Tanda-Tanda Anda Adalah Penghalang Utama Sukses Anda Sendiri

Paling gampang mengenali faktor luar yang menghalangi sukses kita. Bisa jadi latar belakang pendidikan. Bos yang tak berperasaan, yang tidak pernah secuil pun menunjukkan penghargaan atas kerja keras Anda. Atau ide bisnis yang “kecolongan” langkah.

Sebagian besar dari kita bisa dengan mudahnya mengelontorkan hal-hal yang menjadi batu kerikil di dalam sepatu saat kita ingin sprint menuju kesuksesan. Namun jauh lebih sulit untuk mengidentifikasi faktor internal yang mencegah kita untuk berhasil dan biasanya faktor-faktor ini jauh lebih signifikan.

Kesulitan ini berpangkal kepada dua isu besar. Isu pertama adalah sulit untuk mengetahui Anda telah menyabotase diri sendiri karena sering terjadi di bawah sadar. Celakanya, tak seorang pun tahu, apalagi berusaha untuk menghentikan Anda melakukannya.

Berbeda kondisinya jika Anda akan mengambil keputusan bisnis yang salah. Tim Anda, orang kepercayaan Anda, akan dengan segera mengangkat suara mengeluarkan pendapatnya. Membuat Anda duduk, mendengar, dan berpikir kembali.

Hal kedua adalah soal perbaikan diri. Bahkan jika Anda dapat mengidentifikasi perilaku ini, kebiasaan tersebut sulit untuk diperbaiki karena biasanya bagian dari kepribadian Anda yang telah mengakar menjadi kebiasaan Anda bereaksi terhadap sesuatu.

Berikut ini adalah beberapa contoh yang paling umum tindakan yang menyabotase sukses jangka panjang Anda:

Menyerah terlalu dini

Ketika dihadapkan dengan kesulitan, sebagian kecil dari kita akan terus maju, dan sebagian lainnya menyerah. Siapa pun yang menyerah langsung meninggalkan harapan sukses, sementara orang-orang yang bertahan akan menemukan kesempatan lain untuk sukses pada akhirnya. Ini terdengar sederhana di atas kertas, lalu mengapa begitu banyak orang menyerah sebelum waktunya?

Kadang usaha yang diperlukan untuk naik ke tahap berikutnya begitu menakutkan. Kadang karena sudah merasa kalah habis-habisan. Kadang itu karena mereka diam-diam takut sukses. Salah satu dampak sukses adalah menjadi wajah bisnis Anda. Tak semua orang nyaman tampil ke depan.

Biar bagaimana pun Anda berutang kepada diri sendiri untuk mencari tahu alasannya. Jadi kenapa Anda menyerah?

Tidak memangkas kerugian dengan segera

Orang cenderung untuk meningkatkan investasi mereka dalam skenario yang tidak menguntungkan hanya karena mereka sudah menginvestasikan banyak hal ke dalamnya. Waktu, tenaga, hingga modal.

Ini berarti mempertaruhkan lebih banyak uang dalam upaya untuk menutup kerugian sebelumnya. Versi Anda dapat berbentuk terus bertahan dalam kondisi kerja yang buruk atau bisnis model yang gagal.

Menyerah sebelum waktunya berarti Anda menyabotase sukses jangka panjang. Ini buruk, tapi sama buruk dengan bertahan dalam kerugian.

Anda mengira, Anda sudah cukup mumpuni

Sebagian besar hambatan berakar pada kurangnya kepercayaan diri,  tapi terlalu overdosis PD juga bisa menjadi hal yang buruk. Misalnya, jika Anda berpikir Anda sudah cukup jago dalam bidang Anda, Anda tidak akan berusaha untuk terus memperbaiki diri.

Jika Anda berpikir ide bisnis Anda cukup baik untuk menarik investor, Anda tidak akan bekerja untuk memperbaikinya. Tak pelak, dalam skenario ini, Anda akan memukul penghalang utama, dan tidak akan dapat maju. Lalu solusinya apa? Mengetahui bahwa Anda selalu memiliki ruang untuk perbaikan dan terus-menerus berusaha untuk mencapainya.

Anda takut mengecewakan orang lain

Terlepas dari betapa gencarnya budaya merangkul kegagalan yang dihembuskan dari Silicon Valley, sama dengan slogan jangan menyerah, menjadi diri sendiri, atau berpikir positif. Semua itu lebih mudah dikatakan daripada dilakukan.

Budaya, kita melihat kegagalan sebagai hal negatif dan permanen. Kalau pun Anda dikeliling orang-orang dengan pola pikir Silicon Valley, apakah itu berlaku jika Anda keluar dari zona Anda.

Bagaimana dengan ketakutan akan pandangan keluarga, orangtua, kerabat, sahabat, atau bahkan orang terkasih? Jika Anda memulai bisnis dan gagal, Anda akan merasa telah mengecewakan mereka semua.

Tentu saja, pikiran tersebut tidak rasional. Kegagalan adalah pelajaran yang mengubah kesalahan kita menjadi emas. Jika Anda berhenti takut gagal, Anda akan mengambil risiko lebih terdidik dan Anda akan lebih percaya diri dalam keputusan Anda.

Menolak kenyamanan tetapi terbuai olehnya

Sebagian besar dari kita lebih suka kenyamanan. Misalnya, Anda malas mencoba tempat baru, karena sudah nyaman dengan tempat “nongkrong” sekarang yang sudah seperti rumah kedua.

Atau alih-alih berusaha untuk bertemu orang asing, Anda hanya berkumpul dan bicara dengan social clique Anda, saat event seperti Echelon kemarin. Mungkin karena kesibukan yang menyita, Anda jarang bertemu dengan mereka, tetapi tetap saja itu berarti Anda senang dengan kenyamanan.

Skenario lain, justru menghindari event tersebut, karena merasa “ah, itu hanya sebuah kontes kecantikan’. Well, Anda sesekali harus bertemu dengan orang atau berada di situasi yang mengintimidasi (baca tidak nyaman) demi untuk menantang diri sendiri berkembang.

Ini tidak berarti Anda harus selalu memilih opsi tidak nyaman. Sebaliknya, ini dimaksudkan untuk menggambarkan gagasan bahwa “tidak nyaman” sering berarti “menantang” dan hal-hal menantang membantu untuk berkembang.

Mencari momen yang tepat

Apakah Anda ingin memulai bisnis Anda sendiri? Keluar dari pekerjaan saat ini? Atau berinvestasi dalam usaha baru? Kebanyakan dari kita lumpuh oleh mencari waktu “sempurna” untuk bertindak.

Entah menunggu sedikit lebih banyak modal, stabilitas yang lebih baik, atau sedikit informasi lebih lanjut. Masalahnya adalah waktu yang tepat tidak pernah datang dengan sendirinya.

Setiap saat penuh dengan ketidaksempurnaan dan tidak peduli berapa lama Anda menunggu, akan selalu ada risiko yang terkait dengan keputusan Anda. Berhenti menunggu, dan lakukan apa yang ingin Anda lakukan sekarang.

5 Cara Menjadi Orang yang Berpengaruh

Dunia semakin bergerak cepat dan laju pergerakannya hanya akan terus meningkat. Hal ini menantang semua orang yang ingin maju untuk memikirkan ulang segala hal yang sedang, telah dikerjakan, atau cara baru untuk meraih hasil lebih baik. Seorang pemimpin akan ditantang membuat tim kerja yang tidak hanya bisa bekerja sama dengan baik, teetapi juga berinovasi dan menemukan solusi-solusi baru.

Agar tidak dilibas perkembangan zaman, dalam memimpin sebuah tim diperlukan sosok pemimpin yang berpengaruh, baik terhadap stafnya maupun kepada dunia luar. Akan sulit untuk membuat orang bergerak bersama ke satu arah, bila tak ada yang bisa memengaruhi mereka.

Berikut adalah lima cara untuk menjadi lebih berpengaruh terhadap sekitar:

1. Membangun koneksi transformasional

Koneksi yang Anda bangun bersama tim akan menentukan keberhasilan atau kegagalan. Untuk bisa  mewujudkan sebuah koneksi transformasional, diperlukan sebuah hubungan yang terbentuk dengan tulus.

Upaya untuk membangun hubungan semacam ini adalah tentang memilih sekelompok orang yang bekerja sama, dan kemudian bahu-membahu membangun strategi untuk sukses.

Orang-orang yang Anda pimpin harus dibimbing untuk memiliki pemikiran yang berkualitas, menjadi kelompok yang kerap menciptakan perspektif baru, mendukung, dan ikut senang saat usaha yang dirintis berhasil.

2. Merangkul keberagaman

Keberhasilan hanya bisa diraih dengan bekerja sama. Memang tidak mudah membuat para profesional yang ahli di bidangnya, dengan beragam latar belakang dan pemikiran, untuk bisa bekerja sama dengan baik dalam sebuah tim.

Untuk urusan ini, memimpin tim memang merupakan seni. Yang penting Anda harus menghormati segala keberagaman yang ada di dalam tim Anda dan juga menghormati nilai-nilai perusahaan. Bersama mereka (leading with), bukannya memerintah mereka dan menentukan peluang serta ukuran-ukuran sukses yang bisa menjadi tujuan bersama.

3. Ciptakan ritme yang paling sesuai

Setiap pilihan dan tindakan yang kita lakukan, setiap kata yang kita ucapkan, memiliki kemampuan untuk memengaruhi orang lain. Dalam memimpin, tidak pernah ada patokan baku tentang “ini yang harus diucapkan seorang pemimpin yang baik, ini cara mengambil keputusan yang baik, dan seterusnya.”

Jangan berpatokan terhadap sebuah teori. Temukanlah pola kepemimpinan yang paling cocok dengan menggali dan mempertimbangkan segala hal yang Anda punya, mulai dari nilai, skill, hingga mimpi Anda. Pendeknya, jadilah diri sendiri, dan itu akan efektif dalam memberi pengaruh positif bagi tim Anda.

4. Semangat berkompetisi

Yang paling penting bukan kompetisi dengan orang lain, tapi berkompetisi dengan diri sendiri. Anda harus menjadi pesaing utama diri Anda. Jangan cepat puas, jika berdasarkan hasil evaluasi Anda dinilai bekerja dengan baik di proyek yang lalu, usahakan untuk bekerja lebih baik lagi di proyek berikutnya.

Anda tidak akan bisa memengaruhi orang lain, terutama rekan sekerja jika Anda tidak memperlihatkan semangat dan kreativitas, serta terlihat sudah nyaman dan puas di posisi Anda saat ini.

5. Bicaralah dan berkolaborasi secara terbuka

Anda dapat mempengaruhi lebih banyak orang jika Anda terbuka dan memperlihatkan keinginan untuk bekerja sama, serta memperlihatkan komunikasi yang jelas, jujur serta siap mendengarkan pendapat orang lain.
Ya, kedua hal ini adalah kunci, karena jika Anda tidak melakukannya, tentu mustahil bisa membuat perubahan pada orang-orang sekitar Anda. Anda menutup kesempatan mereka untuk mendapatkan pengaruh dan perubahan positif dari pengetahuan, pengalaman dan pemikiran yang Anda punya.

Cara Menyingkirkan Kepercayaan Diri yang Semu

Percaya diri (PD) itu harus mengakar dari dalam dan timbul ke permukaan dalam bentuk tindakan konstan sehari-hari. Sifat ini bukan image yang sengaja ditampilkan di media sosial.

Orang bisa menjadi siapa saja, atau apa saja di dunia digital, bukan sesuatu yang mengejutkan lagi. Itu sudah rahasia umum katanya. Tetapi aktor dibayar untuk memerankan orang lain, sedangkan Anda tidak mendapatkan keuntungan dari berpura-berpura, selain kelelahan mental.

1. Fokus pada pengembangan diri

Cara paling jitu mendongkrak PD adalah dengan memiliki dan menguasai skill. Begini, anggap saja Anda yakin bisa menyanyi. Tentu Anda tidak akan ragu untuk mengambil mic, atau ikut bersenandung saat musik mengalun, sebab Anda yakin, suara Anda tidak akan membuat orang sakit kuping. Itulah konsep paling sederhana dari PD.

Semakin Anda menguasai skill dengan baik, semakin kuat kepercayaan diri Anda dari dalam. Ini bisa diraih dengan pola pikir yang terus fokus untuk selalu berkembang.

Semua bermula dari pola pikir, begitulah pakar pengembangan diri berkoar-koar di luaran sana. Segala pikiran negatif tidak akan membawa Anda ke mana-mana.

Tidak bisa menyingkirkan pikiran negatif, cobalah untuk mengalihkan dengan mengisi hari dengan kegiatan pengembangan diri. Membaca, online course, kelas leadership, seminar, dan panel diskusi. Atau sesederhana mencoba untuk melakukan hal-hal sendiri, tanpa menyuruh orang lain. Bagaimana dengan menguasai resep steak yang enak? Atau merakit sendiri lemari IKEA yang dibeli. Bila Anda berhasil menguasainya, PD pun akan lahir dengan sendirinya. Selain itu kegiatan akan membuat Anda terlalu sibuk, untuk berpikiran jelek.

2. Menjaga dan merawat penampilan

Tidak, ini tidak dimaksudkan untuk selalu up to date dalam soal gaya. Ini juga bukan berarti keuangan Anda harus kering akibat kebanyakan gaya. Cukup berusaha selalu tampil layak, tanpa menghilangkan unsur nyaman. Sebab tak ada yang lebih menarik dari seseorang yang mengenakan busana pas di badannya, terlepas dari berapa pun harganya.

Dunia yang ideal, adalah dunia tidak menilai seseorang melalui penampilannya. Tetapi kita hidup di dunia yang jauh dari ideal. Rumus sederhananya, jika Anda tampil baik, Anda akan merasa baik.

Tinggalkan T-Shirt butut, dan sendal kotor Anda di rumah. Tak peduli kantor Anda memiliki budaya santai, bisnis yang Anda rintis belum memiliki valuasi miliaran rupiah, atau sekarang Anda masih di level kacung, mulainya tampil layaknya orang sukses.

3.  Tampil di publik

Menempatkan diri pada situasi, semua perhatian terarah kepada Anda, akan melatih Anda untuk berpikir dan bertindak dengan cepat. Caranya bisa beragam, mulai dari meeting. Saat Anda mengeluarkan pendapat, semua perhatian akan tertuju ke Anda. Cara lain adalah dengan mengambil kesempatan menjadi pembicara, dalam event kecil maupun besar.

Berdiri di panggung, dengan semua mata menuju pada Anda, ampuh untuk meningkatkan kepercayaan diri. Selain itu, kelas-kelas public speaking juga bisa membantu Anda membangun rasa percaya diri.

4. Kenali secara dekat Impostor Syndrom

Setiap orang yang sukses maupun pencundang kelas teri sekalipun tidak pernah bebas dari yang namanya self doubt. Dalam satu titik dia akan meragukan dirinya.

Menariknya tentang Impostor Syndrom adalah korbannya hanya orang-orang yang high achiever. Pribadi yang memiliki tujuan besar, dan berkomitmen kuat dalam mencapainya. Satu titik ia akan kehilangan pegangan, dan merasa bahwa semua yang diraihnya tak lebih dari faktor keberuntungan.

Memberikan upaya terbaik artinya berbeda dengan berusaha menjadi terbaik dibandingkan orang lain. Mengatasi Impostor Syndrom membutuhkan penerimaan diri, bahwa Anda tidak perlu sempurna atau menjadi seorang master untuk layak menerima keberhasilan yang telah dicapai, dan penghargaan yang Anda peroleh di sepanjang jalan.

Pembunuh Berdarah Dingin Itu Bernama: Malas

Seperti laut, motivasi juga ada pasang surutnya. Baiklah, dapat dimengerti jika ada hari-hari yang membutuhkan motivasi ekstra untuk mulai bekerja. Hari-hari tanpa produktivitas yang berarti. Penyebabnya bisa macam-macam, kelelahan bekerja hari atau minggu sebelumnya, sedang galau, atau pada saat perut melilit dikuti dengan kram yang hilang timbul akibat derita “bulanan”. Sedangkan kantor tidak mengadopsi aturan cuti bulanan yang sudah jelas-jelas ada peraturannya.

Sebenarnya, tak ada yang salah dengan sedikit bermalasan, seperti break bermain pingpong atau game, setelah bekerja keras selama beberapa jam. Tidak semua orang mampu berkonsentrasi, dan fokus dalam waktu panjang. Sesekali break, justru akan membuat pikiran lebih segar.

Namun jika keadaan ini terjadi sepanjang hari, dan hampir setiap hari kerja, artinya ada yang salah dengan Anda. Fakta tak enak yang harus Anda telan lainnya, passion tidak ada hubungan dengan karakter malas yang sudah mendarah-daging.

Kemalasan dapat diterjemahkan begini, keinginan untuk menganggur, tidak melakukan apa-apa, dan menolak untuk berupaya menghasilkan atau menyelesaikan sesuatu. Ini adalah keadaan pasif, dengan membiarkan segalanya tidak berubah. Tumpukan email yang tidak terbalas, post it di dinding Scrum yang tak juga bergeser ke kolom: done!

Nah, kalau ini adalah kondisi sehari-hari, Anda wajib melakukan sesuatu terhadapnya. Atau reputasi, kredibilitas, dan skill Anda akan dipertanyakan. Perlahan dengan pasti akan “membunuh” kesempatan diri meraih sukses, lalu dengan kejam menghempaskan Anda dalam kegagalan.

Untuk mengatasinya, ada beberapa tip sederhana:

1. Memecah tugas menjadi bagian-bagian lebih kecil

Saat tiba di kantor, sering sekali berada dalam situasi terjebak dengan tumpukan tugas yang harus dikerjakan. Kadang hal tersebut membuat bingung untuk memulai sesuatu. Apa yang harus dikerjakan? Mana yang lebih dulu?

Kondisi lain, Anda terbebani dengan proyek besar. Hal ini membutuhkan banyak hal untuk dikerjakan mulai dari riset hingga eksekusi. Melihatnya saja sudah terbayang, banyaknya tugas yang harus dikerjakan.

Kalau sudah begini, pecah saja semuanya menjadi tugas-tugas lebih kecil. Mau tak mau Anda harus membuat daftar atau tabel. Pilih saja metode yang sesuai. Intinya menentukan prioritas, membagi tugas menjadi penting dan mendesak, penting tetapi tidak mendesak. Kerjakan tugas di poin-poin pertama lebih dahulu. Jika sudah selesai baru beralih ke poin yang kedua.

woman-hand-desk-office

2. Istirahat, tidur dan olahraga

Dalam beberapa kasus, kemalasan disebabkan oleh ketahanan fisik yang lemah. Kurang tidur, tak hanya menyebabkan tubuh kurang energi, tetapi mood juga berantakan. Kalau Anda tipe yang gampang lelah, mungkin sekali karena tubuh Anda jarang diolah. Solusinya adalah Anda wajib memberikan diri istirahat yang cukup dan juga olahraga. Klise? Memang sih, tapi tiga hal ini didukung oleh banyak bukti ilmiah. Masih mau membantah?

3. Membangkitkan motivasi dan visi ke depan

Sulit rasanya untuk menjadi seorang yang produktif, saat motivasi berada pada titik minus. Anda dapat memperkuat motivasi Anda melalui visualisasi, dan berpikir tentang pentingnya menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan Anda.

Seringlah merenung tentang mimpi Anda, dan kehidupan macam apa yang ingin Anda jalankan. Hal ini bisa menjadi motivasi kuat untuk bertindak serta menolak bersikap idle.

4. Fokus kepada manfaat dan konsekuensi

Pikirkan tentang manfaat yang akan didapatkan jika berhasil mengatasi kemalasan. Pikirkan hasil yang bakal dicapai. Proyek besar, klien yang kembali, hingga bonus yang menggiurkan. Ini jauh lebih jitu untuk mengusir rasa malas daripada berpikir tentang kesulitan atau hambatan.

Berfokus pada kesulitan melaksanakan tugas akan mengarah kepada kekecewaan. Akhirnya tanpa disadari, Anda akan menghabiskan waktu, melakukan apa saja selain menyelesaikan tugas. Misal, Anda ketakutan mendapatkan penolakan lagi dari klien. Dihantui oleh perasaan itu akan membuat Anda malah menunda untuk menghubunginya, mengirimkan proposal atau sekadar melakukan follow-up.

Selain memikirkan keuntungan, cara lainnya dengan membayangkan konsekuensi yang akan dihadapi. Sering mengalami situasi, semua tugas secara mendadak menjadi penting dan mendesak? Tiba-tiba semua harus selesai sekarang, atau Anda akan mendapat masalah besar. Coba ingat-ingat, mungkin beberapa hari yang lalu, Anda sering menunda-nunda pekerjaan.

Belajarlah menghindari penundaan, yang merupakan bentuk kemalasan. Biasakan untuk memaksakan diri menyelesaikan beberapa tugas setiap hari. Bukan hanya mobil yang bisa dicicil, pekerjaan juga.

5. Belajar dari orang sukses

Bila Anda kebetulan tipe yang lebih berhasil jika mendapatkan dorongan dari luar, cobalah cari tahu banyak tentang idola Anda. Paling tidak, orang membuat Anda menginginkan kesuksesan seperti dirinya. Cari tahu, amati dan pelajari mereka. Orang sukses tidak akan pernah membiarkan kemalasan menang. Belajar dari mereka, berbicara dengan mereka dan bergaul dengan mereka.

Jangan alergi terhadap kesuksesan orang, sebab sikap ini justru yang akan menghalangi kesuksesan Anda. Jika sukses orang lain membuat Anda merasa iritasi, hati-hati itu samanya Anda juga tidak suka dengan kesuksesan itu sendiri.

Terakhir, keinginan untuk berubah dan memperbaiki diri tidak berhenti sampai di tingkat membangkitkan motivasi, dan menemukan langkah-langkahnya. Artikel ini tak akan bermanfaat apa-apa bagi Anda tanpa diiringi dengan latihan, hingga pada titik menjadi sebuah kebiasaan.

Sebenarnya kalau Anda menyisihkan sedikit waktu saja untuk mendengarkan diri, Anda akan menemukan ada kebahagiaan saat berhasil melalui hari sibuk. Kepuasan yang menyenangkan setiap kali berhasil menjawab tantangan. Nah, kenikmatan rasa menang dari pertempuran-pertempuran kecil ini, bila Anda resapi akan membuat ketagihan. Setiap orang ingin menang, dan suka jika ia keluar sebagai pemenang. Sesederhana itu. Percayalah.

Memotivasi Diri untuk Bekerja Keras

Pernahkah mengalami saat hari-hari terasa begitu penat? Badan begitu lemas untuk bagun di pagi hari? Atau bahkan merasa bad-mood ketika harus menjalani aktivitas? Itu semua tak lain disebabkan kurangnya motivasi diri. Motivasi menjadi salah satu bagian penting dalam menjalani hidup. Karena berbagai hal akan terasa sulit ketika seseorang tidak memiliki sesuatu yang “menggerakkan diri” untuk melakukan berbagai tugas.

Motivasi menjadi salah satu komponen utama untuk meraih sukses, untuk apapun itu. Mulai dari sukses dalam karier, berwirausaha, ataupun studi. Motivasi adalah apa yang membuat kita terdorong dan bersemangat untuk bertindak, menghadapi medan sulit yang harus dilalui. Lalu bagaimana kiat untuk memotivasi diri untuk senantiasa mau bekerja keras melakukan berbagai hal yang harus dijalani?

Berikut ini beberapa tips yang dirangkum pada sebuah diskusi di Quora untuk menjawab pertanyaan “bagaimana saya dapat memotivasi diri untuk bekerja keras?”.

Menyikapi hambatan dengan bijak

Seringkali kita mengalami beban pikiran ketika dihadang sebuah masalah dalam menjalani tugas. Penolakan proposal, kesalahan penyusunan sistem ataupun kritikan dari klien kadang membuat kita merasa lemas dan kurang bersemangat. Ketika beban pikiran itu masih mengganjal, semangat menjadi hilang, dalam menjalankan aktivitas kita menjadi kurang bergairah.

Tak ada cara lain selain mencoba melihat hambatan tersebut secara lebih bijak. Ketika kita melihat sebuah masalah sebagai sebuah hal yang besar, dalam mindset kita akan dikatakan bahwa itu adalah sebuah hal yang sulit untuk dipecahkan. Berbeda saat kita melihat masalah tersebut sebagai bagian kecil dari apa yang telah kita lakukan, rasanya masih banyak hal lain yang bisa disyukuri dan membuat kita bersemangat untuk memperbaikinya.

Dengan menghargai pencapaian yang telah dilalui dan potensi diri, maka keluh kesah tersebut akan luntur, dan membuat kita bangkit kembali. Selalu berpikir, di luar sana masih banyak orang-orang yang memiliki masalah lebih besar dari kita, lihat dunia sekitar.

Pikirkan kembali tentang cita-cita dalam hidup

Ketika seseorang mempercaai apa yang ia lakukan akan berdampak baik, maka antusias itu akan bertumbuh. Selalu mencoba berpikir bahwa hidup kita terbatas, untuk mencapai cita-cita yang kita inginkan maka kita harus bekerja keras menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawab. Hargai setiap waktu dalam hidup sebagai sebuah kesempatan unik untuk berkembang dan memperbaiki diri, sembari berjuang untuk merealisasikan apa yang dicita-citakan.

Berpikir sederhana tentang apa yang dikerjakan

Pada dasarnya ketika “upaya” + “konsistensi” maka akan menghasilan sebuah pencapaian gemilang. Jika kita membiasakan untuk konsisten dalam mengerjakan apa yang menjadi tanggung jawab, maka kita akan melihat kemajuan. Semua butuh dosis yang tepat, pun demikian ketika kiat melakukan aktivitas pekerjaan.

Sama halnya sebuah tumbuhan yang membutuhkan porsi yang tepat antara luasan tanah, pupuk, air dan sinar matahari untuk memekarkan bunga yang indah. Kita dalam bekerja juga demikian, hidup ini bukan tentang menempatkan sebuah usaha yang sangat keras, kemudian berhenti, namun lakukan secara perlahan, nikmati, namun konsisten. Maka semua itu akan terasa nyaman dan sederhana untuk dikerjakan.

Memfokuskan perhatian pada proses

Menempatkan perhatian terlalu besar kepada sebuah tujuan akhir seringkali menghadirkan stres dan kecemasan berlebih terkait dengan waktu eksekusi suatu pekerjaan. Ubah pola pikir ini untuk bisa mencintai dengan proses pekerjaan yang sedang berjalan. Seseorang akan menemukan motivasi lebih ketika berhenti berfokus pada tujuan akhir, dan mulai menikmati perjalanan yang dilalui.

Berproses sembari terus menatap pada tujuan

Ketika seseorang mengemudi, penting untuk menyadari apa yang terjadi di sekitar, tetapi juga penting untuk mengetahui ke mana roda melaju.

Sambil menikmati proses yang sedang berjalan, lihat apa yang menjadi tujuan jangka panjang dari apa yang sedang dikerjakan. Tak ada salahnya untuk meluanangkan waktu merayakan berbagai pencapaian yang sudah dilakukan, sebagai pengingat bahwa langkah yang sudah berjalan semakin pendek. Penting untuk mengenali kemajuan yang ditoreh, tak peduli seberapa kecil kemajuan itu, karena apa yang sudah dicapai adalah batu-batu loncatan menuju tujuan tersebut.

Kesehatan adalah segalanya

Bugarnya fisik kita menjadi salah satu awal yang baik untuk memulai hari. Dengan memanjakan tubuh untuk sehat, maka akan memudahkan bagi kita untuk memupuk semangat dalam mengerjakan berbagai tugas yang harus diselesaikan. Kesehatan mental juga penting diperhatikan untuk meningkatkan motivasi. Dengan membiarkan otak fresh, maka akan mempermudah kita fokus dan berkonsentrasi untuk melakukan berbagai hal, termasuk mendapatkan inspirasi untuk karya-karya kita.

Menerima tantangan baru dan mau belajar

Cari kesempatan tambahan untuk belajar, untuk terus tumbuh sebagai pribadi baik dan profesional. Temukan mentor jika diperlukan, atau belajar dari orang-orang yang menjadi inspirasi. Temukan berbagai tantangan baru, seharusnya internet sudah sangat memudahkan untuk ini. Cari cara baru untuk menyelesaikan berbagai hal dengan lebih cerdas.

Fresh Graduate: Memulai Karier di Korporasi atau Startup

Bagi fresh graduate, memulai karirnya adalah proses belajar / Shutterstock

Meskipun istilah startup (mengacu pada startup teknologi) masih asing bagi sebagian besar masyarakat umum, namun bagi kalangan IT, termasuk mahasiswa, saat ini bisnis tersebut terlihat begitu menawan. Beberapa praktisi dan pakar bahkan begitu menyarankan bagi seorang fresh graduate untuk bergabung di startup guna mengilhami kultur kerja di dalamnya yang syarat dengan perjuang. Meskipun demikian nyatanya korporasi lebih menjanjikan banyak hal. Lalu sebenarnya mana yang lebih menguntungkan bagi pengembangan karier seorang fresh graduate berkompetensi IT, bergabung di perusahaan yang sudah mapan ala Microsoft atau Google, atau menjadi bagian di startup potensial ala Traveloka, Go-Jek atau lainnya. Continue reading Fresh Graduate: Memulai Karier di Korporasi atau Startup