Activision Blizzard Umumkan Laporan Keuangan Q2 2020, Pemasukan Naik 38 Persen

Activision Blizzard baru saja merilis laporan keuangan mereka untuk Q2 2020. Mereka mendapatkan pemasukan bersih sebesar US$1,93 miliar, naik 38 persen dari Q2 2019. Sementara itu, pendapatan besih mereka mencapai US$580 juta, naik 77 persen dari US$328 juta pada Q2 2019. Dalam laporan keuangannya, Activision Blizzard juga menjelaskan keadaan dari tiga segmen bisnis mereka, yaitu Activision Publishing yang berkecimpung dalam game konsol, Blizzard Entertainment di game PC, dan King untuk mobile game.

Secara total, Activision Blizzard punya 400 juta pemain aktif, naik 30 persen dari tahun lalu. Para gamer tersebut tersebar hampir merata di tiga kawasan operasional Activision Blizzard, yaitu Amerika, Asia Pasifik, dan EMEA (Eropa, Timur Tengah, dan Afrika). Di masing-masing kawasan tersebut, Activision Blizzard punya lebih dari 100 juta pemain. CEO Activision Blizzard, Bobby Kotick juga menyebutkan, mereka memperkirakan bahwa setengah dari total pemain mereka merupakan perempuan, lapor The Esports Observer.

keuangan activision blizzard q2
Call of Duty masih menjadi salah satu alasan naiknya pemasukan Activision Blizzard.

Dari tiga segmen bisnis Activision Blizzard, Activision punya pemain aktif bulanan (MAU) paling besar pada Q2 2020, mencapai 125 juta orang. Call of Duty masih alasan utama di balik meningkatnya jumlah pemain game Activision. Game tersebut bahkan menjadi salah satu kunci di balik naiknya pemasukan Activision Blizzard, sama seperti dalam laporan keuangan untuk Q1 2020. Tidak heran, selama pandemi, para pemain Call of Duty menghabiskan waktu lebih banyak untuk bermain. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, durasi bermain para gamer Call of Duty naik sebesar 70 persen.

Bisnis Activision memberikan kontribusi sebesar US$993 atau sekitar 51 persen dari total pemasukan Activision Blizzard. Angka ini naik 270 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara itu, laba operasional dari Activision mencapai US$559 juta dengan margin untung sebesar 56 persen.

Sementara itu, Blizzard memiliki pemain aktif bulanan paling sedikit, hanya 32 juta orang pada Q2 2020. Untungnya, pemasukan bisnis Blizzard masih naik 20 persen dari tahun lalu, menjadi US$461 juta. Sementara pendapatan operasional mereka adlaah US$203 juta dengan margin laba 44 persen. World of Warcraft menjadi pendorong utama dari naiknya pemasukan Blizzard.

Untuk Q2 2020, King melaporkan bahwa mereka kini punya 271 juta pengguna aktif bulanan. Mengingat King bertanggung jawab atas bisnis mobile game, tak  heran jika mereka punya jumlah pengguna paling banyak. Total pemasukan King naik 11 persen dari tahun lalu menjadi US$553 juta. Sementara laba operasional mereka mencapai 212 juta dengan margin laba sebesar 38 persen.

Bukan PC atau Console, Mobile Jadi Platform Paling Menguntungkan Bagi Activision

Didirikan oleh sejumlah mantan staf Atari, Activision merupakan developer game console independen third-party pertama dan salah satu perusahaan gaming tertua. Tim asal Santa Monica itu sudah berkiprah selama kurang lebih 40 tahun, dan dalam perjalanannya, mereka telah melakukan berbagai langkah strategis. Manuver bisnis terbesar yang sempat Activision eksekusi ialah merging dengan Vivendi Games, mencetus didirikannya Activision Blizzard di tahun 2008.

Alasan mengapa CEO Activision Bobby Kotick setuju untuk bergabung bersama Vivendi adalah karena CEO Blizzard saat itu, Mike Morhaime, berhasil meyakinkan Kotick ia bisa memandu perusahaan menembus pasar gaming di Tiongkok yang tengah berkembang pesat. Satu dekade lebih berselang, kerja sama Activision Blizzard dengan raksasa teknologi Tiongkok membuahkan prestasi tak terduga. Berdasarkan laporan pemasukan terkini, platform mobile ternyata jadi penghasil profit terbesar bagi Activision Blizzard, melampaui PC dan console.

Activision Blizzard mengabarkan bahwa di kuartal terakhir 2019, perangkat bergerak memberi pemasukan sebesar US$ 633 juta, menghasilkan 32 persen dari pendapatan bersih perusahaan. Console menempati urutan kedua di 30 persen senilai US$ 595 juta, disusul oleh PC di posisi ketiga dengan 26 persen – setara US$ 521 juta. Namun di tengah transisi unik ini, profit perusahaan malah memperlihatkan penurunan dibanding periode yang sama di tahun 2018: merosot 17 persen, sebesar US$ 395 juta.

Jika dikomparasi dengan triwulan keempat 2018, penghasilan Activision Blizzard dari mobile memang melonjak tinggi, memangkas persentase PC dan console secara signifikan. Meski demikian, angka pemasukan via perangkat bergerak memang masih belum mampu menyusul rekor profit dari console tahun lalu. Rincian laporan pendapatan di Q4 2019 bisa Anda lihat di sini.

Activision 1

Dan di bawah ini ialah detail pemasukan total perusahaan selama satu tahun:

Activision 2

Ada beberapa hal yang melambungkan profit dari perangkat bergerak. Pertama tentu saja adalah Call of Duty: Mobile. Versi mobile dari game shooter populer ini meluncur di bulan Oktober 2019, tetapi sudah diunduh lebih dari 150 juta kali. Kesuksesannya mendorong Activision Blizzard untuk lebih menekuni segmen ini. Kabarnya, perusahaan sedang mempertimbangkan buat menghadirkan seluruh franchise permainannya ke perangkat bergerak.

Call of Duty: Mobile dikembangkan oleh TiMi Studios yang merupakan anak perusahaan Tencent Games. Walaupun tak dikerjakan oleh tim Call of Duty sesungguhnya (yakni Infinity Ward dan Treyarch), TiMi berhasil mengadopsi sejumlah elemen yang membuatnya jadi favorit gamer PC dan console seperti karakter, peta dan mode permainan. Perlu Anda ketahui bahwa Tencent sendiri memegang lima persen saham Activision Blizzard.

Penyumbang terbesar lain dari pertumbuhan bisnis Activision Blizzard di segmen perangkat bergerak ialah King, developer permainan Candy Crush Saga yang mereka akuisisi di tahun 2016 dengan nilai US$ 5,9 miliar. Pengambilalihan tersebut katanya menjadikan Activision Blizzard sebagai ‘pemain terbesar di ranah mobile‘.

Via GameSpot.