Connect Watch Dirancang Spesifik untuk Menjalankan Sistem Operasi Open-Source AsteroidOS

Samsung Gear S3 membuktikan kalau sebuah smartwatch tak harus menjalankan sistem operasi Android Wear untuk bisa menjadi hebat. Hal yang sama semestinya juga bisa berlaku untuk AsteroidOS, OS khusus smartwatch bersifat open-source yang sempat dipakai oleh Jolla sebagai fondasi untuk Sailfish OS versi smartwatch.

Yang jadi masalah, AsteroidOS sejauh ini cuma bisa di-install secara manual, dan itu pun hanya pada sejumlah smartwatch yang kompatibel saja, macam LG G Watch Urbane, Asus ZenWatch 3 dan Sony Smartwatch 3. Namun ke depannya nasib AsteroidOS mungkin bakal berubah berkat kehadiran Connect Watch.

Connect dideskripsikan sebagai smartwatch pertama yang dikembangkan secara spesifik untuk AsteroidOS. Meski yang menjadi bintang di sini adalah software-nya, fisik Connect sendiri tampak cukup elegan sekaligus sporty, dan spesifikasinya juga terbilang cukup mumpuni.

Connect Watch with AsteroidOS

Layar membulatnya menggunakan panel AMOLED 1,39 inci dengan resolusi 400 x 400 pixel, sedangkan prosesor quad-core 1,39 GHz buatan MediaTek dipercaya menjadi otaknya. Konsumen dapat memilih varian dengan RAM 512 MB atau 1 GB, demikian pula untuk storage internalnya, yakni 4 GB atau 8 GB.

Sebuah kamera 2 megapixel (video 720p) turut tersemat di panel belakangnya, dan smartwatch ini juga bisa dijejali kartu SIM – meski hanya 3G dan bukan LTE. Melengkapi semua itu adalah GPS, serta baterai yang diperkirakan bisa bertahan sampai 4 hari – berkat kepiawaian AsteroidOS dalam hal efisiensi daya.

Aspek lain yang Connect prioritaskan adalah kebebasan penggunaan. Personalisasi merupakan bagian penting dari Connect, dan pengguna rupanya juga tidak perlu khawatir batas privasinya dilanggar dengan penggunggahan beragam data secara otomatis.

Sayang semua informasi mengenai Connect Watch baru sebatas itu. Harga dan ketersediaannya belum diketahui; pengembangnya cuma mengatakan kalau fase pre-order bakal segera dimulai melalui platform crowdfunding Ulele.

Sumber: Wareable dan Connect Watch.

Apple Umumkan macOS High Sierra, Berikut Fitur-Fitur Barunya

Di samping iOS 11, Apple turut memperkenalkan versi terbaru dari macOS. Dijuluki macOS High Sierra, ia melanjutkan jejak macOS Sierra selagi membawa penyempurnaan di balik layar – tidak kelihatan langsung, tapi signifikansinya cukup besar.

Berikut adalah fitur-fitur baru yang paling menarik dari macOS High Sierra.

Apple File System (APFS)

High Sierra menjadi versi macOS pertama dalam 30 tahun terakhir yang menggunakan file system baru. APFS dirancang untuk perangkat generasi modern, dengan arsitektur 64-bit secara native dan sederet fitur keamanan. Imbasnya pada pengguna mungkin tidak langsung terasa, tapi Anda bakal terkejut melihat proses copy file yang sangat cepat, bahkan hampir instan.

High-Efficiency Video Coding (HEVC)

macOS High Sierra turut membawa dukungan untuk codec video H.265 alias HEVC, sama seperti iOS 11, baik untuk playback maupun untuk encoding. HEVC sejatinya menawarkan tingkat kompresi hingga 40% lebih baik ketimbang H.264, yang berarti ukuran file video bisa lebih kecil tanpa mengalami penurunan kualitas.

Metal 2 dan dukungan VR

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, HTC Vive jadi kompatibel dengan perangkat Mac / Apple
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, HTC Vive jadi kompatibel dengan perangkat Mac / Apple

High Sierra memulai debut API grafis Metal 2, yang diklaim bisa meningkatkan performa hingga 10x lipat dibanding versi sebelumnya. Tak melulu soal grafis, developer juga dapat memanfaatkan Metal 2 untuk keperluan machine learning, baik yang melibatkan speech recognition, natural language processing maupun computer vision.

Kehadiran Metal 2 dan penyegaran spesifikasi lini Mac pada akhirnya juga berujung pada dukungan virtual reality. Namun bukan untuk konsumsi, melainkan untuk kreasi konten VR. Lebih lanjut, Apple telah mengajak Valve, Unity dan Epic untuk memboyong development tool mereka ke macOS.

Valve? Ya, headset HTC Vive nantinya dapat disambungkan ke Mac, tapi sekali lagi bukan untuk konsumsi, melainkan lebih mengarah ke proses kreasi konten untuk platform SteamVR. Tidak ketinggalan, Apple pun juga akan meng-update aplikasi Final Cut Pro X supaya pengguna dapat mengedit video 360 derajat.

Safari yang lebih awas soal privasi

Safari pada High Sierra terus menambahkan fitur-fitur yang dirancang untuk melindungi privasi pengguna. Utamanya adalah Intelligent Tracking Prevention, yang akan memastikan pengiklan tidak mengendus riwayat browsing Anda. Bukan, ini bukan untuk memblokir iklan, melainkan menjaga supaya iklan yang Anda jumpai tidak itu-itu saja berdasarkan riwayat browsing.

Selain itu, Safari juga dapat mendeteksi situs-situs yang biasa memutar video secara otomatis, dan pada akhirnya menghilangkan mood membaca pengguna. Pengguna bebas menyesuaikan pengaturannya, sehingga situs favorit, seperti YouTube misalnya, tetap bisa mengaktifkan fitur autoplay.

Penyempurnaan pada Photos

Fitur editing Photos kini tak kalah dari Photoshop / Apple
Fitur editing Photos kini tak kalah dari Photoshop / Apple

Aplikasi Photos pada High Sierra telah dilengkapi fitur-fitur editing yang lebih komprehensif dan merinci, dan pengguna pun sekarang juga bisa menyunting Live Photos. Anda lebih memilih Photoshop? Aplikasi itu bisa langsung dibuka dari Photos, dan hasil suntingannya juga bisa langsung disimpan kembali ke Photos.

Sinkronisasi iMessage via iCloud

iMessage pada High Sierra semakin efektif berkat sinkronisasi via iCloud, yang berarti semua pesan yang masuk ke iPhone Anda juga akan muncul di Mac. Lebih penting lagi, karena pesan-pesannya disimpan di iCloud, Anda bisa sedikit lebih menghemat storage milik Mac Anda.

macOS High Sierra akan tersedia secara cuma-cuma untuk semua pengguna mulai musim semi mendatang. Asalkan perangkat Anda kompatibel dengan Sierra, nantinya Anda juga bisa menikmati update ke High Sierra.

Sumber: Apple.

Fitur-Fitur Baru iOS 11 yang Perlu Anda Ketahui

Dalam beberapa tahun terakhir, iOS selalu menjadi daya tarik utama dari event WWDC. Tahun ini, iOS memasuki versi yang ke–11, dan bersamanya datang sederet pembaruan yang menarik, termasuk fitur-fitur khusus untuk lini iPad.

Berikut adalah rangkuman fitur-fitur baru iOS 11 yang perlu Anda ketahui.

Akses aplikasi iMessage yang lebih mudah

Seperti yang kita tahu, tahun lalu iOS 10 memperkenalkan aplikasi untuk iMessage, yang memungkinkan pengguna untuk saling berbagi stiker maupun mengakses fungsi-fungsi lainnya. Dengan iOS 11, akses ke aplikasi-aplikasi tersebut jadi semakin mudah berkat desain app drawer baru yang diposisikan tepat di bawah kotak input teks, dan pengguna tinggal menggeser ke kiri atau kanan untuk membuka masing-masing aplikasi.

Tampilan baru App Store

Tampilan aplikasi App Store di iOS 11 / Apple
Tampilan aplikasi App Store di iOS 11 / Apple

Prinsip desain App Store sejatinya tidak berubah sejak fitur ini diluncurkan pertama kalinya. iOS 11 bakal menghadirkan App Store yang benar-benar baru, dengan tab aplikasi dan game yang dipisahkan supaya pengguna bisa lebih mudah menemukan konten yang mereka mau.

App Store baru ini juga menitikberatkan pada aspek kurasi, dengan tab berlabel “Today” yang akan menyoroti sejumlah aplikasi pilihan tim editor internal Apple, termasuk debut aplikasi-aplikasi eksklusif seperti Monument Valley 2, lengkap dengan cerita dari developer-nya.

Penyempurnaan pada Siri

Siri pada iOS 11 punya suara yang lebih alami sekaligus ekspresif. Apple tak lupa menerapkan teknologi machine learning supaya Siri bisa memahami konteks dengan lebih baik dan menawarkan rekomendasi berdasarkan pola penggunaan. Tidak kalah menarik, Siri kini juga siap menerjemahkan bahasa Inggris ke sejumlah bahasa lain.

Apple Pay untuk transfer uang antar pengguna

iOS 11 memperkenalkan fungsi baru layanan Apple Pay, yakni untuk mentransfer uang antar sesama pengguna. Melalui aplikasi Apple Pay yang terintegrasi dalam iMessage, pengguna dapat mengirim dan menerima uang secara instan, atau mereka juga bisa meminta bantuan Siri untuk urusan bagi-bagi uang ini.

Tampilan baru Control Center

Pada iOS 11, Control Center kini menjadi satu dengan app switcher di iPad / Apple
Pada iOS 11, Control Center kini menjadi satu dengan app switcher di iPad / Apple

Control Center pada iOS 11 punya tampilan baru yang lebih ringkas, tidak lagi dibagi menjadi halaman-halaman terpisah. Dipadukan dengan fitur 3D Touch, pengguna dapat mengakses beragam fungsi yang ditawarkan Control Center tanpa perlu menggesernya ke kiri atau kanan lagi.

Fitur kamera baru

Live Photos pada iOS 11 kini bisa dibubuhi sejumlah efek menarik seperti Loop, Bounce maupun Long Exposure. iOS 11 juga memperkenalkan format gambar baru bernama High Efficiency Image File (HEIF) yang menawarkan teknologi kompresi yang lebih efektif ketimbang JPEG.

Video juga mendapat perlakuan yang sama dengan hadirnya dukungan codec H.265, atau yang dikenal juga dengan istilah HEVC. Terakhir, khusus iPhone 7 Plus yang dibekali kamera ganda, fitur Portrait Mode kini dapat memanfaatkan optical image stabilization (OIS), HDR dan True Tone flash.

Peta indoor untuk Apple Maps

iOS 11 menghadirkan peta dalam ruangan untuk Apple Maps yang meliputi sejumlah bandar udara dan pusat perbelanjaan. Tentunya fitur ini sangat bergantung pada lokalisasi, sehingga ketersediaannya masih terbatas di sejumlah kota dan negara saja. Lebih lanjut, mode navigasi kini juga akan menampilkan batas kecepatan dan panduan jalur yang lebih merinci.

Do Not Disturb While Driving

Bicara soal navigasi, iOS 11 memungkinkan pengguna untuk mengaktifkan fitur Do Not Disturb ketika sedang mengemudi. Selagi aktif, semua notifikasi bakal disetop untuk sementara dan layar perangkat akan dimatikan. Saat ada pesan masuk misalnya, perangkat juga dapat mengirimkan balasan secara otomatis untuk memberi tahu bahwa Anda sedang mengemudi.

Dukungan augmented reality (AR)

iOS 11 membawa dukungan native untuk konten augmented reality (AR) / Apple
iOS 11 membawa dukungan native untuk konten augmented reality (AR) / Apple

iOS 11 juga menjadi langkah awal Apple dalam menjajaki ranah augmented reality. Developer dapat mengakses kumpulan API khusus AR yang memadukan teknologi computer vision sekaligus komponen internal perangkat iOS demi menciptakan konten AR yang interaktif sekaligus immersive.

AirPlay 2

iOS 11 memperkenalkan protokol wireless baru AirPlay 2. Perubahannya cukup drastis, dimana AirPlay 2 kini menawarkan dukungan audio multi-room sehingga pengguna dapat mengontrolnya dengan mudah via Control Center, aplikasi Home atau tentu saja, Siri.

Apple Music jadi lebih sosial

Apple Music pada iOS 11 jadi semakin mirip Spotify. Para pelanggan dapat membuat profilnya masing-masing dan mengikuti pengguna lain. Dari situ Apple Music akan menyajikan deretan playlist atau musik yang sedang didengarkan oleh orang-orang yang Anda follow.

Fitur baru khusus iPad

Aplikasi Files untuk iPad / Apple
Aplikasi Files untuk iPad / Apple

Sejauh ini fitur-fitur baru yang ditawarkan iOS 11 mungkin terdengar biasa, akan tetapi pembaruan yang dibawa untuk iPad sangat signifikan, dengan fokus pada aspek multitasking dan produktivitas.

Yang pertama, ada aplikasi baru bernama Files, yang sejatinya merupakan adaptasi Finder dari macOS. Lewat Files, pengguna dapat mengakses semua file, baik yang disimpan di perangkat atau di layanan cloud seperti iCloud Drive, Box, Dropbox maupun Google Drive.

Drag-and-drop pada iOS 11 juga mendukung multi-touch / Apple
Drag-and-drop pada iOS 11 juga mendukung multi-touch / Apple

Dari situ pengguna bisa memindahkan file antar aplikasi dengan mekanisme drag-and-drop seperti di komputer. Tak cuma file, teks maupun link juga bisa dioper dari satu app ke yang lain dengan drag-and-drop.

Dock milik iPad dengan iOS 11 bisa dimunculkan dari aplikasi apa saja / Apple
Dock milik iPad dengan iOS 11 bisa dimunculkan dari aplikasi apa saja / Apple

iOS 11 juga menghadirkan desain dock baru untuk iPad, yang sekarang bisa diisi dengan lebih dari enam aplikasi. Tampilannya mirip dengan di macOS, dan dock ini juga bisa dimunculkan dari dalam aplikasi apa saja. Juga berpenampilan baru adalah app switcher, yang akan semakin mempermudah pengguna berpindah aplikasi.

Integrasi Apple Pencil pada iPad Pro juga semakin mendalam berkat iOS 11. Pengguna dapat mengakses aplikasi Notes dari lock screen hanya dengan menyentuh layar menggunakan Pencil. Notes sendiri kini mengemas fungsi untuk memindai dan menganotasi dokumen.

Seperti biasa, iOS 11 bakal tersedia untuk publik secara cuma-cuma mulai musim semi mendatang. Daftar perangkat yang kompatibel bisa Anda lihat sendiri di situs resmi Apple di bagian paling bawah.

Sumber: Apple.

Berakhirnya Masa Update Gratis Tidak Membuat User Buru-Buru Beralih ke Windows 10?

Sebagai bagian dari strategi mengumpulkan satu miliar pengguna, Microsoft memberikan kesempatan upgrade gratis dari Windows 7 dan 8 ke Windows 10 selama satu tahun. Masa itu telah habis tepat di tanggal 29 Juli 2016 kemarin. Pertanyaannya kini ialah, apakah berakhirnya kesempatan ini mendorong para user untuk buru-buru memperbarui sistem operasi di PC mereka?

Sepertinya, batas waktu upgrade gratis tidak terlalu memotivasi pengguna. NetMarketShare mengungkap data penggunaan OS di bulan Juli: meskipun di sana Windows 10 menunjukkan peningkatan, kenaikannya tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa deadline tidak mendorong konsumen yang menunda-nunda untuk segera menginstal platform teranyar racikan Microsoft tersebut. Dengan begitu, boleh jadi laju adopsinya malah berkurang di bulan Agustus.

Mari kita bahas angkanya sedikit lebih rinci. Di bulan Juli, pemakaian Windows 10 naik 1,99 persen, dari 19,14 persen ke 21,13 persen. Sebagai perbandingan, sistem operasi tersebut mengalami eskalasi sebesar 1,71 persen di bulan Juni, dan 2,09 persen di bulan Mei.

OS Market Share

Kerja keras Microsoft memasarkan Windows 10 memang membuahkan hasil membanggakan. Dengan menghidangkannya secara gratis, kini ia menguasai 21,3 persen ranah sistem operasi desktop. Namun kita tahu, dalam prakteknya, sang produsen asal Redmond itu menerapkan beberapa taktik yang dikeluhkan user, misalnya mengunduh file tanpa sepengetahuan pemilik PC.

Penurunan terbesar dialami oleh OS favorit yang sudah menginjak usia tujuh tahun, Windows 7. Tapi walaupun ia kehilangan 2,04 persen, Windows 7 masih mendominasi kategori OS desktop dengan 47,01 persen. Windows 8.1 sendiri memperoleh sedikit depresiasi, yaitu sebesar 0,21 persen, sekarang berada di 7,8 persen. Dan ada kabar menarik dari platform  jadul Microsoft, Windows XP. Pemakaiannya terlihat kembali meningkat, dari 9,78 persen jadi 10,34 persen di bulan Juli.

Meskipun periode update gratis sudah habis, kesempatan beralih ke Windows 10 tanpa mengeluarkan ratusan ternyata dolar masih terbuka bagi user yang menggunakan ‘assistive  technologies‘. Microsoft menjelaskan bahwa metode ini bukanlah solusi bagi mereka yang melewatkan batas kadaluarsa, namun karena produsen juga tidak mengaplikasikan sistem verifikasi, sangat mungkin bagi pengguna biasa untuk memanfaatkannya.

Caranya? Cukup kunjungi laman Microsoft.com ini dan klik tombol ‘Upgrade Now’ buat mengunduh file .exe. Setelah proses download selesai, Anda hanya tinggal menjalankannya saja.

Sumber: Betanews & NetMarketShare. Tambahan: PC Advisor.

Endless OS Adalah Sistem Operasi Gratis untuk PC dan Laptop Tanpa Akses Internet

Melalui Endless One dan Endless Mini, sebuah startup bernama Endless Computers ingin mewujudkan misi mulianya kepada dunia. Dua komputer mungil tersebut mereka ciptakan secara khusus untuk konsumen di negara-negara berkembang, lebih tepatnya kawasan dimana akses internet sangat terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali.

Kini startup yang sama sekali lagi ingin membuktikan bahwa komitmen mereka tidak semata didasari oleh faktor mencari keuntungan saja. Mereka pun memutuskan untuk merilis sistem operasi berbasis Linux yang mereka kembangkan sendiri untuk kedua PC mungil buatannya. Namanya tak lain dari Endless OS, dan ia bisa didapatkan tanpa perlu membayar uang sepeser pun.

Endless OS datang membawa lebih dari 100 aplikasi yang dirancang untuk kebutuhan belajar, bekerja maupun bermain. Mulai dari Wikipedia, Khan Academy, LibreOffice sampai game balap mobil, semuanya telah ter-install dalam OS dan bisa diakses kapan saja tanpa perlu mengandalkan koneksi internet sama sekali.

Tampilan desktop Endless OS terinspirasi oleh smartphone / Endless Computers
Tampilan desktop Endless OS terinspirasi oleh smartphone / Endless Computers

Ada dua versi Endless OS yang ditawarkan, yaitu Light dan Full. Versi Light ukurannya cuma sekitar 2 GB, ditujukan untuk pengguna yang memiliki akses internet. Sedangkan versi Full ukurannya sekitar 16 GB, telah diisi oleh lebih dari 100 aplikasi dan konten seperti yang disinggung tadi sehingga pengguna bisa langsung memakainya sesaat setelah selesai di-install.

Lalu perangkat seperti apa yang bisa menjalankan Endless OS? Menurut Endless sendiri, mayoritas laptop atau komputer yang dibuat setelah tahun 2007 dapat menjalankannya, dengan dukungan RAM 2 GB dan kapasitas penyimpanan minimal 32 GB untuk versi Full-nya.

Anda punya laptop usang yang memenuhi spesifikasi minimum ini? Silakan unduh Endless OS dan ‘hidupkan’ kembali perangkat tersebut menjadi sarana belajar, bekerja sekaligus bermain yang efektif.

Sumber: Forbes dan Endless Computers.

Apple Perkenalkan macOS Sierra, Penerus OS X El Capitan

Selain versi baru iOS, WWDC juga dijadikan Apple sebagai wadah untuk memperkenalkan versi baru dari OS X. Menemani iOS 10 adalah macOS Sierra, penerus dari OS X El Capitan yang diumumkan di WWDC tahun kemarin.

Sebelum membahas fitur-fitur barunya, menarik juga untuk memperhatikan nama barunya sekarang. Jauh sebelum ini, nama resmi sistem operasi Mac adalah Mac OS X – diikuti oleh nama versi, seperti Snow Leopard dan sebagainya – kemudian berganti menjadi OS X; dan sekarang kembali lagi memakai nama macOS, tapi kali ini tanpa diimbuhi embel-embel “X” dan kata “mac” tanpa kapitalisasi.

Oke, nama mungkin tidak terlalu penting. Yang lebih penting adalah apa saja hal baru yang dibawa oleh macOS Sierra. Yuk kita bahas satu per satu.

Peningkatan signifikan pada fitur Continuity

File yang tersimpan di desktop macOS Sierra bisa diakses lewat aplikasi iCloud Drive di iOS / Apple
File yang tersimpan di desktop macOS Sierra bisa diakses lewat aplikasi iCloud Drive di iOS / Apple

Seperti yang kita tahu, Continuity adalah istilah Apple dalam menggambarkan sinkronisasi antara perangkat-perangkat besutannya, mulai dari Mac sampai ke iPhone, iPad dan Apple Watch. Continuity dalam macOS Sierra kini jauh lebih canggih, mencakup hal-hal yang sederhana seperti misalnya Auto Unlock.

Fitur Auto Unlock pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk membuka Mac-nya dengan cepat tanpa perlu memasukkan kata sandi sama sekali. Syaratnya hanya satu, yakni pengguna mengenakan Apple Watch miliknya. Jadi selama Apple Watch Anda ada di pergelangan tangan, Anda bisa mem-bypass lock screen macOS Sierra secara instan.

Bagian lain dari Continuity adalah Universal Clipboard. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk melakukan copy-paste antar perangkat. Jadi semisal Anda menyalin teks di iPhone, teks tersebut bisa langsung Anda paste di Mac. Fitur ini juga berlaku untuk konten lain seperti gambar dan video.

Lebih lanjut, file yang tersimpan pada desktop Mac kini juga bisa disinkronisasikan via iCloud, sehingga pengguna dapat menjumpai file yang sama – lengkap hingga ke penempatannya di desktop – pada perangkat Mac lain, atau bisa juga dengan membuka aplikasi iCloud Drive pada perangkat iOS.

Siri datang ke Mac

Siri yang kita kenal di iOS kini hadir di macOS Sierra dengan kepintaran yang sama / Apple
Siri yang kita kenal di iOS kini hadir di macOS Sierra dengan kepintaran yang sama / Apple

Ini merupakan kabar besar buat pengguna Mac, dimana Siri nantinya akan hadir bersama macOS Sierra. Siri di Mac bisa diakses lewat Dock, menu bar atau dengan keyboard shortcut. Pengguna bisa meminta bantuan Siri untuk mencari file yang spesifik di Mac-nya atau mencantumkan agenda baru pada kalender.

Siri tentu saja juga bisa dimanfaatkan untuk mencari informasi di internet, gambar misalnya. Menariknya, hasil pencarian bisa langsung di-drag dan ditambatkan ke dokumen yang tengah dikerjakan di Pages misalnya. Secara keseluruhan, Siri di Mac adalah Siri yang kita kenal selama ini di iOS.

Optimalisasi storage

Storage atau kapasitas penyimpanan kerap menjadi elemen krusial bagi pengguna Mac, khususnya MacBook Air atau MacBook yang punya storage terbatas. Apple berupaya memberikan solusi lewat optimalisasi storage di macOS Sierra.

Cara kerjanya cukup sederhana, dimana file yang jarang digunakan akan otomatis dipindahkan ke iCloud sementara. macOS Sierra juga akan mengingatkan pengguna untuk menghapus file installer yang sudah dipakai, file download yang kembar, cache dan masih banyak lagi. Semuanya ditampilkan dalam satu aplikasi yang mudah dipahami.

Picture in Picture

Picture in Picture adalah salah satu fitur andalan iOS 9 di iPad. Fitur ini sederhananya memungkinkan pengguna untuk memutar video dalam jendela tersendiri yang bisa dibesar-kecilkan ukurannya maupun dipindah-pindah posisinya, tapi di saat yang sama mereka masih bisa mengerjakan sesuatu di aplikasi lain.

Tabs di banyak aplikasi

Dalam posisi full screen, macOS Sierra bisa membuka dua aplikasi yang berbeda / Apple
Dalam posisi full screen, macOS Sierra bisa membuka dua aplikasi yang berbeda / Apple

macOS Sierra kini tak cuma mengemas fitur Tabs untuk Safari saja, tetapi juga di mayoritas aplikasi lain, bahkan aplikasi pihak ketiga sekalipun. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk membuka dua jendela aplikasi yang berbeda meski sedang dalam posisi full-screen, misalnya aplikasi Maps dan Notes.

Belanja online dengan Apple Pay

Belanja online di macOS Sierra bisa menggunakan otentikasi Apple Pay via iPhone / Apple
Belanja online di macOS Sierra bisa menggunakan otentikasi Apple Pay via iPhone / Apple

Pengguna Mac nantinya bisa berbelanja online dan melakukan pembayaran dengan Apple Pay. Jadi saat hendak membayar, pengguna akan diminta melakukan otentikasi via Touch ID di iPhone. Ini juga merupakan bagian dari fitur Continuity tadi yang semakin sempurna dalam macOS Sierra.

Selain yang sudah disebutkan, pembaruan lain macOS Sierra mencakup iMessage anyar yang diperkenalkan dalam iOS 10 plus tampilan baru Apple Music di dalam iTunes. macOS Sierra bakal dirilis ke konsumen mulai musim semi mendatang, sedangkan versi beta-nya bisa dijajal oleh publik pada bulan Juli.

Sumber: Apple.

29 Juli Mendatang, Program Upgrade Gratis Windows 10 Dihentikan

Kurang dari setahun sejak pertama diluncurkan, Windows 10 rupanya sudah merambah sekitar 300 juta perangkat aktif, berdasarkan laporan resmi dari Microsoft. Kini menjelang ulang tahun Windows 10 yang pertama, Microsoft pun akan menghentikan program upgrade gratis yang sudah dijalankan selama ini.

Lewat blog post yang sama, Microsoft menyebutkan bahwa program tersebut akan berakhir pada tanggal 29 Juli 2016 mendatang. Hal ini berarti pengguna Windows 7 atau Windows 8.1 yang hendak meng-upgrade perangkatnya masih punya waktu satu bulan lebih untuk bisa mendapatkan Windows 10 secara cuma-cuma.

Lewat tanggal tersebut, pengguna harus merogoh kocek sekitar $119 untuk mendapatkan Windows 10 Home. Bersamaan dengan itu, aplikasi “Get Windows 10” yang selama ini tidak bosan-bosannya memberikan notifikasi update juga akan mulai dihapus dari perangkat Windows 7 dan Windows 8.1 secara berkala.

Ini merupakan kabar baik bagi pengguna yang berpegang pada alasannya masing-masing untuk terus bertahan di Windows 7 atau Windows 8.1, sebab selama ini Microsoft terkesan memaksa para pengguna lewat aplikasi “Get Windows 10”.

Pun demikian, seandainya Anda masih perlu diyakinkan terkait kelebihan-kelebihan yang ditawarkan Windows 10, Anda bisa menyimak video penjelasan dari Microsoft berikut ini.

Sumber: WinBeta. Gambar header: Microsoft.

Microsoft Umumkan Situs Khusus Berisi Daftar Pembaruan yang Dibawa Tiap Update Windows 10

Update demi update telah dikirim Microsoft guna menyempurnakan Windows 10 sejak pertama kali sistem operasi tersebut diluncurkan pada pertengahan tahun lalu. Kendati demikian, pengguna tidak banyak yang tahu pembaruan apa saja yang dibawa setiap update-nya, kecuali kalau update-nya cukup besar seperti yang dirilis pada bulan November kemarin.

Sebagian besar pengguna mungkin tidak terlalu peduli, tapi tetap saja ada pengguna yang ingin tahu pembaruan apa saja yang Microsoft kirim dalam setiap update Windows 10. Demi mengedepankan transparansi, Microsoft pun meluncurkan situs baru yang memaparkan update Windows 10 secara mendetail.

Dalam situs tersebut, pengguna dapat memantau pembaruan atau perbaikan apa saja yang dibawa Windows 10 dari versi ke versi. Mayoritas memang dari sisi teknis, menjadikannya sebagai sumber informasi yang lengkap bagi para geek maupun pengelola IT di berbagai perusahaan yang bertanggung jawab atas kesejahteraan PC seluruh karyawan lainnya.

Microsoft berjanji untuk terus memperbarui situs ini setiap kali update Windows 10 dirilis. Yang terbaru misalnya pada tanggal 9 Februari kemarin, pengguna bisa melihat ringkasan perbaikan yang dibawa update tersebut. Microsoft tak lupa menjelaskan bahwa update bulan ini belum memperkenalkan fitur yang benar-benar baru.

Sumber: The Verge. Gambar header: Windows 10 via Shutterstock.

Apa Itu iOS, Sejarah dan Berbagai Versinya?

Anda pastinya sering mendengar nama iPhone disebutkan, tapi tidak demikian untuk iOS. Padahal, keduanya sama sekali tidak dapat dipisahkan. Lalu apa itu iOS sebenarnya? Tak usah bingung, kita akan membahasnya dari awal.

Apa itu iOS?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita bisa mengibaratkan iOS sebagai Windows. Hanya saja, kalau Windows diperuntukkan bagi PC maupun laptop, iOS dirancang untuk perangkat iPhone, iPad dan iPod Touch.

Pada dasarnya iOS merupakan sistem operasi mobile seperti Android, jadi kita bisa juga menganggapnya sebagai nyawa dari perangkat. Secara fungsi keduanya amat mirip, tapi cara kerjanya sangatlah berbeda. Salah satu contohnya, di Android ada istilah launcher aplikasi, sedangkan di iOS tidak; semua icon aplikasi akan ditampilkan di layar utama (homescreen).

Perbedaan kedua yang cukup mencolok adalah, Android dikembangkan dengan konsep open-source, sedangkan iOS dikembangkan secara tertutup oleh Apple sendiri, tanpa campur tangan dari luar.

Namun demikian, sejak iOS 9, Apple telah sedikit berubah haluan menjadi lebih ‘terbuka’ bagi para pengembang aplikasi. iOS versi terbaru itu memperkenalkan fitur widget pada bagian Notification Center. Seperti yang kita tahu, widget merupakan salah satu fitur andalan Android selama beberapa tahun.

Kehadiran fitur widget ini pun membuka potensi iOS menjadi lebih luas lagi dengan bantuan aplikasi pihak ketiga. Menggunakan aplikasi Launch Center Pro misalnya, pengguna iOS pada dasarnya bisa mendapatkan fitur launcher aplikasi pada Notification Center, atau bahkan akses cepat untuk mengaktifkan fungsi-fungsi tertentu di berbagai aplikasi.

Perbedaan yang ketiga, iOS tidak mengenal tombol “Back”, yang biasa disimbolkan dengan tanda panah ke kiri di Android, baik dalam wujud tombol fisik atau virtual. Perangkat iOS cuma memiliki satu tombol “Home” saja, yang fungsinya untuk keluar dari aplikasi.

Ada banyak keuntungan dan kerugian dari perbedaan-perbedaan ini. Maka dari itu, sangat sulit memperdebatkan mana yang lebih bagus karena dari cara kerjanya saja sudah sangat-sangat berbeda.

Sejarah dan versi-versi iOS

Pada awalnya iOS punya nama yang berbeda, yaitu iPhone OS. Versi pertamanya diumumkan bersama dengan iPhone orisinil pada 9 Januari 2007. Almarhum Steve Jobs pada saat itu menjelaskan bahwa iPhone OS mengambil OS X milik perangkat Mac sebagai dasarnya.

Versi perdana iPhone OS ini tidak dilengkapi App Store. Semua aplikasi yang tersedia hanya buatan Apple sendiri. Barulah di iPhone OS 2, bersamaan dengan diluncurkannya iPhone 3G pada tanggal 11 Juli 2008, Apple menghadirkan dukungan aplikasi pihak ketiga beserta App Store.

Pada tanggal 17 Juni 2009, Apple merilis iPhone OS 3 bersama dengan iPhone 3GS. Fitur baru yang paling dikenang dari versi ini adalah dukungan copypaste. iPhone OS 3 juga bertanggung jawab atas tersedianya fitur in-app purchase (transaksi di dalam aplikasi) untuk pertama kalinya.

Menginjak versi keempatnya, tepatnya pada tanggal 21 Juni 2010 bersamaan dengan diumumkannya iPhone 4, iPhone OS akhirnya berganti nama menjadi iOS 4,. Hal ini didasari oleh penjelasan Apple bahwa sistem operasi tersebut tak hanya tersedia untuk iPhone saja, tetapi juga iPod Touch – plus iPad orisinil yang menyusul di tahun yang sama. Dalam versi ini, fitur baru yang paling berkesan adalah dukungan multitasking.

Mulai iOS 5, tiap versi baru iOS diumumkan lebih dulu ketimbang iPhone baru di ajang WWDC (Worldwide Developer Conference). iOS 5 pertama diumumkan pada 6 Juni 2011. Versi kelima ini menghadirkan sederet fitur baru, di antaranya iCloud, iMessage dan Siri. Untuk pertama kalinya juga, perangkat dengan iOS 5 bisa diaktivasi tanpa harus menyambung ke komputer atau laptop.

iOS 6 diumumkan pada tanggal 11 Juni 2012, sebelum akhirnya dirilis bersamaan dengan iPhone 5. Versi ini memperkenalkan Apple Maps untuk pertama kalinya, dan ternyata respon pengguna terhadap Apple Maps sangat-sangat negatif. Hal ini berujung pada dipecatnya Scott Forstall, pimpinan tim pengembang iOS sejak versi pertamanya.

Mulai iOS 7, tim pengembangnya dipimpin oleh Craig Federighi yang sebelumnya bertanggung jawab atas pengembangan OS X untuk Mac. Versi ini diumumkan pada tanggal 10 Juni 20113, dan dirilis bersama dengan iPhone 5S.

Perubahan paling mencolok dari iOS 7 adalah tampilannya yang menjadi lebih datar secara menyeluruh. Semua icon aplikasinya berubah, dan tampilan antar mukanya banyak didominasi warna putih. Dari segi fitur, Apple menambahkan AirDrop, Control Center dan tentu saja dukungan Touch ID yang dimiliki iPhone 5S.

iOS 8 diumumkan pada tanggal 2 Juni 2014, lalu dirilis bersamaan dengan iPhone 6. Versi ini banyak membawa perubahan di balik layar, memperbaiki sederet bug yang ada pada iOS 7 serta fitur baru seperti Family Sharing, iCloud Drive, Continuity dan aplikasi Health.

Versi terakhir yang dirilis adalah iOS 9, diumumkan pada tanggal 8 Juni 2015. Versi ini menghadirkan aplikasi baru bernama News, sedangkan aplikasi Passbook diganti namanya menjadi Wallet. Di saat yang sama, iOS 9 juga memperkenalkan Siri yang lebih proaktif serta tentu saja dukungan fitur 3D Touch yang dibawa iPhone 6s dan 6s Plus.

Gambar header: Apple.

Tak Lagi Opsional, Windows 10 Kini Akan Diunduh Otomatis Lewat Windows Update

Awal bulan yang lalu, Microsoft secara resmi mengungkapkan bahwa Windows 10 sudah merambah lebih dari 200 juta perangkat. Kemarin, Net MarketShare dan StatCounter mengumumkan bahwa adopsi Windows 10 sudah melebihi Windows XP dan Windows 8.1, meski masih berada cukup jauh di bawah Windows 7.

Lambat laun, adopsi Windows 10 kemungkinan besar akan menyalip Windows 7. Namun kondisi ini bisa terealisasi dalam waktu dekat semisal ‘trik’ yang dijalankan Microsoft berjalan mulus. Trik tersebut adalah ‘memaksa’ pengguna untuk melakukan update ke Windows 10.

Namun tentu saja supaya tidak mengulangi kelancangan yang terjadi tahun lalu, paksaan tersebut datang dalam wujud perubahan status Windows 10 di Windows Update dari sebelumnya berlabel “optional” menjadi “recommended”. Ini berarti semua PC Windows 7, 8 atau 8.1 yang Windows Update-nya diset otomatis akan mengunduh Windows 10 tanpa meminta izin terlebih dulu.

Selesai diunduh, pengguna bisa memilih untuk segera memulai atau menunda proses instalasinya. Mereka akan diberi kesempatan selama 31 hari untuk melakukan roll back menuju versi Windows yang sebelumnya digunakan.

Microsoft juga tidak mau dicap egois dan seenaknya sendiri. Maka dari itu, pengguna juga diberi kebebasan untuk memblokir update secara manual. Pun begitu, pengguna harus melakukannya sesegera mungkin, terutama bagi yang Windows Update-nya memang diset otomatis.

Kalau Anda termasuk pengguna Windows 7, 8 atau 8.1 yang mengandalkan koneksi internet dengan kuota terbatas, mungkin akan lebih baik apabila Windows Update dinonaktifkan untuk sementara. Paling tidak sebelum semuanya sudah siap – terutama kuota data – untuk update ke Windows 10.

Sumber: The Guardian. Gambar header: Windows 10 via Shutterstock.