Pro dan Kontra Twitch: Membantu Penyandang Disabilitas vs Konten Seronok

Sama seperti internet — dan semua inovasi baru — platform streaming game seperti Twitch punya dampak positif dan negatif pada masyarakat. Dalam artikel ini, dampak positif yang akan saya bahas secara spesifik adalah bagaimana Twitch membantu penyandang disabilitas untuk bisa mandiri secara finansial dan menemukan komunitas. Sementara itu, dampak negatif yang akan saya bahas adalah bagaimana Twitch justru mendukung tren kontroversial, yaitu hot tub meta.

Pro: Membantu Penyandang Disabilitas

Travis Arthofer adalah seorang veteran Amerika Serikat yang kesulitan untuk bergerak karena tulang punggungnya cedera akibat kecelakaan. Selain itu, dia juga terus merasakan rasa sakit pada bagian kanan dari tubuhnya. Dua hal ini membuatnya merasa kehilangan tujuan hidup. Untungnya, dia menemukan hobi baru: menyiarkan pertandingan FIFA kompetitif di Twitch. Dalam seminggu, pria berumur 52 tahun itu bisa melakukan siaran hingga 5 kali. Arthofer mengaku, hobi barunya ini membantunya untuk kembali menemukan tujuan hidup dan menjadi bagian dari komunitas. Sekarang, sebagai streamer dengan disabilitas, dia ingin bisa membantu penyandang disabilitas lain yang tertarik untuk masuk ke dunia esports.

“Sejujurnya, saya mungkin tidak akan ada di sini jika saya tidak menemukan hobi streaming ini,” kata Arthofer pada Goal. “Ketika para penonton menanti siaran saya, hal itu sangat berarti untuk saya. Dan bagi saya, satu-satunya alasan mengapa saya ingin sukses sebagai streamer adalah karena saya ingin bisa membantu komunitas. Pada akhirnya, tujuan saya adalah untuk menyediakan bantuan pada para veteran, khususnya veteran dengan disabilitas. Karena, orang-orang dengan disabilitas, pikiran mereka mash baik-baik saja. Hanya saja, mereka jadi punya beberapa keterbatasan. Dan mereka harus beradaptasi dengan hal itu.”

Travis Arthofer menjadi streamer dari FIFA. | Sumber: Goal

Arthofer bukan satu-satunya penyandang disabilitas yang menjadi streamer di Twitch. Contoh streamer dengan disabilitas lainnya adalah Carlos “Obsrattlehead” Vasquez. Walau dia adalah seorang tuna netra, dia tetap bisa bermain fighting game dengan apik. Dia mengaku, pada awalnya, dia membuat siaran di Twitch hanya untuk menunjukkan kemampuannya dalam bermain fighting game. Namun, lama-kelamaan, channel-nya berubah menjadi tempat berkumpul bagi fans fighting game, baik yang memiliki disabilitas maupun tidak. Menariknya, para penonton Obsrattlehead akhirnya saling berinteraksi dan belajar dari satu sama lain.

“Sekarang, saya melakukan siaran dengan tujuan untuk memberikan wadah bagi gamers tanpa disabilitas untuk mengenal komunitas disabilitas lebih dalam,” kata Vasquez pada Wired. “Walau kecil, komunitas kami sangat akrab. Dan mereka akan memastikan orang-orang yang menonton siaran saya akan menjadi lebih paham akan pentingnya fitur aksesibilitas.”

Setelah menjadi advokat bagi komunitas gamers dengan disabilitas, Vasquez mendapatkan kesempatan untuk tampil di berbagai event global, termasuk EVO pada 2013 dan Combo Breaker pada 2019. Di Combo Breaker, dia bahkan punya kesempatan untuk berkenalan dengan para developer dari NetherRealm Studio, kreator di balik game Mortal Kombat dan Injustice. Kemudian, Vasquez membantu NetherRealm untuk mengembangkan fitur-fitur aksesibilitas di game-game mereka, seperti suara yang menjadi tanda ketika pemain berada di dekat dengan objek interaktif. Pada awalnya, fitur tersebut hanya ada di game Injustice pertama. Namun, sekarang, fitur tersebut telah ditanamkan di semua game bautan NetherRealm.

Tak hanya menemukan komunitas, Twitch juga bisa membantu para penyandang disabilitas untuk mendapatkan uang dan menjadi mandiri secara finansial. Ialah Mackenzie alias Mackenseize, seorang streamer perempuan yang mengidap epilepsi. Ketika dia berumur 22 tahun, dia mengalami kejang parah yang memaksanya untuk bolos dari dua tempatnya bekerja. Karena dia tinggal sendiri, dia juga tidak sempat menghubungi restoran dan gym tempatnya bekerja. Dan walau kedua perusahaan tahu bahwa Mackenzie punya epilepsi, mereka tetap memecatnya. Tak hanya itu, reputasi Mackenzie pun tercoreng karena dia pernah mangkir kerja tanpa kabar. Hal ini membuatnya semakin kesulitan untuk mencari pekerjaan.

Di tengah kesulitan untuk mencari pekerjaan, Mackenzie mulai menonton siaran di Twitch. Dia tahu, para streamers di Twitch bisa menghasilkan uang. Dia pun lalu mencoba untuk membuat channel di Twitch dan melakukan siaran. Karena dia memang ingin menjadikan streamer sebagai karir, dia langsung memasang tombol donasi sejak awal. Dia mengaku, pada awalnya, dia bingung akan apa yang harus dia lakukan. Dari menonton streamers lain, dia belajar bahwa para streamers biasanya mengobrol tentang strategi atau tips dan trik dari game yang mereka mainkan. Selain itu, mereka juga terkadang membahas tentang kehidupan sehari-hari mereka.

Mackenzie pada 2015. | Sumber: Twitter

Mackenzie serius membangun karirnya sebagai streamers. Di awal karirnya, dia melakukan siaran selama 60 jam setiap minggu, menurut laporan The Guardian. Dia mengaku, dia pernah melakukan siaran sejak jam 11 pagi sampai 11 malam. Kerja kerasnya berbuah manis. Enam bulan setelah dia memulai karirnya sebagai streamer, dia mendapatkan tawaran untuk bekerja sama dengan Twitch. Hal ini memungkinkan Mackenzie untuk menambahkan fitur berlangganan di channel-nya.

Dalam waktu satu tahun, jumlah penonton dari siaran Mackenzie mencapai 350 orang. Dan sekarang, jumlah followers-nya telah mencapai 36,5 ribu orang. Dia bercerita, pemasukan yang dia dapatkan di awal karirnya tidak menentu. Terkadang, dia bisa mendapatkan pemasukan yang cukup besar, tapi lain kali, donasi yang dia dapat kecil. Meskipun begitu, uang yang dia dapatkan dari pekerjaannya sebagai streamer tetap lebih besar dari gajinya ketika dia bekerja di dua perusahaan dengan upah minimum.

Kontra: Konten Kontroversial

Sejatinya, Twitch dikenal sebagai platform streaming game. Namun, beberapa tahun belakangan, mereka mulai melebarkan sayap dan membuat kategori selain game, mulai dari Just Chatting sampai olahraga tradisional. Faktanya, kategori Just Chatting — yang biasanya hanya menampilkan streamer mengobrol dengan para penonton — merupakan salah satu kategori paling populer di Twitch.

Beberapa bulan lalu, muncul tren baru di Twitch, yaitu hot tub meta. Yang dimaksud dengan hot tub meta adalah ketika para streamers — yang kebanyakan perempuan — melakukan siaran dari kolam karet sambil mengenakan bikini. Sama seperti platform lain, Twitch punya kebijakan ketat soal konten seksual. Para streamers dilarang untuk mengenakan pakaian yang tidak senonoh ketika melakukan streaming. Hanya saja, ada loophole dalam peraturan tersebut. Streamers boleh mengenakan pakaian renang atau bahkan bikini selama mereka memang berada di pantai atau kolam renang. Karena itu, munculah ide untuk mengadakan siaran di kolam karet dengan mengenakan bikini.

Tren hot tub meta memunculkan kontroversi di komunitas Twitch. Karena, pada awalnya, para hot tub streamers biasanya masuk dalam kategori Just Chatting. Hal ini membuat streamers Just Chatting yang tidak mengikuti tren khawatir. Pasalnya, keberadaan hot tub streamers bisa membuat perusahaan-perusahaan enggan untuk memasang iklan di channel Just Chatting karena tidak ingin brand mereka dikaitkan dengan para hot tub streamres. Jika hal ini terjadi, maka pemasukan semua streamers Just Chatting akan turun. Kabar baiknya, Twitch menyadari masalah tersebut. Untuk menyelesaikannya, mereka memutuskan untuk membuat kategori baru, yaitu Pools, Hot Tubs, dan Beaches. Sesuai namanya, kategori itu ditujukan untuk para hot tub streamers.

Meskipun begitu, kontroversi masih berlanjut. Tidak semua streamers puas dengan keputusan Twitch untuk membuat kategori baru bagi para hot tub stremers. Contohnya adalah Félix “xQc” Lengyel, yang merupakan salah satu streamers paling populer di Twitch. Secara terbuka, dia memprotes akan munculnya tren hot tub meta di Twitter, seperti yang disebutkan oleh CNET.

Streamer lain yang juga tidak mendukung tren hot tub meta adalah Imane “Pokimane” Anys. Dia menganggap, keberadaan hot tub streamers layaknya bom waktu yang bisa mengacaukan masa depan Twitch sebagai platform streaming game. Dalam siarannya, dia mengatakan, jika Twitch tidak membuat peraturan yang tegas terkait konten seksual yang menyerempet konten porno, maka para streamers akan terus memanfaatkan loophole yang ada di peraturan Twitch, menurut laporan Clutch Points.

Sementara itu, Doron Nir, Co-founder dari StreamElement menganggap, keputusan Twitch membuat kategori baru untuk para hot tub streamers adalah keputusan yang berani. Alasannya, hal itu merupakan validasi Twitch akan keberadaan para hot tub streamers. Tak hanya itu, jika Twitch rela menyediakan wadah untuk para hot tub streamers — yang siarannya sudah jauh dari inti Twitch, yaitu gaming — maka, tidak tertutup kemungkinan, mereka juga akan rela menampung konten non-gaming lainnya.

Sumber header: Microsoft

Sony dan Microsoft Tawarkan Refund Cyberpunk 2077, Discord Dapat Investasi

Belum sebulan sejak Cyberpunk 2077 dirilis, muncul banyak protes tentang game itu, khususnya dari pemilik konsol lama, seperti PlayStation 4 dan Xbox One. Hal ini mendorong Sony dan Microsoft untuk menawarkan refund bagi orang-orang yang telah membeli game tersebut di PlayStation Store atau Microsoft Store. Selain itu, pada minggu lalu, Discord juga baru saja mendapatkan investasi.

Sony Tarik Cyberpunk 2077 dari PlayStation 4, Tawarkan Refund

Sony Interactive Entertainment menarik Cyberpunk 2077 dari PlayStation Store. Mereka mengumumkan hal ini melalui situs PlayStation. Walau mereka tidak menjelaskan alasan mereka, banyak orang menduga, Sony melakukan hal itu karena banyak pemain PlayStation 4 yang memprotes performa dari game tersebut.

refund cyberpunk 2077
Cyberpunk 2077 akhirnya ditarik oleh Sony karena banyak protes dari pemain.

“SIE ingin memastikan pelanggan kami puas. Karena itu, kami menawarkan refund untuk semua pemain yang telah membeli Cyberpunk 2077 melalui PlayStation Store,” kata Sony, seperti dikutip dari GamesIndustry. “SIE juga akan menarik Cyberpunk 2077 dari PlayStation Store untuk saat ini.”

Microsoft Tawarkan Refund untuk Cyberpunk 2077

Sony bukan satu-satunya pihak yang memutuskan untuk menawarkan refund. Tak lama setelah Sony membuat pengumuman tentang penarikan Cyberpunk 2077, Microsoft mengumumkan, mereka akan menawarkan refund untuk Cyberpunk 2077 yang dibeli melalui Microsoft Store.

“Kami tahu bahwa para developer di CD Projekt Red telah bekerja keras untuk merilis Cyberpunk di tengah keadaan yang sulit,” kata juru bicara Microsoft dalam pernyataan resmi pada GamesIndustry. “Namun, kami juga sadar bahwa sejumlah pemain merasa tidak puas dengan performa game ini ketika mereka bermain di konsol lama.”

Lebih lanjut, dia berkata, “Sampai saat ini, kami telah memberikan refund pada sebagian besar pelanggan yang memang ingin uang mereka kembali. Untuk memastikan bahwa semua orang bisa mendapatkan pengalaman bermain yang memuaskan di Xbox, kami menawarkan refund penuh untuk semua orang yang telah membeli Cyberpunk 2077 melalui Microsoft Store.”

Discord Dapat Investasi US$100 Juta

Sementara itu, ada kabar baik untuk Discord. Platform chatting itu baru saja mendapatkan kucuran dana sebesar US$100 juta. Dengan ini, valuasi Discord mencapai US$7 miliar. Dalam waktu enam bulan, valuasi Discord sebagai perusahaan naik dua kali lipat. Tidak heran, mengingat jumlah pengguna Discord juga terus bertambah. Saat ini, jumlah pengguna Discord mencapai 140 juta orang.

Investasi ini merupakan bagian dari pendanaan ronde H untuk Discord. Ronde pendanaan ini dipimpin oleh perusahana investasi Greenoaks Capital. Perusahaan lain yang ikut menanamkan modal kali ini adalah perusahaan venture capital, Index Ventures, lapor GamesIndustry.

Total Jam Ditonton Twitch Pada November Capai 1,7 Miliar Jam

Pada November 2020, total hours watched di Twitch mencapai 1,7 miliar jam, menurut data dari Stream Elements. Angka ini naik sedikit jika dibandingkan dengan total hours watched pada Oktober 2020. Saat ini, Just Chatting menjadi kategori paling populer. Pada November 2020, total hours watched dari kategori itu mencapai 228 juta jam, naik 246% dari tahun lalu.

Just Chatting jadi kategori paling populer di Twitch saat ini. | Sumber: The Esports Observer
Just Chatting jadi kategori paling populer di Twitch saat ini. | Sumber: The Esports Observer

Sampai saat ini, gaming memang masih jadi konten utama Twitch. Namun, platform streaming game milik Amazon itu juga berusaha untuk memperkaya konten mereka. Pada Juli 2020 lalu, mereka membuat kategori khusus untuk olahraga tradisional, seperti sepak bola. Selain itu, Twitch juga mempromosikan konten untuk perempuan, seperti kosmetik.

“Sebanyak 40 persen audiens gaming merupakan perempuan,” kata CEO StreamElements, Doron Nir, lapor VentureBeat. “Hal itu berarti, merek kosmetik akan tertarik untuk masuk ke platform livestreaming. Dalam 12 bulan belakangan, kami melihat, total hours watched kategori kecantikan di Twitch naik 260%. Beberapa merek kosmetik, seperti L’Oréal, MAC, Em, Hero, dan e.l.f. juga telah membuat kolaborasi di platform streaming game.”

Di Balik Merger Huya dan Douyu untuk Dominasi Pasar Streaming Game Tiongkok

Sebagai negara dengan populasi terbesar, Tiongkok selalu menjadi pasar yang menarik untuk diperhatikan, termasuk terkait industri esports. Menurut iResearch Consulting Group, pemasukan industri esports di Tiongkok pada 2019 mencapai RMB117,5 miliar (sekitar Rp258,4 triliun), naik 25% dari tahun sebelumnya. Sementara pada 2021, nilai industri esports di Tiongkok diperkirakan akan naik menjadi RMB165,1 miliar (sekitar Rp363 triliun), menurut laporan South China Morning Post.

Salah satu alasan mengapa industri esports bisa tumbuh pesat di Tiongkok adalah karena dukungan dari pemerintah. Alasan lainnya adalah karena di Tiongkok, industri game online dan live streaming juga sangat subur. Memang, menurut data dari iResearch, total pemasukan industri streaming game di Tiongkok akan mencapai US$3,5 miliar (sekitar Rp51,4 triliun) pada tahun 2020.

Di global, Twitch milik Amazon memang masih menjadi platform streaming game nomor satu. Namun, di Tiongkok, Twitch diblokir. Hal ini membuka kesempatan bagi perusahaan-perusahaan lokal untuk membuat platform streaming game sendiri. Melihat besarnya potensi pemasukan di industri streaming game di Tiongkok, muncul banyak platform streaming game. Ialah Huya dan Douyu, dua platform streaming game yang sukses mendominasi pasar streaming game di Tiongkok.

Douyu jadi salah satu platform streaming game terbesar di Tiongkok. | Sumber: Deposit Photos
Douyu jadi salah satu platform streaming game terbesar di Tiongkok. | Sumber: Deposit Photos

Pada Q2 2020, jumlah rata-rata pengguna aktif bulanan Douyu dikabarkan mencapai 165,3 juta orang. Sebanyak 7,6 juta di antaranya merupakan pengguna berbayar. Sementara itu, Huya memiliki 168,5 juta pengguna aktif bulanan dengan 6,2 juta pengguna berbayar. Dari segi keuangan, pemasukan Douyu pada Q2 2020 mencapai RMB2,5 miliar (sekitar Rp5,5 triliun), naik 33,9% dari Q2 2019. Dan pemasukan Huya pada periode yang sama mencapai RMB2,7 miliar (sekitar Rp5,9 triliun), naik 34,2% dari tahun sebelumnya.

Tentu saja, hanya karena Huya dan Douyu sama-sama perusahaan Tiongkok, hal itu bukan berarti hubungan keduanya baik-baik saja. Oppo dan Vivo yang punya perusahaan induk yang sama saja bisa bersaing dengan satu sama lain, apalagi Huya dan Douyu.

 

Persaingan antara Huya dan Douyu

Douyu didirikan di Wuhan, Tiongkok pada 2014. Sementara Huya adalah anak dari perusahaan hiburan raksasa YY Inc., yang kemudian menjadi perusahaan mandiri pada Agustus 2016. Pada tahun yang sama, persaingan antar platform streaming game di Tiongkok memanas. Hal ini membuat banyak platform streaming game tumbang. Douyu dan Huya tidak hanya berhasil bertahan tapi juga sukses mendominasi pasar streaming game di Tiongkok.

Salah satu strategi Douyu untuk bisa bertahan di tengah ketatnya persaingan ketika itu adalah dengan memanjakan para streamer mereka. Douyu rela membayar US$4 juta (sekitar Rp58,7 miliar) pada Liu “PDD” Mou agar streamer tersebut mau menyiarkan kontennya secara eksklusif di Douyu. Di Barat, perusahaan-perusahaan platform streaming game baru mulai berebut streamer populer satu tahun belakangan. Namun, di Tiongkok, hal ini telah terjadi sejak lama.

Douyu rela bayar Liu "PDD" Mou demi mendapatkan kontrak eksklusif. | Sumber: SCMP
Douyu rela bayar Liu “PDD” Mou demi mendapatkan kontrak eksklusif. | Sumber: SCMP

“Perebutan untuk mendapatkan hak siar eksklusif atas kompetisi esports dan kontrak eksklusif dengan streamer, kita baru melihat tren ini di Twitch, Facebook, YouTube, dan platform streaming game lain dari Amerika Serikat belum lama ini,” kata Ahmad Daniel, Senior Analyst, Niko Partners, perusahaan riset yang fokus pada pasar gaming Asia, dikutip dari GameDaily. “Namun, konten eksklusif telah menjadi strategi dari platform streaming game di Tiongkok sejak beberapa tahun lalu. Hal ini mendorong terjadinya konsolidasi pasar platform streaming game. Pada 2019, Panda TV akhirnya tutup. Sementara Douyu, Huya, dan Bilibili terus tumbuh.”

Selain berlomba-lomba untuk mendapatkan kontrak eksklusif, Huya dan Douyu juga sempat saling beradu di pengadilan terkait kasus pencemaran nama baik dan kontrak dengan para streamer. Sementara persaingan antara Huya dan Douyu untuk mendapatkan kontrak eksklusif dengan streamer menimbulkan masalah tersendiri, yaitu melambungnya biaya kontrak eksklusif.

“Ketika Panda TV ada di masa kejayaannya, bayaran para streamer jauh lebih tinggi dari seharusnya,” kata seorang manager live streaming yang bekerja untuk salah satu multi-channel network (MCN) di Tiongkok, menurut laporan KR Asia. Panda TV merupakan salah satu platform streaming game asal Tiongkok. Platform itu didirikan pada 2015 oleh Wang Sicong, anak dari pebisnis Wang Jianlin. Hanya saja, Panda TV tutup pada 2019 karena tidak dapat bertahan di tengah ketatnya persaingan dalam industri platform streaming game di Tiongkok.

Jika Huya dan Douyu terus mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk mendapatkan kontrak eksklusif dengan para streamer, maka hal ini adalah kabar buruk bagi para investornya. Jadi, tidak aneh jika pada akhirnya…

 

Tencent Dorong Huya dan Douyu untuk Merger

Selain sebagai platform streaming game populer di Tiongkok, Huya dan Douyu punya satu kesamaan lain. Keduanya pernah mendapatkan investasi dari Tencent. Douyu mendapatkan investasi dari Tencent pertama kali pada 2015. Sejak saat itu, Tencent terus menambahkan modal yang mereka tanamkan di Douyu. Pada 2019, Douyu melakukan penawaran saham perdana di NASDAQ. Pada Maret 2020, Tencent menguasai 38% saham Douyu, menjadikan mereka sebagai pemegang saham terbesar di platform streaming game tersebut.

Sementara itu, Tencent pertama kali menanamkan modal di Huya pada Maret 2018. Ketika itu, mereka menyuntikkan dana sebesar US$461,6 juta (sekitar Rp6,8 triliun). Huya lalu melakukan IPO di New York Stock Exchange (NYSE) pada Mei 2018. Pada April 2020, Tencent kembali mengucurkan modal untuk Huya. Setelah memberikan modal sebesar US$262,2 juta (sekitar Rp3,85 triliun) pada Huya, Tencent mendapatkan 50,1% voting power dari perusahaan platform streaming tersebut. Dengan begitu, Tencent menjadi memiliki kuasa atas Douyu dan Huya. Hal ini membuka jalan bagi Tencent untuk menggabungkan kedua perusahaan tersebut.

Pada Agustus 2020, Tencent mengumumkan rencana mereka untuk mengonsolidasi Douyu dan Huya. Proposal tersebut memang bersifat tak mengikat. Namun, Tencent siap untuk memastikan agar proses merger dari dua platform streaming game itu bisa berjalan lancar. 12 Oktober 2020, Tencent akhirnya berhasil merealisasikan rencana mereka untuk menggabungkan Douyu dan Huya.

Tencent dorong agar Huya mau merger dengan Douyu. | Sumber: Deposit Photos
Tencent dorong agar Huya mau merger dengan Douyu. | Sumber: Deposit Photos

Huya dan Douyu mengumumkan, mereka akan melakukan merger. Merger tersebut diperkirakan akan selesai pada semester pertama 2021. Dengan ini, Huya akan membeli saham Douyu dan Douyu akan menarik saham mereka dari NASDAQ. Para pemegang saham dari kedua perusahaan akan mendapatkan 50% dari saham perusahaan gabungan Huya dan Douyu. CEO Huya, Dong Rongjie akan memegang jabatan co-CEO bersama CEO Douyu, Chen Shaojie.

Menurut laporan media lokal Tech Planet, kemungkinan, perusahaan hasil merger Douyu dan Huya akan hadir dengan merek baru, yaitu Husha, yang berarti Tiger Shark. Diduga, mereka akan menggunkan nama Husha karena nama tersebut merupakan gabungan dari Douyu — yang berarti Fighting Fish — dan Huya, yang berarti Tiger Teeth. Perusahaan tersebut akan menguasai 80% pasar platform streaming game di Tiongkok. Sementara Tencent akan memegang 67,5% saham dari perusahaan itu.

Dengan bergabungnya Huya dan Douyu menjadi satu entitas, maka mereka tidak perlu lagi berebut kontrak eksklusif. Menurut seorang pekerja Huya yang tak mau disebutkan namanya, hal ini akan membuat gaji yang diterima oleh para streamer turun. Dampak lain dari merger antara dua platform streaming game ini adalah fokus Douyu akan berubah. Nantinya, Douyu akan lebih fokus pada video dengan durasi pendek atau medium. Selain itu, Douyu juga akan bekerja sama dengan Penguin, merek streaming game milik Tencent.

 

Kenapa Tencent Dorong Huya dan Douyu Merger?

Jika Huya dan Douyu merger, maka investor dari kedua perusahaan akan diuntungkan. Pasalnya, mereka tak lagi perlu mengucurkan banyak uang demi mendapatkan kontrak eksklusif. Sementara itu, bagi Tencent, merger Huya dan Douyu juga akan menguntungkan karena mereka akan menjadi pemegang saham terbesar dari perusahaan yang akan bernilai US$10 miliar (sekitar Rp146,8 triliun) tersebut.

Tak hanya itu, merger Huya dan Douyu juga akan memperkuat dominasi mereka di tengah pasar streaming game yang kembali memanas. Memang, belakangan, aplikasi video pendek seperti Douyin — versi TikTok di Tiongkok — dan Kuaishou serta platform video Bilibili mulai menunjukkan ketertarikan untuk menampilkan konten esports. Douyin memiliki 600 juta pengguna aktif harian per September 2020. Tak hanya itu, ByteDance, perusahan induk dari Douyin, dikabarkan membuat divisi khusus untuk mengembangkan game bagi para gamer hardcore.

Sementara Kuaishou dikabarkan memiliki pengguna aktif harian sebanyak 51 juta orang per Desember 2019. Pada Agustus 2020, angka itu meroket menjadi 220 juta orang. Bilibili, yang populer di kalangan Gen Z, juga menunjukkan minat untuk masuk ke industri streaming game. Mereka dikabarkan membayar RMB800 juta (sekitar Rp1,8 triliun) untuk mendapatkan kontrak eksklusif dengan Riot Games. Melalui kontrak itu, Bilibili mendapatkan hak siar eksklusif atas League of Legends World Championship di Tiongkok selama tiga tahun.

League of Legends World Championship akan diadakan di Shanghai, Tiongkok pada 2020. | Sumber: Riot Games
League of Legends World Championship akan diadakan di Shanghai, Tiongkok pada 2020. | Sumber: Riot Games

“Douyu dan Huya memang masing menguasai para top streamer yang memiliki banyak fans,” kata karyawan Huya yang tak ingin disebutkan namanya. “Namun, selain live streaming, platform seperti Kuaishou dan Bilibili punya video lebih banyak, baik video pendek maupun video dengan durasi yang lebih panjang. Hal ini dapat membuat para penonton lebih betah menonton di platform tersebut.”

Seorang manager MCN di Tiongkok menjelaskan, konten game di platform selain Huya dan Douyu bisa lebih menghibur. Pasalnya, para streamer di Huya dan Douyu biasanya fokus untuk menampilkan teknik dan kemampuan mereka dalam bermain game. Sementara video di platform lain fokus pada cerita dalam game. Jadi, bagi sebagian orang, konten di platform lain lebih menarik. Dia juga mengungkap, mendistribusikan konten di Douyin cukup sulit. “Konten gaming di Douyin dapat diblokir dengan mudah karena masalah hak cipta,” ujarnya.

 

Penutup

Waktu kecil, saya pernah mendengar cerita fabel tentang singa dan beruang yang menemukan sepotong daging di hutan. Merasa paling pantas untuk mendapatkan keseluruhan daging tersebut, keduanya lalu bertarung. Namun, keduanya terlalu sibuk berkelahi dengan satu sama lain sehingga mereka tidak sadar ada serigala yang mengambil daging yang mereka temukan. Pada akhirnya, baik sang singa maupun beruang tidak mendapatkan daging yang mereka temukan.

Moral dari cerita ini adalah jika Anda terlalu sibuk bertarung dengan satu musuh, Anda bisa tak menyadari keberadaan musuh lain, yang bisa berakhir dengan hilangnya kesempatan yang ada. Jadi, saya rasa, keputusan Tencent untuk menggabungkan Huya dan Douyu adalah untuk mencegah hal serupa terjadi. Jika Huya dan Douyu terlalu sibuk bersaing dengan satu sama lain, tak tertutup kemungkinan justru ada perusahaan lain yang mengambil kesempatan untuk menguasai pasar streaming game di Tiongkok.

Bagi Tencent, bergabungnya Douyu dengan Huya menjamin mereka menguasai pasar streaming game di Tiongkok. Hal ini akan membuat mereka semakin mendominasi pasar gaming karena mereka juga sudah berhasil menjadi publisher game nomor satu di dunia. Ke depan, tak tertutup kemungkinan, Tencent akan berusaha menguasai semua lini dalam industri gaming, mulai dari perilisan game, penyelenggaraan turnamen esports, sampai bagian streaming.

Feat Image: Deposit Photos

Q3 2020, PMWL Season 0: East Jadi Turnamen Paling Populer ke-2

Berkat pandemi COVID-19, jumlah penonton di berbagai platform streaming game melonjak naik sepanjang semester pertama 2020. Pada Q2 2020, jumlah rata-rata hours watched per minggu bahkan mencapai 600 juta jam. Menurut laporan terbaru dari Stream Hatchet, angka ini mulai turun pada Q3 2020. Meskipun begitu, jumlah rata-rata hours watched per minggu di semua platform streaming game masih mencapai 500 juta jam, naik 73% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Padahal, kompetisi olahraga tradisional, seperti sepak bola dan basket, telah kembali diselenggarakan.

Pada Q3 2020, Twitch masih menjadi platform streaming game nomor satu dengan total hours watched mencapai 4,7 miliar jam. Namun, jika dibandingkan dengan pada Q2 2020, total hours watched Twitch pada Q3 2020 mengalami penurunan sekitar 375 juta jam. Padahal, mereka telah kembali menandatangani kontrak kerja sama dengan 2 streamer populer, Tyler “Ninja” Blevins dan Michael “Shroud” Grzesiek.

Q3 2020 streaming game
Total hours watched di berbagai platform streaming game pada Q3 2020. | Sumber: Stream Hatchet

Meskipun Twitch masih menguasai pasar, YouTube Gaming menjadi platform streaming game dengan pertumbuhan paling besar pada Q3 2020 dengan kenaikan total hours watched sebesar 150 juta jam selama 3 bulan terakhir. Sementara itu, total hours watched dari Facebook Gaming akhirnya menembus 1 miliar jam.

League of Legends masih menjadi game paling populer pada Q3 2020, diikuti oleh Fortnite, PUBG Mobile, dan Free Fire dari Garena. Hal ini menunjukkan bahwa popularitas mobile game terus menanjak. Bukti lain dari meningkatnya popularitas mobile game adalah dari jumlah hours watched dari PUBG Mobile World League.

Q3 2020 streaming game
5 turnamen esports paling populer sepanjang Q3 2020. | Sumber: Stream Hatchet

Pada Q3 2020, PMWL Season 0: East menjadi turnamen paling populer ke-2, setelah League of Legends Champions Korea 2020 Summer Season. Menurut Esports Charts, ada lebih dari 500 ribu orang Indonesia yang menonton PMWL Season 0. Tidak heran, mengingat tim asal Indonesia, Bigetron RA, berhasil menjadi juara dari turnamen tersebut.

Empat game terpopuler sepanjang Q3 2020 memang merupakan game esports. Namun, game Among Us dan Fall Guys juga masuk ke dalam daftar 10 game paling populer. Hal ini merupakan bukti bahwa para penonton tak hanya menonton konten game dan esports demi melihat kecakapan para pemainnya, mereka juga tertarik untuk menonton streamer yang memiliki kepribadian menarik.

Bos Fnatic: Industri Esports Tumbuh Pesat Selama Pandemi

Pendiri dan CEO Fnatic, Sam Mathews, mengatakan bahwa industri esports tumbuh pesat selama pandemi COVID-19. Mathews mengatakan, para pelaku industri esports harus dapat memanfaatkan momentum tersebut.

Bulan lalu, Fnatic membuat laporan tentang bagaimana pandemi memengaruhi indsutri esports. Pada awal pandemi, industri esports terkena dampak negatif karena sejumlah turnamen esports offline harus ditunda atau dibatalkan. Namun, dengan cepat, para pelaku industri esports beradaptasi dan mengganti format turnamen offline menjadi kompetisi online.

“Salah satu temuan dalam laporan kami adalah betapa cepatnya turnamen esports offline diganti dengan kompetisi online,” kata Mathews pada Forbes. “Industri esports masih sangat muda jika dibandingkan dengan industri olahraga tradisional. Namun, pelaku industri esports dapat menyesuaikan diri dengan cepat, menunjukkan bahwa kami bisa memimpin di situasi ‘normal baru’ seperti sekarang.”

bos fnatic esports tumbuh pesat
Pertandingan Fnatic melawan G2 Esports di babak final LEC ditonton 1 juta orang. | Sumber: Twitter

Menurut Mathew, perkembangan industri esports selama pandemi juga menarik perhatian para pelaku industri hiburan dan olahraga tradisional. Dia juga menyebutkan, selama pandemi, esports menjadi semakin dikenal oleh banyak orang. “Pandemi COVID-19 menjadi bukti betapa pentingnya platform streaming digital. Hal ini mendorong perusahaan televisi untuk mencoba siaran digital dan mereka sukses menyiarkan sejumlah turnamen esports,” ujarnya. “Dengan begitu, batasan yang memisahkan industri olahraga tradisional, hiburan, dan esports menjadi semakin mengabur.”

Memang, sepanjang pandemi, sejumlah pelaku olahraga tradisional mulai masuk ke dunia esports. Tak hanya itu, kompetisi olahraga tradisional yang dibatalkan juga diganti dengan turnamen esports, seperti balapan dan pertandingan sepak bola. Sejumlah tim sepak bola dan NBA juga semakin memerhatikan esports, yang menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan esports sepanjang pandemi.

“Dengan dibatalkanya berbagai kompetisi olahraga tradeisional, perhatian masyarakat dan media beralih ke turnamen esports,” kata Mattews. “Laporan yang kami buat menunjukkan bahwa lockdown membuat masyarakat menghabiskan waktu lebih banyak untuk bermain game dan menonton konten game, menghabiskan uang lebih banyak untuk membeli item dalam game, serta mengunduh lebih banyak game. Tak hanya itu, jumlah viewership turnamen esports juga tumbuh sekitar 50-200%. Hal ini menjadi bukti bahwa industri esports tak mudah tumbang.”

Mathews juga membahas tentang meningkatnya viewership pada platform streaming game, khususnya pada Twitch. Platform milik Amazon itu mengalami pertumbuhan viewership paling tinggi jika dibandingkan dengan platform lain. Pada Q1 2020, total hours watched di Twitch mencapai 300 miliar jam.

“Twitch menguasai 65% pangsa pasar platform streaming game,” ungkap Mathews. “Jumlah viewership rata-rata Twitch pada Maret 2020 naik 16% dari Februari. Dan jumlah viewership rata-rata Twitch kembali naik 55% pada April. Angka ini menunjukkan betapa pesatnya pertumbuhan Twitch sebagai platform streaming game dalam bebreapa tahun belakangan.”

Saat ini, pandemi mulai mereda di sejumlah negara. Masyarakat sudah mulai dapat beraktivitas di luar rumah dan kompetisi olahraga kembali mulai diadakan. Hal ini akan membuat viewership esports turun. Meskipun begitu, perkembangan esports dalam beberapa bulan belakangan akan memberikan dampak positif pada industri esports ke depan.

Sumber header: Twitter

Shroud Kembali ke Twitch

Setelah absen selama 10 bulan, Michael “Shroud” Grzesiek akan kembali ke Twitch. Dia baru saja mengumumkan bahwa dia telah menandatangani kontrak eksklusif dengan platform streaming game milik Amazon tersebut. Hal itu berarti, dia hanya dapat melakukan streaming di Twitch. Tak lama setelah dia mengumumkan keputusannya untuk kembali ke Twitch, para fans-nya segera mengikutinya di platform tersebut. Saat ini, dia telah mendapatkan 7,2 juta pengikut di Twitch.

Sebagai mantan pemain profesional Counter-Strike: Global Offensive, Grzesiek dikenal dengan tembakannya yang akurat. Pada tahun lalu, dia memutuskan untuk pindah ke Mixer. Dikabarkan, kontrak eksklusifnya dengan Mixer bernilai US$10 juta.

Tidak heran jika nilai kontrak eksklusif Grzesiek dengan Mixer begitu besar. Sebelum kepindahannya ke Mixer, dia dikenal sebagai salah satu streamer paling populer di Twitch. Setelah Microsoft mengumumkan bahwa mereka akan menutup Mixer, banyak orang yang mempertanyakan kemana Grzesiek dan Tyler “Ninja” Blevins akan pergi.

Pada Juli 2020, Blevins buat streaming di YouTube. Dikabarkan, dia juga sempat berdiskusi dengan platform streaming game lain, termasuk Facebook Gaming dan Twitch. Menurut rumor yang beredar, Facebook Gaming menawarkan Grzesiek dan Blevins kontrak senilai dua kali lipat dari kontrak eksklusif mereka dengan Mixer. Namun, menurut pengacara esports Rod Breslau, keduanya menolak.

Beberapa hari belakangan, sempat beredar rumor bahwa Grzesiek akan kembali menjadi pemain profesional. Rumor itu diperkuat oleh beberapa gambar teaser yang muncul di akun media sosial Grzesiek. Namun, sekarang, rumor tersebut telah terbukti tidak benar berkat pengumuman kontrak eksklusif Grzesiek dengan Twitch. Ternyata, alasan Grzesiek mengunggah gambar teaser di akun media sosialnya adalah karena dia henda merombak personal brand-nya.

Beberapa bulan terakhir, pandemi COVID-19 melanda, menyebabkan masalah untuk banyak industri. Namun, industri streaming game justru berkembang pesat. Menurut data dari StreamElements dan Arsenal.gg, viewership Twitch pada Q2 2020 naik 56 persen dari Q1 2020. Dan Twitch bukan satu-satunya platfrom yang tumbuh. Total hours watched Facebook Gaming pada Q2 2020 juga naik 75 persen jika dibandingkan dengan Q1 2020.

Sumber: The Esports Observer, Engadget

Twitch Buat Kategori Khusus Olahraga Tradisional

Twitch sukses menjadi platform streaming game nomor satu. Pada Q2 2020, total hours watched di platform milik Amazon itu mencapai lima miliar jam. Sekarang, Twitch tampaknya ingin melebarkan sayapnya ke kategori olahraga tradisional. Mereka baru saja memperkenalkan kategori baru yang dinamai “Sports”.

Sesuai namanya, kategori baru di Twitch itu akan menampilkan konten olahraga tradisional, termasuk pertandingan sepak bola, talk show olahraga, video gulat, dan roller derby dari 2012. Selain itu, kategori olahraga di Twitch ini juga akan menampilkan konten basket dari NBA, hoki dari NHL, rugby dari RFL, bela diri campuran dari UFC, dan sepak bola perempuan dari NWSL.

Bersamaan dengan peluncuran kategori ini, Twitch juga mengumumkan kerja sama mereka dengan empat klub sepak bola, yaitu Real Madrid, Arsenal, Juventus, dan Paris-Saint-Germain. Seperti yang disebutkan oleh The Esports Observer, keempat klub sepak bola tersebut juga cukup aktif di scene esports. Arsenal memiliki tim esports sendiri yang berlaga di PES eFootball Pro League sementara Juventus bekerja sama dengan organisasi esports Astralis.

twitch olahraga
Arsenal punya tim esports sendiri. | Sumber: Arsenal

Sebagai bagian dari kerja sama dengan Twitch, empat klub sepak bola tersebut akan membuat konten eksklusif yang disiarkan di Twitch. Saat ini, baik Real Madrid dan Arsenal telah memiliki channnel Twitch untuk menyiarkan konten mereka. Real Madrid telah memiliki channel tersebut sejak beberapa bulan lalu, sementara Arsenal sejak pertengahan Juli kemarin. Diperkirakan, Juventus dan Paris Saint-Germain akan membuat channel mereka di Twitch dalam waktu dekat.

Keputusan Twitch untuk membuat kategori olahraga diumumkan satu bulan setelah Amazon mengungkap bahwa mereka akan menyiarkan Liga Premier di Twitch untuk pertama kalinya. Tahun lalu, Twitch juga bekerja sama dengan NBA untuk menyiarkan pertandingan basket dari USA Basketball, organisasi nirlaba untuk bola basket di Amerika, lapor The Verge.

Tak hanya organisasi olahraga, Twitch juga membuka pintu bagi atlet olahraga tradisional yang ingin melakukan streaming di platform mereka. Sekarang, telah ada beberapa atlet yang memiliki channel di Twitch, termasuk pemain Los Angeles Chargers Austin Ekeler, pembalap F1 Landor Norris, dan bintang WWE Claudio Castagnoli dan Xavier Woods. Biasanya, Norris mengunggah konten berupa persiapan atau perencanaan sebelum balapan. Dia juga membuat konten saat dia bermain PUBG dan Call of Duty: Warzone.

Mengenang Reckful, Voyboy Galang Donasi untuk Organisasi Pencegahan Bunuh Diri

Mantan pemain League of Legends profesional dan streamer Twitch, Joedat “Voyboy” Esfahani mengadakan siaran langsung selama 24 jam untuk menggalang dana yang akan didonasikan ke American Foundation for Suicide Prevention (AFSP).

Voyboy melakukan hal ini untuk mengenang Byron “Reckful” Bernstein, yang meninggal karena bunuh diri pada minggu lalu. Pada awalnya, Voyboy memasang target untuk mengumpulkan dana sebesar US$25 ribu. Dia berhasil memenuhi target tersebut setelah dia melakukan streaming selama 15 jam. Pada akhirnya, total dana yang dia dapatkan mencapai lebih dari US$35 ribu. Dia lalu memberikan donasi sebesar US$5 ribu sehingga total donasi yang dia berikan mencapai US$40 ribu, menurut laporan Dot Esports.

AFSP adalah organisasi yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang kesehatan mental. Mereka juga aktif dalam pencegahan bunuh diri. Tak hanya itu, mereka juga mendukung penyintas usaha bunuh diri atau orang-orang terdekat dari korban bunuh diri.

Sama seperti Voyboy, Reckful adalah seorang streamer di Twitch. Dia meninggal karena bunuh diri saat dia berumur 31 tahun. Dia dikenal berkat konten World of Warcraft yang dia unggah ke Twitch. Di platform tersebut, dia memiliki 936 ribu pengikut. Belum lama ini, dia juga mencoba untuk membuat game sendiri, yang dinamai Everland. Rencananya, game tersebut akan diluncurkan pada tahun ini. Pada Januari 2020, dia sempat mengunggah video ke YouTube, membahas tentang depresi yang dialami.

“Byron adalah seseorang yang bersedia bercerita tentang masalah yang dia alami untuk membuka ruang diskusi bagi orang lain,” kata Twitch dalam pernyataan resmi, seperti yang dikutip dari BBC. “Kita harus mengakui bahwa ada stigma akan masalah kesehatan mental. Hal ini sering membuat orang-orang enggan untuk mencari bantuan profesional dalam mengatasi masalah mental yang mereka alami.”

Di dunia esports, kekuatan mental seorang atlet profesional sangat penting. Pasalnya, para pemain profesional menghadapi tekanan mental yang sama seperti atlet Olimpiade. Karena itu, jangan heran jika ada organisasi esports yang mempekerjakan psikolog untuk mendukung para atlet mereka.

Sumber header: Twin Galaxies

Q2 2020, Total Durasi Video Ditonton di Twitch Capai 5 Miliar Jam

Pandemi virus corona memaksa banyak orang untuk diam di rumah sepanjang awal tahun 2020. Hal ini membuat semakin banyak orang menghabiskan waktu luangnya untuk bermain game atau menonton konten game. Jadi, tidak heran jika Twitch memecahkan rekor total durasi video ditonton pada Q1 2020. Ketika itu, total durasi video ditonton di Twitch menembus 3 miliar jam untuk pertama kalinya.

Tampaknya, momentum tersebut berlanjut hingga Q2 2020. Total durasi video ditonton di Twitch pada Q2 2020 naik menjadi 5 miliar jam. Dengan ini, Twitch mengukuhkan posisinya sebagai platform streaming game nomor satu dengan pangsa pasar sebesar 67,6 persen.

Total durasi video ditonton Twitch jauh melampaui para pesaingnya. Sebagai perbandingan, sepanjang Q2 2020, total durasi video ditonton YouTube Gaming hanya mencapai 1,5 miliar jam, Facebook Gaming 822 juta jam, dan Microsoft Mixer — yang kini telah ditutup — hanya 106 juta jam. Meskipun begitu, Facebook Gaming mengalami pertumbuhan yang pesat. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, total durasi video ditonton di Facebook Gaming pada Q2 2020 naik hingga 3 kali lipat, lapor GameSpot.

twitch total durasi video ditonton
Pangsa pasar dari platform streaming game pada Q2 2020. | Sumber: Streamlabs

Selain rekor total durasi video ditonton, Twitch juga memecahkan rekor dari beberapa metrik lain pada Q2 2020. Misalnya, sepanjang Q2 2020, total durasi streaming di Twitch mencapai 192,7 jam, naik 58,7 persen dari 121,4 juta jam pada kuartal sebelumnya. Sementara jumlah unique channel di Twitch juga naik 63,9 persen, dari 6,1 juta channel pada Q1 menjadi hampir 10 juta channel pada Q2. Jumlah concurrent viewers juga mengalami kenaikan sebesar 63,4 persen menjadi 2,4 juta pada Q2 jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, lapor TechCrunch.

twitch total durasi video ditonton
Kenaikan total durasi video ditonton di Twitch sejak Q2 2018. | Sumber: Streamlabs

Valorant menjadi game yang paling banyak ditonton di Twitch. Secara total, jumlah durasi video ditonton dari game Riot Games tersebut mencapai 534 juta jam. Sebagai perbandingan, total durasi konten ditonton untuk PUBG Mobile hanya mencapai 237 jam dan Fortnite 174 jam.

Sementara soal turnamen esports, turnamen ESL masih mendapatkan view paling banyak. ESL One adalah turnamen esports yang paling lama ditonton dengan jumlah durasi video ditonton selama 26 juta jam. Sementara ESL Pro League ada di peringkat 3 dengan total durasi video ditonton mencapai 20 juta jam. Peringkat ke-2 ditempati oleh turnamen Counter-Strike: Global Offensive, Premier Spring Showdown dengan total durasi video ditonton selama 22 juta jam.

Twitch Perkenalkan Safety Advisory Council

Twitch masih menjadi platform streaming game nomor satu sampai saat ini. Namun, itu bukan berarti platform milik Amazon itu tidak memiliki masalah sama sekali. Justru sebaliknya, ada berbagai kritik yang dilayangkan pada Twitch. Salah satunya adalah mereka dianggap gagal untuk melindungi para streamer dari penonton yang toxic. Setelah pindah ke Mixer, Michael “Shroud” Grzesiek mengatakan bahwa komunitas di Mixer lebih baik. Untuk mengatasi masalah ini, Twitch mengubah sistem pemblokiran agar memudahkan para streamer menyaring penonton toxic.

Sayangnya, penonton toxic bukan satu-satunya masalah yang dihadapi oleh Twitch. Mereka juga diprotes karena tidak adil dalam menegakkan peraturan terkait konten seksual, membiarkan kreator konten berlaku rasis, dan sering memberikan hukuman pada streamer perempuan. Sebagai jawaban dari kritik-kritik tersebut, Twitch membuat Safety Advisory Council. Diharapkan, dewan tersebut akan membantu Twitch dalam mengambil keputusan sehingga mereka dapat memulihkan reputasi mereka, baik di mata streamer maupun penonton, lapor Games Industry.

Safety Advisory Council terdiri 8 anggota yang merupakan ahli dalam dunia online dan juga kreator Twitch. Mereka dipilih karena dianggap memahami peraturan, konten, dan komunitas di Twitch. Empat orang ahli yang Twitch pilih adalah CEO dari lembaga nirlaba The Diana Award, Alex Holmes, Director of the Center for Democracy and Technology’s Free Expression Project Emma Llansó, profesor dari Florida Atlantic University Dr. Sammer Hinduja, Director of Research AnyKey T.L. Taylor. Sementara 4 streamer yang masuk dalam Safety Advisory Council antara lain Steph “FerociouslySteph” Loehr, Kason “Cupahnoodle”, Kjetil “Zizaran”, dan Ben “CohhCarnage” Cassell.

“Ketika membuat dewan ini, kami merasa, penting untuk menyertakan para ahli yang bisa memberikan sudut pandang eksternal, serta streamer Twitch yang memahami sudut pandang dan tantangan yang dihadapi oleh para kreator konten,” ujar Twitch, seperti dikutip dari TechCrunch. “Masing-masing anggota dewan dipilih dengan hati-hati berdasarkan pengetahuan mereka tentang komunitas Twitch dan pengalaman pribadi serta profesional mereka.”

Dalam artikel di blog, Twitch menjelaskan bahwa Safety Advisory Council akan memberikan saran pada mereka saat mereka tengah membuat peraturan baru atau merevisi peraturan lama, juga saat membuat produk atau fitur baru. Selain itu, dewan tersebut akan membantu Twitch dalam melindungi kelompok marginal serta mendukung gaya hidup sehat yang menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan dunia profesional.