Alfacart Versi 2.0 Akan Sinergikan Konsep O2O untuk Warung dan Toko Tradisional

Setelah menjalankan usaha selama 10 bulan, layanan e-commerce Alfacart berencana untuk melancarkan strategi baru. Masih mengandalkan skema online-to-offline (O2O), jelang HUT Alfacart yang pertama, kerja sama dengan merchant akan diperluas ke jaringan external.

Jika sebelumnya mengedepankan kerja sama dengan 90% gerai Alfamart di Indonesia, kini layanan e-commerce besutan PT Sumber Alfaria Trijaya ini akan menggandeng warung, toko tradisional dan ritel offline lainnya sebagai jaringan O2O. Inisiatif akan dihadirkan bersama pembaruan versi 2.0 dari sistem Alfacart.

“Alfacart versi 2.0 ini kami usung setelah melihat perkembangan perusahaan kami yang begitu pesat melalui strategi O2O yang telah kami pilih ketika masuk saat itu serta mempertimbangkan kebutuhan masyarakat modern di Indonesia. Selama 10 bulan ini kami melihat, konsep O2O telah menjadi kunci keberhasilan Alfacart.com menjadi e-commerce terbesar di Indonesia untuk barang kebutuhan sehari-hari,” kata CEO Alfacart Catherine Sutjahyo.

Strategi ini diambil oleh Alfacart dengan harapan dapat menambah lebih banyak lagi jumlah jaringan O2O di luar grup Alfamart yang selama ini menjadi andalan dari Alfacart. Nantinya komunitas tersebut akan dikumpulkan menjadi Kios AKU (Alfacart Komunitas Usaha).

Hingga kini tercatat 7 mitra (diluar Alfamart) telah bergabung dengan komunitas AKU. selain menambah jumlah mitra, Alfacart juga sudah mulai melakukan uji coba (Beta test) untuk penggunaan barcode untuk mitra baru tersebut selama 1 bulan terakhir. Nantinya penggunaan barcode bukan hanya untuk gerai Alfamart saja tapi semua warung hingga toko tradisional yang telah bergabung dalam AKU.

“Tidak dapat dipungkiri O2O sudah menjadi kebutuhan semua layanan e-commerce jika ingin bertahan di bisnis ini. Berdasarkan pengalaman kami ditahun 2016 lalu sekitar 80% konsumen masih memilih untuk membayar transaksinya secara tunai di payment point kami, tidak hanya itu 70% konsumen juga menginginkan fleksibilitas dalam mengambil barang belanjaannya di Pick Up Point kami ” ujar Catherine.

Perluas kemitraan dengan UKM dan brand ternama

Fokus baru Alfacart yang berupaya untuk menggandeng lebih banyak jaringan luar dari kalangan UKM juga akan didukung dengan kegiatan pemasaran yang akan dilakukan. Terutama untuk membantu membesarkan UKM Indonesia dan juga bekerja sama dengan brand besar seperti Samsung, Unilever, Danone, L’oreal, hingga Nutricia.

“Manajemen melihat perubahan ini sangat baik dan harus dilakukan. Maka sesegera mungkin versi 2.0 akan kami rampungkan. Dari sekarang kami sudah memulai membangun infrastrukturnya. Harapan kami dengan versi 2.0, Alfacart.com dapat lebih melesat di tahun ini serta mendorong pertumbuhan e-commerce di Indonesia” tutup Catherine.

Application Information Will Show Up Here

Edukasi Konsumen Offline, Blibli Luncurkan Blibli NOW

Layanan marketplace besutan Grup Djarum, Blibli, meluncurkan aplikasi online-to-offline (O2O) dinamai Blibli NOW. Aplikasi ini menjadi jembatan para pembelanja offline untuk mengenal kemudahan belanja online, sekaligus menjadi peluang merchant partner memperluas usahanya dengan memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan Blibli mulai dari kualitas produk, pembayaran yang mudah, dan memanfaatkan fasilitas cicilan kredit.

Blibli melihat, peluang untuk merangkul pembelanja offline sangat besar. Dari hasil pantauan Blibli, nilai penjualan e-commerce di ASEAN masih kecil, kurang dari 1% total penjualan sektor industri ritel. Dibandingkan negara di Eropa, Cina, atau Amerika Serikat mencapai 6%-8%. Untuk itu, Blibli menciptakan inovasi baru untuk menangkap peluang tersebut.

Dalam menyosialisasikan produk barunya ini ke khalayak luas, Blibli memilih untuk memperkenalkannya di ajang Indocomtech 2016. Acara ini dinilai dapat menjadi langkah awal bagi perusahaan untuk bertemu dengan brand principal, mengingat mereka buka booth di sana.

Saat ini, sudah ada 45 mitra store yang tergabung dalam Blibli NOW untuk menawarkan kategori produk elektronik dan gadget di ajang Indocomtech 2016. Sepanjang acara tersebut, Blibli mengaku sudah mendapat 20 tambahan permohonan dari merchant yang bermain di segmen otomotif.

“Blibli NOW jadi langkah untuk edukasi masyarakat tentang kemudahan dari berbelanja online. Aplikasi ini masih soft launch dan pertama kali diperkenalkan di ajang Indocomtech 2016,” terang Lani Rahayu, Senior Marcomm Manager Blibli kepada DailySocial, Jumat (4/11).

Menurutnya, kategori gadget, elektronik, dan aksesoris bakal menjadi prioritas merchant yang akan terus disasar untuk pengembangan Blibli NOW. Meskipun tidak menutup kemungkinan untuk menggaet merchant partner lainnya dari segmen bisnis lainnya.

Secara model bisnisnya, lanjut dia, pihak Blibli akan menyediakan device yang sudah ter-install aplikasi Blibli NOW, booth, dan petugas yang akan memandu. Untuk toko yang luas, akan disediakan booth, device, dan petugas. Sementara untuk toko yang kecil, hanya akan ada device yang menempel di toko.

“Karena ini masih baru, akan ada petugas yang bakal memandu. Diharapkan ada transfer knowledge antara pihak kami dengan penjual, sehingga nantinya mereka berjalan sendiri.”

Dari penjelasan Lani, terlihat bahwa Blibli telah mempersiapkan kocek dana yang cukup besar demi kesukesan Blibli NOW. Namun sayangnya Lani enggan membeberkan dana investasinya lebih lanjut.

Lani menargetkan sampai akhir tahun ini Blibli NOW sudah bisa digunakan oleh 200 merchant partner dari kawasan Jabodetabek. Sementara pada tahun depan diharapkan aplikasi ini sudah digunakan oleh merchant yang berada di luar Pulau Jawa.

Menurutnya, untuk menjadi merchant partner tidak harus sudah tergabung sebagai penjual terdaftar di situs Blibli, tetapi juga bisa yang sifatnya event based.

Adapun sampai Agustus 2016, jumlah merchant partner yang bergabung di Blibli mencapai 12 ribu merchant, jumlah brand 12.800, dan jumlah produk sudah lebih dari 1 juta.

Disclosure: Blibli dan DailySocial berada di bawah induk perusahaan yang sama.