Bukan Sembarang TWS, Nuratrue Mampu Beradaptasi dengan Karakteristik Telinga Penggunanya

Setiap manusia memiliki indra pendengaran dengan karakteristik yang berbeda. Apa yang terdengar enak di telinga Anda belum tentu enak di telinga saya. Anda mungkin bisa mendengarkan banyak detail menggunakan headphone A, tapi di telinga saya detail tersebut bisa jadi sama sekali tidak keluar. Singkat cerita, menciptakan headphone atau earphone yang sempurna untuk semua orang itu hampir mustahil.

Tantangan inilah yang berusaha dijegal oleh Nura, startup asal Australia yang memulai kiprahnya di bidang audio pada tahun 2016. Mereka baru saja meluncurkan Nuratrue, sebuah TWS yang dilengkapi teknologi sound profiling untuk beradaptasi dengan karakteristik pendengaran masing-masing penggunanya.

Nuratrue merupakan produk ketiga Nura setelah Nuraphone dan Nuraloop, dan di sini Nura kembali mengunggulkan teknologi yang membuat produknya berbeda ketimbang produk lain di pasaran. Jadi pada saat pertama kali mengenakan Nuratrue, perangkat akan lebih dulu mempelajari karakteristik telinga kita demi menciptakan profil suara yang tepat.

Caranya adalah dengan memutar suara dari berbagai frekuensi, lalu mendeteksi ‘pantulan suara’ lirih yang kembali. Dalam dunia medis, pantulan suara ini dikenal dengan istilah otoacustic emission (OAE), dan pemeriksaan OAE rupanya cukup sering dilakukan di rumah sakit pada bayi yang baru lahir sebagai tindakan awal untuk mendeteksi adanya gangguan pendengaran atau tidak.

Usai menangkap gelombang suara OAE tersebut, Nuratrue kemudian akan mengolah informasi yang terkandung di dalamnya dan meraciknya menjadi profil suara yang terpersonalisasi. Prosesnya kurang lebih memakan waktu sekitar 60 detik, dan setelahnya profil tersebut dapat diaktifkan atau dinonaktifkan kapan saja melalui aplikasi pendamping Nura di smartphone.

Selebihnya, Nuratrue menawarkan fitur-fitur yang kerap kita jumpai pada TWS premium. Salah satunya adalah active noise cancellation (ANC), lengkap bersama transparency mode sehingga pengguna bisa mendengarkan suara di sekitarnya ketika diperlukan tanpa perlu melepas perangkat dari telinga.

Dari sisi desain, Nuratrue kelihatan cukup generik. Sisi luar masing-masing earpiece-nya dilengkapi panel sentuh kapasitif, dan secara keseluruhan fisiknya tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4. Di angka 7,4 gram per earpiece, bobotnya tergolong ringan jika melihat dimensinya yang agak bongsor.

Nuratrue menggunakan konektivitas Bluetooth 5.0. Dalam sekali pengecasan, baterainya diklaim cukup untuk pemakaian selama 6 jam nonstop. Charging case-nya di sisi lain bisa mengisi ulang perangkat sampai tiga kali untuk memberikan total daya tahan hingga 24 jam.

Nuratrue saat ini sudah bisa dibeli langsung dari situs Nura seharga $200. Di rentang harga ini mungkin kita bisa menemukan TWS lain dengan desain yang lebih baik maupun kinerja ANC yang lebih efektif, akan tetapi teknologi sound profiling Nuratrue semestinya dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi yang mengutamakan kualitas suara.

Sumber: TechCrunch dan Nura.

Headphone Nura Bisa Beradaptasi Dengan Karakteristik Telinga Anda

Tim developer Melbourne mengajukan satu pertanyaan: bagaimana caranya konsumen biasa menentukan headphone terbaik buat mereka? Kalangan audiophile memang sangat mahir dengan hal ini, namun untuk sampai di sana, Anda butuh pengalaman bertahun-tahun dan modal besar. Itu mengapa tim pengembang mencoba merombak konsep dasar perancangan headphone.

Ide unik tersebut dituangkan oleh Kyle Slater, Luke Campbell, Dragan Petrovic dan Wilson Shou di platform crowdfunding. Mereka menyingkap Nura, yaitu headset yang dapat mengukur kemampuan pendengaran Anda dari mulai bagian terluar telinga sampai ke otak, dan menyesuaikan penyajian audio secara sempurna buat penggunanya. Developer ingin konsumen memperoleh musik sesuai apa yang diramu oleh para musisi.

Nura 2
Nura saat dikenakan.

Seperti sidik jari, wajah dan suara, karakteristik indra pendengaran manusia berbeda-beda. Masing-masing orang memiliki sensitivitas unik terhadap frekuensi tertentu. Artinya, sepasang headphone sebetulnya terdengar berbeda buat tiap orang. Keunggulan dari Nura adalah kesanggupan mempelajari telinga secara otomatis begitu dikenakan cuma dalam waktu 30 detik, lalu menyajikan output optimal sehingga kita bisa mendengar tiap nada secara jelas.

Bagaimana caranya? Headphone memanfaatkan microphone internal untuk mengukur audio: dari driver ke lubang, gendang telinga, hingga ke tulang cochlea – bertugas mengubah getaran jadi sinyal elektrik buat dialirkan ke otak. Tak banyak orang menyadari, telinga kita juga mengeluarkan suara sebagai respons dari input. Mic tersebut berfungsi menakar bunyi-bunyian yang masuk dan keluar.

Nura 3
Wujud headphone Nura dari sisi samping.

Untuk melakukan proses tersebut, Nura perlu tersambung ke smarphone secara digital via port USB. Ketika Anda menekan tombol ‘go‘, headphone segera menganalisis nada serta suara output dari telinga. Lewat cara ini, Nura mengetahui frekuensi yang masuk ke otak, dan selanjutnya, ia siap menghidangkan musik dengan optimal.

Demi menyempurnakan kualitas penyajian musik, developer memanfaatkan driver speaker ganda untuk memisahkan frekuensi tinggi dan rendah: cup over-ear berisi driver pertama, fokus pada bass; lalu ada bud in-ear yang berguna menyuguhkan nada jernih. Baik ear-cup maupun ear-bud juga berperan sebagai noise isolation, dan bagian bantalan menyimpan gel buat memastikan headphone dapat pas ke beragam bentuk kepala user.

Kampanye penggalangan dana Nura sukses di Kickstarter, developer berhasil mengumpulkan uang hampir delapan kali target awal mereka, dan Anda sudah dipersilakan memesannya seharga US$ 220 (retail US$ 400). Saat ini, pengembang sedang menunggu persetujuan dukungan digital interface di iOS dan Android.