Pembagian Grup Six Major Raleigh, Usaha Meruntuhkan Dominasi G2 Esports

Kompetisi Major, Rainbow Six: Siege kembali hadir. Bertempat di Raleigh, Carolina Utara, Amerika Serikat, ini adalah kali kedua Ubisoft menyelenggarakan kompetisi R6S dengan titel “Major”. Sebelum ini, ada Six Major Paris, yang kembali dimenangkan oleh tim G2 Esports.

Untuk gelaran Six Major Raleigh, sebelumnya sudah diumumkan 16 tim yang akan bertanding. Mereka datang dari berbagai komponen, seperti dari sang juara Six Invitational, 8 finalis Pro League Season IX, 4 tim dari Open Qualifier, 1 tim juara Allied Esports Vegas minor, 1 juara DreamHack Valencia, dan 1 tim undangan negara tuan rumah.

Setelah pengumuman 16 tim peserta, hal berikutnya yang ditunggu adalah pembagian grup untuk Six Major Raleigh. Diumumkan pada 30 juli 2019 lalu, berikut pembagian grup untuk Six Major Raleigh.

Sumber: Twitter @R6esports
Sumber: Twitter @R6esports

Melihat pembagian grup ini, mungkin bisa dibilang terbagi cukup merata. Mengingat semua grup punya kesulitannya masing-masing. “Tapi kalau dibilang grup neraka, bisa dibilang grup A sama grup D menurut gue.” Ujar Ajie “WildLotus” Zata, salah satu sosok shoutcaster dari komunitas R6IDN.

“Tetapi memang, fase grup ini betul-betul panas, bukan cuma dari dua grup tersebut saja.” Ajie menambahkan. ” Ada beberapa pertandingan yang sangat dinanti, seperti dari grup B ada G2 vs Rogue, lalu di grup C ada EG vs Looking for Organization. Lalu dari grup A dan D, yang tentunya ditunggu-tunggu adalah Team Empire vs TSM dan Fnatic vs DarkZero.”

Enam Belas tim tersebut akan bertanding memperebutkan total hadiah sebesar US$500.000 (sekitar Rp7 miliar). Sejauh ini, kancah kompetisi Rainbow Six: Siege masih dikuasai oleh asal Jerman, G2 Esports. Belakangan, mereka tercatat berhasil menang tiga kompetisi besar secara berturut-turut, yaitu: Six Major Paris, Pro League Season 8 – Finals, dan Six Invitational 2019.

Raleigh #2
Sumber: Ubisoft Official Media

Penantangnya sendiri masih belum banyak memunculkan potensi di tahun ini. “Kalau prediksi gue, final Six Major Raleigh mungkin bakal Team Empire vs G2 Esports.” Ajie mengatakan. “Tapi, kemungkinan besar G2 Esports mempertahankan kemenangannya tetaplah besar. Bedanya, tahun ini jalan mereka bakal lebih sulit karena Team Empire dan EG, ditambah tim pendatang baru yang kuat seperti TSM, Team Secret, dan FaZe Clan.”

Six Major Raleigh 2019 akan mulai bertanding pada 12 Agustus sampai 18 Agustus 2019 mendatang. Siapa tim yang Anda jagokan? Saya sendiri menjagokan G2 Esports, mengingat permainan tim ini yang masih solid dan kuat.

 

Peta Kekuatan Tim Rainbow Six: Siege Pro League Season 10 Menurut NAVI

Tom Clancy’s Rainbow Six: Siege terus menunjukkan perkembangannya sebagai ekosistem esports yang solid. Memasuki usianya yang keempat, organisasi esports yang berminat untuk berpartisipasi di dalamnya semakin bertambah saja. Salah satunya yaitu Natus Vincere, alias NAVI yang beberapa waktu lalu terjun ke dunia Rainbow Six: Siege setelah mengakuisisi roster Mock-it Esports.

Sayangnya, roster awal NAVI.R6 ini tampil kurang memuaskan di laga Pro League Season 9: Europe dan jatuh ke divisi Challenger. NAVI kemudian membubarkan tim tersebut, dan membentuk tim Rainbow Six: Siege baru dengan cara mengakuisisi roster MnM Gaming. NAVI.R6 kini terdiri dari lima orang yang mayoritas berasal dari negara Inggris. Mereka adalah:

  • Kendrew (Luke Kendrew)
  • neLo (Leon Pesic)
  • CTZN (Ben McMillan)
  • Doki (Jack Robertson)
  • Saves (Szymon Kamieniak)

Sebelum menjadi bagian dari NAVI, tim ini telah menunjukkan performa kuat di Challenger League Season 9 dan berhak untuk maju ke Pro League Season 10. Liga tersebut sendiri telah berjalan terhitung mulai tanggal 17 Juni lalu. Bagaimana pencapaian tim NAVI.R6 sejauh ini, dan seperti apa pandangan mereka terhadap masa depan esports Rainbow Six: Siege, tertuang dalam video wawancara singkat yang baru saja diunggah NAVI.R6 di channel YouTube resmi mereka.

NAVI.R6 - Champion
Roster baru NAVI.R6 sudah berprestasi dengan memenangkan ESL Premiership Summer 2019 Finals | Sumber: NAVI

“Saya telah bermain game ini sejak tahun 2016 – 2017, dan masuk ke Pro League adalah sesuatu yang Anda inginkan. Saya sudah berada di Challenger League selama lima season, jadi berhasil mencapai Pro League adalah hal besar,” ujar Kendrew yang merupakan kapten NAVI.R6. Doki juga berpendapat serupa. Menurutnya, keberhasilan masuk ke Pro League adalah highlight kariernya sejauh ini.

Doki berpendapat bahwa tim yang paling berbahaya di Pro League adalah Looking for Org dan Team Empire, karena mereka memiliki gaya permainan yang sangat adaptif. Sementara menurut Kendrew, Vitality-lah yang patut ditakuti. “Gaya main mereka super progresif, super lambat, dan mereka akan menguasai seluruh ronde. Gaya ini sangat berbeda (dari kami), bahkan berkebalikan. Jadi rasanya sangat canggung untuk dilawan,” ujar Kendrew.

Masalah adaptasi ini juga merupakan hal yang dirasa oleh kedua pemain masih kurang di tim NAVI.R6. Mereka sempat merasakan beberapa pertandingan yang sangat ketat, yang walaupun pada akhirnya mereka menang, sebetulnya bisa berjalan lebih baik bila mereka mampu memahami strategi musuh dengan lebih cepat. Dalam salah satu pertandingan melawan Looking for Org, Kendrew mengaku timnya banyak melakukan kesalahan. Tapi mereka terus berusaha memperbaikinya. Komunikasi dan rasa panik juga jadi isu penting yang ingin mereka atasi.

NAVI.R6 - Kendrew
Luke Kendrew, kapten NAVI.R6 | Sumber: NAVI

Kendrew maupun Doki sama-sama merasa bahwa Empire adalah tim yang sangat kuat, bahkan di musim ini mereka tampil sangat mendominasi dan belum pernah kalah. Lagi pula Empire memang sudah senior dan punya jam terbang di dunia Rainbow Six: Siege cukup lama. Mereka sangat kuat, tapi mungkin akan menemukan perlawanan dari tim yang bisa bermain adaptif seperti G2 Esports. Malah bisa jadi hanya G2 yang mampu mengalahkan Empire.

Sementara mengenai esports Rainbow Six: Siege secara keseluruhan, kedua pemain merasa bahwa sekarang adalah momen di mana game ini membludak dalam popularitas. “Ya, saya rasa scene Rainbow Six: Siege baru saja mulai meledak dan tumbuh. Benar-benar baru saja, kurang lebih dalam enam bulan terakhir. Dan saya rasa (ekosistem ini) masih punya perjalanan panjang untuk menjadi salah satu esports terbesar di dunia,” kata Doki. Kendrew menambahkan, “Saya harap demikian. Saya rasa Ubisoft bisa mengambil beberapa langkah berbeda untuk melakukannya, tapi saya rasa mereka belajar dari kesalahan. Saya rasa mereka bisa mewujudkannya.”

Terhitung akhir Juli 2019 (pertengahan musim), NAVI.R6 sedang menduduki peringkat 4 klasemen di Pro League Season 10: Europe, dengan catatan 4 kali menang dan 3 kali kalah. Apakah NAVI.R6 bisa membuktikan kemampuan mereka di Rainbow Six: Siege Pro League Season 10, ataukah justru akan tumbang melawan tim-tim lain yang lebih senior? Kita pantau saja terus perjalanan mereka.

Sumber: NAVI Rainbow Six Siege

Team Scrypt Juarai ESL Indonesia R6S Community Cup Pertama

Team Scrypt resmi jadi juara Community Cup untuk R6S gelaran ESL Indonesia. Melihat catatan perjalanan di turnamen ini, Scrypt begitu dominan beraksi mengalahkan musuh-musuhnya.

Bahkan di babak finalnya, Scrypt menang dengan skor akhir 21-6. Anda bisa melihat bracket perjalanan Scrypt dari babak 16 besar di screenshot di bawah ini.

Sumber: ESL Play
Sumber: ESL Play

Team Scrypt sendiri mungkin memang harusnya tak boleh mengikuti kompetisi kelas komunitas… Wkwkwkw… Pasalnya, mereka bisa dibilang salah satu dari 3 tim terkuat di Asia Tenggara. Sebelum ini, Scrypt menempati peringkat 3 untuk kualifikasi Raleigh Major wilayah Asia Tenggara. Scrypt juga jadi satu-satunya tim yang berisikan para pemain Indonesia di liga profesional resmi R6S, ESL Pro League.

Bobby Rachmadi Putra, Community Leader dari R6IDN, komunitas yang digandeng ESL untuk menjalankan Community Cup kali ini, memberikan komentarnya tentang kompetisi ini, “thank you banget buat semua tim yang udah daftar dan ikut berkompetisi di turnamen ESL R6S Community Cup Indonesia. Ternyata antusiasmenya ramai sekali ya! Kompetisi ini sangat penting bagi kita untuk mengetahui dan mengerti secara jelas bahwa R6 di Indonesia sudah meluas dengan ramainya event ini. Yang pasti, nantinya bakalan ada event-event menarik lagi dari ESL Indonesia yang bekerjasama langsung dengan community R6IDN. Jadi ditunggu ya guys! Dan 1 lagi, SCRYPT need a nerf!”

Stefano Adrian, Project Manager dari ESL Indonesia, juga kami tanyakan komentarnya untuk kompetisi ini. “Dengan adanya Community Cup R6 pertama kali yang dijalankan dari ESL Indonesia, kami sangat kagum dengan komunitas R6 dengan 32 tim yang mendaftar dan antusiasme para player R6 Indonesia. Ke depannya, kami berencana akan menjalankan tournament ini mungkin ke tingkat yang lebih tinggi lagi.”

Bagaimanakah kelanjutan kerja sama ESL dengan esports R6S di Indonesia? Apalagi mengingat ESL adalah EO yang ditunjuk Ubisoft untuk menjalankan scene esports R6S di tingkat global.

Aerowolf Juarai Kualifikasi Raleigh Major SEA, Tim Indonesia Peringkat 3

28 Juni 2019, Aerowolf akhirnya berhasil menjuarai kualifikasi Raleigh Major regional Asia Tenggara setelah mengalahkan Xavier Esports dari Thailand.

Aerowolf sendiri sebenarnya merupakan organisasi esports asal Indonesia namun roster tim R6S (Rainbow Six: Siege) mereka terdiri dari pemain-pemain luar negeri, Tiongkok, Malaysia, Singapura, dan Taiwan. Meski demikian, semua pemain mereka saat ini memang sedang kuliah dan berdomisili di Singapura.

Tim Indonesia yang memang berisikan para pemain Indonesia, Team Scrypt, juga sebenarnya berhasil melangkah sampai Lower Bracket Final. Sayangnya, mereka harus tumbang melawan Xavier. Meski begitu, prestasi dan perjuangan mereka tetap tak bisa dipandang sebelah mata karena mereka bisa finis top 3 di tingkat Asia Tenggara.

Ketiga tim ini, Xavier, Aerowolf, dan Scrypt, juga memang sebenarnya bisa dibilang yang terkuat di peta persilatan R6S Asia Tenggara.

Dengan kemenangan mereka di kualifikasi ini, Aerowolf, tidak bisa langsung masuk ke Raleigh Major. Mereka harus kembali bertanding untuk kualifikasi APAC melawan tim-tim Jepang, Korea Selatan, Australia-Selandia Baru (ANZ).

Berikut ini adalah tim-tim yang akan berlaga di kualifikasi APAC untuk Raleigh Major:

  • Aerowolf (Regional Asia Tenggara)
  • Cloud9 (Regional Korea Selatan)
  • CYCLOPS Athlete Gaming (Regional Jepang)
  • 0RGL3SS/Oddity (Regional ANZ)

Dari 4 tim yang berlaga, hanya ada 1 slot yang diberikan untuk ke ajang utama Raleigh Major. Meski demikian, ada 3 slot tim yang diberikan untuk regional APAC. 2 tim APAC lainnya yang langsung mendapatkan invitation adalah Nora-Rengo (Regional Jepang) dan Fnatic (Regional ANZ).

Menurut Ajie “WildLotus” Zata, pemain dan manajer Team Scrypt, final kualifikasi APAC nanti adalah antara Aerowolf melawan 0RGLESS. Namun Aerowolf yang akan memenangkan pertandingan final tadi. “Aerowolf saat ini memang sedang bagus-bagusnya dan bisa dibilang yang terbaik di Asia Tenggara sekarang. Mereka bahkan sempat mengalahkan telak jagoan Korsel, Cloud9, di Pro League APAC Final.”

Untuk main event Raleigh Major, yang akan digelar di kota Raleigh, Amerika Serikat (tanggal 12-18 Agustus 2019), ada 16 tim yang akan bertanding dengan pembagian sebagai berikut:

  • 1 juara Six Invitational 2019: G2 Esports (EU)
  • 8 finalis Pro League Season IX:
    • Evil Geniuses (NA)
    • DarkZero (NA)
    • Team Empire (EU)
    • LeStream Esport (EU)
    • FaZe Clan (LATAM)
    • Immortals (LATAM)
    • Fnatic (APAC)
    • Nora-Rengo (APAC)
  • 4 tim hasil Open Qualifier:
    • Amerika Utara (TBD)
    • Eropa (TBD)
    • Amerika Latin (TBD)
    • Asia-Pasifik (TBD)
  • 1 juara Allied Esports Vegas Minor (Team Secret)
  • 1 juara DreamHack Valencia (TBD)
  • 1 tim undangan dari negara tuan rumah (TBD)

Raleigh Major sendiri akan menyuguhkan total hadiah sebesar US$500K (sekitar Rp7,2 miliar) dengan pembagian hadiah sebagai berikut:

  • Juara 1: US$200.000
  • Juara 2: US$80.000
  • Juara 3 – 4: US$40.000
  • Juara 5 – 8: US$20.000
  • Juara 9 – 12: US$10.000
  • Juara 13 – 16: US$5.000

Apakah Aerowolf benar-benar bisa juara di kualifikasi APAC dan bertemu dengan 15 tim R6S terbaik dari seluruh penjuru dunia?

Rainbow Six: Siege Raleigh Major
Sumber: Ubisoft

Luminosity Gaming Melebarkan Sayap ke R6S

Setelah TSM (Team SoloMid) masuk ke esports R6S, kali ini giliran Luminosity Gaming (LM) yang turut meramaikan esports FPS besutan Ubisoft. Sama seperti TSM yang mengakuisisi tim yang sudah jadi (Excelerate Gaming), LM juga mengakuisisi tim jagoan asal Amerika Utara; 92 Dream Team.

Roster tim ini saat dibeli terdiri dari Muteeb “PiXeL” Chaudary, Tom “Tomas” Kaka, Richie “Rexen” Coronado, Kian “Hyena” Mozayani, Coal “awD” Phillips, dan coach Anthony “ViiRuS” Ybarra.

PiXeL adalah pemain yang sudah bermain NA Challenger League selama 3 musim. Sedangkan Tomas adalah pemain R6S sejak Season 1 (sekarang Season 10) yang sebelumnya melatih untuk TSM. ViiRuS juga sudah bermain R6S dari Season 1 di console sebelum hijrah ke PC. Hyena adalah sang kapten tim yang sebelumnya bermain CS:GO. Rexen merupakan sang entry fragger untuk LM saat ini. Bersama dengan Hyena, Rexen berhasil memanjat rank T3 ke tingkat Pro League hanya dalam waktu 6 bulan. Terakhir ada awD, pemain R6S yang sebelumnya jadi atlit atletik saat ia masih sekolah.

Di artikel yang dirilis oleh LM di situs mereka sendiri, Steve Maida, President of Luminosity Gaming, sempat memberikan komentarnya. “Kami sangat kagum melihat perkembangan Pro League R6S. Tak hanya soal jumlah penontonnya tapi juga bagaimana pendekatan Ubisoft dalam menciptakan ekosistem esports yang stabil. Ekosistem adalah satu aspek yang mendukung pertumbuhan sehat bagi para pemain dan organisasinya. Kami sungguh tidak dapat menemukan tim yang lebih baik dari 92 Dream Team. Mereka adalah sekumpulan anak muda yang hebat yang berhasil meraih pencapaian dengan sumber daya yang sangat terbatas. Kami tak sabar melihat mereka terbang dan menjulang tinggi membawa bendera Luminosity Gaming.”

Dengan demikian, LM otomatis turut meramaikan Pro League R6S wilayah NA (North America) bersama dengan EG dan TSM. Untuk tambahan informasi, tim Indonesia sendiri juga ada yang turut meramaikan Pro League R6S, yaitu Team Scrypt, di wilayah APAC (Asia Pacific).

Sumber: ESL
Sumber: ESL

Buat yang belum tahu, Luminosity Gaming sendiri merupakan organisasi esports yang mengawali perjalanan mereka di CS:GO dan cukup berprestasi di scene ini. LM sendiri juga pernah menjadi rumah bagi streamer dan pemain Fortnite paling populer di dunia, Tyler “Ninja” Blevins.

LM juga baru-baru ini melakukan ekspansi ke Apex Legends sebelum ke R6S.

Acer Predator Jadi Sponsor Baru Rainbow Six Pro League, Total Hadiah Semakin Besar

Ada yang berbeda dalam Rainbow Six Pro League Season 10 dibandingkan musim-musim sebelumnya. Bila biasanya divisi utama liga profesional Rainbow Six: Siege ini identik dengan Lenovo Legion sebagai sponsornya, untuk musim depan rupanya Ubisoft menjalin kerja sama dengan perusahaan gaming hardware lain yaitu Acer Predator.

Acer Predator bergabung sebagai Official PC and Monitor Sponsor untuk Pro League Season 10 yang akan dimulai bulan Juni ini. Menurut pengumuman di situs resmi Acer, kerja sama ini adalah sponsorship paling ambisius yang pernah dilakukan Ubisoft untuk Rainbow Six Pro League dan Rainbow Six Major. Acer Predator menjadi partner di wilayah Amerika Utara, Eropa, Asia Pasifik, dan Amerika Latin selama setahun, dari Juni 2019 hingga November 2020.

Sebagai Official PC and Monitor Sponsor, Acer Predator akan menyediakan gaming hardware berperforma tinggi untuk para tim yang bertanding di Rainbow Six Pro League dan Six Major Raleigh yang diumumkan beberapa waktu lalu. Tidak hanya di pertandingan resmi, hardware yang meliputi PC desktop, laptop, serta monitor itu juga disediakan untuk pertandingan-pertandingan pemanasan. Para penggemar esports yang hadir di venue kompetisi pun diberi kesempatan mencoba konten-konten terbaru Rainbow Six: Siege lewat hardware serupa.

“Acer dan Ubisoft sama-sama memiliki komitmen kuat untuk mendukung fanbase serta tim-tim esports profesional dan kami tak sabar ingin menunjukkan wujud kerja sama ini sepenuhnya dalam event kami berikutnya,” ujar Geoffroy Sardin, Senior Vice President of Sales and Marketing Ubisoft EMEA, “Berpartner dengan pakar esports dan teknologi yang demikian hebat memperkuat rasa percaya diri kami akan kesuksesan esports Tom Clancy’s Rainbow Six, baik di masa sekarang maupun di masa depan, seiring (game ini) terus tumbuh dan menjadi dewasa.”

Di luar kompetisi, kerja sama ini mencakup kegiatan co-branding dan co-promotion, kontes-kontes giveaway global, serta pengadaan tantangan khusus dalam Rainbow Six: Siege dengan imbalan berupa berbagai in-game item bertema Acer Predator. Acer Predator juga akan mempublikasikan konten-konten Rainbow Six: Siege di media sosial mereka, misalnya konten berita, sayembara, hingga highlight turnamen.

“Bergabung dengan Ubisoft menambahkan bab baru yang menarik dalam inisiatif Acer untuk mempromosikan dan mengembangkan esports di seluruh dunia,” kata Vincent Lin, Associate Vice President of Product Marketing and Planning di Acer, “Seri Tom Clancy’s Rainbow Six adalah seri legendaris dan kami gembira bisa membawa para pemain ke puncak kompetitif dengan PC dan monitor gaming berperforma Predator.”

Rainbow Six Pro League Season 10 - Schedule
Jadwal match day Pro League Season 10 | Sumber: Ubisoft

Masuknya sponsor baru juga berdampak pada teknis pelaksanaan Rainbow Six Pro League itu sendiri. Ubisoft telah mengumumkan perubahan lengkapnya dalam tautan berikut, tapi ada beberapa hal yang patut mendapat perhatian khusus, antara lain:

  • Perubahan jadwal pertandingan, dari 1 hari menjadi 2 hari tanding per minggu untuk setiap wilayah kompetisi (NA, EU, APAC, dan LATAM).
  • Perubahan map pool. Map Season 10 mencakup Bank, Clubhouse, Kafe, Consulate, Border, Coastline, dan Villa.
  • Perubahan sistem degradasi. Playoff untuk Top 4 Challenger League dihilangkan, diganti dengan pertandingan serupa Division Takedown dengan sistem best-of-3. Juara 1 Challenger League akan menantang peringkat 8 Pro League, sementara juara 2 Challenger League akan berhadapan dengan peringkat 7 Pro League.
  • Peningkatan prize pool, saat ini mencapai US$626.000 (sekitar Rp8,9 miliar).

Melihat perkembangan ini, tampaknya esports Rainbow Six: Siege masih terus tumbuh subur—meski bukan yang terbesar di dunia tapi ekosistemnya stabil dan sehat. Tim-tim esports ternama pun semakin banyak tertarik melebarkan sayap ke game ini, contohnya Team SoloMid yang baru masuk di Pro League Season 10. Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda menjadi pemain Rainbow Six: Siege?

Sumber: Ubisoft, Acer

Team SoloMid Rambah Esports Rainbow Six: Siege, Akuisisi Roster Excelerate Gaming

Dunia esports Rainbow Six: Siege semakin ramai saja dengan masuknya sebuah organisasi ternama, yaitu Team SoloMid (TSM). Tim yang satu ini memang sudah lama dikenal aktif di dunia shooter, termasuk judul-judul esports ternama seperti Counter-Strike: Global Offensive dan Fortnite. Masuknya Team SoloMid ke Rainbow Six: Siege bisa dibilang merupakan perkembangan yang natural.

Roster pertama Team SoloMid untuk Rainbow Six: Siege terdiri enam orang mantan pemain tim Excelerate Gaming yang melepaskan divisi Rainbow Six pada tanggal 22 Mei lalu. Mereka adalah:

  • Matthew “Achieved” Solomon
  • Khalil “b1ologic” Pleas
  • Jason “Beaulo” Doty
  • Tommy “Krusher” Samuel
  • Bryan “Merc” Wrzek
  • Owen “Pojoman” Mitura (pelatih)

Excelerate Gaming dulunya merupakan pemenang Rainbow Six: Siege Challenger League Season 8, sehingga mereka berhak maju sebagai salah satu partisipan Pro League Season 9 yang merupakan divisi utama. Kemudian di bulan April kemarin, Excelerate Gaming mengakhiri musim dengan posisi peringkat 6, artinya mereka tidak terdegradasi dan akan bermain lagi di Pro League Season 10 mulai tanggal 17 Juni 2019.

“Sungguh sebuah mimpi yang jadi kenyataan bisa bergabung dengan TSM. Kami telah menonton TSM bermain di berbagai game selama beberapa tahun terakhir, dan tidak pernah berpikir suatu hari kami akan jadi bagian dari mereka. Ini merupakan tujuan kami semua—berjuang di Challenger dan berhasil masuk ke Pro League. Kami tak sabar menyambut season mendatang dengan roster ini, dan kami bersyukur akan kesempatan untuk menjadi bagian dari tim dan organisasi ini.” Demikian pernyataan tim TSM Rainbow Six dalam situs resminya.

Divisi Rainbow Six bukan satu-satunya divisi di Excelerate Gaming yang telah resmi dibubarkan. Tim ini juga telah melepaskan divisi Call of Duty mereka, serta menjual slot franchise mereka di Call of Duty World League ke tim Elevate. Saat ini Excelerate Gaming menjadi tim esports yang hanya berkompetisi di cabang PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG) saja.

Sementara itu bagi Team SoloMid, akuisisi roster Rainbow Six: Siege ini merupakan langkah yang bagus karena Excelerate Gaming telah terbukti memiliki performa yang meyakinkan baik di Challenger maupun di Pro League. Team SoloMid juga dikenal gencar mengorbitkan influencer/streamer, dan di antara keenam anggota divisi Rainbow Six: Siege ini kesemuanya telah memiliki channel sendiri di Twitch. Salah satu pemain yaitu Beaulo bahkan merupakan streamer terkenal yang sudah mempunyai lebih dari 300.000 follower.

Apakah dengan bergabungnya roster baru ini ke Team SoloMid akan membuat mereka lebih berprestasi lagi? Kita tunggu saja aksi mereka di Pro League nanti.

Sumber: Team SoloMid, Dot Esports

Menilik Geliat dan Perkembangan Esports R6S di Indonesia

Buat yang memang peduli dengan ekosistem esports Indonesia, sebenarnya masih banyak komunitas game tertentu yang termarginalkan seperti Fighting Game Community, komunitas PES, Hearthstone, FIFA, CS:GO, Sim Racing, dan yang lain-lainnya. Kali ini, kita akan membahas satu lagi yaitu komunitas esports R6S (Rainbow Six: Siege) di Indonesia.

Saya pribadi dan Hybrid sendiri memang menolak untuk hanya membahas apa yang sedang ramai di Indonesia. Kenapa? Karena saya tahu betul bagaimana rasanya dipinggirkan… Plus, sudah banyak juga media-media lain yang membahas game dan esports yang sedang jadi tren saat ini.

Jadi, tanpa basa basi lagi, mari kita berkenalan lebih dekat dengan salah satu komunitas esports yang mungkin kecil dari sisi jumlah namun dewasa dan ambisius, R6 IDN.

Kali ini, saya ditemani oleh Bobby Rachmadi Putra yang merupakan Community Leader untuk R6S di Indonesia untuk menjadi narasumber kita.

Awal Mula dan Cerita Komunitas R6S di Indonesia

Sumber: Komunitas R6S Indonesia
Sumber: Komunitas R6S Indonesia

Sebelum komunitas ini bermukim di Facebook Group, menurut cerita Bobby, sudah ada komunitas R6S di KASKUS sejak trailer pertama R6S dirilis untuk E3 2013. Namun demikian, saat game ini dirilis di Desember 2015, thread starter di forum digital terbesar tadi justru tidak membeli game-nya. Karena itulah, Bobby bersama 3 orang lainnya (Izzan, DarkTangoCat, dan Harris) membuat komunitas Discord untuk R6S.

Di saat yang sama, ternyata Bobby pun menemukan sudah ada yang membuat grup di Facebook untuk R6S. 2 komunitas dari platform yang berbeda ini pun bergabung.

Kegiatan komunitas R6S di grup Facebook ini pun sudah beragam mulai dari diskusi alias tanya jawab seputar tips dan trik R6S, membantu pihak Ubisoft menyelesaikan masalah bug in-game, nonton bareng turnamen internasional, gathering di event offline (kala itu ESL Clash of Nation), ataupun Art Competition (cosplay dan fan art). Satu hal yang menarik, Ubisoft sendiri yang menyediakan hadiah (total Rp3,5 juta) untuk Art Competition komunitas ini.

Satu hal yang saya sendiri kagumi dengan komunitas R6S ini adalah anggotanya yang boleh dibilang cukup dewasa soal perilakunya. Kebetulan saja, saya sendiri juga moderator untuk 2 game esports populer di Indonesia saat ini; jadi saya tahu betul bagaimana perbandingannya. Saya tak perlu sebutkan nama game-nya ya berhubung saya takut dihujat warganya; yang jelas 2 game esports (mobile) tersebut adalah 2 dari 3 game esports paling ramai saat ini.

Sayangnya, kebanyakan pelaku industri esports Indonesia saat ini masih hanya memperhatikan jumlahnya semata, tanpa memperhatikan kedewasaan perilaku para pemainnya. Sayangnya, memang kebanyakan pelaku industri esports Indonesia masih terjebak pada soal volume sebagai satu-satunya tolak ukur. Mungkin lain kali, kita akan bahas lebih jauh soal ini.

Tentang Ajang Kompetitif R6S di Indonesia

R6 IDN Star League S1 - Poster
Sumber: R6 IDN

Meski bisa dibilang kecil dari sisi jumlah, komunitas R6 IDN cukup rajin dalam memberikan ruang kompetitif.

Sebelum kita membahas turnamen-turnamennya yang ada saat ini, mari kita melihat ke belakang sejenak untuk melihat perkembangan ekosistem esports R6S dari waktu ke waktu.

Bobby bercerita bahwa turnamen R6S pertama yang mereka buat adalah kompetisi 17an di tahun 2016. Kala itu, hadiah turnamennya masih berupa kaos custom. Di tahun ini, masih belum ada turnamen lainnya meski memang komunitas ini kerap bermain bersama (random fun match).

Tahun 2017, komunitas ini kembali menggelar kompetisi 17an namun dengan peserta yang lebih banyak. Di tahun ini, R6 IDN juga menggelar turnamen rutin mereka yang diberi nama Indonesian Series League (kala ini masih disebut Indonesian Tournament Series).

Untuk turnamen pertama mereka ini, total hadiahnya sebesar Rp3 juta yang didapat dari biaya pendaftaran dan iuran para pengurus komunitas. Turnamen ini dimulai saat itu karena mereka melihat komunitasnya sudah mulai ramai. Selain itu, tujuan turnamen ini adalah untuk menggaet lebih banyak pemain R6S untuk bergabung bersama komunitasnya.

Di tahun 2018, R6 IDN pun membuat turnamen baru yang jenjangnya lebih rendah, yang diberi nama Community Cup.

Sumber: R6IDN Official Media
Sumber: R6IDN

Indonesian Series League (ISL) pun berlanjut di awal tahun (sekitar bulan April) 2018. Namun, ISL kedua ini masuk dalam rangkaian turnamen Run N Gun 4 Nations. Kala itu, ISL 2 berfungsi sebagai kualifikasi untuk menentukan siapa wakil Indonesia yang bisa berlaga di turnamen yang melibatkan peserta dari 4 negara, Indonesia, Thailand, Singapura, dan Filipina.

Di bulan April 2018 ini juga, Bobby pun mengaku sudah cukup intens berkomunikasi dengan pihak Ubisoft. Kita akan membahas lebih jauh tentang dukungan Ubisoft ke R6 IDN di bagian selanjutnya.

ISL 3 adalah turnamen pertama R6 IDN yang mendapatkan dukungan langsung dari Ubisoft. Total hadiah yang ditawarkan oleh turnamen ini pun mencapai Rp10 juta. Kala itu, ISL 3 juga sudah diikuti oleh 32 tim (satu tim berisikan 5 orang pemain). Bulan Desember 2018, ISL 4 pun digelar.

Di 2019 ini, R6 IDN sudah merencanakan jenjang kompetitif yang lebih rapih dari sebelumnya. ComCup masih ada (sampai artikel ini ditulis, sudah sampai ComCup ke 12) dan menjadi turnamen dengan jenjang terendah. R6 IDN juga menyesuaikan beberapa peraturan untuk ComCup di awal tahun ini agar lebih sesuai dengan jenjangnya.

Di atas ComCup, ISL juga masih dipertahankan untuk menjadi turnamen dengan jenjang yang lebih tinggi. Selain ComCup dan ISL yang sudah ada di tahun sebelumnya, R6 IDN juga memperkenalkan 2 turnamen baru yang ditujukan untuk jenjang yang lebih tinggi lagi: Star League dan Major Event.

Star League sendiri sudah berjalan dari awal tahun (Januari) 2019. Turnamen ini diposisikan di atas ISL karena memang ada kualifikasinya dan dibagi jadi 2 kelas. Untuk Major Event, Bobby masih belum bisa banyak bercerita tentang ini. Namun yang pasti, Major Event ini akan menjadi kulminasi dari semua ajang kompetitif R6S di Indonesia.

Dari penjelasan tadilah, saya kira memang komunitas ini bisa disebut ambisius. Pasalnya, setidaknya dari yang saya tahu, tidak banyak scene esports game lainnya yang punya jenjang kompetitif yang rapih seperti yang yang coba ditawarkan oleh R6 IDN. R6 IDN ini punya jenjang kompetitif dari tingkat rookie (ComCup), semi-pro (ISL), dan profesional (Star League); hingga kulminasi dari semua jenjang kompetitif tadi (Major Event).

Padahal, R6 IDN memang hanya komunitas biasa (bukan perusahaan EO ataupun publisher) meski memang mereka dapat dukungan langsung dari Ubisoft; yang bisa dibilang sebagai salah satu publisher game terbesar di dunia saat ini.

Bentuk Dukungan Ubisoft ke R6 IDN dan Rencana Mereka

Seperti cerita Bobby tadi, Ubisoft sendiri sebagai publisher R6S sudah memberikan dukungan langsung ke komunitas dan esports scene R6S di Indonesia. Namun seperti apa sebenarnya dukungan mereka?

Menurut cerita Bobby, semua kegiatan dari komunitas R6 IDN mendapatkan dukungan dari Ubisoft. Bentuk dukungan tersebut meliputi prize pool (uang tunai untuk hadiah kompetisi, termasuk art competition-nya), in-game currency (R6S Credits), ataupun merchandise (seperti kaos, gantungan kunci, dan kawan-kawannya).

Saat awal dukungan, Ubisoft juga mengirimkan dana yang dapat digunakan untuk komunitas ini membeli perlengkapan streaming.

Lalu apa sebenarnya tujuan Ubisoft memberikan dukungan langsung ke komunitas ini? Bobby pun bercerita bahwa tujuan Ubisoft adalah untuk mendukung semua kegiatan komunitas R6S, sekaligus meningkatkan popularitas game ini di Indonesia. Rencana Ubisoft ini sebenarnya tak hanya untuk Indonesia tapi juga untuk Asia Tenggara dan Asia secara keseluruhan.

Rencana konkret Ubisoft sendiri sebenarnya sudah cukup banyak untuk Indonesia, Asia Tenggara, dan Asia. Namun hal tersebut masih tak dapat dibuka untuk publik. Semoga saja, Ubisoft dan sejumlah rekanannya dapat turut meramaikan kembali esports PC di Indonesia ya!

Scene Esports & Notable Teams R6S di Indonesia

Jika tadi saya sudah menjelaskan kompetisi-kompetisi R6S di Indonesia dan jenjangnya, sekarang mari kita lihat kondisi scene esports R6S di Indonesia.

Saat ini, menurut data dari ComCup terakhir, ada 30 tim yang ikut serta turnamen tersebut. Ada belasan tim lain juga yang sudah sering terdengar di berbagai kompetisi garapan R6 IDN. Sayangnya, berhubung akan jadi terlalu panjang, saya tak bisa menyebutkan semuanya.

Meski demikian, ada beberapa notable tim R6S yang yang patut diceritakan. Pertama, ada tim yang bernama iNation. iNation merupakan salah satu tim R6S tertua di Indonesia. Selain itu, saat artikel ini ditulis, pemilik tim iNation (yang juga punya bisnis warnet) juga punya 3 tim lagi selain iNation.

Selain iNation, ada tim Ferox. Tim Ferox juga salah satu tim tertua di sejarah kompetisi R6S di Indonesia. Istimewanya, tim ini memiliki para pemain yang punya skill individu dan gameplay yang unik. Permainan mereka bisa saja berubah tergantung dari siapa lawan yang dihadapi.

Setelah itu, ada yang namanya tim Scrypt. Scrypt bisa dibilang sebagai tim R6S Indonesia yang paling baik catatan prestasinya. Pasalnya, tim ini pernah mewakili Indonesia bertanding di ajang ESL Pro League APAC Finals tahun 2018. Kala itu, tim ini juga diakuisisi oleh Aerowolf, organisasi esports Indonesia yang bisa dibilang paling fokus mengejar esports PUBG.

Sudah berpisah dengan Scrypt, Aerowolf sekarang juga masih punya tim R6S sebenarnya. Namun tim R6S Aerowolf saat ini terdiri dari para pemain asal Singapura. Aerowolf, Scrypt, dan Ferox, ketiganya masuk ke dalam ESL Pro League kawasan APAC untuk musim ini.

Klasemen sementara R6 Pro League Wilayah APAC-SEA. Sumber: Pro League
Klasemen sementara R6 Pro League Wilayah APAC-SEA. Sumber: Pro League

Jika berbicara soal jumlah pemain atau penonton, R6S sendiri mungkin memang masih kalah dibanding Dota 2; apalagi dibanding esports game mobile. Namun demikian, satu hal yang perlu dicatat, pemain ataupun penggemar R6S tadi mungkin memang tak akan mungkin mengalahkan jumlah esports mobile.

Kenapa? Karena R6S sendiri memang game berkelas, jika tak mau dibilang mahal. Saat artikel ini ditulis, R6S masih dibanderol dengan harga Rp229 ribu di Steam. Itu pun versi paling murahnya. Ada versi Deluxe-nya yang di harga Rp345 ribu dan versi paling lengkapnya (Ultimate Edition) yang mencapai nominal Rp1,149 juta.

Itu tadi masih harga game-nya, belum harga komponen (PC) yang dibutuhkan untuk bermain R6S dengan nyaman. Rekomendasi sistem minimal yang dicantumkan di Steam ataupun website resmi mereka memang cukup terjangkau namun spesifikasi tersebut belum ideal untuk kelas esports-nya.

Bobby dan saya setuju bahwa kartu grafis minimal yang dibutuhkan untuk bermain R6S dengan nyaman adalah GeForce GTX 1060 atau yang setara. Belum lagi, saya tahu betul gamer FPS di PC itu adalah yang paling rewel soal monitor yang refresh rate-nya di atas 60Hz. Saya pun mencoba membuat simulasi spek PC yang dibutuhkan agar nyaman bermain R6S. Hasilnya? Saya butuh lebih dari Rp20 juta untuk mendapatkan sebuah desktop gaming untuk R6S. Disclaimer, standar spek PC saya mungkin sedikit lebih tinggi dari kebanyakan gamer; jadi mungkin spek desktop di harga belasan juta bisa dikompromikan untuk yang sedikit lebih terbatas.

Karena itulah, pasar esports R6S, termasuk di Indonesia, memang mungkin tidak akan bisa masif layaknya game ponsel namun para gamer R6S sebenarnya bisa dikategorikan ke dalam pasar menengah atas. Pasar ini bisa jadi cocok untuk target pemasaran produk-produk mahal (jika menghitung perkiraan daya beli gamer R6S). Namun sayangnya, sepertinya masih belum banyak para pelaku industri esports Indonesia yang memperhitungkan daya beli pasarnya. Lain kali, mungkin saya akan mencoba membahas soal ini lebih detail.

Scene Esports R6S Internasional

Sumber: Ubisoft
Sumber: Ubisoft

Lalu bagaimana dengan scene esports R6S di dunia internasional? Barangkali ada juga tim-tim lain seperti BOOM ID yang lebih tertarik untuk mengejar prestasi internasional, ijinkan saya sedikit bercerita sedikit tentang ini.

Di dunia internasional, R6S sendiri mungkin memang masih di bawah Dota 2 ataupun LoL dari sisi popularitas ataupun prize pool turnamen. Namun demikian, R6S di sana, menurut saya, sudah sangat mendekati CS:GO (berhubung CS:GO memang tak punya jenjang rapih seperti The International ataupun World Championship).

Di tingkat internasional, R6S punya 2 turnamen utama, yaitu ESL Pro League dan R6 Invitational. Sistem kompetisinya mungkin lebih mirip dengan LoL ketimbang Dota 2. ESL Pro League dapat diibaratkan seperti LCS, LCK, LPL, ataupun liga-liga LoL tiap-tiap kawasan. Pasalnya, Pro League R6S juga dibagi jadi 4 kawasan (Eropa, Amerika Utara, Amerika Latin, dan Asia Pasifik), setidaknya sampai artikel ini ditulis.

Sedangkan R6 Invitational adalah gelaran puncak dari esports R6S di dunia. Turnamen ini bisa diibaratkan seperti World Championship-nya LoL. Selain 2 kompetisi utama tadi, R6S juga punya sejumlah turnamen kelas Minor seperti yang ada di DreamHack 2017 dan 2018. Terakhir kali, G2 yang menjadi juara untuk turnamen paling bergengsi di R6S dan membawa pulang hadiah sebesar US$800K.

Penutup

R6S. Courtesy of Ubisoft.
R6S. Courtesy of Ubisoft.

Akhirnya, Bobby dan kawan-kawan komunitas R6S Indonesia memang punya harapan kepada kawan-kawan media, tim esportsevent organizer, ataupun sponsor untuk turut memeriahkan esports R6S di Indonesia.

Saya pribadi sebenarnya juga tertarik melihat masa depan esports R6S di Indonesia. Pasalnya, bisa dibilang R6S adalah salah satu game esports termahal yang ada di Indonesia (yang bisa mengalahkannya, dari sisi harga perangkat, mungkin hanya dari Sim Racing). Jika R6S bisa populer di Indonesia, hal ini akan mematahkan anggapan banyak orang, lokal ataupun internasional, yang mengatakan bahwa Indonesia hanya cocok untuk pasar low-end.

Plus, di sisi industri esports-nya sendiri, bagi saya pribadi; lebih sehat saja jika industrinya punya target pasar yang berbeda-beda kelas ekonominya. Ponsel saja punya klasifikasi target pasar dari yang kelas bawah sampai kelas sultan. Demikian juga dengan industri-industri subur lainnya, seperti pendidikan, properti, F&B, dkk, semuanya punya klasifikasi pasar yang berbeda-beda.

Sedangkan di esports Indonesia, sepertinya belum banyak yang menyadari hal ini karena kebanyakan pelakunya masih mengejar volume masif yang biasanya memang hanya bisa ditawarkan kelas low-end

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Rainbow Six: Siege Indonesia Community (R6 IDN)

Bermain Solid, Afterlife Menjadi Juara R6 IDN ComCup 12

Akhir pekan lalu (Sabtu, 27 April 2019) R6 IDN kembali melanjutkan seri Community Cup (ComCup). Berada di antara hingar-bingar kompetisi besar seperti PBNC, Community Cup dari R6 IDN kali ini sudah memasuki seri ke 12. Kompetisi ini hadir dengan membawa semangat menghadirkan bibit baru di dunia kompetitif R6 Indonesia.

Mencoba mengadopsi peraturan baru, yang isinya adalah melarang tim divisi 1 Star League untuk mengikuti kompetisi ini, ternyata antusiasme komunitas tetap tinggi. Terbukti, dengan jumlah pendaftar kompetisi ini sebanyak 80 orang atau tepatnya 16 tim.

Kendati kompetisi ini ditujukan untuk tim-tim amatir, namun ComCup 12 tetap menyajikan pertandingan yang menarik. ComCup kali ini menghadirkan dua tim yang namanya belum banyak terdengar di komunitas R6 IDN. Kedua tim tersebut adalah Afterlife dan BOSS Esports.

Sumber: R6 IDN Official Media
Sumber: R6 IDN Official Media

Pertandingan antar keduanya di babak final ComCup 12 ini terjadi dengan cukup sengit. Membuka pertandingan, BOSS Esports bermain sebagai tim Defender, sementara Afterlife bermain sebagai tim Attacker pada map Coastline. Kedua tim terus-terusan saling berkejaran poin. Satu demi satu poin didapatkan secara bergantian oleh Afterlife ataupun BOSS Esports.

Keadaan tersebut terus bertahan sampai skor akhirnya menjadi 6-6. Masuk ke babak overtime, salah satu dari kedua tim harus mendapatkan 3 poin terlebih dahulu. Keadaan berimbang terus berlanjut sampai skor menjadi 7-7. Tersisa satu poin terakhir untuk menjadi penentuan. BOSS Esports ketika itu mendapat keunggulan, babat habis punggawa Afterlife sampai hanya tersisa Dev seorang.

Walau cuma seorang diri, Dev tidak gentar. Ia tetap bermain semaksimalnya dan menciptakan momen clutch yang sangat luar biasa, menang dalam pertarungan 1 vs 4. Masuk game 2, permainan berpindah ke map Villa. Map ini cukup baru dipertandingkan, akhirnya membuat kedua tim cenderung meraba-raba strategi terlebih dahulu di awal permainan.

Namun Afterlife berhasil menemukan tempo permainannya tersendiri, sehingga mereka mendapat keunggulan lebih dahulu di awal-awal. BOSS Esports memang sempat mengejar dan membuat skor jadi 6 sama, namun permainan solid Afterlife berhasil memberikan kemenangan di game 2, yang membuat mereka menjadi juara ComCup 12.

Melihat pertandingan Afterlife melawan BOSS Esports, Ajie “WhiteLotus” Zata selaku shoutcaster R6 IDN turut memberikan komentarnya tersendiri. “Permainan solid milik Afterlife adalah faktor penting kemenangan mereka di ComCup 12 ini. Selain itu, gaya main Afterlife yang mengedepankan strategi dan kerjasama tim daripada duel aim, adalah faktor penting lain dalam kemenangan mereka. Momen ini juga mungkin menjadi tanda bahwa sebenarnya tim-tim baru di scene esports R6 Indonesia punya potensi besar pada masa mendatang.”

Memang menarik melihat perjalanan Afterlife di ComCup 12 ini. Sebagai pemenang, mereka berhak mendapatkan hadiah berupa 5 buah 1200 R6 Credit. Selamat bagi tim Afterlife! Semoga bisa tetap menjaga semangat berkompetisi dan mendapatkan prestasi di tingkat yang lebih tinggi lagi nantinya!

Beginner’s Guide – Tips Rainbow Six Siege untuk Para Pemula

Rainbow Six Siege (R6S) adalah sebuah game FPS (First Person Shooter) kompetitif yang unik dan berbeda dengan kebanyakan FPS kompetititf lainnya. Muasalnya, R6S merupakan sebuah game FPS yang tak hanya mengandalkan refleks dan ketepatan membidik (yang biasanya jadi kebutuhan terbesar game FPS) tetapi juga menuntut kecerdikan berpikir strategis.

Karena pembagian keterampilan bermain dan kecerdikan berpikir yang sama-sama 50% inilah yang biasanya membuat para pemain FPS ataupun pemain lainnya sedikit kebingungan saat awal bermain R6S. Maka dari itu, artikel ini kami buat untuk membantu Anda para pemula agar dapat bermain R6S lebih efektif.

Jujur saja, berhubung saya pribadi memang lebih lama bermain seri Counter Strike, Borderlands, Far Cry, atau malah BioShock, saya mengajak kawan-kawan saya dari komunitas R6 Indonesia / R6 IDN untuk berbagi ilmu mereka. Ada Bobby Rachmadi PutraAjie Zata Amani, dan Fauzan Yuzarli yang membantu saya kali ini.

Jadi, tanpa basa-basi lagi, mari kita bahas bersama-sama.

1. Kuasai Dasar Permainan (Gameplay) FPS

Sumber: Ubisoft
Sumber: Ubisoft

Berhubung R6S masih tetap sebuah FPS, ada banyak dasar permainan FPS yang wajib Anda kuasai terlebih dahulu; yang akan kita bahas terlebih sebelum masuk ke tips yang spesifik untuk R6S.

Movement

Ada banyak sekali hal soal pergerakan kita yang menjadi dasar permainan FPS sebenarnya. Namun, agar jadi tidak terlalu panjang, saya hanya akan menyebutkan beberapa dasar soal ini.

Pertama, kebanyakan pemula biasanya melakukan kesalahan dengan bukaan yang terlalu lebar. Bukaan di sini maksudnya adalah soal pergerakan kita saat ingin berbelok. Para pemain pro atau yang lebih biasa bermain sudah tahu bahwa mereka tak boleh terlalu jauh dengan tembok terdekat saat berbelok (ataupun temboknya habis). Kenapa bukaan terlalu lebar itu buruk? Karena badan Anda jadi lebih banyak terekspos dan lebih mudah ditembak saat bukaan terlalu lebar.

Jadi, yang bisa Anda sadari dan biasakan soal ini adalah mencoba mengintip dan menempel tembok sedekat mungkin sebelum belok. Di CS:GO, trik ini biasanya dikenal dengan istilah Shoulder Peek. Di R6S juga ada fitur leaning (Q untuk leaning ke kiri dan E untuk leaning ke kanan) yang bisa Anda manfaatkan untuk mengintip. Jangan lupa sadari dan biasakan hal ini setiap kali Anda bermain FPS, termasuk R6S.

Selain itu, pergerakan di FPS juga biasanya bisa dibagi jadi 2 kategori, jalan dan lari atau lari dan sprint. Buat yang sudah terbiasa bermain FPS, mereka tahu untuk tidak terlalu banyak lari atau sprint karena suara langkah tadi membuat kita ketahuan posisinya.

Aiming

Meski aiming (ketepatan dan kecepatan membidik) di R6S mungkin memang tidak sepenting di Counter Strike, namun tetap saja ada banyak kesempatan saat Anda harus berhadapan langsung dengan satu lawan atau lebih di game ini. Karena itulah, aiming juga merupakan salah satu faktor dasar penting yang wajib dipelajari di sini.

Skill dasar aiming yang wajib Anda ketahui adalah soal recoil control. Setiap senjata akan terdorong ke atas setiap kali ditembakkan (recoil), karena itulah Anda wajib mengarahkan mouse ke arah yang berlawanan dari dorongan senjata tadi. Misalnya, senjata A bergeser ke atas sejauh 2-3 pixel setiap kali ditembakkan, yang harus Anda lakukan adalah menggeser mouse ke bawah (ke belakang) sejauh 2-3 pixel setiap kali menembak untuk menetralisir recoil tadi.

Jujur saja, hal ini memang tak mudah dilakukan dan butuh waktu untuk menyesuaikan dengan senjata yang berbeda-beda. Namun, jika berhasil dikuasai, trik ini akan jadi pembeda terbesar Anda dengan pemain amatiran lainnya. Plus, trik ini juga dapat digunakan untuk semua game shooter (selama Anda sudah bisa menghitung seberapa besar recoil-nya di senjata yang ingin digunakan).

2. Kenali Roles dalam R6S

Sekarang kita masuk ke dalam aspek yang spesifik untuk R6S. Buat yang sudah pernah mencoba memainkan R6S, Anda pasti menyadari ada perbedaan besar antara R6S dengan seri Counter Strike. Di seri Counter Strike, karakter yang Anda gunakan tidak punya perbedaan apapun selain tampilannya. Sedangkan di R6S, masing-masing karakter (yang disebut Operator) memiliki skill, gadget, senjata, dan tugas yang berbeda-beda.

Di Counter Strike sendiri memang ada roles berbeda-beda (Entry Fragger, Sniper, Support, dkk.) namun hal tersebut benar-benar bergantung pada pemainnya. Sedangkan di R6S, roles ini juga bergantung pada Operator yang Anda mainkan dan tipe Anda sebagai seorang pemain FPS.

Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan dasar Operator (yang akan kita bahas di lain waktu), mari kita pelajari lebih jauh tentang roles yang ada di R6S. Untuk memudahkan memahami roles di sini, saya akan membaginya ke dua bagian: Attackers dan Defenders.

Attackers

Sumber: Ubisoft
Sumber: Ubisoft

Attackers di R6S merupakan kubu yang harus mendapatkan Objective. Karena itu, ada 4 peran (roles) yang biasanya ditemukan di kubu Attackers. Inilah keempat peran tersebut dan penjelasannya.

Entry Fragger: Peran ini juga sebenarnya ada di Counter Strike ataupun di game-game FPS kompetitif lainnya. Sama seperti di game-game FPS kompetitif lainnya tadi, seorang Entry Fragger bertugas untuk menjadi pembunuh terbanyak di sebuah tim.

Karena itulah, pemain yang cocok untuk peran ini adalah para pemain yang punya kemampuan membidik (aiming) yang baik dan refleks yang cepat. Ia juga harus bernyali untuk bermain agresif. Jika di MOBA, peran ini mungkin dapat diibaratkan sebagai posisi Carry alias Pos 1/2.

Selain itu, layaknya Carry, seorang Entry Fragger juga harus tahu Operator lawan seperti apakah yang harus ia bunuh terlebih dahulu. Buat yang ingin mengambil peran ini, disarankan untuk memainkan Operator yang memiliki Speed 3.

Support: Peran ini juga sebenarnya ada di game FPS kompetitif lainnya. Namun mungkin perbedaan besarnya ada di apa saja yang bisa dilakukan. Tugas inti dari seorang pemain Support adalah mengumpulkan informasi sebanyak mungkin di setiap Round. Karena sekarang kita membahas kubu Attackers, pemain Support adalah pemain yang biasanya handal mengendalikan Drone.

Sama seperti namanya, pemain Support tidak boleh pemain yang egois dan mau menjadi pengasuh Entry Fragger. Pasalnya, pemain Support ini yang biasanya menemani Entry Fragger. Layaknya di MOBA, posisi Support atau Pos 5 adalah para pemain yang besar hati dan senang melihat Carry-nya tampil maksimal.

In-Game Leader (IGL) / Flank Watcher: Peran ini juga sebenarnya ditemukan di game-game FPS kompetitif lainnya. Seperti namanya, IGL adalah seorang pemain yang mampu memberikan komando ke timnya. Karena itulah, menurut saya, pemain IGL adalah seseorang yang seharusnya punya paling banyak pengetahuan/knowledge tentang game-nya dan mampu membaca situasi secara makro; seperti mengidentifikasi skill individu masing-masing pemain di tim sendiri ataupun tim lawan.

Breacher: Peran inilah yang mungkin tak ditemukan di game-game kompetitif lainnya. Pasalnya, di R6S, ada tembok-tembok yang bisa dihancurkan alias di-breach. Karena itu, Breacher menjadi salah satu peran paling krusial di game ini.

Breacher di sini juga bisa dibagi lagi jadi 2 kategori, yaitu: Soft Breach dan Hard Breach. Soft Breach adalah Breacher yang bisa menghancurkan penghalang yang tidak di-reinforce. Sedangkan Hard Breach adalah Breacher yang bisa menghancurkan penghalang yang sudah di-reinforce oleh Defenders.

Kedua tipe Breacher ini punya kesamaan pada tugasnya yaitu membuka jalan baru. Namun, perbedaannya, Soft Breach biasanya bisa lebih agresif ketimbang Hard Breach.

Itu tadi 4 peran di Attackers. Komposisi tim yang disarankan oleh kawan-kawan saya dari komunitas R6 IDN untuk Attackers adalah:

  • 1 Hard Breach
  • 1 Soft Breach
  • 2 Support
  • 1 Entry Fragger

Defenders

Sumber: Ubisoft
Sumber: Ubisoft

Di sisi yang berlawanan dengan Attackers adalah kubu Defenders. Defenders adalah kubu yang harus mempertahankan Objective. Di kubu ini juga bisa dibagi menjadi beberapa tipe roles. Berikut ini adalah peran-peran yang biasanya ditemukan di kubu Defenders:

Anchor: Anchor merupakan pemain yang bertahan di area sekitar Objective. Karena dia yang menjadi lini pertahanan terakhir, pemain yang berperan sebagai Anchor harusnya adalah pemain yang sabar. Ia harus bisa tahan godaan untuk tidak terlibat pertempuran dari awal permainan. Jika di sepak bola, anggaplah seorang Anchor seperti layaknya seorang penjaga gawang.

Roamer: Seperti namanya, Roamer adalah tipe peran yang harus keluar dari area Objective dan berkeliling map.  Tugas utama peran ini adalah memperlambat kubu Attacker untuk masuk ke area Objective. Kenapa? Karena waktu permainan berpihak pada kubu Defenders. Jika para Defenders bisa bertahan hidup dan menahan kubu Attackers tidak mendapatkan Objective, mereka dapat memenangkan Round tersebut.

Hal ini juga berarti seorang Roamer adalah pemain yang berani agresif dan paling hafal dengan map match tersebut.

Support: Seorang Support di kubu Defenders harus bekerja tandem dengan Roamer. Namun demikian, ia juga biasanya berperan sebagai Anchor kedua. Seorang Support di kubu Defenders juga disarankan bagi para pemain yang cukup handal memainkan Gadget.

Flex: Flex yang dimaksud di sini adalah flexibel, fleksibel, alias bisa mengisi berbagai peran. Pemain dengan role ini bisa berubah-ubah perannya, menjadi Anchor ataupun Semi-Roamer. Karena itulah, peran ini juga menuntut para pemainnya untuk bisa menghafalkan peta pertempuran.

Itulah tadi 4 peran dari kubu Defenders. Komposisi peran untuk kubu Defenders yang disarankan oleh tim R6 IDN adalah sebagai berikut:

  • 2 Roamer
  • 1 Support
  • 1 Anchor
  • 1 Flex

3. Speed dan Armor

Sumber: Lexsor920 via Reddit
Sumber: Lexsor920 via Reddit

Selain peran yang berbeda-beda tadi, setiap Operator juga memiliki stats yang berbeda. Stats di R6S hanya ada 2 yaitu Speed dan Armor. Dari namanya saja, kedua stats ini cukup mudah dipahami.

Speed itu menentukan kecepatan berlari seorang Operator. Sedangkan Armor yang menjadi penentu seberapa banyak/lama seorang Operator bisa menerima tembakan. Meski pemahamannya sederhana, ada beberapa hal yang bisa Anda pelajari dari stats Speed dan Armor ini.

  • Armor dan Speed di setiap Operator biasanya berbanding terbalik. Semakin besar Armor, biasanya semakin kecil Speed-nya. Jadi, tidak akan mungkin ada Operator yang punya Speed 3 dan Armor 3. Opsi paling balanced adalah Speed 2 dan Armor 2.
  • Seperti yang tadi saya tuliskan Armor menentukan seberapa banyak tembakan di badan yang bisa diterima sebelum tewas. Menurut cerita dari kawan-kawan saya di komunitas R6 IDN, seorang Operator dengan Armor 3 biasanya baru tewas dengan 4-5 tembakan (di badan). Sedangkan Operator dengan Armor 1 bisa langsung tewas hanya dengan 1-3 tembakan (di badan).
  • Selain menentukan sedikit atau banyak tembakan yang bisa diterima, Armor juga menentukan suara yang dikeluarkan. Maksudnya, semakin tinggi Armor dari seorang Operator, semakin berisik pula suara yang ia hasilkan saat bergerak.
  • Terakhir, yang paling penting tapi juga paling mudah dipahami, di R6S juga menggunakan konsep yang biasanya di RPG disebut Glass Cannon. Konsep ini maksudnya, semakin mudah satu karakter membunuh lawannya, semakin mudah juga ia dibunuh. Di R6S, hal ini berarti senjata Operator dengan Armor 3 biasanya memang tidak menyakitkan alias tidak mudah digunakan untuk membunuh lawan.

4. Map Knowledge

Map knowledge alias penghafalan peta pertempuran adalah salah satu aspek wajib yang harus dimiliki oleh para pemain R6S yang ingin naik level di atas pemula. Sebelumnya, map knowledge ini juga tidak bisa dikuasai dalam waktu singkat.

Satu-satunya cara untuk menguasai soal ini adalah dengan cara banyak bermain namun sembari benar-benar memperhatikan dan menghafalkan letak dan lokasi peta pertempuran. Hal ini penting untuk disadari karena banyak bermain saja tidak akan efektif untuk menguasai map knowledge. Selain itu, berikut ini ada beberapa tips dari R6 IDN soal map knowledge yang bisa Anda gunakan untuk mempercepat proses Anda.

Default (Security) Camera

Hafalkan lokasi setiap Default Camera yang tersebar di setiap medan pertempuran (map). Kenapa hal ini jadi aspek paling penting di map knowledge? Karena Default Camera dapat memberikan informasi lokasi pemain Attackers dan informasi lokasi bisa jadi penentu kemenangan ataupun kekalahan di setiap Round.

Kenapa menghafal lokasinya menjadi penting? Karena kubu Attackers harus menghancurkannya agar lokasi mereka tak terdeteksi oleh kubu Defenders. Sebaliknya, pemain Defenders yang sudah hafal dengan lokasi Default Camera dapat memprediksi seberapa jauh posisi musuh dengan area Objective ataupun lokasi Roamer.

Buat yang ingin menghafalkan lokasi kamera-kamera tadi, ada contekan yang bisa Anda lihat di Steam Community Guide yang dibuat oleh Stokedx.

Breachable Walls and Floors

Setelah Default Camera tadi, hal berikutnya yang penting disadari dan dipelajari oleh para pemula R6S adalah soal lokasi Breach; baik untuk Defenders ataupun Attackers. Dengan mengetahui lokasi Breach, para Defenders dapat mengetahui dari mana saja entry point yang mungkin terbuka dan mana saja yang sebaiknya di-reinforce. Sebaliknya, para Attackers juga perlu tahu untuk menyusun strategi yang lebih efektif.

Idealnya, mengetahui titik/lapisan mana yang bisa dijebol (di-breach) dan mana yang tidak bisa dapat dipelajari dengan jam terbang bermain dan menghafalkan peta. Namun, ada beberapa tips yang bisa digunakan untuk para pemula dalam mempelajarinya.

  • Pertama, penghalang yang terbuat dari kayu (baik itu tembok atau lantai) biasanya bisa dijebol. Selain itu penghalang berbahan tipis alias drywall (gipsum dkk.) juga bisa dikategorikan sebagai softwall yang bisa dijebol oleh Operator Soft Breacher.
  • Anda juga bisa menggunakan lampu penanda Breach Charge untuk mengetahui mana yang bisa dijebol atau tidak. Jika lampu penanda Breach Charge berwarna hijau, penghalang itu bisa dihancurkan sepenuhnya. Jika berwarna kuning atau oranye, penghalang itu bisa dihancurkan sebagian. Jika berwarna merah, penghalang itu tak bisa dihancurkan.

Map Callout

Bagian selanjutnya di soal map knowledge ini adalah soal map callout. Map callout adalah menyebutkan alias mengomunikasikan lokasi map ke rekan satu tim setiap ada kejadian penting. Kejadian penting ini misalnya saat Anda bertemu lawan ataupun saat Anda mati.

Buat para pemula, nama lokasi tersebut ada di bagian bawah layar, sebelah kanan kompas.

Nama lokasi map bisa ditemukan di sebelah kanan kompas. Sumber: Jäger Main via Reddit
Nama lokasi map bisa ditemukan di sebelah kanan kompas. Sumber: Jäger Main via Reddit

Map callout ini memiliki 2 fungsi penting. Pertama, buat para pemula, hal ini membantu Anda menghafalkan medan pertempuran. Dengan membiasakan diri menyebut lokasi, Anda bisa lebih mudah menghafalkan map-nya juga. Kedua, buat permainan casual ataupun kompetitif, sekali lagi, informasi lokasi bisa jadi penentu kemenangan ataupun kekalahan sebuah Round. Jadi, map callout ini penting sekali untuk dibiasakan.

Spawn Peek/Kill

Terakhir, ada tips penting dari kawan-kawan R6 IDN yang harus diketahui buat para pemula. Hati-hatilah dengan yang namanya spawn peekSpawn peek/kill ini maksudnya Anda bisa langsung dibunuh sesaat setelah spawn (muncul) di medan pertempuran di lokasi-lokasi tertentu.

Jadi, Anda wajib memerhatikan pintu atau jendela yang terlihat saat Anda baru saja tiba di map. Anda juga bisa melihat contekan lokasi dan cara mengatasinya yang telah dibuat oleh 117x di Steam Community Guide.

5. Preparation Phase Tips

Satu elemen pembeda terbesar yang ada di R6S, yang tak ada di seri Counter Strike ataupun kebanyakan game FPS lain, adalah adanya fase persiapan (preparation phase).

Karena itulah, mungkin ada banyak pemula yang tak tahu apa yang sebaiknya dilakukan saat preparation phase ini. Berikut adalah tips dari R6 IDN tentang apa yang sebaiknya dilakukan saat fase tersebut:

  1. Buat kubu Attackers, fase ini juga bisa disebut sebagai Drone Phase. Jadi, manfaatkan sebaik mungkin drone yang Anda punya di fase ini. Setiap Operator di kubu Attacker akan memiliki 2 drone dan salah satu akan secara otomatis digunakan saat fase ini. Ada beberapa tujuan yang bisa Anda kejar saat Drone Phase (45 detik) yaitu, mencari lokasi Objective, mengidentifikasi Defenders, ataupun mencari lokasi untuk menyembunyikan drone agar bisa digunakan sebagai kamera tambahan saat action phase.
  2. Buat kubu Defenders, fase ini bisa digunakan untuk melakukan reinforcement ke beberapa titik soft breach. Namun ingat, jangan semua entry point juga di-reinforce karena hal tersebut akan membatasi ruang gerak Roamer.
  3. Lakukan setup unique gadget dari setiap Operator dengan efisien alias jangan terlalu lama. Tidak sedikit juga para pemula (biasanya Roamer) yang bahkan lupa men-deploy unique gadget mereka.

Penutup

Terakhir, satu hal yang pasti, sebanyak apapun tulisan atau video tips, guide, ataupun trik yang Anda baca ataupun tonton; Anda tak akan bisa bermain lebih bagus tanpa jam terbang tinggi. Bagaimanapun juga, latihan adalah satu-satunya jalan untuk menuju level permainan yang lebih tinggi.

Namun demikian, guide dan tips & trik seperti ini bisa membantu Anda mempersingkat waktu untuk menuju level selanjutnya. Jangan lupa juga, Anda bisa bertanya ke komunitas R6S jika Anda punya pertanyaan ataupun kesulitan. Berikut ini adalah 3 tempat untuk Anda bertanya yang bisa saya sarankan:

  1. Komunitas R6S Indonesia di Facebook
  2. Komunitas R6S di Steam
  3. /r/Rainbow6 di Reddit (pakai VPN)

Jadi, selamat berlatih untuk mengasah kemampuan dan jangan malu bertanya ya…

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Rainbow Six: Siege Indonesia Community (R6 IDN)