Mengenal Big Agent, Layanan yang Dikembangkan untuk Kurangi Pengangguran

Ralali, startup e-commerce B2B, kembali mengeluarkan inovasi dalam hal teknologi. Melalui pengembangan oleh tim Human Capital Development, Ralali meluncurkan solusi baru di bawah Business Innovasion Group (BIG), yakni “Big Agent” — sebuah aplikasi yang menawarkan solusi peluang mendapatkan penghasilan dengan mudah.

Mengusung tagline everyone for everything Big Agent menawarkan sejumlah pekerjaan sampingan, mulai dari survei data, menjual produk kepada pelanggan, melakukan survei bisnis, mengakuisisi pelanggan dan masih banyak lagi jenis pekerjaan yang bisa didapatkan.

Kehadiran Big Agent dianggap sebagai peran serta Ralali dalam membantu UKM di Indonesia untuk memulai dan mengembangkan bisnis mereka. Aplikasi yang mulai berjalan di Oktober 2018 ini sudah memiliki 15.000 pengguna dengan rentang usia mulai dari 16 hingga 60 tahun dengan beragam latar belakang sosial.

“Aplikasi Big Agent menekankan pada metode insentif yang didapatkan oleh sobat agent atau user, tergantung dari jenis pekerjaan yang muncul pada beranda aplikasi Big Agent. Tidak ada unsur paksaan bagi Sobat Agent dalam menjalankan pekerjaan sampingan ini,” terang Head of Big Agent Peter Wijaya.

Peter lebih lanjut menjelaskan, pihaknya melihat kesulitan yang dihadapi UKM di Indonesia adalah memperluas dan mengembangkan usaha yang mereka miliki. Kehadiran Big Agent diharapkan mengoptimalkan tenaga freelancer untuk membantu UKM, sehingga UKM bisa lebih fokus pada pengembangan usaha.

Beberapa Sobat Agent yang Mendapatkan Reward atas loyalitas dan antusiasme yang diberikan kepada BIG Agent melalui Peforma yang Baik.
Beberapa Sobat Agent yang Mendapatkan Reward atas loyalitas dan antusiasme yang diberikan kepada BIG Agent melalui Peforma yang Baik.

“Harapannya adalah melalui adanya BIG Agent di Indonesia  ini, dapat membantu UMKM untuk bisa bertambah banyak, berkembang dan skala usahanya lebih besar. Tidak lupa aplikasi BIG Agent dapat membantu mengurangi pengangguran  dengan menewarkan pekerjaan sampingan,” imbuh Peter.

Saat ini Ralali memiliki beberapa solusi bisnis yang berada di bawah BIG, yakni Big Resto, Big Home, Big Office, Big Mart, dan Big Office. Semuanya dikhususkan untuk mendukung UKM Indonesia berkembang.

Sejauh ini Big Agent sudah menjangkau masyarakat di Medan, Padang, Palembang, Jabodetabek, Bandung, Cirebon, dan Surabaya. Dengan sambutan yang positif dari masyarakat, pihak Big Agent optimis bisa menjangkau lebih banyak kota di Indonesia.

“Target di tahun ini BIG Agent berharap dapat meningkatkan jumlah Sobat Agent  yang bergabung sebanyak  250.000 dan dapat mencangkup jangkauan 25 kota di Indonesia,” tutup Peter.

Application Information Will Show Up Here

BlockLab Indonesia Berikan Edukasi Blockchain ke Pelaku UKM dan Startup

Bertujuan membantu pelaku UMKM dan perusahaan rintisan yang belum memahami benar apa itu teknologi blockchain, BlockLab Indonesia, sebuah komunitas yang fokus kepada edukasi dan penyebaran informasi blockchain kepada masyarakat umum, hadir dengan serangkaian kegiatan online dan offline.

Kepada DailySocial, Community Offline Manager BlockLab Indonesia Singgih Akbar Prakoso menyebutkan fokus utama BlockLab saat ini adalah membuat sebuah ekosistem baru dalam bentuk komunitas. Blockchain diharapkan menjadi informasi yang dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja dan di mana saja.

“Sebenarnya, kami tidak hanya akan membatasi informasi hanya untuk teknologi blockchain. Kami juga ingin memberikan informasi terkait teknologi baru yang dapat membantu masyarakat dalam menciptakan dan mengembangkan bisnis usaha sehingga dapat bersaing dalam percepatan pembangunan Indonesia secara lebih luas,” kata Singgih.

Kegiatan BlockClinic untuk anggota

Kegiatan yang dijalankan BlockLab Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu online dan offline. Kegiatan offline, dilaksanakan di kantor Ralali, disebut dengan BlockClinic. BlockClinic merupakan sebuah kegiatan offline dengan mengundang beberapa ahli yang akan menjadi pembicara.

BlockLab Indonesia juga memiliki kegiatan online dalam bentuk diskusi di grup WhatsApp yang berisikan para anggota dan ahli. Para anggota BlockLab diperbolehkan untuk memberi pertanyaan atau bahkan informasi seputar blockchain untuk dibahas bersama.

“Dengan adanya kegiatan pertama kami yang diselenggarakan di kantor Ralali, menambah jumlah anggota BlockLab mencapai 50 orang. Semoga untuk selanjutnya, akan ada semakin banyak masyarakat Indonesia yang mendapatkan manfaat dari keberadaan BlockLab,” kata Singgih.

Dalam kegiatan BlockClinic pertama, dihadirkan Business Development NEM Mutia Rachmi dan Business Partner Ralali Peter Wijaya. Dalam kesempatan tersebut, kedua narasumber menyampaikan manfaat dan informasi paling dasar soal blockchain.

Memahami keuntungan dan ekosistem blockchain

Sifat blockchain yang transparan, akurat, dan aman diklaim sangat ideal untuk semua bisnis. Blockchain dianggap mampu meningkatkan kepercayaan dengan proses rekam jejak yang terpercaya.

Blockchain disebut bisa menghindari risiko keamanan, karena sifatnya yang transparan dan sulit untuk diganggu hacker, penipuan, hingga cyber crime. Blockchain juga mampu mengurangi pengeluaran dengan sifatnya yang otomatis tanpa melibatkan perantara atau pihak ketiga dalam prosesnya.

“Konsep ini menurut saya sudah sangat cocok dengan startup yang banyak menghadirkan solusi cepat dan menjembatani kebutuhan pengguna. Namun demikian agar teknologi blockchain bisa berjalan dengan baik, harus bersandingan dengan teknologi lainnya seperti Internet of Things (IoT) dan artificial intelligence (AI),” kata Mutia.

Ketika perusahaan berusaha memahami dan tertarik mengimplementasikan teknologi blockchain, ada baiknya mereka memahami lebih lanjut ekosistem tersebut. Sifat blockchain adalah decentralized, trustless dan efficient.

Perlu juga dipahami tentang infrastruktur blockchain, apakah bersifat publik, privat, dan lainnya.

“Bagi kami di NEM kami lebih fokus kepada consensus algoritma Proof of Importance. Terdapat juga Proof of work (miners) dan Proof of stake,” kata Mutia.

Rencana-Rencana JobSmart di Tahun 2017

Setelah melakukan pivot akhir tahun 2016 lalu, platform screening management system untuk kandidat JobSmart meluncurkan aplikasi Android yang bisa digunakan perusahaan dan pencari kerja. Co-Founder dan COO JobSmart Peter Wijaya kepada DailySocial mengungkapkan dirilisnya aplikasi mobile bisa memudahkan klien untuk melihat video interview calon kandidat dengan resolusi yang lebih kecil dan tidak banyak menyedot paket data.

“Setelah sebelumnya kami meluncurkan versi beta, ternyata aplikasi Android JobSmart lebih banyak digunakan oleh perusahaan untuk melihat video interview kandidat usai jam kerja, yaitu ketika mereka sedang dalam perjalanan pulang dari kantor, [baik] di transportasi umum hingga mobil pribadi,” kata Peter.

JobSmart belum ada rencana untuk merilis aplikasi untuk platform iOS, karena belum adanya demand atau permintaan dari klien. Kebanyakan klien dan pengguna JobSmart selama ini menggunakan platform Android.

Platform andalan perusahaan kelas menengah hingga ke atas

Saat ini JobSmart telah memiliki 1200 klien yang terdiri dari perusahaan kelas menengah hingga ke atas. Sementara kalangan UKM dan startup masih belum terlalu banyak menggunakan platform JobSmart. Menurut Peter, kalangan UKM dan startup belum terlalu banyak mencari jumlah kandidat. Hal tersebut yang membedakan dengan perusahaan kelas menengah hingga ke atas.

“Kami melihat selama ini kebutuhan rekrutmen belum besar seperti perusahaan yang skalanya nasional. Contoh sederhana adalah perusahaan seperti Astra, yang biasanya mendapatkan sekitar 8 ribu kandidat untuk satu posisi saja. Sementara untuk startup biasanya belum membutuhkan jumlah yang banyak untuk posisi tertentu,” kata Peter.

Perusahaan yang telah bergabung dengan JobSmart bisa memanfaatkan platform screening management system dengan berlangganan bulanan atau monthly subscription.

“Harga [untuk berlangganan bulanan] tersebut sudah termasuk semua sistem yang tersedia di JobSmart, mulai dari screening berdasarkan kepribadian kandidat hingga video interview. Sehingga mampu memangkas biaya serta waktu proses rekrutmen yang selama ini banyak dikeluhkan oleh perusahaan kelas menengah hingga UKM dan startup,” kata Peter.

Untuk pelaku UKM dan startup, JobSmart juga menyediakan layanan Free Forever, dengan biaya gratis semua sistem serta fitur yang tersedia di JobSmart tetap bisa digunakan. Layanan Free Forever ini hanya bisa digunakan untuk satu kandidat saja.

“Kami menjamin keberhasilan kandidat sebanyak 80%, dengan hanya meng-import data kandidat yang sebelumnya telah dipilih oleh perusahaan. Sistem dari JobsSmart selanjutnya bisa melakukan proses perekrutan dengan mudah, cepat, dan akurat,” kata Peter.

Rencana JobSmart tahun 2017

Saat ini JobSmart masih menjalankan bisnisnya dengan menggunakan pendanaan dari angel investor dan belum ada rencana untuk melakukan penggalangan dana. Terkait inovasi yang akan diluncurkan di tahun ini, rencananya JobSmart akan merilis fitur untuk tenaga magang atau intern kepada klien.

Grand design dari JobSmart adalah platform untuk pencarian kerja, namun saat ini kami juga sudah banyak menerima permintaan dari perusahaan untuk mulai memberikan pilihan untuk tenaga kerja magang. Karena JobSmart banyak digunakan untuk fresh graduate, layanan ini nantinya juga bakal membantu kedua belah pihak,” kata Peter.

Application Information Will Show Up Here

JobSmart Pivot Menjadi Screening Management System

Beroperasi sejak tahun 2015, situs pencari kerja JobSmart hari ini mengumumkan telah melakukan pivot menjadi screening management system. Sistem ini akan membantu perusahaan menemukan kandidat pekerja dengan spesifikasi yang telah didefinisikan. Sebelumnya JobSmart menghadirkan layanan menyerupai JobStreet atau JobsDB dengan kelebihan fitur pencocokan otomatis.

Terkait dengan pivot ini, Co-Founder dan COO JobSmart Peter Wijaya mengatakan:

“Kami memutuskan untuk beralih dari platform pencarian kerja menjadi screening management system. Langkah ini kami ambil karena berdasarkan review selama satu tahun kami beroperasi. Khususnya terhadap pertumbuhan jumlah kandidat yang tergabung di JobSmart. Nyatanya di JobStreet sendiri jumlah kandidatnya sudah mencapai lebih dari 3,5 juta. Tentunya akan sulit dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memiliki jumlah kandidat sebanyak mereka.”

Saat ini persaingan dalam pencarian kandidat pekerja terbaik mengalami persaingan yang luar biasa. Perusahaan pastinya ingin menempatkan lowongan pekerjaan di situs pencarian kerja yang memiliki banyak kandidat, dengan harapan semakin banyak jumlah kandidat yang ada tergabung di situs tersebut, semakin banyak juga yang melamar pada lowongan pekerjaan di perusahaan mereka.

“JobSmart melakukan pivot, dan fokus pada kekuatan kami saja, yaitu membantu menyaring kandidat yang sesuai dengan kriteria perusahaan dengan menggunakan fitur pencocokan otomatis. Karena dengan layanan kami ini, perusahaan tidak perlu membutuhkan waktu lama untuk menyaring kandidat yang berkualitas, melainkan hanya dalam hitungan detik saja,” tambah Peter.

Di versi sebelumnya fitur-fitur unggulan yang ditawarkan JobSmart antara lain tes kepribadian online, video interview, dan pencocokan otomatis. Dengan fitur inilah diharapkan JobSmart dapat membantu perusahaan menemukan calon pekerja dengan efektif.

Fitur-fitur yang diunggulkan ini menurut JobSmart menjadikan dirinya bukan sebagai kompetitor bagi para situs pencari kerja seperti Jobstreet atau JobsDB, melainkan menjadi pelengkap bagi perusahaan yang ingin lebih mudah menyaring kandidat hingga akhirnya menemukan kandidat yang dibutuhkan lebih cepat.