Animal Crossing: New Horizons Bakal Dapat Update Gratis, Valve Blokir Game dengan Cryptocurrency dan NFT

Nintendo mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan update gratis untuk Animal Crossing: New Horizons. Sementara itu, BioWare mengungkap bahwa mereka akan meluncurkan Dragon Age 4 untuk konsol next-gen dan PC, tapi tidak untuk konsol generasi sebelumnya. Pada minggu lalu, Valve juga memutuskan untuk memblokir game-game yang menggunakan NFT dan cryptocurrency dari Steam.

Final Fantasy 14 Jadi Game Final Fantasy Paling Menguntungkan

Saat ini, jumlah pemain Final Fantasy 14 mencapai 24 juta orang. Dengan begitu, game tersebut menjadi game Final Fantasy dengan keuntungan paling besar. Informasi ini diungkap oleh Game Director Naoki Yoshida. Final Fantasy 14 diluncurkan pada 2010. Pada 2015, jumlah pemain dari game itu mencapai 5 juta. Angka itu naik menjadi 10 juta orang pada 2017, menurut laporan IGN.

“Kita semua tahu, ketika Final Fantasy 14 diluncurkan, game ini mendapat sambutan yang kurang baik,” ujar Yoshida, seperti dikutip dari GamesIndustry. “Sejak saat itu, kami berhasil mengubah game tersebut sehingga ia menjadi game yang memberikan kontribusi besar pada keuntungan perusahaan.”

Nintendo Bakal Luncurkan Update Gratis untuk Animal Crossing: New Horizons

Nintendo mengumumkan bahwa Animal Crossing: New Horizons akan mendapatkan update gratis pada 5 November 2021. Melalui update ini, New Horizons akan mendapatkan sejumlah fitur baru, termasuk lokasi, karakter, dan aktivitas baru. Salah satu lokasi baru yang bisa pemain kunjungi adalah Roost, yang diurus oleh Brewster. Para pemain akan bisa mengundang pemain lain ke pulau mereka untuk menikmati kopi di Roost.

Selain itu, pemain juga akan bertemu karakter baru bernama Kapp’n, yang bisa membawa pemain ke pulau-pulau terpencil. Selain update gratis, New Horizons juga akan mendapatkan ekspansi berbayar berjudul Happy Home Paradise. Ekspansi itu juga akan diluncurkan pada 5 November 2021, lapor VentureBeat.

Valve Blokir Game dengan Cryptocurrency dan NFT di Steam

Valve memutuskan untuk memblokir semua game yang menggunakan cryptocurrency atau NFT dari Steam. Mereka juga memperingatkan, ke depan, mereka akan melarang keberadaan game-game yang menggunakan cryptocurrency serta NFT. Memang, dalam satu tahun belakangan, game-game yang menggunakan cryptocurrency dan NFT menjadi semakin marak.

Keputusan Valve untuk memblokir game-game tersebut di Steam memang tidak akan menghentikan para developer untuk membuat game dengan cryptocurrency dan NFT. Namun, mengingat Steam adalah platform toko game digital terbesar, maka keputusan Valve untuk memblokir game dengan cryptocurrency dan NFT akan membatasi cakupan dari game-game itu, seperti yang disebutkan oleh ClutchPoints.

Dragon Age 4 Dirilis untuk PS5, Xbox Series X, dan PC

Dragon Age 4 bakal diluncurkan untuk PlayStation 5, Xbox Series X/S, dan PC. Namun, game itu tidak akan tersedia untuk PlayStation 4 dan Xbox One. Hal ini menunjukkan, para developers game — seperti BioWare — telah siap untuk meninggalkan konsol generasi sebelumnya.

Dragon Age 4 bakal diluncurkan untuk PlayStation 5, Xbox Series X, dan PC.

Membuat game untuk konsol terbaru adalah keputusan yang masuk akal untuk para developer game. Namun, sebagian developer tampaknya enggan untuk melakukan itu. Pada Mei 2021, BioWare merilis Mass Effect: Legendary Edition. Namun, game itu tidak diluncurkan untuk PS5 dan Xbox Series X. Menurut laporan VentureBeat, EA dan BioWare justru meluncurkan game tersebut untuk PS4 dan Xbox One. Pemilik PS5 dan Xbox Series X/S yang ingin memainkan game itu dapat menggunakan fitur backward compatibility di konsol mereka.

Activision Perkenalkan Sistem Anti-Curang untuk Call of Duty

Activision memperkenalkan sistem anti-curang untuk Call of Duty, yang disebut Ricochet. Demi mengurangi jumlah orang yang bermain curang, Ricochet dilengkapi dengan beberapa fitur, seperti dari alat untuk memonitor kecurangan, proses penyelidikan untuk mengidentifikasi cheaters, update untuk memperkuat keamanan akun pemain, dan lain sebagainya. Dengan ini, Activision berharap, mereka bisa mengatasi masalah kecurangan yang membuat banyak pemain Call of Duty frustasi. Ricochet akan diluncurkan bersamaan dengan Call of Duty: Vanguard, yaitu pada 5 November 2021, menurut laporan VentureBeat.

EA Umumkan Kalibrasi Gameplay Mass Effect Legendary Edition

Jika sebelumnya EA mengumumkan remaster trilogi Mass Effect yang bertajuk Mass Effect Legendary Edition pada N7 Day (7 November 2020 kemarin), kali ini mereka mengumumkan langsung sejumlah detail gameplay Mass Effect Legendary Edition yang nantinya akan Anda temukan di versi remaster tersebut.

Ada banyak hal yang diubah di versi remaster-nya nanti dari segi gameplay. Perubahan pertama dari segi pertarungan (combat tuning). Karena sebelumnya seri Mass Effect dirilis dengan jangka waktu yang cukup panjang antar setiap game, ketiga game tersebut memiliki mekanisme pertarungan yang berbeda-beda. Karena itulah EA akan mengubah mekanisme pertarungan tanpa menghilangkan tantangan uniknya masing-masing.

Di Mass Effect pertama, akurasi telah diubah untuk semua senjata sehingga para pemain dapat memiliki daya tembak yang lebih konsisten sembari memerhatikan overheat meter. ADS (Aiming Down Sight) juga telah disesuaikan kameranya jadi lebih dekat sehingga lebih akurat dan lebih mirip dengan game kedua dan ketiganya. Aim assist di dalam game juga sudah ditingkatkan agar lebih presisi.

Image Credit: EA
Image Credit: EA

Ability juga sudah di-rebalance di game pertamanya. Salah satu contohnya adalah Immunity yang sekarang menjadi buff yang signifikan namun berdurasi singkat — yang tadinya efek pasif.

Shepard juga bisa berlari kencang di luar pertempuran. Serangan melee juga akan dimasukkan ke dalam tombol spesifik, tidak lagi tergantung jarak antara pemain dan musuh.

Perbaikan gameplay juga ditambahkan di aspek lainnya, baik di game pertama ataupun semuanya. Rekan-rekan Anda sekarang bisa diberi perintah di game pertama, seperti yang bisa Anda lakukan di game kedua dan ketiga. Sistem cover juga sudah ditingkatkan di semua game-nya. XP yang didapat oleh pemain juga sudah disesuaikan agar lebih konsisten.

Mako, kendaraan ikonik di game pertamanya, yang unik namun seringkali susah dikendalikan juga akan diperbaiki. Sekarang, Anda bisa mengendalikan Mako dengan lebih smooth.

Unifikasi dan modernisasi trilogi juga dilakukan agar ketiga game-nya dirasa lebih konsisten. Fitur Character Creation akan disamakan di semua game dan mereka juga akan menambahkan lebih banyak opsi. Dengan demikian, wajah Shepard bisa lebih konsisten dari game ke game walaupun Anda juga masih memiliki opsi untuk mengubah wajah di setiap awal game. DLC senjata dan armor juga akan terintegrasi di semua game-nya.

Signifikansi pilihan ke ending cerita juga sudah diubah di versi remaster kali ini. Semakin banyak konten yang Anda selesaikan, semakin besar juga peluang Anda mendapatkan ending yang terbaik.

Jika Anda memang fans sejati Mass Effect trilogi, seperti saya, Anda bisa membaca lengkap perubahan gameplay Mass Effect Legendary Edition di blog resmi EA — karena terlalu banyak jika dituliskan semuanya di sini.

Jujur saja, meski saya kerap merasa dilema dengan tren remaster, remake, dan kawan-kawannya, kali ini saya tidak sabar menantikan kehadiran Mass Effect Legendary Edition karena trilogi tersebut adalah salah satu seri game favorit saya sampai hari ini. Semoga saja hasil remaster-nya nanti tidak mengecewakan.

Square Enix Bakal Rilis Mobile Game FF7, BioWare Hentikan Pengembangan Anthem Next

Minggu lalu, ada beberapa pengumuman menarik di dunia game. Square Enix mengungkap bahwa mereka akan meluncurkan mobile game dari Final Fantasy 7 ber-genre battle royale. Sementara BioWare memutuskan untuk berhenti mengembangkan Anthem Next agar mereka bisa fokus pada pengembangan game terbaru dari Mass Effect dan Dragon Age.

Square Enix Bakal Rilis Game Battle Royale Final Fantasy 7 di Mobile

Minggu lalu, Square Enix mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan game battle royale dari Final Fantasy 7 di Android dan iOS pada 2021. Game yang berjudul Final Fantasy 7: The First Soldier ini memiliki gameplay serupa dengan game multiplayer shooter lainnya. Hanya saja, di sini, Anda juga akan bisa menggunakan magic spells, summons, serta mengendarai Chocobo, lapor Polygon.

Trailer dari Final Fantasy 7: The First Soldier menunjukkan sedikit cerita dari game itu. Di video itu, diketahui bahwa Shinra Electric Company ingin memperkuat divisi militer mereka. Karena itu, mereka mengadakan program Soldier. Mereka lalu menguji para kandidat melalui First Soldier. Game battle royale ini mengambil setting waktu sebelum Final Fantasy 7.

Gaming dan AI Dorong Pemasukan NVIDIA Jadi US$5 Miliar

NVIDIA mengungkap, pemasukan mereka pada Q4 2020 — yang berakhir pada 31 Januari 2021 — mencapai US$5 miliar, naik 61% dari tahun lalu. Pemasukan NVIDIA ini melebihi perkiraan para analis. Alasan pemasukan NVIDIA tumbuh pesat adalah karena tingginya permintaan akan hardware gaming dan produk AI.

Colette Kress, Chief Financial Officer, NVIDIA menyebutkan, pemasukan NVIDIA dari divisi gaming dan datacenter naik karena masih banyak orang yang harus bekerja dan bersekolah dari rumah. Dia juga mengatakan, GeForce RTX 3600 laku keras di kalangan cryptocurrency miners, lapor VentureBeat.

Fokus ke Dragon Age dan Mass Effect, BioWare Hentikan Pengembangan Anthem Next

BioWare memutuskan untuk menghentikan pengembangan Anthem Next — versi reboot dari Anthem — agar bisa fokus pada Dragon Age dan Mass Effect. Anthem pertama kali dirilis pada Februari 2019. Game multiplayer shooter buatan BioWare itu mendapatkan banyak kritik karena ia memiliki banyak bug. Konten dari game itu juga dianggap kurang. BioWare lalu memberikan beberapa update untuk Anthem dan mengungkap bahwa mereka berencana merombak ulang game itu menjadi Anthem Next.

Anthem diluncurkan pada 2019.
Anthem diluncurkan pada 2019.

“Membuat game bukan hal mudah,” kata Executive Producer, BioWare, Christian Dailey, seperti dikutip dari VentureBeat. “Kami mengambil keputusan ini dengan berat hati. Ke depan, kami harus fokus untuk membuat game terbaru dari Dragon Age dan Mass Effect dan terus memberikan update yang berkualitsa untuk Star Wars: The Old Republic.”

Pemasukan MiHoYo Pada 2020 Hampir Mencapai US$800 Juta

Pemasukan MiHoYo pada 2020 hampir mencapai US$800 juta. Hal ini diungkapkan oleh Co-founder MiHoYo, Cai Haoyu di hadapan alumni Shanghai Jaotong University. Cai mengungkap, pemasukan MiHoYo naik dua kali lipat dari tahun 2019 berkat Genshin Impact. Padahal, game itu baru dirilis pada September 2020, lapor GamesIndustry. Setelah melihat kesuksesan Genshin Impact, MiHoYo juga memutuskan untuk menambah pegawainya. Pada akhir 2020, jumlah pegawai mereka naik 70% menjadi 2.400 orang.

Pemasukan Unity di Q4 2020 Naik 39% dari Tahun 2019

Unity baru saja mengumumkan laporan keuangan untuk Q4 2020 mereka. Selain itu, mereka juga membahas tentang keadaan keuangan mereka selama 2020. Kim Jabal, Chief Financial Officer, Unity mengungkap, pemasukan Unity pada Q4 2020 mencapai US$220,3 juta, naik 39% dari tahun lalu. Sementara pemasukan mereka selama 2020 mencapai sekitar US$950-970 juta, lapor Yahoo.

Unity juga mengungkap, pemasukan dari iklan di mobile game naik 8% pada tahun lalu. Genre game yang pemasukan iklannya naik pesat adalah card game dan trivia game. Genre olahraga menjadi satu-satunya genre game yang pemasukan dari iklannya tidak naik pada 2020. Sementara itu, jumlah game HD — yang Unity definisikan sebagai game untuk PC, macOS, dan platform desktop lainnya — naik 38% pada 2020, menurut laporan GamesIndustry.

Semua yang Perlu Diketahui tentang Mass Effect Legendary Edition

November tahun lalu, EA dan BioWare memberikan kejutan dengan mengumumkan Mass Effect Legendary Edition, kompilasi lengkap sekaligus versi remastered dari Mass Effect, Mass Effect 2, dan Mass Effect 3. Game baru tapi lawas ini rencananya akan dirilis di musim semi tahun ini, dan EA rupanya tidak berbohong.

Lewat sebuah trailer, EA mengumumkan jadwal perilisan resmi Mass Effect Legendary Edition, yakni 14 Mei 2021. Di video tersebut kita bisa melihat sejauh apa penyempurnaan visual yang dihadirkan. Namun grafik yang lebih bagus rupanya hanya sebagian dari cerita lengkapnya.

Meski hanya sebatas remaster, Mass Effect Legendary Edition rupanya juga membawa sederet pembaruan teknis yang sangat krusial. Revisi yang paling banyak tentu diterapkan pada Mass Effect orisinal. Di versi remastered ini, kontrol dalam game tersebut sudah jauh lebih sempurna. BioWare bahkan tidak segan untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang sangat spesifik, seperti misalnya membenahi kontrol atas mobil Mako.

Sejumlah elemen UI-nya juga sudah diubah menjadi jauh lebih modern. Secara keseluruhan, combat-nya akan terasa jauh lebih balanced daripada di game aslinya. Untuk Mass Effect 2 dan Mass Effect 3, BioWare sejatinya tidak perlu menerapkan terlalu banyak pembaruan di luar sisi visual.

Bicara soal visual, BioWare juga tidak sekadar meningkatkan resolusi aset teksturnya begitu saja. Beberapa aset bahkan ada yang harus diperbarui satu per satu, seperti misalnya detail wajah karakter-karakter dalam game. Teknik seperti ambient occlusion juga sudah diterapkan ke ketiga game, bukan cuma diterapkan setengah-setengah di Mass Effect 3 saja.

Namun penyempurnaan visual yang menurut saya paling menarik adalah adanya real-time reflection pada Mass Effect Legendary Edition. Berhubung ketiga game aslinya dibuat menggunakan Unreal Engine 3, otomatis BioWare tidak bisa menerapkan real-time raytracing pada versi remastered-nya ini, dan di situlah real-time reflection mencoba menawarkan alternatif.

Di PC, BioWare memastikan bahwa Mass Effect Legendary Edition bisa dijalankan tanpa batasan frame rate sedikit pun. Kalau Anda mampu menjalankannya di resolusi 4K dengan efek HDR, silakan. Kalau Anda ingin menikmati pemandangan planet demi planet yang fantastis di monitor ultra-wide (21:9), silakan.

Juga penting adalah optimalisasi waktu loading, yang pada game pertamanya disamarkan sebagai adegan di dalam elevator. Sebagai perbandingan, kalau di game aslinya kita perlu menghabiskan waktu sekitar 52 detik di dalam elevator, di Legendary Edition kita hanya butuh sekitar 14 detik.

Beralih ke soal kustomisasi karakter, Mass Effect Legendary Edition juga menawarkan opsi kustomisasi yang seragam antara game pertama, kedua, dan ketiganya – opsi yang dulunya cuma tersedia di Mass Effect 3 sekarang juga ada di Mass Effect maupun Mass Effect 2. Tidak seperti dulu, Legendary Edition juga memungkinkan pemain untuk menggunakan preset default Female Shepard (yang baru ada di Mass Effect 3) di game pertama maupun keduanya jika mau.

Ada lebih dari 40 konten DLC yang tersedia di Legendary Edition, namun tidak ada satu pun konten yang benar-benar baru – yang ada justru mode multiplayer Mass Effect 3 yang dipangkas. BioWare pun sama sekali tidak menyentuh jalan cerita dari trilogi game kebanggaannya tersebut. Untuk ending-nya, BioWare memilih ending yang terdapat di Mass Effect 3: Extended Cut sebagai opsi kanon di Legendary Edition.

Sejauh ini, Mass Effect Legendary Edition terdengar cukup menjanjikan, baik untuk penggemar trilogi aslinya, maupun yang hingga kini belum sempat memainkannya sama sekali. Narasi yang kaya, karakter-karakter yang tidak terlupakan, serta dunia dan lore yang ekspansif; tiga hal tersebut adalah yang BioWare banggakan dari karya-karyanya, dan trilogi Mass Effect memang punya itu semua. Legendary Edition hanya menyajikannya dalam kemasan baru yang lebih modern.

Sumber: PC Gamer.

Cristiano Ronaldo Jadi Karakter di Free Fire, Microsoft Akuisisi Smash.gg

Dalam satu minggu terakhir, ada beberapa kabar menarik di dunia game dan esports. Misalnya, Microsoft yang memutuskan untuk membeli platform turnamen esports, Smash.gg atau keputusan Cristiano Ronaldo untuk bekerja sama dengan Garena sebagai Global Brand Ambassador dari Free Fire.

CR7 Jadi Global Brand Ambassador Free Fire

Cristiano Ronaldo menjadi Global Brand Ambassador dari Free Fire, game buatan Garena. Sebagai bagian dari kerja sama ini, Garena akan membuat karakter baru yang didasarkan pada Ronaldo, bernama Chrono. Karakter itu berasal dari universe baru dengan tema metropolis futuristik. Walau dunia itu penuh dengan teknologi canggih, tatanan masyarakat di sana kacau balau. Chrono hadir sebagai seorang pahlawan dan juga inspirasi bagi masyarakat untuk tetap hidup.

Microsoft Akuisisi Smash.gg

Microsoft mengakuisisi platform turnamen esports, Smash.gg minggu lalu. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai akuisisi tersebut. Smash.gg didirikan pada lima tahun lalu. Pada awalnya, platform tersebut fokus pada turnamen esports dari Smash Bros. Namun, sekarang, mereka juga bisa digunakan untuk mengadakan turnamen esports dari game-game lain.

Melalui Twitter, Smash.gg menjelaskan, saat ini, mereka akan beroperasi seperti biasa. Ke depan, mereka berharap akan bisa menggunakan sumber daya dari tim Microsoft Content Services untuk mengembangkan platform turnamen esports mereka, lapor Reuters.

Dalam 2 Bulan, Pemasukan Genshin Impact dari Pemain Mobile Hampir Capai US$400 Juta

Berdasarkan data dari perusahaan analitik mobile, Sensor Tower, dalam waktu dua bulan sejak peluncuran, Genshin Impact telah mendapatkan pemasukan sekitar US$393 juta dari para pemain mobile. Hal itu berarti, sejak diluncurkan pada 28 September 2020, game buatan MiHoYo ini menghasilkan US$6 juta per hari, menurut laporan GamesIndustry.

Pemasukan Genshin Impact dari mobile hampir mencapai US$400 juta dalam 2 bulan. | Sumber One Esports
Pemasukan Genshin Impact dari mobile hampir mencapai US$400 juta dalam 2 bulan. | Sumber One Esports

Berdasarkan data Sensor Tower, satu-satunya game yang memiliki pemasukan lebih besar dari Genshin Impact pada awal peluncurannya adalah Honor of Kings dari Tencent, yang mendapatkan US$467 juta. Namun, Sensor Data juga menyebutkan, pemasukan Genshin Impact pada bulan kedua lebih kecil daripada pemasukan mereka pada bulan pertama, yang mencapai US$245 juta.

Sepanjang 2020, Pemasukan Franchise Call of Duty Tembus US$3 Miliar

Setelah peluncuran Call of Duty: Black Ops Cold War, Activision mengungkap bahwa total net bookings dari franchise Call of Duty telah menembus US$3 miliar dalam 12 bulan belakangan. Menurut Activision, net bookings merupakan total penjualan secara fisik dan digital, termasuk biaya lisensi, merchandise, dan insenstif untuk publisher game dalam periode tertentu.

Pada 2020, nilai net bookings dari franchise Call of Duty naik 80% dari tahun lalu. Sementara jumlah unit game yang terjual naik 40%. Activision menyebutkan, ada 200 juta orang yang memainkan game Call of Duty pada tahun ini, menurut laporan IGN.

Dua Eksekutif BioWare Keluar, Pengembangan Mass Effect dan Dragon Age Tetap Berjalan

Dua eksekutif BioWare, Casey Hudson dan Mark Darrah memutuskan untuk keluar dari studio game tersebut. Di BioWare, Hudson menjabat sebagai General Manager, sementara Darrah adalah Executive Producer untuk Dragon Age.

BioWare akan tetap mengembangkan Dragon Age 4.
BioWare akan tetap mengembangkan Dragon Age 4.

Namun, BioWare dan publisher Electronic Arts meyakinkan para fans bahwa keputusan Hudson dan Darrah untuk mengundurkan diri tidak akan mengganggu proses pengembangan game-game baru BioWare, seperti Mass Effect: Legendary Edition, Dragon Age 4, dan Anthem Next, menurut laporan VentureBeat.

BioWare Umumkan Mass Effect Legendary Edition, Versi Remastered dari Trilogi Mass Effect

Tren remake dan remaster di industri video game terus bertambah populer dalam beberapa tahun terakhir, dan publisher besar seperti EA tentu tidak mau melewatkan kesempatan emas semacam ini. Sejauh ini, mereka telah meluncurkan versi remastered dari tiga game legendarisnya: Command & Conquer Remastered, Need for Speed Hot Pursuit Remastered, dan Burnout Paradise Remastered.

Namun yang paling legendaris baru saja diumumkan, yakni trilogi Mass Effect. Lewat sebuah blog post, BioWare menyingkap Mass Effect Legendary Edition, kompilasi sekaligus versi remastered dari Mass Effect, Mass Effect 2, dan Mass Effect 3.

Kata “remastered” di sini harus ditekankan, sebab BioWare sendiri mengakui bahwa mereka sama sekali tidak punya keinginan untuk menggarap ulang (remake) ketiga game tersebut, melainkan sebatas memodernisasi pengalaman yang bisa dinikmati oleh para pemain, baik para penggemar setia seri Mass Effect maupun mereka yang belum pernah memainkannya sama sekali, yang dulu mungkin masih terlalu muda untuk mengikuti petulangan epik Commander Shepard.

Sesuai tebakan, versi remastered ini menghadirkan sederet penyempurnaan terhadap tekstur, shader, efek visual, serta sejumlah aspek teknis. BioWare memastikan bahwa semuanya bakal berjalan optimal di resolusi 4K serta frame rate yang tinggi. Mass Effect sendiri bukanlah game dengan grafik yang buruk, akan tetapi kualitasnya jelas terkesan berumur mengingat game itu dirilis 13 tahun lalu.

Mengemas versi remastered-nya menjadi satu bundel lengkap yang juga mencakup seluruh DLC merupakan keputusan yang tepat menurut saya, sebab jalan ceritanya memang menyambung dari yang game yang pertama sampai ketiga, dan cerita sendiri adalah kekuatan utama dari seri Mass Effect.

Kedatangan versi remastered-nya ini tidak terlalu mengejutkan karena rumornya sudah tersebar sejak bulan Mei lalu. Kendati demikian, EA baru akan merilisnya pada musim semi tahun depan (antara Maret sampai Juni 2021). Selain di PC, PS4, dan Xbox One, Mass Effect Legendary Edition juga bakal bisa dimainkan di PS5 maupun Xbox Series X.

Mass Effect baru sedang dikerjakan

New Mass Effect

Dalam kesempatan yang sama, game director trilogi Mass Effect, Casey Hudson, juga sempat menyinggung soal masa depan franchise yang diciptakannya ini. Disebutkan bahwa sebuah tim veteran BioWare sedang sibuk menggodok chapter baru di dunia Mass Effect. Pengembangannya masih dalam tahap awal, dan sejauh ini BioWare baru bisa menampilkan satu artwork di atas.

Meski belum ada detail apa-apa soal game Mass Effect baru ini, setidaknya cukup melegakan mengetahui bahwa franchise ini tidak akan tamat riwayatnya begitu saja setelah segala respon buruk yang diterima oleh Mass Effect Andromeda.

Pengumuman ini pun sekaligus mengonfirmasi pernyataan BioWare sebelumnya bahwa mereka sama sekali belum menyerah dengan seri Mass Effect. Kendati demikian, realisasinya mungkin masih agak lama mengingat BioWare juga sedang sibuk mengerjakan Dragon Age 4.

Sumber: BioWare via Polygon.

EA Kabarnya Tengah Mengembangkan Game Star Wars: Knights of the Old Republic Baru

Banyak orang mungkin tidak puas dengan konklusi dari The Rise of Skywalker, namun fans sebetulnya bisa mengalihkan perhatiannya ke medium lain untuk memuaskan dagaha mereka terhadap Star Wars. Ada serial The Mandalorian di layanan Disney+, novel-novel brilian ‘canon‘ seperti Lost Stars dan trilogi Thrawn, serta tentu saja permainan video dengan Jedi: Fallen Order sebagai ujung tombaknya.

Setelah perkara lootbox yang menodai peluncuran Battlefront II, Jedi: Fallen Order menjadi satu-satunya harapan bagi franchise Star Wars untuk kembali bangkit di segmen video game. Berita baiknya, Jedi: Fallen Order berhasil memuaskan banyak pemain, bahkan sukses secara komersial. Dan kini gamer berharap elemen-elemen positif di sana turut diadopsi ke permainan Star Wars selanjutnya: bebas dari lootbox, DLC berbayar dan season pass.

Terkait game Star Wars, info terkini menyebutkan bahwa Electronic Arts berencana untuk menggarap penerus seri Knights of the Old Republic. Star Wars: KotOR ialah game role-playing buatan BioWare yang dirilis LucasArts di tahun 2003. Permainan melahirkan satu sekuel dan menjadi landasan bagi pengembangan MMORPG Star Wars: The Old Republic. Knights of the Old Republic awalnya disiapkan sebagai trilogi, namun proyek game ketiganya tak pernah lepas landas.

Keberadaan permainan Knights of the Old Republic anyar dilaporkan oleh Cinelinx lewat artikel eksklusifnya. Setidaknya ada tiga narasumber independen yang membocorkan informasi ini – satu informan bilang bahwa ini merupakan proyek remake dan satu lagi mengklaimnya sebagai sekuel. Arahan remake sendiri sepertinya lebih tepat untuk game Star Wars baru tersebut terkait retcon (revisi) terhadap konten non-film (Expanded Universe, kini disebut Legends) yang dilakukan Disney di tahun 2014.

Mengembangkan Knights of the Old Republic baru sebagai remake sebetulnya memudahkan tim developer karena mereka tidak perlu menggarapnya dari nol, cukup mengadopsi dan melakukan pengembangan dari konten yang ada di dua permainan sebelumnya. Sejauh ini, ada banyak elemen di Star Wars yang tadinya tak resmi (dianggap Legends) tetapi akhirnya diangkat ke film layar lebar serta serial televisi.

Soal keabsahan info ini, salah seorang narasumber Cinelinx adalah individu yang melaporkan keterlibatan aktor Ewan McGregor dalam film serial Obi-Wan Kenobi di Disney+. Pihak Disney telah mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut di bulan Agustus 2019 kemarin.

Sebagai perusahaan yang memegang hak publikasi game Star Wars (sampai tahun 2023), saya penasaran studio apa yang Electronic Arts percayakan buat menggarap sekuel/remake Knights of the Old Republic. Apakah BioWare yang merupakan developer aslinya atau nama lain seperti Respawn atau DICE?

Via GamesRadar.

EA Umumkan Kapan Kita Bisa Mencicipi Versi Demo Anthem

Fans mungkin masih sulit melupakan kekecewaan yang diakibatkan oleh Mass Effect: Andromeda, tapi bergabungnya kembali Casey Hudson ke BioWare untuk mengawasi pengembangan Anthem merupakan kabar gembira bagi gamer. Hudson adalah developer legendaris yang jadi sutradara Star Wars: Knights of the Old Republic dan trilogi orisinal Mass Effect.

Sejak diumumkan di E3 2017, Anthem pelan-pelan terlihat semakin menjanjikan. Di IP baru ini, BioWare mencoba memadukan gameplay action third-person, formula role-playing, dengan tema sci-fi yang mempersilakan gamer bermain sebagai operator unit exoskeleton high-tech ala Iron Man atau Titanfall. Anthem rencananya akan dirilis pada tanggal 22 Februari 2019. Dan sebelum momen itu tiba, EA memperkenankan kita untuk mencoba sebelum membeli.

Untuk mendapatkan akses ke Anthem lebih dulu dari gamer lain, yang perlu Anda lakukan adalah melakukan pre-order, atau berlangganan EA/Origin Access di PC. Selanjutnya, tiket VIP Demo akan jadi hak Anda. Selain akses, mereka yang berpartisipasi dalam program tersebut juga akan memperoleh item eksklusif. VIP Demo dapat dinikmati oleh pemain di semua platform, baik di PC via Origin, PlayStation 4 ataupun Xbox One.

BioWare dan EA akan melangsungkan demo beberapa kali. VIP Demo, atau demo perdana, dijadwalkan untuk berlangsung pada tanggal 25 sampai 27 Januari 2019. Beberapa hari kemudian, tepatnya pada tanggal 1 sampai 3 Februari, semua orang dipersilakan buat memainkan demo Anthem. Hal yang menarik di sini adalah, sang publisher memilih untuk menggunakan istilah demo dan bukan uji coba beta, menandai bahwa versi ini lebih diprioritaskan buat mengomersialkan permainan dan bukan uji coba.

Berbicara soal periode tes, sebetulnya BioWare baru saja merampungkan uji coba alpha pada tanggal 8 dan 9 Desember kemarin. Sesinya sangat terbatas. Gamer hanya diperkenankan bermain selama beberapa jam saja, dan kesempatan cuma terbuka bagi mereka yang berada di kawasan Amerika dan Eropa.

Jika Anda penasaran mengapa sampai kini belum ada tester yang menginformasikan konten dari tes alpha tersebut, alasannya adalah non-disclosure agreement dari EA yang melarang siapapun buat memublikasikannya. Seorang gamer sempat mencoba men-stream Anthem versi alpha, namun aksi tersebut malah membuat seluruh koleksi permainannya di Origin lenyap.

Sebagai bagian dari strategi EA mendorong lebih banyak orang bergabung ke layanan Origin/EA Access, pelanggan dijanjikan akses ke seluruh konten dan fitur Anthem tanpa dibatasi. Tanpa Origin atau EA Access, kita perlu membayarkan uang sebesar US$ US$ 110 demi membeli edisi Legion of Dawn.

Trailer Baru Anthem Singkap Cara BioWare Menyulam Single-Player dan Multiplayer

Setelah banyak gamer dan fans kecewa pada kualitas Mass Effect: Andromeda, masa depan BioWare kini berada di pundak Anthem, franchise baru permainan action role-playing yang tengah digarap oleh studio asal Kanada itu. Proyek ini dikerjakan sejak tahun 2012 tepat sesudah pengembangan Mass Effect 3 berakhir, dan resmi diumumkan ke publik di E3 2017.

Melalui trailer dan video demonstrasi, terungkaplah detail-detail mengenai Anthem. Game ini menempatkan Anda sebagai Freelancer, yaitu anggota grup penjelajah yang melakukan eksplorasi dengan mengenakan exosuit ala jubah Iron-Man bernama Javelin. Game rencananya akan meluncur awal tahun depan, dan lewat trailer baru, BioWare menyingkap lebih banyak informasi soal fitur, penyampaian cerita, serta penyajian dunia permainan.

Anthem cukup berbeda dari game yang BioWare buat sebelumnya. Di sana, developer mencoba menggabungkan elemen multiplayer dengan single-player, mempersilakan Anda bermain bersama kawan sembari memastikan pengalamannya tetap personal. Caranya? BioWare membagi game menjadi dua porsi yang saling terhubung secara mulus.

Anthem 2

Saat berpetualang bersama, para pemain akan merasakan pengalaman serupa – misalnya menghadapi monster di siang atau malam hari, bertempur di tengah amukan badai, hingga saat mengikuti event berskala masif. Fitur ini sangat esensial karena sejumlah skenario hanya terjadi di saat-saat tertentu. Anda dan teman juga dapat saling membantu menyelesaikan misi melalui sistem party in-game. Tentu saja, eksplorasi dan pencarian artefak tetap dapat dilakukan seorang diri.

Jantung dari dunia Anthem adalah sebuah tempat bernama Fort Tarsis, di mana game menyuguhkan pengalaman single-player tulen. Di sana, Anda bisa mempererat hubungan dengan karakter-karakter NPC, serta melakukan pilihan sulit dan merasakan konsekuensinya – khas permainan role-playing. Semakin Anda akrab dengan tokoh-tokoh tersebut, maka mereka akan lebih terbuka dan mempercayai Anda.

Fort Tarsis dirancang sebagai tempat beristirahat setelah misi selesai. Anda dapat menjelajahi kota ini dan menguak rahasia-rahasianya, mempelajari detail tiap faksi, sembari mencari para agen yang membutuhkan bantuan Anda. Dan di sini pula-lah Anda dipersilakan mengustomisasi dan meng-upgrade Javelin. Seiring game berjalan, Fort Tarsis dan seluruh dunia permainan akan bertransformasi.

Anthem 4

BioWare punya Agenda buat merilis Anthem pada tanggal 22 Febuari 2019 di Windows via EA Origin, Xbox One dan PlayStation 4. Gerbang pre-order sudah dibuka, dan khusus bagi pelanggan Origin ataupun EA Access, permainan bisa dinikmati sejak tanggal 15 Februari. EA juga mempersilakan mereka yang telah melakukan pemesanan untuk mengakses versi demo, tersedia pada tanggal 1 Februari.

Sumber: EA.

Tak Mau Mengecewakan, BioWare Perpanjang Waktu Pengembangan Anthem, Menundanya ke Awal 2019

Sebagai pencipta seri Baldur’s Gate dan Mass Effect, nama BioWare dahulu sinonim dengan game-game role-playing berkualitas. Namun sejumlah arahan yang kurang pas di beberapa permainan terbaru BioWare membuat sinarnya mulai meredup. Titik terendahnya ialah Mass Effect: Andromeda. Judul yang seharusnya jadi babak baru Mass Effect itu malah dinodai masalah teknis dan animasi.

Namun hal ini tidak menurunkan perhatian publik pada kreasi mereka selanjutnya. Di panggung konferensi Microsoft di E3 2017, studio game asal Kanada itu memperkenalkan Anthem, yaitu permainan action role-playing bertema fiksi ilmiah dengan konsep dan konten yang mengingatkan kita pada elemen dari permainan berbeda – seperti mecha di Titanfall serta formula kooperatif mirip Destiny.

Awalnya, BioWare berencana buat melepas Anthem di triwulan terakhir tahun ini. Namun beradasarkan laporan dari narasumber terpercaya pada Kotaku, developer sepertinya membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyempurnakannya. Jendela peluncuran di 2018 dirasa tidak realistis karena tim harus mempersiapkan program uji coba beta, peluncuran di EA Access, serta update pasca-rilis. Pada akhirnya, pelepasan game dimundurkan ke 2019.

Demi memastikan segala hal berjalan lancar, pihak manajemen kabarnya juga memutuskan untuk mengerahkan tim Edmonton dan Austin buat menggarap Anthem. Langkah ini bukanlah hal baru, pernah BioWare lakukan ketika mengembangkan Andromeda dan Dragon Age: Inquisition. Tapi mengingat Anthem merupakan franchise yang betul-betul baru, pertaruhannya jauh lebih besar.

Kegagalan Mass Effect: Andromeda mencapai target penjualan menyebabkan dileburnya BioWare Montreal, diubah jadi tim baru, EA Motive. Berdasarkan pengalaman ini, kesuksesan Anthem akan sangat memengaruhi masa depan studio. Tekanan pada BioWare juga jauh lebih besar karena sang perusahaan induk, EA, belum lama ini terjerat kontroversi loot box di permainan terbarunya, Star Wars Battlefront II.

Anthem telah mulai dikembangkan sejak 2012; awalnya dinahkodai oleh director Casey Hudson, lalu dialihkan pada Jonathan Warner saat Hudson mengundurkan diri. Tahun lalu, BioWare berusaha memperkuat proses produksi game dengan menambah lebih banyak staf, juga turut merangkul penulis kawakan Drew Karpyshyn untuk mengerjakan narasinya.

Berita baiknya, ada kemungkinan besar penundaan Anthem tidak terlalu lama. Menurut Kotaku, waktunya tidak akan melewati bulan Maret 2019 karena masa fiskal EA tahun 2019 berakhir di bulan itu.

Komentar saya terhadap pengunduran Anthem sama seperti terkait penundaan game lain: lebih baik terlambat namun hasilnya memuaskan ketimbang buru-buru, tetapi kontennya malah setengah matang.