Pendaftaran Road to Hybrid Cup 2: R6S Telah Dibuka!

Hybrid Cup Series Play on PC Rainbow Six: Siege edisi pertama telah selesai digelar sebelumnya. Diselenggarakan 18-20 Desember 2019 lalu, Road to Hybrid Cup 1: R6S akhirnya dimenangkan oleh Team Scrypt setelah berhasil mengalahkan 1z Esports 2-0. Memasuki tahun 2020, gelaran berlanjut kepada Road to Hybrid Cup edisi kedua.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Hybrid Cup Series – Play on PC: R6S hadir dengan rentetan yang lebih panjang dibanding dengan Hybrid Cup Series – Play on PC lainnya. Januari 2020 ini menjadi edisi kedua Road to Hybrid Cup, dengan gelaran puncak yang diselenggarakan Maret 2020 mendatang.

“Dengan adanya turnamen ini, kami ingin komunitas R6IDN bisa lebih dikenal lagi oleh masyrakat luas. Hybrid ingin ikut serta memberikan sumbangsih nyata bagi kemajuan tren game R6 di Indonesia. Kami juga ingin mengajak para pembaca untuk menonton pertandingan pilihan yang akan ditayangkan secara live-streaming di official page Hybrid IDN serta channel Youtube komunitas R6IDN.” Wiku Baskoro, Co-Founder Hybrid.co.id memberikan pandangannya pada artikel sebelumnya.

Untuk edisi kedua Road to Hybrid Cup R6S, fase registrasi sudah dibuka sejak tanggal 7 Januari 2020 dan akan terbuka sampai 20 Januari 2020 mendatang. Pendaftar akan dikenakan biaya registrasi sebesar Rp75.000 per tim, dengan peraturan tim peserta tidak berkenan mengambil double slot. Kesempatan terbuka hingga mencapai 64 tim, bagi Anda yang ingin mendaftar Anda bisa langsung menuju ke tautan berikut: bit.ly/roadtohybridcup2

Memperebutkan total hadiah sebesar Rp3.000.000, Road to Hybrid Cup 2: R6S akan mulai bertanding pada tanggal 22-24 Januari 2020 secara online. Nantinya pertandingan akan ditayangkan pada official page Hybrid IDN, mulai pukul 19:00 WIB.

Sumber: Hybrid - Ajie Zata
Sumber: Hybrid – Ajie Zata

Dengan tanpa kehadiran Team Scrypt di Road to Hybrid Cup 2, persaingan tentu akan menjadi semakin sengit. Berbagai tim R6S yang sudah punya cukup nama di skena kompetitif Indonesia seperti 1z Esports, ataupun Limitless Gaming, tentunya akan lebih mempersiapkan diri untuk merebut slot menuju gelaran utama Hybrid Cup Series – Play on PC: R6S.

Hybrid Cup Series – Play on PC disponsori oleh AMD dan Corsair, dengan dukungan dari AerocoolThunderX3TecwareRapooVPROViewSonic, dan ASRock.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Hybrid Cup dan program-program lain ke depannya, jangan lupa untuk memantau situs Hybrid.co.id dan follow akun media sosial Hybrid di TwitterFacebookInstagram, dan YouTube.

Sepak Terjang DRivals dan Team Scrypt Selama 2019

Tanpa terasa penghujung tahun 2019 sudah di depan mata. Banyak hal terjadi pada dunia esports. Tahun 2019 juga jadi tahun yang dinamik bagi Hybrid.co.id. Sejak lepas dari status ‘beta’ pada Februari 2019 lalu, Wiku Baskoro co-founder Hybrid.co.id sudah mengemukakan alasan atas hadirnya Hyrid di ekosistem esports.

Sejak awal, Hybrid tak hanya sekadar ingin menjadi media yang mewartakan perkembangan esports dan gaming, tetapi Hybrid juga ingin agar kehadirannya bisa memberi dampak berarti kepada ekosistem esports dan gaming lokal. Mendukung dan membantu tim, yang merupakan bagian ekosistem esports, ke arah lebih baik menjadi salah satu dari banyak cara Hybrid untuk mewujudkan visi tersebut.

Pada tahun ini, Hybrid mendukung dua tim esports di dua cabang game berbeda. Pertama ada DRivals, yang punya jajaran petarung Tekken 7 papan atas di skena Jakarta dan sekitarnya. Kedua ada Team Scrypt, tim berisikan sekelompok anak muda penuh ambisi mengejar prestasi di skena internasonal Rainbow Six: Siege.

Dalam artikel ini, kami akan sedikit melakukan kilas balik atas perjalan, prestasi dan pencapaian kedua tim tersebut sepanjang tahun 2019 ini.

Renjana berbuah prestasi

Passion, satu kata yang bisa dibilang sebagai bibit perkembangan dunia esports sampai jadi sebesar ini. Walau pada nyatanya passion saja tidak cukup membuat Anda bertahan di esports, namun perasaan mencintai hal yang dilakukan tetap menjadi bahan bakar yang membuat orang tetap punya alasan untuk terus melakukan apa yang ia lakukan.

Begitu juga dengan DRivals dan Team Scrypt. Saya bisa bilang bahwa kedua tim tersebut adalah tim yang sangat ambisius dan punya passion kuat dalam mengarungi kerasnya dunia esports. Banyak pemain mungkin sudah menyerah bertarung dalam dunia kompetisi game seperti Tekken 7 atau Rainbow Six: Siege. Selain kompetisinya yang keras, keuntungan material pada skena dua game tersebut juga bisa dibilang tidak sebesar skena mobile game yang memang belakangan sedang booming di Indonesia.

“Gue cukup yakin bahwa tim Indonesia itu pantas untuk menghadapi dan bisa menang lawan tim-tim hebat tingkat internasional. Karena hal itu gue jadi terus semangat untuk mengejar cita-cita gue, yaitu menjadi tim dan juga pemain Rainbow Six: Siege terbaik di dunia.” ujar Ilham Surya (Sunan), kapten tim Scrypt kepada saya dalam sesi Hybrid Talk yang kami lakukan November 2019 lalu.

Sumber: Facebook pribadi Jovian Cobus
Sumber: Facebook pribadi Jovian Cobus

Jovian (Cobus) kapten tim DRivals juga menceritakan bagaimana passion menjadi bahan bakar utamanya dalam mencapai mimpi jadi juara di skena Tekken. Dalam postingan pribadinya, ia mengatakan, “Sejak awal gue main Tekken pada zaman sekolah, kalah berkali-kali, gue gak pernah menyerah. Sampai akhirnya di tahun ini, gue yakin usaha keras memang tidak akan mengkhianati hasil. Karena pada akhirnya gue berhasil mendapatkan prestasi yang memuaskan setelah perjuangan keras tersebut.”

Tak heran jika ada banyak hal terjadi pada tahun 2019 ini. Mulai dari prestasi, sampai tantangan yang memberi pelajaran positif bagi kedua tim. DRivals mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Berawal dari hanya memenangkan kompetisi tingkat grassroot saja, mereka mendapatkan puncak prestasinya saat Anthony (TJ), menjadi runner-up di gelaran IENC Road to SEA Games 2019. Jovian juga mengatakan bahwa kompetisi itu masih jadi salah satu pertandingan Tekken 7 terberat yang mereka jalani. Kompetisi tersebut juga menjadi turning point bagi DRivals yang membuat mereka jadi lebih terorganisir seperti sekarang.

Tahun 2019 dari kacamata kedua tim

Menjadi tahun kebangkitan bagi skena Tekken 7 di Indonesia, 2019 juga berarti banyak bagi DRivals. Pada awalnya tim ini hanyalah satu geng pertemanan di dalam komunitas Tekken. Dimulai dari dua bersaudara Aldo (JackBoostin) dan Aldi (NoDrop), DRivals ternyata menemukan teman-teman sepemikiran di sepanjang perjalanannya, yang membuatnya kini jadi berisikan 21 orang.

Momen IENC Road to SEA Games 2019 menjadi momen yang mendorong mereka untuk lebih serius mengembangkan tim. Ketika itu DRivals mendapat momentum dengan menempatkan dua anggotanya di top 3 kompetisi tingkat nasional. Selain TJ di posisi 2, adik Jovian yaitu Javier (Ayase), juga berhasil mendapatkan peringkat ketiga.

Dari momen tersebut, mereka mulai berusaha mengembangkan sayapnya, memperkenalkan DRivals kepada khalayak lebih banyak. Sejak Agustus, mereka mulai membuat konten streaming dengan berbagai program seperti DRivals Gopay Challenge, DRivals Cup, dan DRivals Team War.

Selain itu, mereka juga giat membuat konten video seputar Tekken. Hybrid turut membantu hal ini dengan menyediakan fasilitas berupa studio bagi DRivals dalam membuat konten talkshow, tutorial, bedah match, dan lain sebagainya.

Jovian bercerita, buah dari usahanya mengenalkan DRivals dan Tekken ke khalayak ramai ternyata berhasil menarik perhatian yang cukup positif. Saat ini, channel Youtube DRivals on Air sudah punya 600 subscribers. Bukan angka yang besar kalau dibanding JessNoLimit, tapi itu adalah jumlah yang cukup besar bagi channel Youtube dengan konten Tekken 7 berbahasa Indonesia.

Dokumentasi Hybrid - Ajie Zata
Dokumentasi Hybrid – Ajie Zata

Usaha mereka memperkenalkan DRivals ke komunitas juga terbukti berhasil menarik perhatian. Jumlah anggota mereka bertambah dengan cukup signifikan. Apalagi kehadiran Hybrid Dojo sebagai ajang temu komunitas Tekken 7, juga mempermudah DRivals untuk bertemu kawan baru dan petarung potensial untuk direkrut ke dalam tim.

Berkat itu, DRivals yang awalnya hanya beranggotakan 9 orang saja, kini berkembang jadi punya 2 sub-divisi. Kini mereka punya sub-divisi bernama DRivals X, berisikan 9 orang pemain berusia muda yang punya penuh potensi. Sub-divisi kedua mereka adalah wadah bagi pecinta Tekken perempuan untuk berkomunitas dan berlatih tanding yang bernama DRivals Girls. Saat ini, sub-divisi perempuan DRivals baru memiliki 3 orang anggota saja.

Setelah cukup menguasai skena kompetisi di sekitar Jabodetabek, tahun 2019 juga jadi momentum DRivals menjajal kemampuannya pada pertandingan yang ada di luar Indonesia. Sampai saat ini, ada dua pemain DRivals yang sudah berangkat ke luar negeri, yaitu TJ yang bertanding pada REV Major 2019, dan Retardo yang mengikuti Last Chance Qualifier TWT 2019.

Bukan hanya bagi DRivals, tahun 2019 juga jadi tahun yang penting untuk Team Scrypt. Ajie Zata (WildLotus) manajer Team Scrypt mengatakan bahwa tahun 2019 adalah tahun kompetitif kedua bagi mereka. Walau mungkin tidak diwarnai prestasi-prestasi gemilang, namun mereka menghadapi momen naik turun yang memberi banyak pelajaran bagi proses perkembangan tim. Tantangan pertama yang harus mereka terima adalah menghadapi 2019 dengan tanpa dukungan organisasi esports. Momen ini terjadi tepatnya pada akhir 2018 lalu, ketika Aerowolf akhirnya melepas Sunan dan kawan-kawan, dan memaksa mereka berjalan sendiri dengan nama Team Scrypt.

Belum lagi di awal 2019 mereka juga harus menghadapi bongkar pasang roster, seperti Lads dan Kenody yang keluar karena beberapa urusan dan Array yang memutuskan untuk tetap bermain bersama Aerowolf. Akhirnya untuk Pro League 9, mereka bertnding dengan roster berisikan Sunan, Kicked, Evou, Quervo, dan SpeakEasy.

Badai pergantian roster tidak berhenti sampai situ saja. Setelah first-half Pro league 9, SpeakEasy juga keluar, memutuskan untuk gabung dengan Aerowolf. Rixx datang sebagai pengganti. Namun demikian, semangat Team Scrypt untuk menembus skena Internasional tetap tak terhentikan.

Sumber: dokumentasi - Team Scrypt
Sumber: dokumentasi – Team Scrypt

Mereka berusaha mengikuti qualifier kompetisi besar seperti Raleigh Major, ataupun menembus tingkat yang lebih tinggi lewat Pro League. Berkali-kali hampir lolos, namun usaha mereka sepertinya masih belum bisa membuahkan hasil yang manis. Namun demikian, disela itu mereka juga mendapat buah prestasi di kancah lokal lewat gelaran ESL Indonesia Community Cup.

Namun demikian, mereka kembali harus menghadapi tantangan. Ini mungkin adalah tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh Team Scrypt pada tahun 2019. Pada R6 Pro League Season 10, mereka harus menerima satu kejadian yang cukup membuat terpukul. Kejadian tersebut adalah ketika mereka harus berjibaku dengan masalah internal, yang membuat Team Scrypt terdepak dari Pro League dan dipaksa mendaki dari awal lewat Challenger League Season 10.

Sumber: dokumentasi - Team Scrypt
Sumber: dokumentasi – Team Scrypt

Namun, tantangan datang dengan berkah, Array setuju untuk kembali bergabung dengan Team Scrypt. Tolji, pemain muda andalan Team Scrypt akhirnya cukup umur untuk mengikuti kompetisi Pro League. Kedatangan pemain tersebut, Ajie akhirnya memutuskan turun dari dunia kompetitif dan fokus menjadi manajer tim.

Setelah jatuh bangun di Challenger League Season 10, kembali menghadapi bongkar pasang roster, mereka akhirnya berhasil memenangkan kompetisi tersebut yang memberi Team Scrypt hak atas slot ProLeague Season 11 yang dimulai pada Januari 2020 nanti. Selain dari itu, jelang akhir tahun ini Team Scrypt juga mendapat buah prestasi lokal berupa juara pertama di gelaran R6S Road to Hybrid Cup #1.

Tantangan untuk menjadi lebih baik

Terlepas dari semua tantangan yang dihadapi DRivals dan Team Scrypt, tahun 2019 tetap menjadi tahun yang penting dengan berbagai prestasi yang mereka kumpulkan sepanjang tahun ini. Berikut pencapaian DRivals dan Team Scrypt sepanjang tahun 2019.

Deretan Pencapaian Drivals tahun 2019

  • Januari 2019 – MyRepublic FightFest
    • DRivals | TJ – 2nd place
  • Februari 2019 – ExtraXpo CIMB Niaga
    • DRivals | TJ – 2nd place
  • Maret 2019 – ESL Indonesia
    • DRivals | Ayase – 2nd place
  • Mei 2019 – MSI Invitation Gaming Competition
    • DRivals | TJ – 1st place
  • Juli 2019 – IENC Road to SEA Games 2019
    • DRivals | TJ  – 2nd place
    • DRivals | Ayase  – 3rd place
  • Agustus 2019 – Gelar Jepang UI Tekken Competition
    • DRivals | Cobus – 2nd place
  • September 2019 – Hybrid Cup Tekken 7
    • DRivals | TJ – 2nd place
    • DRivals | Pricefield – 3rd place
  • Oktober 2019 – Indonesia Comic Con 2019 Tekken 7 Competition
    • DRivals | Cobus – 2nd place
  • Oktober 2019 – Creator SuperFest 2019 Tekken 7 Competition
    • DRivals | RTM
Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Hybrid Cup Series Play on PC Tekken 7 Team Fight. Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono
  • November 2019 – Hybrid Cup Series Play on PC Tekken 7 Team Fight
    • (DRivals On Air) TJ, Cobus, Ayase – 1st place
    • (DRivals NightCook) RTM, PriceField, Zwei – 2nd place
    • (DRivals | Retard Brothers) Jackbosstin, NoDrop, Retardo – 3rd Place
  • Desember 2019 – Asus ROG Tekken 7 Competition
    • DRivals | Cobus – 1st place
    • DRivals | RTM – 3rd place
  • Desember 2019 – Lenovo Legion Tekken 7 competition
    • DRivals | Cobus – 1st place
    • DRivals | TJ – 3rd place
  • Desember 2019 – ExgCon Tekken 7 Tournament by Advanced Guard
    • DRivals | Cobus – 1st place
  • Desember 2019 – Lenovo Legion Legacy Tekken 7 Competition
    • DRivals | Cobus – 2nd place
    • DRivals | NoDrop – 3rd place

Deretan Pencapaian Team Scrypt tahun 2019

  • April 2019 – ESL Pro League Season 9 SEA – 3rd place
  • Agustus 2019 – Raleigh Major Qualifier – 3rd place
  • Agustus 2019 – ESL Indonesia Community Cup – 1st place
  • November 2019 – ESL Challengger League Season 10 SEA – 2nd Place (Qualified to ESL Pro League Season 11)
  • November 2019 – Six Invitational Open Qualifier SEA – 1st place
  • November 2019 – Six Invitational Closed Qualifier SEA – 2nd place

Team Scrypt dan juga DRivals, keduanya siap menyongsong tahun baru 2020 dengan semangat dan pencapaian-pencapaian baru yang ingin dicapai. Ajie bercerita, untuk Team Scrypt, mimpi besar mencapai panggung Six Invitational masih jadi yang utama. Lalu untuk mencapai itu, Ajie melengkapinya dengan mimpi-mimpi yang lebih kecil seperti lolos ke dalam gelaran Major, dan juga mencapai APAC Finals di Pro League season 11.

Sambil mencapai hal tersebut, Team Scrypt juga terus berusaha mempublikasikan R6S ke komunitas dan juga khalayak umum. Selain dengan bantuan Hybrid sebagai rekan media, mereka juga memiliki beberapa channel pribadi milik beberapa pemain. Seperti Kicked dengan channel Youtube miliknya, serta Quervo dan Array dengan channel Twitch miliknya masing-masing.

Sementara bagi DRivals, tujuan mereka di tahun 2020 adalah semakin mengembangkan sayap mereka di skena lokal dan internasional. “Kami ingin bisa menjaring lebih banyak bakat baru di Tekken Indonesia. Selain itu, kami juga ingin bisa lebih memberi pengaruh kepada ekosistem, agar masyarakat bisa lebih mengenal Tekken.” ucap Jovian kepada Hybrid.

Setelah cerita panjang naik turun kedua tim di tahun 2019, mari kita bersiap dan berdoa, agar 2020 nanti juga menjadi tahun yang baik bagi kedua tim dan juga Hybrid. Kami dengan visi untuk memberi dampak kepada ekosistem esports Indonesia, akan tetap mendukung kedua tim tersebut agar mereka bisa menggapai mimpi-mimpinya di tahun 2020 nanti.

Header Image by Hybrid – Ajie Zata

Team Scrypt Adalah Juara Road to Hybrid Cup 1: Rainbow Six

Road to Hybrid Cup 1: Rainbow Six telah usai. Team Scrypt keluar sebagai juara setelah bermain solid, mengalahkan 1z Esports dengan skor 2-0. Seperti dijelaskan sebelumnya, Road to Hybrid Cup merupakan bagian dari gelaran Hybrid Cup Series Play on PC: Rainbow Six Siege.

Namun demikian, sebagai edisi terakhir, Hybrid Cup Series Play on PC: Rainbow Six punya rangkaian yang sedikit lebih panjang. Bagian pertamanya adalah Road to Hybrid Cup 1 yang diselenggarakan pada 18-20 Desember 2019 lalu, dilanjut dengan Road to Hybrid Cup 2 pada Januari 2020 mendatang, ditutup dengan gelaran puncak Hybrid Cup Series Play on PC R6 yang diselenggarakan Maret 2020 mendatang.

“Dengan adanya turnamen ini, kami ingin komunitas R6IDN bisa lebih dikenal lagi oleh masyrakat luas. Hybrid ingin ikut serta memberikan sumbangsih nyata bagi kemajuan tren game R6 di Indonesia. Kami juga ingin mengajak para pembaca untuk menonton pertandingan pilihan yang akan ditayangkan secara live-streaming di official page Hybrid IDN serta channel Youtube komunitas R6IDN.” Wiku Baskoro, Co-Founder Hybrid.co.id memberikan pandangannya pada artikel sebelumnya.

Menuju babak final, baik Team Scrypt ataupn 1z Esports harus menghadapi lawan-lawan yang berat. Perjalanan Team Scrypt mengharuskan mereka menghadapi Limitless Gaming, salah satu tim kuat di skena Rainbow Six Indonesia. Lalu dari sisi 1z Esports mereka juga sudah bertemu dengan tim yang sama kuat sejak dari awal. Mereka bertemu Six Rising, yang sempat berjuang bersama di Close Qualifier Six Invitational bersama Team Scrypt.

Namun takdir pada akhirnya mempertemukan Team Scrypt dengan 1z Esports. Pada pertandingan map pertama, Kafe Dostoyevsky, 1z Esports dilibas habis dengan skor 7-2 dalam waktu yang cukup cepat. Namun masuk map kedua, 1z Esports mencoba untuk beradaptasi dengan lebih baik. Beberapa kali mereka mencoba-coba melakukan strategi berisiko demi mengalahkan Team Scypt. Tapi apa mau dikata, karena Team Scrypt kembali bermain dengan solid, Villa yang merupakan map 2 pertandingan tersebut berhasil dimenangkan dengan skor 7-3.

Pertandingan ini memberi sorotan kepada pemain yang bermain apik dari masing-masing tim. Ada Tolji (18 tahun) dari sisi Team Scrypt. Pemain yang bisa dibilang sebagai aim-star Team Scrypt ini baru saja terjun ke ESL Pro League Season 10 kemarin, karena baru cukup umur. Julukan tersebut ternyata tidak sekadar jadi omong kosong belaka, Tolji membuktikan diri lewat beberapa momen clutch yang ia lakukan beberapa kali di map 1 dan 2 untuk mengamankan ronde bagi tim Scrypt.

Dari sisi 1z Esports ada Hovenherst. Ajie Zata (WildLotus) shoutcaster dari komunitas R6 IDN, menyebut Hovenherst sebagai salah satu best open fragger untuk skena R6 di Indonesia saat ini. Beberapa kali ia erhasil mencuri entry point, dan menusuk ke dalam pertahanan Team Scrypt kemarin. “Berhubung ada peraturan usia, kita tunggu saja sampai Hoven mencapai usia 18 tahun untuk dapat terjun berkompetisi di ESL Pro League.” Ajie mengatakan.

Team Scrypt selaku juara berhak mendapatkan hadiah berupa uang tunai, dan juga kesempatan untuk bertanding di Hybrid Cup Series Play on PC yang akan diselenggarakan pada Maret 2020 mendatang. Selamat untuk Team Scrypt! Berikut daftar top 8 Hybrid Cup R6:

  • CHAMPION – Team Scrypt – Rp1.000.000
  • 2nd place – 1z Esports – Rp600.000
  • 3rd place – NITE RUSH – Rp400.000
  • 4th place – LIMITLESS Gaming – Rp200.000
  • 5th place – Team Sixth Rising – Rp200.000
  • 6th place – Menuju S1 – Rp200.000
  • 7th place – BOS eSports – Rp200.000
  • 8th place – The Mafias – Rp200.000

Rangkaian Hybrid Cup Series Play on PC R6 masih belum selesai. Masih ada Road to Hybrid Cup 2 yang akan hadir pada bulan Januari 2020 mendatang. Babak kedua Road to Hybrid Cup masih memperebutkan total hadiah yang sama, dan tentunya slot untuk menuju ke gelaran puncak Hybrid Cup Series Play on PC R6.

Hybrid Cup Series Play on PC disponsori oleh AMD dan Corsair, dengan dukungan dari AerocoolThunderX3TecwareRapooVPROViewSonic, dan ASRock.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Hybrid Cup dan program-program lain ke depannya, jangan lupa untuk memantau situs Hybrid.co.id dan follow akun media sosial Hybrid di TwitterFacebookInstagram, dan YouTube.

Rainbow Six: Siege Operation Shifting Tides Tambah Operator dan Rombak Bentuk Map

Tak hanya menjadi momen penobatan Navi sebagai juara, Final Pro League Season 10 yang diadakan di Jepang juga menjadi momentum Ubisoft mengumumkan konten baru yang akan hadir di Rainbow Six: Siege. Konten terbaru akan hadir dengan nama Operation Shifting Tides.

Seperti biasa, update terbaru ini menghadirkan dua Operator yang mewakili masing-masing kata dari nama Operation. Dua Operator terbaru yang akan hadir dalam Operation Shifting Tides adalah Kali dan juga Wamai.

Kali – Attacker

Berasal dari India, Kali diceritakan sebagai pemimpin pasukan militer privat milik sebuah perusahaan. Mewakili kata “Tides”, Operator dengan medium armor/medium speed ini membawa senjata yang sangat mematikan, CSRX 300 rifle. Senjata ini jadi mematikan karena bisa langsung menumbangkan musuh dengan satu kali tembak saja.

Jika kena badan, Operator musuh akan langsung knockdown dan akan langsung mengeliminasi sang musuh jika kena kepala. CSRX 300 juga bisa menembus atau menghancurkan beberapa hal, seperti breakable wallwooden barricades atau unreinforced hatches, bahkan tembakannya bisa menembus beberapa Operator sekaligus.

“Walau terlihat mengerikan, menurut gue Ubisoft menyajikan Kali dengan cukup balance. Kenapa? Karena dia punya efek visual trail arah tembakan, suara letupan senjatanya keras, dan juga Operator yang tertembak akan langsung menghadap ke arah Kali. Ditambah lagi, CSRX 300 juga tipe bolt-action, membuat Kali jadi lebih lambat dalam setiap tembakan karena harus mengokang sehabis menembak.” Ajie “WildLotus” Zatashoutcaster dari komunitas R6 IDN menjelaskan soal balancing sang Operator baru.

Tak hanya mematikan, senjata ini juga dilengkapi dengan scope 5x dan 12x, dan juga pelontar LV Explosive Lances sebagai Gadget Operator ini. Pelontar tersebut merupakan proyektil peledak yang akan membolongi tembok, baik breakable ataupun reinforced.

Proyektil tersebut akan meledak di dua sisi, yang membuatnya sangat berguna untuk menghancurkan Gadget musuh dari kejauhan seperti: Gadget milik Bandit atau jammers milik Mute. “Kalau bicara soal meta, menurut gue sih begini. Senjata Kali mungkin terlihat sangat ganas, tapi Operator ini membuat tempo permainan attackers jadi melambat, karena melihat dari karakteristik senjatanya.” ujar Ajie.

Wamai – Defender

Operator berikutnya datang dari negara Kenya. Diceritakan, Wamai adalah kawan dari Kali yang diajak masuk ke dalam Team Rainbow. Mewakili kata “Shifting”, Operator dengan medium armor/medium speed ini punya Gadget bernama Magnetic Neutralizing Electronic Targeting System, atau Mag-NET.

Gadget ini berbentuk piringan, dapat dilempar, dan akan menempel ke permukaan di tempat Mag-NET dilempar. Setelahnya, semua proyektil yang dilempar Attacker akan ditarik oleh Mag-NET jika melewati area sekitar Mag-NET tertempel. Satu Mag-NET hanya bisa menarik satu proyektil saja, dan proyektil tersebut akan tetap berfungsi setelah ditarik ke posisi Mag-NET. Jadi Frag Grenades akan tetap meledak, Flashbang juga akan tetap meledak dan membutakan musuh (atau kawan).

Sumber: Ubisoft Official Sites
Sumber: Ubisoft Official Sites

Tak hanya bisa menarik Flashbang dan granat, Mag-NET juga bisa menarik proyektil Gadget Attacker, seperti Breaching Round milik Ash, Airjab milik Nomad, dan lain sebagainya. Tetapi ada juga beberapa proyektil yang tak bisa ditarik Mag-NET, seperti X-Kairos milik Hibana, atau Shock Drone milik Twitch.

“Kehadiran Mag-NET menurut gue akan membuat permainan Defender jadi bisa lebih agresif, apalagi dia juga punya senjata milik Attacker (AUG A2) yang punya damage lumayan dan membuat dia juga jadi semakin fleksibel.” Ajie menjelaskan analisisnya.

“Untuk balancing, menurut gue sih udah cukup. Karena Mag-NET bisa langsung hancur pakai entah pakai Frag atau EMP Grenade milik Thatcher. Lalu kalau untuk posisi, dengan medium speed / medium armor, gue rasa bakal cocok digunakan sebagai roamer sih.” Ajie melanjutkan analisisnya.

Rework Map Theme Park 

Sumber: Ubisoft Official Sites
Sumber: Ubisoft Official Sites

Hal terakhir dari bagian update Operation Shifting Tides adalah rework map Theme Park. Ada beberapa hal besar yang berubah dari map ini. Salah satunya adalah lantai pertama yang diganti menjadi throne roomarmory, dan juga dragon-guarded stairway, serta penambahan bomb location baru.

“Menurut gue rework map Theme Park map ini betul-betul membuatnya terasa seperti baru, terutama dari sisi dalam. Perubahan yang banyak jadi perbincangan mungkin adalah, map Theme Park  kini terasa jadi lebih terang. Tapi selain itu sih masih banyak ruangan lagi yang berubah, karena map ini memang cukup luas dan kekurangan area untuk cover dan entry bagi attacker.” ucap Bobby Rachmadi Putrafounder komunitas R6 IDN.

Perubahan map dari Theme Park memang cukup siginifikan, karena fungsinya tak hanya untuk perubahan kosmetik saja, tapi juga untuk membuat map ini jadi lebih seimbang bagi Attacker atau Defenders. Lebih detil, Anda mungkin bisa langsung melihat video penjelasan Operation Shifting Tides yang ada di awal artikel ini.

Kehadiran dua Operator ini, tentu akan membuat permainan dan kancah kompetitif Rainbow Six: Siege jadi semakin variatif. Tetapi seperti biasa, dalam hal kompetitif, dua Operator ini akan dikarantina dan tidak bisa dimainkan selama satu season (sekitar 4 bulan). Namun demikian, Operator ini akan tetap bisa dimainkan di dalam game baik dalam mode Casual ataupun Ranked, setelah selesai melalu fase uji coba di dalam test server.

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Rainbow Six: Siege Indonesia Community (R6 IDN)

Event Halloween di Rainbow Six: Siege, Apakah Sudah Memuaskan Penggemar?

Halloween telah tiba, dan Ubisoft tidak ketinggalan momen ini untuk menghadirkan konten bertema horor di Tom Clancy’s Rainbow Six: Siege. Tahun 2019 ini, event tersebut diluncurkan dengan judul Doktor’s Curse dan berjalan selama 2 minggu dari tanggal 23 Oktober – 6 November. Anda yang sudah main Rainbow Six: Siege dari lama mungkin ingat bahwa tahun lalu juga ada event Halloween berbeda, dengan judul Mad House.

Apa itu Doktor’s Curse? Pada dasarnya Doktor’s Curse adalah mode khusus yang menyerupai petak umpet. Para pemain terbagi menjadi dua kubu seperti biasa, yaitu Defender dan Attacker. Bedanya, karakter-karakter yang digunakan bukanlah karakter Operator biasa. Kedua tim juga tidak bisa menggunakan senjata api ataupun senjata melee, dan harus menggunakan perlengkapan khusus yang disediakan.

Doktors Curse - Skin
Tampilan kosmetik dari event Doktor’s Curse | Sumber: Ubisoft

Di sisi Defender, tersedia lima Operator yang telah berubah wujud menjadi menyerupai monster atau zombie. Mereka adalah Operator yang memiliki spesialisasi dalam meletakkan jebakan, yaitu:

  • Smoke
  • Kapkan
  • Frost
  • Lesion
  • Ela

Kelima Operator ini (ceritanya) berada di bawah kendali Doktor, sang ilmuwan gila yang melakukan eksperimen-eksperimen terhadap manusia di dalam kastelnya. Meski tak membawa senjata, mereka tetap memiliki akses ke gadget unik masing-masing, juga mendapatkan kemampuan khusus yang disebut Nightstride. Dengan kemampuan ini, Defender bisa menghilang dari pandangan untuk beberapa waktu serta meningkatkan kecepatan geraknya.

Doktors Curse - Weapon Skin
Weapon skin yang tersedia dalam event Doktor’s Curse | Sumber: Ubisoft

Sisi Attacker berperan sebagai sekelompok tim pembasmi monster yang disebut Exterminator. Setiap Exterminator ini dilengkapi dengan senjata khusus, yaitu palu milik Sledge yang bisa digunakan untuk menghantam monster-monster. Mereka juga dilengkapi dengan salah satu dari tiga gadget berikut:

  • Eyenox Model III (gadget milik Jackal)
  • EE-ONE-D (gadget milik Lion)
  • Cardiac Sensor (gadget milik Pulse)

Dengan memainkan Doktor’s Curse, pemain bisa memperoleh pack Doktor’s Curse Collection yang berisi berbagai item kosmetik bertema horor. Pack ini juga bisa langsung dibeli menggunakan R6 Credits atau Renown. Operator yang mendapat item kosmetik adalah Doc, Smoke, Lesion, Kapkan, Frost, Ela, dan Bandit. Sledge juga mendapat bundel kosmetik, namun khusus untuk Sledge kostumnya harus kita beli lewat Shop.

Berbicara dengan para anggota Rainbow Six: Siege Indonesia Community (R6 IDN), event Doktor’s Curse ini rupanya mendapat penerimaan yang cukup bervariasi. Sebagian ada yang puas, tapi ada juga yang mengaku bosan. “Kurang seru, Pak, walaupun hadiahnya lumayan bagus. Tapi lebih baik Outbreak,” kata member R6 IDN yang bernama Suka Blyat alias Abidzarr.

Outbreak yang dimaksud di sini adalah event lain dalam Rainbow Six: Siege yang muncul pada pertengahan 2018 lalu. Meskipun bukan bertepatan dengan Halloween, Outbreak juga punya nuansa horor karena memiliki tema infeksi zombie di New Mexico. Kabarnya, event Outbreak inilah yang jadi inspirasi Ubisoft untuk mengembangkan game baru, Tom Clancy’s Rainbow Six: Quarantine.

Member R6 IDN lain yang bernama Tachancat juga merasa Doktor’s Curse kurang memuaskan. Alasannya, mode ini bikin bosan bila dimainkan sendirian. Namun ada juga yang merasa sudah puas, seperti member Mamacita alias M. Raihan Akbar.

“Lumayan seru, karena dengan mode ‘hide n seek’ mengingatkanku pada masa kecil di kala belum mengenal game PC. Pack Doktor’s Curse juga sangat unik menampilkan beberapa karikatur yang terkesan thrill,” ujarnya. Sementara itu member Diri_Kau hanya berharap bahwa setelah event ini berakhir, akan ada Operator baru yang memiliki stat seperti Attacker di Doktor’s Curse.

Rainbow Six Cursed Selfie Contest
Rainbow Six Cursed Selfie Contest | Sumber: Ubisoft

Selain event Doktor’s Curse, Ubisoft juga membuka kontes foto yang disebut R6 Cursed Selfie Contest, di mana para pemain diminta untuk mengirimkan swafoto seseram mungkin lewat media sosial. 10 pemenang kontes foto ini berhak mendapatkan seluruh item dari event Doktor’s Curse secara gratis. Bagaimana dengan Anda, apakah Anda sudah mencicipi event Halloween di Rainbow Six: Siege kali ini?

Disclosure: Hybrid adalah media partner Rainbow Six: Siege Indonesia Community (R6 IDN).

 

APAC Finals Usai, Inilah 8 Tim Peserta Rainbow Six Pro League Season 10 Finals

Liga profesional Rainbow Six: Siege yang disebut Pro League Season 10 telah menyelesaikan masa musim regulernya. Seluruh wilayah kompetisi (Eropa, Amerika Utara, Amerika Latin, dan Asia Pasifik) telah melewati hari pertandingan alias Playday yang dijadwalkan. Khusus untuk wilayah Asia Pasifik (APAC), babak LAN APAC Finals juga telah berlangsung pada tanggal 19 – 20 Oktober kemarin di kota Sydney, Australia.

Babak APAC Finals dibuka dengan penampilan yang kuat dari tim asal Jepang, CYCLOPS Athlete Gaming. Mereka merupakan satu-satunya tim yang di hari pertama berhasil meraih kemenangan 2-0, yaitu atas tim Trippy (Korea). Aerowolf, Nora-Rengo, serta Wildcard Gaming juga meraih kemenangan namun dengan skor 2-1.

Sayangnya momentum CYCLOPS Athlete Gaming harus terhenti di hari kedua. Mereka tumbang oleh Wildcard Gaming dengan skor telak 2-0. Sementara itu Nora-Rengo yang sesama tim Jepang harus takluk pada Aerowolf. Babak Grand Final mempertemukan Aerowolf melawan Wildcard Gaming, dan akhirnya Aerowolf keluar sebagai juara.

Pro League S10 APAC Finals - Wildcard Gaming
Meski kalah dari Aerowolf, Wildcard Gaming tetap lolos ke Pro League Finals | Sumber: Rainbow Six Esports

Dengan berakhirnya APAC Finals dan Playday di wilayah lainnya, Ubisoft bersama ESL kini sudah memperoleh 8 tim terbaik yang akan maju ke Pro League Season 10 Finals. Mereka terdiri dari:

  • Aerowolf (Singapura/APAC)
  • Wildcard Gaming (Australia/APAC)
  • Natus Vincere (Inggris/EU)
  • Vodafone Giants (Spanyol/EU)
  • FaZe Clan (Brasil/LATAM)
  • Ninjas in Pyjamas (Brasil/LATAM)
  • Team Reciprocity (Amerika Serikat/NA)
  • DarkZero Esports (Amerika Serikat/NA)
Pro League S10 Finals - Bracket
Sumber: Rainbow Six Esports

Sesuai yang telah diumumkan di pertengahan tahun, Pro League Season 10 Finals akan digelar di Aichi Sky Expo, Tokoname, Jepang, pada tanggal 9 – 10 November 2019. Ubisoft telah merilis bracket untuk pertandingan awal Finals tersebut, yang bisa Anda lihat dalam diagram di atas. Tim manakah yang punya kans terbesar untuk jadi juara?

Menurut Bobby Rachmadi Putra dari komunitas R6 IDN, pertandingan yang patut ditunggu adalah Aerowolf vs Vodafone Giants dan DarkZero Esports vs FaZe Clan. Keempat tim ini punya performa yang baik di Season 10, dan memiliki kekuatan yang kurang lebih setara. Sementara dua pertandingan sisanya, Team Reciprocity dan Natus Vincere diperkirakan akan jauh lebih dominan.

“Finalnya antara Giants vs REC atau Giants vs NAVI,” kata Bobby memprediksi, “Atau bisa jadi dari bracket atasnya DarkZero, soalnya mereka lagi kuat juga di NA.” Pro League Finals kali ini cukup unik dibandingkan musim-musim sebelumnya sebab banyak nama besar yang ternyata tidak lolos. Contohnya G2 Esports, Team Empire, Evil Geniuses, dan Nora-Rengo. Para penggemar tim-tim tersebut boleh jadi kecewa, tapi di sisi lain ini membuat Finals jadi lebih seru dan sulit ditebak.

“Untuk APAC, let’s hope the best performance lah dari Aero dan Wild,” ujar Bobby. Sepanjang sejarah Pro League Finals, tim dari APAC memang belum pernah menjadi juara. Paling banter APAC menduduki peringkat Top 4, seperti yang dicapai Nora-Rengo saat Pro League Season 8. Padahal musim ini adalah pertama kalinya Pro League Finals digelar di Asia, tapi justru tim dari negara tuan rumah yaitu Jepang tidak ada yang lolos. Kita lihat saja apakah para perwakilan APAC kali ini bisa menunjukkan perlawanan lebih baik terhadap tim-tim dari wilayah lainnya.

Sumber: Rainbow Six Esports

Disclosure: Hybrid adalah media partner Rainbow Six: Siege Indonesia Community (R6 IDN).

NAVI dan Vodafone Giants Jadi Wakil Eropa di Pro League Season 10 Finals

Periode Playday untuk Rainbow Six: Siege Pro League Season 10 semakin mendekati akhir. Beberapa waktu lalu, kita telah menyaksikan 8 tim yang lolos ke babak APAC Finals di Sydney, Australia. Dari 8 tim tersebut, nantinya akan diambil 2 tim terkuat untuk jadi wakil wilayah APAC dalam Pro League Season 10 Finals. Season 10 merupakan musim yang cukup spesial, karena inilah pertama kalinya Pro League Finals digelar di negara APAC. Tepatnya di Jepang, di kota Tokoname, tanggal 9 – 10 November nanti.

Berbeda dari wilayah APAC, wilayah-wilayah kompetisi lain tidak memiliki turnamen regional seperti APAC Finals. Dua tim yang menjadi perwakilan Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Latin masing-masing diambil langsung dari fase musim reguler yang disebut Playday. Baru-baru ini, wilayah Eropa telah menemukan dua wakil mereka, yaitu tim Natus Vincere (NAVI) dan Vodafone Giants.

Bila Anda perhatikan jadwal Playday untuk Pro League wilayah Eropa, sebetulnya masih ada jadwal Playday ke-14 pada tanggal 14 – 15 Oktober 2019. Akan tetapi melihat posisi klasemen saat ini, hasil Playday 14 itu tidak akan mengubah posisi dua tim teratas. Vodafone Giants memegang 29 poin, sementara NAVI memiliki 27 poin. Perbedaan poin antara NAVI yang peringkat 2 dengan tim G2 Esports di peringkat 3 adalah 4 poin. Kalaupun NAVI kalah dan G2 Esports menang di Playday terakhir, perolehan poin G2 Esports masih tidak bisa menggeser NAVI.

Berbincang dengan Bobby Rachmadi Putra dari komunitas Rainbow Six: Siege Indonesia Community (R6 IDN), tim pemegang peringkat 3 (G2 Esports) dan 4 (Team Empire) sebetulnya merupakan tim favorit Eropa di Pro League Season 10 ini. Bahkan, anggota tim NAVI seperti Kendrew dan Doki pun mengakui bahwa G2 Esports dan Team Empire adalah lawan terberat di Pro League. Bahkan mungkin hanya G2 Esports yang mampu mengalahkan Team Empire.

Akan tetapi nahas, Team Empire dan G2 Esports sama-sama sedang mengalami masalah dengan roster mereka. Akibatnya tentu performa mereka menurun. Sebaliknya, baik Vodafone Giants dan NAVI justru sedang mengalami peningkatan level setelah terjadi transfer pemain.

Sayangnya, momen yang seharusnya membangkitkan semangat bagi NAVI malah terganggu karena sebuah masalah lain. Salah satu pemain mereka, yaitu Doki (Jack Robertson) terkena ban dari ESL untuk bermain di seluruh turnamen selama 6 bulan. Ini karena akun Rainbow Six: Siege milik Doki terkena in-game ban dari Ubisoft akibat “perilaku toxic berlebihan”.

ESL menghormati keputusan Ubisoft, dan telah menjatuhkan hukuman sesuai dengan aturan kompetisi yang berlaku. Ini berarti NAVI akan tampil tanpa Doki di Pro League Season 10 Finals nanti, begitu juga dengan kompetisi-kompetisi lainnya seperti Six Invitationals 2020. Apakah NAVI bisa menutup “lubang” yang ditinggalkan Doki dan meraih prestasi di Pro League Finals?

Sumber: ESL, Dot Esports, Rainbow Six Esports, Vodafone Giants

Disclosure: Hybrid adalah media partner Rainbow Six: Siege Indonesia Community (R6 IDN).

Ubisoft Umumkan Detail Six Invitational 2020, Digelar pada Hari Valentine

Six Invitational adalah salah satu panggung kompetisi global paling bergengsi di dunia esports Rainbow Six: Siege. Diadakan satu tahun sekali dengan format turnamen, Six Invitational alias SI mengundang tim-tim Rainbow Six: Siege terbaik dari seluruh dunia untuk bertarung sengit memperebutkan gelar sebagai tim “best of the best”, sang World Champion. Bila dibandingkan dengan olahraga lain misalnya sepak bola, bisa dibilang Six Invitational ini semacam UEFA Champions League namun untuk esports.

Ubisoft baru-baru ini mengumumkan berbagai detail untuk acara Six Invitational keempat, yaitu Six Invitational 2020. Acara tersebut akan digelar pada bulan Februari 2020, bertempat di gedung Place Bell, kota Laval, area metropolitan Greater Montreal, provinsi Quebec, Kanada. Berikut ini jadwal acara yang telah dikonfirmasi:

  • 7 – 9 Februari 2020: Offline Group Stage (tidak terbuka untuk umum)
  • 11 – 12 Februari 2020: Dua hari pertama Offline Playoffs (tidak terbuka untuk umum)
  • 14 – 16 Februari 2020: Dua hari terakhir Offline Playoffs dan babak Finals

Dari jadwal di atas, bisa dilihat bahwa acara ini hanya terbuka untuk pengunjung mulai hari Jumat, 14 Februari hingga Minggu, 16 Februari 2020. Akan tetapi pertandingan-pertandingan sebelumnya tetap bisa ditonton secara live melalui siaran Twitch dan YouTube.

Six Invitational 2020 - Place Bell
Venue Six Invitational 2020 | Sumber: Ubisoft

Ada 16 tim yang diundang oleh Ubisoft untuk tampil di Six Invitational 2020. Seleksinya terbilang ketat, karena hanya tim-tim dengan prestasi gemilang saja yang boleh ikut menjadi partisipan. Seleksi ini dilakukan dari berbagai macam kompetisi, namun sebagian besar timnya belum final karena masih banyak kompetisi yang saat ini sedang berjalan.

16 tim tersebut terdiri dari:

  • 8 tim finalis Pro League Season X
  • Juara Six Major Raleigh: Team Empire
  • Juara DreamHack Montreal: Team SoloMid
  • Juara OGA PIT Minor
  • Juara European Online Qualifier
  • Juara North American Online Qualifier
  • Juara Latin American Online Qualifier
  • Juara APAC Qualifier
  • 1 tim lagi yang belum diumumkan

Para penggemar yang hadir langsung di lokasi bisa membeli salah satu dari dua jenis tiket, yaitu Operator Pass seharga CA$95 (sekitar Rp1,01 juta) atau Elite Pass seharga CA$240 (sekitar Rp2,56 juta). Pembelian Elite Pass, selain memberi akses masuk ke venue, juga akan memberikan imbalan in-game berupa Six Invitational 2020 Bundle (berisi charm, weapon skin, serta kostum untuk Sledge), paket merchandise, akses cepat untuk sesi tanda tangan, dan keuntungan-keuntungan lainnya.

Six Invitational 2019 - G2 Esports
Juara Six Invitational 2019, G2 Esports | Sumber: Ubisoft

Ubisoft menyebut Six Invitational sebagai lebih dari sekadar turnamen, melainkan juga sebuah “gathering bagi semua fans”. Jadi ada banyak hal lain yang bisa dinikmati pengunjung selain aksi baku tembak virtual. Di acara ini bakal hadir juga panel developer, fan artist, cosplayer, serta kreator konten populer dari komunitas Rainbow Six: Siege. Namun ada satu aturan yang perlu diperhatikan, yaitu larangan membawa properti yang menyerupai senjata sungguhan di venue.

Senjata yang bisa melontarkan proyektil apa pun dilarang masuk. Senjata airsoft diperbolehkan, namun harus menggunakan magasin bohongan (prop magazine). Sementara untuk senjata melee seperti pisau, hanya boleh menggunakan grip dan sarung kosong, tidak boleh menyerupai pisau sungguhan. Kostum juga tidak boleh memiliki bagian yang terbuat dari besi tajam. Mengingat Rainbow Six: Siege adalah game bertema militer, wajar bila standar keamanannya dibuat lebih ketat untuk memastikan tidak ada oknum yang memanfaatkan situasi untuk berbuat kriminal.

Six Invitational 2019 lalu dimenangkan oleh tim G2 Esports yang membawa pulang hadiah senilai US$800.000. Akankah mereka kembali meraih gelar World Champion di Six Invitational 2020, ataukah takhta mereka akan direbut oleh tim lain?

Sumber: Ubisoft

Turnamen Raleigh Major Sumbangkan Rp20,5 Miliar ke Perekonomian Lokal

Sebelum memilih Raleigh sebagai tempat diadakannya turnamen Rainbow Six Siege Major, Ubisoft mempertimbangkan beberapa kota lainnya. Che Chou, Senior Director of Esports, Ubisoft mengatakan, ada beberapa hal yang mereka pertimbangkan sebelum memilih sebuah kota sebagai tempat diselenggarakannya turnamen Major. Salah satu pertimbangan Ubisoft adalah fans. Selain itu, Raleigh memang agresif dalam usahanya meyakinkan Ubisoft untuk mengadakan turnamen Major di kota tersebut, seperti memberikan subisidi. Chou mengatakan, di Tiongkok, semakin banyak kota yang ingin menciptakan reputasi yang lekat dengan gaya hidup esports. Tren ini juga mulai muncul di Amerika Serikat.

Kenapa pemerintah kota ingin agar turnamen esports besar diadakan di kota mereka? Data dari agensi media dan esports Big Block menunjukkan, turnamen Raleigh Major memberikan sumbangan ekonomi langsung sebesar US$1,45 juta atau sekitar Rp20,5 miliar. Selain itu, pada akhir pekan ketika turnamen Raleigh Major diadakan, terdapat lebih dari 1.000 pencarian pekerjaan terkait industri game. Memang, di kawsan Raleigh-Durham, ada beberapa game developer studio ternama, seperti Epic Games, Insomniac Games, Funcom, dan Red Storm Entertainment yang merupakan studio Ubisoft.

Raleigh Major diadakan mulai 12 Agustus 2019. Namun, hingga tanggal 14 Agustus, pertandingan hanya disiarkan secara online. Turnamen diadakan di Raleigh Convention Center selama tiga hari, yaitu pada 16-18 Agustus 2019. Selama tiga hari, rata-rata pengunjung yang datang ke Raleigh Major mencapai lebih dari 2.600 orang. Memang, jika dibandingkan dengan pengunjung turnamen Intel Extreme Masters (IEM) — yang jumlah pengunjungnya mencapai 130 ribu orang — jumlah pengunjung Raleigh Major jauh lebih kecil. Namun, IEM yang diadakan di Polandia tersebut berlangsung lebih lama dan mengadu lebih dari satu game. Selain itu, kesuksesan turnamen Raleigh Major menunjukkan bahwa kota yang relatif kecil pun tertarik untuk mengadakan turnamen esports.

Sumber: The Esports Observer
Sumber: The Esports Observer

Alasan Raleigh berusaha agar turnamen esports diselenggarakan di kotanya adalah karena fans esports biasanya rela datang dari jauh untuk menghadiri turnamen. Memang, dari semua pengunjung yang datang, sebanyak 70 persen datang dari luar negeri atau luar negara bagian North Carolina. Selain itu, esports juga bisa membuat orang-orang tertarik untuk berkuliah universitas lokal. “Esports memiliki fans berat yang bersedia untuk datang dari seluruh belahan dunia. Ini akan meningkatkan pendapatan dari pariwisata. Sebagai perbandingan, acara olahraga tradisional atau konser biasanya menarik orang-orang dari kawasan sekitar,” Loren Gold, Executive Vice President of the Greater Raleigh Convention and Visitors Bureau, seperti dikutip dari Forbes.

Untuk memastikan turnamen Raleigh Major berjalan lancar, Greater Raleigh Convention and Visitors Bureau (Visit Raleigh) dan Greater Raleigh Sports Alliance (GRSA) mengajak kerja sama Big Block. Selain menjadi konsultan bagi Visit Raleigh dan GRSA selama Raleigh Major berlangsung, Big Block juga mengedukasi pelaku bisnis lokal tentang industri esports dan kesempatan yang bisa mereka manfaatkan. Ke depan, tiga badan ini juga akan bekerja sama untuk menjadikan Raleigh sebagai pusat esports. Tujuan mereka adalah agar dalam waktu tiga sampai lima tahun, ada lima acara esports yang diadakan di Raleigh.

Namun, Managing Director of Esports, Big Block, Ed Tomasi mengatakan, merealisasikan rencana itu tidak mudah. Industri esports telah ada selama hampir dua dekade dan tumbuh pesat dalam beberapa tahun belakangan. Ada banyak perusahaan yang tertarik untuk berinvestasi di industri ini atau menjadi sponsor para pemain dan tim profesional, merek non-endemik sekalipun. “Esports bukanlah sesuatu yang bisa dikembangkan dalam waktu singkat,” kata Tomasi, lapor The Esports Observer. Dia mengatakan, Greater Raleigh telah sukses menyediakan fasilitas dan ekosistem yang memadai untuk menyelenggarakan turnamen esports kelas dunia berkat bantuan dari Big Block, yang memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun.

Playday Wilayah APAC Selesai, Inilah 8 Tim Rainbow Six yang Maju ke APAC Finals

Rainbow Six: Siege Pro League Season 10 semakin lama semakin memanas. Dari empat wilayah besar kompetisi yaitu Eropa (EU), Amerika Utara (NA), Amerika Latin (LATAM), dan Asia Pasifik (APAC), sebagian besar telah melalui lebih dari setengah fase pertandingan reguler liga atau yang disebut Playday. Khusus untuk wilayah APAC, seluruh Playday bahkan telah selesai, dengan Playday terakhir digelar pada tanggal 27 September kemarin.

Pro League Season 10 untuk wilayah APAC meliputi kompetisi di empat wilayah kecil, yaitu Australia & Selandia Baru (ANZ), Jepang, Korea, serta Asia Tenggara (SEA). Dari masing-masing wilayah kecil ini kemudian diambil dua tim dengan peringkat klasemen tertinggi untuk maju ke babak APAC Finals. Nantinya, dua tim juara APAC Finals akan berangkat ke babak puncak yaitu Pro League Finals melawan tim-tim perwakilan wilayah besar lainnya.

Berhubung seluruh Playday di wilayah APAC sudah selesai, kini Ubisoft pun telah mendapatkan 8 tim yang akan maju ke APAC Finals. Mereka terdiri dari:

  • CYCLOPS Athlete Gaming (Jepang)
  • Nora-Rengo (Jepang)
  • Xavier Esports (SEA/Thailand)
  • Aerowolf (SEA/Singapura)
  • Cloud9 (Korea)
  • Trippy (Korea)
  • Fnatic (ANZ/Australia)
  • Wildcard Gaming (ANZ/Australia)

Acara APAC Finals itu sendiri saat ini masih belum memiliki informasi yang detail. Ubisoft bersama ESL selaku organizer masih terus menjalankan Playday di wilayah-wilayah lainnya. Akan tetapi yang sudah kita ketahui adalah bahwa APAC Finals akan digelar secara live (LAN) pada tanggal 19 – 20 Oktober 2019 di kota Sydney, Australia.

Pro League Season 10 - APAC Finals Teams
8 tim yang maju ke APAC Finals | Sumber: Rainbow Six Esports

Berbicara dengan Bobby Rachmadi Putra dari komunitas Rainbow Six: Siege Indonesia Community (R6 IDN), tampaknya APAC Finals akan menjadi kompetisi yang cukup seru karena munculnya beberapa nama baru di sana. Meskipun ada juga wilayah yang perwakilannya itu-itu saja, seperti Jepang yang kembali diwakili oleh Nora-Rengo dan CYCLOPS Athlete Gaming sama seperti APAC Finals di Pro League Season 9.

“Untuk Korea nih ada suasana baru dari tim yang baru aja naik, bernama Trippy. Ini debut pertama mereka yang berhasil ke APAC Finals LAN di Sydney,” ujar Bobby, “Dari region ANZ juga ada nama baru nih, biasanya kan Fnatic dan Athletico tuh. Nah sekarang ada Wildcard_GG tim baru dari region ANZ.”

Sementara itu di wilayah Asia Tenggara hasilnya sama seperti wilayah Jepang, tidak ada kejutan berarti. Xavier Esports dan Aerowolf sudah langganan masuk ke APAC Finals. Namun masih perlu kita lihat nanti apakah mereka bisa mengalami peningkatan prestasi, ataukah akan kalah melawan tim-tim wilayah EU dan NA yang lebih senior.

Pilot Program Phase 2 - Cloud9
Dukung tim favorit Anda dengan membeli item bertema Pro League | Sumber: Ubisoft

Bila Anda ingin memberi dukungan secara langsung kepada tim-tim APAC ini, ada beberapa di antara mereka yang merupakan anggota Pilot Program Phase 2. Anda dapat membeli bundel Pro League yang baru saja dirilis, atau langsung membeli item bertema tim tertentu. Fnatic, Cloud9, dan Nora-Rengo adalah tim-tim APAC yang masuk dalam program revenue sharing tersebut. Jangan lupa juga untuk menonton pertandingan tim kesayangan Anda di Playday yang masih berjalan sesuai jadwal di situs resmi Ubisoft.

Sumber: Rainbow Six Esports, Nora-Rengo

Disclosure: Hybrid adalah media partner Rainbow Six: Siege Indonesia Community (R6 IDN).