Seni Memperkuat Aura Kepemimpinan

“Richard is great, but you know…”. Begitu kata teman-teman sekaligus rekan kerja Richard Hendricks di Pied Piper tentang dirinya. Sebagai pendiri perusahaan teknologi itu, Richard dihormati dan diakui skill-nya oleh semua teman-teman, tetapi lambat laun dia mulai mengesalkan teman-temannya karena gagal untuk mengelola perusahaan dengan benar, yang berakibat pencopotan jabatannya sebagai CEO.

Itu adalah cuplikan serial Silicon Valley musim ketiga, yang dimulai dengan masalah klasik dalam sebuah perusahaan atau organisasi mana pun. Perusahaan membutuhkan kehadiran seseorang dengan aura pemimpin sekaligus keterampilan kepimpinan yang kuat.

Sebenarnya, apa yang dimaksud sebagai aura kepemimpinan? Banyak orang yang bilang aura kepemimpinan adalah hal yang abstrak, tidak bisa dijelaskan, tetapi kita bisa tahu ketika kita melihatnya.

Faktanya tidak selalu demikian. Aura kepemimpinan bisa dijelaskan, yang secara umum adalah kombinasi dari kualitas personal, interpersonal dan kecerdasan emosional, yang berpadu secara tepat dalam diri seseorang. Hasilnya akan terlihat dalam performa kerja Anda, apa yang dirasakan oleh orang lain saat berhubungan dengan Anda, serta seberapa efektif Anda berkomunikasi baik secara verbal maupun non-verbal. Semuanya membuat rekan, klien, atau orang yang pernah bekerja dengan Anda merasakan faktor ‘Wow’.

Perlu diketahui juga, aura kepemimpinan tak ada hubungannya dengan busana mahal yang Anda kenakan, gelar, atau bahkan sering kali tidak ada hubungannya hasil kerja Anda yang secara teknis dan skill selalu gemilang.

Untuk bisa mempertegas dan memperkuat aura kepemimpinan Anda, supaya semua orang bisa melihat dan merasakannya, aura kepemimpinan perlu ditebarkan.

Sebagai pemimpin (atau calon pemimpin) Anda akan terus-menerus dievaluasi seberapa baik Anda menampilkan rasa percaya diri, ketenangan, kredibilitas, koneksi, dan karisma.

Nah, berikut ada beberapa strategi sederhana tetapi efektif untuk memperkuat dan mempertegas aura kepemimpinan Anda.

1. Percaya diri 2.0

Orang yang percaya diri (baik pria maupun wanita) dapat dengan mudah memotivasi orang, meyakinkan, dan membuat mereka bersedia untuk mengambil risiko.

Permasalahannya, bahkan orang yang paling percaya diri pun sangat mungkin tergelincir untuk menderita krisis keraguan diri. Di sinilah pentingnya memiliki sebuah strategi pribadi.

Salah satu kunci untuk menampilkan rasa percaya diri adalah dengan mengubah postur fisik Anda. Dengan cara berdiri tegak, bahu terbuka lebar, dan dagu terangkat. Kita dapat mengenali seseorang berwibawa atau tidak, salah satunya dengan cara melihat seseorang memasuki ruangan untuk pertama kalinya, karena otak kita akan menilai kekuasaan seseorang berdasarkan ruang yang diambilnya saat ia berjalan.

Strategi lain yang sama efektif adalah mengingat pengalaman terbaik Anda. Terutama pada saat Anda butuh terlihat percaya diri atau sedang dalam upaya meyakinkan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa bahkan berpikir tentang saat-saat Anda merasa menarik secara fisik atau intelektual, dapat meningkatkan tingkat kepercayaan diri.

2. Tampil elegan dengan kemampuan bersikap tenang

Mantra yang paling baik untuk dapat tampil tenang dan selalu bisa mengendalikan diri dalam situasi yang tidak nyaman, adalah dengan memahami reaksi orang lain.

Bila kita merasa lawan bicara atau peserta rapat menunjukkan rasa tidak senang atau tidak tertarik lewat bahasa tubuh mereka, entah itu investor saat pitching, juri, atau bahkan klien potensial, otomatis dapat memicu berbagai perasaan yang tidak diinginkan. Seperti kecemasan, keraguan diri, dan ketidaknyamanan.

Hal tersebut cukup memicu stres yang mengakibatkan respon limbic otak untuk berada dalam mode ketakutan, reaksinya adalah mengirim sinyal tubuh untuk lari. Dan karena Anda tak bisa lari, hal ini akan memengaruhi bahasa tubuh Anda yang tidak bisa tenang, berkeringat, serta suara yang terpotong-potong akibat napas tak teratur.

Wawasan yang perlu diketahui tentang reaksi orang lain dapat dipetik dari Don Miguel Ruiz dalam bukunya The Four Agreements: A Practical Guide to Personal Freedom (A Toltec Wisdom Book):

“Apa yang orang lain katakan dan lakukan adalah proyeksi dari realitas mereka sendiri, mimpi mereka sendiri. Bila Anda kebal terhadap pendapat dan tindakan orang lain, Anda tidak akan menjadi korban dari penderitaan yang tidak perlu. “

3. Membangun kredibilitas dengan mengucapkan kata-kata yang tepat

Kredibilitas adalah tentang bagaimana Anda berkomunikasi dan tentang bahasa tubuh yang selaras dengan pesan verbal, berkata jujur, bersikap empati, dan efektivitas kata-kata. Selain itu, ternyata pemilihan kata-kata tertentu bisa efektif untuk mendongkrak kredibilitas.

Sebuah studi di Harvard membuktikan hal itu. Studi ini meminta subyek untuk menyela antrian fotokopi, situasinya sudah ada lima orang yang mengantri. Subyek pertama menggunakan kalimat biasa, seperti: “Mohon maaf, bolehkah saya menggunakan mesin fotokopi duluan?”. Hasilnya memiliki tingkat keberhasilan 60 persen.

Namun, ketika subyek lain menggunakan kalimat yang disertai alasan kuat, seperti: “Mohon maaf, bolehkah saya menggunakan mesin fotokopi duluan, karena ini mendesak?”. Tingkat keberhasilannya naik hingga 94 persen.

4. Ganti fokus Anda dalam menjalin relasi

Modal sosial adalah keuntungan yang ada karena hubungan sosial Anda. Modal sosial tercipta akibat dari hubungan yang Anda miliki dengan orang lain. Ini adalah komoditas yang berharga dalam bisnis saat ini.

Hal ini bisa dimulai dengan perubahan sikap: menjalin hubungan bukan tentang mempromosikan diri sendiri atau mendapatkan bisnis baru. Ini tentang menciptakan atau memperdalam hubungan profesional.

Coba lakukan hal ini di acara networking berikutnya: Masuk dalam setiap percakapan dengan tujuan menemukan sesuatu yang dapat Anda lakukan untuk orang lain. Saat Anda mengambil fokus dari mempromosikan diri sendiri dan meletakkannya pada membantu orang lain, Anda secara dramatis meningkatkan kemampuan Anda untuk terhubung secara professional dengan orang lain.

5. Bahasa tubuh yang tepat

Orang-orang yang pernah bertemu dan berbincang dengan Anda,  tidak akan selalu ingat yang Anda katakan, tetapi mereka tidak akan pernah lupa bagaimana perasaan mereka saat bertemu Anda. Reaksi emosional yang bisa Anda berikan terhadap orang lain, lebih berkesan dibanding kata-kata Anda.

Perjalanan karier saya dari dulu hingga saat ini mengharuskan saya untuk bertemu, duduk, dan mewawancarai orang-orang sukses dari berbagai industri. Tidak melulu yang berkecimpung di dunia teknologi dan tidak semuanya berusia muda, ada beberapa di antara mereka yang saya temui sudah berusia sangat matang.

Meski saya telah diajari sebagai jurnalis, bahwa ketika saya bertemu dengan orang penting (sukses, berkedudukan tinggi, terserah apa saja sebutan lainnya), harus ingat bahwa posisi antara saya dan dia adalah sejajar.

Ada perbedaan ketika bertemu seseorang yang sukses dan sangat hebat di bidangnya dengan saat bertemu seorang pemimpin yang karismatik. Saat bertemu golongan yang pertama, saya merasa bahwa orang ini benar-benar hebat dan patut dikagumi karena prestasinya. Tetapi saat bertemu dengan seorang pemimpin karismatik, yang saya rasakan justru adalah saya yang merasa hebat, percaya diri, dan berprestasi.

Perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan bahasa tubuh. Golongan yang pertama mayoritas mempunyai bahasa tubuh yang menimbulkan kesan percaya diri, kuat, dan prestisius. Sedangkan golongan kedua mempunyai bahasa tubuh yang memancarkan karisma, hangat, serta terbuka.

Lalu, bagaimana supaya bisa punya bahasa tubuh yang bisa secara kuat mempengaruhi orang lain itu? Di antaranya termasuk kontak mata, senyum dan postur terbuka — kaki tidak disilang, lengan tidak bersedekap, telapak tangan terbuka atau diletakkan dengan nyaman di meja.

Mengungkap Rahasia “Roadmap” Sukses Anda

Apakah kalian percaya bahwa hidup adalah ujian? Sebagian besar kaum yang mengaku beragama akan mempercayai hal ini, karena mereka diajari ada kehidupan lain di alam lain setelah kematian. Ada surga dan neraka, dan kehidupan di dunia ini merupakan ujian yang akan menentukan di mana mereka berada nantinya.

Mari kita anggap saja seperti itu. Bahwa hidup ini adalah ujian, dan seperti ujian-ujian saat kita sekolah dulu, kelulusan harus melalui tahap mengerjakan soal. Itu berarti menjawab pertanyaan. Jadi bisa dikatakan manusia hidup untuk menjawab pertanyaan.

Pertanyaan seperti apa?

Kita mengetahui, sudah sejak lama para filsuf hadir, dan mulai menantang mitos tentang alam dengan mempertanyakan. Mereka dapat dikatakan para filsuf alam. Mereka tertarik dengan alam, tumbuhan, dan pergantian musim. Mereka tidak menerima begitu saja pengetahuan alam dari penjelasan cerita-cerita dewa. Mereka mulai bertanya, kemudian berpikir mencari penjelasannya.

Saat ini, bisa dikatakan banyak pertanyaan tentang alam telah terjawab oleh ilmu pengetahuan. Ya, ilmu pengetahuan lahir dari pertanyaan, dan keingintahuan tentang sesuatu. Manusia memiliki asumsi, kemudian hipotesis awal, hingga tergerak melakukan penelitian untuk menarik kesimpulan yang bisa disebut fakta. Dunia berkembang, dan peradaban terjadi hanya karena manusia selalu mempertanyakan segalanya.

Lalu, bagaimana dengan manusia itu sendiri? Apakah manusia juga dapat berkembang menjadi versi terbaik dirinya dengan bertanya? Jawabannya adalah: Ya.

Sumber dari kesengsaraan atau kebahagiaan kita bisa jadi adalah sesuatu yang sangat sederhana yakni aktivitas sehari-hari. Bagaimana cara kita menjalankan hidup. Apakah hidup yang dijalani sesuai dengan keinginan kita atau kita hanya menjalankan hidup seperti apa adanya, sebab hanya sebatas itulah pengetahuan kita akan hidup.

Sebagian besar waktu, kita bereaksi terhadap situasi dengan mengikuti jalur yang paling ringan perlawanannya. Masuk akal bahwa hal ini terjadi, karena siapa sih, yang mau hidup susah?

Menjalani hidup seadanya bisa dicontohkan seperti ini: saat ada kesempatan kerja, dan kita butuh uang, kita menerimanya tanpa benar-benar mempertimbangkan lagi apakah itu pekerjaan yang disukai atau tidak. Perut kenyang, tagihan terbayar, bahkan kesenangan serta hobi diri terpenuhi. Selesai.

Masalahnya adalah jika Anda mengulangi siklus ini terus menerus, suatu hari Anda akan bangun tidur dan merasakan hampa.

Sebelum kehampaan menggerogoti kebahagian kita sebagai manusia, perlu untuk ‘menggugat’ pola perilaku. Bukan hanya bisnis saja yang harus di-disrupt agar bisa berhasil, tetapi Anda juga.

Caranya, dengan sejenak memberikan diri kesempatan untuk  menjawab tiga pertanyaan paling dasar.  Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan berfungsi sebagai roadmap Anda untuk sukses.

Pertanyaan 1: Apa yang saya inginkan?

Pertanyaan ini sangat sederhana, tetapi kalau direnungkan jawabannya tak pernah benar-benar mudah. Nah, sekarang apakah Anda pernah meluangkan waktu untuk sejenak ​​bertanya pada diri sendiri pertanyaan ini? Atau ini justru baru terpikirkan ketika seseorang menanyakan kepada Anda?

Pertanyaan lanjutannya kemudian: apa yang Anda inginkan dari kehidupan? Di mana Anda ingin hidup? Anda ingin bersama dengan siapa? Apa yang ingin Anda lakukan setiap hari? Seperti apa Anda ingin dikenang?

Memikirkan hal ini bukan pekerjaan buang-buang waktu. Ini adalah hal yang penting. Anda mungkin tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan hati saat ini, besok, minggu depan, atau bahkan pada akhir tahun ini. Tidak masalah. Yang penting adalah latihan untuk terus mempertanyakan diri.

Dengan cara selalu bertanya “apa yang benar-benar saya inginkan?” dan menjawab dengan jujur, Anda mempersenjatai diri dengan kekuatan untuk terus melanjutkan langkah meraih tujuan, tak peduli jika itu harus dilalui oleh tangis dan darah. Sekaligus memiliki senjata yang paling ampuh dari semuanya: kemampuan untuk mengatakan tidak, kepada hal yang tidak ingin Anda jalani.

Pertanyaan 2: Siapa yang bisa saya bantu?

Pertanyaan ini adalah rahasia untuk mendapatkan segala sesuatu yang diinginkan dalam hidup. Lihat sekitar kita, lihat ke orang-orang yang menderita atau sedang kesusahan, lalu bantu mereka. Dalam dunia bisnis, kita sebut ini added value.

Setiap bisnis yang sukses, setiap karier yang gemilang, dan setiap organisasi yang kuat bisa tercipta hanya karena fokus melayani orang lain. Membantu orang lain mempermudah kehidupannya.

Cara untuk mencari tahu siapa yang akan dan ingin Anda layani bisa dengan mengamati orang yang berada di sekitar Anda. Tanyakan kepada mereka hal-hal yang menjengkelkan dalam hidup mereka. Tanyakan juga kepada mereka bagaimana Anda bisa membantu.

Jika Anda melakukan praktik ini, Anda akan menemukan pasokan tak terbatas peluang usaha. Ini bukan janji kosong, ini semua sudah terdokumentasi dalam  perjalanan hidup orang sukses yang tak terhitung jumlahnya.

Pertanyaan 3: Mengapa tidak sekarang?

Jangan abai bertanya pada diri sendiri pertanyaan ini setiap hari. Alasannya sangat sederhana, jika otak kita melihat daftar panjang hal yang harus dikerjakan, itu akan memicu pertanyaan, “Kenapa tidak besok saja?”

Dan karena kita hanya manusia manusia biasa yang lemah dengan godaan, respon dari jawaban tercepat adalah “Ya, kenapa tidak besok?”

Cobalah untuk mengajukan tiga pertanyaan ini pada diri sendiri sekarang. Anda akan berpikir tentang kehidupan yang ingin dijalani. Kemudian berpikir tentang orang-orang yang ingin Anda bantu. Akhirnya, keinginan untuk memulainya saat ini juga.

Ah, mana sempat? Kerjaan saya banyak. Tidak perlu merenungkan sepanjang hari juga. Semua latihan ini hanya membutuhkan waktu paling lama lima menit. Anggap saja ini waktu untuk diri Anda sendiri. Dan lakukan kegiatan ini setiap hari. Jangan heran jika Anda tiba-tiba dibanjiri ledakan ide, hingga cara mengeksekusinya.

Seiring dengan waktu, latihan sederhana ini akan mengungkapkan roadmap tunggal untuk kesuksesan Anda.

Ingat kawan, salah seorang ulama, dan sastrawan besar negeri ini pernah mengatakan,  “Jika hidup hanya sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau kerja hanya sekadar kerja, kera juga bekerja.”

Jadi, apa bedanya kita dengan babi dan kera?

Kalau ini biar kita sama-sama mencari jawabannya. Untuk diri sendiri, bukan orang lain.

Lima Perubahan Menuju Jalur Sukses

Caturwulan pertama tahun 2016 segera berakhir. Setiap orang ingin menjadi lebih baik dan meraih hasil yang lebih hebat lagi. Bagi seorang entrepreneur, cita-cita ini menjadi lebih kompleks. Karena bukan hanya dirinya yang harus lebih baik, tetapi bisnisnya secara keseluruhan.

Untuk meraih hal itu, seorang entrepreneur harus terus mencari cara untuk terus berkembang dan berubah. Ada lima hal yang harus dilakukan entrepreneur untuk memastikan diri terus berada dalam jalur menuju sukses.

1. Refleksi diri

Luangkan waktu untuk benar-benar mengenali kekuatan dan kelemahan diri selama ini, dan yang dapat Anda lakukan untuk mengubahnya. Tuliskan tujuan, baik yang pribadi maupun profesional, dilanjutkan dengan menuliskan langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk mencapai tujuan tersebut. Kemudian, tempatkan catatan itu di sebuah tempat yang gampang terlihat, baik di rumah maupun di kantor. Sebab, Anda membutuhkan pengingat setiap saat untuk menjadi penggenjot semangat.

2. Berhenti mencoba melakukan semuanya sendiri

Banyak pengusaha yang akhirnya kewalahan karena berusaha melakukan terlalu banyak hal. Mulai sekarang, cobalah untuk mencari bantuan. Buat daftar kekuatan dan kelemahan Anda, dan lihat mana saja yang kira-kira butuh bantuan orang lain. Kemudian, carilah orang yang ahli dalam bidang itu. Bantuan terkadang diperlukan sehingga Anda bisa fokus kepada hal lain yang juga penting.

3. Cari mitra bisnis

Banyak orang bercita-cita menjadi penguasa tunggal bisnisnya. Tetapi terkadang, bermitra dalam bisnis juga diperlukan demi kemajuan bisnis. Terutama bermitra dengan orang yang ahli dalam bidang yang tidak Anda kuasai.

4. Merencanakan pola hidup lebih sehat

Kesehatan sangatlah penting bagi siapa saja. Termasuk bagi Anda para pebisnis, karena tanpa tubuh yang sehat, tentu pekerjaan juga akan sangat terganggu. Hidup sehat bukan hanya berarti berat badan turun atau daftar keanggotaan gym, tetapi butuh disiplin yang tinggi. Tetapkan tujuan untuk makan lebih baik, berolahraga lebih banyak dan mendapatkan lebih banyak tidur. Jika Anda merawat tubuh dan kesehatan Anda, Anda akan memiliki lebih banyak energi dan fokus untuk menuangkan ke dalam bisnis Anda.

5. Terus belajar

Salah satu cara terbaik dan paling mudah untuk terus menimba ilmu adalah membaca. Luangkan waktu untuk membaca tentang topik yang Anda minati. Mendedikasikan satu sampai dua jam per minggu hanya untuk membaca, merupakan hal yang bagus untuk memulai. Ada banyak orang yang telah sukses dan ingin berbagi pengalaman mereka. Pelajarilah saran mereka. Tak peduli, bila Anda saat ini termasuk yang andal dalam bidang Anda, selalu ada pengetahuan advance, atau skill tambahan yang bisa di-upgrade ke level sebelumnya.

Tanda-Tanda Anda Adalah Penghalang Utama Sukses Anda Sendiri

Paling gampang mengenali faktor luar yang menghalangi sukses kita. Bisa jadi latar belakang pendidikan. Bos yang tak berperasaan, yang tidak pernah secuil pun menunjukkan penghargaan atas kerja keras Anda. Atau ide bisnis yang “kecolongan” langkah.

Sebagian besar dari kita bisa dengan mudahnya mengelontorkan hal-hal yang menjadi batu kerikil di dalam sepatu saat kita ingin sprint menuju kesuksesan. Namun jauh lebih sulit untuk mengidentifikasi faktor internal yang mencegah kita untuk berhasil dan biasanya faktor-faktor ini jauh lebih signifikan.

Kesulitan ini berpangkal kepada dua isu besar. Isu pertama adalah sulit untuk mengetahui Anda telah menyabotase diri sendiri karena sering terjadi di bawah sadar. Celakanya, tak seorang pun tahu, apalagi berusaha untuk menghentikan Anda melakukannya.

Berbeda kondisinya jika Anda akan mengambil keputusan bisnis yang salah. Tim Anda, orang kepercayaan Anda, akan dengan segera mengangkat suara mengeluarkan pendapatnya. Membuat Anda duduk, mendengar, dan berpikir kembali.

Hal kedua adalah soal perbaikan diri. Bahkan jika Anda dapat mengidentifikasi perilaku ini, kebiasaan tersebut sulit untuk diperbaiki karena biasanya bagian dari kepribadian Anda yang telah mengakar menjadi kebiasaan Anda bereaksi terhadap sesuatu.

Berikut ini adalah beberapa contoh yang paling umum tindakan yang menyabotase sukses jangka panjang Anda:

Menyerah terlalu dini

Ketika dihadapkan dengan kesulitan, sebagian kecil dari kita akan terus maju, dan sebagian lainnya menyerah. Siapa pun yang menyerah langsung meninggalkan harapan sukses, sementara orang-orang yang bertahan akan menemukan kesempatan lain untuk sukses pada akhirnya. Ini terdengar sederhana di atas kertas, lalu mengapa begitu banyak orang menyerah sebelum waktunya?

Kadang usaha yang diperlukan untuk naik ke tahap berikutnya begitu menakutkan. Kadang karena sudah merasa kalah habis-habisan. Kadang itu karena mereka diam-diam takut sukses. Salah satu dampak sukses adalah menjadi wajah bisnis Anda. Tak semua orang nyaman tampil ke depan.

Biar bagaimana pun Anda berutang kepada diri sendiri untuk mencari tahu alasannya. Jadi kenapa Anda menyerah?

Tidak memangkas kerugian dengan segera

Orang cenderung untuk meningkatkan investasi mereka dalam skenario yang tidak menguntungkan hanya karena mereka sudah menginvestasikan banyak hal ke dalamnya. Waktu, tenaga, hingga modal.

Ini berarti mempertaruhkan lebih banyak uang dalam upaya untuk menutup kerugian sebelumnya. Versi Anda dapat berbentuk terus bertahan dalam kondisi kerja yang buruk atau bisnis model yang gagal.

Menyerah sebelum waktunya berarti Anda menyabotase sukses jangka panjang. Ini buruk, tapi sama buruk dengan bertahan dalam kerugian.

Anda mengira, Anda sudah cukup mumpuni

Sebagian besar hambatan berakar pada kurangnya kepercayaan diri,  tapi terlalu overdosis PD juga bisa menjadi hal yang buruk. Misalnya, jika Anda berpikir Anda sudah cukup jago dalam bidang Anda, Anda tidak akan berusaha untuk terus memperbaiki diri.

Jika Anda berpikir ide bisnis Anda cukup baik untuk menarik investor, Anda tidak akan bekerja untuk memperbaikinya. Tak pelak, dalam skenario ini, Anda akan memukul penghalang utama, dan tidak akan dapat maju. Lalu solusinya apa? Mengetahui bahwa Anda selalu memiliki ruang untuk perbaikan dan terus-menerus berusaha untuk mencapainya.

Anda takut mengecewakan orang lain

Terlepas dari betapa gencarnya budaya merangkul kegagalan yang dihembuskan dari Silicon Valley, sama dengan slogan jangan menyerah, menjadi diri sendiri, atau berpikir positif. Semua itu lebih mudah dikatakan daripada dilakukan.

Budaya, kita melihat kegagalan sebagai hal negatif dan permanen. Kalau pun Anda dikeliling orang-orang dengan pola pikir Silicon Valley, apakah itu berlaku jika Anda keluar dari zona Anda.

Bagaimana dengan ketakutan akan pandangan keluarga, orangtua, kerabat, sahabat, atau bahkan orang terkasih? Jika Anda memulai bisnis dan gagal, Anda akan merasa telah mengecewakan mereka semua.

Tentu saja, pikiran tersebut tidak rasional. Kegagalan adalah pelajaran yang mengubah kesalahan kita menjadi emas. Jika Anda berhenti takut gagal, Anda akan mengambil risiko lebih terdidik dan Anda akan lebih percaya diri dalam keputusan Anda.

Menolak kenyamanan tetapi terbuai olehnya

Sebagian besar dari kita lebih suka kenyamanan. Misalnya, Anda malas mencoba tempat baru, karena sudah nyaman dengan tempat “nongkrong” sekarang yang sudah seperti rumah kedua.

Atau alih-alih berusaha untuk bertemu orang asing, Anda hanya berkumpul dan bicara dengan social clique Anda, saat event seperti Echelon kemarin. Mungkin karena kesibukan yang menyita, Anda jarang bertemu dengan mereka, tetapi tetap saja itu berarti Anda senang dengan kenyamanan.

Skenario lain, justru menghindari event tersebut, karena merasa “ah, itu hanya sebuah kontes kecantikan’. Well, Anda sesekali harus bertemu dengan orang atau berada di situasi yang mengintimidasi (baca tidak nyaman) demi untuk menantang diri sendiri berkembang.

Ini tidak berarti Anda harus selalu memilih opsi tidak nyaman. Sebaliknya, ini dimaksudkan untuk menggambarkan gagasan bahwa “tidak nyaman” sering berarti “menantang” dan hal-hal menantang membantu untuk berkembang.

Mencari momen yang tepat

Apakah Anda ingin memulai bisnis Anda sendiri? Keluar dari pekerjaan saat ini? Atau berinvestasi dalam usaha baru? Kebanyakan dari kita lumpuh oleh mencari waktu “sempurna” untuk bertindak.

Entah menunggu sedikit lebih banyak modal, stabilitas yang lebih baik, atau sedikit informasi lebih lanjut. Masalahnya adalah waktu yang tepat tidak pernah datang dengan sendirinya.

Setiap saat penuh dengan ketidaksempurnaan dan tidak peduli berapa lama Anda menunggu, akan selalu ada risiko yang terkait dengan keputusan Anda. Berhenti menunggu, dan lakukan apa yang ingin Anda lakukan sekarang.

5 Cara Menjadi Orang yang Berpengaruh

Dunia semakin bergerak cepat dan laju pergerakannya hanya akan terus meningkat. Hal ini menantang semua orang yang ingin maju untuk memikirkan ulang segala hal yang sedang, telah dikerjakan, atau cara baru untuk meraih hasil lebih baik. Seorang pemimpin akan ditantang membuat tim kerja yang tidak hanya bisa bekerja sama dengan baik, teetapi juga berinovasi dan menemukan solusi-solusi baru.

Agar tidak dilibas perkembangan zaman, dalam memimpin sebuah tim diperlukan sosok pemimpin yang berpengaruh, baik terhadap stafnya maupun kepada dunia luar. Akan sulit untuk membuat orang bergerak bersama ke satu arah, bila tak ada yang bisa memengaruhi mereka.

Berikut adalah lima cara untuk menjadi lebih berpengaruh terhadap sekitar:

1. Membangun koneksi transformasional

Koneksi yang Anda bangun bersama tim akan menentukan keberhasilan atau kegagalan. Untuk bisa  mewujudkan sebuah koneksi transformasional, diperlukan sebuah hubungan yang terbentuk dengan tulus.

Upaya untuk membangun hubungan semacam ini adalah tentang memilih sekelompok orang yang bekerja sama, dan kemudian bahu-membahu membangun strategi untuk sukses.

Orang-orang yang Anda pimpin harus dibimbing untuk memiliki pemikiran yang berkualitas, menjadi kelompok yang kerap menciptakan perspektif baru, mendukung, dan ikut senang saat usaha yang dirintis berhasil.

2. Merangkul keberagaman

Keberhasilan hanya bisa diraih dengan bekerja sama. Memang tidak mudah membuat para profesional yang ahli di bidangnya, dengan beragam latar belakang dan pemikiran, untuk bisa bekerja sama dengan baik dalam sebuah tim.

Untuk urusan ini, memimpin tim memang merupakan seni. Yang penting Anda harus menghormati segala keberagaman yang ada di dalam tim Anda dan juga menghormati nilai-nilai perusahaan. Bersama mereka (leading with), bukannya memerintah mereka dan menentukan peluang serta ukuran-ukuran sukses yang bisa menjadi tujuan bersama.

3. Ciptakan ritme yang paling sesuai

Setiap pilihan dan tindakan yang kita lakukan, setiap kata yang kita ucapkan, memiliki kemampuan untuk memengaruhi orang lain. Dalam memimpin, tidak pernah ada patokan baku tentang “ini yang harus diucapkan seorang pemimpin yang baik, ini cara mengambil keputusan yang baik, dan seterusnya.”

Jangan berpatokan terhadap sebuah teori. Temukanlah pola kepemimpinan yang paling cocok dengan menggali dan mempertimbangkan segala hal yang Anda punya, mulai dari nilai, skill, hingga mimpi Anda. Pendeknya, jadilah diri sendiri, dan itu akan efektif dalam memberi pengaruh positif bagi tim Anda.

4. Semangat berkompetisi

Yang paling penting bukan kompetisi dengan orang lain, tapi berkompetisi dengan diri sendiri. Anda harus menjadi pesaing utama diri Anda. Jangan cepat puas, jika berdasarkan hasil evaluasi Anda dinilai bekerja dengan baik di proyek yang lalu, usahakan untuk bekerja lebih baik lagi di proyek berikutnya.

Anda tidak akan bisa memengaruhi orang lain, terutama rekan sekerja jika Anda tidak memperlihatkan semangat dan kreativitas, serta terlihat sudah nyaman dan puas di posisi Anda saat ini.

5. Bicaralah dan berkolaborasi secara terbuka

Anda dapat mempengaruhi lebih banyak orang jika Anda terbuka dan memperlihatkan keinginan untuk bekerja sama, serta memperlihatkan komunikasi yang jelas, jujur serta siap mendengarkan pendapat orang lain.
Ya, kedua hal ini adalah kunci, karena jika Anda tidak melakukannya, tentu mustahil bisa membuat perubahan pada orang-orang sekitar Anda. Anda menutup kesempatan mereka untuk mendapatkan pengaruh dan perubahan positif dari pengetahuan, pengalaman dan pemikiran yang Anda punya.

Cara Menyingkirkan Kepercayaan Diri yang Semu

Percaya diri (PD) itu harus mengakar dari dalam dan timbul ke permukaan dalam bentuk tindakan konstan sehari-hari. Sifat ini bukan image yang sengaja ditampilkan di media sosial.

Orang bisa menjadi siapa saja, atau apa saja di dunia digital, bukan sesuatu yang mengejutkan lagi. Itu sudah rahasia umum katanya. Tetapi aktor dibayar untuk memerankan orang lain, sedangkan Anda tidak mendapatkan keuntungan dari berpura-berpura, selain kelelahan mental.

1. Fokus pada pengembangan diri

Cara paling jitu mendongkrak PD adalah dengan memiliki dan menguasai skill. Begini, anggap saja Anda yakin bisa menyanyi. Tentu Anda tidak akan ragu untuk mengambil mic, atau ikut bersenandung saat musik mengalun, sebab Anda yakin, suara Anda tidak akan membuat orang sakit kuping. Itulah konsep paling sederhana dari PD.

Semakin Anda menguasai skill dengan baik, semakin kuat kepercayaan diri Anda dari dalam. Ini bisa diraih dengan pola pikir yang terus fokus untuk selalu berkembang.

Semua bermula dari pola pikir, begitulah pakar pengembangan diri berkoar-koar di luaran sana. Segala pikiran negatif tidak akan membawa Anda ke mana-mana.

Tidak bisa menyingkirkan pikiran negatif, cobalah untuk mengalihkan dengan mengisi hari dengan kegiatan pengembangan diri. Membaca, online course, kelas leadership, seminar, dan panel diskusi. Atau sesederhana mencoba untuk melakukan hal-hal sendiri, tanpa menyuruh orang lain. Bagaimana dengan menguasai resep steak yang enak? Atau merakit sendiri lemari IKEA yang dibeli. Bila Anda berhasil menguasainya, PD pun akan lahir dengan sendirinya. Selain itu kegiatan akan membuat Anda terlalu sibuk, untuk berpikiran jelek.

2. Menjaga dan merawat penampilan

Tidak, ini tidak dimaksudkan untuk selalu up to date dalam soal gaya. Ini juga bukan berarti keuangan Anda harus kering akibat kebanyakan gaya. Cukup berusaha selalu tampil layak, tanpa menghilangkan unsur nyaman. Sebab tak ada yang lebih menarik dari seseorang yang mengenakan busana pas di badannya, terlepas dari berapa pun harganya.

Dunia yang ideal, adalah dunia tidak menilai seseorang melalui penampilannya. Tetapi kita hidup di dunia yang jauh dari ideal. Rumus sederhananya, jika Anda tampil baik, Anda akan merasa baik.

Tinggalkan T-Shirt butut, dan sendal kotor Anda di rumah. Tak peduli kantor Anda memiliki budaya santai, bisnis yang Anda rintis belum memiliki valuasi miliaran rupiah, atau sekarang Anda masih di level kacung, mulainya tampil layaknya orang sukses.

3.  Tampil di publik

Menempatkan diri pada situasi, semua perhatian terarah kepada Anda, akan melatih Anda untuk berpikir dan bertindak dengan cepat. Caranya bisa beragam, mulai dari meeting. Saat Anda mengeluarkan pendapat, semua perhatian akan tertuju ke Anda. Cara lain adalah dengan mengambil kesempatan menjadi pembicara, dalam event kecil maupun besar.

Berdiri di panggung, dengan semua mata menuju pada Anda, ampuh untuk meningkatkan kepercayaan diri. Selain itu, kelas-kelas public speaking juga bisa membantu Anda membangun rasa percaya diri.

4. Kenali secara dekat Impostor Syndrom

Setiap orang yang sukses maupun pencundang kelas teri sekalipun tidak pernah bebas dari yang namanya self doubt. Dalam satu titik dia akan meragukan dirinya.

Menariknya tentang Impostor Syndrom adalah korbannya hanya orang-orang yang high achiever. Pribadi yang memiliki tujuan besar, dan berkomitmen kuat dalam mencapainya. Satu titik ia akan kehilangan pegangan, dan merasa bahwa semua yang diraihnya tak lebih dari faktor keberuntungan.

Memberikan upaya terbaik artinya berbeda dengan berusaha menjadi terbaik dibandingkan orang lain. Mengatasi Impostor Syndrom membutuhkan penerimaan diri, bahwa Anda tidak perlu sempurna atau menjadi seorang master untuk layak menerima keberhasilan yang telah dicapai, dan penghargaan yang Anda peroleh di sepanjang jalan.

Pembunuh Berdarah Dingin Itu Bernama: Malas

Seperti laut, motivasi juga ada pasang surutnya. Baiklah, dapat dimengerti jika ada hari-hari yang membutuhkan motivasi ekstra untuk mulai bekerja. Hari-hari tanpa produktivitas yang berarti. Penyebabnya bisa macam-macam, kelelahan bekerja hari atau minggu sebelumnya, sedang galau, atau pada saat perut melilit dikuti dengan kram yang hilang timbul akibat derita “bulanan”. Sedangkan kantor tidak mengadopsi aturan cuti bulanan yang sudah jelas-jelas ada peraturannya.

Sebenarnya, tak ada yang salah dengan sedikit bermalasan, seperti break bermain pingpong atau game, setelah bekerja keras selama beberapa jam. Tidak semua orang mampu berkonsentrasi, dan fokus dalam waktu panjang. Sesekali break, justru akan membuat pikiran lebih segar.

Namun jika keadaan ini terjadi sepanjang hari, dan hampir setiap hari kerja, artinya ada yang salah dengan Anda. Fakta tak enak yang harus Anda telan lainnya, passion tidak ada hubungan dengan karakter malas yang sudah mendarah-daging.

Kemalasan dapat diterjemahkan begini, keinginan untuk menganggur, tidak melakukan apa-apa, dan menolak untuk berupaya menghasilkan atau menyelesaikan sesuatu. Ini adalah keadaan pasif, dengan membiarkan segalanya tidak berubah. Tumpukan email yang tidak terbalas, post it di dinding Scrum yang tak juga bergeser ke kolom: done!

Nah, kalau ini adalah kondisi sehari-hari, Anda wajib melakukan sesuatu terhadapnya. Atau reputasi, kredibilitas, dan skill Anda akan dipertanyakan. Perlahan dengan pasti akan “membunuh” kesempatan diri meraih sukses, lalu dengan kejam menghempaskan Anda dalam kegagalan.

Untuk mengatasinya, ada beberapa tip sederhana:

1. Memecah tugas menjadi bagian-bagian lebih kecil

Saat tiba di kantor, sering sekali berada dalam situasi terjebak dengan tumpukan tugas yang harus dikerjakan. Kadang hal tersebut membuat bingung untuk memulai sesuatu. Apa yang harus dikerjakan? Mana yang lebih dulu?

Kondisi lain, Anda terbebani dengan proyek besar. Hal ini membutuhkan banyak hal untuk dikerjakan mulai dari riset hingga eksekusi. Melihatnya saja sudah terbayang, banyaknya tugas yang harus dikerjakan.

Kalau sudah begini, pecah saja semuanya menjadi tugas-tugas lebih kecil. Mau tak mau Anda harus membuat daftar atau tabel. Pilih saja metode yang sesuai. Intinya menentukan prioritas, membagi tugas menjadi penting dan mendesak, penting tetapi tidak mendesak. Kerjakan tugas di poin-poin pertama lebih dahulu. Jika sudah selesai baru beralih ke poin yang kedua.

woman-hand-desk-office

2. Istirahat, tidur dan olahraga

Dalam beberapa kasus, kemalasan disebabkan oleh ketahanan fisik yang lemah. Kurang tidur, tak hanya menyebabkan tubuh kurang energi, tetapi mood juga berantakan. Kalau Anda tipe yang gampang lelah, mungkin sekali karena tubuh Anda jarang diolah. Solusinya adalah Anda wajib memberikan diri istirahat yang cukup dan juga olahraga. Klise? Memang sih, tapi tiga hal ini didukung oleh banyak bukti ilmiah. Masih mau membantah?

3. Membangkitkan motivasi dan visi ke depan

Sulit rasanya untuk menjadi seorang yang produktif, saat motivasi berada pada titik minus. Anda dapat memperkuat motivasi Anda melalui visualisasi, dan berpikir tentang pentingnya menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan Anda.

Seringlah merenung tentang mimpi Anda, dan kehidupan macam apa yang ingin Anda jalankan. Hal ini bisa menjadi motivasi kuat untuk bertindak serta menolak bersikap idle.

4. Fokus kepada manfaat dan konsekuensi

Pikirkan tentang manfaat yang akan didapatkan jika berhasil mengatasi kemalasan. Pikirkan hasil yang bakal dicapai. Proyek besar, klien yang kembali, hingga bonus yang menggiurkan. Ini jauh lebih jitu untuk mengusir rasa malas daripada berpikir tentang kesulitan atau hambatan.

Berfokus pada kesulitan melaksanakan tugas akan mengarah kepada kekecewaan. Akhirnya tanpa disadari, Anda akan menghabiskan waktu, melakukan apa saja selain menyelesaikan tugas. Misal, Anda ketakutan mendapatkan penolakan lagi dari klien. Dihantui oleh perasaan itu akan membuat Anda malah menunda untuk menghubunginya, mengirimkan proposal atau sekadar melakukan follow-up.

Selain memikirkan keuntungan, cara lainnya dengan membayangkan konsekuensi yang akan dihadapi. Sering mengalami situasi, semua tugas secara mendadak menjadi penting dan mendesak? Tiba-tiba semua harus selesai sekarang, atau Anda akan mendapat masalah besar. Coba ingat-ingat, mungkin beberapa hari yang lalu, Anda sering menunda-nunda pekerjaan.

Belajarlah menghindari penundaan, yang merupakan bentuk kemalasan. Biasakan untuk memaksakan diri menyelesaikan beberapa tugas setiap hari. Bukan hanya mobil yang bisa dicicil, pekerjaan juga.

5. Belajar dari orang sukses

Bila Anda kebetulan tipe yang lebih berhasil jika mendapatkan dorongan dari luar, cobalah cari tahu banyak tentang idola Anda. Paling tidak, orang membuat Anda menginginkan kesuksesan seperti dirinya. Cari tahu, amati dan pelajari mereka. Orang sukses tidak akan pernah membiarkan kemalasan menang. Belajar dari mereka, berbicara dengan mereka dan bergaul dengan mereka.

Jangan alergi terhadap kesuksesan orang, sebab sikap ini justru yang akan menghalangi kesuksesan Anda. Jika sukses orang lain membuat Anda merasa iritasi, hati-hati itu samanya Anda juga tidak suka dengan kesuksesan itu sendiri.

Terakhir, keinginan untuk berubah dan memperbaiki diri tidak berhenti sampai di tingkat membangkitkan motivasi, dan menemukan langkah-langkahnya. Artikel ini tak akan bermanfaat apa-apa bagi Anda tanpa diiringi dengan latihan, hingga pada titik menjadi sebuah kebiasaan.

Sebenarnya kalau Anda menyisihkan sedikit waktu saja untuk mendengarkan diri, Anda akan menemukan ada kebahagiaan saat berhasil melalui hari sibuk. Kepuasan yang menyenangkan setiap kali berhasil menjawab tantangan. Nah, kenikmatan rasa menang dari pertempuran-pertempuran kecil ini, bila Anda resapi akan membuat ketagihan. Setiap orang ingin menang, dan suka jika ia keluar sebagai pemenang. Sesederhana itu. Percayalah.

5 Hal Yang Memantapkan Pilihan Menjadi Wirausahawan

Menjadi wirausahawan kini menjadi impian banyak pemuda di Indonesia. Ada yang sudah sejak dini memulai, ada pula yang masih terus menunda-nunda untuk memulai. Dari berbagai sumber yang kami himpun, pada dasarnya kewirausahaan banyak diartikan sebagai sebuah “pola pikir”, tentang keterampilan dan ide-ide besar yang dituangkan dalam kegiatan ekonomi.

Berikut ini beberapa pertimbangan yang bisa ditanyakan kepada pribadi masing-masing yang terus berambisi menjadi seorang pengusaha.

(1) Tidak ada waktu yang tepat

Poin pertama ini disimpulkan dari sebuah kalimat super yang pernah diutarakan salah satu pengusaha sukses di Indonesia, Bob Sadino. Dalam kalimatnya ia mengatakan “bisnis yang bagus adalah bisnis yang dikerjakan”. Sedangkan bagi para pemula sering terjebak waktu tunggu. Mereka menganggap untuk memulai usahanya harus menunggu waktu yang tepat. Namun sayangnya tak pernah ada waktu yang benar-benar tepat untuk memulai, kecuali sesegera mungkin. Karena waktu yang tepat akan datang ketika kita telah memulainya.

(2) Tidak harus menguasai semua hal

Setelah pusing memikirkan kapan waktu memulai, biasanya hal berikutnya yang mengganjal adalah seputar ketakutan apakah kita bisa melakukan ini, melakukan itu dan sebagainya. Tentu saja, dalam menjalani sebuah usaha akan banyak hal yang bisa diadaptasi dan ada pula hal yang tidak bisa dilakukan, sehingga harus melibatkan orang lain untuk menyelesaikannya. Hal ini ditakutkan sebagian besar orang, namun sejatinya dari berbagai cerita wirausaha sukses yang pernah ada, selalu saja ada jalan untuk menyelesaikannya.

Pola pikir tentang berbagai informasi ada di luar sana perlu untuk ditanamkan. Apalagi saat ini internet sudah menjadi media informasi luar biasa. Segala sesuatu hanya membutuhkan untuk dipraktikkan di awal, dari situ akan diterima sebuah pelajaran berharga untuk melangkah lebih mantap dengan cara yang benar.

(3) Permasalahan tentang uang

Jelas uang menjadi salah satu bagian terpenting untuk memulai bisnis, untuk permodalan. Keputusan berkaitan dengan uang memang sering kali menjadi salah satu yang dinilai paling berisiko. Memulai usaha membuat seseorang harus bertaruh. Namun keyakinan seorang pengusaha lebih sering ingin selalu memutar uang yang dimiliki sebagai modal untuk menghasilkan uang yang lebih banyak. Poin ini lebih banyak menguji jiwa kewirausahaan seseorang.

(4) Melangkah mundur untuk melompat lebih tinggi

Menurut Co-founder dan COO InternetReputation.com Logan Chierotti, definisi wirausahawan adalah menaklukkan kemunduran. Karena ketika seseorang memulai usahanya dari nol, maka secara tak langsung ia sedang melangkah mundur dari kehidupan yang sudah nyaman ia jalani sebelumnya. Namun kemunduran tersebut bukanlah sebuah kesalahan, dan bukan juga menjadi alasan untuk berhenti. Karena jika semangat berwirausaha menggelora, maka kemunduran ini akan memotivasi diri untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari yang pernah diperoleh sebelumnya. Melangkah mundur untuk berancang-acang melompat lebih tinggi.

(5) Penghasilan akan mengikuti apa yang dihasilkan

Ketika seseorang berhasil membuat karya dalam bisnisnya dengan baik, maka pelanggan akan memberikan apresiasi sesuai dengan kualitas nilai yang dihasilkan. Yakinkan diri kita untuk senantiasa fokus pada produk atau layanan yang ingin dihadirkan, fokuskan pada kualitas. Karena uang yang akan dibayarkan konsumen akan senantiasa mengikuti pada hasil kinerja tersebut.

Tips Menjaga Waktu Produktif dalam Keseharian

Pernah mengalami keadaan ketika kita memiliki banyak pekerjaan namun terasa begitu sedikit apa yang dikerjakan hari ini? Biasanya hal ini sering kali terjadi untuk pekerja seperti kita yang produktif menggunakan komputer. Ya, tak lain gangguan pribadi yang sering kali menghambat produktivitas kita dalam bekerja. Kendati pekerjaan yang harus kita kerjakan masih dalam cakupan keterampilan yang kita miliki, namun pengelolaan waktu yang salah tetap akan memberikan hasil yang tidak efisien.

Dipahami bahwa tidak di setiap waktu seseorang berada di fase “fit” dalam mengerjakan kegiatan produktifnya. Sering kali godaan seperti media sosial atau hiburan online mengganggu saat jam produktif. Apalagi ketika di kantor biasanya dimanjakan dengan konektivitas internet yang lebih kencang. Namun ternyata dengan manajemen yang baik, pekerjaan yang menumpuk tersebut tetap bisa selesai pada waktunya. Dan berikut ini tiga tips yang bisa diterapkan untuk senantiasa produktif dan meminimalisir terpengaruhnya kita terhadap gangguan pribadi saat jam produktif.

(1) Mengidentifikasi pekerjaan sesuai urgensinya

Banyak hal yang harus kita kerjakan dalam jam produktif kita. Namun alangkah lebih baik jika kita mampu menguraikan apa saja yang harus dikerjakan, kemudian mengurutkan berdasarkan kadar urgensi (mana yang lebih penting. Dengan ini kita akan tahu mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu.

Dengan mengetahui apa saja yang penting untuk dikerjakan, secara tidak langsung umumnya orang akan lebih memikirkan untuk menyelesaikannya. Hal ini sekaligus dapat dijadikan sebagai input untuk penjadwalan pribadi, sekaligus sebagai pengingat. Beberapa aplikasi penjadwalan dan penugasan bahkan kini sudah bisa diberikan kadar prioritas untuk mendukung kegiatan ini.

(2) Tetapkan tujuan secara jelas

Sangat mudah dan cepat waktu dalam sehari untuk terlewatkan begitu saja. Bermain-main dengan media sosial atau game untuk pekerja kantor misalnya, tanpa sadar akan mengantarkan kita di penutup hari tanpa sesuatu yang bernilai dalam produktivitas kita. Tapi bagi kita yang mau secara rutin menetapkan apa goal yang ingin dicapai hari ini, maka kita akan selalu berpegang untuk menggapainya.

Beberapa kisah orang sukses yang pernah dibukukan tidak semua memiliki penjadwalan yang rapi dalam aktivitas hariannya. Tapi hampir dapat dipastikan mereka selalu memiliki goal yang jelas, tentang apa yang harus mereka gapai dan kapan waktunya. Jadi dengan memberikan kejelasan pada tujuan yang ingin dicapai pada hari ini, akan mengantarkan setiap aktivitas yang kita lakukan merujuk pada pencapaian tujuan tersebut.

(3) Abaikan kebisingan di lingkungan sekitar

Gangguan akan senantiasa menghampiri, ntah dari diri sendiri ataupun dari orang lain. Bahkan perencanaan yang sudah tertata baik pun dapat gugur jika kita tak mampu mengabaikan kebisingan tersebut. Gangguan tidak melulu dari hal yang besar, beberapa hal sepele juga dapat mengganggu produktivitas, misalnya saja terlalu lama bersantai menggosip di ruang kerja.

Namun dengan disiplin menjalankan dua proses yang ada sebelumnya, seharusnya kita sudah mampu membedakan, mana yang harus kita prioritaskan untuk dilakukan dan mana yang perlu kita lewatkan. Kita harus mau belajar memilah apa yang lebih penting, untuk menjadikan hari produktif kita lebih efisien. Jika gangguan itu datang dari orang lain, utarakan urgensi kegiatan yang harus dilakukan, biasanya juga akan memotivasi orang lain untuk sadar akan aktivitas yang harus dilakukan.

Pendekatan strategis ini tak sulit dilakukan, tujuannya untuk mengelola waktu. Selamat mencoba, semoga perubahan besar dalam kita menyikapi waktu produktif kita dapat membawakan nilai yang lebih berarti. Semoga kita makin terhindar dengan menumpuknya pekerjaan yang sulit diurai.

Memotivasi Diri untuk Bekerja Keras

Pernahkah mengalami saat hari-hari terasa begitu penat? Badan begitu lemas untuk bagun di pagi hari? Atau bahkan merasa bad-mood ketika harus menjalani aktivitas? Itu semua tak lain disebabkan kurangnya motivasi diri. Motivasi menjadi salah satu bagian penting dalam menjalani hidup. Karena berbagai hal akan terasa sulit ketika seseorang tidak memiliki sesuatu yang “menggerakkan diri” untuk melakukan berbagai tugas.

Motivasi menjadi salah satu komponen utama untuk meraih sukses, untuk apapun itu. Mulai dari sukses dalam karier, berwirausaha, ataupun studi. Motivasi adalah apa yang membuat kita terdorong dan bersemangat untuk bertindak, menghadapi medan sulit yang harus dilalui. Lalu bagaimana kiat untuk memotivasi diri untuk senantiasa mau bekerja keras melakukan berbagai hal yang harus dijalani?

Berikut ini beberapa tips yang dirangkum pada sebuah diskusi di Quora untuk menjawab pertanyaan “bagaimana saya dapat memotivasi diri untuk bekerja keras?”.

Menyikapi hambatan dengan bijak

Seringkali kita mengalami beban pikiran ketika dihadang sebuah masalah dalam menjalani tugas. Penolakan proposal, kesalahan penyusunan sistem ataupun kritikan dari klien kadang membuat kita merasa lemas dan kurang bersemangat. Ketika beban pikiran itu masih mengganjal, semangat menjadi hilang, dalam menjalankan aktivitas kita menjadi kurang bergairah.

Tak ada cara lain selain mencoba melihat hambatan tersebut secara lebih bijak. Ketika kita melihat sebuah masalah sebagai sebuah hal yang besar, dalam mindset kita akan dikatakan bahwa itu adalah sebuah hal yang sulit untuk dipecahkan. Berbeda saat kita melihat masalah tersebut sebagai bagian kecil dari apa yang telah kita lakukan, rasanya masih banyak hal lain yang bisa disyukuri dan membuat kita bersemangat untuk memperbaikinya.

Dengan menghargai pencapaian yang telah dilalui dan potensi diri, maka keluh kesah tersebut akan luntur, dan membuat kita bangkit kembali. Selalu berpikir, di luar sana masih banyak orang-orang yang memiliki masalah lebih besar dari kita, lihat dunia sekitar.

Pikirkan kembali tentang cita-cita dalam hidup

Ketika seseorang mempercaai apa yang ia lakukan akan berdampak baik, maka antusias itu akan bertumbuh. Selalu mencoba berpikir bahwa hidup kita terbatas, untuk mencapai cita-cita yang kita inginkan maka kita harus bekerja keras menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawab. Hargai setiap waktu dalam hidup sebagai sebuah kesempatan unik untuk berkembang dan memperbaiki diri, sembari berjuang untuk merealisasikan apa yang dicita-citakan.

Berpikir sederhana tentang apa yang dikerjakan

Pada dasarnya ketika “upaya” + “konsistensi” maka akan menghasilan sebuah pencapaian gemilang. Jika kita membiasakan untuk konsisten dalam mengerjakan apa yang menjadi tanggung jawab, maka kita akan melihat kemajuan. Semua butuh dosis yang tepat, pun demikian ketika kiat melakukan aktivitas pekerjaan.

Sama halnya sebuah tumbuhan yang membutuhkan porsi yang tepat antara luasan tanah, pupuk, air dan sinar matahari untuk memekarkan bunga yang indah. Kita dalam bekerja juga demikian, hidup ini bukan tentang menempatkan sebuah usaha yang sangat keras, kemudian berhenti, namun lakukan secara perlahan, nikmati, namun konsisten. Maka semua itu akan terasa nyaman dan sederhana untuk dikerjakan.

Memfokuskan perhatian pada proses

Menempatkan perhatian terlalu besar kepada sebuah tujuan akhir seringkali menghadirkan stres dan kecemasan berlebih terkait dengan waktu eksekusi suatu pekerjaan. Ubah pola pikir ini untuk bisa mencintai dengan proses pekerjaan yang sedang berjalan. Seseorang akan menemukan motivasi lebih ketika berhenti berfokus pada tujuan akhir, dan mulai menikmati perjalanan yang dilalui.

Berproses sembari terus menatap pada tujuan

Ketika seseorang mengemudi, penting untuk menyadari apa yang terjadi di sekitar, tetapi juga penting untuk mengetahui ke mana roda melaju.

Sambil menikmati proses yang sedang berjalan, lihat apa yang menjadi tujuan jangka panjang dari apa yang sedang dikerjakan. Tak ada salahnya untuk meluanangkan waktu merayakan berbagai pencapaian yang sudah dilakukan, sebagai pengingat bahwa langkah yang sudah berjalan semakin pendek. Penting untuk mengenali kemajuan yang ditoreh, tak peduli seberapa kecil kemajuan itu, karena apa yang sudah dicapai adalah batu-batu loncatan menuju tujuan tersebut.

Kesehatan adalah segalanya

Bugarnya fisik kita menjadi salah satu awal yang baik untuk memulai hari. Dengan memanjakan tubuh untuk sehat, maka akan memudahkan bagi kita untuk memupuk semangat dalam mengerjakan berbagai tugas yang harus diselesaikan. Kesehatan mental juga penting diperhatikan untuk meningkatkan motivasi. Dengan membiarkan otak fresh, maka akan mempermudah kita fokus dan berkonsentrasi untuk melakukan berbagai hal, termasuk mendapatkan inspirasi untuk karya-karya kita.

Menerima tantangan baru dan mau belajar

Cari kesempatan tambahan untuk belajar, untuk terus tumbuh sebagai pribadi baik dan profesional. Temukan mentor jika diperlukan, atau belajar dari orang-orang yang menjadi inspirasi. Temukan berbagai tantangan baru, seharusnya internet sudah sangat memudahkan untuk ini. Cari cara baru untuk menyelesaikan berbagai hal dengan lebih cerdas.