GnB Accelerator Gelar “Demo Day” Batch Ketiga

Setelah menjalankan program selama tiga bulan mulai dari September hingga November 2017, enam startup terpilih program akselerator GnB batch 3 telah mengakhiri masa mentorship mereka dengan menggelar acara “Demo Day”. Kepada media hari ini Program Manager GnB Accelerator Kentaro Hashimoto mengungkapkan merasa senang dengan hasil dari pelatihan secara intensif yang dilakukan kepada startup terpilih Indonesia.

“Saya merasa senang akhirnya program ini sudah berakhir dan menghargai partisipasi semua tim startup dari batch 3,” kata Kentaro.

Membuka pendaftaran batch 4

Disinggung tentang tendensi fokus ke startup tertentu dalam program akselerator batch 4 yang saat ini pendaftarannya sudah dibuka, SEA Regional Manager Fenox VC Retno Dewati menegaskan, secara khusus program GnB Accelerator tidak pernah fokus dan hanya memilih bidang startup tertentu dan terus membuka kesempatan kepada startup yang telah memiliki tim yang solid dan tentunya bisnis model yang baik.

“Sejak awal fokus kita dari GnB Accelerator adalah mencetak startup yang berkualitas. Meskipun saat ini bidang fintech hingga SaaS makin populer, namun kami tidak berniat untuk hanya fokus kepada startup di bidang tertentu saja,” kata Retno.

Selama program akselerator berlangsung, setiap startup mendapatkan investasi sebesar US$50 ribu (sekitar Rp666 juta), fasilitas co-working space, dan bimbingan dari para mentor yang berpengalaman di bidangnya.

Membantu startup di daerah mendapatkan edukasi dan networking

Dalam kesempatan tersebut, beberapa CEO dari enam startup yang masuk dalam program akselerator batch 3 ini mengungkapkan suka duka dan harapannya selama mengikuti program mentorship selama tiga bulan. Salah satu manfaat terbesar yang didapatkan oleh mereka adalah pengenalan lebih jauh tentang dunia startup, networking dengan pihak yang tepat hingga cara tepat melakukan scale up.

Menurut CEO SimpliDots Jowan Kosasih, pendiri startup asal Medan yang selama ini kesulitan mendapatkan pelatihan hingga networking dengan komunitas yang tepat menyambut baik program akselerator GnB ini.

“Mengikuti program ini membantu kami, startup di luar Jakarta yang telah memiliki traksi dan jumlah pelanggan, untuk mengetahui lebih jauh mengembangkan bisnis dan mempercepat pertumbuhan,” kata Jowan.

Layanan agritech hingga marketing platform

Pada batch ini, startup terpilih datang dari beragam model bisnis, seperti outdoor branding platform, healthcare platform, educational service, agriculture technology platform, bars and restaurants marketing platform dan distribution management service. Berikut enam startup lulusan Program GnB Accelerator batch 3:

1. Sticar: merupakan aplikasi yang menghubungkan pengemudi dengan perusahaan yang mau memasang iklan di mobilnya. Lokasi pengemudi dapat terlacak melalui sistem mereka, sehingga iklan dapat dengan mudah diukur dan menjangka daerah sulit dijangkau papan reklame. Pengemudi pun dapat menambah penghasilan tambahan dari tiap kilometer yang ditempuh.

2. SimpliDots: merupakan startup yang mempermudah pengelolaan distribusi data. Dengan sistem ini, perusahaan distributor dapat mengelola aktivitas inti mulai dari pemesanan dan proses jual beli, manajemem persediaan, hingga data mining dan visualisasi data.

3. Sistem Akademik (SIKAD): merupakan sistem administrasi berbasis cloud yang berfungsi sebagai pangkalan data digital sekolah. Beberapa fungsi utama dari perangkat lunak ini, diantaranya untuk pengarsipan dan pencetakan rapor, perekaman sistem belajar mengajar yang dapat diakses dari kepala sekolah hingga orang tua murid, pengarsipan administrasi tata usaha, dan lainnya. SIKAD sudah terintegrasi dengan Dinas Pendidikan sehingga makin memudahkan hubungan antara institusi pendidikan dan badan pemerintah yang menaunginya.

4. PanenID: merupakan platform yang menjual produk pertanian secara langsung ke pengguna, dalam hal ini jaringan hotel, restoran, dan katering (horeca). Mengusung konsep fair trade, PanenID merombak aliran supply chain dengan cara memotong jalur distribusi. Alhasil, produk pertanian dapat dibeli dengan harga yang stabil, serta berkualitas terbaik. Petani dapat memanfaatkan platform PanenID untuk perencanaan panen, menentukan komoditas yang dibutuhkan pasar, serta waktu terbaik untuk panen.

5. MedikaApp: merupakan aplikasi yang menawarkan pemesanan rumah sakit atau dokter secara online. Fitur yang dihadirkan antara lain pencarian dokter berdasarkan spesialisasi, nama, lokasi terdekat dari pengguna, hingga informasi terkini seputar dunia kesehatan dan kecantikan. MedikaApp sudah bermitra dengan 70 rumah sakit di Jabodetabek.

6. Plomo: merupakan aplikasi yang menawarkan deals dan promotion bar/restoran kepada pengguna. Kehadiran Plomo diharapkan dapat memudahkan promosi jadi lebih strategis dan terarah. Plomo sudah bermitra dengan enam bar dan restoran berlokasi di Senopati, Jakarta. Yang membedakan Plomo dengan lainnya, mereka hanya fokus pada promosi yang memberikan minuman atau makanan gratis untuk pengguna.

Aplikasi Plomo Tawarkan Metode Pemasaran Berbeda untuk Restoran dan Bar di Jakarta

Aplikasi Plomo saat ini menawarkan satu complimentary drink per hari di berbagai bar dan restoran terkemuka di Jakarta sebagai cara mereka untuk memanjakan penggunanya. Hal ini didasari riset internal yang dilakukan CEO Plomo Harry Pradipta mengenai sesuatu yang bisa dilakukan bar dan restoran untuk menarik pengunjung.

Dari riset tersebut bisa disimpulkan konsumen masih tertarik dengan metode konvensional, seperti iklan, promosi, ataupun mengadakan event.

“Namun, dari hal-hal tersebut, sulit bagi bar dan restoran untuk mengetahui secara pasti berapa cost yang dikeluarkan ataupun ROI untuk 1 orang pengunjung. Dan untuk hal-hal tersebut, semua cost umumnya perlu dikeluarkan di muka oleh para bar dan restoran, tanpa melihat dulu hasilnya,” jelas Harry.

Melalui Plomo, bar dan restoran bisa diklaim bisa mengatur pengeluaran pemasaran mereka dengan lebih efisien, termasuk mengukur akurasi biaya yang dikeluarkan serta ROI yang didapatkan dari tiap-tiap pengunjung. Selain itu Plomo juga disebut mengurangi risiko dari pengeluaran pemasaran bagi bar dan restoran, karena berbeda dengan channel pemasaran yang ada sebelumnya biaya untuk mendatangkan pengunjung hanya dikeluarkan setelah pengunjung hadir di bar atau restoran tersebut. Biaya yang dimaksud adalah biaya complimentary drink yang diberikan kepada pengunjung tersebut.

Sejauh ini Plomo telah bekerja sama dengan beberapa bar dan restoran terkemuka di daerah SCBD, Kuningan, Senayan, Thamrin, dan Kemang. Selanjutnya bakal ada lebih dari 20 bar dan restoran yang akan ditambahkan di sistem dan bekerja sama dengan Plomo.

Pemilihan minuman sebagai complimentary item disebut bukan tanpa alasan. Pemberian minuman ini dinilai bisa menjadi customer reward system yang bisa memikat pengguna.

“Ketika kami sering pergi ke sebuah bar atau restoran dan menjadi regular customer di sana, terkadang bartender memberikan kami minuman on the house. Hal tersebut sebenernya sebuah gesture yang sangat sederhana, tetapi masih sangat diapresiasi oleh customer. Kami melihat peluang bahwa hal ini dapat menjadi sebuah customer reward system yang sangat mengena sekaligus menjadi insentif yang sangat menarik bagi orang untuk datang dan mencoba bar dan restoran baru,” terang Harry.

Cara Plomo ini merupakan sebuah langkah untuk bisa menguntungkan dua pihak yang memanfaatkan Plomo, yakni pengguna yang mencari restoran atau bar dan restoran atau bar itu sendiri. Untuk pengguna yang coba memanfaatkan penawaran dari Plomo ini pengguna bisa langsung mengunjungi bar atau restoran yang bekerja sama dengan Plomo, kemudian membuka aplikasi Plomo dan memberitahukan kepada floor staf untuk pilihan complimentary drink yang ingin di-redeem.

Saat ini layanan dari Plomo masih tanpa dipungut biaya, namun ke depannya layanan Plomo akan dikenakan biaya untuk langganan bulanan.

“Sampai dengan saat ini, kami masih menghadirkan layanan secara gratis, karena kami masih dalam fase beta. Namun ke depannya, kami akan memberlakukan subscription fee bagi penggguna aplikasi Plomo. Jadi, secara sederhananya, Plomo bisa dikatakan adalah the Netflix for drinking out,” terang Harry.

Application Information Will Show Up Here

GnB Accelerator Batch Ketiga Umumkan Enam Startup Terpilih

Program GnB Accelerator mengumumkan enam startup terpilih menjadi peserta batch ketiga dan berhak mengikuti program selama tiga bulan mulai dari September hingga November 2017. Keenam startup startup tersebut ialah Sticar, SimpliDots, Sistem Akademik (SIKAD), MedikaApp, PanenID, dan Plomo.

Selama program berlangsung, setiap startup akan mendapat investasi sebesar US$50 ribu (sekitar Rp666 juta), fasilitas co-working space, dan bimbingan dari para mentor yang berpengalaman di bidangnya.

“Kami bangga dan bersemangat untuk ketiga kali memulai program GnB Accelerator. [..] Dengan dukungan ekosistem korporasi global yang kami miliki, mereka memiliki kesempatan untuk bertemu dengan jaringan investor dan perusahaan multinasional di beberapa negara,” ujar Program Manager GnB Accelerator Kentaro Hashimoto, Selasa (5/9).

Menjelang program berakhir, seluruh peserta akan mengikuti demo day untuk mempresentasikan produk mereka di hadapan calon investor. Mereka berkesempatan untuk melakukan penggalangan pendanaan. Setelah program selesai, peserta masih dapat meminta arahan dari GnB Accelerator, sebab perkembangannya yang masih terus dipantau.

Untuk mengenal lebih dalam mengenai keenam startup tersebut, berikut rangkumannya:

1. Sticar: merupakan aplikasi yang menghubungkan pengemudi dengan perusahaan yang mau memasang iklan di mobilnya. Lokasi pengemudi dapat terlacak melalui sistem mereka, sehingga iklan dapat dengan mudah diukur dan menjangka daerah sulit dijangkau papan reklame. Pengemudi pun dapat menambah penghasilan tambahan dari tiap kilometer yang dia tempuh.

2. SimpliDots: merupakan startup yang mempermudah pengelolaan distribusi yang canggih. Dengan sistem ini, perusahaan distributor dapat mengelola aktivitas inti mulai dari pemesanan dan proses jual beli, manajemem persediaan, hingga data mining dan visualisasi data.

3. Sistem Akademik (SIKAD): merupakan sistem administrasi berbasis cloud yang berfungsi sebagai pangkalan data digital sekolah. Beberapa fungsi utama dari perangkat lunak ini, diantaranya untuk pengarsipan dan pencetakan rapor, perekaman sistem belajar mengajar yang dapat diakses dari kepala sekolah hingga orang tua murid, pengarsipan administrasi tata usaha, dan lainnya. SIKAD sudah terintegrasi dengan Dinas Pendidikan sehingga makin memudahkan hubungan antara institusi pendidikan dan badan pemerintah yang menaunginya.

4. PanenID: merupakan platform yang menjual produk pertanian secara langsung ke pengguna, dalam hal ini jaringan hotel, restoran, dan katering (horeca). Mengusung konsep fair trade, PanenID merombak aliran supply chain dengan cara memotong jalur distribusi. Alhasil, produk pertanian dapat dibeli dengan harga yang stabil, serta berkualitas terbaik. Petani dapat memanfaatkan platform PanenID untuk perencanaan panen, menentukan komoditas yang dibutuhkan pasar, serta waktu terbaik untuk panen.

5. MedikaApp: merupakan aplikasi yang menawarkan pemesanan rumah sakit atau dokter secara online. Fitur yang dihadirkan antara lain pencarian dokter berdasarkan spesialisasi, nama, lokasi terdekat dari pengguna, hingga informasi terkini seputar dunia kesehatan dan kecantikan. MedikaApp sudah bermitra dengan 70 rumah sakit di Jabodetabek.

6. Plomo: merupakan aplikasi yang menawarkan deals dan promotion bar/restoran kepada pengguna. Kehadiran Plomo diharapkan dapat memudahkan promosi jadi lebih strategis dan terarah. Plomo sudah bermitra dengan enam bar dan restoran berlokasi di Senopati, Jakarta. Yang membedakan Plomo dengan lainnya, mereka hanya fokus pada promosi yang memberikan minuman atau makanan gratis untuk pengguna.

Plomo Mencoba Permudah Pengguna Cari Info Promosi Berbasis Lokasi

Mendengar kata promo dan diskon, biasanya orang akan berbondong-bondong datang ke tempat tersebut. Namun bila dilakukan dengan cara yang salah, justru orang tidak akan tertarik sama sekali. Kemungkinan besarnya dikarenakan lokasi merchant yang jauh dari posisi konsumen. Hal inilah yang menjadi lahan bisnis baru untuk Plomo kembangkan.

Plomo adalah aplikasi yang diharapkan memberikan kemudahan bagi pengguna untuk mencari informasi mengenai promosi di sekitar lokasi pengguna. Belum benar-benar tersedia untuk publik, CEO Plomo Ryan Ramadhanta menerangkan sekitar 47% pengguna mobile internet menginginkan informasi mengenai promosi ketika mereka berada di dalam atau di dekat tempat mereka berada.

Plomo bekerja berdasarkan lokasi konsumen, dengan radius sekitar kelurahan dan kecamatan akan mendeteksi tempat mana saja yang sedang menyelenggarakan promosi. Konsumen bisa memilih sendiri sesuai preferensi masing-masing yang mana mereka sukai.

Menurut Ryan, kelemahan saat ini adalah promosi yang dilakukan oleh brand belum tepat sasaran karena berdasarkan retention rate. Perbandingan antara promosi dari berbagai channel marketing dengan orang yang menggunakan iklan tersebut kurang dari 10%.

“Ambil contoh, ada 1000 info yang disebarkan oleh brand ke potential customer dari berbagai channel marketing, akhirnya yang benar-benar pakai promo tersebut kurang dari 100 orang. Artinya ini kurang efektif bagi brand, makanya perlu solusi yang baru,” terangnya kepada DailySocial, Rabu (2/11).

(tengah) CEO Plomo Ryan Ramadhanta, beserta tim Plomo lainnya / Plomo
CEO Plomo Ryan Ramadhanta anggota tim Plomo lainnya / Plomo

Dengan pengembangan berawal dari ide sampai produk jadi, Ryan mengaku timnya yang berjumlah enam orang ini membutuhkan waktu selama enam bulan. Founder MalesBanget Christian Sugiono turut bergabung sebagai advisor yang memberikan masukannya kepada tim Plomo.

Saat ini Plomo sudah menjalin kerja sama dengan beberapa brand dari food and beverages (F&B), entertainment, dan apparel. Kendati demikian, Ryan belum bersedia menyebutkan identitas mitranya.

Dia bilang ke depannya pihak Plomo menargetkan kemitraan dengan berbagai brand F&B sebagai market potensial Plomo untuk menjaring banyak pengguna. Kemudian menyusul kemitraan dengan sektor lainnya seperti retailer, restoran, apparel, tour and travel agent.

Plomo sendiri direncanakan akan resmi diluncurkan dalam ajang internasional Web Summit 2016 di Portugal, pada tanggal 7-10 November mendatang.

Jaring kemitraan brand secara online

Ryan menerangkan, teknik akusisi brand yang akan ditempuh oleh Plomo tidak akan bersifat manual, dengan menemui klien satu per satu. Pihaknya menyediakan situs yang bisa diakses baik oleh brand maupun konsumen individual.

Untuk brand yang berminat, mereka bisa mengakses situs Plomo kemudian mengisi brand profile. Mereka perlu mengisi berapa lama promosi diselenggarakan dan lokasi toko mana yang akan dipromosikan.

“Ini sekaligus langkah monetisasi kami. Berapa lama promosi kemudian dikalikan dengan jumlah gerai yang akan dipromosikan, lalu dikalikan lagi dengan flat rate dari Plomo. Dalam dashboard akan langsung tertera biaya iklan yang mereka perlu bayar. Kami upayakan cara ini lebih mudah bagi brand, sebab tidak perlu proses tatap muka dengan perwakilan kami.”

Ryan menargetkan dalam setahun mendatang jumlah pengguna Plomo bisa mencapai di kisaran angka 10 ribu orang. Nantinya aplikasi Plomo tersedia untuk pengguna Android dan iOS.