Mempersiapkan Peluncuran Produk Pertama

Bagi startup, setiap produk pertama itu penting. Nama-nama seperti Go-Jek, Tokopedia dan Bukalapak pasti pernah berada di fase di mana mereka meluncurkan aplikasi atau layanan mereka.

Setiap peluncuran produk pertama adalah awal yang mendebarkan bagi setiap founder dan seluruh anggota tim. Optimisme jelas ada, tapi hasil usaha merupakan dampak proses persiapan. Kadang produk pertama berhasil dan memacu untuk menyempurnakan dengan fitur-fitur lanjutan atau kebalikannya sama sekali tidak bekerja atau gagal.

Persiapan yang matang adalah kunci. Apa saja yang dipersiapkan adalah hal yang paling utama. Terlalu fokus ke bentuk pemasaran tidaklah baik, pun dengan terlalu fokus pada produk. Harus berimbang. Membagi porsi apa saja yang perlu dipersiapkan di masing-masing nilai dengan skala prioritas.

Produk dan desain

Menyiapkan produk sebelum meluncurkannya adalah sebuah keharusan. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan produk harus dipersiapkan, seperti:

  • Memahami solusi yang dibawa produk, lengkap dengan permasalahan yang disasar. Ini adalah bagian memahami produk secara utuh sehingga bisa memberikan value yang sesuai ke khalayak ramai.
  • Memahami mekanisme pembayaran. Ini tentang merencanakan bagaimana pelanggan membayar untuk sebuah produk atau layanan. Tentang bagaimana mereka tertarik dan faktor apa saja yang membuat mereka yakin mengeluarkan uang untuk membayar.
  • Menyiapkan dokumen persetujuan dan mekanisme keamanan identitas. Bagi sebagian orang produk baru dari startup baru belum tentu bisa dipercaya, apalagi jika data-data pribadi yang diminta untuk keperluan pendaftaran. Untuk meningkatkan kepercayaan pengguna ada banyak cara, salah satunya adalah menyiapkan dokumen persetujuan pengguna yang menjelaskan data apa saja yang diambil dan akan digunakan untuk apa. Termasuk di dalamnya adalah membangun sistem keamanan yang baik.
  • Membuka periode uji coba. Cara terbaik untuk bisa meningkatkan kepercayaan adalah memberikan kesempatan pengguna menggunakan akun demo, atau membuka periode uji coba yang menampilkan fitur-fitur apa yang nantinya ada ketika produk tersebut dirilis.
  • Mengetahui peta persaingan dan posisi di pasar. Sebagai startup baru dengan produk baru, penting untuk paham “kondisi sekitar” seperti siapa pimpinan pasar, siapa yang menjadi persaingan terdekat, hingga apa yang membedakan dengan produk sejenis.

Sama seperti produk, perkara desain juga harus disiapkan, meliputi logo, warna hingga UI/UX. Jangan sampai banyak pengguna pergi bahkan sebelum mencoba fitur karena tombol yang tidak berfungsi atau tampilan yang kurang menarik.

Acara peluncuran dan pemasaran

Acara rilis dan kampanye pemasaran juga memegang peran penting atas kesuksesan peluncuran produk pertama. Bagaimana masyarakat bisa tertarik jika informasi mengenai rilis produk minim. Berikut daftar persiapan terkait acara rilis dan pemasaran yang bisa disiapkan sebelum meluncurkan produk untuk pertama kali.

  • Acara peluncuran atau launching. Meski statusnya startup baru acara peluncuran setidaknya harus diadakan atau minimal dikabarkan ke publik. Tujuannya untuk memberitahukan bahwa ada produk baru yang dihasilkan dan mengajak orang-orang untuk mencoba. Tetapkan tanggal dan momen yang tepat.
  • Jika memang ada acara peluncuran buat daftar undangan. Mulai dari jurnalis hingga komunitas bisa menjadi undangan yang diperhitungkan.
  • Rilis pers. Setelah mengadakan acara peluncuran, tindak lanjutnya adalah dengan membuat press release, bisa disebar ke rekan media atau blogger, atau bisa disematkan di laman resmi.
  • Membuat kanal komunikasi dua arah untuk keluhan, umpan balik atau kritik tentang produk. Media sosial bisa sangat berguna untuk hal satu ini, tapi akan lebih lengkap jika ditambah dengan nomor telpon kantor atau customer service.


Sumber: EntrepeneurForbes

Lima Mitos Salah tentang Kegiatan Pemasaran Startup

Tujuan utama seorang pendiri startup adalah menciptakan sebuah produk yang berguna untuk orang banyak. Ketika produk tersebut telah diciptakan, langkah selanjutnya adalah memperkenalkan produk tersebut ke publik dengan harapan bakal menuai banyak masukan hingga pujian. Lantas bagaimana ketika produk telah berhasil diluncurkan dan Anda sebagai pendiri mendapat begitu banyak pujian hingga pengguna yang loyal, namun pertumbuhan startup terlihat nampak lambat dan startup pun mulai kehabisan uang.

Salah satu kesalahan yang banyak dilakukan oleh pendiri startup terkait masalah tersebut adalah terlambatnya melancarkan kegiatan pemasaran di awal dan cenderung memilih menunggu hingga produk siap diluncurkan. Artikel berikut akan mengupas mitos yang salah terkait dengan kegiatan pemasaran di awal masa pertumbuhan startup.

Kegiatan pemasaran terkesan curang

Ada mitos yang  menyebutkan, peraturan pertama tentang growth hacking adalah tidak selalu membicarakan tentang growth hacking. Sebuah startup sah-sah saja untuk tidak menyebutkan strategi growth hacking apa yang bakal diterapkan, namun tidak disarankan untuk memberikan jawaban yang terkesan klise seperti “kami sedang membuat produk yang bakal mengguncang dunia”. Hingga kini masih banyak CEO dan pendiri startup yang beranggapan produk yang bagus akan berkembang secara organik, sehingga kegiatan pemasaran yang masif tidak perlu dilancarkan. Namun pada akhirnya produk yang baik wajib didukung oleh kegiatan pemasaran yang tepat.

Kegiatan pemasaran dilancarkan usai produk diluncurkan

Jika sebagai pendiri startup Anda masih percaya kegiatan pemasaran baiknya dilakukan usai produk diluncurkan, hal tersebut akan menimbulkan efek negatif jangka panjang untuk pertumbuhan startup Anda. Menjadi hal yang krusial untuk senantiasa melakukan kegiatan pemasaran di awal bahkan jauh sebelum produk siap diluncurkan. Langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah melakukan pendekatan dengan komunitas, membina hubungan baik dengan mitra terkait, mulai menciptakan relasi dengan media hingga aktif menghadiri kegiatan pameran, eksibisi dan acara yang pastinya relevan dengan startup Anda.

Pekerjakan tim pemasaran sejak awal

Dibutuhkan waktu, tenaga serta kreativitas yang cukup untuk bisa melancarkan kegiatan pemasaran yang tepat. Untuk itu pekerjakanlah tim pemasaran yang tepat dan memiliki kemampuan cukup untuk menjalankan tugasnya. Jangan tunggu hingga produk usai diluncurkan hingga akhirnya Anda seorang pendiri memutuskan untuk mencari kandidat tim pemasaran. Idealnya adalah tim pemasaran wajib disiapkan sejak awal dan sebelum produk dirilis kepada publik.

Kegiatan pemasaran yang terlalu awal akan mematikan startup

Faktanya adalah kegiatan pemasaran yang telah disiapkan sejak awal bisa membantu startup menampung semua feedback dari pengguna yang sejak awal mungkin sudah tertarik untuk mencoba atau melihat produk dari startup. Dengan memposisikan tim pemasaran tersebut, bisa menjadi front liner yang membantu calon pelanggan untuk mengerti, mengedukasi pasar hingga layanan pelanggan untuk startup.

Membutuhkan waktu yang lama untuk mempekerjakan tim pemasaran

Kesalahan yang saat ini masih banyak dilakukan pendiri startup adalah kurangnya kepercayaan serta enggan untuk berbagi ide serta visi kepada tim yang lain, dalam hal ini adalah tim pemasaran. Masih banyak pendiri startup yang merasa semua visi dan misi hingga model bisnis hanya bisa diungkapkan oleh pendiri hingga CEO, sehingga membatasi tim pemasaran untuk membantu kegiatan promosi tersebut. Idealnya adalah limpahkan semua tanggung jawab dan tugas terkait dengan kegiatan pemasaran kepada tim pemasaran, dengan demikian Anda bisa lebih fokus dengan produk dan tidak terganggu dengan kegiatan pemasaran.

Waktu yang Tepat Meluncurkan Aplikasi Mobile

Aplikasi mobile merupakan salah satu produk utama yang penting dimiliki oleh startup berbasis teknologi, namun demikian tidak semua startup atau perusahaan teknologi kemudian memutuskan untuk meluncurkan sebuah aplikasi mobile, karena cukup puas dengan memiliki mobile site saja. Jika saat ini startup Anda memutuskan untuk meluncurkan sebuah aplikasi, cermati dengan baik waktu yang tepat untuk meluncurkan aplikasi tersebut. Good timing ternyata mempengaruhi kesuksesan dari aplikasi mendapatkan perhatian dari target pengguna. Artikel berikut ini akan membantu Anda mengatur waktu yang tepat saat yang ideal untuk meluncurkan aplikasi mobile.

Biaya yang dikeluarkan untuk membuat aplikasi

Untuk membuat aplikasi yang berfungsi dengan baik dan diterima oleh target pengguna, Anda harus memiliki tim engineer kredibel, produk yang baik dan tentunya dana yang cukup untuk biaya pemasaran dan pengembangan yang dikeluarkan. Belum lagi proses persetujuan dari App Store atau Play Store yang biasanya memerlukan waktu yang cukup lama hingga akhirnya aplikasi yang dibuat bisa langsung di publikasikan di ‘toko’ tersebut.

Bulan dan hari yang tepat meluncurkan aplikasi

Setelah produk selesai dibuat, diuji coba dan bisa dipastikan berfungsi dengan baik, cari tahu terlebih dahulu waktu yang tepat untuk meluncurkan aplikasi Anda. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Fetch, sebuah aplikasi strategi mobile untuk agensi pemasaran disebutkan, ada beberapa waktu yang ideal untuk kemudian dicermati oleh startup ketika bersiap untuk meluncurkan startup. Dari data tersebut tercatat bulan Febuari dan Desember terbilang merupakan waktu yang cukup “mahal” untuk kemudian meluncurkan aplikasi startup, salah satu alasannya adalah ongkos dari biaya pemasaran yang cukup tinggi biayanya.

Waktu yang terbilang cukup ideal dan tidak memerlukan biaya yang cukup tinggi adalah pada bulan Juli, Agustus, September dan Oktober. Kemudian untuk pemilihan hari disarankan untuk meluncurkan aplikasi pada hari kerja, karena pada akhir pekan biasanya biaya pemasaran akan jauh lebih besar.

Kesimpulan yang kemudian bisa diambil dari data tersebut adalah bulan Febuari atau Desember memang terbilang cukup mahal biayanya untuk meluncurkan aplikasi mobile, namun dari survei yang dilakukan cukup efektif. Sementara bulan terburuk untuk meluncurkan aplikasi mobile adalah minggu terakhir bulan Agustus. Pada akhirnya keputusan untuk meluncurkan aplikasi mobile di Play Store dan App Store, harus dibarengi dengan kegiatan pemasaran digital, agar informasi bisa tersebar dengan merata kepada target pengguna.