Death Stranding Versi PC Tidak Berat Meski Grafiknya Bagus

Death Stranding semestinya sudah bisa dimainkan di PC sejak 2 Juni kemarin. Namun seperti semua game yang harus ditunda tahun ini, tanggal rilisnya terpaksa diundur menjadi 14 Juli 2020, meski Anda sudah bisa melakukan pre-order via Steam atau Epic Games Store mulai sekarang jika mau.

Menjelang peluncurannya, Kojima Productions tidak lupa menjabarkan spesifikasi PC yang dibutuhkan untuk menjalankan Death Stranding. Berikut rinciannya:

Minimum (720p / 30 fps)

  • OS: Windows 10
  • CPU: Intel Core i5-3470 atau AMD Ryzen 3 1200
  • RAM: 8 GB
  • GPU: Nvidia GeForce GTX 1050 3 GB atau AMD Radeon RX 560 4 GB
  • HDD: 80 GB
  • DirectX 12

Recommended (1080p / 30 fps)

  • OS: Windows 10
  • CPU: Intel Core i5-4460 atau AMD Ryzen 5 1400
  • RAM: 8 GB
  • GPU: Nvidia GeForce GTX 1050 Ti 4 GB atau AMD Radeon RX 570 4 GB
  • HDD: 80 GB
  • DirectX 12

Recommended (1080p / 60 fps)

  • OS: Windows 10
  • CPU: Intel Core i7-3770 atau AMD Ryzen 5 1600
  • RAM: 8 GB
  • GPU: Nvidia GeForce GTX 1060 6 GB atau AMD Radeon RX 590
  • HDD: 80 GB
  • DirectX 12

Death Stranding

Singkat cerita, untuk game dengan kualitas grafik sebagus Death Stranding, spesifikasi PC yang dituntut tergolong ramah – kecuali Anda mengincar resolusi 1440p dan frame rate di atas 60 fps. Namun ini semestinya tidak terlalu mengejutkan mengingat ia pada dasarnya merupakan game PS4 yang di-port ke PC.

Di sisi lain, ini juga menunjukkan betapa bagusnya game engine Decima rancangan Guerrilla Games yang dipakai di Death Stranding (grafiknya bagus, tapi game tidak berat). Horizon Zero Dawn versi PC nantinya semestinya juga bakal menganjurkan spesifikasi minimum yang kurang lebih sama mengingat engine yang dipakai sama persis.

Dalam kesempatan yang sama, Kojima Productions juga memamerkan sejumlah screenshot yang menunjukkan konten-konten berbau Half-Life yang akan tersedia di Death Stranding versi PC. Dugaan saya, konten Half-Life ini sepertinya bakal dijadikan fokus pada salah satu sidequest yang tersedia.

Sumber: GamesRadar.

Daftar Publisher Game Terbaik di 2020 Versi Metacritic

2019 merupakan tahun gaming mengagumkan. Di kuartal pertama saja, bermunculan banyak kandidat Game of the Year. Respons positif gamer dan pers terhadap judul-judul tersebut tentu saja mengangkat kepopuleran perusahaan yang memublikasikannya. Dan selama satu dekade terakhir, situs agregat review Metacritic berupaya untuk terus mengapresiasi para publisher berprestasi dengan menyingkap ranking tahunan.

Meneruskan tradisinya, Metacritic baru saja mengumumkan daftar publisher terbaik di 2020 berdasarkan tinggi rendahnya review game yang dirilis di tahun lalu. Namun berbeda dari sebelumnya, Metacritic tak lagi membagi publisher dalam dua kelompok (besar dan kecil), namun memasukkan nama yang memublikasikan lima judul permainan atau lebih. Jika kurang dari itu, Metacritic tidak mencantumkannya.

Metode ini ternyata membuahkan hasil menarik dan tidak diduga. Ada sedikit catatan penting di sini: Metacritic tidak menyertai game yag dirilis publisher untuk iOS, kemudian mungkin susunannya sedikit membingungkan Anda – karena ada publisher dengan nilai rata-rata game lebih tinggi yang berada di urutan lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh eksistensi dari permainan ber-Metascore 90 lebih serta judul-judul yang mempunyai ‘rapor merah’.

Berikut daftar 20 besarnya:

1. 505 Games

Rata-rata skor review game: 80

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Control, Bloodstained: Ritual of the Night

2. Activision Blizzard

Rata-rata skor review game: 79,9

Metascore 90+: 1

Judul terbaik: Sekiro: Shadows Die Twice

3. Nintendo

Rata-rata skor review game: 80

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Fire Emblem: Three Houses, Super Mario Maker 2

4. Paradox Interactive

Rata-rata skor review game: 77,8

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Age of Wonders: Planetfall

5. Capcom

Rata-rata skor review game: 79,1

Metascore 90+: 2

Judul terbaik: Resident Evil 2, Monster Hunter: World – Iceborne

6. Annapurna Interactive

Rata-rata skor review game: 80,5

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Outer Wilds, Telling Lies

7. Xbox Game Studios (Microsoft Studios)

Rata-rata skor review game: 76,4

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Ori and the Blind Forest (Switch)

8. Humble Bundle

Rata-rata skor review game: 76,2

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Slay the Spire

9. Square Enix

Rata-rata skor review game: 76,1

Metascore 90+: 3

Judul terbaik: Final Fantasy XIV: Shadowbringers, Dragon Quest XI S: Echoes of an Elusive Age (Switch), NieR: Automata – Game of the YoRHa Edition

10. Devolver Digital

Rata-rata skor review game: 76,0

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Downwell, GORN, Ape Out

11. Focus Home Interactive

Rata-rata skor review game: 74,7

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: A Plague Tale: Innocence

12. Take-Two Interactive

Rata-rata skor review game: 74,9

Metascore 90+: 1

Judul terbaik: The Outer Worlds, Red Dead Redemption 2 (PC)

13. Electronic Arts

Rata-rata skor review game: 75,2

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Apex Legends

14. Ubisoft

Rata-rata skor review game: 73,3

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Trials Rising, Tom Clancy’s The Division 2

15. Team17

Rata-rata skor review game: 74,7

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Yooka-Laylee and the Impossible Lair, Blasphemous

16. Spike Chunsoft

Rata-rata skor review game: 75,3

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Steins;Gate Elite

17. Koei Tecmo Games

Rata-rata skor review game: 74,7

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: –

18. Sega

Rata-rata skor review game: 73,4

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Total War: Three Kingdoms

19. Bandai Namco

Rata-rata skor review game: 71,4

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Ni no Kuni: Wrath of the White Witch Remastered

20. Konami

Rata-rata skor review game: 69,9

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: eFootball PES 2020

Ada total 40 publisher yang masuk dalam daftar Metacritic. Lewat dari grup 20 besar, nama-nama yang muncul di sana mungkin mulai terdengar kurang familier – kecuali Sony, THQ Nordic dan Bethesda.

Epic Games Keluarkan $10,45 Juta Demi Memperoleh Hak Eksklusif Penjualan Game Control

Kompetisi ialah hal positif bagi konsumen. Terlepas dari bagaimana Steam memanjakan penggunanya dengan berbagai fitur dan kemudahan, saya menyambut gembira siapa pun yang mencoba menawarkan alternatif dari platform distribusi digital terbesar di dunia itu. Dan kita tahu, satu nama berambisi besar buat menyaingi Steam terlepas dari umurnya yang begitu belia: Epic Games Store.

Epic Games Store meluncur di bulan Desember silam sebagai ekspansi dari software launcher Fortnite. Sejak awal, Epic langsung menawarkan pembagian keuntungan menggiurkan untuk pihak kreator, yaitu 88 persen – ketika Steam waktu itu hanya bisa memberikan 70 persen. Banyak developer tergoda, dan kurang lebih sembilan bulan setelah tersedia, Epic Games Store menjadi rumah bagi banyak judul blockbuster eksklusif semisal Borderlands 3, Metro Exodus, Control, hingga game-game upcoming seperti MechWarrior 5 sampai Ghost Recon Breakpoint.

Banyak orang kecewa pada keputusan developer/publisher dalam memasarkan produk mereka sebagai permainan eksklusif Epic Store meski sejujurnya, banyak orang tidak mempermasalahkan hal tersebut. Namun yang baru-baru ini cukup menghebohkan adalah adanya kabar yang mengungkapkan bahwa Epic Games membayarkan uang sangat besar demi mengamankan kesepakatan eksklusif dengan publisher.

Informasi tersebut datang dari laporan finansial Digital Bros, yaitu perusahaan induk 505 Games yang berperan sebagai publisher dari Control. Control adalah permainan action terbaru garapan Remedy Entertainment (tim di belakang Max Payne, Alan Wake, Quantum Break), mendapatkan banyak pujian berkat perpaduan gameplay shooter seru dengan tema misteri/supernatural serta desain arsitektur brutalis yang menawan.

Dalam data finansial tersebut, Digital Bros mengaku telah menerima uang sebesar € 9,49 juta atau setara US$ 10,45 juta dari Epic Games agar Control hanya dipasarkan lewat platform distribusi milik pencipta Fortnite. 45 persen dari jumlah itu masuk ke kantong 505 Games, sedangkan sisa 55 persennya diberikan pada Remedy. Menghitung secara kasar, pihak developer berarti memperoleh sekitar US$ 5,75 juta.

Pembayaran seperti ini biasanya berfungsi sebagai royalti yang dilakukan di muka. Artinya, baik Remedy dan 505 Games tidak akan menerima pemasukan lagi hingga Control menghasilkan US$ 10,45 bagi Epic Games. Kesepakatan eksklusif serupa sempat diterima dan dijelaskan oleh developer Ooblets. Dan besar-kecilnya jumlah uang kemungkinan besar ditentukan oleh potensi keuntungan penjualan permainan di platform berbeda.

Control ialah salah satu game terunik di 2019, berhasil memperoleh skor rata-rata 84/100 dari reviewer terkemuka (via Opencritic), lebih tinggi dari Borderlands 3 dengan beragam masalah teknisnya. Khusus di Epic Store, Control juga dijual di harga yang kompetitif, yaitu US$ 23 atau kurang lebih Rp 330-an ribu.

Via PC Gamer.

Control, Game Supernatural Buatan Developer Max Payne Siap Meluncur Pertengahan Tahun Ini

Di antara begitu banyak game action papan atas populer, Remedy ialah salah satu nama yang mempionirkan elemen sinematik dan betul-betul menekankan penyampaian cerita. Karya mereka tidak selalu laris terjual, tetapi saya yakin judul-judul seperti Max Payne atau Alan Wake punya tempat spesial di hati banyak gamer veteran. Dan tiga tahun setelah Quantum Break dilepas, karya baru mereka kabarnya siap dirilis.

Dalam cover story edisi terbaru majalah Game Informer, tersingkaplah agenda Remedy Entertainment untuk meluncurkan Control di musim panas tahun ini. Control merupakan proyek yang tengah dikerjakan studio asal Finlandia itu di samping CrossFire 2 dan satu lagi permainan tanpa nama. Eksistensinya diketahui setelah kemitraan dengan Microsoft berakhir dan perusahaan melewati beberapa kali perubahan jajaran manajemen.

Control 1

Meneruskan tradisi Remedy sebelumnya, Control adalah permainan action-adventure berperspektif orang ketiga. Anda bermain sebagai Jesse Faden, seorang wanita berkekuatan supernatural. Di sana dikisahkan, Faden menyusup ke Federal Bureau of Control (institusi rahasia fiktif pemerintah, dispesialisasikan buat mengelola segala fenomena ganjil) dengan maksud mencari tahu apa yang terjadi pada dirinya sembari menguak misteri yang terjadi di tempat itu. Namun nasib berkata lain. Ia malah terjebak jadi direktur FBC dan harus melindungi lembaga ini.

Sebagian besar petualangan Faden dilakukan di dalam Oldest House, kantor utama Federal Bureau of Control yang berlokasi di Manhattan. Bangunan berarsitektur Brutalist ini menyimpan anomalinya sendiri. Ia tampak seperti gedung biasa, namun ketika masuk, bagian interiornya ternyata lebih luas dan letak ruangnya berubah-ubah. Seserorang bisa terus ‘masuk ke dalam’, dan pelan-pelan meninggalkan alam manusia.

Untuk membela dirinya, Faden dibekali sebuah pistol unik yang dapat bertransformasi ke bentuk berbeda dan pemain dipersilakan pula buat meng-upgrade serta mengubah jenis amunisinya. Selain senjata api, sang tokoh juga dapat memanfaatkan sejumlah kekuatan supernatural, misalnya: telekinesis untuk memanipulasi objek di sekitarnya atau membuat dirinya melayang, melindungi diri dengan forcefield, serta mengendalikan pikiran lawan.

Walaupun jendela perilisannya sudah diketahui, baik Remedy maupun pihak publisher 505 Games belum mengungkap tanggal peluncuran game secara spesifik – rencananya akan tersedia di PC, PlayStation 4 dan Xbox One. Control masuk dalam daftar 20 game yang paling dinanti di 2019 versi DailySocial. Saya pribadi berharap ia dapat duduk berdampingan dengan permainan-permainan single-player terbaik di tahun ini – misalnya remake Resident Evil 2 dan Devil May Cry 5.

Via GameSpot.