Semua yang Perlu Diketahui tentang Age of Empires IV

Empat tahun setelah diumumkan pertama kali, Age of Empires IV akhirnya punya jadwal rilis: musim gugur 2021. Meski tidak menyingkap tanggal yang pasti, Microsoft dan Relic Entertainment selaku pengembangnya sudah siap untuk membeberkan seabrek detail baru.

Di artikel ini, saya akan mencoba merangkum semua detail penting yang perlu diketahui mengenai Age of Empires IV, mulai dari deretan suku bangsa atau peradaban yang dapat dimainkan, sampai beberapa mekanisme baru yang bakal menambah keseruan bermain game RTS (real-time strategy) ini.

8 peradaban dan 4 historical campaign

Di awal peluncurannya nanti, total akan ada 8 peradaban yang bisa dimainkan. Sejauh ini empat dari antaranya sudah dikonfirmasi: English, Mongols, Chinese, dan Delhi Sultanate (pertama kalinya di franchise AoE). Seperti biasa, masing-masing suku bangsa memiliki unit spesialnya tersendiri, dan untuk Delhi Sultanate, tentu saja ada unit yang menunggangi gajah.

Delapan mungkin terkesan sedikit, akan tetapi Relic memastikan bahwa peradaban lain bakal menyusul ke AoE IV pasca perilisannya. Kemungkinan besar peradaban-peradaban baru ini akan dirilis dalam bentuk DLC, mirip seperti yang diterapkan 2K pada Civilization VI.

Permainan juga bakal menawarkan 4 historical campaign yang berdasar pada sejarah. Sejauh ini baru satu campaign yang sudah diumumkan, yakni Norman Conquest yang melibatkan peperangan antara bangsa Norman dan Inggris yang dimulai di tahun 1066. Campaign ini akan disajikan dengan gaya mirip dokumenter, lengkap dengan narasi dan footage dari lokasi perang yang sebenarnya.

Mekanisme-mekanisme baru di AoE IV

Seperti halnya AoE III, AoE IV juga menerapkan mekanisme pergantian era (age up). Total ada empat era, yaitu Dark Age, Feudal Age, Castle Age, dan Imperial Age. Apa saja yang dapat dibangun tentu berbeda tergantung kemajuan teknologi dari zaman ke zaman.

Menariknya, yang bakal berubah mengikuti zaman di AoE IV bukan hanya bangunan-bangunannya saja, melainkan juga audio yang tersaji. Contohnya, jika Anda memilih peradaban English, percakapan antar unitnya di era Dark Age bakal susah dipahami karena bahasa Inggris yang digunakan adalah versi kuno yang jauh berbeda dari yang kita pakai sekarang.

Seiring waktu, bahasa yang mereka gunakan bakal berevolusi sampai akhirnya sama seperti yang kita kenali sekarang. Contoh lainnya, musik yang mendampingi sesi bermain juga bakal berbeda dari zaman ke zaman. Jadi kalau di awal permainan cuma melibatkan beberapa instrumen saja, di era Imperial Age akan berubah menjadi orkestra dengan formasi lengkap.

Age of Empires IV

Variasi lokasi dalam AoE IV juga akan berpengaruh terhadap kelebihan dan kekurangan masing-masing peradaban. Contohnya, map dengan banyak area terbuka bakal sangat menguntungkan buat bangsa Mongol, sebab di AoE IV mereka juga memiliki kemampuan untuk mengemas dan memindahkan markasnya dari satu titik ke yang lain (nomaden). Sebaliknya, map dengan banyak chokepoint adalah lokasi idaman bangsa Inggris yang terkenal amat defensif.

Mekanisme baru lain yang tak kalah menarik adalah ambush. Jadi di AoE IV, pemain bisa menempatkan unit-unitnya di area yang tersembunyi dan sulit terpantau, semisal di tengah hutan, untuk kemudian menyergap rombongan musuh secara tiba-tiba. Dengan adanya mekanisme ambush seperti ini, tentu saja peran unit scout akan semakin esensial.

AoE IV juga bakal memperkenalkan mekanisme wall combat, di mana peperangan antar unit tak hanya bisa terjadi di luar tembok kastil saja, melainkan juga di atas tembok kastil, sangat berguna untuk menggerus benteng pertahanan musuh yang banyak diisi pasukan pemanah.

Terakhir, trailer terbaru AoE IV juga menampilkan cuplikan naval combat. Pengembangnya turut memastikan bahwa semua yang ditunjukkan di trailer terbaru AoE IV ini benar-benar langsung diambil dari in-game engine.

Sebagai informasi, sebelum dipercaya menggarap AoE IV, Relic Entertainment memang sudah sangat berpengalaman di genre RTS lewat judul-judul seperti Homeworld dan Warhammer 40,000: Dawn of War yang bertema sci-fi, maupun Company of Heroes yang mengambil setting Perang Dunia II. Tentunya akan sangat menarik melihat bagaimana mereka menyajikan aksi pertempuran di zaman yang jauh lebih kuno lagi.

AoE II dan AoE III masih akan terus di-update

Eksistensi AoE IV bukan berarti AoE II Definitive Edition dan AoE III Definitive Edition langsung tidak relevan begitu saja. Pada kenyataannya, Microsoft selaku pemilik franchise telah menjanjikan sejumlah konten anyar untuk kedua game tersebut.

Yang pertama, AoE II DE akan menerima expansion pack keduanya yang berjudul Dawn of Dukes, dengan fokus pada peradaban di kawasan Eropa Timur. Juga menarik dan tidak kalah penting adalah, AoE II DE bakal kedatangan fitur co-op multiplayer, pertama kalinya di seri AoE II semenjak game aslinya dirilis di tahun 1999.

Untuk AoE III DE, update terbarunya bakal menghadirkan Amerika Serikat sebagai peradaban baru yang dapat dimainkan. Update ini bisa didapat secara cuma-cuma bagi yang berhasil memenuhi challenge, atau dibeli secara terpisah lewat Steam atau Microsoft Store mulai 13 April 2021.

Seperti yang saya bilang di awal, AoE IV sendiri akan dirilis di musim gugur tahun ini, yang semestinya akan berlangsung antara bulan September sampai Desember. Permainan akan tersedia di platform PC maupun Xbox.

Sumber: Xbox.

Command & Conquer Remastered Collection Resmi Sapa Penggemar RTS 5 Juni 2020

Para penggemar genre RTS, bersiaplah menghabiskan banyak waktu di jagat Command & Conquer mulai bulan Juni nanti. Lewat sebuah siaran pers, EA mengumumkan bahwa Command & Conquer Remastered Collection bakal dirilis secara resmi pada tanggal 5 Juni 2020.

Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, C&C Remastered menawarkan peningkatan kualitas visual yang amat drastis tanpa mengubah art style maupun mekanisme gameplay aslinya. Grafiknya masih bergaya 2D, tapi kini jauh lebih mendetail, siap dinikmati pemain di resolusi 4K.

Selain grafik, audio pun juga ikut di-remaster, dan tim pengembangnya sengaja menunjuk komposer asli C&C klasik, Frank Klepacki, untuk menjalankan tugas tersebut. Fitur-fitur lainnya mencakup user interface (UI) beserta kontrol yang lebih sempurna, map editor anyar, dan mode multiplayer yang sudah dioptimalkan sesuai standar modern.

Command & Conquer Remastered Collection

Konten yang dijanjikan sangatlah melimpah, sebab C&C Remastered Collection sebenarnya merupakan gabungan atas dua game sekaligus, yakni C&C Tiberian Dawn keluaran tahun 1995 dan C&C Red Alert keluaran tahun 1996, plus tiga expansion pack-nya (Covert Operations, Counterstrike, dan The Aftermath). Jadi jangan kaget kalau jumlah campaign mission-nya mencapai 100 lebih.

C&C Remastered Collection rencananya akan dirilis di Origin dan Steam sekaligus. Harganya cukup terjangkau, cuma $20 (sebelum penyesuaian), dan EA bilang masih ada sejumlah konten ekstra yang tidak kalah menarik dari game-nya sendiri. 25 tahun setelah game pertamanya dirilis, Command & Conquer akhirnya terlahir kembali.

Sumber: GamesRadar.

EA Ungkap Video Teaser Gameplay Command & Conquer Remastered

Apa persamaan antara Age of Empires, Command & Conquer, dan StarCraft? Ketiganya adalah franchise RTS (real-time strategy) legendaris yang berkontribusi besar terhadap popularitas genre tersebut. Game pertama dari masing-masing franchise itu juga masih sangat relevan sekarang, terutama berkat versi remastered yang dirilis.

Ya, setelah Age of Empires dan StarCraft, Command & Conquer orisinal juga ikut mendapat perawatan modern yang sama. Kabar mengenai C&C Remastered sebenarnya sudah diumumkan sejak tahun lalu, akan tetapi kala itu masih belum ada kejelasan mengenai arahan remaster yang bakal diambil oleh EA dan Petroglyph Games.

Setahun berselang, mereka pun sudah punya video teaser dari gameplay-nya. Terlihat jelas bahwa arahan remaster yang diambil sama seperti AoE maupun StarCraft; perubahan terbesarnya hanya dilakukan pada aspek grafis tanpa menyentuh mekanisme orisinalnya sedikit pun.

Command & Conquer Remastered

EA bilang bahwa Lemon Sky Studios, tim yang dipercaya menangani modernisasi visualnya, telah merombak satu per satu aset grafik C&C dari nol, sehingga wajar apabila hasilnya tampak begitu mendetail. Setelahnya, barulah tim Petroglyph yang mencocokkan frame demi frame dari aset barunya dengan aset orisinalnya.

Proses seperti ini diambil demi menjaga nilai otentik C&C orisinal selagi hanya memperbarui aset visualnya. Begitu kompleksnya proses semacam ini, satu aset seperti unit Grenadier saja bisa terbentuk dari lebih dari 600 frame.

Satu fitur menarik yang ditawarkan C&C Remastered adalah, selagi memainkan mode Campaign, kita dapat mengaktifkan visual lama atau barunya kapan saja dengan satu klik tombol, sehingga kita bisa membandingkan langsung aset orisinal di resolusi 320 x 200 dengan aset barunya di resolusi maksimum 3840 x 2160. Sebelum ini, StarCraft: Remastered juga hadir membawa fitur yan sama.

Sayang sekali EA masih belum punya jadwal rilis untuk Command & Conquer Remastered. Beberapa aset pada video teaser-nya juga masih belum selesai dirombak, dan sejumlah bug juga masih harus mereka tangani.

Sumber: Rock Paper Shotgun dan EA.

Pre-registration Game Real-time Strategy Revolve8 Besutan Sega Dibuka di Play Store

Buat kalian penggemar game dengan genre real-time strategy, game terbaru besutan Sega berjudul Revolve8 sangat layak untuk ditunggu. Sega sendiri baru saja membuka pre-registration Revolve8 di Play Store dan mengumumkan jadwal rilisnya.

Setting di game ini adalah di dunia fiksi bernama Imago. Diceritakan bahwa perang terjadi setiap 100 tahun di Imago, di mana para pemenang dapat menulis ulang cerita mereka dan menjadi populer.

Sejumlah karakter dari legenda dan dongeng klasik seperti Red Riding Hood, Cinderella, Sinbad, dan Snow White dipastikan hadir dan masih banyak lagi yang akan datang. Di dalam game ini ada story mode, di mana kita bisa mengenal masing-masing hero yang memiliki cerita tersendiri.

Di sini Anda akan ikut bertempur, tapi sebelum itu Anda harus membentuk deck yang berisi delapan kartu. Setiap karakter atau hero yang ada memiliki class dan skill yang berbeda.

Pertempuran akan berlangsung dalam waktu tiga menit melawan pemain dari seluruh dunia. Tujuan utamanya ialah menghancurkan tower lawan. Tentu saja, komposisi deck yang tepat dan strategi jitu akan meningkatkan peluang untuk memenangkan battle.

Satu dari banyak faktor kenapa game ini sangat layak ditunggu ialah nama-nama besar di baliknya. Seperti produser senior Masayoshi Kikuchi yang sebelumnya produser game Yakuza, desainer karakter Koji Igarashi yang dikenal akan karyanya pada seri Castlevania. Serta, produser suara Shunsuke Tsuchiya dan Yasunori Mitsuda sebelumnya bekerja di Chrono Trigger dan Xenogears.

Rencananya game Revolve8 akan diluncurkan pertama kali pada tanggal 17 Januari 2019 di Australia, Selandia Baru, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, Vietnam, Taiwan, Hong Kong, dan Makau.

Revolve8 kemudian menuju ke Jepang pada tanggal 22 Januari. Hingga akhirnya mendarat di AS, Kanada, Meksiko, Argentina, Brasil, Inggris, Prancis, Spanyol, Italia, Jerman, Turki, Afrika Selatan, dan lainnya pada 5 Februari.

Sumber:  AndroidAuthority

Gandeng Petroglyph, EA Umumkan Versi Remaster dari Command and Conquer dan Red Alert

Inovasi di sejumlah game klasik dan efek nostalgia yang begitu kuat mendorong bermunculannya banyak upaya remaster. Di kategori strategi PC, kita telah kehadiran Age of Empires HD dan belum lama Blizzard mengumumkan Warcraft III: Reforged. Dan kira-kira sebulan lalu, Anda mungkin juga sudah mendengar rencana EA untuk menghidupkan kembali franchise Command & Conquer.

Setelah mencoba mencari tahu respons gamer terhadap agenda mereka itu, Electronic Arts akhirnya resmi mengumumkan akan meluncurkan kembali Command and Conquer: Tiberian Dawn dan Red Alert. Mereka merupakan dua judul awal seri Command & Conquer, dengan Red Alert yang dirancang sebagai prekuel dan di-setting di garis sejarah alterrnatif. Langkah tersebut publisher ambil setelah mengumpulkan masukan dan komentar dari fans.

Dalam mengerjakan dua permainan ini, EA memutuskan buat menggandeng tim ‘independen’ Petroglyph Games, yaitu developer spesialis game-game strategi yang didirikan oleh mantan staf Westwood Studios – yakni pada talenta di belakang seri Command & Conquer. Nama-nama seperti Joe Bostic (co-creator C&C), Steve Tall, Ted Morris, hingga Mike Legg yang bekerja untuk Westwood sejak tahun 1986 turut berpartisipasai di proyek ini.

Baik EA maupun Petroglyph belum banyak membahas aspek teknis dari remake Tiberian Dawn dan Red Alert ini, namun sang publisher sempat menyampaikan bahwa mereka turut mengajak Lemon Sky Studios buat membantu penggarapan kedua game, khususnya agar permainan dapat tersaji di resolusi 4K. Belum diketahui apakah Petroglyph akan mempertahankan konten, UI dan art direction; atau mengonstruksi tiap aset game dari nol seperti yang Blizzard lakukan pada Warcraft III. Joe Bostic malah menanyakan pada fans arahan seperti apa yang sebaiknya mereka ambil.

Berbicara soal konten, EA ingin agar remake Command & Conquer: Tiberian Dawn dan Red Alert ini menjadi pengalaman lengkap. Untuk itu, mereka berniat buat membubuhkan segala expansion pack yang pernah disajikan buat kedua game, misaslnya Covert Ops, Counterstrike serta Aftermath. Publisher juga kembali menegaskan bahwa versi anyar ini tidak menyimpan microtransaction (serta loot box).

Status dari Tiberian Dawn dan Red Alert versi remaster masih belum mulai dikerjakan. Saat ini, EA mempersilakan komunitas gamer untuk ikut serta dalam tahap persiapan serta mengutarakan apapun yang mereka inginkan, dan mengajak semua orang buat berinteraksi dengan developer lewat Reddit.

Command & Conquer dan Red Alert adalah beberapa game yang saya terus mainkan hingga bertahun-tahun setelah perilisannya. Begitu kentalnya efek nostalgia di game ini, saya masih bisa mendengar jelas ejekan Tanya Adams pada musuh-musuhnya, “Chew on this!

StarCraft II Kini Menjadi Game Free-to-Play, Termasuk Mode Multiplayer-nya

Salah satu game RTS (real-time strategy) terpopuler, StarCraft II garapan Blizzard, bakal dijadikan game free-to-play mulai tanggal 14 November mendatang. Ini merupakan kejutan terbesar yang Blizzard umumkan sejak StarCraft II pertama dirilis di tahun 2010, di samping versi remastered dari StarCraft orisinil tentunya.

Istilah free-to-play pastinya berkaitan dengan sejumlah batasan, namun Blizzard tampaknya sudah memikirkan semuanya dengan matang. Yang dapat kita nikmati secara cuma-cuma spesifiknya adalah StarCraft 2: Wings of Liberty, alias campaign yang pertama.

StarCraft II sendiri punya beberapa expansion, dan expansion-nya ini tidak termasuk sebagai gratisan. Kendati demikian, khusus untuk mereka yang sudah pernah membeli StarCraft II: Wings of Liberty, Blizzard bakal menghadiahi mereka dengan expansion Heart of the Swarm secara cuma-cuma.

StarCraft II

Yang lebih menarik lagi, ternyata bukan cuma single-player campaign yang Blizzard gratiskan, tapi juga mode ranked multiplayer-nya. Syaratnya hanya satu: pemain harus memperoleh achievement 10 First Wins of the Day di mode Unranked atau Versus A.I. terlebih dulu sebelum bisa membuka mode multiplayer ini secara permanen.

Terakhir, tiga Co-op Commander berikut, yakni Raynor, Kerrigan dan Artanis, ternyata juga bisa dimainkan secara cuma-cuma. Untuk Co-op Commander lainnya, Anda dapat memainkannya tanpa biaya, tapi hanya sampai level lima saja.

Jadi kalau mau disimpulkan, Anda sekarang bisa memainkan mode multiplayer, semua Co-op Commander dan single-player campaign pertama StarCraft II tanpa dipungut biaya sepeser pun. Meski sudah hampir di penghujung tahun, 2017 merupakan saat yang tepat untuk mulai menekuni genre RTS kompetitif.

Sumber: Polygon dan Blizzard.

Age of Empires IV Resmi Diumumkan

Hampir semua penggemar permainan RTS veteran berduka ketika Ensemble Studios, studio pencipta Age of Empires, ditutup di tahun di tahun 2009 tak lama setelah mereka melepas Halo Wars. Microsoft selaku pemilik franchise mencoba mengurangi kesedihan itu lewat Age of Empires Online, tetapi model free-to-play di sana tampaknya tak cocok dengan formula RTS tradisional.

Masa depan seri ini tampak terkatung-katung ketika Microsoft memutuskan untuk menghentikan pengembangan konten AoE: Online karena alasan mahalnya biaya. Namun ternyata perjalanan Age of Empires masih belum berakhir. Kira-kira empat tahun selepas momen itu, Microsoft Studios secara mendadak mengumumkan kelanjutan dari seri ini. Mereka memberinya judul sederhana, Age of Empires IV.

Pengumuman Age of Empires IV dilakukan lewat Twitter, dibarengi dengan publikasi trailer di YouTube. Untuk sekarang, detail mengenai permainan tersebut masih sangat sedikit, termasuk aspek gameplay-nya. Namun ada cukup banyak hal menarik yang berhasil saya ekstrak dari beberapa sumber berbeda.

Pertama, Microsoft menunjuk Relic Entertainment sebagai pengganti Ensemble Studios untuk mengembangkan Age of Empires IV. Relic ialah nama familier bagi kalangan pencinta RTS PC. Mereka ini memupuk reputasi melalui karya-karya legendaris semisal Homeworld, Company of Heroes dan seri Warhammer 40,000: Dawn of War. Di website, Relic mengungkapkan kegembiraan karena bisa jadi bagian dari warisan Age of Empires serta rasa bangga telah diberi tanggung jawab buat mengerjakan sekuel ini.

Menakar dari trailer sepanjang satu setengah menit tersebut, tampaknya Age of Empires IV tidak hanya fokus pada satu era, dapat Anda lihat dari jenis-jenis pasukan yang ada di sana: penduduk asli Amerika, Redcoat Inggris, legion Romawi, samurai Jepang dan lain-lain. Semoga saja, permainan ini mengusung gameplay RTS tradisional dan bukan sekedar real-time tactics; yang artinya mengharuskan pemain mengelola hampir semua aspek – dominasi militer, ekonomi hingga pengumpulan sumber daya.

Age of Empires IV bukanlah satu-satunya proyek Age of Empires yang sedang Microsoft Studios godok. Di E3 2017, sang publisher sempat menyingkap Age of Empires: Definitive Edition, upaya remaster permainan Age of Empires pertama. Selain itu, Microsoft juga punya agenda untuk me-remaster game kedua dan ketiganya.

Waktu rilis Age of Empires IV masih belum diketahui. Yang jelas, game ini akan menjadi permainan eksklusif Windows 10. Jika tertarik, Anda bisa mendaftarkan diri untuk mengakses sesi tes beta di situs Age of Empires.

Via PC Gamer.

Game Strategi Titanfall: Assault Resmi Meluncur di Perangkat Mobile

Kekecewaan karena pembatalan permainan card battle Titanfall: Frontline digantikan oleh game yang lebih menjanjikan. Sesuai agenda mereka untuk mengekspansi franchise Titanfall, Respawn mengumumkan Titanfall: Assault di bulan Mei 2017 silam, sebuah spin-off dari permainan shooter populer mereka, menghidangkan gameplay strategi dan disiapkan buat perangkat bergerak.

Di momen pengungkapan perdananya, Respawn Entertainment belum memberikan informasi mengenai kapan game mobile tersebut dirilis. Itu sebabnya pelepasan Titanfall: Assault di Android dan iOS yang dilaksanakan tanggal 10 Agustus kemarin cukup mengejutkan sekaligus menggem-birakan. Titanfall: Assault sempurna bagi para fans berat yang ingin mengisi waktu luang dengan konten Titanfall tapi belum bisa menikmatinya di platform game tradisional.

Meski mengusung genre berbeda, Titanfall: Assault tetap mengadopsi keunikan Titanfall versi console dan PC-nya. Tim pengembang – game ini diproduksi oleh Respawn, Particle City dan Nexon – menyisipkan elemen gameplay bertempo cepat ke Assault. Jadi walaupun di sana Anda tidak bisa mengendalikan pilot dan berlari dari tembok ke tembok, tiap keputusan harus dipikirkan secara matang serta diimplementasikan di waktu yang tepat.

Titanfall Assault 3

Seperti versi shooter-nya, Titanfall: Assault fokus pada pertempuran player versus player. Gameplay Assault sedikit mengingatkan saya pada permainan berjudul Z (dirilis tahun 1996), lebih pantas disebut sebagai real-time tactics dibanding real-time strategy karena sebetulnya Anda tidak perlu mengelola sumber daya; hanya tinggal memikirkan posisi tepat buat menurunkan Pilot, Titan, serta menempatkan turret dan grunt.

Titanfall Assault 4

Anda ditugaskan mengendalikan titik-titik strategis di peta sembari mencoba menghancurkan markas lawan. Kemenangan bisa diperoleh lewat dua cara: saat base lawan musnah atau dengan mengumpulkan poin lebih banyak dari lawan. Pasukan merupakan instrumen perang utama, sedangk Burn Card berfungsi untuk memberikan keunggulan. Titan sendiri dapat diturunkan sewaktu pemain berhasil mengumpulkan poin tertentu.

Titanfall Assault 2

Dalam match, konten dari bar kuning di bawah layar adalah sumber daya Anda, akan terkonsumsi setiap Pilot dan Titan diturunkan atau sewaktu Burn Card digunakan. Itu mengapa penempatan dan pemilihan waktu sangatlah penting. Tentu saja Anda bisa mengedit formasi pasukan, menggonta-ganti jenis Titan serta memilah-milih Burn Card. Opsinya akan terbuka lebih banyak dengan terus bermain.

Titanfall: Assault dapat diunduh dan dinikmati gratis di smartphone atau tablet Anda. Game ini menggunakan sistem monetisasi in-app purchase.

Sumber: TitanfallAssault.com.

StarCraft: Remastered Tersedia Mulai 14 Agustus, Dibanderol $15

Maret lalu, penggemar berat game strategi dibuat meloncat kegirangan saat Blizzard mengumumkan rencananya untuk merilis StarCraft: Remastered, 19 tahun setelah game tersebut pertama dirilis. Bulan depan, tepatnya mulai 14 Agustus, penantian panjang mereka akan segera terbayarkan.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, StarCraft: Remastered merupakan modernisasi dari game RTS (real-time strategy) klasik, dengan fokus pada aspek grafik, audio dan fitur lainnya, selagi mempertahankan gameplay-nya yang hingga kini masih menuai banyak pujian. Narasinya pun tidak berubah, masih mengisahkan peperangan antara tiga spesies makhluk hidup: Terran (manusia), Protoss dan Zerg.

Yang berubah drastis adalah grafiknya. StarCraft: Remastered tidak lagi kelihatan pixelated, malahan Anda bisa memainkannya dalam resolusi 4K – meski masih bergaya 2D – dan game pun juga akan berjalan optimal di monitor widescreen. Sound effect maupun musik dalam game juga turut disempurnakan supaya headset mahal yang Anda pakai tidak ikut terkesan kuno.

Perbandingan kualitas grafik StarCraft orisinil (kiri) dan StarCraft: Remastered (kanan) / Blizzard
Perbandingan kualitas grafik StarCraft orisinil (kiri) dan StarCraft: Remastered (kanan) / Blizzard

Tidak kalah menarik adalah sistem matchmaking dan leaderboard baru. Matchmaking-nya ini juga mencakup StarCraft orisinil, yang berarti pembeli StarCraft: Remastered masih bisa bermain bersama mereka yang enggan membayar ekstra untuk versi modernnya.

Bagi yang merindukan grafik pixelated StarCraft orisinil, mereka ternyata bisa berganti dari Remastered ke yang asli hanya dengan satu klik tombol. Terakhir, modernisasinya ditutup oleh fitur penyimpanan progress campaign berbasis cloud, dukungan hotkey dan replay.

StarCraft: Remastered akan tersedia untuk platform Windows maupun Mac dengan banderol $15 – sudah mencakup expansion pack Brood War. Bagi yang melakukan pre-order, mereka akan menerima bonus tiga skin eksklusif untuk beragam bangunan dalam game.

Sumber: Blizzard.

Titanfall Akan Hadir di Perangkat Mobile Sebagai Permainan Strategi

Rencana Respawn buat mengekspansi jagat Titanfall ke medium lain sudah lama terdengar, bahkan sebelum Titanfall 2 resmi diumumkan. Para mantan developer Call of Duty itu punya agenda untuk menggarap versi mobile serta mengangkat franchise ini menjadi acara televisi. Dan dengan gembira, developer kembali mengungkap realisasi dari salah satu gagasan tersebut.

Di awal bulan Mei 2017, Respawn Entertainment memperkenalkan Titanfall Assault, sebuah permainan real-time strategy yang mengambil latar belakang jagat fiksi ilmiah Titanfall. Proyek ini merupakan hasil dari kolaborasi antar sang pemilik franchise, publisher Nexon asal Korea Selatan, dan Particle City. Melalui pengumuman ini, Assault menjadi game kedua yang dikerjakan oleh tim Particle City, setelah sebelumnya sempat menggarap Titanfall: Frontline.

Titanfall Assault 4

Titanfall Assault merupakan upaya developer menciptakan spin-off sesudah penghentian pengembangan game card battle Frontline karena ‘masih belum merepresentasikan gameplay bertempo cepat khas Titanfall’. Beberapa elemen Frontline dan permainan Titanfall pertama turut diusung Assault, namun kini dituangkan dalam genre strategi untuk platform iOS dan Android.

Saat ini Respawn belum menjabarkan detail mengenai Titanfall Assault secara rinci, namun mereka telah menjabarkan konsep gameplay serta fitur-fiturnya:

“Uji kemampuan Anda dalam menyusun formasi Pilot dan Titan buat menjadi pasangan heroik. Kumpulkan lusinan kartu, di antaranya ada Burn Cards untuk mendukung Anda di medan tempur. Susun strategi buat mengalahkan pasukan lawan dalam pertempuran PvP, bersaing demi kejayaan, hadiah dan posisi tinggi di leaderboard.”

Titanfall Assault 1

Dari penjelasan di atas, kita dapat menerka bahwa elemen card battle diintegrasikan dalam genre RTS. ‘Kartu-kartu’ tersebut kemungkinan bisa dikoleksi dan akan memberikan keunggulan saat bermain melawan gamer lain.

Di arena tempur, Anda dapat memanfaatkan kombinasi dari Pilot serta Titan. Gameplay-nya disuguhkan secara real-time ala StarCraft, dan kabarnya pemain akan diajak mengunjungi lokasi-lokasi berbeda di Frontier dan dipersilakan meng-upgrade pasukan mereka.

Titanfall Assault 2

Berdasarkan sejumlah screenshot yang telah dipublikasikan, Titanfall Assault menghidangkan grafis yang tidak ‘seserius’ permainan utamanya. Visualnya terlihat lebih berwarna dengan proporsi ala mainan action figure. Itu artinya, Assault bisa dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarga.

Titanfall Assault 3

Untuk sekarang, Respawn Entertainment belum mengabarkan kapan Titanfall Assault akan dirilis. Jika penasaran, silakan daftarkan alamat email Anda buat memperoleh notifikasi seandainya ada update baru dari developer.

Sumber: Titanfall Assault.