Animal Crossing: New Horizons Bakal Dapat Update Gratis, Valve Blokir Game dengan Cryptocurrency dan NFT

Nintendo mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan update gratis untuk Animal Crossing: New Horizons. Sementara itu, BioWare mengungkap bahwa mereka akan meluncurkan Dragon Age 4 untuk konsol next-gen dan PC, tapi tidak untuk konsol generasi sebelumnya. Pada minggu lalu, Valve juga memutuskan untuk memblokir game-game yang menggunakan NFT dan cryptocurrency dari Steam.

Final Fantasy 14 Jadi Game Final Fantasy Paling Menguntungkan

Saat ini, jumlah pemain Final Fantasy 14 mencapai 24 juta orang. Dengan begitu, game tersebut menjadi game Final Fantasy dengan keuntungan paling besar. Informasi ini diungkap oleh Game Director Naoki Yoshida. Final Fantasy 14 diluncurkan pada 2010. Pada 2015, jumlah pemain dari game itu mencapai 5 juta. Angka itu naik menjadi 10 juta orang pada 2017, menurut laporan IGN.

“Kita semua tahu, ketika Final Fantasy 14 diluncurkan, game ini mendapat sambutan yang kurang baik,” ujar Yoshida, seperti dikutip dari GamesIndustry. “Sejak saat itu, kami berhasil mengubah game tersebut sehingga ia menjadi game yang memberikan kontribusi besar pada keuntungan perusahaan.”

Nintendo Bakal Luncurkan Update Gratis untuk Animal Crossing: New Horizons

Nintendo mengumumkan bahwa Animal Crossing: New Horizons akan mendapatkan update gratis pada 5 November 2021. Melalui update ini, New Horizons akan mendapatkan sejumlah fitur baru, termasuk lokasi, karakter, dan aktivitas baru. Salah satu lokasi baru yang bisa pemain kunjungi adalah Roost, yang diurus oleh Brewster. Para pemain akan bisa mengundang pemain lain ke pulau mereka untuk menikmati kopi di Roost.

Selain itu, pemain juga akan bertemu karakter baru bernama Kapp’n, yang bisa membawa pemain ke pulau-pulau terpencil. Selain update gratis, New Horizons juga akan mendapatkan ekspansi berbayar berjudul Happy Home Paradise. Ekspansi itu juga akan diluncurkan pada 5 November 2021, lapor VentureBeat.

Valve Blokir Game dengan Cryptocurrency dan NFT di Steam

Valve memutuskan untuk memblokir semua game yang menggunakan cryptocurrency atau NFT dari Steam. Mereka juga memperingatkan, ke depan, mereka akan melarang keberadaan game-game yang menggunakan cryptocurrency serta NFT. Memang, dalam satu tahun belakangan, game-game yang menggunakan cryptocurrency dan NFT menjadi semakin marak.

Keputusan Valve untuk memblokir game-game tersebut di Steam memang tidak akan menghentikan para developer untuk membuat game dengan cryptocurrency dan NFT. Namun, mengingat Steam adalah platform toko game digital terbesar, maka keputusan Valve untuk memblokir game dengan cryptocurrency dan NFT akan membatasi cakupan dari game-game itu, seperti yang disebutkan oleh ClutchPoints.

Dragon Age 4 Dirilis untuk PS5, Xbox Series X, dan PC

Dragon Age 4 bakal diluncurkan untuk PlayStation 5, Xbox Series X/S, dan PC. Namun, game itu tidak akan tersedia untuk PlayStation 4 dan Xbox One. Hal ini menunjukkan, para developers game — seperti BioWare — telah siap untuk meninggalkan konsol generasi sebelumnya.

Dragon Age 4 bakal diluncurkan untuk PlayStation 5, Xbox Series X, dan PC.

Membuat game untuk konsol terbaru adalah keputusan yang masuk akal untuk para developer game. Namun, sebagian developer tampaknya enggan untuk melakukan itu. Pada Mei 2021, BioWare merilis Mass Effect: Legendary Edition. Namun, game itu tidak diluncurkan untuk PS5 dan Xbox Series X. Menurut laporan VentureBeat, EA dan BioWare justru meluncurkan game tersebut untuk PS4 dan Xbox One. Pemilik PS5 dan Xbox Series X/S yang ingin memainkan game itu dapat menggunakan fitur backward compatibility di konsol mereka.

Activision Perkenalkan Sistem Anti-Curang untuk Call of Duty

Activision memperkenalkan sistem anti-curang untuk Call of Duty, yang disebut Ricochet. Demi mengurangi jumlah orang yang bermain curang, Ricochet dilengkapi dengan beberapa fitur, seperti dari alat untuk memonitor kecurangan, proses penyelidikan untuk mengidentifikasi cheaters, update untuk memperkuat keamanan akun pemain, dan lain sebagainya. Dengan ini, Activision berharap, mereka bisa mengatasi masalah kecurangan yang membuat banyak pemain Call of Duty frustasi. Ricochet akan diluncurkan bersamaan dengan Call of Duty: Vanguard, yaitu pada 5 November 2021, menurut laporan VentureBeat.

Keuntungan CoD: Warzone Mencapai Rp27 Triliun dalam Setahun

Tahun 2020 dan 2021 mungkin memang menjadi tahun yang cukup menantang bagi para developer dan publisher game. Keberadaan pandemi memang membuat proses pengembangan menjadi terhambat namun di sisi lain, dengan banyaknya orang yang berada di rumah, keuntungan dari game-game mereka juga meningkat.

Salah satu contohnya adalah game free-to-play dari seri Call of Duty, yaitu Warzone, yang mencatatkan keuntungan hingga lebih dari $5,2 juta per harinya. Hal ini dilaporkan dari riset yang dilakukan oleh NetBet dengan menunjukkan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari berbagai game populer di dunia.

Dari data tersebut, Warzone menjadi game dengan peningkatan keuntungan paling tinggi dari tahun kemarin yang mencapai 196%. Dan dalam durasi tersebut, game ini diperkirakan menghasilkan keuntungan sekitar $3.633 atau sekitar Rp51 juta per menitnya. Yang berarti jadi $1,91 miliar atau sekitar Rp27 triliun dalam satu tahun.

Warzone ternyata bukan satu-satunya seri Call of Duty yang masih mendatangkan pundi-pundi keuntungan bagi Activision. Ada dua seri lainnya yaitu seri terakhir dari franchise Call of Duty yaitu Cold War dan bahkan Black Ops 4 yang ternyata juga masih mendapatkan keuntungan hingga sekarang.

Sayangnya, data yang ditampilkan oleh NetBet tidak mengkategorikan game sesuai genre-nya. Sehingga, apa yang diraih oleh Warzone tidak dapat dibandingkan dengan game serupa seperti Apex Legends ataupun Fortnite.

Screenshot: NetBet

Apalagi NetBet juga mencantumkan game-game mobile dari berbagai genre seperti Honor of Kings (AOV) yang kembali menjadi game dengan pendapatan paling tinggi, setelah sebelumnya dikalahkan PUBG Mobile. Free Fire ternyata juga mampu masuk ke 5 besar dalam daftar ini. Diikuti dengan Pokemon GO yang ternyata masih menunjukkan dominasinya.

Meskipun bukan menjadi yang tertinggi, namun Activision membuktikan bahwa game-game yang mereka buat masih terus digemari oleh para gamer. Meski Activision Blizzard sedang tersandung kasus besar, nampaknya hal tersebut tidak terlalu berpengaruh ke pendapatan game-nya.

Anti-Cheat Terbaru COD: Warzone Dikabarkan Efektif Menghalau Para Cheater

Permasalahan utama yang lumrah dihadapi oleh game-game free-to-play adalah para cheater yang membuat permainan menjadi tidak menyenangkan. Game battle-royale di universe Call of Duty yaitu Warzone juga tidak lepas dari hal tersebut.

Namun pengembang Raven Software sepertinya kini telah berhasil membuat sistem anti-cheat yang efektif untuk menghalau para hacker dan cheater untuk masuk ke dalam Warzone. Raven dan Activision memang telah berusaha keras mencari cara untuk memerangi para hacker yang jumlahnya terus bertambah dengan cepat.

Dan akhirnya kerja keras tersebut terbayar. Karena, menurut pengakuan dari beberapa orang yang mengaku sebagai hacker dari COD: Warzone, sistem anti-cheat yang baru mampu memblokir hardware dan menghalau para hacker untuk beraksi kembali menggunakan akun baru.

Sistem anti-cheat terbaru ini mulai diimplementasikan mulai 11 Agustus lalu. Hasilnya, ada lebih dari 50.000 akun yang berhasil di-ban. Raven Software juga mengatakan lewat cuitannya di Twitter bahwa mereka mendengarkan komplain para pemain tentang keberadaan para hacker ini dan berjanji akan mengabarkan perkembangan situasinya.

Pengembangan sistem ban-hardware terbaru ini kemungkinan besar adalah hasil dari para streamer besar yang memilih untuk memboikot Warzone karena banyaknya cheater yang berkeliaran. Begitu juga para fans yang ikut mengingatkan bahwa para cheater ini sebelumnya cukup mudah untuk kembali hanya dengan membuat akun baru.

Meskipun sistem anti cheat baru ini terbilang cukup sukses untuk menghalau para cheater, namun tidak sedikit fans yang menganggap bahwa Raven dan Activision terlambat untuk mengimplementasikan sistem ban hardware ini. Pasalnya, sudah terlalu banyak pemain yang beralih dari Warzone termasuk para streamer ternama seperti NICKMERCS, Courage, TimTheTatMan, dll.

Call of Duty Warzone memang dikabarkan telah berhasil tembus 100 juta orang pada bulan April lalu. Namun jumlah tersebut juga berbanding lurus dengan jumlah cheater yang semakin banyak. Semoga saja dengan sistem anti cheat terbaru yang diimplementasikan ini efektif untuk waktu yang lama sehingga para pemain lama bisa kembali ke Warzone dengan tenang.

Apalagi Warzone baru saja memasuki musim kelimanya pada pertengahan Agustus lalu yang akan membawa berbagai hal baru termasuk Battle Pass, senjata, Perks, dan Gulag baru.

Nama Activision Absen dari Semua Promosi Call of Duty: Vanguard

Call of Duty baru saja mengumumkan seri terbarunya yang berjudul Vanguard. Banyak hal mengejutkan yang terjadi pada perkenalan game terbaru dari seri shooter paling populer ini. Pertama adalah latar waktu dari Vanguard yang kembali ke perang dunia.

Kemudian yang cukup tidak biasa adalah pengumuman Call of Duty: Vanguard yang bisa dibilang biasa saja dan kurang istimewa. Kelihatannya hal tersebut ada kaitannya dengan apa yang tengah terjadi di belakang Activision Blizzard.

Bagi Anda yang belum mengetahuinya, Activision Blizzard masih berurusan dengan masalah internal yang menyangkut gugatan pelecehan seksual dan deskriminasi yang dilakukan oleh para petinggi Activision Blizzard.

Sang pengembang dari Call of Duty Vanguard, Sledgehammer Games bahkan membahas masalah tersebut secara singkat saat virtual preview-nya. Dikutip dari Eurogamer yang mengikuti sesi preview tersebut bahwa mereka mengecam pelecehan dalam bentuk apapun karena bertentangan dengan apa yang studio mereka perjuangkan.

Kepala studio Sledgehammer Games, Aaron Halon juga mengatakan bahwa mereka tidak dapat memberikan komentar tentang kasus gugatan tersebut. Namun ia dan timnya berkomitmen untuk memastikan bahwa semua anggota tim tetap aman, diterima, dan dihormati.

Hal ini pun akhirnya berbuntut dengan absennya segala bentuk logo ataupun nama Activision dari segala materi marketing dari COD Vanguard. Padahal Activision adalah penerbit dari seri Call of Duty sekaligus induk perusahaan dari Sledgehammer Studio.

Ketidakhadiran logo Activision yang biasanya selalu muncul di poster, video, dan berbagai hal marketing pertama kali disadari oleh pengguna Twitter Neoxon619 di trailer terbaru dari Call of Duty: Vanguard. Namun lebih jauh, Neoxon juga tidak menemukan logo Activision di halaman website game-nya di Battle.net.

Padahal biasanya logo Actvision selalu disematkan di atas judul game-game Call of Duty seperti pada Modern Warfare, Black Ops: Cold War, dan Black Ops 4. Para fans pun mulai berspekulasi tentang alasan dari Activision yang menghilangkan logonya dari semua materi marketing COD Vanguard.

Para fans pun mulai mengejek postingan-postingan mengenai Call of Duty: Vanguard di media sosial dengan menyebut bahwa Activision adalah penakut dengan seakan menjauhkan diri dari keterlibatan mereka di game-game yang mereka terbitkan.

Ragnarok M: Eternal Love Gelar Event Khusus dengan Disney, Razer Buka Pendaftaran untuk Uji Masker RGB

Ragnarok M: Eternal Love dan Disney mengadakan event crossover yang ditujukan khusus untuk para pemain di Asia Tenggara. Sementara itu, Call of Duty: Black Ops Cold War bakal mendapatkan mode baru bernama Double Agents. Minggu lalu, Razer juga membuka pendaftaran untuk menguji masker RGB mereka, Zephyr.

Ragnarok M: Eternal Love Adakan Event Crossover dengan Disney untuk Pemain Asia Tenggara

Ragnarok M: Eternal Love akan berkolaborasi dengan Disney untuk menggelar event berjudul “Disney x RO: M – Believe in Magic”. Saat event ini dimulai, para pemain Ragnarok akan bisa mendapatkan item ekslusif, seperti furniture dan pakaian khas Disney. Di event ini, para pemain juga bisa melakukan kustomisasi pada karakter mereka, membuat karakter mereka tampil seperti karakter-karakter populer dari Disney, mulai Ariel, Belle, Cinderella, dan Rapunzel, sampai Mickey Mouse, Donald Duck, dan Goofy, lapor IGN. Event crossover ini merupakan bagian dari update Isle of Dreams dan hanya akan tersedia secara eksklusif untuk kawasan Asia Tenggara.

Para pemain akan bisa mendapatkan skin khas karakter Disney.

Zynga Akuisisi StarLark

Zynga baru saja mengakuisisi StarLark, developer game asal Tiongkok, serta mobile game Gold Rival dari Betta Games. Akuisisi tersebut bernilai US$525 juta. Golf Rival adalah mobile game golf terbesar kedua setelah Golf Clash dari Playdemic. Studio Playdemic sendiri sedang dalam proses akuisisi senilai US$1,4 miliar oleh Electronic Arts.

Di bawah kepemimpinan CEO Frank Gibeau, Zynga memang terus melakukan akuisisi. Zynga mulai sibuk melakukan akuisisi pada 2017. Ketika itu, mereka membeli card game kasual dari Peak Games senilai US$100 juta. Pada Mei 2018, Zynga membeli Gram Games seharga US$250 juta. Setelah itu, pada akhir 2018, mereka mengakuisisi Small Giant Games, developer dari Empires & Puzzles, dengan nilai US$560 juta, menurut laporan VentureBeat.

Salah satu akuisisi besar-besaran yang Zynga lakukan adalah akuisisi Peak Games pada Juni 2020. Ketika itu, mereka mengeluarkan US$1,8 miliar. Pada Oktober 2020, Zynga membeli developer game hypercasual Rollic dengan nilai US$180 juta. Mereka juga membeli Echtra Games, kreator dari Torchlight, untuk menjajaki pasar game PC.

Razer Buka Pendaftaran untuk Uji Masker RGB, Zephyr

Proyek masker RGB Razer — yang sebelumnya disebut Project Hazel — kini resmi dinamai Zephyr. Sekarang, mereka telah membuka pendaftaran bagi orang-orang yang ingin mencoba masker tersebut sebelum ia diluncurkan. Jika Anda tertarik, Anda bisa mendaftarkan diri di sini. Untuk mendaftarkan diri, Anda hanya perlu menuliskan nama, negara, email, media sosial, dan alasan singkat mengapa Anda ingin mencoba masker tersebut.

Razer pertama kali memperkenalkan konsep masker RGB pada CES 2021 di Januari. Pada Maret 2021, mereka mengonfirmasi bahwa mereka akan merealisasikan konsep tersebut. Razer Zephyr diperkirakan akan diluncurkan pada tahun ini. Namun, CEO Razer, Min-Liang Tan memperingatkan,  masker RGB ini akan tersedia dalam jumlah terbatas setelah diluncurkan, menurut laporan IGN.

Mario Kart 8 Deluxe Terjual Sebanyak 37 Juta Unit di Nintendo Switch

Pada kuartal lalu, Nintendo meluncurkan beberapa game baru. Dan game-game itu laris manis. New Pokemon Snap berhasil terjual sebanyak 2,07 juta unit, Mario Golf: Super Rush 1,34 juta unit, dan Miitopia terjual sebanyak 1,04 juta unit. Menariknya, game-game Nintendo yang tidak terlalu baru pun tetap populer di kalangan gamers. Buktinya, pada Q2 2021, Mario Kart 8 Deluxe — yang diluncurkan pada 2014 — terjual sebanyak 1,69 juta unit. Sementara Animal Crossing: New Horizons yang diluncurkan pada tahun lalu, terjual sebanyak 1,26 juta unit. Secara keseluruhan, Mario Kart 8 Deluxe telah terjual sebanyak 37 juta unit dan Animal Crossing sebanyak 34 juta unit.

Menurut VentureBeat, hal inilah yang membedakan Nintendo dengan Microsoft dan Sony. Xbox dan PlayStation memang punya game-game populer. Namun, sebagian besar pemasukan mereka berasal dari penjualan game ketika ia diluncurkan. Sementara itu, gamer Nintendo terkadang tetap membeli game buatan Nintendo walau game itu telah cukup berumur.

Call of Duty Dapat Mode Baru, Mirip dengan Among Us

Di season terbaru, Call of Duty: Black Ops Cold War akan mendapatkan mode baru. Mode yang bernama Double Agent ini memiliki konsep yang serupa dengan gameplay dari Among Us. Di mode Double Agent, ada 3 peran yang bisa didapatkan secara random oleh 10 pemain. Ketiga peran itu adalah Double Agent, Operative, dan Investigator, seperti yang disebutkan oleh Polygon.

Kebanyakan pemain akan mendapatkan peran sebagai Operative, yang harus bertahan hidup dan menemukan pemain yang berperan sebagai Double Agent. Sementara itu, sebagai Double Agent, pemain ditugaskan untuk membunuh pemain lain atau memasang dan meledakkan bom. Terakhir, pemain yang mendapatkan peran Investigator akan mendapatkan petunjuk ekstra, agar mereka bisa menemukan Double Agent dengan lebih mudah. Selain itu, mereka juga bisa memasang Wanted Orders jika mereka punya dugaan siapa yang menjadi Double Agent.

Turnamen Esports Terpopuler Bulan Juni 2021

Daftar turnamen esports pada Juni 2021 terdiri dari kompetisi untuk berbagai game, mulai dari kompetisi mobile game untuk regional sampai kompetisi game PC di tingkat global. Tren ini sama seperti pada Mei 2021. Ketika itu, daftar turnamen esports terpopuler juga berisi kompetisi dari beragam game. Selain kompetisi esports, bulan lalu juga diramaikan oleh E3 2021. Beberapa event dalam E3 2021 — seperti Nintendo Direct 2021 dan Xbox & Bethesda Games Showcase 2021 — berhasil menarik perhatian banyak penonton.

Berikut daftar turnamen esports paling populer pada Juni 2021, menurut data dari Esports Charts.

5. Twitch Rivals x Call of Duty World Series of Warzone NA #1

Berbeda dengan kebanyakan turnamen esports, Twitch Rivals hanya mempertemukan para streamers. Kali ini, Twitch menggelar kompetisi Call of Duty untuk kawasan Amerika Utara. Twitch Rivals x Call of Duty World Series of Warzone NA #1 digelar pada 23-24 Juni 2021, dengan total hadiah sebesar US$300 ribu. Turnamen tersebut disiarkan selama 6 jam dan mendapatkan jumlah penonton rata-rata sebanyak 349 ribu. Secara keseluruhan, hours watched dari turnamen tersebut mencapai 1,9 juta jam. Sementara jumlah peak viewers dari Twitch Rivals kali ini mencapai 441 ribu orang.

Data penonton dari turnamen Twitch Rivals. | Sumber: Esports Charts

Karena digelar oleh Twitch, turnamen Twitch Rivals hanya disiarkan di platform tersebut. Secara total, ada 89 channels yang menyiarkan kompetisi tersebut dengan total views mencapai 2,5 juta views dan total follows mencapai 103,7 ribu follows. Turnamen Twitch Rivals disiarkan dalam lebih dari enam bahasa, termasuk Inggris, Prancis, Italia, Spanyol, Jerman, dan Rusia. Siaran berbahasa Inggris menjadi siaran yang paling populer, dengan total view mencapai 407,6 ribu views. Sementara bahasa terpopuler kedua adalah Prancis dengan 16 ribu views, diikuti oleh Italia, dengan 11 ribu views.

4. Arena of Valor World Cup 2021

Arena of Valor World Cup menjadi turnamen esports terpopuler ke-4 pada Juni 2021, dengan jumlah peak viewers sebanyak 550 ribu orang. Pertandingan yang berhasil menarik perhatian paling banyak penonton adalah babak yang mempertemukan MAD Team asal Taiwan dengan Team Flash asal Filipina. Kedua tim tersebut bertemu pada hari ketiga dari Arena of Valor World Cup.

Turnamen Arena of Valor World Cup disiarkan selama 118 jam dan berhasil mendapatkan 17,3 juta hours watched dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 147 ribu orang. Team Flash dari Filipina merupakan tim yang paling populer. Total hours watched dari tim esports tersebut mencapai 2,29 juta jam dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 247,1 ribu orang. Tim terpopuler kedua adalah Buriram United Esports dari Thailand. Tim itu memiliki jumlah penonton rata-rata sebanyak 191,3 ribu orang dan total hours watched sebanyak 3,48 juta jam.

Tim dan pertandingan terpopuler di Arena of Valor World Cup. | Sumber: Esports Charts

Di YouTube, siaran Arena of Valor World Cup berhasil mendapatkan 64,1 juta views dan 405 ribu likes. Siaran dari turnamen tersebut disiarkan dalam enam bahasa, yaitu bahasa Inggris, Indonesia, Spanyol, Mandarin, Thailand, dan Vietnam. Dari keenam bahasa tersebut, siaran dengan bahasa Vietnam menjadi yang paling populer, dengan peak viewers mencapai 412,8 ribu orang. Bahasa paling populer kedua adalah Thailand — dengan 149,5 ribu peak viewers — diikuti dengan Mandarin, dengan 52,3 ribu peak viewers.

3. WePlay AniMajor

Dengan jumlah peak viewers mencapai 645 ribu orang, WePlay AniMajor duduk di peringkat tiga dalam daftar turnamen esports paling populer pada Juni 2021. AniMajor juga merupakan turnamen Major Dota 2 terakhir sebelum The International. Dan turnamen tersebut berhasil menjadi turnamen non-TI terpopuler, dengan jumlah hours watched sebanyak 37,3 juta jam. Lama siaran dari WePlay AniMajor adalah 127 jam dan jumlah penonton rata-rata dari kompetisi itu mencapai 272,8 ribu orang.

Tim dan pertandingan yang populer di WePlay AniMajor. | Sumber: Esports Charts

Babak semifinal antara Evil Geniuses dan T1 menjadi pertandingan dengan jumlah penonton terbanyak. Sementara pertandingan terpopuler kedua adalah pertandingan yang mempertemukan EG dengan TNC Predator pada hari ke-3  dari babak playoff. Pertandingan final antara EG dengan PSG.LGD justru hanya menjadi pertandingan terpopuler ke-5, dengan jumlah peak viewers mencapai 445,8 ribu orang.

Di WePlay AniMajor, tim yang mendapatkan penonton paling banyak adalah Virtus.Pro, dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 318,06 ribu orang. Sementara tim terpopuler kedua adalah Alliance — yang mendapatkan jumlah penonton rata-rata sebanyak 309,62 ribu orang — diikuti oleh T1, dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 293,56 ribu orang.

2. LCK Summer 2021

Turnamen dari League of Legends kembali masuk dalam daftar turnamen esports terpopuler pada Juni 2021. Pada Mei 2021, League of Legends Champions Korea (LCK) Spring 2021 menjadi turnamen esports terpopuler ke-3. Pada Juni 2021, LCK Summer 2021 duduk di peringkat dua. Menawarkan total hadiah sebesar US$336 ribu, LCK Summer 2021 dimulai pada 9 Juni dan akan berakhir pada 15 Agustus 2021.

Saat ini, jumlah peak viewers dari LCK Summer 2021 mencapai 720 ribu orang. Pertandingan terpopuler dari LCK Summer 2021 adalah pertandingan yang mempertemukan T1 dengan Damwon KIA. Tidak aneh jika pertandingan tersebut menarik banyak penonton, mengingat T1 dan Damwon KIA merupakan dua tim terpopuler di LCK Summer 2021. Dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 298,87 ribu orang, T1 menjadi tim terpopuler di liga LOL Korea. Sementara Damwon KIA menjadi tim terpopuler kedua, dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 237,71 ribu orang.

Data penonton dari LCK Summer 2021 di Twitch dan YouTube. } Sumber: Esports Charts

Sejauh ini, total air time dari LCK mencapai 154 jam, dengan jumlah hours watched sebanyak 28,5 juta jam dan jumlah penonton rata-rata sebanyak 185,4 ribu orang. Di YoutTube, siaran LCK Summer 2021 mendapatkan 7,7 juta views dengan 75,7 ribu likes. Siaran dalam bahasa Korea menjadi siaran yang paling populer, dengan jumlah peak viewers sebanyak 405,4 ribu orang, diikuti dengan siaran dalam bahasa Inggris dan Vietnam.

1. MLBB Southeast Asia Cup 2021

Gelar turnamen esports terpopuler pada Juni 2021 jatuh pada kompetisi Mobile Legends: Bang Bang. Dengan jumlah peak viewers mencapai 2,3 juta orang, MLBB Southeast Asia Cup 2021 berhasil menjadi turnamen esports terpopuler pada Juni 2021. Grand final menjadi babak yang paling populer. Dalam pertandingan tersebut, EVOS Esports bertemu dengan tim Execration dari Filipina. Tampaknya, pertandingan antara kedua tim itu memang selalu menarik perhatian. massa. Pasalnya, pertandingan terpopuler kedua juga merupakan pertandingan antara EVOS dan Execration, yaitu ketika mereka bertemu di babak playoff pada hari pertama. Pada pertandingan itu, jumlah peak viewers mencapai 1,9 juta orang.

Pertandingan dan tim terpopuler di MLBB Southeast Asia Cup. | Sumber: Esports Charts

Dari segi jumlah penonton rata-rata, EVOS unggul dari Execration dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 986,3 ribu orang. Namun, dari segi hours watched, Execration justru lebih unggul, dengan jumlah hours watched sebanyak 14,32 juta jam. Moonton menyiarkan Southeast Asia Cup 2021 di empat platform streaming, yaitu YouTube, Facebook, TikTok, dan NimoTV. YouTube menjadi platform paling populer, dengan jumlah peak viewers mencapai 1,2 juta orang. Namun, Facebook dan NimoTV juga berhasil menarik banyak penonton. Jumlah peak viewers di Facebook mencapai 710 ribu orang dan NimoTV 699 ribu orang.

*Disclosure: Esports Charts adalah Partner dari Hybrid.co.id.

Call of Duty akan Kedatangan Rambo dan Die Hard di Event Terbarunya

Berbicara soal crossover tentu tidak lepas dari game-game yang berkolaborasi untuk membawa karakter dari game lain, animasi, atau bahkan film layar lebar. Activision juga kelihatannya juga tidak ingin ketinggalan tren tersebut dengan akhirnya membawa 2 ikon film aksi tahun 80-an ke dalam Call of Duty.

Lewat event terbarunya yang bertajuk “80’s Action Heroes”, Activision menghadirkan karakter John James Rambo dan juga John McClane dari film Die Hard ke dalam game-game Call of Duty mereka. Activision tidak hanya akan memasukkan ke salah satu game-nya saja. Namun 2 karakter itu akan muncul di 3 game Call of Duty milik Activision sekaligus, yaitu Call of Duty: Black Ops Cold War, Call of Duty: Warzone, dan juga Call of Duty: Mobile.

Event spesial ini akan diadakan dalam waktu terbatas saja yang akan diadakan mulai 20 Mei hingga 18 Juni mendatang. Ada banyak hal yang bisa dinikmati oleh para pemain di masing-masing game Call of Duty pada event spesial ini.

Pada Call of Duty: Cold War dan Warzone yang akan memilki bundel operator baru yaitu Rambo dan Die Hard, pemain bisa mendapatkan skin karakter Rambo dan juga John McClane ditambah dengan skin senjata dan item-item lain yang ikonik dengan karakter-karakter tersebut.

Call of Duty: Warzone juga akan kedatangan tiga map eksklusif baru yang terinspirasi langsung dari film Rambo dan juga Die Hard. Yang pertama adalah Survival Camp dan juga CIA Outpost yang merupakan lokasi-lokasi yang ada di film Rambo. Dan yang ketiga dan mungkin jadi yang terbaik yaitu kehadiran Nakatomi Plaza yang merupakan lokasi utama dari film Die Hard.

Hal-hal baru yang disediakan Activision selama event 80’s Action Heroes ini (sumber image: Call of Duty)

Sedangkan untuk Call of Duty: Mobile akan mendapatkan mode multiplayer terbatas baru yang diberi nama “Guns Blazing”. Dalam mode ini para pemain akan berkesempatan berubah menjadi Rambo dan McClane yang akan menggunakan senjata dual-wielded Choppers.

Di luar update menarik tadi, Activision masih menyuntikkan segudang hal menarik lain di event 80’s Action Heroes ini mulai dari senjata baru, mode zombi baru, hingga medali dan hadiah baru khusus yang bisa didapatkan para pemain selama event ini berlangsung.

Lebih dari 500 Ribu Cheater Di-Ban dari Call of Duty: Warzone

Keberadaan game online kompetitif sepertinya selalu dihantui dengan keberadaan para cheater yang merusak sisi sportif dan fun yang ada di dalam game-nya. Terlebih lagi bila game tersebut bersifat free-to-play alias gratis yang sudah dapat dipastikan cepat atau lambat akan disusupi oleh cheater.

Game battle-royale milik Call of Duty yaitu Warzone pun tidak luput dari serangan para cheater. Untungnya Activision dan pengembang Raven Software tidak tinggal diam perihal para pemain curang ini. Mereka melaporkan bahwa, hingga kini, mereka telah melakukan ban terhadap lebih dari 500.000 akun yang terindikasi melakukan kecurangan.

Lewat akun Twitter resminya, Raven Software menyampaikan bahwa sehari sebelumnya mereka menghukum 30 ribu akun yang mencurigakan, yang membuat mereka telah menghukum lebih dari setengah juta akun di Call of Duty: Warzone.

https://twitter.com/RavenSoftware/status/1393280159642308609

Reaksi dari para pengikut Raven Software pun beragam perihal pernyataan tersebut. Beberapa pemain bahkan mengeluhkan bahwa akun mereka terkena hack dan masih belum bisa mendapatkan pemulihan akun. Beberapa orang bahkan mengaku terkena ban padahal tidak melakukan kecurangan sama sekali.

Raven Software sayangnya tidak menjelaskan lebih lanjut perihal ban masal yang dilakukan seperti persentase platform dari setengah juta pemain tersebut. Atau apa saja bentuk kecurangan yang dilakukan para pemain ini hingga akhirnya terkena ban.

Tentu hal ini juga berbahaya bagi COD: Warzone bila ternyata para pemain yang tidak bersalah juga menjadi korban dalam ban masal yang mereka lakukan. Terlebih dengan pengakuan banyak akun yang terbajak oleh pemain lain maka Raven Software juga harus meningkatkan perlindungan mereka terhadap keamanan akun para pemainnya.

Daftar game dengan laporan cheat terbanyak (Image credit: Surfshark)

COD: Warzone sendiri termasuk salah satu dari sekian ragam game online shooter kompetitif yang memiliki kasus cheater paling banyak. Dalam data yang diunggah di Surfshark diperlihatkan bahwa Warzone menempati posisi ke-4 di bawah Overwatch dan CS:GO. Sedangkan game yang menempati posisi pertama dalam laporan cheat terbanyak adalah Fortnite.

Lebih lanjut, data tersebut juga menjelaskan bahwa mayoritas kecurangan yang dilakukan oleh para pemain di game-game online shooter tersebut adalah aimbot dan wallhack. Aimbot, yang memungkinkan para cheater selalu mengenai sasaran secara akurat tanpa perlu membidik, menjadi mayoritas kecurangan yang tercatat.

Sedangkan dari laporan tersebut, negara yang paling banyak memiliki pemain curang dari game-game shooter tersebut adalah Swedia, diikuti dengan Amerika Serikat di urutan kedua, dan juga Georgia di urutan ketiga. Yang cukup mengejutkan adalah ternyata Rusia tidak masuk ke dalam urutan 5 besar dalam daftar tersebut terlepas dari stigma bahwa banyak cheater yang berasal dari negara tersebut.

10 Tim Esports dengan Hadiah Kemenangan Terbesar Pada 2020

Dari tahun ke tahun, turnamen Dota 2, The International, selalu mencetak rekor baru sebagai turnamen esports dengan total hadiah terbesar. Sayangnya, pada 2020, Valve memutuskan untuk menunda The International 10 karena pandemi virus corona. Alhasil, total hadiah turnamen esports pada tahun lalu menurut drastis.

Sepanjang 2020, total hadiah seluruh kompetisi esports hanya mencapai sekitar US$92 juta (sekitar Rp1,3 triliun). Sebagai perbandingan, pada 2019, angka itu mencapai US$240 juta (sekitar Rp3,3 triliun). Untungnya, masih ada beberapa kompetisi esports besar yang diselenggarakan, seperti League of Legends World Championship dari Riot Games serta liga Overwatch dan Call of Duty dari Activision Blizzard.

Total hadiah turnamen esports yang turun pada 2020 berarti pemasukan organisasi esports dari hadiah turnamen juga turun drastis. Berikut 10 tim esports dengan total hadiah kemenangan terbanyak selama 2020.

 

1. Dallas Empire – US$1,8 juta (Rp25,1 miliar)

Biasanya, organisasi esports yang tim Dota 2-nya memenangkan The International akan menjadi organisasi esports dengan total hadiah terbesar dalam setahun. Namun, pada 2020, gelar itu jatuh pada Dallas Empire, yang membawa pulang US$1,79 juta (sekitar Rp25 miliar) ketika mereka memenangkan Call of Duty League, seperti yang disebutkan oleh The Esports Observer.

 

2. San Francisco Shock – US$1,56 juta (Rp21,8 miliar)

Sementara itu, San Francisco Shock ada di posisi kedua dengan total hadiah sebesar US$1,55 juta. Mereka berhasil meraih gelar ini setelah memenangkan Overwatch League Season 3. San Francisco Shock merupakan tim Overwatch yang bernaung di bawah NRG Esports, organisasi esporst asal Los Angeles, Amerika Serikat.

San Francisco Shock saat memenangkan Overwatch League 2019. | Sumber: Wikimedia
San Francisco Shock saat memenangkan Overwatch League 2019. | Sumber: Wikimedia

Overwatch League dan Call of Duty League tetap bisa berjalan di tengah pandemi karena Activision Blizzard dapat menyesuaikan diri dan memutuskan untuk mengadakan kedua liga esports itu secara online. Kesamaan lain antara OWL dan CDL adalah keduanya sama-sama menggunakan model franchise.

 

3. Team Liquid – US$1,46 juta (Rp20,4 miliar)

Sepanjang 2020, ada beberapa turnamen besar dari Dota 2 dan CS:GO yang harus ditunda. Meskipun begitu, tim CS:GO dan Dota 2 dari Team Liquid tetap memberikan kontribusi yang signifikan pada total hadiah yang mereka menangkan pada 2020. Tim Dota 2 menyumbangkan sekitar US$414 ribu (sekitar Rp5,8 miliar) sementara tim CS:GO US$292 ribu (sekitar Rp4,1 miliar).

Via: ESTNN
Via: ESTNN

Selain tim Dota 2 dan CS:GO, Team Liquid juga punya beberapa divisi yang berlaga di game esports lain. Divisi-divisi tersebut juga punya andil dalam memenangkan berbagai kompetisi esports. Misalnya, dari StarCraft II, Team Liquid mendapatkan US$95 ribu (sekitar Rp1,3 miliar). Sementara tim PUBG menyumbangkan US$83 ribu (sekitar Rp1,2 miliar), League of Legends US$81 ribu (sekitar Rp1,1 miliar), Hearthstone US$75 ribu (sekitar Rp1 miliar), Fortnite US$64 ribu (sekitar Rp900 juta), dan Arena FPS US$49 ribu (sekitar Rp683 juta).

Kehandalan para pemain Team Liquid berhasil membuat organisasi esports ini tetap masuk dalam daftar organisasi esports dengan hadiah kemenangan terbesar pada tahun lalu. Meskipun begitu, harus diakui bahwa total hadiah yang didapatkan oleh Team Liquid pada 2020 jauh lebih sedikit dari jumlah hadiah yang mereka bawa pulang pada 2019. Pada 2019, Team Liquid berhasil memenangkan total hadiah sebesar US$9 juta (sekitar Rp125 miliar).

 

4. Virtus.pro – US$1,37 juta (Rp19,1 miliar)

Via: Twitter
Via: Twitter

Sama seperti Team Liquid, sebagian besar total hadiah yang dimenangkan oleh Virtus.pro berasal dari turnamen CS:GO dan Dota 2. Sepanjang tahun 2020, tim CS:GO dari Virtus.pro berhasil memenangkan US$641 ribu (sekitar Rp9 miliar). Sekitar US$500 ribu (sekitar Rp7 miliar) mereka dapatkan dengan memenangkan Flashpoint Season 2.

Tak hanya tim CS:GO, tim Dota 2 dari Virtus.pro juga memberikan kontribusi yang cukup besar sepanjang 2020. Sebelum skena esports Dota 2 terhenti karena pandemi, organisasi asal Rusia ini berhasil memenangkan sejumlah kompetisi Dota 2, termasuk EPIC League dan ESL One Los Angeles. Dari sana, mereka memenangkan US$472 ribu (sekitar Rp6,6 miliar). Virtus.pro juga memiliki tim Fortnite yang memberikan kontribusi sebesar US$25 ribu (sekitar Rp348,5 juta) dan tim Apex Legends yang menyumbangkan US$4,6 ribu (sekitar Rp64,1 juta).

5. Spacestation Gaming – US$1,36 juta (Rp19 miliar)

Tahun 2020 justru menjadi tahun yang baik bagi Spacestation Gaming. Total hadiah dari kompetisi esports yang mereka menangkan naik hingga tiga kali, dari US$436 ribu (sekitar Rp6,1 miliar) pada 2019 menjadi US$1,36 juta pada 2020.

Tim Rainbow Six dari Spacestation Gaming.
Tim Rainbow Six dari Spacestation Gaming.

Tim Rainbow Six dari Spacestation Gaming memberikan kontribusi paling besar. Mereka berhasil memenangkan dua dari empat kompetisi yang mereka ikuti dan membawa pulang US$1,1 juta (sekitar Rp15,3 miliar). Spacestation Gaming juga punya tim-tim yang bertanding di game lain dan memenangkan sejumlah kompetisi, membuat total hadiah kemenangan mereka sepanjang 2020 mencapai US$1,36 juta (sekitar Rp19 miliar).

 

6. G2 Esports – US$1,23 juta (Rp17,1 miliar)

Via: Esports Observer
Via: The Esports Observer

Sebagai pendiri dan CEO G2 Esports, Carlos “ocelote” Rodríguez berhasil mengumpulkan para pemain berbakat untuk berlaga di berbagai game esports, mulai dari game FPS seperti CS:GO, Rainbow Six, dan Valorant, game battle royale seperti Fortnite, game MOBA seperti League of Legends, sampai sim racing. Hal inilah yang menjadi kunci dari kesuksesan G2 untuk membawa pulang US$1,23 juta (sekitar Rp17,1 miliar) pada 2020.

Sepanjang 2020, tim League of Legends G2 mendapatkan US$383 ribu (sekitar Rp5,3 miliar), sementara tim CS:GO mereka membawa pulang US$330 ribu (sekitar Rp4,6 miliar). G2 mendapatkan US$163 ribu (sekitar Rp2,3 miliar) di skena Rainbow Six, US$159 ribu (sekitar Rp2,2 miliar) di Rocket League, dan lebih dari US$100 ribu (sekitar Rp1,4 miliar) di Valorant serta game-game esports lain.

 

7. Atlanta FaZe – US$1,19 juta (Rp16,6 miliar)

Via: Red and Black
Via: The Red and Black

Sepanjang musim pertama Call of Duty League, Atlanta FaZe sangat dominan. Pada akhir musim reguler, mereka berhasil duduk di peringkat pertama. Sayangnya, mereka harus bertekuk lutut di hadapan Dallas Empire pada babak final. Sebagai runner up dari Call of Duty League, Atlanta FaZe membawa pulang hadiah US$900 ribu (sekitar Rp12,5 miliar). Mereka juga memenangkan sejumlah kompetisi lain sehingga mereka dapat mengumpulkan US$1,19 juta (sekitar Rp16,6 miliar) sepanjang 2020.

 

8. Team SoloMid – US$1,18 juta (Rp16,5 miliar)

TSM memiliki 11 tim yang berlaga di berbagai game esports, termasuk League of Legends, Fortnite, dan Valorant. Tak hanya itu, TSM juga menggandeng pemain catur profesional, Hikaru Nakamura. Dari kompetisi catur, TSM mendapatkan hadiah sebesar US$125 ribu (sekitar Rp1,7 miliar). Sementara tim League of Legends mereka berhasil mendapatkan US$158 ribu (sekitar Rp2,2 miliar) dan dari kompetisi Fortnite, TSM memenangkan US$179 ribu (sekitar Rp2,5 miliar). Pada 2021, tampaknya TSM masih akan terus menggunakan strategi yang sama, yaitu memecahkan fokus mereka beberapa game esports sekaligus.

 

9. Team Secret – US$1,1 juta (Rp15,3 miliar)

Pada 2019, Team Secret duduk di peringkat 8 dalam daftar 10 organisasi esports dengan total hadiah terbesar. Ketika itu, mereka memenangkan US$3,31 juta (sekitar Rp46,1 miliar). Sementara pada 2020, Team Secret turun satu peringkat ke posisi sembilan. Hanya saja, jumlah hadiah yang mereka bawa pulang jauh lebih sedikit, hanya US$1,1 juta (sekitar Rp15,3 miliar).

Tim Dota 2 Team Secret ketika memenangkan One Birmingham. | Sumber: ESTNN
Tim Dota 2 Team Secret ketika memenangkan One Birmingham. | Sumber: ESTNN

Hal ini tidak aneh, mengingat Team Secret memang sangat mengandalkan tim Dota 2 mereka. Sementara, pada tahun lalu, skena esports game MOBA itu sempat tersendat akibat pandemi virus corona. Meskipun begitu, roster Dota 2 dari Team Secret berhasil memenangkan US$1,017 (sekitar Rp14,2 miliar) juta dari 12 turnamen Dota 2 yang mereka ikut pada 2020. Kabar baik untuk Team Secret, Dota Pro Circuit telah kembali berjalan pada awal tahun ini.

 

10. Fnatic – US$994,2 ribu (Rp13,9 miliar)

Fnatic duduk di peringkat 10 dengan total hadiah US$994,2 ribu. Tahun 2020 menjadi kali pertama total hadiah yang Fnatic bawa pulang tidak mencapai US$1 juta (sekitar Rp13,94 miliar). Padahal, sejak 2014, total hadiah yang Fnatic menangkan setiap tahun selalu melewati angka US$1 juta.

Sepanjang 2020, tim CS:GO Fnatic memberikan kontribusi paling signifikan. Mereka ikut serta dalam berbagai turnamen online, termasuk Flashpoint Season 2. Dalam kompetisi itu, mereka keluar sebagai juara tiga. Secara keseluruhan, tim CS:GO Fnatic menyumbangkan US$321 ribu (sekitar Rp4,5 miliar).

grafik

Cristiano Ronaldo Jadi Karakter di Free Fire, Microsoft Akuisisi Smash.gg

Dalam satu minggu terakhir, ada beberapa kabar menarik di dunia game dan esports. Misalnya, Microsoft yang memutuskan untuk membeli platform turnamen esports, Smash.gg atau keputusan Cristiano Ronaldo untuk bekerja sama dengan Garena sebagai Global Brand Ambassador dari Free Fire.

CR7 Jadi Global Brand Ambassador Free Fire

Cristiano Ronaldo menjadi Global Brand Ambassador dari Free Fire, game buatan Garena. Sebagai bagian dari kerja sama ini, Garena akan membuat karakter baru yang didasarkan pada Ronaldo, bernama Chrono. Karakter itu berasal dari universe baru dengan tema metropolis futuristik. Walau dunia itu penuh dengan teknologi canggih, tatanan masyarakat di sana kacau balau. Chrono hadir sebagai seorang pahlawan dan juga inspirasi bagi masyarakat untuk tetap hidup.

Microsoft Akuisisi Smash.gg

Microsoft mengakuisisi platform turnamen esports, Smash.gg minggu lalu. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai akuisisi tersebut. Smash.gg didirikan pada lima tahun lalu. Pada awalnya, platform tersebut fokus pada turnamen esports dari Smash Bros. Namun, sekarang, mereka juga bisa digunakan untuk mengadakan turnamen esports dari game-game lain.

Melalui Twitter, Smash.gg menjelaskan, saat ini, mereka akan beroperasi seperti biasa. Ke depan, mereka berharap akan bisa menggunakan sumber daya dari tim Microsoft Content Services untuk mengembangkan platform turnamen esports mereka, lapor Reuters.

Dalam 2 Bulan, Pemasukan Genshin Impact dari Pemain Mobile Hampir Capai US$400 Juta

Berdasarkan data dari perusahaan analitik mobile, Sensor Tower, dalam waktu dua bulan sejak peluncuran, Genshin Impact telah mendapatkan pemasukan sekitar US$393 juta dari para pemain mobile. Hal itu berarti, sejak diluncurkan pada 28 September 2020, game buatan MiHoYo ini menghasilkan US$6 juta per hari, menurut laporan GamesIndustry.

Pemasukan Genshin Impact dari mobile hampir mencapai US$400 juta dalam 2 bulan. | Sumber One Esports
Pemasukan Genshin Impact dari mobile hampir mencapai US$400 juta dalam 2 bulan. | Sumber One Esports

Berdasarkan data Sensor Tower, satu-satunya game yang memiliki pemasukan lebih besar dari Genshin Impact pada awal peluncurannya adalah Honor of Kings dari Tencent, yang mendapatkan US$467 juta. Namun, Sensor Data juga menyebutkan, pemasukan Genshin Impact pada bulan kedua lebih kecil daripada pemasukan mereka pada bulan pertama, yang mencapai US$245 juta.

Sepanjang 2020, Pemasukan Franchise Call of Duty Tembus US$3 Miliar

Setelah peluncuran Call of Duty: Black Ops Cold War, Activision mengungkap bahwa total net bookings dari franchise Call of Duty telah menembus US$3 miliar dalam 12 bulan belakangan. Menurut Activision, net bookings merupakan total penjualan secara fisik dan digital, termasuk biaya lisensi, merchandise, dan insenstif untuk publisher game dalam periode tertentu.

Pada 2020, nilai net bookings dari franchise Call of Duty naik 80% dari tahun lalu. Sementara jumlah unit game yang terjual naik 40%. Activision menyebutkan, ada 200 juta orang yang memainkan game Call of Duty pada tahun ini, menurut laporan IGN.

Dua Eksekutif BioWare Keluar, Pengembangan Mass Effect dan Dragon Age Tetap Berjalan

Dua eksekutif BioWare, Casey Hudson dan Mark Darrah memutuskan untuk keluar dari studio game tersebut. Di BioWare, Hudson menjabat sebagai General Manager, sementara Darrah adalah Executive Producer untuk Dragon Age.

BioWare akan tetap mengembangkan Dragon Age 4.
BioWare akan tetap mengembangkan Dragon Age 4.

Namun, BioWare dan publisher Electronic Arts meyakinkan para fans bahwa keputusan Hudson dan Darrah untuk mengundurkan diri tidak akan mengganggu proses pengembangan game-game baru BioWare, seperti Mass Effect: Legendary Edition, Dragon Age 4, dan Anthem Next, menurut laporan VentureBeat.