Jagoan-Jagoan MLBB Asia Tenggara Siap Tarung untuk MSC 2019

Buat yang belum tahu, MSC adalah singkatan dari Mobile Legends: Bang Bang Southeast Asia Cup. MSC ini adalah kompetisi esports resmi dengan kasta tertinggi untuk Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) yang digelar setiap tahun.

MSC memang bisa dibilang kasta tertinggi, meski masih meliputi wilayah Asia Tenggara; karena belum ada lagi kejuaraan MLBB yang cakupan wilayahnya di atas MSC.

Dikutip dari EGG Network, JJ Lin, Esports Manager of Moonton memberikan komentarnya, “para fans dapat melihat kompetisi yang sengit selama 3 hari karena tim-tim terbaik se-Asia Tenggara akan saling berhadapan. Kali ini, kami telah memastikan bahwa setiap tim dapat bermain di panggung megah dan fans menikmati aksi spektakuler selama acara. Jadi, pastikan Anda mendapatkan tiketnya dan bergabung bersama kami untuk menjadi saksi lahirnya legenda baru di Smart Araneta Coliseum mulai tanggal 21 Juni 2019.”

Sumber: MSC
Sumber: MSC

MSC 2019 ini adalah MSC yang ketiga karena pertama kali digelar di 2017. Menariknya, jika MSC 2017 dan MSC 2018 digelar di Indonesia, MSC 2019 tak lagi digelar di sini; melainkan di Filipina. Kompetisi bergengsi ini nantinya akan digelar di Smart Araneta Coliseum, di kota Manila, tanggal 21-23 Juni 2019.

Sayangnya, hanya babak Grand Finalnya tadi yang bisa disaksikan secara langsung di tempat. Babak grupnya, tanggal 19-20 Juni 2019, hanya bisa ditonton lewat live streaming di Facebook Fanpage MLBB.

Tiket Menonton Langsung

Buat Anda yang ingin menonton langsung di tempatnya, ada berbagai jenis tiket yang harus ditebus dengan detail sebagai berikut:

Jenis tiket MSC 2019. Sumber: EGG Network
Jenis tiket MSC 2019. Sumber: EGG Network

Harga tiket tertinggi (paket 3 hari tiket Mythic), mungkin memang cukup mahal, yakni ₱1710 (sekitar Rp470 ribu), namun Anda bisa mendapatkan Skin EPIC juga dengan membeli tiket ini. Sedangkan untuk pemegang tiket Legendary (sekitar Rp350 ribu), Anda juga bisa mendapatkan Skin SPECIAL.

Buat pemegang paket tiket 3 hari di bawah dua kelas tadi, Anda juga masih bisa mendapatkan Skin namun dengan rarity Normal.

Skema tempat duduk MSC 2019. Sumber: EGG Network.
Skema tempat duduk MSC 2019. Sumber: EGG Network.

Peserta MSC 2019 dan Pembagian Grupnya

Seperti yang kami tuliskan tadi, berhubung MSC memang merupakan ajang paling bergengsi untuk esports MLBB, peserta MSC 2019 ini juga merupakan tim-tim terbaik dari berbagai penjuru Asia Tenggara. Ada 12 tim peserta yang akan memperebutkan total hadiah US$120 ribu (sekitar Rp 1,7 miliar).

Penentuan tim peserta yang berhak berlaga di sini ditentukan oleh 2 hal. Buat negara-negara yang sudah memiliki MPL (Mobile Legends: Bang Bang Professional League) seperti Indonesia, Malaysia-Singapura, Filipina, dan Myanmar, peserta MSC 2019 adalah Juara 1 dan Juara 2 dari MPL Season 3 di masing-masing negara.

Sedangkan buat negara-negara yang belum ada MPL nya (Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Laos), ada kualifikasi khusus untuk MSC 2019 namun negara-negara tersebut hanya berhak mengirimkan satu perwakilan tim saja.

Berikut ini adalah 12 peserta MSC 2019 beserta jalurnya masing-masing:

  • ArkAngel (Juara 1 MPL-PH Season 3)
  • Bren Esports (Juara 2 MPL-PH Season 3)
  • ONIC Esports (Juara 1 MPL-ID Season 3)
  • Louvre Esports (Juara 2 MPL-ID Season 3)
  • Geek Fam (Juara 1 MPL-MY/SG Season 3)
  • EVOS Esports (Juara 2 MPL-MY/SG Season 3)
  • Team Resolution (Juara 1 MPL-MM Season 2)
  • Burmese Ghouls (Juara 2 MPL-MM Season 2)
  • Team IDNS (dari kualifikasi Thailand)
  • Overclockers (dari kualifikasi Vietnam)
  • Diversity Helheim (dari kualifikasi Kamboja)
  • WAWA Gaming (dari kualifikasi Laos)

Dari 12 nama tadi, buat yang belum terlalu tahu soal sejarah peta kekuatan tim MLBB di Asia Tenggara, ada 3 tim peserta yang sebelumnya ikut serta meramaikan MSC 2018.

Pembagian Grup MSC 2019. Sumber: EGG Network.
Pembagian Grup MSC 2019. Sumber: EGG Network

Pertama, IDNS bisa dibilang tim terkuat MLBB dari Thailand dari tahun 2017. Mereka adalah juara pertama MSC saat digelar pertama kali di 2017. IDNS kembali bertarung di MSC 2018 namun sayangnya mereka tak meraih hasil maksimal kala itu.

Kedua, ada Bren Esports. Tim ini sebenarnya begitu mengerikan, baik di Filipina ataupun di Asia Tenggara. Inilah sang juara bertahan di MSC 2018. Saat itu, mereka (yang kala itu masih menggunakan nama Aether Main) tak terkalahkan di MSC 2018. Sayangnya, sepertinya mereka sedikit menurun performanya karena bahkan tak berhasil jadi juara di MPL-PH Season 3.

Tim terakhir yang juga pernah ikut serta di MSC 2018 adalah Burmese Ghouls dari Myanmar. Kala itu, tim Myanmar ini memang tak terlalu mendapatkan sorotan. Namun tahun kemarin memang belum ada MPL-MM. Jadi, bisa saja mereka belum punya banyak jam terbang di kompetisi tingkat profesional. Siapa tahu, tim ini dapat memberikan kejutan yang berarti di MSC 2019 ini nanti.

Satu lagi yang mungkin menarik untuk dibahas adalah nama EVOS Esports yang turut serta di MSC 2019. EVOS Esports yang berhak bertanding di MSC 2019 ini adalah EVOS Esports SG yang menjadi juara 2 di MPL MY-SG. Padahal, sebelumnya, EVOS Esports Indonesia yang beranggotakan JessNoLimit, Oura, dan kawan-kawannya turut meramaikan MSC 2018. Sayangnya, EVOS Esports tadi justru kalah di hari pertama Grand Final MPL-ID Season 3.

Akhirnya, buat para fans esports MLBB yang tidak bisa pergi ke Manila nanti, Anda tetap bisa menonton semua pertandingan MSC 2019 lewat live streaming di Facebook Fanpage Mobile Legends: Bang Bang. Sedangkan untuk informasi lebih lanjut tentang MSC 2019 dan pembelian tiketnya, Anda bisa mengunjungi laman resmi MSC 2019.

Apakah ONIC Esports masih bisa mendominasi ajang kompetitif MLBB jika lawan-lawannya adalah tim-tim terbaik se-Asia Tenggara (mengingat mereka memang begitu dominan di dunia persilatan MLBB Indonesia belakangan ini)?

Semoga Indonesia akhirnya bisa mengklaim sebagai jagoan terbaik untuk MLBB di Asia Tenggara setelah gagal meraih predikat tersebut 2 tahun berturut-turut…

Gojek Is to Invest in Two Indian Startups

Indonesia based online transportation company, Gojek, is said to invest in two Indian startups, Rebel Foods and Mobile Premier League (MPL). The two startups will complete Gojek’s business line in its ambition to be “super app” — a concept that’ll put Gojek as the all-in-one app.

As reported by India Times, Gojek and Rebel Foods is in a discussion to build a joint venture company. Both are to be invested around $8-10 million to bring the “cloud kitchen” concept and skill from Rebel Food to the Southeast Asian market.

“One of the senior executive of Rebel Foods will led this company,” said one of the source quoted from India Times.

In addition, Gojek also said to invest in MPL, an India based game developer startup. The rumor has been started since 2018. Total investment has reached $30 million or around Rp431 billion. The investment will bring up MPL valuation up to $150 million. Previously, MPL has secured Series A funding from Sequoia Capital which also Gojek’s investor.

India is one of the country that contributes to Gojek’s current success. In India, Gojek has acquired four developers and build an R&D center in Bangalore.

Gojek moves rapidly in 2018. They expand to some countries in Southeast Asia by entering Vietnam, Singapore, and Thailand.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Gojek Dikabarkan Berinvestasi di Dua Startup India

Perusahaan transportasi online asal Indonesia Gojek dikabarkan segera menyuntikkan dana segar untuk dua statup asal India, Rebel Foods dan Mobile Premier League (MPL). Keahlian dua startup ini akan melengkapi lini bisnis Gojek yang berambisi untuk menjadi “super app” — sebuah konsep yang menjadi Gojek sebagai aplikasi dengan layanan yang serba ada.

Menurut pemberitaan India Times, Gojek dan Rebel Foods sedang dalam pembicaraan untuk membangun sebuah perusahaan joint venture. Keduanya akan bersama-sama menginvestasikan uang yang berkisar $8-10 juta untuk membawa konsep dan keahlian “cloud kitchen” dari Rebel Food ke pasar Asia Tenggara.

“Salah satu eksekutif senior dari Rebel Foods akan memimpin perusahaan ini,” kata salah satu sumber seperti dikutip dari India Times.

Selain Rebel Foods, Gojek juga dikabarkan akan memberikan investasi ke MPL, startup pengembang game asal India. Kabar mengenai investasi Gojek ke MPL sendiri sudah berhembus sejak akhir tahun 2018 kemarin Total investasi yang disalurkan Gojek dikabarkan mencapai mencapai $30 juta atau senilai Rp431 miliar.  Investasi ini akan membuat valuasi MPL di kisaran $150 juta. MPL sebelumnya juga telah mengamankan pendanaan Seri A dari Sequoia Capital yang juga termasuk investor Gojek.

India adalah salah satu negara yang tidak bisa dipisahkan dari kesuksesan Gojek saat ini. Di India Gojek sudah mengakusisi empat pengembang dan membangun kantor R&D di Bangalore.

Di tahun 2018 Gojek bergerak cepat. Sejumlah ekspansi dilakukan di beberapa negara Asia Tenggara dengan hadir di Vietnam, Singapura, dan Thailand.

 

Application Information Will Show Up Here

Kolia dan Fenrir: NARA Esports akan Jadi Lebih Agresif Bersama Kami

Selain Bigetron dan EVOS, MPL Malaysia dan Singapura (MPL MY/SG) ternyata punya 1 lagi klub asal Indonesia yang turut berlaga di sana yaitu NARA Esports. NARA Esports sendiri merupakan klub baru asal Indonesia yang mungkin namanya belum sebesar Bigetron dan EVOS tadi di sini.

Namun begitu, klub ini justru mendapatkan slot untuk ikut serta di Regular Season MPL MY/SG di Season 3 yang dimulai dari tanggal 1 Maret 2019. Buat yang tidak familiar dengan ajang kompetisi MLBB, MPL merupakan turnamen paling bergengsi di masing-masing negara (seperti MPL ID dan MPL PH).

Beberapa waktu yang lalu, NARA Esports pun memboyong 2 pemain kelas kakap untuk bergabung. Kedua pemain tersebut adalah Ng Shao “Kolia” Ming dan Nashrudin “Fenrir” bin Kamsani. Kolia adalah mantan pemain EVOS SG di MPL MY/SG Season 2. Sedangkan Fenrir tadinya pemain ONIC Esports yang bertanding di MPL ID Season 2.

Hybrid pun sempat mengirimkan beberapa pertanyaan ke kedua pemain ini tentang kepindahan mereka ke NARA Esports.

Hybrid: Kenapa kalian berdua tertarik bergabung bersama NARA?

Kolia: Saya mendapatkan kesempatan untuk kembali ke tingkat profesional bersama NARA. Jadi, di sinilah saya sekarang.

Fenrir: Saya memang berencana untuk kembali ke Singapura. Untungnya, NARA memang tertarik untuk membuat tim di sana dan bertanding di MPL MY/SG. Karena itu, saya bergabung.

Hybrid: Dibandingkan dengan tim kalian sebelumnya, apa perbedaan terbesar dari segi gameplay dengan NARA?

Fenrir: NARA lebih agresif dibandingkan dengan ONIC yang lebih cenderung objective-based.

Kolia: Saya rasa EVOS SG cenderung bermain lebih aman. Sedangkan sejauh ini NARA mengombinasikan permainan yang agresif dan defensif karena para pemainnya yang belum punya banyak pengalaman di tingkat profesional. Jadi, masih banyak yang harus kami pelajari.

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

Hybrid: Perbedaan besar apa yang bisa kalian berikan ke NARA setelah bergabung, dalam hal gaya permainan?

Kolia: Saya merupakan pemain Tank yang agresif. Jadi, permainan akan jadi lebih cepat dan menarik dengan kehadiran saya di sini.

Fenrir: Harapannya, NARA akan jadi tim super agresif dengan standar objective-based.

Hybrid: Jika harus memilih satu tim di MPL MY/SG, siapakah yang ingin sekali kalian kalahkan? Kenapa?

Fenrir: Mungkin EVOS karena saat ini mereka tim terbaik di Singapura.

Kolia: Tentunya Reborn karena mereka yang dulu merebut gelar juara dari tim saya sebelumnya yang bermain lebih baik. Sekarang, saya yang akan merebut tahta juara itu.


View this post on Instagram

A post shared by NARA Esports (@naraesports) on

Itu tadi perbincangan singkat kami dengan kedua pemain baru NARA Esports. Mampukah 2 pemain kawakan ini mengangkat para pemain NARA lainnya yang mungkin belum punya banyak pengalaman?

Anda bisa melihat perjuangan Kolia dan Fenrir di Facebook Fanpage Mobile Legends: Bang Bang (Region Malaysia).

3 Hal yang Harus Dimiliki untuk Mengembangkan Bisnis Esports

Most of the successful people I’ve known are the ones who do more listening than talking.” Bernard M. Baruch.

Bagaimanakah caranya mengembangkan bisnis esports? Apalagi jika harus menjual ke brand non-endemic? Bisa jadi itulah pertanyaan terbesar dari banyak orang di belakang layar yang berkecimpung di industri ini sekarang. Tahun 2018 kemarin esports memang melesat cepat ke pasar mainstream. Namun demikian, menurut saya pribadi, ada 2 tantangan yang masih harus diselesaikan agar esports menjadi sebuah industri yang sustainable.

Pertama, sirkulasi uang yang lebih luas dan cepat antara industri lain yang tak terkait langsung (non-endemik) dengan industri esports. Industri yang terisolasi di dalam ruang lingkupnya sendiri kemungkinan besar memang tak akan bertahan lama. Muasalnya, semakin banyak stakeholders yang berkepentingan di satu industri, semakin banyak pula yang bisa dikerjakan dan semakin banyak pula yang akan berjuang untuk membela kepentingannya masing-masing.

Kedua, butuh para profesional di belakang layar industri esports yang benar-benar tahu apa yang harus dilakukan; bukan yang hanya sekadar latah dan meniru orang-orang lainnya. Salah satu peran penting profesional yang dibutuhkan di esports saat ini adalah orang-orang yang bisa berjualan dan mengembangkan bisnis esports.

Karena itulah, untuk menjawab dua pertanyaan besar tadi, saya mengajak salah satu kawan saya untuk berbagi insight dan ceritanya di sini. Ia adalah Irliansyah Wijanarko, Chief Growth Officer dan Co-Founder dari RevivalTV.

Irliansyah saat presentasi di Press Conference MPL ID Season 2. Dokumentasi: Muhammad Thirafi Sidha/RevivalTV
Irliansyah saat presentasi di Press Conference MPL ID Season 2. Dokumentasi: Muhammad Thirafi Sidha/RevivalTV

Buat yang belum tahu, RevivalTV adalah event organizer dari Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) Professional League (MPL) Indonesia di Season 1 dan 2. Sedangkan MPL adalah salah satu faktor paling krusial yang berhasil membuat exposure esports terdengar di industri mainstream ataupun pemerintahan. Saat Grand Final MPL Indonesia Season 1 yang membuat Mall Taman Anggrek penuh sesak, ketua MPR Zulkifli Hasan bahkan turut menghadiri acara tersebut.

Irli dan CEO RevivalTV, Ahmad Syahndy yang biasa dipanggil Senz, adalah dua orang yang membuat dan mengajukan konsep MPL yang disetujui oleh Moonton sebagai developer dan publisher dari MLBB. Konsep MPL ini juga bahkan digunakan oleh Moonton di negara-negara lainnya di Asia Tenggara, seperti Singapura, Filipina, dan yang lainnya.

RevivalTV sendiri juga saat ini bisa dibilang sebagai salah satu perusahaan esports yang paling besar di Indonesia, yang salah satunya berkat sepak terjang sang CGO nya. Saya kira hal-hal itu tadi bisa jadi justifikasi kenapa saya mengajak Irli untuk berbagi di sini.

Dokumentasi: MPL Indonesia / Muhammad Thirafi Sidha
Dokumentasi: MPL Indonesia / Muhammad Thirafi Sidha

1. Pengetahuan Mendalam tentang Produk

Pengetahuan mendalam tentang produk adalah hal pertama yang harus dikuasai oleh orang-orang yang ingin mengembangkan bisnis, menurut Irli. Produk di sini tak hanya berbicara soal produk yang Anda jual tapi juga produk dari klien yang ingin Anda dekati. “Research! Jangan manja dan jangan kelamaan mikir.” Ujar Irli.

Ia juga mengatakan bahwa untuk melakukan hal tersebut, ia butuh tim yang baik karena kita semua tak bisa bekerja sendirian. Tim yang baik menurutnya adalah tim yang bisa dipercaya untuk eksekusi dan memberinya informasi lebih seperti soal insightbudget, ataupun yang lainnya. Dengan pengetahuan produk yang baik, Business Development (BD) jadi bisa tahu apa yang bisa dilakukan dan bisa menawarkan paket yang lengkap.

Saya pun bertanya lebih jauh tentang contoh konkret bagaimana pengetahuan produk bisa berguna untuk meyakinkan pelaku industri non-endemik, industri perbankan atau yang punya produk finansial misalnya. Irli kemudian mencontohkan sebuah kerangka narasi yang bisa digunakan oleh produk finansial untuk terjun ke esports.

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

Misalnya seperti ini, esports saat ini mampu memberikan penghasilan kepada para pro player-nya yang masih berusia muda. Justru karena mereka masih muda, tentunya dibutuhkan juga kemampuan untuk mengatur keuangan. Produk perbankan itu bisa digunakan bagi mereka untuk lebih bijak dalam mengatur pengeluaran.

Produk finansial lainnya adalah asuransi pendidikan yang sangat relevan dengan para pro player. Mengingat usia produktif pro player lumayan singkat, mereka juga harus mengantongi ijazah agar tetap bisa survive setelah ‘pensiun’.

Meski begitu, Irli juga mengatakan bahwa produk-produk finansial tidak bisa begitu saja masuk ke komunitas esports. Mereka harus pelan-pelan membangun brand dan trust ke komunitas gaming. Institusi perbankan juga bisa berkolaborasi dengan para pemain di industri esports seperti RevivalTV, Mineski Event Team, ataupun yang lainnya untuk mengedukasi pasar gaming.

Itu tadi salah satu contoh yang dijelaskan Irli tentang bagaimana menyejajarkan produk esports dengan produk perbankan. Contoh lainnya tentu saja bisa Anda pikirkan lebih jauh jika Anda benar-benar punya keinginan untuk cari tahu soal produk esports dan produk klien yang ingin Anda tuju.

2. Networking, Trust, dan Person-to-person Business 

Daftar talents dari MET Indonesia. Dokumentasi: Hybrid
Daftar talents dari MET Indonesia. Dokumentasi: Hybrid

Itulah hal kedua yang harus dimiliki oleh orang-orang yang ingin bertugas mengembangkan bisnis esports, menurut sang CGO dari RevivalTV ini. Soal networking, Irli juga mengatakan, “perusahaannya boleh saingan tapi bukan berarti musuhan juga sama orang-orangnya. Karena kita tidak akan pernah tahu bakal dapat job ataupun inspirasi dari mana.”

Selain itu, yang Irli akui ‘doktrin’nya dari Senz (CEO RevivalTV), bisnis itu adalah soal person-to-person. “Yang namanya deal bisnis itu person-to-person, bukan company-to-company.” Ujar Irli. Namun demikian, Irli juga menambahkan bahwa hubungan antar individunya tetaplah harus gabungan antara personal dan bisnis.

Sedangkan untuk soal networking yang dimaksud Irli di sini tak hanya soal kenal dengan banyak orang namun juga sampai dengan membangun trust. Reputasi inilah yang mungkin tak mudah didapat karena harus membangun relasinya. Dalam membangun trust tadi, ada dua hal yang penting yang harus dijaga yaitu maintaining comunication dan delivering promises.

Berbicara soal reputasi, Irli juga menambahkan bahwa hal ini tak hanya dibangun ke klien namun juga ke atasan tempat kita bekerja dan tim kita sendiri.

Sumber:
Dokumentasi: Riot Games

Jika boleh saya menambahkan sedikit pendapat saya di sini yang mungkin bisa membantu Anda melancarkan penjualan dan ada korelasinya dengan pendapat Irli tadi soal trust.

Berhubung saya memang berangkat dari jurusan sastra dan punya pengalaman 10 tahun lebih di soal tulis menulis, konten, dan media, saya percaya bahwa berjualan itu juga soal merangkai narasi atau bahasa kerennya adalah storytelling. Ada beberapa tulisan menarik yang Anda bisa baca jika tertarik dengan premis saya tadi:

Namun demikian, kekuatan narasi yang Anda jual juga sepenuhnya bergantung pada reputasi Anda sebagai sang narator. Inilah kenapa saya juga sepenuhnya setuju dengan Irli tentang pentingnya membangun reputasi alias trust.

Seperti yang saya tuliskan di awal artikel ini, yang dibutuhkan esports Indonesia adalah sirkulasi uang yang lebih lebar dan lebih cepat dari industri terkait ataupun non-endemic. Karena itulah, jaringan dan reputasi yang dibutuhkan oleh seorang BD esports yang hebat tak hanya seputar industri esports semata namun juga di luar industri yang terkait langsung seperti e-commerce, F&B, telekomunikasi, finansial, pendidikan, hiburan, ataupun yang lainnya.

3. Jadilah Pendengar yang Baik

“Mulut bukanlah senjata utama seorang BD, tetapi telinga.” Ujar Irli penuh keyakinan. Banyak orang mungkin akan mengatakan lidah atau mulut yang ‘berbisa’ adalah senjata utama mereka-mereka yang pintar berjualan. Namun, Irli tak setuju dengan hal tersebut. Baginya, telinga adalah senjata yang lebih penting bagi seorang BD.

Muasalnya, Irli berargumen ketika kita mendengarkan atau lebih tepatnya memperhatikan (listening bukan hanya sekadar hearing), kita bisa mendengarkan masalah klien dan memberikan solusi yang dibutuhkan. Kenapa? Karena ketika kita berbicara, kemungkinan besar, kita tidak akan dapat mendengarkan dengan baik. Memberikan solusi yang dibutuhkan klien mungkin adalah adalah inti dari semua bentuk kesepakatan bisnis.

Saya pribadi juga sangat setuju dengan pendapat Irli di atas. Banyak orang memang lebih sering fokus untuk berkomentar (lisan ataupun tulisan) namun orang-orang tersebut mungkin lupa bahwa semua proses pembelajaran berbahasa (kembali lagi karena saya memang orang sastra) berawal dari yang pasif.

Kita lebih dulu bisa mendengar ketimbang berbicara. Kita juga harus bisa membaca sebelum menulis. Satu hal yang selalu saya katakan ke kawan-kawan yang ingin belajar menulis, “jangan berharap bisa jadi penulis yang baik, jika Anda tidak bisa jadi pembaca yang sabar.” Saya kira hukum yang sama juga berlaku soal berbicara: jangan berharap bisa berbicara dengan baik, jika Anda tak pernah mau belajar mendengar.

Keahlian atau kesabaran untuk menjadi seorang pendengar yang baik buat seorang BD di esports bahkan mungkin lebih penting lagi untuk dimiliki karena masih banyak sekali potensi bisnis di esports Indonesia yang masih bisa digarap. Karena, Irli juga menambahkan business development harusnya lebih dari sekedar sales atau menjual produk yang sudah ada namun juga menciptakan peluang-peluang baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

Dengan lebih banyak mendengar (ataupun membaca), peluang ide-ide baru bisnis di esports jadi lebih besar untuk dimunculkan. Toh, membiasakan diri untuk lebih banyak mendengarkan juga membuat kita lebih punya banyak pengetahuan karena, seperti yang pernah dikatakan Bill Nye, “Everyone you will ever meet knows something you don’t.”

Akhirnya, saya sendiri juga tak percaya bahwa membaca tulisan ini akan membuat Anda serta merta jadi seorang BD yang hebat karena ada satu hal lagi yang paling saya percayai, bahwa belajar itu adalah mengalami. Namun, semoga saja artikel ini mampu memberikan sedikit pencerahan buat Anda yang ingin belajar untuk mengembangkan bisnis esports.

Montoon Gelar Kompetisi Mobile Legends: Bang Bang Professional League (MPL) – Indonesia

Salah satu penguasa game dengan genre MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) di platform mobile adalah Mobile Legends: Bang Bang. Game yang dirilis pada tahun 2016 ini telah diunduh lebih dari 120 juta.

Meski tidak menyebut angka pasti, menurut Wen Wang, Publisher Director Mobile Legends: Bang Bang mengatakan bahwa regional Indonesia menyumbang porsi yang paling banyak. Karena itu Montoon selaku developer dan publisher Mobile Legends ingin memberi apresiasi kepada para pemain di Indonesia.

Ya, Montoon kembali mengadakan kompetisi berskala masif yang diberi nama Mobile Legends: Bang Bang Professional League (MPL) di Indonesia dengan total hadiah sebesar US$100.000.

Mereka berharap, liga berskala masif ini dapat tambah menyuburkan ekosistem eSport di Tanah Air, khususnya Mobile Legends. Serta, memberikan ruang kompetitif agar tim-tim gaming profesional Indonesia dapat terus bersaing dengan tim-tim luar negeri.

Untuk penentuan peserta liga yang akan berisikan 10 tim Mobile Legends terbaik di seluruh Indonesia, tiga babak Online Qualifier akan dilaksanakan dengan detail sebagai berikut.

Online Qualifier 1

  • Masa registrasi: 27-29 November 2017
  • Masa kualifikasi: 1-3 Desember 2017
  • Terbuka untuk 512 tim dan hanya diambil 3 tim terbaik

Online Qualifier 2

  • Masa registrasi: 4-6 Desember 2017
  • Masa kualfikasi: 8-10 Desember 2017
  • Terbuka untuk 512 tim dan hanya diambil 3 tim terbaik

Online Qualifier 3

  • Masa registrasi: 11-14 Desember 2017
  • Masa kualfikasi: 15-17 Desember 2017

Terbuka untuk 1024 tim dan hanya diambil 4 tim terbaik

Untuk babak kualifikasi online tersebut, pihak Montoon juga menyediakan hadiah dengan distribusi sebagai berikut:

Untuk online qualifier 1 dan 2

  • Peringkat 1 dan 2 akan mendapatkan US$400
  • Peringkat 3 akan mendapatkan US$200

Untuk online qualifier 3

  • Peringkat 1-4 akan mendapatkan US$250

Setelah babak kualifikasi online selesai dilakukan, liga akan dimulai pada tanggal 12 Januari 2018. Liga ini akan menggunakan sistem round-robin untuk 10 tim yang bertanding.

Selama liga berlangsung, setiap tim peserta liga juga akan mendapatkan pendanaan sejumlah US$300 per minggu dengan total durasi liga selama 7 minggu. Setiap poin kemenangan, tim tersebut juga akan mendapatkan hadiah sebesar US$250.

Liga ini akan diselenggarakan setiap akhir pekan, mulai dari tanggal 13 Januari sampai 11 Maret 2018 dengan jadwal sebagai berikut.

  • Sabtu: 12.00-20.00
  • Minggu: 12.00-20.00

Delapan tim teratas akan kembali diadu untuk bertarung di babak Grand Final (playoff). Selain hadiah untuk tim-tim pemenang, MPL juga akan memberikan hadiah untuk pemain-pemain terbaik.

  • MVP of the Season: US$1000
  • Top KDA (Kill/Death/Assist): US$500
  • MPL ALL Stars Team: US$300 untuk setiap pemain
  • Final’s MVP: US$1000

Rahasia Kesuksesan Mobile Legends: Bang Bang

Mobile-Legends-Bang-Bang-Professional-League

Selain mengumumkan detail kompetisi Mobile Legends: Bang Bang Professional League (MPL), Wen Wang juga mengungkap rahasia dibalik game fenomenal Mobile Legends.

“Kami semua di Montoon adalah gamers, itu adalah pikiran awal dan semangat awal untuk membuat game Mobile Legends, kami ingin membuat suatu game di mana semua orang bisa memainkannya kapan saja di mana saja.” Ujar Wen Wang.

Pertama, Montoon selalu berusaha meningkatkan sistem untuk matching dan juga sistem ranked, agar semua pemain dapat bermain dengan level yang sama. Karena Mobile Legends itu dibuat menjadi suatu game yang sangat adil.

Kedua, Montoon sadar bahwa game MOBA tidak hanya seru untuk dimainkan, tetapi juga seru untuk ditonton, karena pertarungannya yang seru. Karena itu, mereka mengembangkan fitur watch dan streaming agar semua orang bisa dengan cara yang lain terlibat dan merasakan keseruan suatu pertandingan.

Ketiga, dengan menjadi game eSport terbesar di Indonesia. Bagi Montoon, eSport adalah gabungan olahraga dan kesenangan, mereka berharap lewat eSport ini semua pemain bisa merasakan dan juga penonton dapat merasakan keseruan dari olahraga tersebut.

Di Tanah Air, eSport sendiri sekarang berkembang dengan cepat dan bukan sesuatu yang dinikmati oleh suatu komunitas, bahkan pemerintah juga sudah mendukung eSport, karena itu Montoon ingin terlibat dalam perkembangan eSport.

Sebagai salah satu game eSport yang terbesar di indonesia, kita juga ingin lebih terlibat lagi untuk meningkatkan perkembangan eSport di Indonesia.

MPL sendiri adalah salah satu project Montoon yang paling ambisius, mereka berharap bisa menunjukkan rasa terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pemain Mobile Legends di Indonesia. Jadi, siapkan tim Anda dan buktikan siapa yang terbaik di ajang MPL.