10 Game Online Gratis di PC yang Paling Seru untuk Mengisi Waktu Senggangmu

Bermain game merupakan salah satu kegiatan menyenangkan yang dapat dilakukan untuk menyegarkan pikiran. Tentunya, hal tersebut akan bermanfaat asalkan tidak dilakukan secara berlebihan.

Ada berbagai jenis game yang bisa kamu mainkan, baik secara online maupun offline di HP maupun PC. Kamu bisa memilih game online jika kamu suka bermain game bersama teman-temanmu.

Nah, berikut adalah 7 daftar game online yang bisa kamu mainkan di PC secara gratis.

Daftar Game Online yang Bisa Diunduh di Steam Secara Gratis

1. Dota 2

dota 2
©steam

Dota 2 merupakan salah satu game Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) paling populer di dunia. Game ini merupakan sekuel dari game Defense of the Ancients mod pada Warcraft 3: Reign of Chaos dan Warcraft 3: The Frozen Throne.

Untuk memenangkan permainan, setiap pemain Dota 2 harus menguasai hero dan memiliki kerja sama tim yang baik. Selain itu, untuk memainkan game ini juga diperlukan ketekunan dan menyusun strategi yang baik untuk menyerang lawan.

2. Team Fortress 2

team fortress 2
©steam

Team Fortress 2 merupakan salah satu game FPS yang paling banyak dimainkan di Steam. Game ini menawarkan sistem kelas yang unik serta variasi senjata dan kostum yang cukup beragam.

Cara bermainnya, kamu bisa bergabung dengan salah satu dari dua tim dan memilih salah satu dari 9 kelas karakter untuk bertempur. Kamu bisa menggunakan mode permainan, seperti capture the flag dan king of the hill. Gameplay-nya juga cukup unik, karena kamu bisa membunuh lawan menggunakan lawan atau menembaknya dengan menggunakan laser.

3. Warface

warface
©steam

Warface adalah game online yang terdiri dari 5 pemain. Kamu bisa memainkannya secara PvP atau dengan melawan musuh AI di mode PvE.

Untuk memainkannya, kamu bisa memilih empat kelas yang berbeda, yakni Sniper, Rifleman, Engineer atau Medic. Setiap kelas tersebut memiliki peran sendiri dalam permainan. Untuk memainkan game ini, kamu perlu memiliki kerja sama tim yang baik untuk saling mendukung.

4. Apex Legends

apex legends
©steam

Apex Legends merupakan game online bergenre battle royale. Game ini menawarkan berbagaikarakter yang berbeda yang dapat kamu mainkan. Setiap karakter memiliki kemampuan yang berbeda-beda.

Kelebihan game ini adalah tampilan grafisnya yang memukau sehingga dapat menghadirkan pengalaman bermain yang menarik.

5. Warframe

warframe
©steam

Warframe adalah game shooter third person yang memiliki unsur RPG yang cukup kental. Di game ini, kamu bisa memainkannya dengan pemain lain secara multiplayer.

Gameplay-nya, kamu akan bermain sebagai salah satu prajurit klan Tenno yang berperang melawan Grineer. Untuk memenangkannya, kamu bisa bermain bersama tim dan menyusun strategi terbaik untuk mengalahkannya.

Daftar Situs Game Online yang Bisa Dimainkan Secara Gratis Tanpa Download

Selain dengan mengunduh berbagai game menarik di Steam, kamu juga bisa memainkan berbagai permainan menarik langsung di browser-mu. Berikut adalah beberapa situs yang menawarkan berbagai game online paling seru.

6. Freeonlinegames.com

Freeonlinegames.com adalah salah satu situs game online yang bisa kamu mainkan. Kamu bisa memainkan berbagai jenis game dari berbagai macam genre, mulai dari simulasi, petualangan, olahraga, hingga permainan berdandan.

Tak hanya itu, kamu juga bisa mengestrak game yang ingin kamu mainkan di sini. Kelebihan situs ini adalah tampilan antar mukanya yang cukup sederhana dan mudah digunakan.

7. Permainan.co.id

permainan.co.id

Situs ini merupakan situs game online yang dikembangkan dalam negeri. Seperti situs game online lainnya, kamu bisa memainkan berbagai macam game tanpa mengunduhnya terlebih dahulu. Game yang bisa dimainkan pun cukup beragam, mulai dari olahraga, petualangan, hingga balapan mobil.

8. Plays.org

plays.org

Salah satu situs game online yang bisa dimainkan secara gratis adalah plays.org. Situs ini memiliki berbagai macam game yang bisa dimainkan oleh anak-anak. Tampilan antar mukanya pun cukup sederhana karena telah dikategorikan ke dalam berbagai macam genre untuk memudahkan pencarian.

9. Agame.com

agame.com

Agame.com merupakan salah satu situs game online yang tidak kalah seru untuk dimainkan. Kamu juga bisa memainkan berbagai macam permainan di situs ini. Selain itu, kamu juga bisa melakukan pencarian game yang kamu sukai berdasarkan filter.

10. Playretrogames.com

playretrogames.com

Bagi kamu yang ingin bernostalgia memainkan game-game jadul, maka situs ini bisa jadi pilihanmu. Pasalnya, situs ini mayoritas berisi berbagai game jadul, seperti Super Mario Bross, Castlevania, Pink Panther, dan lain sebagainya.

Nah, itulah 10 daftar game online gratis di PC yang bisa kamu mainkan untuk mengisi waktu senggangmu. Dari seluruh daftar tersebut, kira-kira manakah game yang membuatmu tertarik?

Final Fantasy VII Remake Intergrade Segera Hadir di PC, Seperti Apa Spesifikasi PC yang Dibutuhkan?

Seperti publisher-publisher besar lainnya, Square Enix tidak melewatkan kesempatan untuk memamerkan trailer game-game terbarunya di acara The Game Awards 2021. Dua di antaranya adalah Forspoken dan Babylon’s Fall, namun ternyata Square Enix juga punya kejutan lain, yakni Final Fantasy VII Remake Intergrade versi PC.

Sebagai pengingat, FF VII Remake Intergrade adalah upgrade next-gen yang dirilis di PlayStation 5 pada bulan Juni lalu, yang menghadirkan sederet penyempurnaan dari sisi performa sekaligus kualitas visual. Kabar baiknya, versi PC-nya juga akan menyertakan konten DLC Intermission yang sebelumnya dijual secara terpisah, yang menghadirkan episode campaign baru sekaligus karakter lawas yang tak kalah populer, yakni Yuffie Kisaragi.

Di samping itu, FF VII Remake Intergrade versi PC juga bakal membawa dukungan resolusi 4K dan HDR, serta kompatibilitas gamepad dengan API XInput maupun DirectInput seandainya tidak ingin menggunakan keyboard dan mouse.

Di PS5, FF VII Remake Intergrade sepenuhnya mendukung fitur adaptive trigger milik controller DualSense. Sayangnya sejauh ini belum ada konfirmasi apakah versi PC-nya juga demikian jika menggunakan DualSense. Satu hal yang pasti, game ini siap dijalankan di 120 fps bagi yang memiliki PC berspesifikasi sultan.

Kalau menurut Square Enix sendiri, spesifikasi PC yang dibutuhkan untuk menjalankan FF VII Remake Intergrade adalah sebagai berikut:

Minimum

  • GPU: Nvidia GeForce GTX 780 atau AMD Radeon RX 480 (VRAM 3 GB)
  • CPU: Intel Core i5-3330 atau AMD FX-8350
  • RAM: 8 GB
  • Storage: 100 GB

Recommended (1440p atau 4K)

  • GPU: Nvidia GeForce GTX 1080 atau AMD Radeon RX 5700 (VRAM 8 GB)
  • CPU: Intel Core i7-3770 atau AMD Ryzen 3 3100
  • RAM: 12 GB
  • Storage: 100 GB

Persyaratan spesifikasinya bisa dibilang tidak terlalu menuntut, dan masih di bawah God of War. FF VII Remake Intergrade versi PC dijadwalkan hadir pada 16 Desember 2021, akan tetapi hanya melalui Epic Games Store saja. Selain bonus DLC tadi, pemain juga bakal menerima sejumlah item dan equipment ekstra.

Berikut adalah sejumlah screenshot dari FF VII Remake Intergrade versi PC.

Sumber: PC Gamer.

God of War Versi PC Janjikan Visual yang Lebih Wah, Lengkap dengan Dukungan Nvidia DLSS dan AMD FSR

Salah satu ikon kebanggaan PlayStation, Kratos, bakal resmi menjejakkan kakinya di PC tahun depan. Ya, seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, God of War bakal bisa dimainkan melalui Steam maupun Epic Games Store mulai 14 Januari 2022, nyaris empat tahun setelah game-nya pertama kali dirilis untuk PS4.

Versi PC-nya datang membawa sejumlah penyempurnaan, khususnya dari sisi visual. Pada versi aslinya, God of War memang sudah bisa menyajikan grafik kelas AAA yang memukau, namun ini bakal lebih dipercantik lagi di versi PC-nya berkat resolusi bayangan yang lebih tajam, penyempurnaan efek screen space reflection, ground truth ambient occlusion (GTAO) dan screen space directional occlusion (SSDO).

Tanpa harus terkejut, God of War di PC juga bisa berjalan tanpa batasan frame rate selama hardware kita sanggup. Kabar baiknya, Santa Monica Studio turut menyertakan dukungan fitur upscaling Nvidia DLSS sekaligus AMD FSR. Integrasi FSR ini merupakan kabar baik bagi pemain yang membutuhkan dorongan performa ekstra, tapi tidak punya kartu grafis seri Nvidia RTX.

God of War versi PC juga mendukung Nvidia Reflex, yang berarti latensi sistem dapat ditekan selama Anda menggunakan kartu grafis yang kompatibel (seri RTX atau GTX 900 ke atas) demi menyajikan gameplay yang responsif. Ini krusial untuk momen-momen pertarungan yang memerlukan reaksi cepat dari para pemain, seperti misalnya dalam sesi boss fight melawan Sigrun the Valkyrie Queen.

Tentu saja, yang menjadi pertanyaan terpenting adalah apakah PC Anda sanggup menjalankannya. Berikut rincian spesifikasi PC minimum yang dibutuhkan, langsung dari Sony:

Minimum (720p 30 fps)

  • Graphics settings: Low
  • GPU: Nvidia GTX 960 (4 GB) atau AMD R9 290X (4 GB)
  • CPU: Intel Core i5-2500K (4-core 3,3 GHz) atau AMD Ryzen 3 1200 (4-core 3,1 GHz)
  • RAM: 8 GB
  • Storage: 70 GB HDD

Recommended (1080p 30 fps)

  • Graphics settings: Original
  • GPU: Nvidia GTX 1060 (6 GB) atau AMD RX 570 (4 GB)
  • CPU: Intel Core i5-6600K (4-core 3,5 GHz) atau AMD Ryzen 5 2400G (4-core 3,6 GHz)
  • RAM: 8 GB
  • Storage: 70 GB SSD

High (1080p 60 fps)

  • Graphics settings: Original
  • GPU: Nvidia GTX 1070 (8 GB) atau AMD RX 5600XT (6 GB)
  • CPU: Intel Core i7-4770K (4-core 3,5 GHz) atau AMD Ryzen 7 2700 (8-core 3,2 GHz)
  • RAM: 8 GB
  • Storage: 70 GB SSD

Performance (1440p 60 fps)

  • Graphics settings: High
  • GPU: Nvidia RTX 2070 (8 GB) atau AMD RX 5700XT (8 GB)
  • CPU: Intel Core i7-7700K (4-core 4,2 GHz) atau AMD Ryzen 7 3700X (8-core 3,6 GHz)
  • RAM: 16 GB
  • Storage: 70 GB SSD

Ultra (4K 60 fps)

  • Graphics settings: Ultra
  • GPU: Nvidia RTX 3080 (10 GB) atau AMD RX 6800XT (16 GB)
  • CPU: Intel Core i9-9900K (8-core 3,6 GHz) atau AMD Ryzen 9 3950X (16-core 3,5 GHz)
  • RAM: 16 GB
  • Storage: 70 GB SSD

Spesifikasi yang dibutuhkan tergolong standar untuk ukuran game AAA modern dan bisa dibilang cukup fleksibel. Semoga saja performanya bisa langsung mulus seperti Days Gone, dan bukan seperti Horizon Zero Dawn yang membutuhkan beberapa patch sebelum akhirnya bisa berjalan tanpa problem.

Sumber: Steam via PC Gamer.

Susul Nickelodeon, Warner Bros. Umumkan Crossover Fighting Game Berjudul MultiVersus

Warner Bros. Games baru saja mengumumkan MultiVersus, sebuah crossover fighting game anyar dengan deretan karakter yang berasal dari koleksi IP milik mereka, mulai dari Looney Tunes, DC Comics, Scooby Doo, bahkan sampai Game of Thrones.

Tentu saja ini bukan pertama kalinya sebuah franchise besar mencoba meniru formula sukses yang dipopulerkan oleh Nintendo lewat seri Super Smash Bros., sebab ada Nickelodeon All-Star Brawl yang baru saja dirilis bulan lalu. Namun tidak seperti kedua game tersebut, MultiVersus merupakan sebuah game free-to-play (F2P).

Selain mode 1v1, MultiVersus juga menawarkan mode 2v2 dan 4-Player Free For All. Dalam mode 2v2, para pemain dituntut untuk menerapkan strategi kerja sama yang efektif, sebab karakter-karakter dalam MultiVersus memang dirancang untuk melengkapi satu sama lain secara dinamis.

Salah satu contohnya, ketika Bugs Bunny menggunakan skill untuk menggali terowongan di bawah tanah, rekan setimnya juga bisa ikut masuk ke lubang tersebut dan melancarkan serangan kejutan dari titik keluar di sisi yang berlawanan.

Sejauh ini MultiVersus memiliki 13 karakter, masing-masing dengan pengisi suara aslinya, namun jumlahnya dipastikan bakal bertambah seiring berjalannya waktu. Selain dari IP yang sudah terkenal, WB turut merancang karakter baru untuk MultiVersus.

Sebagai game F2P, sudah sewajarnya MultiVersus menawarkan konten in-app purchase, semisal skin untuk tiap karakter — Superman dengan skin Black Lantern kelihatan sangat keren — dan WB Games berniat menghadirkannya dalam format season-based. Cuplikan di trailer-nya juga sempat memperlihatkan elemen dari sistem battle pass.

Cross-play dan cross-progression merupakan fitur standar untuk MultiVersus, dan pengembangnya berjanji untuk menyediakan dedicated server dari hari pertama peluncuran guna meminimalkan problem seputar koneksi. Selain online, MultiVersus juga mendukung local multiplayer.

MultiVersus dikembangkan oleh studio baru bernama Player First Games. Permainan rencananya akan dirilis di tahun 2022 di PC, PlayStation, dan Xbox. Entah kenapa alasannya, WB Games tampaknya tidak punya rencana untuk menghadirkan game ini di Nintendo Switch.

Bagi yang sudah tidak sabar, pengembang MultiVersus berencana menggelar sesi playtest dalam waktu dekat. Kalau tertarik, silakan mendaftarkan diri melalui situs resminya.

Sumber: IGN.

10 Game PC yang Bisa Dimainkan Crossplay di Android

Kemajuan teknologi yang telah dicapai oleh smartphone memang sangat menakjubkan. Bagaimana tidak, handphone awalnya dulu hanya dapat digunakan untuk mengirim pesan ataupun telepon, kini dapat melakukan banyak hal termasuk bermain game.

Game untuk smartphone atau yang sering dikenal sebagai game mobile ini juga mengalami perkembangan pesat dalam 10 tahun terakhir. Sekarang, mobile merupakan pasar game paling besar di seluruh dunia.

Image credit: Shutterstock

Perkembangan kedua hal di atas membawa para gamer dapat memainkan beberapa game PC maupun konsol di smartphone mereka melalui fitur crossplay. Jumlah game crossplay ini juga terus meningkat dengan kemudahan yang dapat diakses para pengembang dan penerbit untuk merilis game mereka di berbagai platform.

Berikut adalah 10 game crossplay yang memungkinkan untuk memainkan game-nya di PC/konsol maupun lewat smartphone:

Among us

PC: 250Mb  |Android: 125 Mb | iOS: 391.3MB

Dengan grafik yang simpel dan juga sistem permainan yang tidak rumit, Among Us menjadi salah satu game crossplay yang mampu dimainkan di berbagai platform tanpa masalah berarti. Karena, inti utama permainan ini berada di intrik para pemainnya untuk dapat menemukan siapa ‘impostor’ yang ada di antara mereka.

Vainglory

PC: 3,3GB |Android: 2,6 GB | iOS: 2,4 GB

League of Legends memang memiliki Wild Rift untuk mobile namun keduanya merupakan game yang berbeda. Satu-satunya game MOBA yang dapat dimainkan secara crossplay di PC maupun di mobile adalah Vainglory. MOBA yang satu ini dapat dimainkan di PC, konsol, bahkan mobile dengan akun yang sama.

Hearthstone

PC: 4GB |Android: 4 GB | iOS: 3,1 GB

Inilah salah satu game kartu paling populer karena mudah untuk dimainkan meski sebenarnya susah untuk dikuasai. Game yang akan menyuruh para pemain untuk memerintah hero-hero dari game Warcraft ini dapat dimainkan di banyak platform termasuk bermain bersama di PC maupun di mobile.

Brawlhalla

PC: 350 MB |Android: 642 Mb |iOS: 791 Mb

Bagi para gamer yang menyukai game fighting bergaya platformer seperti Super Smash Bros., Brawlhalla merupakan salah satu alternatifnya. Meskipun menggunakan gaya 2D, game ini tetap menyediakan pertarungan yang cepat dan intens. Apalagi Anda bisa memainkan game ini di hampir semua platform termasuk mobile.

Yu-Gi-Oh! Duel Links

PC:  16GB |Android: 3 GB |iOS: 3,5 GB

Menjadi salah satu permainan kartu duel paling populer saat ini, tidak mengejutkan bila akhirnya Konami berusaha untuk membuat game miliknya ini dapat dimainkan oleh banyak platform dan saling tersambung. Duel Links hadir bagi para pecinta Yu-Gi-Oh! dari platform PC maupun mobile untuk saling berduel.

Albion Online

PC: 8 GB |Android: 4,1 GB |iOS: 2,2 GB

Bagi para pecinta MMORPG, salah satu opsi yang bisa diambil adalah Albion Online. Game ini memungkinkan pemainnya bermain dari PC maupun mobile. Dengan beragam aktivitas yang bisa dilakukan dan bahkan berduel untuk melawan pemain lain, Albion Online menyediakan kemudahan untuk bermain lintas platform.

Fortnite Battle Royale

PC: 26 GB |Android: 2,9 GB |iOS: 9 GB

Keberhasilan Fortnite menjadi salah satu raja game battle-royale di PC membuat Epic Games merilis game mereka di platform mobile. Meskipun permintaan hardware-nya pada mobile cukup berat dibandingkan rivalnya PUBGM, Fortnite membuktikan bahwa mereka tetap dapat menjaga kesuksesannya ketika masuk ke mobile.

Roblox

PC: 123 MB |Android: 121 MB |iOS: 254,3 MB

Membuat game dengan segala kebebasan untuk membuat mode gameplay apa saja memang menjadi nilai jual kuat bagi game ini. Apalagi banyak para pemainnya menjadikan game-nya sebagai media untuk berinteraksi dengan teman-temannya secara virtual. Maka tidak heran bahwa Roblox juga menyediakan versi mobile yang terintegrasi dengan versi PC-nya.

Genshin Impact

PC: 11,97 GB |Android: 8,78 GB |iOS: 9,45 GB

Game action RPG bertabur waifu dan husbando ini tentu masuk ke dalam daftar ini. Pengembang MiHoyo memastikan bahwa para pemain dapat melanjutkan petualangan mereka dari PC ke dalam mobile. Kebutuhan hardware untuk memainkannya di smartphone memang terhitung tinggi yang bahkan membuat game ini menjadi salah satu benchmark game untuk smartphone.

Minecraft

PC: 525 MB |Android: 250 MB |iOS: 340 MB

Game yang merupakan rival dari Roblox ini tentu sudah tidak asing lagi di telinga banyak orang. Style balok-baloknya yang unik memang membuat game ini digemari, apalagi dengan kebebasan untuk memainkan berbagai mode atau bahkan hanya membangun bangunan ataupun benda yang diinginkan sesuka hati menjadikan Minecraft disukai semua umur.

Bonus: Warframe

PC: 40 GB |Android: – |iOS: –

Baru saja diumumkan ketika tulisan ini dikerjakan, pengembang Digital Extreme baru saja mengumumkan bahwa game free-to-play shooter mereka yaitu Warframe akan mendapatkan crossplay, cross save, dan bahkan versi mobile yang akan segera hadir. Bahkan nantinya pemain di mobile juga dapat bermain bersama-sama dengan pemain PC ataupun konsol.

Penutup

Image credit: Android Central

Itulah tadi 10+1 game PC yang dimainkan secara crossplay di mobile. Pastinya ada beberapa game crossplay lain yang belum kami masukkan ke dalam daftar ini. Namun setidaknya 10 game di atas bisa menjadi pilihan Anda yang mungkin menginginkan sebuah game yang dapat dimainkan di lebih dari satu platform. Atau mungkin Anda ingin bermain bersama teman yang hanya memiliki PC saja atau smartphone Android saja.

Ke depannya, kemungkinan besar akan lebih banyak lagi game-game berkualitas yang mendukung crossplay karena hardware yang lebih kuat dan juga implementasi teknologi yang lebih optimal. Mungkin, suatu saat nanti video game benar-benar tidak akan memiliki batasan, dengan para gamer bebas memilih platform apapun yang mereka inginkan atau miliki dan bermain bersama pemain lainnya dari platform yang berbeda-beda.

Pemenang Steam Awards 2020 Diumumkan, Red Dead Redemption 2 Sabet Gelar Terbaik

Dari sekian banyak daftar game terbaik yang dipublikasikan oleh beragam pihak setiap tahunnya, mungkin The Steam Awards adalah salah satu yang paling dinantikan. Terlepas dari kemunculan platform pesaing seperti Epic Games Store, Steam tetap menjadi ‘rumah’ terbesar bagi para gamer PC.

Valve pun tidak mau menyia-nyiakan kekuatan komunitas Steam. Untuk Steam Awards edisi 2020 ini, Valve kembali mengajak komunitas penggunanya untuk melakukan voting, menentukan mana saja game yang pantas meraih penghargaan selama tahun pandemi – bahkan nominasinya pun juga ditentukan oleh komunitas.

Total ada 10 kategori yang disiapkan, dan game yang dinominasikan rupanya tidak harus yang dirilis di tahun 2020. Spesifiknya, The Steam Awards 2020 ini berlaku untuk game yang dirilis pada periode November 2019 – November 2020, jadi jangan heran kalau game dengan hype setinggi Cyberpunk 2077 tidak masuk nominasi sama sekali.

Red Dead Redemption 2 / Rockstar Games
Red Dead Redemption 2 / Rockstar Games

Untuk kategori “Game of the Year”, pilihannya akhirnya jatuh pada Red Dead Redemption 2. ‘Simulator koboi’ besutan Rockstar ini memang tidak bisa dibilang baru, akan tetapi ia memang baru mampir ke Steam pada bulan Desember 2019, sehingga sah saja ia menjadi pemenang.

Selain kategori yang paling prestisius tadi, Red Dead Redemption 2 rupanya turut memenangkan kategori “Outstanding Story-Rich Game”, mengalahkan deretan game lain yang memiliki narasi sangat berbobot seperti Detroit Become Human, Mafia, maupun Metro Exodus. Sebagai seseorang yang sudah menghabiskan lebih dari 150 jam memainkan Red Dead Redemption 2 dan menamatkannya sebanyak dua kali, harus saya akui memang jalan ceritanya sangat mengesankan.

Beralih ke kategori “VR Game of the Year”, saya rasa tidak akan ada yang terkejut melihat Half-Life: Alyx sebagai pemenang, sebab dari awal Valve memang sepenuhnya merancang game ini untuk medium virtual reality. Begitu hebatnya Half-Life: Alyx, penjualan VR headset Valve Index sempat naik drastis berkatnya.

Untuk kategori “Most Innovative Gameplay”, pemenangnya adalah Death Stranding persembahan Kojima Productions. Game open-world ini memang punya sejumlah mekanisme gameplay yang sangat unik; bahkan berjalan kaki saja tidak boleh sembarangan di game ini, sehingga pada akhirnya tidak sedikit yang mengecapnya sebagai permainan walking simulator.

Ori and the Will of the Wisps / Moon Studios
Ori and the Will of the Wisps / Moon Studios

Selanjutnya, ada kategori unik bernama “Labor of Love”. Kategori ini disiapkan untuk game lawas yang hingga kini masih terus dijejali konten baru oleh pengembangnya, sehingga tidak mengherankan apabila gelar juaranya jatuh pada Counter-Strike: Global Offensive, yang masih menjadi salah satu game terlaris di Steam meski sudah berusia 8 tahun lebih.

Selagi membahas game multiplayer, kategori “Better with Friends” tahun ini dimenangkan oleh Fall Guys: Ultimate Knockout, battle royale konyol yang sempat membajak Twitch selama sekitar satu pekan pasca perilisan perdananya di bulan Agustus lalu. Game multiplayer lain yang turut dipilih menjadi pemenang adalah Apex Legends untuk kategori “Best Game You Suck At”.

Lanjut ke kategori “Outstanding Visual Style”, ada Ori and the Will of Wisps yang muncul sebagai pemenang. Tidak heran mengingat game tersebut memang lebih manis lagi di mata ketimbang prekuelnya, yang sendirinya sudah sangat memukau secara visual. Dua kategori yang terakhir di edisi 2020 ini adalah “Best Soundtrack” yang dimenangkan oleh Doom Eternal – Mick Gordon FTW! – dan “Sit Back and Relax” yang dimenangkan oleh, well, apa lagi game yang paling menenteramkan kalau bukan The Sims 4.

Hades / Supergiant Games
Hades / Supergiant Games

Tentunya semua ini adalah hasil pemungutan suara mayoritas, dan masing-masing dari kita pasti punya game terbaik versinya sendiri. Buat saya pribadi, game terbaik tahun 2020 adalah Hades garapan Supergiant Games. Alasannya sederhana: saya tidak pernah suka genre roguelike, dan Hades adalah game roguelike pertama yang sudah saya mainkan selama lebih dari 100 jam – sekaligus yang berhasil membujuk saya untuk membeli sebuah controller.

Tadinya saya mau bilang Cyberpunk 2077, dan sampai artikel ini ditulis, saya memang tercatat sudah menghabiskan 113 jam memainkannya (dan menamatkannya satu kali). Sayang game tersebut dilanda terlalu banyak problem, dan menurut saya lebih pantas dikategorikan sebagai game early access di titik ini. Lagipula ia juga tidak memenuhi syarat jadwal perilisan antara November 2019 – November 2020 tadi. Mungkin tahun depan, usai CD Projekt Red membenahinya dengan sungguh-sungguh.

Via: PC Gamer.

10 Pengumuman Paling Menarik dari Xbox Games Showcase

Seperti yang sudah dijanjikan, Microsoft semalam memamerkan sederet game yang akan mengisi katalog Xbox Series X nantinya. Beberapa di antaranya merupakan karya dari studio-studio internal di bawah naungan Xbox Game Studios, sedangkan sisanya dari developer luar yang memilih untuk meluncurkan game-nya secara eksklusif di platform Xbox dan PC.

Ada banyak sekali game yang diumumkan, tapi saya akan membahas 10 yang paling menarik saja. Tentu saja semua ini merupakan pilihan yang subjektif, jadi kalau mau mengetahui selengkapnya, silakan langsung tonton video resmi Xbox Games Showcase yang berdurasi hampir satu jam.

Halo Infinite

Suguhan pembukanya sudah pasti adalah Halo Infinite, apalagi mengingat game ini sudah diumumkan sejak E3 2018 lalu. Beruntung kali ini 343 Industries turut menyertakan video gameplay-nya, dan di sini kita bisa melihat bahwa mereka tidak berlebihan saat menyebut Halo Infinite sebagai Halo yang paling ambisius.

Video demo berdurasi 9 menit di atas berhasil menggambarkan betapa ekspansifnya dunia dalam Halo Infinite. Pengembangnya sendiri bilang luasnya beberapa kali lipat milik gabungan dua game Halo sebelumnya, dan semua itu dapat pemain nikmati di resolusi 4K 60 fps pada Xbox Series X nantinya.

Gameplay trailer-nya ini tak lupa memamerkan koleksi persenjataan sekaligus gadget canggih yang dimiliki Master Chief, termasuk halnya sebuah grappling hook yang langsung mengingatkan saya pada franchise Just Cause. Saya pribadi bukanlah penggemar seri Halo, namun harus saya akui saya cukup tertarik setelah menonton trailer di atas.

Forza Motorsport

PlayStation 5 punya Gran Turismo 7, Xbox Series X punya Forza Motorsport, reboot dari game balapan berjudul sama yang dirilis pertama kali 15 tahun silam. Kedua game ini sama-sama tidak mau main-main dalam menyajikan visual yang amat realistis. Dalam kasus Forza, developer Turn 10 Studios menjanjikan efek ray tracing pada keseluruhan konten di resolusi 4K 60 fps.

The Outer Worlds: Peril on Gorgon

Satu-satunya yang bukan merupakan game baru di artikel ini, melainkan sebuah DLC atau expansion pack. Namun berhubung The Outer Worlds merupakan salah satu game favorit saya, tentu saja saya tidak akan melewatkannya, apalagi mengingat Obsidian menjanjikan konten baru yang sangat melimpah pada DLC berjudul Peril on Gorgon ini.

Gorgon di sini merupakan nama dari sebuah asteroid di koloni Halcyon, dan pemain bakal berkunjung ke sana untuk menginvestigasi kisah misterius di balik lahirnya Adrena-Time, salah satu consumable yang efeknya meningkatkan movement speed sekaligus melee attack speed, tapi setelahnya malah menurunkan semua atribut.

Bukan cuma lokasi baru untuk dieksplorasi, Peril on Gorgon juga bakal menghadirkan sederet senjata, armor, dan bahkan flaw baru sekaligus. Saya pribadi berharap Obsidian juga menambahkan setidaknya satu companion baru, sebab deretan companion dan masing-masing backstory-nya inilah yang membuat saya jatuh cinta pada game ini.

Peril on Gorgon akan tersedia pada 9 September seharga $15. Obsidian juga menawarkan bundel seharga $25 yang mencakup Peril on Gorgon sekaligus expansion keduanya yang belum diumumkan, yakni Murder on Eridanos.

Avowed

Di samping mengumumkan DLC pertama The Outer Worlds dan trailer baru Grounded, Obsidian juga membuat kejutan dengan merilis trailer game terbarunya yang berjudul Avowed. Avowed merupakan sebuah RPG first-person ala seri The Elder Scrolls buatan Bethesda, tapi yang mengambil setting fantasi dari IP milik Obsidian sendiri, yakni Pillars of Eternity.

Saya tidak akan terkejut seandainya Obsidian belajar banyak dari Bethesda sehingga akhirnya Avowed bisa menyempurnakan banyak hal dari The Elder Scrolls V: Skyrim. Kasusnya kurang lebih sama seperti ketika Obsidian membenahi beberapa kekurangan Fallout 3 pada Fallout: New Vegas, sekaligus menyuguhkan narasi yang jauh lebih memikat.

Harapan terakhir saya adalah supaya Avowed bisa mendukung fitur modding yang komprehensif. Kalau tidak, berarti Obsidian kurang bisa memahami salah satu kunci di balik kesuksesan Skyrim.

Everwild

Selain Halo Infinite, Everwild juga merupakan game yang sudah diantisipasi sejak cukup lama, namun tak kunjung dirilis. Sayangnya hingga kini Rare selaku pengembangnya masih belum menunjukkan gameplay-nya seperti apa, tapi tidak bisa dipungkiri saya cukup terpikat dengan trailer terbarunya di atas.

Gaya visualnya sungguh menarik, terutama berkat polesan cel shading yang begitu manis di mata. Entah mengapa setelah menonton trailer-nya saya langsung teringat dengan film Princess Mononoke garapan Studio Ghibli. Mungkin karena banyak adegan yang memperlihatkan koneksi manusia dengan alam, serta semacam dewa berwujud rusa yang juga menjadi salah satu karakter utama dalam Mononoke.

S.T.A.L.K.E.R. 2

10 tahun sejak pertama diumumkan, game keempat dari seri FPS survival ini akhirnya punya trailer resmi. Memang belum banyak yang bisa kita pelajari mengenai gameplay S.T.A.L.K.E.R. 2, tapi developer GSC Game World memastikan bahwa trailer ini bisa memberikan gambaran terkait kualitas visual yang akan tersaji pada versi finalnya.

Seperti tiga game sebelumnya, permainan akan kembali mengangkat peristiwa yang terjadi di The Zone, wilayah bekas ledakan nuklir di Chernobyl. Bedanya, The Zone kali ini merupakan area open-world yang dapat pemain eksplorasi secara bebas, dan pengembangnya percaya ini dunia paling immersive yang pernah mereka buat untuk franchise S.T.A.L.K.E.R.

Kalau Anda suka Metro Exodus, saya yakin Anda sudah tidak sabar menanti S.T.A.L.K.E.R. 2.

The Gunk

Usai menonton trailer di atas, saya langsung menyimpulkan The Gunk sebagai ekuivalen dari Kena: Bridge of Spirits yang akan dirilis di PS5. Keduanya jelas merupakan game yang sangat berbeda, tapi vibe-nya kelihatan sejenis, dengan dunia yang begitu indah dan beragam makhluk yang tak dikenal.

Judulnya mengacu pada semacam parasit berlendir (gunk) yang menyelimuti banyak area dan sepertinya menjadi penyebab di balik munculnya banyak makhluk berbahaya. Protagonisnya dibekali semacam alat untuk menyedot parasit itu. Repotnya, terlalu banyak parasit yang disedot justru bakal berakibat longsor atau bagian tanahnya terbelah.

The Gunk digarap oleh Image & Form, developer di balik seri game SteamWorld. The Gunk merupakan game pertama mereka yang menyajikan visual 3D, itulah mengapa jadwal rilisnya masih sangat jauh: September 2021.

The Medium

Kita pertama mendengar soal The Medium pada bulan Mei lalu, dan premis bahwa karakter protagonisnya harus menjalani hidup dalam dua realita yang berbeda sebenarnya sudah sangat penuh intrik. Sekarang, kita bisa mendapat gambaran lebih jelas mengenai konsep “Dual Reality” yang dimaksud dalam game ini seperti apa.

The Medium merupakan game singleplayer, tapi lalu kenapa video di atas beberapa kali menunjukkan tampilan split-screen? Itu dikarenakan dua realitanya akan di-render secara bersamaan, sehingga kita bisa tahu bahwa apa yang kelihatannya biasa saja di dunia nyata, sebenarnya bisa jadi ancaman berbahaya di ranah spiritual.

Peribahasa “there are always two sides to every story” melekat kuat pada game ini, itulah mengapa kedua realita yang dijalani lakonnya harus disajikan secara bersamaan. Pengembangnya bilang mekanisme semacam ini tidak akan bisa terwujud tanpa peningkatan performa yang Xbox Series X tawarkan. Alhasil, kita tak akan menjumpai The Medium di Xbox One.

Warhammer 40,000: Darktide

Melanjutkan kesuksesan seri Warhammer: Vermintide, developer Fatshark memutuskan untuk menerapkan formula co-op FPS (4 orang) yang sama, tapi kali ini pada setting sci-fi Warhammer 40K. Berhubung setting-nya futuristis, sudah pasti ada banyak adegan tembak-menembak di Warhammer 40,000: Darktide.

Ini jelas berbeda dari Vermintide yang didominasi pertarungan jarak dekat alias melee. Kendati demikian, Fatshark memastikan kalau pemain masih harus mampu untuk bergerak secara lincah dan memadukan serangan jarak jauh sekaligus jarak dekat kalau mereka mau bertahan di Darktide. Jadi meskipun mengambil setting masa depan, game ini masih akan banyak diisi dengan adegan melee combat yang brutal.

Fable

Menutup acara Xbox Games Showcase adalah kejutan berjudul Fable. Bukan Fable 4, melainkan Fable saja, mengindikasikan bahwa ini merupakan reboot dari franchise RPG berusia 16 tahun tersebut.

Yang mengerjakan pun sekarang bukan lagi Lionhead Studios, melainkan Playground Games yang selama ini dipercaya menjadi pengembang seri Forza Horizon. Sayang sekali sejauh ini belum ada yang tahu gameplay-nya seperti apa, tapi semestinya jauh lebih menarik ketimbang Fable terakhir yang dirilis 10 tahun lalu.

Upgrade judul-judul lama menjadi “Optimized for Xbox Series X”

Terakhir, Microsoft tidak lupa mengumumkan bahwa beberapa judul permainan yang sudah ada bakal di-upgrade supaya bisa berjalan lebih maksimal di Xbox Series X. Judul-judul seperti Gears 5, Destiny 2, Forza Horizon 4, Sea of Thieves, maupun Ori and the Will of the Wisp, semuanya akan di-upgrade dan dapat konsumen nikmati tanpa perlu membayar biaya ekstra berkat fitur Smart Delivery.

Dalam beberapa kesempatan, upgrade-nya juga jauh dari kata minor. Ambil contoh Ori and the Will of the Wisp, yang sudah dioptimalkan agar dapat berjalan pada resolusi 4K 120 fps di Xbox Series X. Bukan cuma visual, developer Moon Studios turut menjanjikan penyempurnaan di sektor audio demi semakin memaksimalkan kesan immersive yang didapat pemain.

Sumber: Xbox Wire.

Kreator Monument Valley Bersiap Luncurkan Game Baru Berjudul Alba: A Wildlife Adventure

Developer indie asal Inggris, Ustwo Games, tengah bersiap untuk merilis karya terbarunya yang berjudul Alba: A Wildlife Adventure. Teaser trailer yang dirilis belum menggambarkan sama sekali gameplay-nya seperti apa, namun dari deskripsinya bisa diprediksi bahwa permainan bakal mengangkat tema konservasi alam liar.

Protagonis utamanya adalah Alba, seorang gadis yang semangat aktivisnya terbakar saat melihat kondisi alam yang mengkhawatirkan pada suatu pulau di Kawasan Mediterania, tempat ia berlibur dan berkunjung ke kediaman kakek-neneknya. Alba tidak sendirian, ia ditemani oleh seorang kawan bernama Ines.

Buat yang tidak tahu, Ustwo Games membangun reputasinya lewat game puzzle super-populer Monument Valley. Maka dari itu, jangan terkejut seandainya Ustwo turut menyisipkan sejumlah elemen teka-teki pada petualangan Alba, dan mekanisme gameplay yang unik semestinya juga bakal menjadi salah satu daya tarik utama permainan ini kalau melihat karya-karya Ustwo semenjak meluncurkan Monument Valley di tahun 2014.

Alba: A Wildlife Adventure merupakan game ketiga Ustwo yang dirilis di luar platform mobile setelah Land’s End di platform virtual reality dan Assemble with Care di PC sekaligus Apple Arcade. Selain gameplay yang inovatif, Ustwo juga dikenal akan gaya visualnya yang menarik, dan melalui Assemble with Care, Ustwo juga membuktikan bahwa mereka bisa menyuguhkan aspek narasi secara cukup mendalam.

Alba: A Wildlife Adventure sendiri akan dirilis di iOS, macOS, tvOS, PC dan console. Android mana? Mungkin akan menyusul nanti. Ustwo dari awal memang lebih condong ke iOS, tapi toh akhirnya Monument Valley beserta sekuelnya juga tersedia di Android. Istilah console di sini juga jauh dari kata spesifik, akan tetapi saya bisa membayangkan game ini sebagai konten yang ideal untuk Nintendo Switch.

Terkait jadwal rilisnya, sejauh ini belum ada tanggal pasti yang ditetapkan Ustwo, akan tetapi laman Steam Alba: A Widlife Adventure mencantumkan musim dingin 2020 sebagai jadwal peluncurannya. Genre-nya sendiri dikategorikan adventure dan casual.

Sumber: GamesRadar.

Syn Adalah Game Open-World FPS Bertema Cyberpunk Garapan Tencent

Cyberpunk 2077 adalah salah satu game AAA yang paling dinanti-nanti tahun ini. Jadi jangan heran melihat animo yang begitu besar terhadap karya CD Projekt Red tersebut, dan saya juga tidak akan terkejut seandainya ada developer lain yang tertarik untuk ikut mengembangkan game dengan tema cyberpunk yang futuristis.

Developer yang saya maksud adalah Lightspeed & Quantum Studio, divisi internal di bawah naungan Tencent Games yang membangun reputasinya lewat popularitas PUBG Mobile. Mereka tengah mengerjakan sebuah game berjudul Syn, yang dideskripsikan sebagai open-world FPS untuk PC dan console.

Andai ada kata “RPG” yang disisipkan, maka deskripsinya bakal sama persis seperti Cyberpunk 2077. Namun sepertinya kedua game ini bakal cukup berbeda. Kalau melihat video tech demo-nya di bawah, satu pembeda yang cukup signifikan menurut saya adalah bagaimana setiap karakter dalam Syn akan ditemani oleh seekor hewan peliharaan yang sudah menjalani sejumlah modifikasi cybernetic.

Sayangnya demonstrasi singkat tersebut belum bisa menggambarkan game ini secara detail. Tencent juga belum menunjukkan sama sekali gameplay-nya seperti apa, dan yang dipamerkan sejauh ini hanya sebatas opsi kustomisasi karakter yang cukup lengkap. Bahkan binatang peliharaannya itu tadi pun juga dapat dikustomisasi, demikian pula kendaraan yang ditunggangi.

Tencent bilang Syn digarap menggunakan Unreal Engine (kemungkinan besar Unreal Engine 4), dan mereka juga berkolaborasi langsung dengan Epic Games untuk mengembangkan sejumlah teknologi inovatif macam “strand-based hair system“, yang pada video demonya mampu menampilkan animasi rambut yang sangat realistis.

Secara lore, Syn mengambil setting tahun 2035, dan jalan ceritanya sepertinya bakal melibatkan konflik antara tiga faksi: Anarchy, Enforcer, dan Motorheads. Pemain tampaknya juga bakal dibebaskan memilih faksi untuk karakter buatannya.

Juga belum jelas adalah apakah game ini hanya bisa dimainkan secara online, atau ada juga mode campaign singleplayer-nya. Kalau melihat latar belakang developer-nya, saya cenderung menebak Syn sebagai permainan online multiplayer. Tencent sendiri belum membahas apa-apa soal ini. Mereka bahkan belum punya estimasi jadwal rilis sama sekali buat Syn.

Pun begitu, bukan tidak mungkin Syn nantinya bakal disajikan sebagai permainan singleplayer. Salah satu alasan pendukungnya adalah Lightspeed LA, sebuah studio game yang baru saja Tencent umumkan bakal mereka buka di Amerika Serikat, serta yang bakal menjadi bagian dari Lightspeed & Quantum.

Tencent bilang bahwa Lightspeed LA bakal fokus mengembangkan game AAA untuk console next-gen, dan mereka juga telah merekrut sosok veteran di bidang game development untuk memimpin Lightspeed LA, yaitu Steve Martin yang dicomot dari Rockstar. Pengalaman Steve selama pembuatan GTA V maupun Red Dead Redemption 2 tentu dapat membantu realisasi Syn menjadi permainan open-world kelas wahid.

Via: PC Gamer.

10 Game Paling Menarik yang Diumumkan di PC Gaming Show 2020

Pandemi ataupun tidak, bulan Juni selalu menjadi bulan yang menggembirakan buat para gamer. Setelah kemarin kita dimanjakan oleh pengumuman PlayStation 5 beserta lusinan game yang akan mendampinginya, kali ini giliran kalangan gamer PC yang menyambut meriah sederet pengumuman di acara PC Gaming Show.

Total ada lebih dari 50 game yang diumumkan, meski beberapa ada yang cuma sekadar update, DLC, atau yang dirilis ulang untuk platform PC. Dalam artikel ini, saya bermaksud memilih 10 game yang paling menarik yang sempat diumumkan, dan sebisa mungkin saya pastikan semua game-nya adalah game yang benar-benar baru.

Perlu dicatat juga bahwa daftar ini sifatnya sangat subjektif, sebab selera saya jelas berbeda dari Anda sekalian. Namun setidaknya 10 game ini patut mendapat perhatian ekstra dari Anda walaupun genre-nya mungkin kurang cocok.

Torchlight 3

Sebagai penggemar berat Torchlight dan Torchlight 2 (plus seri Diablo dan genre action RPG secara keseluruhan), sudah pasti saya sangat menantikan pengumuman dari game ini. Developer Echtra Games pun tidak mau mengecewakan para fansnya; Torchlight 3 langsung dirilis di Steam, meski sejauh ini statusnya masih Early Access.

Sayangnya sebagian besar review pengguna di Steam cenderung negatif. Kebanyakan menilai Torchlight 3 seperti game free-to-play, tidak seperti yang Echtra Games janjikan sebelumnya saat mereka mengumumkan penggantian judul game ketiga Torchlight ini. Semoga saja ini bakal dibenahi sebelum perilisan finalnya.

Airborne Kingdom

Usai menonton trailer-nya, game ini langsung mengingatkan saya pada film Mortal Engines. Film tersebut memang tidak sukses secara komersial, tapi saya pribadi menyukai lore dan konsepnya: kota-kota di masa depan telah bertransformasi menjadi kendaraan, dan teknologi lawas jadi sangat berharga.

Airborne Kingdom juga demikian, hanya saja kotanya dilengkapi baling-baling ketimbang roda, alias melayang. Game ini menggabungkan elemen-elemen permainan city building dan eksplorasi, dan di sepanjang permainan, kita akan menemukan beragam artefak peninggalan generasi sebelumnya, baik sendiri ataupun dengan bekerja sama dengan kota lainnya.

Pengembangnya juga menjanjikan setting dunia yang selalu berubah di setiap playthrough, mengindikasikan potensinya untuk dimainkan berkali-kali. Airborne Kingdom belum memiliki jadwal rilis pasti selain “di musim semi”, namun game-nya sudah tersedia untuk pre-order di Epic Games Store.

Carto

Ada banyak sekali judul indie yang diumumkan di PC Gaming Show tahun ini, namun Carto sepertinya adalah yang paling saya favoritkan. Kesan pertama menonton trailer-nya di atas adalah, game ini terasa seperti buku cerita anak-anak yang interaktif, dan saya juga sangat tertarik dengan mekanisme puzzle yang ditawarkan: kita bisa mengubah posisi peta dunianya, dan setelahnya, kondisi di sekitar lakonnya pun juga akan ikut berubah.

Bagaimana mekanisme puzzle ini akan berpengaruh pada aspek narasi menjadi intrik tersendiri buat Carto. Game akan dirilis di Steam tahun ini juga, sayang belum ada tanggal pastinya.

Among Trees

Kalau Anda pernah memainkan Firewatch, trailer di atas otomatis bakal mengingatkan Anda padanya. Sulit mengabaikan pengaruh besar Firewatch pada game ini, terutama dari sisi grafik, namun ketimbang sekadar mempersilakan pemain untuk bereksplorasi, Among Trees juga menyisipkan sejumlah elemen survival sekaligus sandbox yang cukup lengkap.

Kalau jalan ceritanya juga menarik, Among Trees punya peluang untuk menjadi penerus spiritual Firewatch. Versi Early Access-nya kini sudah bisa dibeli lewat Epic Games Store.

Cris Tales

Gaya visual game ini sudah langsung mengundang perhatian, belum lagi ditambah sederet elemen JRPG yang dibawanya. Tidak kalah menarik adalah karakter protagonisnya, Crisbell, yang digambarkan sebagai seorang Time Mage, dan manipulasi waktu rupanya merupakan bagian penting dalam game ini.

Belajar dari masa lalu, mengambil tindakan di masa sekarang, lalu mengubah takdir masa depan, demikian deskripsi yang diberikan oleh developer-nya. Namun yang lebih menarik lagi adalah, mekanisme manipulasi waktu ini rupanya juga bisa diterapkan pada sesi turn-based combat-nya.

Cris Tales siap dirilis di Steam pada tanggal 17 November 2020 mendatang, akan tetapi versi demo-nya sudah bisa kita mainkan sekarang juga (sampai 24 Juni).

Haven

RPG open-world dengan lakon sepasang kekasih (dan dukungan co-op multiplayer tentu saja), game ini mungkin tidak cocok buat Anda yang jomblo, meski untungnya developer-nya tetap merancang Haven agar bisa dimainkan sendirian. Gaya visualnya cukup unik, dan musiknya juga membantu membuat kita jadi semakin terhanyut di dalam dunianya.

Juga memikat dari game ini adalah ceritanya. Dikisahkan bahwa si pasangan tengah melarikan diri ke suatu planet, dan tujuan mereka adalah mengubah planet tersebut agar bisa menjadi tempat tinggal permanennya. Sekali lagi seperti yang saya bilang, mungkin kurang cocok bagi pemain yang sedang sibuk mencari cinta.

Belum diketahui kapan Haven bakal dirilis, akan tetapi laman Steam-nya mencantumkan “2020”.

Icarus

Diciptakan oleh kreator DayZ, Icarus menerapkan formula open-world survival yang serupa, akan tetapi dengan tema eksplorasi luar angkasa. Juga berbeda adalah bagaimana Icarus dapat dinikmati secara bertahap, tidak melulu secara berkesinambungan seperti tipikal game survival lainnya.

Misi dalam Icarus sangat bervariasi, ada yang bisa diselesaikan dalam waktu 30 menit saja, ada pula yang memerlukan beberapa sesi bermain sekaligus dengan durasi total 48 jam. Seperti halnya GTA Online, Icarus sepertinya akan jauh lebih menyenangkan dimainkan bersama teman ketimbang sendirian.

Hal menarik lain adalah bagaimana beberapa hal terlihat kontras dalam game ini. Di satu sisi, karakternya menebang kayu dengan kapak yang seperti berasal dari zaman batu serta berburu menggunakan panah. Di sisi lain, ia mengenakan kostum astronot lengkap, dan mobil yang dikendarai juga kelewat canggih untuk peralatan primitif yang dibawanya.

Ketika diwawancarai PC Gamer, pengembang Icarus juga mengaku mengambil banyak inspirasi dari game di luar kategori survival, seperti misalnya Skyrim untuk mekanisme memanahnya, Snowrunner untuk mekanisme mengemudinya, Kerbal Space Program untuk mekanisme modifikasi roketnya, atau Deep Rock Galactic untuk mekanisme menambangnya.

Belum ada kepastian kapan Icarus bakal dirilis, akan tetapi pengembangnya menargetkan tahun depan.

Potionomics

Hampir di semua game RPG kita pasti bertemu dengan NPC yang berjualan potion. Pernahkah terbayang di benak Anda bagaimana seandainya Anda yang harus menjalankan si pedagang potion? Itulah yang hendak disuguhkan Potionomics.

Permainan mengisahkan Sylvia, seorang penyihir (witch) yang terlilit utang dan harus membuka lapak potion. Potionomics merupakan gabungan genre simulasi dan RPG; simulasi karena Anda harus meracik potion-nya sendiri dan menerapkan sejumlah upgrade pada toko Anda, RPG karena dialog dengan para pelanggan toko disajikan seperti turn-based combat (menggunakan sistem kartu).

Potionomics kabarnya akan meluncur dalam waktu dekat, meski belum ada kepastian kapan dan di platform apa ia bakal ditawarkan.

Metal: Hellsinger

Kalau bukan karena Doom, kita mungkin tidak akan mengasosiasikan musik metal dengan game tembak-menembak melawan iblis. Kalau Anda suka Doom dan Anda sangat suka musik metal, game berjudul Metal: Hellsinger ini sudah pasti bakal mencuri perhatian Anda.

Bayangkan saja game ini seperti Doom, tapi selain membasmi iblis di neraka, Anda juga mencocokkan setiap tembakan Anda dengan irama musik yang diputar. Jujur setelah menonton trailer-nya, saya otomatis teringat pada channel YouTube Gun Drummer yang sejatinya mengangkat konsep serupa.

“Rhythm FPS”, demikianlah pengembangnya mengklasifikasikan Metal: Hellsinger. Anda boleh saja memainkannya seperti first-person shooter biasa, tapi kalau Anda bisa menyesuaikan dengan ritme musiknya, maka serangan demi serangan Anda akan jadi semakin intens. Dan itulah tujuan utama dari game ini; membiarkan Anda terhanyut dalam musiknya sembari melenyapkan semua makhluk yang menghalangi Anda.

Metal: Hellsinger rencananya akan dirilis di Steam tahun depan.

The Dungeon of Naheulbeuk: The Amulet of Chaos

Tactical RPG dengan tema fantasi, kekuatan utama Dungeon of Naheulbeuk menurut saya terletak pada karakter-karakternya. Pengembangnya mendeskripsikan karakter-karakternya sebagai gerombolan pecundang, tapi saat bersama, setidaknya petualangan mereka bisa berbuah kebaikan.

Trailer-nya menunjukkan nuansa humor yang amat kental, tapi di saat yang sama sistem combat-nya yang terkesan kompleks juga memikat perhatian saya. Pengembangnya tak lupa menyinggung soal banyaknya variasi musuh dalam game ini (lebih dari 100), dan itu bakal menuntut pemain untuk selalu berpikir strategis dalam setiap sesi pertarungan.

Beragam objek yang dapat dihancurkan mengingatkan saya pada XCOM: Chimera Squad, dan itu semestinya bakal memberikan dinamika ekstra pada gameplay-nya. Dungeon of Naheulbeuk awalnya bermula sebagai audiobook berbahasa Perancis yang populer di kalangan penggemar tabletop RPG.

Game akan dirilis lewat Steam di musim panas ini juga.