AMD Akuisisi Nitero Guna Berfokus pada Segmen Wireless VR

2017 sepertinya bakal jadi tahunnya wireless VR. Yang saya maksud di sini bukanlah Gear VR dan teman-teman sejawatnya, melainkan headset seperkasa Oculus Rift atau HTC Vive, namun yang tidak perlu tersambung ke PC menggunakan kabel, memungkinkan pengguna untuk lebih leluasa bergerak dalam sesi VR gaming.

Indikasi yang pertama adalah tether-less upgrade kit besutan TPCAST, kemudian ada pula Quark VR yang belum lama ini juga mendemonstrasikan prototipe perangkat serupa. Yang ketiga datang dari nama yang jauh lebih besar, yakni AMD.

Produsen prosesor dan kartu grafis tersebut baru saja mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi Nitero, sebuah perusahaan yang memang tengah mematangkan teknologi wireless virtual reality. Menurut AMD, akuisisi ini bertujuan untuk menyajikan solusi terhadap permasalahan yang kerap dijumpai pada VR headset beserta sederet kabelnya.

Teknologi yang dikembangkan Nitero mencakup sebuah transmitter 60 GHz yang sanggup meneruskan konten dari PC ke VR headset secara nirkabel dengan latency yang minimal, alias hampir tidak ada lag. Sejauh ini baik TPCAST, Quark VR maupun Nitero masih belum benar-benar bisa membuktikan seminim apa latency yang bisa dicapai teknologinya masing-masing.

Sampai titik ini belum ada kejelasan terkait produk seperti apa yang akan AMD luncurkan nanti. Apakah berupa aksesori untuk Rift dan Vive – seperti yang dilakukan TPCAST dan QuarkVR – atau malah sebuah headset baru hasil rancangannya sendiri?

Saya pribadi menduga AMD akan lebih memilih opsi yang pertama, spesifiknya untuk HTC Vive. Bukan karena Vive lebih superior atau apa, tapi karena Valve sendiri merupakan salah satu investor utama di Nitero, dan akuisisi ini dapat berujung pada kerja sama antara AMD dan Valve, yang notabene bertanggung jawab atas sistem tracking pada Vive.

Sumber: UploadVR dan AMD.

Quark VR Demonstrasikan Prototipe HTC Vive Versi Wireless-nya

Masih ingat dengan Quark VR, startup asal Bulgaria yang berambisi menyulap headset HTC Vive menjadi wireless? Meski sedikit terlambat, baru-baru ini mereka merilis sebuah video teaser untuk mendemonstrasikan prototipe buatannya yang digarap bersama Valve.

Dalam video di bawah, tampak CEO sekaligus co-founder Quark VR, Krasi Nikolov, sedang menggunakan HTC Vive tanpa ada kabel yang menyambung ke PC. Pun begitu, Anda pastinya masih bisa melihat seuntai kabel yang menjalar dari belakang kepalanya ke bagian pinggangnya.

Kabel ini menyambungkan Vive dengan prototipe buatan Quark VR, yang pada dasarnya merupakan sebuah komputer single board yang bertindak menjembatani Vive dan PC. Tampak juga sebuah power bank yang menyambung dan menyuplai tenaga ke perangkat berukuran mini tersebut.

Menurut Quark VR, ini semua baru sekadar solusi sementara. Pastinya mereka punya ide yang lebih matang dan lebih elegan ketimbang yang ditunjukkan sekarang. Terlepas dari itu, setidaknya prototipe buatan mereka bisa berfungsi dengan baik.

Namun ini bukan satu-satunya tantangan Quark saat ini. Mereka juga harus berhadapan dengan TPCAST yang malah sudah siap untuk memasarkan produknya yang berfungsi serupa dalam waktu dekat. Namun Quark sepertinya sudah menyiapkan solusinya.

Salah satunya adalah dengan memperluas kompatibilitas. TPCAST hanya mendukung HTC Vive saja, sedangkan Quark VR sedang bersiap untuk mendemonstrasikan produk buatannya dalam skenario multiplayer menggunakan headset yang berbeda. Apakah yang dimaksud itu Oculus Rift? Mungkin, tapi Quark VR sendiri masih bungkam soal itu.

Sejauh ini juga belum ada yang berani memastikan apakah Quark VR berhasil menangani masalah latency. Seperti yang kita tahu, aksesori semacam ini pastinya akan memperburuk problem lag dalam VR, tinggal bagaimana sang developer bisa meminimalkan tambahan latency itu.

Sumber: UploadVR dan Quark VR.

Gandeng Valve, Quark VR Kembangkan Prototipe HTC Vive Versi Wireless

Dibandingkan Samsung Gear VR, Oculus Rift dan HTC Vive tentu jauh lebih perkasa dan sanggup menyajikan pengalaman VR yang lebih immersive. Hanya saja kelemahan utamanya terletak pada kabel panjang yang harus menyambung ke PC. Hal ini terasa semakin mencemaskan bagi pengguna HTC Vive, dimana mereka bisa menikmati pengalaman VR selagi berjalan-jalan di ruangan.

Tentunya tidak lucu kalau pengguna sampai tersandung kabel tersebut. Itulah mengapa teknologi wireless akan menjadi batu sandungan selanjutnya di ranah virtual reality. Pertanyaan yang perlu dijawab sederhana saja: bagaimana caranya supaya pengguna bisa menikmati pengalaman VR tanpa takut tersandung kabel?

Sebuah startup asal Bulgaria bernama Quark VR sepertinya punya jawabannya. Mereka tengah bekerja sama dengan Valve dalam pengembangan prototipe HTC Vive versi wireless. Rencananya, prototipe ini akan didemonstrasikan setidaknya sebelum pergantian tahun.

Secara teknis prototipe HTC Vive versi wireless ini tidak benar-benar tanpa kabel. Masih ada seuntai kabel pada headset, hanya saja kabel ini tersambung ke sebuah gadget kecil yang bisa disimpan dalam saku ketimbang unit PC itu sendiri.

Gadget kecil ini bertindak sebagai transmitter, meneruskan dan menerima sinyal dari Vive ke PC dan sebaliknya melalui Wi-Fi. Dengan cara seperti ini, pengguna bisa lebih leluasa dalam bergerak tanpa perlu takut tersandung.

Konsep yang sama sebenarnya juga ditawarkan oleh VR backpack seperti rancangan HP, Alienware maupun MSI. Pun begitu, metode berbasis VR backpack ini masih punya kelemahan, dimana pengguna harus tabah menggotong beban di kedua bahunya selagi bermain.

Prototipe milik Quark VR sendiri tidak luput dari kekurangan, utamanya perihal latency. Quark mengaku akan terus mengoptimalkan prototipenya sehingga saat didemonstrasikan nanti bisa menyuguhkan sesi VR gaming yang berjalan mulus di angka 90 fps.

Bersamaan dengan itu, Quark VR juga berencana untuk bereksperimen dengan teknologi SteamVR Tracking. Tujuan mereka adalah mengadaptasikan teknologi tersebut ke VR headset berbasis mobile seperti Gear VR. Sejauh ini mereka sudah melakukan sejumlah pengujian dan hasilnya disebut cukup menjanjikan.

Sumber: UploadVR dan Quark VR.