Bandai Namco akan Menghelat Tekken 7 dan SoulCalibur VI Online Challenge

Merebaknya pandemi sejak permulaan tahun 2020 sudah memberhentikan banyak gelaran turnamen di tahun ini, termasuk juga turnamen bagi komunitas fighting game. Turnamen sekelas Evo di tahun ini juga urung digelar karena satu dan lain hal yang mengikutinya.

Sebagai pelepas dahaga di tengah keringnya skena kompetitif fighting game, Bandai Namco dalam waktu dekat akan menghelat turnamen online. Di waktu bersamaan Bandai Namco memberikan keterangan dari laman resminya bahwa di tahun ini tidak hanya satu, melainkan akan ada dua turnamen game fighting yang diselenggarakan secara online. Tekken 7 dan SoulCalibur VI adalah dua judul game yang terpilih untuk menggelar turnamen dengan format regional dan dilakukan secara online.

Keseruan dan seluruh atmosfer turnamen offline tentu saja tidak dapat dinikmati pun digantikan selama pandemi masih terus berlangsung. Setidaknya dengan adanya turnamen Online Challenge dari Bandai Namco bisa mengobati kerinduan untuk saling berduel disaksikan ratusan pasang mata hanya saja dengan setting yang berbeda. Dalam rangka beradpatasi dengan situasis pandemi, Bandai Namco menjadikan kestabilan fitur Online Matches sebagai prioritas pengembangan melalui update terbaru kedua game di atas.

Teruntuk game SoulCalibur VI, Online Challenge akan dipertandingkan di tiga region berbeda, yaitu: 3 Oktober 2020 di region Jepang, 31 Oktober 2020 untuk region Amerika Serikat bagian timur, dan terakhir di tanggal 28 November 2020 bagi region Eropa bagian barat.

Di sisi lain Tekken 7 akan mencakup region yang lebih luas daripada SoulCalibur VI. Sepanjang bulan September hingga November tahun ini kita akan disuguhkan 3 region berbeda setiap bulannya. Tekken 7 Online Challenge akan dimulai di region Eropa bagian barat, Korea, dan Amerika Serikat bagian timur di bulan September. Selanjutnya turnamen akan berlanjut di region Eropa bagian utara, region Australia, dan region Amerika Serikat bagian tengah.

Sebelum kembali ke region Jepang di bulan Desember, perlu dicatat juga bahwa Filipina tercatat dalam peta gelaran Online Challenge yang dihelat oleh Bandai Namco. Sedangkan Pakistan yang sempat mengundang rasa penasaran dari komunitas gamers Tekken, belum menjadi tempat yang terpilih.

Masih dalam kesempatan yang sama bandai namco juga menyampaikan bahwa Bud Light dan Astro Gaming akan mendukung jalannya turnamen online yang dihelat oleh Bandai Namco. Astro Gaming akan memberikan dukungan dalam bentuk peripheral yang akan digunakan oleh shoutcaster yang nantinya memandu jalannya pertandingan di gelaran turnamen Online Challenge,

Simak Keseruan Bermain Mario Kart VR di Jepang

Kira-kira sebulan yang lalu, beredar kabar bahwa di Jepang bakal dibuka sebuah arcade game center khusus VR bernama VR Zone Shinjuku – Shinjuku menandakan lokasinya di kota Tokyo. Saat berkunjung ke situs resminya, orang-orang ternyata banyak yang keranjingan melihat “Mario Kart Arcade GP VR” terpampang sebagai salah satu game yang ditawarkan.

Ya, ini merupakan properti pertama Nintendo yang merambah ranah virtual reality. Mario Kart Arcade GP VR memegang lisensi resmi dari Nintendo, akan tetapi dikembangkan oleh Namco, yang juga bertanggung jawab atas Mario Kart Arcade GP (non-VR) – VR Zone Shinjuku sendiri merupakan milik Bandai Namco.

Mario Kart VR berjalan pada HTC Vive. Namun yang lebih menarik adalah bagaimana pemain juga diminta untuk mengenakan sarung tangan yang telah dipasangi Vive Tracker di atasnya, yang memungkinkan pemain untuk menangkap benda virtual di udara lalu melemparnya ke lawan dengan gerakan yang alami – lebih jelasnya simak sendiri video penjelasan dari Japan Times di atas.

Gameplay-nya sendiri terkesan sangat seru, dan grafiknya juga bisa dikatakan sangat menawan, seperti yang bisa Anda lihat sendiri pada video berdurasi 29 detik di bawah ini. Penggemar Mario dan Nintendo sudah pasti bakal tergiur memainkannya, sayang untuk sekarang mereka harus mampir ke Jepang sebab Mario Kart Arcade GP VR hanya akan tersedia secara eksklusif di VR Zone Shinjuku.

Sumber: UploadVR dan Ars Technica.

Perjalanan Tekken Dari Game Arcade Menjadi eSport

Seri Tekken sangat populer di kawasan Asia. Sudah lama fans menyebutnya sebagai permainan fighting paling teknis, dipuji karena menyajikan gameplay yang detail, solid dan seimbang. Bermula dari arcade lebih dari dua dekade silam, game milik Namco ini sering dipertandingkan di kompetisi-kompetisi bergengsi, dan kini beridiri setara dengan judul-judul eSport lain.

Sejak 2013, Tekken menjadi bagian permanen dari ajang Evo Championship, bahkan jadi game eksklusif di banyak channel-channel eSport. Melegendanya Tekken ialah buah dari kerja keras Katsuhiro Harada, producer, sutradara dan juga pengisi suara karakter permainan. Dan di TGS kemarin, Venture Beat memperoleh kesempatan buat berbincang-bincang langsung dengan Harada dan desainer Michael Murray, membahas mengenai perjalanan panjang Tekken dan statusnya saat ini sebagai judul kompetitif.

Tekken 7 2

Berdasarkan penjelasan sang producer, evolusi Tekken dari arcade ke eSport merupakan hal yang alami. Sejak awal, kreasi timnya itu sangat mendukung acara-acara turnamen, elemen tersebut sudah ada sebelum meroketnya kepopularitasan eSport. Namun dengan naik daunnya ranah kompetitif, terekspos pula banyak selebriti-selebriti online. Lalu tersedianya versi console memudahkan orang mengadakan ajang latihan, kualifikasi hingga turnamen dari jarak jauh.

Pendekatan ini turut diusung dalam judul terbaru permainan mereka, Tekken 7. Game telah didukung fitur online play, sehingga memungkinkan diadakannya kejuaraan arcade di lokasi berbeda, pertama kali tersedia di franchise ini. Kata Murray, mode online juga akan dihadirkan pada versi console Tekken 7, rencananya segera meluncur pada triwulan pertama atau kedua 2017.

Di inkarnasi terkini, struktur Tekken betul-betul ‘eSport ready‘. Harada menggunakan implementasi Rage Art sebagai sampelnya. Fitur ini membuat karakter Anda lebih berbahaya saat health mereka jatuh di bawah level kritis. Rage Art mendongkrak tingkat keampuhan serangan, bisa digunakan dalam beberapa cara, salah satunya ialah mengeluarkan teknik mematikan yang juga mengaktifkan efek sinematik di mana kamera jadi berpindah-pindah. Dengan begini, pertandingan bukan cuma terasa seru bagi pemain, tapi asik untuk ditonton.

Tekken 7 1

Bandai Namco mengungkapkan rasa hutang budi mereka pada arcade dan tidak berniat melupakan jasa platform ini. Harada mengerti rasa frustasi para gamer di luar Jepang yang harus menunggu versi console dirilis untuk bisa menikmati Tekken 7. Namun ia menyampaikan, tanpa meluncurkannya di arcade terlebih dulu, timnya tidak dapat meneruskan seri permainan melewati Tekken 5. Meski begitu ia mengaku, penyesuaikan akan terus dilakukan, dan terlalu fokus ke arcade juga bukanlah keputusan bijaksana.

Dan dalam menyajikan game ke platform berbeda, tantangan terbesar bagi developer ialah menemukan titik keseimbangan. Jika dirancang sebagai permainan arcade, maka durasi, narasi dan momentum harus disajikan lebih cepat; berbeda dari console.

Kabar gembiranya, filosofi desain Tekken pelan-pelan berubah, Namco kini tak lupa fokus pada kualitas dan kuantitas konten demi memuaskan khalayak eSport.

Tekken 7 3