Daftar Kamera Buatan Polaroid yang Bisa Anda Beli di Pasaran

Didirikan di tahun 1937, Polaroid merupakan salah satu nama legendaris dalam industri teknologi, khususnya di ranah fotografi. Perusahaan asal Amerika Serikat ini adalah yang pertama kali mengembangkan dan memproduksi kamera instan, yakni Polaroid Model 95 yang diperkenalkan pada tahun 1948.

Nama Polaroid begitu melekat pada kategori produk kamera instan. Faktanya, beberapa toko yang saya tahu menjual kamera Fujifilm Instax menyebutnya sebagai “kamera Polaroid”, padahal jelas-jelas mereknya Fujifilm. Terlepas dari itu, mungkin tidak banyak yang tahu kalau Polaroid yang beroperasi sekarang bukanlah yang dulu lagi.

Pasalnya, Polaroid Corporation menyatakan bangkrut pada tahun 2001, dan brand beserta aset-asetnya pun dijual. Meski sekarang berada di bawah pemilik baru, Polaroid masih memproduksi kamera instan – tentu saja yang berspesifikasi modern dan ditujukan buat generasi terkini.

Artikel ini bermaksud untuk mengulas kamera-kamera terbaru buatan Polaroid yang bisa dibeli di pasaran, bukan cuma kamera instan, tetapi juga action cam macam GoPro. Berikut daftarnya.

Polaroid Snap

Polaroid Snap / Polaroid
Polaroid Snap / Polaroid

Snap merupakan contoh terbaik dari peleburan peninggalan Polaroid dengan teknologi modern. Desainnya masih sangat mencerminkan Polaroid sebagai sebuah brand, khususnya berkat garis berwarna pelangi di sisi depannya. Pada kenyataannya, Snap merupakan sebuah kamera digital dengan sensor 10 megapixel dan kemampuan menyimpan gambar pada kartu microSD.

Di saat yang sama, Snap juga merupakan sebuah kamera instan yang dapat mencetak foto 2 x 3 inci secara langsung tanpa memerlukan tinta berkat teknologi garapan Zink. Fotonya sendiri bisa Anda ambil dalam tiga mode warna: normal, hitam-putih, atau sepia yang bernuansa retro.

Beli: Blibli – Rp 1.990.000

Polaroid Snap Touch

Polaroid Snap Touch / Polaroid
Polaroid Snap Touch / Polaroid

Suksesor Snap ini membawa sejumlah pembaruan yang sangat signifikan, terlepas dari desainnya yang cukup identik. Yang paling utama bisa ditebak dari namanya, yakni penambahan layar sentuh berukuran 3,5 inci di panel belakangnya untuk semakin memudahkan pengoperasian.

Sensornya juga telah diganti dengan yang beresolusi 13 megapixel, dan Snap Touch juga dapat mengakomodasi microSD sampai dengan 128 GB. Kemampuan mencetaknya tidak berubah, namun Snap Touch juga dapat merekam video 1080p sekaligus dibekali konektivitas Bluetooth.

Meski jelas jauh lebih menarik ketimbang pendahulunya, harganya juga dipatok hampir dua kali lipat lebih mahal. Sayang sekali saya belum menemukan toko online di Indonesia yang menjualnya.

Beli: Amazon – $180

Polaroid Cube

Polaroid Cube / Polaroid
Polaroid Cube / Polaroid

Di mata saya, inilah produk paling jenius dari Polaroid. Di saat pabrikan-pabrikan lain meramaikan pasar action cam dengan sebisa mungkin meniru apa yang GoPro lakukan, Polaroid tampil beda sendiri dengan Cube. Nyatanya, justru GoPro yang mencontek Polaroid dan merilis Hero4 Session.

Cube memiliki desain yang sangat simpel namun juga menarik. Dengan dimensi hanya 35 x 35 mm, ia dapat Anda gunakan di mana saja, dan bagian bawahnya yang dilapisi magnet juga berarti Anda bisa memanfaatkan beragam objek sebagai tripod.

Spesifikasi Cube sendiri terbilang standar, dengan sensor 6 megapixel dan kemampuan merekam video 1080p, semuanya dalam sudut pandang seluas 124 derajat. Pengoperasiannya hanya mengandalkan satu tombol saja, sedangkan media penyimpanannya menggunakan microSD dengan kapasitas maksimum 32 GB.

Beli: Blibli – Rp 1.399.000

Polaroid Cube+

Polaroid Cube+ / Polaroid
Polaroid Cube+ / Polaroid

Kalau tidak ada yang rusak, sebaiknya jangan diutak-atik. Prinsip ini sepertinya dipegang teguh oleh Polaroid saat mendesain Cube+. Bentuk dan ukurannya sama persis seperti pendahulunya di atas, akan tetapi hampir semua jeroannya baru.

Sensor yang dikemas sekarang beresolusi 8 megapixel, dan resolusi video yang dapat direkam naik menjadi 1440p, dengan durasi maksimum 107 menit per klip. Lensanya masih sama dengan sudut pandang 124 derajat, sedangkan slot microSD-nya kini bisa menampung hingga yang berkapasitas 128 GB.

Akan tetapi peningkatan spesifikasi saja sejatinya kurang begitu menarik, apalagi mengingat selisih harganya dengan Cube orisinil terpaut cukup lumayan. Yang lebih menarik justru adalah integrasi konektivitas Wi-Fi, dimana pengguna Cube+ jadi bisa mengendalikan perangkat dengan smartphone-nya.

Beli: Blibli – Rp 2.199.000

5 Action Cam Terbaik untuk Tahun 2015

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun 2015 ini pabrikan-pabrikan teknologi tampaknya semakin gencar menantang GoPro di ranah action camera. GoPro mungkin masih mendominasi, akan tetapi pabrikan lain kian percaya diri menawarkan fitur uniknya masing-masing.

Dari sederet action cam anyar yang dirilis tahun ini, tentunya ada yang menarik dan ada yang kurang menarik. Kali ini saya akan membahas 5 action cam terbaik untuk tahun 2015. Syaratnya cuma satu, yaitu kamera tersebut harus dirilis di tahun ini, sehingga produk macam GoPro Hero4 Silver dan Black pun tidak bisa dimasukkan hitungan.

1. Xiaomi Yi

Xiaomi Yi

Xiaomi Yi mungkin merupakan action cam yang paling laris di tanah air. Fisik, fitur sekaligus spesifikasinya memang sangat mirip dengan GoPro Hero4 Silver. Akan tetapi semua itu dikemas dalam nuansa yang benar-benar Xiaomi, alias dalam harga yang amat terjangkau.

Bayangkan saja, dengan modal sekitar 1 jutaan, Anda sudah bisa merekam video beresolusi 1080p pada kecepatan 60 fps. Foto pun bisa ia tangkap dalam resolusi 16 megapixel, dan kualitasnya cukup terjamin berkat kehadiran sensor Exmor R besutan Sony.

Bagi yang baru akan memulai petualangannya bersama action camera, Xiaomi Yi adalah pilihan terbaik kalau modal yang dimiliki terbatas.

2. Polaroid Cube+

Polaroid Cube+

Mungkin Anda terkejut melihat action cam ini yang masuk dalam daftar dan bukan GoPro Hero4 Session. Pertimbangannya adalah, Polaroid Cube-lah yang berhasil menginspirasi GoPro untuk menciptakan anggota baru dari lini Hero4 tersebut. Padahal biasanya GoPro-lah yang menjadi panutan pabrikan lain dalam merancang sebuah action cam.

Tidak cuma itu, Polaroid Cube+ juga membawa sejumlah fitur baru yang semakin mematangkan pendahulunya. Utamanya adalah konektivitas Wi-Fi, memungkinkan pengguna untuk mengontrol kamera lewat smartphone masing-masing.

Selanjutnya, resolusi perekaman video ditingkatkan menjadi 1440p 30 fps, dan dukungan kapasitas kartu microSD-nya juga naik menjadi 64 GB. Tapi kelebihan utama Cube+ tetap terletak pada desainnya yang super ringkas nan tahan banting, serta bisa dilekatkan ke permukaan logam apapun berkat lapisan magnetnya.

Semua itu masih kurang menarik? Coba lirik banderol harganya: $150 saja.

3. Garmin Virb XE

Garmin Virb XE

Virb XE pantas mendapat tempat di sini karena ketahanan fisiknya yang melampaui standar. Seperti yang kita tahu, sebuah action cam haruslah tahan banting, dan Virb XE pun membuktikannya dengan ketahanan air hingga 50 meter tanpa dibalut casing.

Di atas kertas, spesifikasinya juga cukup oke. Resolusi maksimumnya 1080p 60 fps, tapi yang lebih menarik adalah kehadiran fitur Pro Mode, dimana pengguna dapat mengatur setelan kamera secara manual – sebuah fitur yang amat jarang didapati dari sebuah action camera.

Lebih lanjut, Virb XE juga dibekali sederet sensor untuk mengumpulkan berbagai informasi selagi perekaman video berlangsung. Informasi berupa kecepatan, ketinggian, waktu melayang di udara dan sebagainya ini bisa ditambatkan di atas video pada saat proses editing.

Hasilnya, penonton bisa tahu seberapa cepat Anda meluncur atau dari ketinggian berapa ribu meter Anda melompat saat melakukan aksi gila yang diabadikan tersebut. Konsep yang ditawarkan Virb XE ini sangat menarik sampai-sampai sejumlah action cam lain juga ikut menghadirkan fitur serupa.

Jadi kalau memang Anda ingin memberikan lebih dari sekedar video dan mendambakan kamera yang amat tahan banting, Virb XE adalah pilihan tepat seharga $400.

4. TomTom Bandit

TomTom Bandit

TomTom Bandit adalah salah satu dari sejumlah action cam yang terinspirasi fitur unik milik Virb XE tadi. Pun demikian, TomTom tidak sekedar mencomotnya begitu saja. Mereka juga menghadirkan fitur unik lain berdasarkan data-data yang dikumpulkan tersebut.

Fitur unik tersebut adalah penyuntingan otomatis. Pada dasarnya, info-info yang dikumpulkan tadi bakal dijadikan penanda momen-momen seru yang terjadi selama perekaman berlangsung. Dari situ aplikasi pendampingnya akan menyatukan klip-klip video dengan sendirinya sehingga Anda tidak perlu repot-repot menyunting secara manual.

Spesifikasi serta desain TomTom Bandit sendiri juga cukup menarik. Mode perekaman video yang ditawarkan mencakup 4K 15 fps, 2,7K 30 fps, 1080p 60 fps, 720p 120 fps dan seterusnya. Soal fisik, keunikannya terletak pada modul baterai yang bisa dilepas-pasang, lalu pengguna tinggal menancapkan konektor USB-nya ke PC atau adapter untuk memulai proses charging.

Ketahanan fisiknya mungkin kalah jauh dibanding Garmin Virb XE, tapi kekurangan itu dibayar dengan kemampuan mengedit video secara otomatis. Tertarik? Siapkan dana $400.

5. DJI Osmo

DJI Osmo

Saya yakin Anda heran melihat nama DJI di sebuah daftar action cam terbaik. Tapi kenyataannya memang DJI Osmo ini merupakan action cam perdana dari sang raja drone.

Tidak seperti action cam pada umumnya, Osmo merupakan perpaduan antara sebuah monopod dan action camera. Monopod tersebut juga berfungsi sebagai joystick untuk mengatur gerakan kamera yang menancap di atas gimbal 3-axis, memastikan hasil perekaman tetap mulus meski Anda menggenggamnya sambil berlari.

Osmo siap merekam video 4K maupun menangkap foto beresolusi 12 megapixel. Ia turut dilengkapi mode slow-motion 1080p 120 fps, dan pengguna bisa menjadikan smartphone sebagai viewfinder sekaligus untuk mengatur setelan kamera secara manual.

Status Osmo sebagai action camera memang masih harus dipertanyakan, terlebih terkait ketahanan fisiknya. Pun begitu, kemampuan merekam video dengan stabil dalam kecepatan tinggi menurut saya membuatnya pantas disebut sebagai action cam juga.

Lebih lanjut, paket penjualan seharga $649-nya juga mencakup sejumlah aksesori terpisah macam Bike Mount dan Universal Mount. Dan kelimpahan aksesori ini tentu juga merupakan aspek penting bagi sebuah action camera.

Gambar header: TomTom.

Masih Mungil dan Atraktif, Polaroid Cube+ Kini Hadir Membawa Wi-Fi

Masih ingat dengan Polaroid Cube, action cam unik yang sama sekali tidak mencoba menjadi seperti GoPro? Polaroid baru saja memperkenalkan suksesornya, Cube+. Continue reading Masih Mungil dan Atraktif, Polaroid Cube+ Kini Hadir Membawa Wi-Fi

Ini Dia 5 Gadget Untuk Orang Tersayang di Hari Valentine

Banyak orang berpendapat, kita seharusnya menunjukkan rasa sayang pada orang-orang terdekat setiap saat, bukan cuma pas di hari Valentine saja. Hal itu memang benar, tapi anggaplah hari itu sebagai momen untuk saling memberi kado dan hadiah. Tak ingin membuat Anda terkejut tapi silakan lihat tanggal. Betul sekali, hari Kasih Sayang akan jatuh tak lama lagi. Continue reading Ini Dia 5 Gadget Untuk Orang Tersayang di Hari Valentine