Google Luncurkan Podcasts Manager untuk Bantu Kreator Mengembangkan Kontennya

Google terus mengembangkan platform podcasting-nya lebih jauh lagi. Usai aplikasi Google Podcasts dirilis di iPhone belum lama ini, sekarang giliran tool Google Podcasts Manager yang diluncurkan buat kalangan kreator.

Fungsi utama Podcasts Manager adalah sebagai analytics software, spesifiknya yang menyajikan analisis retensi sehingga kreator dapat lebih memahami perilaku para pendengarnya. Analisisnya cukup mendetail, kreator dapat memantau di menit berapa terdapat jumlah pendengar yang paling banyak, dan di titik mana mereka berhenti.

Durasi mendengarkan, total menit yang berjalan, dan berbagai metrik lainnya untuk tiap-tiap episode podcast juga akan ditampilkan supaya kreator bisa memantau engagement dari para pendengarnya. Andai diperlukan, data-data ini juga dapat di-export dan dijejalkan ke beragam analytics software lain.

Google Podcasts Manager

Metrik lain yang tak kalah penting adalah persentase jenis perangkat yang digunakan oleh para pendengar, yang tentunya sudah dianonimisasi. Harapannya adalah supaya kreator bisa beradaptasi dengan situasi yang ada. Jadi semisal mayoritas pendengarnya menggunakan smart speaker, sang kreator mungkin bisa mempertimbangkan untuk menciptakan konten yang lebih family-friendly.

Satu metrik yang belum tersedia sejauh ini adalah data demografi, yang umumnya menunjukkan lokasi para pendengar maupun rentang usianya. Dari sejumlah platform podcasting besar yang ada, baru Spotify yang menyediakan data demografi pendengar kepada para kreator. Data semacam ini tentu penting, tapi di sisi lain juga berkaitan langsung dengan aspek privasi.

Tanpa harus melakukan apa-apa, podcast bikinan kita memang akan muncul dengan sendirinya di katalog Google Podcasts (selama ada RSS feed-nya). Namun untuk bisa memantau data analytics-nya menggunakan Google Podcasts Manager, kreator harus mengklaim kepemilikannya terlebih dulu, dan Google memastikan proses verifikasi yang simpel.

Sumber: Google dan The Verge.

Anchor Mudahkan Pembuatan Podcast dari Rekaman Sesi Video Call

Salah satu cara termudah untuk membuat podcast adalah dengan menggunakan aplikasi bernama Anchor. Pendapat tersebut masih valid bahkan di masa pandemi seperti sekarang, sebab Anchor telah menyiapkan fitur baru berupa konversi video ke audio.

Fitur ini dibuat untuk mengubah sesi video call menjadi file audio yang siap dijadikan podcast. Idenya adalah, komunikasi jarak jauh via panggilan video semestinya tidak mencegah terciptanya diskusi yang menarik sekaligus cocok untuk dijadikan podcast.

Yang perlu dilakukan hanyalah merekam sesi panggilan videonya, lalu mengunggah file videonya (.mp4 atau .mov) ke Anchor. Oleh karena itu, pengguna harus paham lebih dulu cara merekam sesi video call di platform seperti Google Meet, Zoom, Skype atau FaceTime. Sesi live streaming dari Instagram maupun Twitch juga dapat direkam dan diunggah ke Anchor.

Anchor video conversion

Durasi video yang diunggah tak boleh lebih dari 3 jam. Selesai diunggah, videonya akan langsung dikonversi menjadi file audio yang siap diedit menggunakan fitur-fitur bawaan Anchor, atau langsung dipublikasikan begitu saja.

Berhubung Anchor sudah diakuisisi Spotify sejak tahun lalu, podcast-nya secara otomatis juga akan eksis di katalog Spotify, yang belum lama ini mulai menghadirkan playlist terkurasi khusus podcast.

Sumber: Anchor.

Anchor Luncurkan Fitur Trailer untuk Membantu Kreator Mempromosikan Podcast-nya

Sejak awal kiprahnya, Anchor mempunyai misi untuk mempermudah proses kreasi podcast bagi semua orang. Mulai dari tahap perekaman sampai publikasi, platform bikinan Anchor memastikan semua itu mudah diakses bahkan oleh seseorang yang belum pernah sekali pun merilis podcast sebelumnya.

Misi ini rupanya terus mereka emban meski sudah diakuisisi sepenuhnya oleh Spotify. Mereka baru saja merilis fitur anyar bernama Trailer, dimaksudkan supaya kreator bisa membuat trailer untuk mempromosikan podcast-nya masing-masing.

Sebelum ini, pengguna Anchor sebenarnya sudah bisa memilih episode dari podcast-nya untuk dijadikan trailer. Fitur ini membawanya ke tingkat yang lebih tinggi lagi; pengguna dipersilakan membuat trailer terpisah yang menjelaskan secara singkat apa yang bisa diekspektasikan para pendengar dari podcast mereka, sebelum akhirnya membagikan trailer tersebut ke platform sosial.

Anchor Trailers

Trailer terpisah ini punya durasi maksimum 1 menit, cukup panjang untuk memperkenalkan diri sekaligus memberikan gambaran mengenai topik-topik yang menjadi pembahasan. Selesai merekam audionya, pengguna bisa memilih musik latar sebagai pelengkap, dan setelahnya trailer pun siap untuk dipublikasikan.

Menariknya, Anchor juga akan membuatkan video secara otomatis berdasarkan trailer tersebut. Videonya sendiri berisikan transkrip yang animated, namun saya menduga ini hanya berlaku untuk trailer yang audionya direkam dalam bahasa Inggris saja, setidaknya untuk sekarang.

Di saat yang sama, Anchor juga memanfaatkan trailer sebagai salah satu cara untuk menginspirasi mereka yang belum terlalu mengenal podcast. Deretan trailer yang sedang naik daun sudah Anchor kumpulkan menjadi satu playlist di Spotify.

Sumber: Anchor.

Aplikasi Overcast Kini Dapat Dipakai untuk Membagikan Klip Podcast Berdurasi Satu Menit

Dibandingkan video, podcast bisa dibilang merupakan jenis konten yang lebih fleksibel mengingat ia dapat dinikmati selagi kita menjalani aktivitas lain. Yang kerap menjadi masalah, membagikan podcast tidaklah segampang membagikan video, apalagi kalau yang menerima sama sekali tidak pernah mengenal apa itu podcast.

Salah satu solusinya, menurut pencipta aplikasi Overcast, adalah membagikan podcast dalam bentuk sepotong-sepotong alias klip. Pada versi terbaru aplikasi untuk platform iOS tersebut, pengguna kini dapat mengakses fungsi untuk membagikan sepotong klip dari episode podcast yang sedang dinikmatinya.

Jadi ketika memilih opsi “Share Clip”, pengguna akan dibawa ke tampilan editor sederhana. Tentukan bagian yang hendak dibagikan (durasi maksimumnya 1 menit), lalu pilih formatnya, apakah audio only, atau video dalam orientasi portrait, landscape maupun square (ideal untuk dibagikan ke Instagram).

Overcast clip sharing

Sebelum membagikan, kita bisa memantau dulu preview-nya seperti apa. Setelahnya, penerima dibebaskan untuk membuka klip tersebut di aplikasi podcast pilihannya, dengan mengklik masing-masing icon yang ditampilkan.

Ide semacam ini tentu sangat cerdas, tapi tetap ada batasannya. Yang paling utama adalah durasi klip yang tak bisa melebihi satu menit, mengingat sering kali ada satu segmen menarik di suatu episode podcast yang tak cukup dibahas dalam waktu satu menit saja.

Terlepas dari itu, setidaknya update Overcast ini bisa membantu memperkenalkan atau bahkan ‘meracuni’ mereka yang sebelumnya tidak pernah mengenal podcast sama sekali.

Sumber: Marco Arment via Engadget.

Spotify Berinvestasi di Industri Podcast Demi Mewujudkan Visinya Menjadi Platform Audio Terbesar

Selama bertahun-tahun kita mengenal Spotify sebagai sebuah platform streaming musik. Namun di tahun 2019 ini, perusahaan asal Swedia itu ingin dipandang sebagai platform audio. Audio di sini maksudnya bukan sebatas musik saja, tapi juga termasuk podcast.

Visi ini mereka buktikan lewat akuisisi atas jaringan podcast Gimlet Media senilai sekitar $230 juta, sekaligus platform podcasting yang cukup populer, Anchor. Dan Spotify rupanya masih belum mau berhenti berinvestasi di industri podcast, mereka bahkan telah menyiapkan dana akuisisi sekitar $500 juta lagi untuk tahun ini.

Akuisisi atas Gimlet Media dan Anchor saja sebenarnya sudah cukup untuk membantu mendongkrak peran Spotify di industri podcast. Gimlet Media yang pada dasarnya merupakan kumpulan kreator podcast dapat membantu melengkapkan katalog Spotify, sedangkan Anchor selaku platform gratisan dapat membantu menarik minat kreator-kreator baru untuk mendistribusikan karyanya di Spotify.

Pencapaian Spotify di industri podcast sebenarnya sudah cukup gemilang. Menurut CEO-nya, Daniel Ek, dalam kurun waktu dua tahun saja, Spotify sudah berhasil menjadi platform podcast terbesar kedua di dunia (di belakang Apple kalau menurut Recode). Ke depannya, diestimasikan 20% dari total waktu penggunaan Spotify bakal dihabiskan untuk konten podcast.

Dibandingkan industri musik, skala industri podcast jelas jauh lebih kecil. Namun itu juga berarti modal yang harus dikeluarkan Spotify di industri podcast lebih kecil ketimbang di industri musik. Seperti yang kita tahu selama ini, Spotify harus merugi selama bertahun-tahun akibat biaya lisensi ke label musik yang sangat besar.

Modal tidak terlalu besar tapi tetap bisa membantu menumbuhkan user base, inilah yang sejatinya diincar oleh Spotify dari langkah strategisnya. Industri podcast sendiri terus bertumbuh setiap tahunnya, dan Spotify pada dasarnya tidak ingin melewatkan momentum emas ini.

Sumber: Recode dan Spotify.

Spotify Luncurkan Program Khusus untuk Kreator Podcast

Belum lama ini, Spotify mempersilakan para musisi indie untuk merilis karyanya langsung ke Spotify tanpa perantara. Spotify rupanya juga ingin memberikan perlakuan serupa kepada para podcaster lewat program Spotify for Podcasters, yang saat ini masih berstatus beta.

Dari kacamata sederhana, program ini bertujuan untuk memperbanyak isi katalog podcast Spotify. Caranya dengan mengajak semua kreator podcast tanpa terkecuali untuk memublikasikan karyanya di Spotify. Namun bukan dengan mengunggahnya secara langsung, melainkan via sindikasi RSS feed-nya saja.

Artinya, kreator podcast bebas memilih platform hosting andalannya sendiri, seperti Anchor misalnya. Kemudian berkat sindikasi RSS feed, podcast-nya pun akan muncul di Spotify, dan dapat didengarkan langsung oleh para pelanggan layanan tersebut. Apa yang Spotify lakukan sejatinya tidak berbeda dari Apple maupun Google.

Spotify Podcasts

Lalu apa keuntungannya buat kreator podcast? Well, yang paling utama tentu saja adalah eksposur ke lebih dari 180 juta konsumen Spotify. Kedua, Spotify juga menjanjikan data analytics harian yang cukup lengkap; yang mencakup performa setiap episode, demografi pendengar, engagement dan metrik lainnya.

Industri podcast memang cukup booming belakangan ini. Google merilis aplikasi podcast resminya di Android pada bulan Juni lalu, dan mereka juga baru saja meluncurkan program khusus buat para kreator. Maka dari itu, wajar apabila Spotify akhirnya juga ingin ikut berpartisipasi.

Bagi kreator podcast yang tertarik dengan kesempatan menjaring lebih banyak pendengar dari platform Spotify, silakan langsung kunjungi situs Spotify for Podcasters.

Sumber: Variety dan Spotify.

Fitur Baru Anchor Permudah Kreator Podcast Memonetisasi Karyanya

Menjadi YouTube-nya podcast mungkin terdengar sangat ambisius, akan tetapi itulah misi yang sedang dikejar oleh Anchor. Melalui aplikasi gratisnya, siapapun bisa membuat sekaligus memublikasikan podcast, dan sekarang siapapun juga dapat menghasilkan uang dari konten audio-only kreasinya tersebut.

Anchor baru saja meluncurkan fitur bernama Listener Support (untuk sementara baru di Amerika Serikat), yang memungkinkan para kreator podcast untuk memonetisasi karyanya masing-masing melalui donasi rutin dari para pendengar. Yang namanya donasi, tentu saja sifatnya sukarela, sehingga para pendengar pun tidak perlu cemas podcast favoritnya di Anchor tiba-tiba tidak bisa diakses karena jadi berbayar.

Jadi, usai kreator mengaktifkan fitur ini melalui dashboard profilnya di situs Anchor, maka akan muncul sebuah tombol berlabel “Listener Support” pada profil publiknya masing-masing, lengkap beserta tautan pada deskripsi podcast-nya sehingga para pendengar bisa langsung memberikan dukungan dalam bentuk uang.

Anchor Listener Support

Dari sisi pendengar, mereka tidak harus memiliki akun Anchor untuk bisa memberikan donasi. Mereka bahkan tidak perlu menggunakan aplikasi Anchor, dari aplikasi podcast bawaan iOS maupun Google Podcasts pun juga bisa. Opsi donasi yang tersedia ada tiga: $1, $5 dan $10, dan proses transaksinya ditangani oleh Stripe.

Karena mengandalkan bantuan Stripe, pembayaran pun bisa menggunakan Apple Pay maupun Google Pay. Anchor sejatinya ingin memastikan bahwa para pendengar bisa memberikan dukungannya ke podcaster favoritnya masing-masing semudah mungkin.

Begitu juga sebaliknya, Anchor tidak mau menyusahkan para kreator memperoleh imbalan dari hasil karyanya. Donasi yang diterima dari para pendengar bisa langsung mereka cairkan ke rekening bank masing-masing sewaktu-waktu, tidak perlu menunggu sampai akhir bulan atau periode tertentu.

Anchor Listener Support

Lalu yang mungkin menjadi pertanyaan, Anchor sendiri dapat apa? Mereka mengambil fee 4,5%, yang diklaim paling sedikit di industri podcasting. Kendati demikian, Stripe selaku perantara transaksi juga menarik fee standarnya: 5% + 10 sen dolar untuk setiap transaksi, ditambah lagi 25 sen dolar setiap kali kreator mencairkan donasinya.

Gambaran yang lebih jelasnya seperti ini: sebagai kreator podcast, anggap Anda punya 10 pendengar yang masing-masing mendonasikan $10 per bulan, maka setiap bulannya Anda bisa mendapatkan imbalan bersih senilai $89 setelah dipotong berbagai macam fee itu tadi.

Sumber: Anchor.

Lepas dari Status Beta, Fitur Podcast di Plex Turut Kedatangan Sejumlah Penyempurnaan

Baru dua bulan yang lalu, Plex merilis fitur podcast dalam status beta. Sekarang, podcast sudah ‘lulus’ dan menjadi fitur standar di Plex. Bersamaan dengan itu, hadir pula sejumlah penyempurnaan pada fitur podcast di Plex.

Yang paling utama dan paling banyak di-request oleh konsumen tentu saja adalah offline playback, di mana pengguna dapat mengunduh episode podcast untuk didengarkan tanpa koneksi internet. Fitur ini merupakan standar buat aplikasi podcast kebanyakan, demikian pula fitur untuk memanajemen episode; apakah yang hendak disimpan adalah semua episode atau beberapa episode terakhir saja.

Mendengarkan podcast di Plex kini juga dapat menggunakan perangkat audio eksternal, seperti misalnya speaker Sonos, atau perangkat apapun yang tersambung via Chromecast. Buat pengguna Android Auto, podcast di Plex juga dapat mereka nikmati selagi berada di dalam mobil.

Penyempurnaan yang terakhir adalah fitur import subscription dari file OPML. Fitur ini sangat berguna bagi mereka yang sebelumnya sudah subscribe ke banyak podcast menggunakan aplikasi lain, dan kini hendak bermigrasi ke Plex. Daripada harus subscribe lagi satu per satu, pengguna hanya perlu meng-export di aplikasi lamanya, lalu import ke Plex.

Sumber: Plex.

Aplikasi Pembuat Podcast Anchor Kini Tersedia di iPad

Tren podcasting beserta konsumsinya belakangan terus melejit, dan bisa dipastikan bakal terus naik setelah aplikasi Google Podcasts untuk Android resmi dirilis baru-baru ini. Faktor pendukung lainnya adalah betapa mudahnya membuat podcast sendiri sekarang berkat kehadiran aplikasi seperti Anchor.

Anchor pun kini juga tersedia di iPad, menjadikan proses pembuatan podcast jauh lebih mudah berkat layar besar dan dukungan multitasking. Fitur yang ditawarkan Anchor di ponsel memang sudah tergolong sangat lengkap, namun bagaimanapun juga mengedit sesuatu (dalam kasus ini audio), bakal terasa lebih gampang menggunakan layar besar.

Anchor for iPad

Trimming merupakan salah satu fitur unggulan Anchor versi iPad, di mana pengguna bisa dengan mudah menentukan titik mulai dan berakhirnya suatu episode podcast. Fitur ini sangat berguna apabila terjadi kesalahan teknis di bagian awal, atau malah bagian penutupnya tidak layak dipublikasikan atas alasan tertentu.

Yang sangat istimewa adalah dukungan multitasking pada Anchor versi iPad. Jadi misalnya, Anchor dan aplikasi Notes bisa ditampilkan bersebelahan, sehingga Anda bisa memulai sesi rekaman di Anchor dengan merujuk pada poin-poin episode yang sudah Anda catat pada Notes secara langsung.

Anchor for iPad

Tampilan split-screen ini juga dapat dimanfaatkan bersamaan dengan navigasi drag-and-drop. Sandingkan Anchor dengan aplikasi seperti Files atau Dropbox, maka Anda bisa menyelipkan audio dari salah satu file manager tersebut ke dalam episode podcast yang tengah dibuat.

Anchor sendiri memiliki tampilan episode builder yang mudah dinavigasikan, sehingga kita dapat menyusun beberapa segmen audio terpisah, termasuk potongan lagu dari aplikasi macam GarageBand, untuk kemudian dijadikan satu episode yang kohesif dengan bantuan efek-efek transisi.

Anchor for iPad

Bagian terbaiknya, semua ini tetap bisa dinikmati tanpa dipungut biaya sepeser pun. Kalau Anda gemar berdiskusi dan berbagi serta memiliki iPad, tak ada salahnya mengunduh Anchor dari App Store.

Sumber: Anchor.

Aplikasi Google Podcasts Resmi Tersedia di Android

April lalu, beredar kabar bahwa Google tengah menyiapkan aplikasi khusus podcast untuk perangkat Android. Disampaikan sendiri oleh Zack Reneau-Wedeen selaku Podcasts Product Manager Google, tujuan yang hendak mereka capai adalah mendongkrak jumlah pendengar podcast, yang selama ini memang lebih banyak melibatkan pengguna perangkat iOS.

Pada awalnya, Google hanya memodifikasi tampilan Search ketika pengguna mencari podcast. Namun sekarang aplikasi Google Podcasts akhirnya sudah tersedia secara resmi di Play Store, dan dari tampilannya kelihatan bahwa aplikasi ini merupakan versi yang lebih matang dari inisiatif awal Google tersebut.

Google Podcasts

Fitur standar aplikasi podcast seperti subscription tentu saja tersedia, demikian pula rekomendasi konten berdasarkan hasil analisis AI terhadap riwayat penggunaan, termasuk halnya minat kita terhadap topik maupun jaringan podcast tertentu.

Satu detail yang menurut saya perlu diperhatikan adalah bagaimana tampilan Google Podcasts tak lagi menganut filosofi Material Design seperti aplikasi besutan Google lainnya untuk Android. Kemungkinan gaya desain baru ini juga bakal diimplementasikan ke aplikasi bawaan Android lainnya saat Android P dirilis secara resmi nanti.

Google Podcasts

Tanpa harus terkejut, salah satu fitur andalan Google Podcasts adalah integrasi Google Assistant, yang memungkinkan sinkronisasi podcast antar perangkat. Jadi semisal episode yang Anda dengarkan selagi dalam perjalanan pulang kerja belum selesai, Anda tinggal melanjutkannya di rumah menggunakan speaker Google Home.

Google Podcasts saat ini sudah bisa diunduh di Play Store secara global. Belum ada informasi mengenai ketersediaannya di iOS. Kemungkinan Google tidak begitu memprioritaskannya mengingat iOS punya aplikasi podcast bawaan sendiri.

Sumber: Google.

Application Information Will Show Up Here