DJI Action 2 Ialah Penerus Osmo Action, Bawa Desain Modular dan Rekaman 4K 120fps

Masih ingat dengan Osmo Action? Action camera dari DJI yang dirilis tahun 2019 itu dirancang untuk bersaing secara langsung dengan GoPro. Pada masanya, ia mengunggulkan fitur dua layar yang belum dimiliki oleh pesaingnya.

Kini DJI telah merilis penerus Osmo Action, sambutlah DJI Action 2 dengan konsep yang sangat berbeda. Ia memiliki desain modular dengan magnetic dalam bentuk kotak kecil, dimensinya hanya 39×39×22.3 mm dan bobotnya 56 gram.

Bagian mukanya didominasi oleh layar 1,7 inci dengan bezel tipis di sekilingnya. Bodinya sudah waterproof hingga 10 meter dan hingga 60 meter dengan waterproof case.

Di bagian dalam, DJI Action 2 mengemas sensor CMOS 1/1.7 inci, sama seperti yang dimiliki DJI Pocket 2. Sebagai pembanding, Osmo Action memiliki sensor berukuran 1/2.3 inci.

Sensor tersebut berpadu lensa F2.8 dengan bidang pandang 155 derajat, lebih luas 10 derajat dari Osmo Action. Serta, dilengkapi sensor suhu warna baru untuk membantu kamera menghasilkan warna yang akurat dalam berbagai situasi termasuk di bawah air.

Walau bodinya kecil, DJI Action 2 punya kemampuan besar. Untuk fotografi, ia dapat menghasilkan foto beresolusi 4000×3000 piksel atau 12MP, mendukung format Raw DNG, digital zoom 4x, dan punya rana elektronik dari 30 detik hingga 1/8000 detik.

Perekam videonya, DJI Action 2 sanggup menghasilkan footage beresolusi 4K 120fps, 2.7K 120fps, dan 1080p dengan frame rate hingga 240fps. Agar rekamannya stabil, DJI memadukan stabilisasi EIS RockSteady 2.0 dan HorizonSteady, tetapi perlu dicatat bahwa EIS tidak mendukung perekaman di atas frame rate 100fps dan HorizonSteady hanya tersedia pada resolusi 1080p atau 2.7K dalam rasio 16:9.

Lalu, berapa lama baterai DJI Action 2 mampu bertahan? Kira-kira sekitar 70 menit, itupun dicapai saat merekam video sebatas 1080p 30fps dengan penstabilan gambar elektronik dinonaktifkan. Pengguna bisa memperpanjangnya hingga 160 menit dengan menghubungkannya ke front touchscreen module, dan hingga 180 menit saat terhubung dengan power module.

Harga DJI Action 2 sendiri dibanderol mulai dari US$399 atau sekitar Rp5,6 jutaan. Berkat desain modular dengan magnetic, action camera ini didukung banyak modul aksesori dan pengguna dapat menyesuaikannya dengan workflow dan kebutuhannya.

Aksesori tersebut antara lain front touchscreen module yang menampilkan layar OLED menghadap ke depan dan 4-mic Matrix Stereo. Lainnya meliputi magnetic lanyard, magnetic ball-joint adapter mount, magnetic adapter mount, power module, magnetic headband, remote control extension rod, macro lens, DJI mic, waterproof case, dan DJI floating handle.

Sumber: DPreview

DJI Pocket 2 Resmi Diumumkan, Punya Sensor Lebih Besar dan Lensa Lebih Lebar

DJI telah meluncurkan penerus Osmo Pocket, kamera mini dengan gimbal 3-axis generasi keduanya diberi nama DJI Pocket 2 saja. Meski ukurannya tetap ringkas dengan berat hanya 117 gram, DJI berhasil meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan.

Ia mengusung sensor yang lebih besar berukuran 1/1.7 inci yang secara default menghasilkan bidikan 16MP dan hingga 64MP pada mode high-resolution. Memiliki aperture f1.8 dan lensa lebih lebar ekuivalen 20mm, jadi lebih ideal buat nge-vlog. Sebagai pembanding, pendahulunya memiliki sensor 1/2.3 inci beresolusi 12MP dengan lensa ekuivalen 26mm.

Untuk perekaman videonya, kemampuannya masih sama yaitu mendukung resolusi 4K hingga 60fps pada bitrate 100Mbps. Namun DJI telah menambahkan fitur video HDR dan kemampuan memperbesar gambar hingga 8x menggunakan mode high-resolution atau 4x lossless zoom pada mode 16MP dan 1080p.

Selain itu DJI juga telah meningkatkan sistem autofocus-nya, disebut Hybrid 2.0 AF. Fitur ini menggunakan kombinasi kontras dan deteksi fase, sehingga memungkinkan pelacakan subjek yang bergerak lebih cepat dan akurat.

DJI Pocket 2 2

Soal audio, DJI Pocket 2 mengemas sistem audio baru yang disebut DJI Matrix Stereo menggunakan susunan empat mikrofon. Dengan beberapa fitur audio termasuk Directional Audio untuk mengambil detail sebanyak mungkin, SoundTrack untuk menyesuaikan audio berdasarkan di mana kamera menghadap, dan Audio Zoom untuk mempersempit bidang suara saat menggunakan fitur zoom.

Fitur dan mode kamera pada DJI Osmo Pocket juga diwariskan ke DJI Pocket 2. Mulai dari mode Pro, ActiveTrack 3.0, Slow-motion 8x pada 1080p, Timelapse, Hyperlapse, Motionlapse, Panorama, Livestreaming, dan Story Mode. Fitur baru yang tersedia antara lain Fast Wake yang akan langsung mengaktifkan kamera, Drop Aware yang akan ‘mengambil tindakan pencegahan saat mendeteksi kamera jatuh’, dan Pause Recording.

Aksesori DJI Pocket 2

Dengan hardware baru, aksesori yang melengkapinya juga baru termasuk charging case, wireless microphone set, waterproof housing, control wheel yang lebih compact, extension rod, wide-angle lens attachment, dan wireless module. Semua fitur DJI Pocket 2 dapat dikontrol lewat smartphone Android dan iOS dengan aplikasi DJI Mimo.

Bagaimana tertarik dengan DJI Pocket 2? Kamera mungil ini tersedia dalam dua konfigurasi, DJI Pocket 2 dengan Mini Control Stick dan dudukan tripod dibanderol US$349 (sekitar Rp5,1 jutaan). Kemudian untuk DJI Pocket 2 Creator Combo yang mencakup Mini Control Sitck, dudukan tripod, wide-angle lens attachment, wireless microphone dengan windscreen, do-it-all handle, dan micro tripod dijual seharga US$499 (Rp7,3 juta).

Tahun lalu saya sendiri sempat keracunan DJI Osmo Pocket, dengan kamera seringkas ini saya berharap bisa menghasilkan footage sebanyak mungkin. Namun saya butuh beberapa aksesori yang harganya relatif cukup mahal untuk mengoptimalkannya dan karena sensornya kecil performa video low light-nya bikin frustasi. Dengan sensor lebih besar, performa low light DJI Pocket 2 seharusnya meningkat signifikan.

Sumber: DPreview

Epic Games Keluarkan $10,45 Juta Demi Memperoleh Hak Eksklusif Penjualan Game Control

Kompetisi ialah hal positif bagi konsumen. Terlepas dari bagaimana Steam memanjakan penggunanya dengan berbagai fitur dan kemudahan, saya menyambut gembira siapa pun yang mencoba menawarkan alternatif dari platform distribusi digital terbesar di dunia itu. Dan kita tahu, satu nama berambisi besar buat menyaingi Steam terlepas dari umurnya yang begitu belia: Epic Games Store.

Epic Games Store meluncur di bulan Desember silam sebagai ekspansi dari software launcher Fortnite. Sejak awal, Epic langsung menawarkan pembagian keuntungan menggiurkan untuk pihak kreator, yaitu 88 persen – ketika Steam waktu itu hanya bisa memberikan 70 persen. Banyak developer tergoda, dan kurang lebih sembilan bulan setelah tersedia, Epic Games Store menjadi rumah bagi banyak judul blockbuster eksklusif semisal Borderlands 3, Metro Exodus, Control, hingga game-game upcoming seperti MechWarrior 5 sampai Ghost Recon Breakpoint.

Banyak orang kecewa pada keputusan developer/publisher dalam memasarkan produk mereka sebagai permainan eksklusif Epic Store meski sejujurnya, banyak orang tidak mempermasalahkan hal tersebut. Namun yang baru-baru ini cukup menghebohkan adalah adanya kabar yang mengungkapkan bahwa Epic Games membayarkan uang sangat besar demi mengamankan kesepakatan eksklusif dengan publisher.

Informasi tersebut datang dari laporan finansial Digital Bros, yaitu perusahaan induk 505 Games yang berperan sebagai publisher dari Control. Control adalah permainan action terbaru garapan Remedy Entertainment (tim di belakang Max Payne, Alan Wake, Quantum Break), mendapatkan banyak pujian berkat perpaduan gameplay shooter seru dengan tema misteri/supernatural serta desain arsitektur brutalis yang menawan.

Dalam data finansial tersebut, Digital Bros mengaku telah menerima uang sebesar € 9,49 juta atau setara US$ 10,45 juta dari Epic Games agar Control hanya dipasarkan lewat platform distribusi milik pencipta Fortnite. 45 persen dari jumlah itu masuk ke kantong 505 Games, sedangkan sisa 55 persennya diberikan pada Remedy. Menghitung secara kasar, pihak developer berarti memperoleh sekitar US$ 5,75 juta.

Pembayaran seperti ini biasanya berfungsi sebagai royalti yang dilakukan di muka. Artinya, baik Remedy dan 505 Games tidak akan menerima pemasukan lagi hingga Control menghasilkan US$ 10,45 bagi Epic Games. Kesepakatan eksklusif serupa sempat diterima dan dijelaskan oleh developer Ooblets. Dan besar-kecilnya jumlah uang kemungkinan besar ditentukan oleh potensi keuntungan penjualan permainan di platform berbeda.

Control ialah salah satu game terunik di 2019, berhasil memperoleh skor rata-rata 84/100 dari reviewer terkemuka (via Opencritic), lebih tinggi dari Borderlands 3 dengan beragam masalah teknisnya. Khusus di Epic Store, Control juga dijual di harga yang kompetitif, yaitu US$ 23 atau kurang lebih Rp 330-an ribu.

Via PC Gamer.

[Review] Plantronics BackBeat Fit 2100: Musik Saat Olahraga Tanpa Kendur

Dengan meningkatnya tren kegiatan berolah raga, tentu saja perlengkapan pendukung juga bakal diperlukan. Salah satu yang diperlukan biasanya adalah earphone untuk mendengarkan musik. Tentunya, mendengarkan musik saat berolah raga akan mengusir kebosanan.

Akan tetapi, kabel earphone sering kali mengganggu. Misalkan saja saat sedang berlari, kadang kabel dapat terkait dengan telapak tangan dan tertarik dari kuping. Solusi untuk hal tersebut adalah dengan menggunakan bluetooth head set atau earphone. Sayangnya, model seperti ini seringkali jatuh saat terguncang.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Inbox

Oleh karena itu, Plantronics datang dengan membawa solusi. Salah satunya adalah BackBeat FIT 2100 Wireless Sport Headphone. Sesuai dengan namanya, konektivitas dari headphone ini menggunakan nirkabel melalui Bluetooth. Yang membuatnya unik adalah desain dari BackBeat FIT 2100.

BackBeat FIT 2100 sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Berat 28 gram
Jangkauan Maksimal 10 meter
Versi Bluetooth 5.0, HFP 1.7, HSP 1.2, A2DP 1.3, AVRCP 1.5, SPP 1.2
Ukuran Driver 13.5 mm
Frequency response 20 – 20,000 Hz
Sensitivitas 94 dBSPL @ max volume
Microphone MEMS microphone dengan DSP
Rating IP57
Kapasitas Baterai 115 mAh

Unboxing

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Paket

Seperti inilah isi dari paket penjualan Plantronics BackBeat FIT 2100.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Unboxing

Desain

BackBeat FIT 2100 menggunakan bahan berjenis karet. Karet yang digunakan juga memiliki finishing yang cukup lembut sehingga membuatnya cukup nyaman saat tersentuh dengan kulit bagian belakang leher yang biasanya sensitif. Karet penyangganya sendiri juga sangat lentur sehingga membuat para penggunanya tidak perlu takut mematahkannya secara tidak sengaja.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - In ear

Bobot dari BackBeat FIT 2100 pun sangat ringan, yaitu hanya 28 gram saja. Selain itu, headphone ini juga memiliki rating IP57 yang tahan terhadap debu dan air. Hal ini tentu membuatnya menjadi tahan terhadap keringat saat melakukan olah raga yang cukup ekstrim.

Plantronics juga mendesain headphone ini supaya tidak mudah lepas. Oleh karena itu, pengait yang berada pada sisi kanan dan kirinya harus disangkutkan ke dalam daun telinga penggunanya. Nantinya, earbud yang juga terbuat dari karet akan masuk ke lubang telinga penggunanya.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Running

Bulatan pada bagian kanan merupakan tombol. Tombol tersebut dapat berfungsi untuk menyalakan, mematikan, melakukan pairing, dan lain sebagainya. Namun untuk menaikkan dan menurunkan volume, bulatan pada sisi telinga kiri dapat disentuh untuk mengaturnya.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - BackBeat Apps

Plantronics juga membekali BackBeat FIT 2100 dengan teknologi Always Aware. Teknologi ini membuat suara di sekitar akan terdengar saat sedang menggunakan headphone tersebut. Teknologi ini ditonjolkan oleh Plantronics karena mereka ingin penggunanya untuk terhindar dari bahaya karena tidak dapat mendengar apa-apa. Hal ini membuat lubang telinga tidak tertutup secara penuh.

Pengalaman menggunakan

Memasang headphone (bukan earphone) Plantronics BackBeat FIT 2100 pada kuping untuk pertama kali memang cukup merepotkan bagi saya. Hal tersebut dikarenakan daun kuping saya cukup besar dan tebal, sehingga cukup memakan waktu untuk memasangnya. Semakin lama, memasang headphone ini tentu akan menjadi lebih terbiasa.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Earbuds

Pertama kali menggunakan, saya cukup terganggu karena lubang telinga tidak tertutup rapat. Tentu saja, hal tersebut saat belum mengetahui bahwa desain Always Aware membuat suara dari luar dapat masuk. Tentu saja, suara yang bisa terdengar dari luar merupakan suara ekstra keras seperti bel, klakson, tepukan tangan, dan lain sebagainya. Hal ini berujung kepada volume yang lebih kecil dari beberapa headphone sekelas.

Untuk kualitas suaranya sendiri, saya melakukan burn-in selama sekitar 200 jam. Saat mendengarkan lagu, suara pada treble dan mid dirasa cukup baik dan detil. Akan tetapi, bass yang dihasilkan dirasa kurang “nendang” karena suara dentuman terasa biasa saja.

Saat menggunakan untuk berlari dan melompat, headphone yang satu ini tidak lepas dari kuping saya. Bahkan, mencoba melakukan headbang pun tidak melonggarkan kaitan pada kuping saya. Hal ini membuktikan bahwa desain yang dimiliki oleh Plantronics sangat cocok untuk digunakan saat berolah raga.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Charger

Kami menggunakan perangkat ini dari jam delapan pagi hingga sekitar jam tiga sore. Perangkat ini dapat digunakan secara terus menerus hingga tujuh jam. Jika tidak terlalu sering digunakan, kemungkinan BackBeat FIT 2100 bisa digunakan seharian.

Verdict

Mendengarkan musik pada saat berolah raga memang sudah menjadi sebuah kebutuhan. Hal tersebut tentu akan mengusir kebosanan serta menambah kenyamanan saat badan mulai letih. Dengan koneksi nirkabel serta desain yang tidak akan membuatnya terlepas, Plantronics pun menghadirkan BackBeat FIT 2100.

Desain yang ditawarkan pada perangkat ini memang cukup baik. Selain seperti merekat pada kuping, teknologinya yang membuat headphone ini menjadi open juga patut diapresiasi. Hal tersebut berkaitan dengan keselamatan penggunanya agar menyadari keadaan saat terjadi sesuatu di sekitarnya.

Suara juga merupakan satu hal yang diperhatikan oleh Plantronics. Tidak sedikit perangkat bluetooth yang menawarkan suara yang cukup buruk. BackBeat FIT 2100 memang cocok untuk mereka yang suka akan suara flat. Untuk mereka yang menyukai suara bass, ada baiknya untuk mencoba meningkatkannya melalui equalizer terlebih dahulu.

Harga dari perangkat ini ada pada tingkat Rp. 1.799.000. Memang, harga tersebut dirasa cukup mahal. Akan tetapi, fitur yang dibawa membuatnya cocok untuk digunakan saat berolah raga. Dari pada membeli perangkat yang sedikit lebih murah namun sering jatuh, lebih baik yang cukup mahal namun tahan lama.

Sparks

  • Suara cukup baik
  • Bahan karet lembut
  • Always Aware membuat suara dari luar bisa terdengar
  • Tombol kanan kiri yang mudah digunakan
  • Tahan air dan debu
  • Daya tahan baterai cukup baik

Slacks

  • Harga cukup tinggi
  • Cukup rumit saat memasangnya
  • Dentuman bass kurang

 

Control, Game Supernatural Buatan Developer Max Payne Siap Meluncur Pertengahan Tahun Ini

Di antara begitu banyak game action papan atas populer, Remedy ialah salah satu nama yang mempionirkan elemen sinematik dan betul-betul menekankan penyampaian cerita. Karya mereka tidak selalu laris terjual, tetapi saya yakin judul-judul seperti Max Payne atau Alan Wake punya tempat spesial di hati banyak gamer veteran. Dan tiga tahun setelah Quantum Break dilepas, karya baru mereka kabarnya siap dirilis.

Dalam cover story edisi terbaru majalah Game Informer, tersingkaplah agenda Remedy Entertainment untuk meluncurkan Control di musim panas tahun ini. Control merupakan proyek yang tengah dikerjakan studio asal Finlandia itu di samping CrossFire 2 dan satu lagi permainan tanpa nama. Eksistensinya diketahui setelah kemitraan dengan Microsoft berakhir dan perusahaan melewati beberapa kali perubahan jajaran manajemen.

Control 1

Meneruskan tradisi Remedy sebelumnya, Control adalah permainan action-adventure berperspektif orang ketiga. Anda bermain sebagai Jesse Faden, seorang wanita berkekuatan supernatural. Di sana dikisahkan, Faden menyusup ke Federal Bureau of Control (institusi rahasia fiktif pemerintah, dispesialisasikan buat mengelola segala fenomena ganjil) dengan maksud mencari tahu apa yang terjadi pada dirinya sembari menguak misteri yang terjadi di tempat itu. Namun nasib berkata lain. Ia malah terjebak jadi direktur FBC dan harus melindungi lembaga ini.

Sebagian besar petualangan Faden dilakukan di dalam Oldest House, kantor utama Federal Bureau of Control yang berlokasi di Manhattan. Bangunan berarsitektur Brutalist ini menyimpan anomalinya sendiri. Ia tampak seperti gedung biasa, namun ketika masuk, bagian interiornya ternyata lebih luas dan letak ruangnya berubah-ubah. Seserorang bisa terus ‘masuk ke dalam’, dan pelan-pelan meninggalkan alam manusia.

Untuk membela dirinya, Faden dibekali sebuah pistol unik yang dapat bertransformasi ke bentuk berbeda dan pemain dipersilakan pula buat meng-upgrade serta mengubah jenis amunisinya. Selain senjata api, sang tokoh juga dapat memanfaatkan sejumlah kekuatan supernatural, misalnya: telekinesis untuk memanipulasi objek di sekitarnya atau membuat dirinya melayang, melindungi diri dengan forcefield, serta mengendalikan pikiran lawan.

Walaupun jendela perilisannya sudah diketahui, baik Remedy maupun pihak publisher 505 Games belum mengungkap tanggal peluncuran game secara spesifik – rencananya akan tersedia di PC, PlayStation 4 dan Xbox One. Control masuk dalam daftar 20 game yang paling dinanti di 2019 versi DailySocial. Saya pribadi berharap ia dapat duduk berdampingan dengan permainan-permainan single-player terbaik di tahun ini – misalnya remake Resident Evil 2 dan Devil May Cry 5.

Via GameSpot.

8 Game Dengan Cerita dan Narasi Terbaik di 2018

Film dan buku mungkin dianggap banyak orang sebagai medium penyampai cerita yang efektif, tapi video game menawarkan satu aspek yang tidak dimiliki jenis hiburan lain: interaktivitas. Ketika film dan buku menyuguhkan narasi secara linier, tak jarang permainan video memiliki jalan cerita bercabang serta memberikan kesempatan bagi pemain untuk berperan jadi siapa pun yang mereka inginkan.

Permainan-permainan dengan cerita terbaik bisa muncul dari beragam genre, namun umumnya didominasi oleh judul-judul petualangan dan role-playing, dan tradisi ini diteruskan hingga ke 2018. 2018 merupakan salah satu tahun gaming paling memuaskan, berhasil menunjukkan pada para developer dan publisher bahwa masih ada banyak pemain yang menginginkan game-game single-player berkualitas. Dan ini dia beberapa game favorit DailySocial:

 

8. Life is Strange 2 (dan The Awesome Adventures Of Captain Spirit)

PC, PlayStation 4, Xbox One

Dalam sekuel ‘graphic adventure‘ ini, tim Dontnod memperkenalkan karakter-karakter utama serta perspektif baru. Di sana Anda tak lagi bermain-main memanipulasi waktu, namun berperan sebagai seoarang kakak yang menyadari bahwa adiknya mampu mengendalikan angin, dihidangkan dalam formula familier khas Life is Strange. Untuk mencoba sebelum membeli, developer sudah menyediakan demo berjudul The Awesome Adventures Of Captain Spirit.

 

7. Marvel’s Spider-Man

PlayStation 4

Selain menjadi salah satu game superhero serta permainan open world terbaik di 2018, mengejutkannya, Marvel’s Spider-Man ternyata juga menyimpan jalan cerita kompleks yang dimeriahkan oleh karakter-karakter familier. Kabar baiknya lagi, Anda tidak perlu menonton film, membaca komik tertentu atau menjadi fans sang Manusia Laba-Laba agar bisa menikmatinya karena game ini menyajikan plot orisinal.

 

6. Detroit: Become Human

PlayStation 4

Lewat Become Human, Quantic Dream meneruskan tradisi mereka sebagai pakar ‘interactive storytelling‘. Namun ada hal unik yang ditawarkan oleh kreasi terbaru ini: permainan tidak mempunyai game over meskipun salah satu karakter utamanya tewas. Di sana, Anda akan memandu tiga android dengan latar belakang cerita, pilihan-pilihan serta agenda berbeda. Detroit: Become Human memang sengaja didesain untuk dimainkan berkali-kali.

 

5. Shadow of the Colossus (2018)

PlayStation 4

Remake dari game action-adventure terbaik di PlayStation 2 ini memperlihatkan pada seisi industri bahwa konsep yang solid akan memastikan sebuah karya digital tidak lekang dimakan oleh waktu. Shadow of the Colossus 2018 tetap menghidangkan formula identik dengan versi orisinalnya, dan tim Bluepoint Games hanya memodifikasi sistem kendalinya. Pekerjaan terberat yang mereka lakukan adalah membangun ulang seluruh aset permainan.

 

4. God of War

PlayStation 4

Bagian terbaik dari God of War adalah ia dapat berperan sebagai sekuel sekaligus permainan standalone yang tidak mewajibkan kita buat menyelesaikan tiga game terdahulu. Plot God of War boleh dibilang cukup sederhana (dan mengangkat tema yang sedih), tapi dinamika antara Kratos dan putranya Atreus membuat petulangan mereka jadi sangat menarik. Begitu menyelesaikannya, Anda akan berharap Sony segera mengumumkan sekuelnya.

 

3. Celeste

PC, PlayStation 4, Xbox One, Switch

Di balik gameplay brutal bertempo cepat yang disuguhkan dalam gaya dua dimensi pixelated-nya, Celeste menyimpan kisah perjuangan diri melawan rasa gelisah dan depresi. Game ini mampu memberi para pemainnya rasa puas atas pencapaian mereka begitu berhasil memandu Madeline mendaki puncak gunung Celeste, serta membuat Anda bangga atas kegagalan-kegagalan dan percobaan berkali-kali untuk melewati berbagai rintangan.

 

2. Pillars of Eternity II: Deadfire

PC (versi console akan menyusul di 2019)

Pillars of Eternity merupakan satu dari beberapa permainan yang berhasil mengembalikan kejayaan genre CRPG tradisional, sembari memperkenalkannya ke gamer modern. Pillars of Eternity II lagi-lagi mengusung tema teologi dan filsafat, kali ini mengajak Anda untuk berburu Dewa Cahaya di negeri kepulauan Deadfire. Seperti sebelumnya, sekuel ini akan kembali menggelitik pemahaman kita mengenai konsep ketuhanan serta agama.

 

1. Red Dead Redemption 2

PlayStation 4, Xbox One

Sebuah bukti bahwa para staf Rockstar Games merupakan peracik cerita yang ulung. Dengan menghabiskan puluhan jam bermain sebagai Arthur Morgan, hanya gamer berhati dingin saja yang tidak menitikkan air mata. Namun aspek paling esensial di sana ialah, Red Dead Redemption 2 tak cuma difokuskan pada perjalanan hidup sang kriminal semata, tapi juga diwarnai oleh karakter-karakter tak terlupakan serta kisah-kisah menarik, jenaka, tragis, aneh, dan tak terduga.

Trailer Baru Anthem Singkap Cara BioWare Menyulam Single-Player dan Multiplayer

Setelah banyak gamer dan fans kecewa pada kualitas Mass Effect: Andromeda, masa depan BioWare kini berada di pundak Anthem, franchise baru permainan action role-playing yang tengah digarap oleh studio asal Kanada itu. Proyek ini dikerjakan sejak tahun 2012 tepat sesudah pengembangan Mass Effect 3 berakhir, dan resmi diumumkan ke publik di E3 2017.

Melalui trailer dan video demonstrasi, terungkaplah detail-detail mengenai Anthem. Game ini menempatkan Anda sebagai Freelancer, yaitu anggota grup penjelajah yang melakukan eksplorasi dengan mengenakan exosuit ala jubah Iron-Man bernama Javelin. Game rencananya akan meluncur awal tahun depan, dan lewat trailer baru, BioWare menyingkap lebih banyak informasi soal fitur, penyampaian cerita, serta penyajian dunia permainan.

Anthem cukup berbeda dari game yang BioWare buat sebelumnya. Di sana, developer mencoba menggabungkan elemen multiplayer dengan single-player, mempersilakan Anda bermain bersama kawan sembari memastikan pengalamannya tetap personal. Caranya? BioWare membagi game menjadi dua porsi yang saling terhubung secara mulus.

Anthem 2

Saat berpetualang bersama, para pemain akan merasakan pengalaman serupa – misalnya menghadapi monster di siang atau malam hari, bertempur di tengah amukan badai, hingga saat mengikuti event berskala masif. Fitur ini sangat esensial karena sejumlah skenario hanya terjadi di saat-saat tertentu. Anda dan teman juga dapat saling membantu menyelesaikan misi melalui sistem party in-game. Tentu saja, eksplorasi dan pencarian artefak tetap dapat dilakukan seorang diri.

Jantung dari dunia Anthem adalah sebuah tempat bernama Fort Tarsis, di mana game menyuguhkan pengalaman single-player tulen. Di sana, Anda bisa mempererat hubungan dengan karakter-karakter NPC, serta melakukan pilihan sulit dan merasakan konsekuensinya – khas permainan role-playing. Semakin Anda akrab dengan tokoh-tokoh tersebut, maka mereka akan lebih terbuka dan mempercayai Anda.

Fort Tarsis dirancang sebagai tempat beristirahat setelah misi selesai. Anda dapat menjelajahi kota ini dan menguak rahasia-rahasianya, mempelajari detail tiap faksi, sembari mencari para agen yang membutuhkan bantuan Anda. Dan di sini pula-lah Anda dipersilakan mengustomisasi dan meng-upgrade Javelin. Seiring game berjalan, Fort Tarsis dan seluruh dunia permainan akan bertransformasi.

Anthem 4

BioWare punya Agenda buat merilis Anthem pada tanggal 22 Febuari 2019 di Windows via EA Origin, Xbox One dan PlayStation 4. Gerbang pre-order sudah dibuka, dan khusus bagi pelanggan Origin ataupun EA Access, permainan bisa dinikmati sejak tanggal 15 Februari. EA juga mempersilakan mereka yang telah melakukan pemesanan untuk mengakses versi demo, tersedia pada tanggal 1 Februari.

Sumber: EA.

Ubisoft Akhirnya Ungkap Detail Gameplay Beyond Good and Evil 2

Di antara banyak franchise game Ubisoft, status legendaris Beyond Good and Evil boleh dikatakan setara dengan Prince of Persia dan Rayman. Saat pertama kali diperkenalkan di E3 2002, game action-adventure era console generasi keenam ini tidak mendapatkan sambutan hangat. Namun saat dilepas, Beyond Good and Evil memperoleh banyak pujian dari gamer dan berhasil menyabet beragam penghargaan.

Sayangnya Beyond Good and Evil tidak bisa dikatakan sukses secara komersial. Kegagalannya menarik perhatian di periode Natal tahun 2003 memaksa toko retail menurunkan harganya hingga 80 persen. Namun Ubisoft tidak menyerah. Di acara Ubidays 2008, sang publisher Perancis itu mengumumkan rencana untuk menggarap penerusnya. Tapi baru di E3 2017 Ubisoft akhirnya membahas lagi eksistensinya, walaupun masih berupa trailer sinematik.

Dan di acara live stream Space Monkey Report belum lama ini, developer akhirnya meyingkap porsi gameplay Beyond Good and Evil 2. Game kembali dikerjakan oleh tim yang menggarap pendahulunya, yakni Ubisoft Montpellier. Dan terlepas dari pemakaian angka ‘2’ di judul, Beyond Good and Evil 2 bukanlah penerus kisah petualangan Jade. Ia malah didesain sebagai prekuel.

Berdasarkan penjelasan di stream tersebut, elemen gameplay Beyond Good and Evil 2 terbagi menjadi dua: porsi action third-person ala Assassin’s Creed serta bagian mengendalikan pesawat angkasa. Di sana, Anda bermain sebagai seorang ‘perompak angkasa’ dan dipersilakan mengustomisasi penampilan tokoh protagonisnya; misalnya memilih ras, jenis kelamin, bahkan spesies.

Dua elemen gameplay distingtif itu membuka opsi dalam mengalahkan lawan. Menggunakan pesawat, Anda bisa bermanuver lincah di udara; atau alternatifnya, Anda keluar dari pesawat dan menyerbu musuh berbekal senjata jarak dekat dan jet pack. Setelah beres, Anda bisa melompat lagi ke pesawat dan melarikan diri. Beyond Good and Evil 2 diramu sebagai permainan open world, dan buat menyempurnakan pengalamannya, Ubisoft turut membubuhkan komponen multiplayer kooperatif.

Untuk aspek cerita, game di-setting saat Jade – tokoh utama Beyond Good and Evil pertama – baru lahir. Game mengambil latar belakang System 3, yaitu salah satu planet koloni manusia sesudah mereka pergi meninggalkan Bumi. Beberapa mekanisme permainan sebelumnya juga akan kembali, salah satunya adalah penggunaan teropong untuk mengambil foto atau mengawasi keadaan dari jauh.

Belum diketahui kapan Beyond Good and Evil 2 akan dirilis. Saat ini permainan masih berada di tahap awal pengembangannya, dan Ubisoft punya agenda buat mengungkap lebih banyak detail di E3 2018. Developer juga belum memberi tahu di platform apa Beyond Good and Evil 2 akan tersedia, tapi melihat kebiasaan Ubisoft, ada peluang besar game dilepas di PC, Xbox one dan PS4.

Sumber: Ubisoft.

Nintendo Umumkan Fire Emblem Warriors Edisi Spesial Untuk Switch

Banyaknya pihak yang berpartisipasi dalam pengembangan Fire Emblem Warriors menunjukkan pentingnya game ini bagi Nintendo. Ia dikerjakan bersama-sama oleh Omega Force, Team Ninja serta Intelligent Systems, dan akan dipublikasi oleh Nintendo serta Koei Tecmo. Tentu saja sang pemilik franchise sudah menyiapkan satu hal istimewa buat merayakan peluncurannya.

Dalam acara GameStop Expo di Las Vegas minggu ini, Nintendo mengumumkan Fire Emblem Warriors edisi spesial yang disiapkan untuk console Switch. Pelepasan Special Edition akan dilaksanakan berbarengan dengan versi standar di triwulan ketiga 2017, dan di dalamnya Anda dapat menemukan berbagai macam pernak-pernik unik yang disiapkan buat penggemar sejati Fire Emblem.

Selain satu kopi permainan Fire Emblem Warriors, Special Edition dibekali ‘bundel premium’ berisi tiga CD soundtrack, 25 kartu karakter berukuran 5×7-inci dan slip case-nya, serta sebuah poster dua sisi yang menunjukkan kronologi perilisan game dan tokoh-tokoh utama/penting di sana. Satu sisi berisi info berbahasa Inggris, dan sisi sebelahnya menggunakan bahasa Jepang.

Fire Emblem Warriors Special Edition

Fire Emblem Warriors adalah permainan action hack-and-slash, menyuguhkan gameplay ala Dynasty Warriors. Selain melumat musuh dengan gerakan dan jurus mematikan, pemain bisa memerintahkan pasukannya secara strategis serta bekerja sama dengan karakter hero lain. Fitur-fitur seperti Weapons Triangle dan Support Conversations yang hadir di Fire Emblem sebelumnya juga tersaji kembali di Warriors.

Game memperkenalkan dua karakter baru, yakni saudara kembar Rowan dan Lianna. Mereka akan ditemani oleh 14 tokoh dari permainan Fire Emblem lain: Marth (Shadow Dragon and the Blade of Light); Chrom, Lissa, Frederick, Robin, Lucina, Cordelia (Awakening); serta Corrin, Ryoma, Takumi, Hinoka, Xander, Camilla dan Leo (Fire Emblem Fates).

Fire Emblem Warriors 1

Permainan ini digarap bersama-sama oleh Team Ninja dan Omega Force (di bawah arahan Nintendo) serta Koei Tecmo, dirancang untuk memaksimalkan sistem input layar sentuh Nintendo Switch. Kabarnya akan ada dukungan Amiibo, namun Nintendo belum memberikan detailnya lebih jauh.

Fire Emblem Warriors 2

“Fans berat dari seri Fire Emblem tak hanya menyukai permainannya saja, tapi juga fitur-fitur di belakang game,” tutur Doug Bowser selaku senior vice president of sales and marketing Nintendo America di rilis pers. “Edisi spesial ini merupakan pilihan terbaik bagi mereka yang ingin menikmati game dari berbagai sisi, dari mulai aspek gameplay sampai artwork-nya.”

Fire Emblem Warriors akan dilepas secara global pada tanggal 20 Oktober 2017, tersedia di Switch dan DS. Edisi spesial ini dibanderol seharga US$ 80.

Sumber: Nintendo.

Setelah Dikembangkan Selama 6 Tahun, Fortnite Bisa Dimainkan Sebentar Lagi

Dikenal sebagai salah satu developer engine game paling bereputasi, Epic Games memang tak sering memperkenalkan franchise permainan baru. Hal itulah yang membuat pengumuman judul-judul seperti Bulletstorm, Paragon serta Fortnite memperoleh banyak perhatian dari pers dan gamer. Fortnite sendiri terbilang istimewa karena proses pengembangannya memakan waktu enam tahun.

Berdasarkan penjelasan creative director Donald Mustard, lamanya periode pengerjaan itu disebabkan karena pengumuman dilakukan tiga minggu setelah tim developer mendapatkan ide – game-nya malah belum mulai dibuat. Fortnite memberikan angin segar bagi fans Epic Games karena menyajikan tema yang lebih ringan, cukup berbeda dari Unreal Tournamen serta Gears of War. Kabar gembiranya, game bisa dinikmati sebentar lagi.

Fortnite 2

Lewat publikasi launch trailer di akhir minggu kemarin, Epic Games mengumumkan bahwa waktu pelepasan versi early access Fortnite akan segera tiba, rencananya siap meluncur kurang lebih dua minggu lagi. Game dapat dicicipi di Windows PC, Xbox One, PlayStation 4, lalu Fortnite juga akan tersedia di MacOS. Dengan membeli Founder’s Pack sekarang, Anda bisa menikmatinya lebih dulu dari gamer lain. Simak trailer baru Fortnite di bawah ini:

Fortnite ialah game action co-op dengan elemen sandbox. Di sana, Anda didorong untuk bereksplorasi, mengumpulkan item, crafting, dan membuat pertahanan di siang hari; sebelum para zombie menyerang saat matahari terbenam. Konsep ini mungkin mengingatkan kita pada Left 4 Dead, dipadu dengan art direction ala Overwatch yang lebih bersahabat untuk gamer-gamer belia.

Meski begitu, membangun pertahanan adalah elemen utama di Fortnite. Pemain dipersilakan menciptakan bunker, menara hingga bermacam-macam perangkap. Seperti Left 4 Dead, permainan menyajikan mode multiplayer empat pemain. Bedanya, masing-masing karakter mempunyai kelas berbeda, ada ninja, outlander, soldier dan constructor. Kemampuan mereka berbeda-beda, contohnya: hanya constructor yang bisa membangun tembok tinggi.

Fortnite 1

Seperti di sejumlah proyek Epic Games lainya, pengembangan Fortnite turut dibantu oleh studio independen asal Polandia, People Can Fly. Sang developer juga menggandeng Gearbox Software sebagai distributor dari versi fisik permainan. Fortnite ditawarkan dalam empat versi, yakni standar (US$ 40), Deluxe Edition (US$ 60), Super Deluxe Edition (US$ 90) dan Limited Edition (US$ 150).

Walaupun program early access dapat diikuti pada tanggal 25 Juli 2017 nanti (atau tanggal 21 Juli bagi Anda yang sudah melakukan pre-order), waktu perilisan versi retail Fortnite sendiri masih belum diketahui, kemungkinan baru dilakukan di tahun depan.