berwarna putih bersih dengan aksen abu-abu. Apakah filosofi desain Razer sudah bergeser? Tidak. Warna tersebut dipilih karena keduanya tidak termasuk dalam kategori periferal gaming.

Lihat saja mouse-nya, yang dari bentuk dan scroll wheel berbahan logamnya tampak banyak terinspirasi oleh Logitech MX Master 3, salah satu mouse terbaik bagi yang ingin memaksimalkan produktivitas. Di mata saya, desainnya kelihatan seperti hasil perkawinan Razer DeathAdder dan Razer Basilisk. Namun sebenarnya mouse bernama lengkap Razer Pro Click ini merupakan hasil kolaborasi Razer bersama perusahaan ahli ergonomi asal kota New York, Humanscale.

Seperti kebanyakan mouse Razer lain, sisi kiri dan kanan Pro Click juga memiliki lapisan bertekstur agar semakin mantap digenggam. Satu elemen desain yang saya paling suka, terutama jika dibandingkan dengan Logitech MX Master maupun Logitech M720 Triathlon (yang saya pribadi sudah pakai sejak lama, bahkan saat artikel ini ditulis pun), adalah tombol klik kiri dan kanan yang memiliki cekungan mengikuti kontur jari.

Berdasarkan pengalaman saya menggunakan Razer DeathAdder selama bertahun-tahun, cekungan di tombol benar-benar bisa memberikan kenyamanan ekstra. Memang ini harus dirasakan sendiri langsung untuk bisa mengetahui sesignifikan apa perbedaannya.

Di balik tombol tersebut, bernaung switch dengan klaim ketahanan hingga 50 juta kali klik. Secara total, Pro Click mengemas 8 tombol yang semuanya programmable via software Razer Synapse (software yang sama seperti yang Razer siapkan untuk melengkapi lini mouse gaming-nya), termasuk scroll wheel-nya yang selain dapat diklik, juga bisa diklik ke kiri atau kanan seperti Logitech M720 Triathlon – sayang tidak ada opsi untuk mengatur resistensi scroll wheel-nya.

Kompatibilitas dengan Razer Synapse ini menurut saya merupakan nilai jual yang sangat penting, sebab software tersebut memang memiliki opsi pengaturan yang amat sangat komprehensif. Sebagai perbandingan, Logitech M720 Triathlon saya cuma bisa dikustomisasi menggunakan software Logitech Options, yang fitur-fiturnya tidak selengkap software Logitech G Hub yang dirancang untuk mouse gaming. Razer di sisi lain tidak membuatkan software yang berbeda untuk mouse non-gaming-nya ini.

Meski tidak masuk kategori gaming, Pro Click rupanya tetap mengemas sensor optik dengan sensitivitas agak kebablasan; maksimum hingga 16.000 DPI, tapi saya bisa membayangkan kegunaan DPI tinggi buat yang bekerja menggunakan setup multi-monitor. Kelincahannya semakin disempurnakan oleh mouse feet dengan bahan PTFE murni – kedengarannya sepele, akan tetapi mouse gaming pun tidak semuanya dilengkapi dengan fitur ini.

Terkait konektivitas, pengguna dapat memilih antara Bluetooth atau dongle wireless 2,4 GHz yang menancap ke port USB, atau dua-duanya sekaligus. Secara total, Pro Click dapat menyambung ke empat perangkat yang berbeda, dan pengguna tinggal mengklik tombol di sisi bawah mouse untuk berpindah koneksi dari satu perangkat ke yang lain, tanpa perlu menjalani proses pairing ulang.

Dalam sekali pengisian, baterainya diklaim bisa tahan sampai 400 jam pemakaian, atau sampai 200 jam kalau tersambung via dongle USB-nya. Selagi di-charge, mouse tetap bisa digunakan seperti biasa. Catatan tambahan: konektornya masih kuno alias micro USB, dan belum USB-C.

Untuk mendampingi Pro Click, Razer juga menyiapkan mouse pad Pro Glide yang dijual secara terpisah. Namun pendamping yang lebih esensial mungkin adalah keyboard bernama Razer Pro Type berikut ini.

Secara fisik, desainnya banyak mengingatkan saya pada Razer BlackWidow, tapi tanpa tombol multimedia terpisah dan palm rest. Warna putih dan backlight yang juga putih semakin memperkuat aura minimalisnya, dan Razer tidak lupa membalut tiap-tiap tombolnya dengan lapisan soft-touch agar bisa semakin nyaman dipakai mengetik.

Yang cukup menarik adalah, sebelum ini Razer sebenarnya sudah pernah meluncurkan keyboard yang lebih difokuskan untuk bekerja, yaitu BlackWidow Lite. Pro Type bisa kita anggap sebagai versi penuhnya karena dilengkapi deretan tombol numpad. Namun kemiripan keduanya berpusat pada switch yang digunakan, yakni Razer Orange Mechanical Switches yang bersifat taktil tapi senyap, serta diklaim punya ketahanan hingga 80 juta kali klik.

Seperti halnya Pro Click tadi, Pro Type juga menyambung secara wireless via Bluetooth atau dongle USB, dan juga dapat disambungkan ke empat perangkat yang berbeda. Juga sama adalah kemudahan untuk berpindah koneksi antar perangkat; cukup dengan mengklik tombol Fn + 1 atau 2 atau 3, dan tanpa mengulangi proses pairing.

Ketiga produk untuk segmen produktivitas ini sudah Razer pasarkan sekarang juga. Di Amerika Serikat, mouse Razer Pro Click dibanderol seharga $100, keyboard Pro Type seharga $140, dan mouse pad Pro Glide seharga $10.

Sumber: Razer.

Logitech Luncurkan Keyboard dan Mouse Gaming Wireless Baru

Produsen peripheral asal Swiss, Logitech, kembali hadir dengan keyboard dan mouse gaming baru yang sangat menarik. Keduanya sama-sama lupa terhadap eksistensi kabel, dan sebagai gantinya, mengandalkan teknologi transmisi sinyal Lightspeed yang diklaim amat responsif.

Logitech G613 Wireless Mechanical Gaming Keyboard

Jangan kaget melihat namanya, wireless dan mekanik sangat mungkin dikemas dalam satu paket idaman. Dua atribut ini saja sebenarnya sudah mampu menjadikan G613 sebagai keyboard gaming andalan banyak orang – apalagi yang kerjanya setiap hari banyak mengetik dan bermain game seperti saya.

Tidak mengejutkan dari Logitech, switch mekanik yang digunakan adalah switch Romer-G buatan mereka sendiri, yang diklaim bisa tahan sampai 70 juta kali klik. Desain G613 tergolong simpel dan tidak muluk-muluk, dengan sejumlah tombol multimedia di ujung kanan atas, serta enam tombol makro yang dapat diprogram sesuai kebutuhan di sisi paling kiri.

Logitech G613 Wireless Mechanical Keyboard

Satu sentuhan ekstra yang membuatnya makin menarik adalah palm rest. G613 mengandalkan sepasang baterai AA sebagai suplai dayanya, yang diperkirakan dapat bertahan hingga 18 bulan – sebuah indikator LED akan menyala ketika daya baterainya mulai menipis dan mencapai 15 persen.

Logitech memasarkan G613 seharga $150. Cukup mahal memang, akan tetapi wireless dan mekanik merupakan suatu kombinasi yang amat menarik untuk sebuah keyboard, dan ini juga berlaku bagi kalangan non-gamer. Di samping itu, teknologi Lightspeed yang digunakan memungkinkan G613 untuk tersambung ke perangkat lain via Bluetooth.

Logitech G603 Wireless Gaming Mouse

Logitech G603 Wireless Gaming Mouse

Sama seperti keyboard di atas, mouse ini juga mengadopsi gaya desain yang terbilang minimalis. Bentuknya tidak bisa dibilang ergonomis, tapi juga tidak tergolong ambidextrous mengingat ada lekukan menjorok ke dalam pada sisi kirinya, yang menjadi rumah untuk sepasang tombol makro.

Namun yang ingin ditekankan oleh Logitech lewat G603 – di samping teknologi Lightspeed tentunya – adalah penggunaan sensor optik baru bernama HERO, singkatan dari High Effieciency Rated Optical. Sensor yang dikembangkan oleh Logitech sendiri ini menawarkan keseimbangan antara performa dan efisiensi daya.

Logitech G613 + G603

Utamanya, pengguna dapat mengatur sensitivitas mouse sampai 12.000 DPI. Di saat yang sama, sepasang baterai AA bisa menyuplai daya sampai 500 jam non-stop. Tidak kalah menarik menurut saya adalah opsi untuk menggunakan satu baterai saja apabila pengguna merasa mouse terlampau berat.

G603 saat ini sudah dipasarkan seharga $70. Bersamaan dengan itu, Logitech juga mengumumkan aksesori pelengkap lain bernama G840 Extra-Large Mouse Pad, yang pada dasarnya merupakan sebuah mouse pad berukuran masif untuk mouse sekaligus keyboard seharga $50.

Sumber: Logitech.