Parkpine Capital Prepares $15 Million for Indonesian Startups

The U.S. based venture capital Parkpine Capital said to have prepared US$15 million (more than Rp200 billion) for debut investment in Indonesian startups.

“We’ve committed for the first funding round [in total] with $150 million. Around $15 million will be used through co-investing in Indonesia. This is our first time in Indonesia,” Ahmed Shabana, Parkpine Capital’s Managing Partner, said in the middle of Global Venture Summit 2018, on Thu (4/26).

He explained that the investment is taken from the company’s first funding round in late 2017. Their target is to raise $150 million from all the Limited Partner (LP). The process is planned to finish in April 2018, but being delayed to Oktober 2018.

There are two stages. The total US$75 million is for seed funding, and the rest is for further investment. There’s US$15 million ready for initial investment in Indonesia.

In his opinion, Indonesia has the potential market in population, dominated by millennials, high penetration of internet and smartphone, and huge interest in trying the new advanced technology. Therefore, Indonesia is considered as the perfect country for Parkpine Capital.

In terms of criteria, he added, there’s no specific sectors or product for startups. Companies are only required to make income and willing to expand into the global market.

Funding for SEA market, including Indonesia, is for the Series A round. It’s different its US market investments that are mostly for seed funding.

“We’re open for startup in any segment from Indonesia, as long as they’re already make money and willing to expand into the global market, such as Mexico and others.”

Previously, the company has eyeing SEA market, including Indonesia, through Global Venture Summit (GVS) held since last year. The event is first held in Bali, then this year in Jakarta.

GVS is one of Parkpine Capital portfolios specified to learn a country’s ecosystem and finding partners and potential startups to invest. In addition, GVS is also held in Mexico, LA, and Dubai.

“The plan is, next year we’ll come back to Bali for GVS in March before the election. It’ll be on the bigger scale and be targeting a lot more visitors,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Perusahaan Modal Ventura Amerika Serikat Parkpine Capital Siap Gelontorkan 200 Miliar Rupiah untuk Startup Indonesia

Perusahaan modal ventura asal Amerika Serikat Parkpine Capital mengungkapkan siap menggelontorkan dana sebesar US$15 juta (lebih dari 200 miliar Rupiah) untuk investasi perdana ke startup Indonesia.

“Kami sudah memberikan komitmen untuk penggalang dana putaran pertama [secara total] sebesar $150 juta. Sekitar $15 juta bakal ke Indonesia dan akan kami lakukan lewat co-investing. Ini investasi pertama kami ke Indonesia,” ucap Managing Partner Parkpine Capital Ahmed Shabana di sela-sela acara Global Venture Summit 2018, Kamis (26/4).

Shabana menerangkan, investasi tersebut diambil dari penggalangan dana putaran pertama yang dimulai perusahaan sejak akhir tahun lalu. Pihaknya menargetkan sebesar $150 juta dapat terkumpul dari berbagai Limited Partner (LP). Proses tersebut awalnya ditargetkan rampung pada April 2018, namun mundur jadi Oktober 2018.

Rencananya tahapannya akan dibagi menjadi dua bagian. Sebanyak US$75 juta untuk investasi awal, dan sisanya untuk investasi lanjutan. Untuk investasi awal, sebanyak US$15 juta akan dikhususkan untuk Indonesia.

Menurutnya, Indonesia dianggap sebagai pasar yang menjanjikan dari segi populasi yang didominasi kalangan millennial, penetrasi internet dan smartphone yang tinggi, dan tingginya ketertarikan untuk mencoba teknologi baru. Oleh karenanya, Indonesia dianggap sebagai negara tepat untuk dimasuki Parkpine Capital.

Untuk kriteria startup yang bakal dibidik, sambung Shabana, tidak ada yang spesifik harus bergerak di bidang tertentu dan produknya tidak rumit. Perusahaan juga diharuskan sudah memiliki penghasilan sendiri dan mau berekspansi ke pasar global.

Besaran dana yang dikucurkan untuk pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia, adalah investasi Seri A. Hal ini cukup berbeda dengan besaran investasi untuk pasar Amerika Serikat yang kebanyakan adalah tahap awal (seed).

“Kami terbuka dengan startup segmen apapun dari Indonesia, asalkan mereka sudah memiliki penghasilan dan mau ekspansi ke pasar global seperti Meksiko dan lainnya.”

Sebelumnya perusahaan sudah mempelajari pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia, lewat ajang tahunan Global Venture Summit (GVS) yang sudah digelar di Indonesia sejak tahun lalu. Pertama kali ajang ini diadakan di Bali, kemudian untuk tahun ini di Jakarta.

GVS adalah salah satu portofolio Parkpine Capital yang dikhususkan untuk mempelajari ekosistem di suatu negara sekaligus mencari mitra bisnis dan calon startup yang akan disasar. Selain di Indonesia, GVS juga diadakan di Meksiko, Los Angeles, dan Dubai.

“Rencananya tahun depan kami akan adakan kembali GVS di Bali, pada Maret sebelum pemilihan umum dilakukan. Nanti skalanya akan lebih besar dari sebelumnya dengan target pengunjung yang lebih banyak,” tutupnya.