TrueMoney Perlebar Cakupan Layanan Remitansi ke Luar Negeri

TrueMoney memperlebar cakupan layanan remitansi ke luar negeri dengan menyasar lima negara, yakni Malaysia, Singapura, Filipina, Nigeria, dan Pantai Gading. Dalam waktu dekat layanan ini akan diresmikan.

Direktur True Money Indonesia Rio da Cunha menjelaskan, pengiriman uang lintas negara ini baru diluncurkan pekan lalu, sehingga belum ada data yang bisa dipaparkan. Perusahaan bekerja sama dengan mitra remitansi yang memiliki izin dan jaringan di luar negeri.

Bicara potensi pasar, menurut Bank Indonesia, pengiriman uang dari luar ke Indonesia (inbound) masih dominan. Namun, untuk pengiriman sebaliknya dari Indonesia ke luar baru 10% dari total inbound. Artinya, di segmen ini masih banyak pasar yang belum dilayani oleh perbankan.

Perusahaan memilih lima negara ini karena secara potensi pasar banyak orang dari kelima negara tersebut yang datang ke Indonesia. Berikutnya setelah momen Lebaran, perusahaan siap membidik layanan remitansi ke negara selanjutnya yakni Tiongkok, Australia, dan Timur Tengah.

Value proposition yang kita tawarkan adalah kemudahannya karena alternatif pengiriman uang ke luar negeri itu biasanya repot dan harus antre. Sedangkan lewat TrueMoney cukup unduh aplikasi dan daftar, selama ada saldo bisa kirim uang lewat aplikasi, tunai, atau langsung ke rekening bank di negara tujuan,” terang Rio, kemarin (26/3).

Setelah pengguna selesai mengirim uang lewat aplikasi, maka akan keluar pemberitahuan mengenai transaksi mulai dari identitas penerima, jumlah transfer dana, hingga nilai tukar mata uangnya. Setiap pengiriman uang akan dikenakan biaya administrasi yang besarannya tergantung negara tujuan. Angkanya ada di rentang Rp50 ribu per transaksi.

Sebelumnya, TrueMoney merilis remitansi khusus untuk Indonesia saja bekerja sama dengan Alfamart tanpa rekening bank. Pengirim hanya perlu membawa identitas diri dan mengisi formulir untuk pengiriman atau pencairan uang. Biaya pengirimannya mulai dari Rp15 ribu sampai Rp25 ribu untuk nominal dana maksimal Rp5 juta.

Rio menyatakan pelebaran layanan remitansi ini dapat mendorong kinerja perusahaan dari segi transaksi. Perusahaan menargetkan ada 50 juta volume transaksi pada tahun ini dengan nominal Rp5 triliun. Diklaim hinggga Februari 2019, target bulanan volume transaksi sudah tercapai. Penopangnya didominasi dari pengiriman uang antar pengguna TrueMoney dan ke bank.

Menurutnya, perusahaan memiliki 16 ribu agen di seluruh Indonesia yang memiliki toko fisik, 70% diantaranya adalah toko kelontong. Terdapat pula 27 ribu agen individu seperti dari kalangan ibu rumah tangga. Adapun jumlah pengguna aktif TrueMoney ada lebih dari 500 ribu orang.

TrueMoney memiliki dua izin lisensi dari Bank Indonesia yakni lisensi e-money dan remitansi. Dua bisnis ini akan menjadi fokus pengembangan produk perusahaan lainnya sepanjang tahun lewat kemitraan bersama berbagai pihak. Yang terbaru adalah kemitraan dengan EmasDigi untuk melayani pembelian emas online mulai dari 0,1 gram.

Application Information Will Show Up Here

Grab to Introduce Remittance Service in Early 2019

Grab Financial, Grab’s financial unit, is ready to bring the latest fintech service in the cross-border transfer sector or remittance at the beginning of next year. This product is claimed to be the first in Southeast Asia as a cross-border transfer wallet.

Another impact is, it reduces cash payment transaction significantly for tourist and business trips in Southeast Asia. Shopping on e-commerce is getting broader.

“We believe the remittance product will be a game-changer for millions of unbanked or underserved people in Southeast Asia. Grab Financial has a unique position to shorten the transfer process to those you love and fasten the financial inclusion in the region,” Reuben Lai, Grab Financial’s Senior Managing Director, in the official release.

Regarding business potential, Southeast Asia remittance market is estimated to reach US$70 billion by last year. It was dominated by MTO and financial institutions, however, many guest workers who are not sustainable economically depend on the unauthorized MTO agents.

Grab believes the industry is suffered from highly, unreasonable price structure, and inefficient transfer process resulting non-optimal user experience and potential of countless lost funds.

Lai commented on this result that Grab intends to resolve the issue by eliminating verification process (online only), making sure the money arrived on target, fixed rate, and to be used directly without early disbursed.

Customers can instantly and securely transfer money to the recipient in other country using GrabPay e-wallet. It’s considered unique among the current ways on the market.

He explained the recipient can choose to disburse fund through the cash-out point or using it for the daily transaction, such as paying for bills and balance top-up within the Grab app.

In terms of rate, customers will have complete transparency and visibility to all transactions, including forex and early administration fee.

Grab guarantees the recipient to not being charged with any additional fee for every fund received in the GrabPay account. The benefits aren’t present in the previous remittance service (MTO / Money Transfer Operator).

Regarding the business, DailySocial tried contacting Grab representative. The spokesperson avoids giving further statements.

“We’ll launch the remittance in early 2019, starting with Southeast Asia’s largest cross-country transfer channel, where there are lots of unsustainable workers. We’ll offer them a transparent, secure, and fast way to transfer their income to the family.”

Grab is ready to partner with governments in Southeast Asia on this initiative, which involves in ASEAN Smart Cities Network (ASCN). In Indonesia, cities involved as ASCN members are DKI Jakarta, Banyuwangi, and Makassar.

Currently, Grab has been operating in 8 countries in Southeast Asia include more than 500 cities.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Grab Segera Gulirkan Layanan Remitansi Pada Awal Tahun 2019

Grab, melalui unit Grab Financial, siap membawa layanan fintech terbaru bergerak di bidang pengiriman uang antar negara atau remitansi pada awal tahun depan. Produk ini diklaim pertama kalinya hadir di Asia Tenggara sebagai dompet pengiriman uang antar negara.

Dampak lainnya, secara signifikan mengurangi gesekan pembayaran tunai untuk perjalanan wisata dan bisnis antar negara di Asia Tenggara. Belanja di situs e-commerce pun akan semakin lintas batas.

“Kami percaya produk remitansi ini akan jadi game-changer untuk jutaan orang yang unbanked atau underserved di Asia Tenggara. Grab Financial berada di posisi yang unik untuk merampingkan proses pengiriman uang ke orang yang Anda cintai dan mempercepat inklusi keuangan di wilayah ini,” terang Managing Director Senior Grab Financial Reuben Lai dalam keterangan resmi.

Bicara potensi bisnis, pasar remitansi Asia Tenggara diperkirakan mencapai US$70 miliar pada tahun lalu. Pasar ini didominasi oleh MTO dan lembaga keuangan, namun banyak pekerja asing yang rentan secara ekonomi bergantung pada agen MTO yang tidak berlisensi.

Grab menilai industri ini masih menderita struktur harga yang buram, mahal, dan operasi pengiriman yang tidak efisien yang menghasilkan pengalaman konsumen kurang optimal dan potensi dana hilang yang tak terhitung jumlahnya.

Dari hasil tersebut, Reuben menyebut Grab ingin menyelesaikan isu tersebut, seperti mengeleminasi proses verifikasi cukup secara online, memastikan dana sampai di penerima yang bersangkutan, kepastian biaya transfer, dan dana bisa digunakan langsung digunakan tanpa harus dicairkan terlebih dahulu.

Pengguna dapat mengirim uang secara instan dan aman ke penerima di negara lain dengan e-wallet GrabPay. Opsi ini dinilai berbeda dengan selama ini yang ada di pasar.

Reuben menjelaskan penerima dapat memilih untuk mencairkan dana yang diterima melalui jaringan cash out point atau menggunakannya untuk transaksi sehari-hari, seperti pembayaran tagihan sampai isi pulsa langsung dalam aplikasi Grab.

Untuk biaya transfer, pengguna mendapat transparansi dan visibilitas yang lengkap terhadap seluruh biaya, termasuk biaya forex dan administasi sebelum transfer dana.

Grab menjamin penerima dana tidak akan dikenakan biaya tambahan apapun untuk setiap dana yang masuk ke akun GrabPay. Kelebihan ini dinilai tidak hadir dalam layanan remitansi yang ada sebelumnya (MTO/Money Transfer Operator).

Terkait kehadiran layanan ini di Indonesia, DailySocial mencoba untuk menghubungi perwakilan Grab. Juru bicara Grab menolak untuk memberikan pernyataan lebih jauh.

“Kami akan meluncurkan produk pengiriman uang pada awal 2019, dimulai dengan jalur transaksi pengiriman uang antar negara terbesar di Asia Tenggara, di mana terdapat jumlah besar pekerja yang rentan secara ekonomi. Kami akan menawarkan mereka cara yang transparan, aman, dan cepat untuk mengirimkan pendapatan mereka kepada keluarga mereka.”

Grab menyatakan siap bekerja sama dengan pemerintah di Asia Tenggara tentang inisiatif ini, yang tergabung dalam ASEAN Smart Cities Network (ASCN). Di Indonesia, kota yang tergabung sebagai anggota ASCN adalah DKI Jakarta, Banyuwangi, dan Makassar.

Saat ini Grab telah beroperasi di 8 negara di kawasan Asia Tenggara dengan total kehadiran di lebih dari 500 kota.

Application Information Will Show Up Here

Online Remittance Platform Wallex Officially Arrives in Indonesia

Online foreign exchange (forex) platform, Wallex, is officially launched in Indonesia after obtaining fund transfer license from Bank Indonesia. In the last two months of 2018, they aim to record the monthly transaction of US5 million to US$10 million.

In addition to the license from BI, the Singapore-based company has also obtained the fund transfer license from MAS. Furthermore, Wallex is to become a fintech company that provides forex transfer service, also known as remittances, in two countries.

The Indonesian expansion is a realization program after securing investment led by Beenext, joined by Central Capital Ventura and Indonusa Dwitama.

Hiroyoki Kiga, Wallex Asia‘s Co-Founder and COO, said, Singapore and Indonesia are large-scale partners with trading rate up to US$28 billion in 2016. Therefore, Wallex Indonesia will be focused on taking care of SMEs in many unbanked sectors. Individuals and large companies can also use Wallex service.

“Wallex official launching in Indonesia marks an important stage in our future development. There is some inefficiency occurred while using international transaction in Indonesia. We want to cut off all the obstacles with online easy access,” he explained, Wed (11/7).

Triono J. Dawis, Walllex Asia Group’s Director, added, Wallex could be an alternative fund transfer instead of going to money changer or the bank. All services, from registration, KYC, comparing exchange rates, and all systems have been approved by the relevant authorities to facilitate users.

“All of our data stored online will be followed up in accordance with regulations, making our services more accountable and transparent,” Dawis said.

Wallex offers competitive rates in 30 world currencies and charges minimum fees of Rp100 thousand for every transaction in any amount. Funds will reach the recipients within 1 to 3 days, depending on the recipient country.

Business Target

Andy Putra, Wallex Indonesia’s Country Manager targeted monthly transaction of US$5 million to US$10 million in these two months. However, it’s expected to increase two times by next year. The first target is to reach 500 to 1,000 SMEs.

“It’s only for SMEs, but we expect to serve up to millions of US dollar per month because we serve corporates to individuals,” he added.

In Indonesia, Wallex partners with BCA and BNI; while DBS, UOB, and OCBC are its partners in Singapore.

In using Wallex, users don’t have to download the application as it is accessible via the website. You just have to fill in personal data, KYC, fill in transfer destination, and transfer fund to the official account of Wallex.

Wallex guarantees a safe platform because its system can detect the transaction. If there’s any negative transaction appears, it’ll be automatically blocked.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Platform Remitansi Online Wallex Resmi Masuk ke Indonesia

Platform valas (valuta asing) online Wallex mengumumkan kehadirannya di Indonesia pasca memperoleh izin transfer dana dari Bank Indonesia. Ditargetkan dalam dua bulan terakhir di 2018 ini, perusahaan dapat tembus transaksi bulanan sebesar US$5 juta sampai US$10 juta.

Selain mengantongi izin dari BI, perusahaan asal Singapura ini juga telah memperoleh izin pengiriman uang dari MAS. Selanjutnya Wallex akan jadi salah satu perusahaan fintech yang menyediakan jasa transfer valas atau lebih dikenal remitansi di dua negara.

Ekspansinya ke Indonesia ini merupakan realisasi pasca merengkuh investasi yang dipimpin Beenext dan diikuti Central Capital Ventura dan Indonusa Dwitama.

Co-Founder dan COO Wallex Asia Hiroyoki Kiga mengatakan, Singapura dan Indonesia merupakan mitra berskala besar dengan perdagangan barang yang jumlahnya hampir US$28 miliar di 2016. Untuk itu Wallex Indonesia akan berfokus melayani para pelanggan UKM di berbagai sektor yang selama ini belum terlayani bank. Kalangan individu dan perusahaan besar juga bisa menggunakan jasa Wallex.

“Peluncuran Wallex secara resmi di Indonesia menandai tonggak penting bagi masa depan pertumbuhan kami. Ada beberapa inefisiensi yang ditemui ketika melakukan transaksi internasional di Indonesia. Kami ingin memangkas semua kendala tersebut dengan online yang mudah,” terangnya, Rabu (7/11).

Direktur Wallex Asia Group Triono J. Dawis menambahkan, Wallex dapat menjadi alternatif pengiriman dana di samping harus ke money changer atau ke bank. Semua layanan, mulai dari pendaftaran, KYC, membandingkan rate kurs, dan semua sistem sudah disetujui otoritas terkait, sehingga memudahkan pengguna.

“Semua data yang disimpan secara online kami pertanggungjawabkan sesuai dengan regulasi, menjadikan layanan kami lebih accountable dan transparan,” kata Triono yang juga menjabat sebagai Direktur Orori.

Wallex menawarkan kurs valas yang kompetitif dalam 30 mata uang dunia dan mengenakan biaya minimum Rp100 ribu untuk setiap pengiriman dana dalam jumlah berapapun. Dana diklaim akan sampai ke tangan penerima dalam kurun waktu 1 sampai 3 hari, tergantung negara penerima.

Target bisnis

Country Manager Wallex Indonesia Andy Putra menargetkan transaksi bulanan sebesar US$5 juta sampai US$10 juta dalam dua bulan ini. Sementara tahun depan diharapkan dapat naik dua kali lipat. Adapun target awal untuk UKM yang akan dibidik adalah 500 sampai 1.000 UKM.

“Target itu hanya dari kalangan UKM, tapi kami berharap dapat melayani hingga puluhan juta dolar AS setiap bulan karena kami bisa melayani korporasi hingga individu,” terang Andy.

Di Indonesia, Wallex bermitra dengan BCA dan BNI untuk mitra perbankannya. Sementara di Singapura dengan DBS, UOB, dan OCBC.

Untuk menggunakan jasa Wallex, pengguna tidak harus mengunduh aplikasi namun bisa mengaksesnya lewat situs. Cukup mengisi data diri, melakukan KYC, mengisi tujuan transfer, dan mentransfer dana ke rekening resmi milik Wallex.

Wallex menjamin platform-nya aman karena memiliki sistem yang bisa mendeteksi penggunaan dana. Apabila dicurigai untuk kebutuhan negatif, transaksi akan ditolak secara otomatis.