Insider Peroleh Dana Segar 1,5 Triliun Rupiah, Siap Akuisisi Startup Indonesia

Platform SaaS Insider mengumumkan telah menutup pendanaan segar senilai $105 juta (lebih dari 1,5 triliun Rupiah) dari investor terdahulu QIA dan Esas Private Equity. Disebutkan putaran ini membawa total pendanaan yang telah diraih Insider mencapai $274 juta (sekitar 4 triliun Rupiah).

Dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.id, Rabu (24/5), Insider akan menggunakan dana tersebut untuk mempercepat strategi anorganik yang berfokus pada merger & acquisition (M&A) dan membangun teknologi perusahaan.

Regional Managing Director SEA Insider Jack Nguyen menjelaskan, strategi baru ini akan menguntungkan bisnis perusahaan di Indonesia, dengan jajaran nama klien besarnya, seperti Telkomsel, Blibli, dan Garuda, dalam rangka meningkatkan pengalaman pelanggan mereka.

“Injeksi $105 juta dolar ini ditujukan untuk akuisisi perusahaan di Indonesia dan mencapai target lebih jauh lagi. Ini akan menjadi game-changer bagi kami, terutama karena Indonesia adalah salah satu pasar kami yang paling strategis,” kata dia.

Nguyen melanjutkan, di awal tahun, perusahaan mengumumkan pertumbuhan yang mengesankan di Indonesia sejak peluncuran pertama kali beroperasi pada tujuh tahun lalu. Sebelumnya, perusahaan berfokus pada pertumbuhan melalui cara organik—menghasilkan klien besar, termasuk Auto2000, IKEA, dan Otten Coffee.

“Investasi ini membuka peluang tak terhingga untuk [melakukan] akuisisi strategis di Indonesia. Kami aktif mencari bakat lokal terbaik yang ditawarkan industri ini sembari mengembangkan tim dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan. Dengan investasi ini, kami dapat mendorong inovasi produk lewat akuisisi perusahaan yang punya solusi terdepan, guna mendukung para pemimpin di bidang pemasaran dan e-commerce, serta meningkatkan nilai dan pertumbuhan dari pengalaman pelanggan mereka,” ujarnya.

Sumber: Insider

Co-Founder & CEO Insider Hande Cilingir menjelaskan, hingga kini perusahaan telah berhasil mencapai pertumbuhan pesat melalui cara organik. Sekarang, pihaknya ingin mencapai tingkat pertumbuhan yang tak tertandingi dengan strategi yang berfokus pada M&A.

Dia bilang, dana segar tersebut akan digunakan secara eksklusif untuk tujuan mengakuisisi perusahaan produk luar biasa di kawasan APAC, termasuk Indonesia untuk lebih melengkapi teknologi Insider dan menciptakan sinergi produk.

“Tidak seperti investasi seri D kami sebesar $121 juta pada 2022 yang telah memperkuat cadangan modal kami untuk pengeluaran operasional di tahun-tahun mendatang, putaran terakhir ini secara khusus akan mendorong pertumbuhan anorganik melalui M&A,” imbuh Cilingir.

Putaran seri D yang diumumkan tahun lalu membawa valuasi Insider sebesar $1,22 miliar sehingga masuk ke dalam jajaran unicorn.

Dia melanjutkan, “respon pasar dan pelanggan kami usai Insider mengakuisisi MindBehind pada awal tahun ini, mendorong keinginan kami mengeksplorasi peluang lebih lanjut untuk mengakuisisi perusahaan yang unik dengan teknologi terdepan di industri untuk melayani pelanggan kami lebih baik, mendorong lebih banyak nilai, dan mencari solusi inovatif untuk mengatasi tantangan terbesar para pemasar.”

Solusi Insider

Di luar Indonesia, Insider memiliki lebih dari 1.200 pelanggan. Sepertiganya adalah Fortune Global 500 dan beberapa merek ternama, termasuk Singapore Airlines, Estée Lauder, Samsung, Vodafone, Allianz, Virgin, Toyota, New Balance, IKEA, GAP, L’Oreal, Santander, BBVA, Pizza Hut, Newsweek, Nissan, AVIS, MAC, Marks & Spencer, Avon, dan CNN.

Insider berfokus pada penyediaan platform utama untuk membangun pengalaman lintas saluran yang individual—memungkinkan pemasar perusahaan untuk menghubungkan data pelanggan di seluruh saluran dan sistem, memprediksi perilaku masa depan mereka dengan AI intent engine dan membangun pengalaman pelanggan individual.

Pemilik brand dapat menggunakan platform Insider untuk memberikan pengalaman yang konsisten dan menarik di seluruh Web, Aplikasi, Web Push, Email, SMS, WhatsApp Commerce, dan lainnya.

Dalam wawancara terdahulu bersama DailySocial.id, Country Manager Insider Indonesia Arifin Iskandar menyampaikan, Insider memanfaatkan data serta penerapan teknologi AI dan machine learning. Proses tersebut yang diklaim sudah menjadi fondasi bisnis yang tepat bagi Insider dengan mengawali semua dari data, yang mereka dapatkan dari consumer behaviour yang dapat dipantau dari digital enabler atau digital operator. Selain itu data tersebut juga bisa dikombinasikan dengan data yang sudah ada di sistem legacy.

Menurutnya, konsumen saat ini rata-rata terlibat secara digital dengan brand di enam saluran atau lebih. Pemasar ditantang untuk terlibat dengan pelanggan di saluran pilihan mereka saat mereka paling aktif. Platform bertenaga AI Insider menyatukan serangkaian kemampuan personalisasi paling luas dengan saluran pesan yang muncul, seperti WhatsApp, Facebook, RCS, dan SMS.

“Media sosial di Indonesia masih menjadi tools terbaik untuk kegiatan pemasaran. Facebook dan Instagram memiliki jumlah sangat besar di Indonesia dan menjadi channel pilihan untuk kegiatan pemasaran, tetapi Insider juga memiliki opsi lain di luar media sosial.”

Fokus funP Innovation Group Hadirkan Teknologi Adtech di Indonesia

Pasar periklanan digital di Indonesia telah mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, didorong populasi negara yang besar dan peningkatan penetrasi internet. Menurut Statista, pasar periklanan digital di tanah air bernilai $2,9 miliar pada tahun 2020 dan diperkirakan mencapai $5,2 miliar pada tahun 2025, tumbuh pada CAGR 12,3%.

Salah satu pendorong utama pertumbuhan adalah meningkatnya penggunaan perangkat seluler. Per Januari 2022, terdapat lebih dari 198 juta pengguna ponsel di Indonesia, menjadikannya pasar ponsel terbesar keempat di dunia. Hal ini menyebabkan peningkatan belanja iklan seluler di Indonesia, dengan periklanan seluler menyumbang 76% dari total belanja iklan digital negara pada tahun 2020.

Salah satu perusahaan yang menghadirkan teknologi periklanan digital atau digital advertising secara menyeluruh adalah funP Innovation Group (BVI). Didirikan pada tahun 2009 berbasis di Taiwan, perusahaan ingin memperluas layanan mereka secara menyeluruh di Asia Pasifik. Kepada DailySocial.id, Co-founder funP Innovation Group dan CSO Brian Yang mengungkapkan rencana perusahaan untuk memperluas layanan mereka di Indonesia.

Permudah brand lancarkan kegiatan pemasaran

Platform media sosial masih menjadi bagian penting dari lanskap periklanan digital di Indonesia. Menurut laporan We Are Social, per Januari 2022 ada lebih dari 171 juta pengguna media sosial aktif di Indonesia. Facebook dan Instagram adalah platform media sosial paling populer, dengan gabungan lebih dari 140 juta pengguna. Hal ini menyebabkan peningkatan belanja iklan media sosial di Indonesia, dengan iklan media sosial menyumbang 33% dari total belanja iklan digital negara pada tahun 2020.

Google adalah pemain dominan di pasar search advertising di Indonesia, dengan pangsa pasar lebih dari 90%. Mesin pencari perusahaan, Google.co.id, adalah mesin pencari paling populer di negara ini, dengan lebih dari 90% pangsa pasar. Hal ini menyebabkan peningkatan belanja iklan pencarian di Indonesia, dengan iklan pencarian menyumbang 44% dari total belanja iklan digital negara pada tahun 2020.

Namun demikian funP Innovation Group mencatat, TikTok menjadi salah satu media sosial paling menjanjikan di pasar Asia Tenggara. Dalam hal ini Indonesia cukup menjanjikan dibandingkan dengan Thailand dan Vietnam, berdasarkan data dari TikTok yang diprediksi bahwa pada tahun 2025 pertumbuhan berdasarkan GMV dan adopsi akan meningkat.

Namun demikian hingga saat ini masih kesulitan untuk melacak perilaku pengguna melalui data pihak ketiga. Salah satu alasannya adalah, sebanyak 71,6% pengguna menolak untuk melacak perilaku pengguna mereka, terlebih lagi, cookie akan akan dihapus dari sistem.

“Hambatan ini berdampak pada kinerja kampanye pemasaran yang sedang berlangsung, misalnya tingkat konversi iklan dari Google, Meta, dan lainnya telah turun sekitar 20%. Oleh karena itu brand perlu mempertimbangkan untuk membangun first-party data sebagai big data yang dapat digunakan untuk strategi pemasaran,” kata Brian.

Secara khusus ada beberapa teknologi yang telah diluncurkan oleh funP Innovation Group di Indonesia, di antaranya adalah kerja sama strategis dengan Gojek yaitu GoGAN (Gojek Ads Network). Menggunakan GoGAN dapat membantu agen pemasaran untuk mendorong transaksi iklan dengan lancar dengan penargetan yang tepat hingga mengurangi biaya.

Teknologi lainnya yang mereka hadirkan adalah Rich Media Banner, yang merupakan bentuk iklan unik kreatif yang menggabungkan teknik desain gamifikasi dengan SOV tinggi atau share-of-voice.

Rich Media Banner ads / funP Innovation Group

“Inovasi terbaru dari funP Innovation Group yaitu pengelolaan data berdasarkan Google Analytics 4. Dilihat dari 80% orang yang menggunakan mesin pencari untuk menemukan informasi, crawling data dari GA 4 secara tidak langsung memiliki akurasi yang lebih tinggi. Dengan mengimplementasikan GA 4, dapat membantu brand memahami dan meningkatkan pengalaman pelanggan melalui first-party data,” kata Brian.

Membangun solusi cloud-based marketing

CMI Jakarta Team / funP Innovation Group

Baru-baru ini funP Innovation Group telah mengantongi dana segar senilai $3,12 juta dari Ennoconn Corporation. Selanjutnya perusahaan akan memanfaatkan dana segar ini untuk pengembangan dan peluncuran solusi smart retail dan layanan cloud untuk pasar Indonesia dan negara APAC lainnya di bawah naungan unit bisnisnya cacaFly, dalam kemitraannya dengan Ennoconn.

Pada bulan Juni 2022, melalui anak perusahaan mereka, cacaFly, telah melakukan joint venture dengan distributor solusi digital dan elektronik terkemuka, PT Metrodata Electronics untuk membentuk agensi digital marketing berbasis data untuk pasar Indonesia. Solusi yang ditargetkan untuk pasar Indonesia termasuk mesin penjual otomatis (vending-machine) dan iklan digital luar ruangan terprogram (programmatic digital out-of-home, pDOOH). Semua solusi akan dikembangkan dan diluncurkan secara lokal di Indonesia.

Tahun ini funP Innovation Group berencana untuk memperluas layanan mereka di Indonesia. Mulai dari pengembangan bisnis, account management, dan martech konsultasi, serta bekerja sama dengan mitra lokal dan global untuk mengembangkan solusi cloud-based marketing.

“Kami sedang menyiapkan anak perusahaan untuk adtech arm, Tenmax, dan membuat TMI dan mulai beroperasi pada September 2022. Kami juga sudah membentuk usaha patungan dengan Metrodata Group untuk membuat CMI, dan mempekerjakan 10 orang lebih sejak bulan Juli 2022 lalu. Kami juga telah menunjuk mantan eksekutif Google Amanda Lai sebagai General Manager untuk memperluas dan membangun bisnis kami di Indonesia,” kata Brian.

Super-App Gencar Eksplorasi Bisnis “Adtech”

Pemilik platform super-app di Indonesia semakin gencar mendalami bisnis advertising technology atau adtech. Setelah Gojek, Tokopedia, dan Grab, kini Traveloka juga menghadirkan layanan serupa dengan nama Traveloka Ads.

Dipantau dari situs resminya, Traveloka Ads menawarkan layanan iklan bagi targeted audience dengan pilihan slot beragam dan biaya yang fleksibel. Brand dapat membidik audiens berdasarkan sejumlah kriteria, seperti kawasan/kota, aktivitas terkini, level pengguna, produk yang dibeli, dan metode pembayaran.

Traveloka Ads juga menghadirkan berbagai pilihan slot placement mulai dari halaman utama aplikasi, m-web, dan desktop; halaman pembayaran, points, dan promo; serta live stream.

Layanan Traveloka Ads juga diklaim telah membuahkan hasil optimal bagi pengiklan/pemilik brand. Klien perbankan tercatat mendapatkan 13 juta impresi dari lima slot iklan kartu kredit selama tiga bulan. Kemudian, klien video on-demand juga mengantongi 1,2 juta impresi dan 1.000 daily visit dari tiga slot iklan aplikasi selama 15 hari di platform Traveloka.

Langkah Traveloka menyeriusi bisnis adtech tak lepas dari potensi periklanan digital yang diproyeksi terus bertumbuh di tanah air. Selain itu, super-app telah memiliki basis pengguna besar dengan dukungan layanan beragam dan rekam jejak transaksi. Adapun, Traveloka memiliki lebih dari 50 juta pengguna aktif bulanan (iOS, Android, desktop) serta lebih dari 15 produk travel dan lifestyle.

Riset Statista menunjukkan bujet digital advertising di Indonesia diproyeksi mencapai $2,55 miliar di 2023, di mana 62% dari total bujet tersebut bakal dialokasikan untuk mobile, sedangkan sisanya 38% untuk desktop. Adapun, riset lain oleh Industry Research memperkirakan pasar adtech global di 2021 sekitar $20,3 miliar, dan naik 13% menjadi $42,08 miliar di 2027.

Layanan sejenis

Grab telah lebih dulu masuk ke bisnis periklanan melalui GrabAds (2018) kendati model bisnis yang diperkenalkan saat itu bermain di ranah online-to-offline (O2O). Ada tiga kategori iklan yang ditawarkan, yaitu mobile billboards, in-car engagement, dan in-app engagement.

Tahun lalu, GoTo Group melalui Gojek dan Tokopedia juga mengumumkan komitmennya masuk ke bisnis periklanan. Dalam menjalankan bisnis ini, keduanya berjalan dengan brand dan unit bisnis terpisah. Gojek menggandeng perusahaan adtech asal Taiwan, TenMax, untuk menghadirkan Gojek Ads Network (GoGAN), sedangkan Tokopedia meluncur dengan layanan “Tokopedia Marketing Solutions“.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Tokopedia menyebutkan bahwa layanan ini mengincar pelaku bisnis dari berbagai skala untuk memaksimalkan platform e-commerce dalam strategi pemasarannya. Sementara, GoGAN memungkinkan pelaku bisnis menjalankan kampanye promosi maupun iklan dengan menghilangkan beberapa friksi dan memudahkan pemasangan iklan di berbagai media yang berbeda.

Merangkum sejumlah sumber, istilah adtech kerap dikaitkan pada pemanfaatan software dan tools yang memungkinkan agensi, brand, dan platform untuk membidik targeted audience dan mengukur kampanye iklan digital mereka. Sejumlah solusi adtech yang banyak digunakan terdiri dari Demand Side Platform (DSP), Supply Side Platform (SSP), dan data management platform.

Di skala global, ada raksasa e-commerce Amazon yang menggarap bisnis advertising melalui Amazon Ads. Bagi Amazon, aktivitas jual-beli iklan digital menjadi lebih kompleks sehingga solusi adtech mengambil peran untuk merampingkan prosesnya. Pada intinya, adtech dapat memberikan nilai tambah bagi pemilik brand dan agensi untuk mengelola kampanye terintegrasi secara efektif, menggunakan bujet lebih efisien, dan memaksimalkan ROI mereka.

Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Seriusi Bisnis Periklanan Digital, Hadirkan Platform Pemasaran Terpadu

Tokopedia mengumumkan kehadiran unit bisnis teranyarnya di bidang iklan digital “Tokopedia Marketing Solutions” untuk menyasar para pebisnis dari berbagai skala untuk memaksimalkan potensi platform e-commerce dalam strategi pemasarannya.

Sebagai catatan, ini adalah unit bisnis keempat di bawah Tokopedia, setelah Dhanapala, Tokoscore, dan Bridestory.

VP of Marketing Solutions Tokopedia Edwin Chayadi menjelaskan, platform teranyar ini merupakan solusi pemasaran menyeluruh dari Tokopedia untuk membantu pelaku bisnis mencapai tujuan promosi dan menghasilkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

“Keuntungan yang ditawarkan Tokopedia Marketing Solutions terbukti efektif. Kami mencatat bahwa per semester I 2022, bisnis ini mengalami pertumbuhan nilai investasi iklan sebesar 17 kali lipat dan pertumbuhan jumlah mitra strategis dari penjual berskala menengah sampai besar sampai 30 kali lipat,” kata Edwin dalam keterangan resmi.

Dia melanjutkan, pebisnis bisa menjangkau lebih banyak pengguna Tokopedia yang tersebar di 99% kecamatan, presence di seluruh consumer purchase journey, mulai dari eksplor halaman utama Tokopedia, mencari produk, ataupun dari media sosial Tokopedia. Tak hanya itu, pebisnis bisa menargetkan iklan ke profil konsumen yang tepat lewat pemanfaatan data konsumen sesuai regulasi yang berlaku serta prinsip keamanan dan perlindungan data pribadi.

Fitur yang ada di dalamnya

Berbagai fitur disediakan di dalam solusi ini, seperti always-on-marketing yang memberikan kemudahan dalam membuat, mengelola, dan memaksimalkan iklan dengan teknologi sehingga pelaku bisnis bisa lebih fokus mengembangkan usahanya. Terdapat pula kanal promosi yang ditawarkan untuk mengembangkan bisnis, antara lain promosi di halaman utama Tokopedia, menggunakan fitur beriklan ‘TopAds’ agar produk tampil teratas di halaman pencarian, dan beriklan di fitur Pencarian.

Berikutnya, fitur iklan di halaman Notifikasi dan Pesan, yang mencakup Broadcast Chat untuk mempromosikan produk langsung di inbox/kotak masuk pelanggan; Push Notifications, untuk mengirim pesan promosi dan mengarahkan calon pembeli ke halaman toko; dan Notification Center, promosi akan muncul di halaman notifikasi pengguna.

“Penjual yang menggunakan Tokopedia Marketing Solutions juga bisa beriklan dalam sebuah permainan interaktif, seperti Tap Tap Kotak, yang berhadiah kupon atau cashback, mempromosikan produk/tayangan melalui tayangan di kanal streaming Tokopedia Play, serta memaksimalkan media sosialnya menggunakan Collaborative Ads bersama Tokopedia.”

Edwin mengklaim, berbagai pelaku bisnis telah merasakan manfaat dari solusinya tersebut. Misalnya, sebuah brand fesyen meningkatkan pendapatan sebesar 103% pada rata-rata jumlah pesanan, brand FMCG yang memperoleh 146% peningkatan pendapatan dan jumlah pesanan sebesar 169%. Lalu, brand makanan dan minuman pendapatannya rata-rata naik 156% dan 279% untuk pesanan.

“Ke depannya, Tokopedia Marketing Solutions akan terus berupaya membantu pelaku bisnis di Indonesia dan berbagai skala dan kategori untuk mengakselerasi performa bisnis mereka di Tokopedia guna membantu pemulihan ekonomi nasional lewat pemanfaatan kanal digital,” pungkasnya.

Sumber pendapatan perusahaan e-commerce

Sebagai catatan, bisnis periklanan digital adalah salah satu model bisnis dari perusahaan e-commerce. Biasanya ada berbagai opsi dari mana pendapatan dapat dihasilkan termasuk iklan, pemasaran afiliasi, berlangganan, dan banyak lagi.

Bisnis iklan ini adalah salah satu model bisnis yang paling klasik, ada pihak ketiga yang membeli ruang iklan di sebuah situs. Banyak aplikasi seluler & jejaring sosial populer, seperti Google, Facebook, Twitter, dan Instagram memiliki pendapatan yang besar dari sini.

Menurut laporan dari WARC Global Advertising Ads di 2020, pengeluaran iklan pada platform e-commerce meningkat tajam mencapai $58,5 miliar. Alasannya, karena brand berupaya memanfaatkan ledakan belanja online sebagai akibat dari pandemu. Mereka berbondong-bondong untuk memanfaatkan iklan bertarget di seluruh platform e-commerce sebagai sarana untuk lebih dekat dengan konsumen.

Lebih lanjut, secara keseluruhan, penjualan e-commerce diprediksi mencapai 88% dari pertumbuhan ritel global pada 2020. Lima platform teratas akan memperketat cengkeraman mereka di pasar menghasilkan tambahan $529 miliar yang digabungkan sebagai akibat dari wabah tersebut. Platform e-commerce Alibaba (+$221bn), Pinduoduo (+$122bn) dan Amazon (+$92bn) telah melihat peningkatan perkiraan paling tajam sejak pandemi.

Alibaba mengendalikan bisnis iklan terbesar ketiga di dunia, Amazon tumbuh jauh di depan Google dan Facebook. Alibaba menghasilkan $23,5 miliar dari penjualan inventaris iklan di seluruh properti e-commerce-nya pada 2020, memberinya kendali atas bisnis iklan terbesar ketiga berdasarkan pendapatan, hanya di belakang Alphabet dan Facebook. Pendapatan iklan Alibaba – di situs e-commerce seperti Taobao, Tmall dan Lazada – meningkat 6,6% di 2020, meskipun ini tingkat pertumbuhan yang jauh lebih lambat daripada pesaingnya.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Perkuat Bisnis Pemasaran Digital Lewat GoGAN

Terinspirasi dari kesuksesan Amazon Marketing Services (AMS) dalam menjadi platform manajemen kampanye digital, GoGAN (Gojek Ads Network) menghadirkan sebuah platform menyinergikan alat dan data akurat untuk memudahkan brand menjalankan program mereka dengan budget yang disesuaikan. GoGAN merupakan inisiatif hasil kerja sama antara TenMax dan Gojek, misinya ingin memberikan opsi lebih kepada brand dalam melancarkan kegiatan pemasaran.

TenMax sebelumnya telah bekerja sama dengan Gojek sejak Q3 2020, kemudian merilis GoGAN bulan Agustus 2021 untuk mengakomodasi kebutuhan merchant GoFood dan GoMart. Versi baru ini diharapkan bisa menambahkan lebih banyak insight untuk pebisnis di ekosistem Gojek secara lebih luas. Termasuk membuka peluang bagi agensi periklanan untuk mengajukan akun mereka sendiri guna mengoperasikan GoGAN secara langsung.

“Yang perlu dilakukan semua agensi adalah memasukkan satu visual utama, memutuskan anggaran kampanye, dan memilih segmen target. Lalu AI kami dapat menempatkan iklan di semua saluran mereka, dan kemudian menerima pelaporan real-time yang komprehensif,” kata Head of Commercial TenMax Jeremy Lin.

Sehingga mereka tidak hanya akan mendapatkan kinerja pemasaran yang lebih baik, tetapi juga dapat menghemat waktu yang dihabiskan untuk mengumpulkan dan menganalisis metrik pemasaran.

Bagi perusahaan yang memiliki budget terbatas, bisa melakukan kegiatan secara mandiri atau self services. Namun bagi perusahaan yang memiliki budget cukup besar, GoGAN menyediakan tim yang bisa membantu mereka memonitor dan mengelola semua kegiatan kampanye pemasaran.

Menurut Head of Out-App Ads Gojek Lydia Setiawan, portal GoGAN saat ini dapat diakses oleh para pemasar dan agensi, sehingga memungkinkan mereka membuat akun sendiri untuk menjalankan sebuah kampanye promosi dan memasang iklan. Solusi ini dapat menghilangkan beberapa friksi pada saat pemasangan iklan dan memudahkan Marketer untuk menjalankan kampanye di berbagai media yang berbeda.

Sebelumnya GoGAN telah digunakan Gojek untuk mendorong kegiatan pemasaran di aplikasi GoMart. Kampanye pemasaran tersebut muncul banner utama laman GoMart, menawarkan visibilitas premium bagi para pengiklan. Banner ini akan membantu menarik perhatian serta meningkatkan minat beli pengguna.

Ke depannya, Gojek menargetkan GoGAN dapat menjadi platform penyedia solusi untuk berbagai kebutuhan periklanan, baik untuk merencanakan, mengukur, dan mengoptimalkan upaya pemasaran digital bagi brand — termasuk di luar aplikasi konsumen Gojek.

“Kami juga akan terus mengikutsertakan lebih banyak media di GoGAN. Dengan demikian, brand dan marketer di Indonesia dapat memiliki lebih banyak pilihan untuk menentukan strategi dan platform terbaik yang sesuai dengan tujuan mereka, dan memperluas iklan ke segmentasi audiens yang ditargetkan,” kata Lydia.

Selain memiliki opsi untuk memasarkan kegiatan pemasaran melalui Facebook Instagram, dan Google, melalui GoGAN harapannya dalam waktu dekat bisa ditambah opsi lainnya seperti TikTok hingga Digital out-of-home (DOOH) ke dalam platform.

Contoh tampilan pelaporan hasil performa pemasaran GoGAN / Gojek

Inisiatif adtech di Gojek

Ini bukan kali pertama Gojek mengembangkan bisnis periklanannya. Sebelumnya mereka sempat memperkenalkan layanan influencer marketing bekerja sama dengan Allstars, ditujukan untuk UMKM di jaringan mereka agar dapat melakukan pemasaran secara efisien. Lewat platform tersebut, pebisnis dapat memilih dan menemukan influencer yang memiliki dampak positif bagi bisnis. Ada analitik yang dapat dipantau brand untuk mempelajari langsung pencapaian target hingga performa engagement per post.

Selain itu, Gojek juga telah menjalin kerja sama dengan The Trade Desk untuk menghadirkan layanan programmatic ads. Salah satu fokusnya juga untuk mengoptimalkan layanan pemasaran online-to-offline. Cara kerjanya, Gojek akan mengukur dampak iklan online menggunakan transaksi aktual di dalam gerai. Lalu mengaitkan transaksi online maupun offline dalam aplikasi Gojek dengan solusi iklan yang disediakan The Trade Desk.

Inisiatif ini dihadirkan untuk mengoptimalkan kanal-kanal yang dimiliki Gojek, baik di aplikasi konsumer maupun bisnis. Terlebih saat ini, setelah merger dengan Tokopedia, solusi adtech yang dihadirkan berpotensi untuk bisa mengakomodasi kebutuhan secara lebih luas.

Langkah ekspansi TenMax

Bertujuan bisa menghadirkan teknologi secara end-to-end untuk kampanye pemasaran, TenMax perusahaan adtech yang berbasis di Taiwan meresmikan kehadiran mereka di Indonesia dengan menggandeng Gojek.

Kepada DailySocial.id, Managing Director TrenMax Brian Yang menyebutkan, melalui GoGAN diharapkan bisa memudahkan brand marketer untuk melakukan kampanye marketing di berbagai kanal secara efektif dan efisien. Tenmax merupakan bagian dari funP Group (BVI). Perusahaan ini didukung oleh pemodal ventura asal Tiongkok seperti CDIB (China Development Investment Bank) Capital Group.

“Setelah meluncur di negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Vietnam, kami ingin memperluas pasar ke Indonesia. Melalui kerja sama dengan Gojek, diharapkan bisa memperkuat kehadiran kita di Indonesia, melayani perusahaan yang ingin melancarkan kegiatan kampanye pemasaran secara efisien,” kata Brian.

Saat ini TenMax telah menjalin kerja sama strategis dengan beberapa media seperti Kompas, Antara, hingga perusahaan Metrodata.

Rencana Bisnis Insider di Indonesia Usai Meraih Gelar “Unicorn”

Awal bulan Maret 2022 lalu, Insider yang merupakan pengembang platform SaaS pemasaran, telah merampungkan pendanaan seri D senilai $121 juta (setara Rp 1,75 triliun) dipimpin oleh QIA. Investasi tersebut membuat Insider masuk ke jajaran unicorn dengan valuasi $1,22 miliar.

Sebelumnya Insider menyampaikan komitmennya untuk menggarap pasar Indonesia, termasuk dengan membangun tim lokal di sini sejak tahun 2020 lalu. Tepatnya saat perusahaan baru mengantongi pendanaan seri C sebesar $32 juta yang dipimpin oleh Riverwood Capital.

Sebagai rencana awal pasca pendanaan baru ini, Insider akan menginvestasikan Rp300 miliar selama tiga tahun ke depan untuk pasar Indonesia. Modal tambahan ini juga akan digunakan perusahaan untuk mendorong perluasan bisnis, meningkatkan teknologi inti perusahaan, dan meningkatkan penjualan lokal, dan investasi kegiatan pemasaran.

“Dengan pendanaan ini perusahaan akan menambah 3x jumlah tim mencapai sekitar 300%. Target kita adalah 50 head count di Indonesia. Saya percaya people adalah aset dan kita mengusung konsep people first untuk bisa mengembangkan bisnis,” kata Country Manager Insider Indonesia Arifin Iskandar kepada DailySocial.id.

Pandemi dorong pertumbuhan bisnis

Pandemi terbukti telah mempercepat akselerasi digital, bukan hanya untuk kalangan individu namun juga bisnis secara khusus. Jika dulunya korporasi masih enggan untuk mengadopsi digital, kini secara sukarela mereka mulai melirik berbagai platform pemasaran SaaS seperti Insider.

Saat ini sudah ada 100 perusahaan yang memanfaatkan teknologi dan layanan dari Insider. Mulai dari perusahaan yang masuk dalam kategori digital native, offline to online, hingga perusahaan baru yang sebelumnya masih belum bersedia untuk mengadopsi kegiatan pemasaran mereka secara online. Semua industri pun saat ini sudah menjadi target dari Insider.

“Saat ini bisa dibilang kita sudah sangat diverse dari sisi industri apa yang kami targetkan. Dulu mungkin kami lebih tertarik kepada perusahaan yang digital native, namun saat ini kami melihat banyak perusahaan yang sebelumnya hanya fokus di offline dan tertarik untuk menyasar online juga sudah menjadi target dari kami,” kata Arifin.

Disinggung seperti apa strategi Insider untuk bisa bersaing dengan pemain asing hingga lokal yang menawarkan layanan dan teknologi yang serupa, Arifin menegaskan dengan pengalaman perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 2012 lalu, mereka mengklaim bisa memberikan the best practice untuk masing-masing klien mereka dari sisi teknologi dan kebutuhan lainnya.

Berkantor pusat di Singapura, Asia Tenggara telah menjadi pasar utama bagi Insider sejak didirikan, dikarenakan Insider pertama kali berekspansi ke 11 wilayah di Asia termasuk Indonesia, Korea, Hong Kong, Sydney, Taiwan, dan Vietnam sebelum Eropa, LATAM, dan AS. Insider ini telah melayani beberapa brand terbesar di APAC termasuk Singapore Airlines, Watsons, Garuda Indonesia, Telkomsel, dan Adidas.

Pemanfaatan data, machine learning, dan AI

Untuk mendukung perusahaan memberikan layanan yang relevan, Insider memanfaatkan data serta penerapan teknologi AI dan machine learning. Proses tersebut yang diklaim sudah menjadi the right foundation bagi Insider dengan mengawali semua dari data, yang mereka dapatkan dari consumer behaviour yang dapat di track dari digital enabler atau digital operator. Selain itu data tersebut juga bisa dikombinasikan dengan data yang sudah ada di sistim legacy.

“Contohnya sebelum pandemi ketika program loyalty dilancarkan sebagai upaya untuk memberikan reward kepada pelanggan, pada umumnya mereka harus datang ke toko atau mall kemudian mendaftar untuk melakukan pembelian. Data tersebut bisa kita gabungkan. Nantinya Insider akan menggunakan teknologi AI dan machine learning untuk bisa menilai customer lifetime,” kata Arifin.

Konsumen saat ini rata-rata terlibat secara digital dengan brand di enam saluran atau lebih. Pemasar ditantang untuk terlibat dengan pelanggan di saluran pilihan mereka saat mereka paling aktif. Platform bertenaga AI Insider menyatukan serangkaian kemampuan personalisasi paling luas dengan
saluran pesan yang muncul seperti WhatsApp, Facebook, RCS, dan SMS.

“Media sosial di Indonesia masih menjadi tools terbaik untuk kegiatan pemasaran. Facebook dan Instagram memiliki jumlah sangat besar di Indonesia dan menjadi channel pilihan untuk kegiatan pemasaran, namun demikian Insider juga memiliki opsi lain di luar media sosial,” kata Arifin.

Mengenal “Iklan Pintar”, Salah Satu Model Bisnis yang Coba Dioptimalkan Warung Pintar

Setelah resmi diakuisisi SIRCLO Group, Warung Pintar semakin gencar mengembangkan solusi bagi jutaan UMKM ritel, khususnya warung. Pada bulan Juli 2021 lalu, perusahaan menghadirkan layanan baru yang diberi nama “Iklan Pintar”, layanan ini berfokus pada solusi promosi terintegrasi yang membantu brand mengakses ratusan ribu pemilik warung dan jutaan konsumen, serta memungkinkan pemilik warung meraih pendapatan tambahan.

Hasil riset internal Warung Pintar menunjukkan lebih dari 80% dana pemasaran brand difokuskan pada pasar modern sehingga menyisakan hanya 20% dana pemasaran untuk pasar ritel tradisional seperti warung. Pasalnya, ekosistem tradisional yang berlapis menimbulkan berbagai keterbatasan dalam proses monitoring program pemasaran sehingga mayoritas brand enggan untuk memanfaatkan warung sebagai kanal pemasaran yang efektif.

Sementara dari sisi pemilik warung, program pemasaran brand kerap dinilai tidak memberikan kompensasi yang adil karena minimnya transparansi. Berangkat dari data tersebut, Warung Pintar memutuskan untuk mulai menggarap solusi Iklan Pintar dalam rangka mendorong pemanfaatan warung sebagai pilihan kanal pemasaran bagi berbagai jenis brand di Indonesia, mulai dari multinasional hingga produk lokal.

Pada dasarnya, praktik pemasangan iklan di warung telah dimanfaatkan oleh brand sejak puluhan tahun lalu. Akan tetapi, pada prosesnya, tim lapangan masih harus berkeliling dari warung ke warung untuk menawarkan program dan melakukan monitoring hasil program secara manual. Dengan jumlah warung yang tidak sedikit serta tenaga dan biaya yang harus dikeluarkan untuk proses monitoring manual, konsep ini menjadi tidak efisien dan efektif.

Berusaha menjawab tantangan tersebut, Warung Pintar, melalui produk iklannya berupaya menawarkan efisiensi bagi brand dalam menjangkau target pasarnya mulai dari pemilik warung hingga konsumer akhir. Melalui platform yang lebih efektif dan terukur, Iklan Pintar menawarkan dua format pemasangan iklan, baik offline maupun online (in-app).

Format online advertising dan in-app activation ditargetkan untuk pemilik warung, brand dapat melakukan promosi secara daring di aplikasi Warung Pintar dan platform lain yang tersedia. Sementara, offline placement memungkinkan brand untuk langsung menjangkau konsumer akhir lewat aset promosi offline di warung-warung yang telah bergabung dengan Warung Pintar, Bentuk pemasaran bisa melalui pemasangan aset brand, penempatan produk, offline activation dan berbagai bentuk promosi offline lainnya.

Untuk bisa menikmati layanan ini, biaya yang ditagihkan ke brand adalah senilai Ro5.000 – Rp10.000 per data konsumer/warung. Tersedia dasbor terpisah untuk memantau program yang sedang berjalan. Selain itu, platform ini juga memfasilitasi diskusi konstruktif antara brand dan Warung Pintar dalam perencanaan program dan target segmen termasuk demografi, jenis warung, dan area/lokasi sekitar warung.

Co-Founder & CEO Warung Pintar Agung Bezharie Hadinegoro mengatakan, “Iklan Pintar hadir tidak hanya untuk membangun loyalty pemilik warung ke brand tertentu, namun juga menghasilkan dampak sosial yang nyata dengan memberikan insentif yang adil dan lebih transparan bagi pemilik warung. Kami harap, layanan Iklan Pintar dapat menjadi solusi terpercaya bagi brand untuk mentransformasi kanal pemasaran agar lebih efektif dan efisien.”

Hingga saat ini, layanan Iklan Pintar telah memungkinkan belasan brand ternama seperti AXE, Kimbo, Sariwangi, Kopi ABC, Good Day, Kopiko, Danone, Bango, Coca Cola, dan lainnya untuk terhubung dengan ekosistem warung di Indonesia.

Partisipasi brand dalam Iklan Pintar ini juga turut membantu dalam memberikan dampak nyata bagi lebih dari 500.000 warung dalam ekosistem Warung Pintar di lebih dari 200 kota. Inisiatif ini juga diklaim telah memberikan insentif bagi pemilik warung mencapai Rp300.000,00+, sekitar 7,5% lebih tinggi dibandingkan kanal pemasaran lainnya.

Iklan Pintar diimplementasikan secara inklusif dengan memanfaatkan ekosistem warung yang tergabung. Penetrasi Iklan Pintar disebut mencapai 400%, lebih tinggi daripada platform lain. Meskipun begitu, menilai operasional layanan yang masih terbilang baru dengan beberapa  fitur masih dalam tahap uji coba, ada beberapa hal yang masih bisa dikembangkan seperti kecepatan manajemen akun, biaya operasional yang dianggap cukup mahal, serta skema literasi teknis di lapangan (mengubah dari offline ke online).

Solusi adtech di Indonesia

Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi pergeseran dalam industri periklanan ke arah penggunaan teknologi periklanan (adtech) baik secara online maupun dalam pengaturan yang lebih tradisional. Startup adtech Indonesia memanfaatkan pertumbuhan populasi negara dan meningkatnya penggunaan internet dan ponsel untuk memasarkan produk dan layanan.

Berdasarkan data dari Statista, total nilai pasar periklanan di Indonesia pada tahun 2018 adalah sekitar $2,57 miliar dan diproyeksikan meningkat menjadi $5,3 miliar pada tahun 2024. Teknologi telah mengubah lanskap dengan menghadirkan efisiensi yang lebih besar pada cara perusahaan membelanjakan iklan mereka.

Meskipun begitu, startup adtech di Asia Tenggara masih menghadapi beberapa tantangan, seperti investasi yang tidak mencukupi, kecenderungan konsumen beralih ke kanal baru, dan persaingan yang meningkat akibat teknologi yang semakin canggih. Ditambah lagi situasi pandemi yang menciptakan banyak ketidakpastian namun juga peluang dalam dunia bisnis saat ini.

Seiring perkembangan bisnis yang ada, solusi adtech turut didesain secara “embedded” ke dalam platform yang memiliki basis pengguna besar. Misalnya, di platform online marketplace Tokopedia, para merchant bisa mengiklankan produknya kepada target pengguna spesifik. Trennya, akan semakin banyak aplikasi dengan ekosistem pengguna besar menjadikan model iklan digital ini sebagai salah satu model bisnisnya.

Application Information Will Show Up Here

Perbedaan Adtech dan Martech dalam Ekosistem Digital

Dalam diskusi mengenai bidang marketing, Anda mungkin bakal sering mendengar istilah “adtech” dan “martech” dilontarkan. Keduanya sepintas terdengar mirip, namun sebenarnya ada sejumlah faktor yang membedakan di antara keduanya.

Terlepas dari itu, di era serba digital seperti sekarang, adtech dan martech tentunya memegang peranan yang sangat penting dalam keberlangsungan suatu bisnis. Tidak peduli seberapa kecil atau besar skala bisnisnya, adtech dan martech bakal selalu bisa difungsikan sebagai solusi untuk membantu mengembangkan bisnis.

Namun sebelum kita membahas lebih jauh mengenai adtech dan martech, ada baiknya kita mengenali dulu perbedaan di antara keduanya.

Apa itu martech?

Dari perspektif sederhana, marketing technology atau martech merujuk pada penggunaan teknologi untuk mengeksekusi strategi pemasaran digital. Secara umum, martech biasanya hadir dalam bentuk SaaS (Software-as-a-Service) dengan fokus pada keperluan automasi, khususnya untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang repetitif, sehingga pada akhirnya memungkinkan para marketer untuk lebih berfokus pada aspek kreatif dan strategis.

Automasi, kalau menurut MarTech Today, dapat mengombinasikan beberapa kriteria, termasuk halnya demografi, firmografi, dan behavioral data, dengan sebuah sistem lead scoring untuk menghasilkan dan mengidentifikasi sales-qualified lead. Harapannya tentu adalah supaya lead ini bisa dikonversi menjadi sales.

Dari sudut pandang lain, martech juga dapat dilihat sebagai penggunaan teknologi untuk mewujudkan, mengukur, sekaligus mengoptimalkan komunikasi dengan potential maupun existing customer via berbagai macam kanal digital. Beberapa contoh produk martech yang umum digunakan adalah customer-relationship management (CRM) platform, content marketing platform, email marketing software, social media management software, dan digital analytics tools.

Apa itu adtech?

Sesuai namanya, advertising technology atau adtech merujuk pada penggunaan teknologi untuk mengekspos sesuatu ke hadapan publik secara luas. Adtech hadir sebagai solusi untuk membantu perusahaan menggaet customer baru, memfasilitasi penyampaian pesan kepada customer secara langsung, sekaligus memastikan bahwa semuanya dieksekusi dengan tepat sasaran.

Beberapa contoh produk adtech yang kerap digunakan meliputi data management platform, Demand Side Platform (DSP), Supply Side Platform (SSP), ad exchange, maupun tag management system.

Adtech dan martech dalam ekosistem digital

digihackaction

Relevansi adtech dan martech terus meningkat seiring tingginya dominasi platform digital. Dewasa ini, hampir semua strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan, baik kecil ataupun besar, melibatkan pengadopsian adtech dan martech, sebab semuanya memang tidak akan luput dari digitalisasi.

Hal ini pada akhirnya membuka peluang untuk menjadi pemain di industri adtech dan martech itu sendiri. Bagi yang bingung harus memulai dari mana, Anda mungkin bisa berpartisipasi dalam acara DigiHackAction 2021.

Event hackathon khusus adtech dan martech pertama di Indonesia ini merupakan hasil kolaborasi antara Telkomsel DigiAds, Tinc, dan DailySocial.id. Acara bertujuan untuk mempermudah bisnis, terutama UMKM yang membutuhkan inovasi dan solusi dalam bidang adtech dan martech.

Acara ini juga dirancang untuk memberdayakan dan membuka kesempatan bagi para inovator yang ingin melanjutkan perjalanan mereka dalam bidang advertising innovation, serta membuat inovasi yang “customer centric” dalam menghadirkan inovasi periklanan yang bisa membantu industri dan Indonesia.

Bagi yang berminat dengan dunia digital advertising dan marketing, Anda bisa mendaftarkan ide atau inovasi di DigiHackAction 2021 tanpa perlu mengeluarkan biaya. Selain berpeluang memenangkan total hadiah hingga 100 juta rupiah, partisipan acara ini juga punya kesempatan untuk memperluas jangkauan koneksi bersama partner Telkomsel DigiAds dan Tinc.

Gambar header: Depositphotos.com.

Digihackaction Membuka Kesempatan Para Inovator yang Ingin Berikan Solusi Kreatif di Bidang AdTech dan MarTech

Perhelatan virtual hackathon di bidang Advertising Technology (AdTech) dan Marketing Technology (MarTech) pertama di Indonesia resmi digelar. Program yang digagas oleh Telkomsel DigiAds, Tinc, dan DailySocial.id ini bakal membuka kesempatan bagi para inovator digital, untuk mengembangkan solusi bagi industri periklanan dan pemasaran berbasis teknologi.

Guna mendorong perkembangan industri AdTech dan MarTech, program Digihacktion menyediakan 3 (tiga) kategori yang bisa dipilih oleh para peserta, yaitu:

  • Advertising and Marketing Direct Solutions

Pada kategori pertama ini peserta dapat menuangkan ide kreatif dan solusi untuk menarik perhatian audiens secara langsung melalui teknologi paling terkini. Diharapkan ide kreatif yang dituangkan dapat memberikan solusi (namun  tidak terbatas) performa dan keterikatan audiens terhadap iklan, meningkatkan peran iklan terhadap pengalaman konsumen dan aplikasi baru yang bersifat disruptif yang menguntungkan bagi industri Adtech dan Martech, seperti ….CRM (Customer Relationship Management), AI/AR/ML, hingga beberapa fitur dari platform yang bisa memberikan solusi bagi pengguna, khususnya UMKM.

  • Advertising and Marketing Support Solutions

Sedangkan jenis challenge yang kedua ini mengharuskan Anda untuk memberikan solusi yang dapat mempengaruhi (namun tidak terbatas) fase pengambilan keputusan, meningkatkan pengalaman konsumen menggunakan beberapa fitur dan gamifikasi seperti Review Aggregator, Market Education Platform, Landing Page Directory & Tracker, Microblogging, Content Distribution, Gamification, Trivia & Tests.

  • Digital Advertising Product and Service Enhancement and Improvement

Pada topik terakhir Anda akan dituntut untuk memberikan kontribusi berupa ide kreatif dan solutif terkait penunjang dan pendukung ekosistem digital baru bagi Telkomsel Digital Advertising dan pemasaran produk, seperti apps integration, marketplace, aggregator, curator, existing inventory utilization, feature revamp, dan ads measurement result.

Kenapa Anda harus mengikuti Digihackaction? 

Selain berkesempatan menjadi bagian penting dalam industri AdTech dan MarTech peserta Digihackaction juga berkesempatan memperoleh berbagai keuntungan yang di antaranya adalah; dukungan materi mentorship yang akan dipersembahkan lewat sesi talkshow bersama para pembicara ahli seperti; Alexander Stefan Tanthio selaku Digital Marketing PT Kalbe Farma, dan juga Lani Rahayu selaku General Manager Digital Advertising Marketing Telkomsel, yang akan berbagi pengalaman dan sudut pandang baru seputar industri iklan dan marketing yang kian dinamis di era digital seperti saat ini.

Dalam program ini, Digihackaction juga memberikan akses menyediakan akses API sandbox kepada peserta yang berhasil memasuki fase 100 besar. Dukungan akses API yang dimaksud berupa API ‘Adtag’ dan ‘Adscript’ yang dapat dimanfaatkan para pengembang sebagai “playground” atau “testing environment” untuk menghasilkan prototipe (purwarupa) terkait solusi bagi AdTech dan juga MarTech. Secara teknis, akses API ini akan diberikan secara eksklusif bagi peserta Digihackaction.

Keuntungan lain yang tentunya juga layak untuk ditinjau adalah, peserta Digihackaction juga berkesempatan dapat memperoleh privilege sebagai anggota komunitas yang didukung oleh Telkomsel Digiads dan Tinc,yang akan memberikan akses penuh kepada peserta untuk meraih kesempatan  mentoring secara eksklusif, dan akses penuh ke laboratorium inovasi Telkomsel pada platform DigiAds. Privilege ini menjadi prioritas yang akan diberikan kepada seluruh peserta. 

Kesempatan bermitra secara strategis bersama Telkomsel khususnya Telkomsel Digiads juga tak luput menjadi salah satu keuntungan yang akan diperoleh peserta dalam hackathon gratis ini. Tak hanya itu, dukungan material kepada para pengembang berprestasi juga disediakan dalam bentuk hadiah uang tunai dengan total senilai 100 juta Rupiah bagi 3 (tiga) peserta yang  memiliki ide paling kreatif dan inovatif.

Bagaimana Cara Mendaftar Digihackaction?

Untuk berpartisipasi dalam Digihackaction, peserta cukup mendaftar melalui halaman resmi ini, dan memasukkan beberapa informasi yang dibutuhkan. Sebagai persyaratan umum, calon peserta diharapkan mampu menjabarkan proposal solusi secara ringkas terkait ide, prototipe, hingga MVP (Minimum Viable Product). Jangan lupa, siapkan pula informasi lain seperti latar belakang permasalahan, rencana bisnis model, dan detail lain terkait tim peserta. Agar memudahkan, Digihackaction juga menyediakan sampel proposal yang juga dapat diunduh langsung di halaman pendaftaran.

Tertarik untuk berpartisipasi memajukan industri AdTech dan MarTech? Langsung saja ke laman digihackaction.id/register.

Dukung Kemajuan AdTech dan Martech Indonesia, Telkomsel Adakan Digihackaction

Era digital telah merevolusi cara masyarakat luas dalam mengonsumsi konten. Cara konvensional yang kian ditinggalkan kini beralih ke konten digital. Revolusi itu mau tak mau juga ikut “memaksa” industri periklanan yang hidup di dalam ekosistem media konten untuk ikut berevolusi.

Sebagai contoh, dekade lalu, media iklan masih didominasi oleh media konvensional seperti televisi, radio, media cetak, dan lain sebagainya. Namun di era ini semua berubah. Platform digital secara pesat mendominasi sebagai medium periklanan yang relevan dengan era internet. Nama-nama besar dari platform sosial media dan medium digital lainnya menciptakan pola (tren) baru dalam dunia periklanan yang disebut dengan AdTech (Advertising Technology).

Secara singkat, AdTech merupakan teknologi periklanan yang memanfaatkan rekayasa perangkat lunak dan keras, untuk membantu para entitas periklanan maupun brand dalam menargetkan, mendistribusikan, sekaligus menganalisis upaya komunikasi dan promosi secara terukur dan tepat sasaran.

Dalam pengaplikasiannya AdTech menyuguhkan teknologi yang transparan dan disuguhkan secara real-time dengan teknologi analytics yang mumpuni. Teknologi tersebut yang nantinya akan menjadi indikator kunci dalam pemanfaatan AdTech. Adapun beberapa contoh platform digital advertising technology seperti SmartyAds, TubeMogul, Simpli.fi, MediaMath,  TADEX (Tanah Air Digital Exchange), dan PubMatic.

Perkembangan Digital Advertising

Di Indonesia sendiri digital advertising muncul sebagai tren positif dalam dunia bisnis, terlebih pada bisnis yang berbasis pada teknologi. Hal ini dibuktikan dengan besarnya anggaran pemasangan iklan digital yang ada di Indonesia, menurut catatan yang dibuat oleh Pubmatic yang berjudul “2019 Global Digital Ad Trends Report” dijelaskan bahwa anggaran Indonesia untuk pemasangan adalah sebesar US$2,6 miliar.

Tentunya yang menjadi faktor utama mengapa iklan digital begitu diminati adalah tingginya penggunaan internet di negara tersebut, menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) negara Indonesia mengalami kenaikan pengguna internet secara signifikan sejak tahun 2019. Tentunya hal ini dapat dilihat sebagai peluang yang menguntungkan bagi perusahaan yang bergerak pada platform digital. 

Tidak mungkin ada solusi jika tidak masalah, salah satu problematika yang sering dialami oleh brand dan perusahaan besar saat ini adalah kesulitan dalam mengolah aset iklan yang mereka miliki.

Solusinya adalah dengan mulai banyak bermunculan perusahaan-perusahaan startup yang menyediakan jasa advertisement technology ini, harapannya adalah dapat membantu memaksimalkan seluruh kegiatan bisnis dari berbagai kelas.

Salah satu inovasi terbaru terkait advertisement technology kini dihadirkan oleh Telkomsel yang bekerja sama dengan DailySocial.id dengan mengadakan Hackathon bertajuk Digihackaction 2021.

Kegiatan hackathon Adtech dan Martech (marketing technology) pertama di Indonesia ini merupakan sebuah terobosan yang dilakukan secara kolaborasi oleh Telkomsel DigiAds dengan Tinc dan DailySocial.id. Acara ini bertujuan untuk mempermudah bisnis, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang membutuhkan inovasi dan solusi dalam bidang AdTech dan Martech. Sekaligus memberdayakan dan membuka kesempatan bagi para inovator yang ingin melanjutkan perjalanan mereka dalam bidang advertising innovation, serta membuat inovasi yang “customer centric” dalam menghadirkan inovasi periklanan yg bisa membantu industri and Indonesia.

Dukung Kemajuan AdTech dan Martech Indonesia, Telkomsel Adakan Digihackaction

Tidak hanya memberikan dampak langsung kepada Adtech dan Martech di Indonesia, melalui beragam ide kreatif yang dimiliki,  Anda berkesempatan untuk bisa menjadi anggota komunitas hingga menjadi partner dan bisa mengikuti program yang diselenggarakan oleh Telkomsel DigiAds dan Tinc. Termasuk menjadi bagian penting dalam pengembangan ekosistem digital di Indonesia bersama Telkomsel.

Bagi Anda yang tertarik dengan dunia digital advertising dan marketing, bisa mendaftarkan ide atau inovasi Anda di Digihackaction 2021, tanpa biaya. Melalui kegiatan ini pula, bisnis Anda memiliki kesempatan untuk memperluas jangkauan koneksi bersama partner Telkomsel Digiads dan Tinc, hingga berkesempatan mendapatkan hadiah hingga Rp100juta. Kami tunggu inovasi terbaik Anda untuk perkembangan AdTech dan Martech Indonesia di Digihackaction 2021.