Cara Daftar Campaign dan Ambil Link Affiliate di Accesstrade

Cara ambil link affiliate di Accesstrade sangatlah mudah. Setelah memutuskan untuk menggeluti bisnis affiliate dan mendaftar ke Accesstrade untuk mendapatkan campaign, selanjutnya Anda perlu mengambil link affiliate.

Link affiliate ini sangat penting untuk kebutuhan promosi Anda karena link inilah yang akan membantu Anda mendapatkan penghasilan melalui bisnis afiliasi.

Cara Daftar Campaign Affiliate di Accesstrade

Anda bisa mengambil link affiliate setelah Anda mendaftar campaign. Jika Anda belum pernah dan masih bingung bagaimana cara mendaftar campaign di Accesstrade, berikut ini langkah-langkah yang bisa Anda ikuti.

  • Masuk ke dashboard Accesstrade.
  • Buka menu Campaign > Recommended atau Campaign > Available Campaigns untuk mencari list campaign yang bisa Anda daftarkan.

 

cara ambil link affiliate accesstrade

 

  • Pilih salah satu campaign yang Anda inginkan dan klik tombol Apply Now.

 

cara ambil link affiliate accesstrade

 

cara ambil link affiliate accesstrade

 

  • Kemudian, Anda akan mendapatkan email terkait pendaftaran campaign tersebut dimana Anda diminta untuk menunggu proses persetujuan selama satu hingga dua hari kerja.

Cara Ambil Link Affiliate di Accesstrade

Apabila pendaftaran campaign Anda telah disetujui, Anda bisa mengambil link affiliate melalui dashboard Accesstrade untuk mulai melakukan promosi. Begini caranya:

  • Login ke dashboard Accesstrade.
  • Masuk ke menu Campaign > Campaign Affiliate untuk melihat daftar campaign yang telah disetujui dan bisa Anda promosikan.

 

cara ambil link affiliate accesstrade

 

  • Klik pada salah satu campaign yang ingin Anda ambil link affiliate-nya.

 

cara ambil link affiliate accesstrade

 

  • Kemudian, untuk mengambil link affiliate, Anda dapat melihat pada informasi mengenai URL dari Affiliate Link.

 

cara ambil link affiliate accesstrade

 

  • Klik ikon link berwarna biru di samping informasi tersebut untuk menyalin link affiliate dari campaign tersebut.

Selain cara di atas, Anda juga bisa melakukan custom terhadap link affiliate Anda. Sebagai contoh, apabila Anda mengikuti campaign Shopee affiliate di Accesstrade, Anda bisa membuat link yang akan mengarahkan customer ke produk tertentu. Di bawah ini adalah langkah-langkahnya.

  • Pada salah satu halaman campaign yang telah disetujui, klik tab Custom Creatives.

 

cara ambil link affiliate accesstrade

 

  • Kemudian, masukkan link custom yang ingin Anda buat pada kolom pertama. Pastikan Anda mengikuti ketentuan pada Format URL Diterima. Sebagai contoh, gambar di bawah ini menunjukkan format URL diterima untuk link affiliate custom Shopee.

 

cara ambil link affiliate accesstrade

 

cara ambil link affiliate accesstrade

 

  • Berikutnya, masukkan nama kreasi link di kolom kedua.
  • Selanjutnya, tekan tombol Hasilkan.

 

cara ambil link affiliate accesstrade

 

  • Lalu, Anda akan mendapatkan link affiliate custom dari Accesstrade.
  • Klik ikon berwarna biru untuk menyalin link.

Setelah Anda mengikuti cara ambil link affiliate Accesstrade di atas, Anda bisa mulai membagikan link tersebut dengan melakukan promosi. Pastikan Anda memilih cara promosi yang efektif agar Anda bisa meraih pundi-pundi rupiah tambahan dari bisnis affiliate di Accesstrade. 

Rencana dan Fokus Bisnis AnyMind Indonesia Tahun 2021

Meskipun konsep dan bentuk layanan yang ditawarkan beragam, namun sudah banyak platform lokal hingga asing yang menawarkan cara baru melakukan kegiatan pemasaran memanfaatkan influencer. Salah satu platform yang menawarkan bermain di ranah tersebut adalah AnyMind Group.

Kepada DailySocial, Country Manager AnyMind Group Indonesia Lidyawati Aurelia mengungkapkan, perusahaan mengalami pertumbuhan yang positif, bukan hanya untuk pemasaran digital dan influencer namun juga direct-to-consumer (D2C) dan publisher.

“Kami juga mengembangkan dan meningkatkan solusi penawaran programmatic dan solusi kreatif strategis untuk klien, termasuk menambah peluang pendapatan, baik itu membuat merchandise sendiri atau memaksimalkan penggunaan media sosial,” kata Lidyawati.

Saat ini perusahaan mengklaim telah memiliki beberapa fokus untuk tiap produk. Untuk penawaran pemasaran influencer, AnyTag (sebelumnya CastingAsia), perusahaan ingin memberikan solusi yang lebih baik dan pelaporan secara real-time kepada pelanggan. Telah diluncurkan juga penawaran D2C untuk mendukung pembuat konten eksklusif, setelah sebelumnya diklaim mengalami kesuksesan di Jepang dan Thailand.

Di Indonesia sendiri saat ini sudah ada beberapa layanan yang mengakomodasi kebutuhan pemasaran melalui jaringan influencer, seperti Hiip, Partipost, Verikool, dan lain-lain.

Pandemi dan pertumbuhan bisnis

Selama pandemi perusahaan dihadapkan dengan tantangan yang besar dan tentunya memiliki dampak yang cukup besar. Setelah memberlakukan aturan bekerja di rumah sejak bulan Maret lalu untuk pegawai di Indonesia, saat ini mulai terlihat pemulihan dan semakin banyak brand yang mempercepat langkah mereka dalam transformasi digital.

“Berdasarkan kampanye yang dijalankan di platform AnyTag, terdapat peningkatan yang mencolok dalam jumlah kampanye pemasaran influencer oleh brand setelah Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi, terutama yang berpusat di sekitar pemasaran brand,” kata Lidyawati.

Pada saat yang sama, bisnis publisher yang dimiliki juga mengalami perkembangan sepanjang tahun, dengan lebih banyak publisher yang menggunakan platform AnyManager. AnyMind Group juga mengambil bagian dalam Google News Initiative untuk penerbit Indonesia.

“Pada akhirnya, apa yang pandemi lakukan bagi kami adalah memosisikan diri kami sebagai mitra terpercaya untuk influencer marketing, marketers, publishers, dan pemilik bisnis – dengan solusi kami di seluruh pengembangan brand, manufaktur cloud, e-commerce, pemasaran dan lainnya,” kata Lidyawati.

Akuisisi ENGAWA

Bertujuan untuk memanfaatkan keahlian ENGAWA dalam pengembangan dan distribusi barang dagangan, AnyMind Group mengumumkan penyelesaian akuisisi penuh atas perusahaan pemasaran berbasis di Jepang tersebut. Dengan sumber daya gabungan dari AnyMind Group dan ENGAWA, nantinya calon entrepreneur di Indonesia dapat memproduksi produk mereka di Jepang dan menjual serta mengirimkan produk ke Eropa secara online.

“Apa yang kami lihat untuk pasar di luar Jepang adalah memanfaatkan keahlian luas ENGAWA dalam merchandising dan distribusi internasional, dan jaringan pabrikan dan produsen Jepang di seluruh Jepang, untuk meningkatkan kemampuan D2C kami,” kata Lidyawati.

Tahun ini AnyMind Group memiliki beberapa target yang ingin dicapai, di antaranya adalah ingin membuat bisnis tanpa batas atau “Make every business borderless”. Tidak lagi hanya bisnis inbound dan outbond, ke depannya menjadi diharapkan bisa menjadi “Doing Business” dengan menciptakan infrastruktur untuk bisnis generasi mendatang. Misalnya, seorang ibu rumah tangga di Indonesia dapat membeli produk dari brand Thailand, buatan Taiwan, dan dengan mudah diantarkan langsung ke rumah.

“Digital adalah masa depan, dan pelanggan dapat menemukan brand baru dari seluruh dunia, melakukan pembelian secara online, dan mendapatkan produk di tangan mereka dalam waktu singkat,” kata Lidyawati.

Publisher Singapura, Potato Play Dapat Kucuran Dana Rp25,7 Miliar

Potato Play mengumumkan bahwa mereka baru saja mendapatkan pendanaan sebesar US$1,75 juta (sekitar Rp25,7 miliar). Mereka akan menggunakan dana tersebut untuk kegiatan marketing dan operasional. Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk investasi di bidang teknologi.

Ronde pendanaan kali ini dipimpin oleh Beenext. Play Ventures, yang telah menanamkan investasi sebesar US$500 ribu (sekitar Rp7,3 miliar) di Potato Play pada Januari 2020, serta Atlas Ventures juga ikut serta dalam ronde investasi sekarang.

Potato Play adalah publisher mobile game asal Singapura. Sebagai publisher, tujuan mereka adalah untuk merilis mobile game buatan developer Asia di pasar internasional. Sejauh ini, mereka telah merilis lebih dari 20 game, termasuk Merge Quest, Merge Rush Z, Crossing Gaps, dan Pocket Racing. Mereka mengklaim, game-game yang mereka rilis telah diunduh sebanyak 15 juta kali.

Potato Play
Potato Play ingin membantu developer Asia memasarkan game mereka ke pasar dunia.

“Tren mobile game hyper-casual kini telah sampai di titik jenuh. Tren berikutnya adalah game hybrid-casual, yang menggabungkan mekanisme permainan super sederhana dari game hyper-casual dengan sistem monetisasi dan retensi pemain yang lebih dalam dari game hardcore,” ujar CEO Potato Play, Vincent Low, seperti dikutip dari e27.

“Para developer game Asia punya pengalaman tentang hardcore game selama berpuluh-puluh tahun. Mereka juga punya kemampuan untuk membuat dan mengubah game dengan cepat sesuai tren. Dua hal ini menjadikan developer Asia sebagai pemain ideal dalam industri game hybrid-casual,” tambah Low. “Kami menggunakan metrik yang telah terbukti untuk menemukan game berpotensi besar di awal dan menawarkan developer untuk merilis serta mengembangkan game mereka.”

Pada tahun ini, Newzoo memperkirakan industri gaming akan bernilai US$159,3 miliar (sekitar Rp2.337,7 triliun). Dibandingkan dengan segmen PC dan konsol, bisnis mobile game mengalami pertumbuhan tertinggi, sebesar 13,3 persen. Sementara itu, pada semester pertama 2020, industri mobile game diperkirakan bernilai US$36,8 miliar (sekitar Rp540 triliun). Tak hanya itu, selama beberapa tahun belakangan, tren industri mobile game juga terus naik.

Daftar Publisher Game Terbaik di 2020 Versi Metacritic

2019 merupakan tahun gaming mengagumkan. Di kuartal pertama saja, bermunculan banyak kandidat Game of the Year. Respons positif gamer dan pers terhadap judul-judul tersebut tentu saja mengangkat kepopuleran perusahaan yang memublikasikannya. Dan selama satu dekade terakhir, situs agregat review Metacritic berupaya untuk terus mengapresiasi para publisher berprestasi dengan menyingkap ranking tahunan.

Meneruskan tradisinya, Metacritic baru saja mengumumkan daftar publisher terbaik di 2020 berdasarkan tinggi rendahnya review game yang dirilis di tahun lalu. Namun berbeda dari sebelumnya, Metacritic tak lagi membagi publisher dalam dua kelompok (besar dan kecil), namun memasukkan nama yang memublikasikan lima judul permainan atau lebih. Jika kurang dari itu, Metacritic tidak mencantumkannya.

Metode ini ternyata membuahkan hasil menarik dan tidak diduga. Ada sedikit catatan penting di sini: Metacritic tidak menyertai game yag dirilis publisher untuk iOS, kemudian mungkin susunannya sedikit membingungkan Anda – karena ada publisher dengan nilai rata-rata game lebih tinggi yang berada di urutan lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh eksistensi dari permainan ber-Metascore 90 lebih serta judul-judul yang mempunyai ‘rapor merah’.

Berikut daftar 20 besarnya:

1. 505 Games

Rata-rata skor review game: 80

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Control, Bloodstained: Ritual of the Night

2. Activision Blizzard

Rata-rata skor review game: 79,9

Metascore 90+: 1

Judul terbaik: Sekiro: Shadows Die Twice

3. Nintendo

Rata-rata skor review game: 80

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Fire Emblem: Three Houses, Super Mario Maker 2

4. Paradox Interactive

Rata-rata skor review game: 77,8

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Age of Wonders: Planetfall

5. Capcom

Rata-rata skor review game: 79,1

Metascore 90+: 2

Judul terbaik: Resident Evil 2, Monster Hunter: World – Iceborne

6. Annapurna Interactive

Rata-rata skor review game: 80,5

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Outer Wilds, Telling Lies

7. Xbox Game Studios (Microsoft Studios)

Rata-rata skor review game: 76,4

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Ori and the Blind Forest (Switch)

8. Humble Bundle

Rata-rata skor review game: 76,2

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Slay the Spire

9. Square Enix

Rata-rata skor review game: 76,1

Metascore 90+: 3

Judul terbaik: Final Fantasy XIV: Shadowbringers, Dragon Quest XI S: Echoes of an Elusive Age (Switch), NieR: Automata – Game of the YoRHa Edition

10. Devolver Digital

Rata-rata skor review game: 76,0

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Downwell, GORN, Ape Out

11. Focus Home Interactive

Rata-rata skor review game: 74,7

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: A Plague Tale: Innocence

12. Take-Two Interactive

Rata-rata skor review game: 74,9

Metascore 90+: 1

Judul terbaik: The Outer Worlds, Red Dead Redemption 2 (PC)

13. Electronic Arts

Rata-rata skor review game: 75,2

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Apex Legends

14. Ubisoft

Rata-rata skor review game: 73,3

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Trials Rising, Tom Clancy’s The Division 2

15. Team17

Rata-rata skor review game: 74,7

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Yooka-Laylee and the Impossible Lair, Blasphemous

16. Spike Chunsoft

Rata-rata skor review game: 75,3

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Steins;Gate Elite

17. Koei Tecmo Games

Rata-rata skor review game: 74,7

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: –

18. Sega

Rata-rata skor review game: 73,4

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Total War: Three Kingdoms

19. Bandai Namco

Rata-rata skor review game: 71,4

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: Ni no Kuni: Wrath of the White Witch Remastered

20. Konami

Rata-rata skor review game: 69,9

Metascore 90+: 0

Judul terbaik: eFootball PES 2020

Ada total 40 publisher yang masuk dalam daftar Metacritic. Lewat dari grup 20 besar, nama-nama yang muncul di sana mungkin mulai terdengar kurang familier – kecuali Sony, THQ Nordic dan Bethesda.

Capcom Terpilih Jadi Publisher Game Terbaik di 2018 Versi Metacritic

Gamer pintar tak akan lupa membaca review sebelum membeli game, tapi mereka yang bijaksana sudah pasti menyimak ulasan dari sumber berbeda. Inilah fungsi dari situs agregat seperti Metacritic: mengumpulkan seluruh ulasan dari media berbeda serta mengkalkulasi rata-rata dari skor reviewer. Berkat data tersebut, Metacritic bisa mencari tahu siapa saja publisher yang merilis judul-judul favorit.

Sejak 2011, Metacritic memulai sebuah tradisi berupa pengungkapan daftar publisher game terbaik selama setahun. Istilah terbaik di sini bukan ditakar dari kesuksesan mereka menjual permainan sebanyak-banyaknya, namun dihitung lewat penilaian kritikus profesional terhadap karya-karya digital yang mereka lepas. Dan di tahun 2018, Capcom keluar sebagai publisher nomor satu, mengalahkan nama-nama seperti Sega, EA dan Sony.

Metacritic membagi para publisher dalam dua kategori, yaitu ‘besar’ dan ‘menengah’. Publisher besar maksudnya ialah perusahaan yang merilis 12 game atau lebih dalam kurun waktu setahun, sedangkan publisher kelas menengah hanya melepas 5 sampai 11 judul selama 12 bulan. Sekali lagi, parameternya bukan dilihat dari aset ataupun modal pengembangan game.

Ini dia daftarnya:

 

1. Capcom

Game terbaik: Monster Hunter: World (Xbox One – 90)
IP baru terbaik: –
Game terburuk: Mega Man X Legacy Collection 2 (Switch – 60)
Skor user tertinggi: Okami HD (Switch – 8,7)
Rata-rata Metascore: 79,3
Urutan tahun lalu: 5

 

2. Sega

Game terbaik: Sonic Mania Plus (Switch – 91)
IP baru terbaik: Two Point Hospital (PC – 83)
Game terburuk: Shining Resonance Refrain (PlayStation 4 – 67)
Skor user tertinggi: Sonic Mania Plus (Switch – 8,9)
Rata-rata Metascore: 78,5
Urutan tahun lalu: 3

 

3. Electronic Arts

Game terbaik: FIFA 19 (PlayStation 4 – 83)
IP baru terbaik: A Way Out (Xbox One – 79)
Game terburuk: Fe (Xbox One – 70)
Skor user tertinggi: A Way Out (PlayStation 4 – 8,0)
Rata-rata Metascore: 77,5
Urutan tahun lalu: –

 

4. Nintendo

Game terbaik: Super Smash Bros. Ultimate (Switch – 93)
IP baru terbaik: Octopath Traveler (Switch – 83)
Game terburuk: Kirby Battle Royale (3DS – 57)
Skor user tertinggi: Bayonetta + Bayonetta 2, Donkey Kong Country: Tropical Freeze, Octopath Traveler (Switch – 8,7)
Rata-rata Metascore: 76,4
Urutan tahun lalu: 2

 

5. Ubisoft

Game terbaik: Assassin’s Creed Odyssey (Xbox One – 87)
IP baru terbaik: Transference (PC – 78)
Game terburuk: Far Cry 5: Hours of Darkness (PlayStation 4 – 55)
Skor user tertinggi: Child of Light (Switch – 8,5)
Rata-rata Metascore: 73,7
Urutan tahun lalu: 6

 

6. Sony

Game terbaik: God of War (PlayStation 4 – 94)
IP baru terbaik: Astro Bot: Rescue Mission (PlayStation 4 – 90)
Game terburuk: Bravo Team (PlayStation 4 – 45)
Skor user tertinggi: God of War (PS4 – 9,1)
Rata-rata Metascore: 71,8
Urutan tahun lalu: 7

 

7. Square Enix

Game terbaik: NieR: Automata – Become as Gods Edition (Xbox One – 90)
IP baru terbaik: Octahedron (PC – 85)
Game terburuk: The Quiet Man (PlayStation 4 – 29)
Skor user tertinggi: NieR: Automata – Become as Gods Edition (Xbox One – 9,1)
Rata-rata Metascore: 71
Urutan tahun lalu: 8

 

8. Bandai Namco Entertainment

Game terbaik: Dragon Ball FighterZ (Switch – 88)
IP baru terbaik: 11-11: Memories Retold (PlayStation 4 – 77)
Game terburuk: Tennis (Switch – 28)
Skor user tertinggi: Dragon Ball FighterZ (Switch – 8,5)
Rata-rata Metascore: 71,8
Urutan tahun lalu: 9

 

9. Digerati Distribution

Game terbaik: Omega Strike (Xbox One – 80)
IP baru terbaik: Omega Strike (Xbox One – 80)
Game terburuk: Fall of Light: Darkest Edition (Xbox One – 56)
Skor user tertinggi: –
Rata-rata Metascore: 69,9
Urutan tahun lalu: –

 

10. NIS America

Game terbaik: Disgaea 1 Complete (PlayStation 4 – 83)
IP baru terbaik: The Longest Five Minutes (Switch – 67)
Game terburuk: SNK Heroines: Tag Team Frenzy (PlayStation 4 – 60)
Skor user tertinggi: Ys VIII: Lacrimosa of DANA (Switch – 8,7)
Rata-rata Metascore: 69,5
Urutan tahun lalu: 11

 

11. Plug In Digital

Game terbaik: Knights of Pen and Paper +1 Deluxier Edition (Switch – 80)
IP baru terbaik: Impulsion (PC – 79)
Game terburuk: Hover (Switch – 53)
Skor user tertinggi: –
Rata-rata Metascore: 69,4
Urutan tahun lalu: –

 

12. Focus Home Interactive

Game terbaik: The Council – Episode 1: The Mad Ones (Xbox One – 79)
IP baru terbaik: The Council – Episode 1: The Mad Ones (Xbox One – 79)
Game terburuk: Space Hulk: Deathwing (PlayStation – 55)
Skor user tertinggi: Insurgency: Sandstorm (PC – 9,1)
Rata-rata Metascore: 69,8
Urutan tahun lalu: –

 

13. THQ Nordic

Game terbaik: Wreckfest (PC – 81)
IP baru terbaik: Wreckfest (PC – 81)
Game terburuk: Agony (Xbox One – 34)
Skor user tertinggi: Kingdom Come: Deliverance (PC – 8,1)
Rata-rata Metascore: 64,4
Urutan tahun lalu: –

Dan ini adalah ranking publisher ‘kelas menengah’ terbaik di 2018 versi Metacritic:

  1. Activision Blizzard
  2. Paradox Interactive
  3. 505 Games
  4. Take-Two Interactive
  5. Aksys Games
  6. Bethesda Softworks
  7. Microsoft
  8. Devolver Digital
  9. Team17
  10. Arc System Works
  11. Warner Bros. Interactive
  12. Zen Studios
  13. Curve Digital
  14. Koei Tecmo Games
  15. Adult Swim
  16. Konami
  17. Microïds
  18. Milestone S.r.l
  19. 1C Entertainment
  20. Headup Games

Kongregate Siap Luncurkan Platform Pesaing Steam di Tengah Tahun Ini, Kartridge

Dibuka buat publik sejak Desember 2006, Kongregate ialah portal yang menjadi rumah bagi lebih dari 110 ribu game. Ia sempat dimiliki GameStop, kemudian dibeli oleh perusahaan hiburan Swedia, Modern Times Group di tahun 2017 senilai US$ 55 juta. Saat itu, Kongregate mendapatkan arahan baru. Kini selain jadi wadah permainan third-party, tim juga difokuskan ke ranah pengembangan konten.

Dan di bulan Maret 2018 ini, sang publisher independen itu mengumumkan agenda untuk meluncurkan platform download permainan yang diharapkan dapat bersaing dengan Steam. Kongregate menamai layanan baru tersebut Kartridge. Platform ini rencananya akan tersedia dalam waktu dekat, menyuguhkan developer ‘kendali penuh’ atas produk-produknya, termasuk mempersilakan mereka menentukan sendiri model monetisasi konten.

Seperti platform distribusi digital terpopuler di Bumi itu, Kartridge menyajikan judul-judul premium serta free-to-play. Layanan juga memungkinkan developer mengintegrasikan iklan, atau memanfaatkan metode ‘bayar semau Anda’ dalam menawarkan permainan. Menariknya lagi, berbeda dari Steam Direct, para pencipta game tidak dikenakan biaya saat mengunggah karya mereka di Kartridge.

Dari sisi pengguna, Kartridge tak lupa dibekali berbagai fitur komunitas krusial yang umumnya ditemukan di platform sejenis. Di sana akan ada achievement, forum, fungsi chat hingga reward berdasarkan progres dalam permainan. Kongregate turut membubuhkan fitur kurasi plus algoritma pintar sehingga pemain bisa segera menemukan game-game yang ia sukai – sekaligus mempertemukan mereka dengan developer di belakangnya.

Kongregate mengakui keunggulan Steam di segmen distribusi digital. Namun masalah utama yang diakibatkan oleh terlalu banyaknya jumlah konten mereka adalah, seringkali permainan itu tidak sampai pada konsumen target. Di sinilah solusi yang Kongregate coba tawarkan: Kartridge menjanjikan kemudahan pencarian game sesuai minat user.

Pada Games Industry, CEO Emily Greer mengungkapkan kepercayaan diri timnya, mengingat Kongregate memiliki pengalaman mengelola komunitas gaming selama lebih dari satu dekade.

Sang publisher juga menekankan bahwa Kartridge diposisikan sebagai evolusi dari store Kongregate, dan bukan penggantinya. Walaupun nanti Kartridge sudah tersedia, marketplace Kongregate akan terus beroperasi.

Kartridge kabarnya akan siap diakses di’musim panas’ tahun ini.

Peralihan dari Steam Greenlight ke Steam Direct sendiri didorong oleh keinginan Valve menyuguhkan konten lebih berkualitas dengan menyisihkan game-game yang tidak ditunjang data memadai dan mendapatkan laporan buruk dari pengguna. Dari pengamatan saya, Kongregate akan membutuhkan metode filter dengan tujuan serupa jika publisher ingin level mutu Kartridge bisa menyamai Steam.

Sumber: Games Industry.

AnyMind Group Officially Launches CastingAsia Marketplace Influencer and TalentMind HR Platform

After previous announcement to launch AI-based recruitment optimation platform SaaS, AnyMind Group, the parent company of AdAsia Holding has officially released TalentMind in Bangkok, Thailand. It was announced in the event that AnyMind is now appointed as the parent company of AsAsia Holdings, covering AdAsia, TalentMind and CastingAsia.

Using the study of depth algorithm

This TalentMind platform targeting B2B will be offered to companies for the easier talent searching, using data from social media, CV and competencies. The process using natural language (NLP) is claimed to narrow the TalentMind search up to the relevant candidates.

“Our HR team has integrated TalentMind to their workload and using the platform to rent additional team for the vertical expanding,” said AnyMind Group’s Co-founder and CEO Kosuke Sogo.

Overall, TalentMind has four stages to determine candidates, begins with the screening using media social data and candidate’s resumee, then analytics to determine framework competency, sourcing to involve the candidates directly on platform and the last is matching candidates to requirements and criteria set.

“We already use AI machine to push influencer match in social media and now escalated into HR industry using series of AI-based solutions in all business aspects,” said Sogo.

CastingAsia marketplace influencer

Targeting micro-influencers, the official CastingAsia is expected to smoothen brand marketing through influencer. On the other hand, influencer can also get profits by joining the marketplace.

“The challenge is how to be an influencer and how to get the right price range. As with the advertiser and brand interested to use influencer in marketing event,” said Shingo Hayashi, CastingAsia’s Regional Head.

Besides CastingAsia as a platform and marketplace, there are other features provided such as CastingAsia engagement as a managed service solution which gives information to marketers regarding local and regional marketing with marketing execution.

“Besides connecting influencer with brand, brand group can also choose the influencer match their criteria in 9 countries where CastingAsia’s products available,” said Hayashi.

To make it easier for brand monitoring the real-time ongoing campaign, there is a dashboard filled with informations to analytics from the campaign for its brand. While influencer can also review its performance by signing up using social media. Later on the landing page, will appear the analytics and the ongoing campaigns, to be followed by influencers.

“Currently we have more than 10 thousand influencers and micro-influencers, we expect to increase it to 50 thousands by 2018,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

AnyMind Group Resmikan Peluncuran Marketplace Influencer CastingAsia dan HR Platform TalentMind

Setelah sebelumnya mengumumkan bakal meluncurkan platform SaaS optimasi rekrutmen berbasis AI, AnyMind Group perusahaan induk dari AdAsia Holding secara resmi meluncurkan TalentMind di Bangkok, Thailand. Dalam kesempatan tersebut turut diumumkan bahwa kini AnyMind ditunjuk sebagai perusahaan induk AdAsia Holdings, yang membawahi AdAsia, TalentMind dan CastingAsia.

Memanfaatkan pembelajaran algoritma mendalam

Platform TalentMind yang menyasar B2B ini nantinya akan ditawarkan kepada perusahaan untuk memudahkan pencarian kandidat pegawai, memanfaatkan data dari media sosial, CV, hingga kompetensi. Pengolahan yang memanfaatkan pemrosesan bahasa alami (NLP) diklaim membuat pencarian TalentMind bisa mengerucut kepada kandidat yang relevan untuk perusahaan.

“Tim HR kami telah mengintegrasikan TalentMind ke dalam alur kerja mereka dan telah menggunakan platform tersebut untuk menyewa tim tambahan untuk perluasan vertikal ini,” kata Co-founder dan CEO AnyMind Group Kosuke Sogo.

Secara keseluruhan, TalentMind memiliki empat fase saat menentukan kandidat, dimulai dengan screening memanfaatkan data media sosial dan resume kandidat, kemudian analytics untuk menentukan kerangka kerja kompetensi, sourcing yaitu melibatkan kandidat secara langsung di platform, dan yang terakhir matching yaitu pencocokan kandidat ke perusahaan berdasarkan model perekrutan dan bakat yang dimiliki kandidat.

Dengan memanfaatkan pembelajaran algoritma mendalam (deep learning), TalentMind ideal digunakan untuk organisasi yang memungkinkan perusahaan menemukan kandidat yang sesuai dengan persyaratan dan kriteria yang ditentukan.

“Kami telah menggunakan mesin AI untuk mendorong pencocokan influencer di media sosial dan sekarang mengeskalasi ke dalam industri HR memanfaatkan serangkaian solusi berbasis AI di seluruh bisnis,” kata Sogo.

Marketplace influencer CastingAsia

Menargetkan influencer micro-influencers, diharapkan CastingAsia yang secara resmi diluncurkan, bisa membantu brand melancarkan kegiatan pemasaran melalui influencer. Di sisi lain, influencer juga bisa mendapatkan profit, jika bergabung dalam marketplace tersebut.

“Kendala saat ini yang banyak ditemukan adalah bagaimana caranya menjadi influencer dan bagaimana influencer tersebut bisa mendapatkan kisaran harga yang tepat. Demikian juga dengan advertiser dan brand yang tertarik untuk memanfaatkan influencer untuk kegiatan pemasaran,” kata Regional Head CastingAsia Shingo Hayashi.

Selain CastingAsia sebagai platform dan CastingAsia sebagai marketplace terdapat fitur lainnya yang tersedia, yaitu CastingAsia engagement, yang merupakan solusi layanan terkelola yang memberikan informasi kepada marketer mengenai pemasaran lokal dan regional serta eksekusi pemasaran.

“Selain menghubungkan influencer dengan brand, pihak brand sendiri dengan mudah bisa menentukan influencer yang cocok sesuai kriteria di 9 negara di mana produk CastingAsia tersedia,” kata Hayashi.

Untuk memudahkan brand memonitor kampanye yang sedang berlangsung secara real-time, disediakan sebuah dashboard yang berisikan informasi hingga analytics dari kampanye tersebut untuk brand. Sementara untuk influencer bisa melihat juga performa dari mereka dengan mendaftarkan diri menggunakan media sosial. Nantinya di landing page tersebut, bisa dilihat juga analytics dan kampanye yang sedang berlangsung dan bisa diikuti oleh influencer.

“Saat ini kami memiliki basis lebih dari 10 ribu influencer dan micro-influencer, kami bertujuan untuk mengembangkannya menjadi 50 ribu pada akhir tahun 2018,” kata Hayashi.

Platform Iklan Video SpotX Resmi Meluncur di Indonesia

Penetrasi pengguna internet di Indonesia yang terus tumbuh sehingga pangsa pasar iklan digital makin menjanjikan, membuat platform iklan video SpotX yang berbasis di Colorado, Amerika Serikat, resmikan kehadirannya di Indonesia. SpotX pun menunjukkan komitmennya dengan menempatkan tim lokal.

SpotX didirikan pada 2007 dan memiliki lebih dari 350 karyawan di seluruh dunia. Kantor perwakilan SpotX di kawasan Asia Pasifik, di antaranya terletak di Singapura, Jepang, Tiongkok, Vietnam, Thailand, dan Filipina.

SpotX memberi layanan kepada pemilik media (publisher) sebagai sasaran klien utama untuk monetisasi inventaris iklan video. Setelah pemilik media mengintegrasikan situs mereka dengan platform SpotX akan tersedia iklan-iklan dari para pengiklan yang ditampilkan dalam dua bentuk, in stream dan in content.

Pemilik media dan pengiklan diberi kontrol penuh untuk setiap monetisasi konten iklan video mereka. Mereka juga dapat menerima transparansi dan insight yang dibutuhkan saat mengatasi kecurangan dalam beriklan, serta permasalahan mengenai kualitas di pasar.

Di pasar global, diklaim saat ini SpotX telah menangani lebih dari 9 miliar permintaan iklan per hari, mencapai 600 juta lebih unique visit setiap bulan dan memberi impresi di lebih dari 190 negara.

“Industri iklan video di Indonesia sangat siap untuk mengalami ledakan pertumbuhan, namun hal tersebut masih ditahan oleh isu kontrol kualitas dan kurangnya transparansi. SpotX diharapkan dapat membantu para pengiklan dan pemilik media untuk menggaet target konsumennya dan secara perlahan menambah porsi belanja iklannya ke digital,” terang VP International dan Current Interim MD SpotX JAPAC Alex Merwin, Kamis (4/5).

Peluang dan tantangan iklan video

Berbicara potensi iklan video di Indonesia, menurut Director of Demand Facilitation SpotX Indonesia Ade Parulian S, dari penetrasi pengguna internet yang terus bertambah menjadikan potensi iklan video makin menjanjikan.

Hanya saja, belum ada platform yang memberikan akses kepada pemilik media untuk mengukur keefektifan iklan video. Pada akhirnya, berdampak pada potensi tindakan curang dalam menghadirkan total views.

Namun di sisi lain, anggaran belanja iklan digital di Indonesia semakin lama porsinya makin meningkat. Ade mengatakan sejak tiga tahun lalu porsi iklan belanja digital sekitar 2%-5%. Kemudian, pada tahun lalu meningkat jadi 5%-7% dan diperkirakan tahun ini jadi 10%-12%.

“Meningkatnya porsi anggaran belanja digital memperlihatkan pengiklan mulai aware dengan efektivitasnya. Sekarang ini mereka mulai memainkan budget anggarannya dari tv konvensional ke digital,” kata Ade.

Saat ini SpotX sudah bekerja sama dengan beberapa pemilik media besar di Indonesia, di antaranya Kapan Lagi Network, KMK Online, Kompas, Liputan 6. Ditargetkan tahun ini setidaknya SpotX dapat menggaet tambahan lima media besar lainnya.

Acara Game Prime 2016 Surabaya Akan Segera Digelar, Jakarta Bulan Depan

Game Prime 2016 merupakan evolusi dari Game Dev Gathering, acara tahunan tempat developer dan praktisi industri video game saling bertemu, berdiskusi dan berbagi ilmu. Dengan sedikit perubahan identitas, penyelenggara bermaksud menjadikan GDG sebagai salah satu ajang ‘game B2B’ terbesar di Asia Tenggara. Dan jangan sampai lupa, event tahun ini akan segera dilangsungkan.

Penyajian dan lokasi pelaksanaan acara sedikit berbeda dari Game Dev Gathering Prime tahun lalu, rencananya berlangsung di dua kota saja, yakni Surabaya dan Jakarta sebagai puncaknya. Game Prime 2016 Surabaya akan digelar di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) pada hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2016. Selanjutnya, Game Prime 2016 Jakarta segera menyusul sebulan setelah Surabaya, dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 29 dan 30 November 2016 di Balai Kartini.

Sebagai panitia, Duniaku.net menjanjikan akan ada banyak developer dan publisher dari berbagai negara berkumpul di sana. Format Game Prime 2016 dibagi jadi beberapa sesi: ada sesi kuliah dan diskusi panel dengan para praktisi, berbagai workshop untuk meningkatkan skill di bidang pengembangan permainan video, dan seandainya Anda sudah punya game, Game Prime 2016 bisa dijadikan medium untuk memperkenalkannya pada publisher-publisher ternama dalam sesi Prime Connect.

Game Prime 2016 1

Di sana juga akan ada empat stage, semuanya bisa diakses secara gratis:

  • Business stage: fokus pada teknik me-monetisasi permainan ataupun aplikasi Anda, serta bagaimana mengelola bisnis lebih baik.
  • Design stage: menitikberatkan bagaimana cara membuat visual game tampil luar biasa tanpa mengorbankan fungsi.
  • Developer stage: menyoroti aspek teknis dan langkah-langkah pembuatan game dari awal.
  • Tech stage: membahas tren-tren terbaru di segmen teknologi serta bagaimana memanfaatkannya.

Selain itu akan ada Game Developer Award, sebuah cara panitia mengapreiasi para pengembang dan karya-karya digital terbaik buatan talenta dalam negeri selama satu tahun ke belakang.

Mengangkat tema ‘Reality Check: Are We On The Right Direction’, Game Prime 2016 merupakan proyek kolaborasi antara Badan Ekonomi Kreatif (BEKraf) Indonesia, Duniaku Network, Asosiasi Game Indonesia, Dicoding, GemuGemu, KotakGame, GCM dan IndieGames.com; didukung pula oleh Yayasan Futurist Indonesia dan GCM Sdn Bhd sebagai partner strategis, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Dari update terakhir Duniaku.net, tiket Game Prime 2016 Surabaya kabarnya sudah habis. Jika belum berkesempatan, jangan sampai Anda lewatkan Game Prime Jakarta-nya bulan depan.