[Review] Realme 7: Smartphone Helio G95 Pertama dan Gunakan NFC di Kelas Mainstream

Mungkin hampir setiap bulan di tahun 2020 ini, realme selalu mengeluarkan produk barunya. Kali ini, realme kembali mengeluarkan perangkat baru sebagai pengganti smartphone realme 6. Realme 7 hadir sebagai upgrade bagi realme 6 dan menyediakan fitur baru yang sudah dinanti oleh banyak orang.

realme 7 - Lucky 7

Realme 7 merupakan smartphone pertama yang menggunakan chipset terbaru dari Mediatek, yaitu Helio G95. Dan yang paling ditunggu adalah smartphone ini yang pertama dari realme yang menggunakan NFC untuk kelas mainstream. Selain itu, realme juga pertama kali menggunakan sensor 64 MP yang bukan ISOCELL pada smartphone ini. Jadi, ketiganya merupakan sebuah perubahan yang sangat ditunggu-tunggu.

Realme 7 yang saya dapatkan memiliki spesifikasi sebagai berikut

Realme 6 Realme 7
SoC Mediatek Helio G90T Mediatek Helio G95
CPU 2×2.05 GHz Cortex-A76 + 6×2.0 GHz Cortex-A55 2×2.05 GHz Cortex-A76 + 6×2.0 GHz Cortex-A55
GPU Mali-G76 MC4 800 MHz Mali-G76 MC4 900MHz
RAM 4 / 8 GB  8 GB
Internal 128 GB  128 GB
Layar IPS 6,5 inci 2400×1080 90Hz Gorilla Glass 3  IPS 6,5 inci 2400×1080 90Hz Gorilla Glass 3
Dimensi 162.1 x 74.8 x 8.9 mm 162.3 x 75.4 x 9.4 mm
Bobot 191 gram 196.5 gram
Baterai 4300 mAh 5000 mAh
Kamera utama / depan 16 MP atau 64 MP,  8 MP UltraWide, 2 MP Macro, 2 MP B/W / 16 MP 16 MP atau 64 MP,  8 MP UltraWide, 2 MP Makro, 2 MP B/W / 16 MP
OS Android 10 dengan Realme UI  Android 10 dengan Realme UI

Hasil dari CPU-Z, AIDA64, dan SensorBox adalah sebagai berikut

Seperti yang kita lihat di tabel, perbedaan antara SoC yang digunakan memang ada pada clock GPU yang berbeda 100 MHz. Namun, sepertinya nilai tersebut sudah cukup untuk mendongkrak kinerjanya lebih baik dari yang digunakan pada realme 6. Selain itu, penggunaan kamera dengan sensor Sony juga mengubah kinerja keseluruhan realme 7.

Unboxing

Inilah yang ditemukan didalam paket penjualan realme 7

realme 7 - Unboxing

Desain

Realme mendesain bagian belakangnya dengan nama AG Split yang terinspirasi dari kaca. Dan ternyata desain ini membuat saya cukup terkesima pada pandangan pertama. Anda harus melihat sendiri bagaimana desain ini terlihat indah. Namun sayang, plastik yang melapisinya membuat realme 7 cukup ramah terhadap minyak sidik jari.

realme 7 - Sisi Kanan

Pada bagian depan, desainnya masih sama dengan realme 6. Sebuah punch hole ada pada bagian kiri yang merupakan kamera depan dari smartphone ini. Sepertinya karena desain ini masih tergolong baru pada tahun 2020, membuat realme kembali menggunakannya pada smartphone terbaru mereka kali ini.

Layar tersebut memiliki resolusi 2400×1080 dengan jenis IPS. Akan tetapi, layar tersebut juga sudah mendukung refresh rate 90 Hz yang membuat animasinya terlihat lebih mulus. Dan sama seperti realme 6, smartphone ini masih menggunakan Corning Gorilla Glass 3 sebagai pelindungnya.

realme 7 - Sisi Kiri

Pada sisi sebelah kiri akan ditemukan tombol volume naik dan turun serta slot nano SIM dengan microSD. Pada sisi kanannya terdapat sebuah tombol power yang dijadikan satu dengan sensor sidik jari. Untuk bagian bawahnya, ditemukan port audio 3,5 mm, microphoneslot USB-C, dan speaker. Dan di bagian belakang akan ditemukan empat kamera dan sebuah LED flash yang tergabung pada satu kotak di bagian kiri atas.

Pada realme 7, ternyata sensitivitas dari sidik jari tersebut dibuat cukup tinggi. Saya tidak menemukan lag yang sama dengan sensor sidik jari realme 6. Begitu tersentuh, maka sidik jari jempol saya langsung terdeteksi dengan baik. Bahkan dari 20 kali percobaan, tidak satu pun sidik jari yang terpasang gagal mendeteksi jempol saya.

realme 7 - Bawah

Realme 7 juga datang dengan near field communication atau NFC. Saya selalu vokal menanyakan kapan seri realme untuk kalangan mainstream dipasangkan NFC. Dan akhirnya setelah lama menunggu, realme mewujudkannya pada realme 7. Sensornya mampu mendeteksi semua kartu uang elektronik yang saya miliki dengan cukup cepat.

Realme 7 juga sudah dilengkapi dengan teknologi suara yang bernama Real Sound Technology. Teknologi ini sebenarnya hasil kerjasama realme dengan Dirac Research AB. Suara yang dihasilkan juga cukup baik, namun saat mendengarkan file FLAC, ada beberapa aplikasi yang sepertinya tidak terpengaruh dengan equalizer bawaan ini sehingga suaranya sama saja.

realme 7 - NFC

Sama seperti semua perangkat realme yang diluncurkan tahun 2020, realme 7 juga menggunakan antar muka realme UI yang masih versi 1. Basis dari antar muka tersebut adalah sistem operasi Android 10. Realme UI juga menghadirkan app drawer yang terdiri dari kumpulan aplikasi yang terinstal didalam perangkat ini.

Jaringan LTE dan WiFi

Dengan menggunakan Helio G95, juga berarti bahwa perangkat ini mendukung jaringan 4G LTE. Pada realme 7, band yang didukung sama seperti realme 6 yaitu pada band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900), 38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Modem yang ada pada Helio G95 memiliki kelas LTE Cat 6 yang mendukung 2 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 300 Mbps.

Untuk urusan WiFi, realme 7 sudah mendukung 802.11ac. Teknologi tersebut saat ini sudah dikenal dengan nama WiFi 5. Dengan standar ini, mengartikan pula bahwa realme 7 sudah bisa menggunakan WiFi pada band 5 GHz yang lebih kencang.

Kamera: Akhirnya kembali ke Sony IMX

Mungkin para pengguna realme sudah cukup bosan dengan hasil kamera yang kurang lebih mirip pada kelas mainstream. Hal tersebut karena realme masih menggunakan ISOCELL GW1 pada banyak smartphone mereka, Namun perubahan pun datang pada realme 7, di mana akhirnya mereka kembali ke sensor Sony setelah realme 5 Pro dan realme X.

realme 7 - Kamera

Realme 7 menggunakan sensor Sony IMX 682 dengan resolusi 64 MP dan memiliki teknologi quad bayer. Hal tersebut berarti setelah melakukan pixel binning, resolusi terbaiknya ada pada 16 MP. Dan hal tersebut pun dibuktikan dengan hasil kamera dari realme 7.

Saya cukup terpukau dengan hasil foto pertama yang dihasilkan. Saat dalam kondisi cahaya yang terang, kameranya mampu menangkap gambar dengan detail yang baik. Saya pun tidak melihat noise yang berlebih dari hasilnya. Namun, warnanya akan terlihat over saturated pada saat Chroma Boost dinyalakan.

Berikut adalah contoh dari kamera utamanya

Kamera ultrawide yang dimiliki juga menghasilkan gambar dengan warna yang cukup bagus. Detail yang ditangkap juga cukup tajam pada bagian yang terkena cahaya. Namun, pada bagian gelap akan cukup banyak ditemukan noise. Entah apakah kamera B/W ikut difungsikan saat mengambil gambar wide atau tidak.

Berikutnya adalah kamera makro yang masih memiliki resolusi 2 MP. Terus terang, saya lebih menyukai kamera utama dan melakukan cropping karena hasilnya lebih tajam dan detail dibandingkan dengan makronya. Kamera makronya akan mengambil gambar yang kurang detail walaupun jaraknya sudah 4 cm. Contohnya seperti berikut ini

Terakhir adalah kamera selfie. Dengan resolusi 16 MP, hasil yang diperoleh ternyata cukup bagus untuk mengambil gambar diri. Hasilnya bisa diandalkan pada saat pencahayaannya cukup.

Pengujian: G95 mantap, tapi hangat

Mediatek Helio G95 merupakan versi dengan clock GPU lebih tinggi dari G90T. Keduanya hanya terpaut 100 MHz saja pada Mali-G76 MC4. Tentunya kinerjanya akan lebih baik walau hanya memiliki perbedaan clock yang cukup kecil tersebut.

Helio G95 menggunakan dua inti Cortex A76 serta enam inti Cortex A55 dan memiliki clock yang sama dengan G90T. Jadi pada sisi prosesor, kinerjanya kurang lebih akan sama dengan sang pendahulunya tersebut.

Saat bermain game, memang cukup terasa adanya peningkatan kenyamanan dalam bermain. Akan tetapi, saya cukup merasakan panas yang muncul pada bagian belakangnya. Padahal, sistem pendingin Carbon Fiber sudah terpasang didalamnya. Mungkin hal tersebut adalah penyebaran dan pelepasan panas dari satu titik yang disebabkan oleh GPU Mali yang ada.

Untuk membandingkan kinerjanya, saya kembali menghadirkan realme 6, 6 Pro, dan C3. Ketiga pendahulunya ini terbilang merupakan smartphone kencang dan terjangkau. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut

Pada hasil tersebut, pengguna sudah tidak perlu khawatir lagi dalam menggunakannya saat bekerja. Menggunakan Trello, Slack, WPS, serta aplikasi lain untuk bekerja terasa cukup mulus. Saya tidak menemukan masalah apa pun saat menggunakannya sebagai perangkat sehari-hari.

Saya juga menggunakan perangkat ini untuk melakukan rendering video. Kebetulan, tugas sekolah anak saya membutuhkan perekaman video yang harus diedit. Hasilnya, waktu render yang dibutuhkan kurang lebih sama dengan yang saya lakukan pada realme 6. Tidak butuh waktu menunggu yang lama untuk membuat sebuah video pendek.

Uji baterai dengan MP4

Pengujian daya tahan baterai memang membutuhkan waktu yang lama. Apalagi, realme 7 memiliki baterai dengan kapasitas 5000 mAh. Untungnya, perangkat ini menggunakan resolusi tinggi serta prosesor yang lebih boros daya sehingga sedikit menyingkat waktu pengujian.

Dengan menggunakan video MP4 dengan resolusi 1080p yang diputar secara terus menerus, realme 7 mencatat waktu sekitar 15 jam 29 menit. Saat sudah mati, saya mengisi ulang dengan charger bawaan yang mendukung DART Charge 30 watt. Hasilnya, perangkat ini dapat terisi ulang dalam waktu sekitar 67 menit saja.

Verdict

Dengan hadirnya realme 7 di pasar Indonesia, tentu saja membuat pertarungan di kelas mainstream menjadi lebih ramai. Realme datang menantang para pesaingnya dengan fitur yang lebih lengkap, yaitu hadirnya NFC pada kelas mainstream. Selain itu, kinerja yang diberikan juga tidak bisa dianggap remeh.

realme 7 - The Phone

Dengan menggunakan Mediatek Helio G95, membuat kinerjanya semakin tinggi, terutama untuk bermain game. Untuk bekerja dan melakukan rendering secara mobile, perangkat ini juga bisa diandalkan. Tidak ada masalah yang ditemukan dalam hal kinerja dari realme 7.

Kamera juga menjadi salah satu perbaikan dari realme 7. Menggunakan Sony IMX 682 membuat smartphone ini memiliki hasil gambar yang bahkan lebih baik dari versi flagship-nya. Namun, realme masih memiliki PR pada bagian night mode-nya yang seharusnya bisa ditingkatkan lagi hasilnya.

Realme 7 yang saya dapatkan memiliki konfigurasi 8/128 GB. Perangkat ini bakal dijual pada harga Rp. 3.999.000. Harga ini tentu saja lebih tinggi dari realme 6 pada saat peluncurannya. Namun dengan kinerja dan fitur yang lebih baik, sepertinya harga tersebut cukup pas dalam bersaing pada pasar mainstream.

Sparks

  • Kinerja tinggi dengan Helio G95
  • Respon sidik jari sangat baik
  • Desain premium
  • Daya tahan baterai yang cukup panjang
  • Layar dengan 90 Hz
  • Hasil kamera yang lebih baik dari pendahulunya
  • Isi ulang baterai yang cepat

Slacks

  • Sedikit panas saat bermain game
  • Body masih menggunakan plastik
  • Hasil kamera malam kurang bagus

Realme Memperkenalkan Tiga Smartphone 5G dengan Chipset MediaTek Dimensity Series

Realme telah mengumumkan tiga smartphone 5G yang ditenagai oleh chipset MediaTek Dimensity series. Meliputi Realme 7 yang juga merupakan smartphone 5G pertama dengan SoC Dimensity 800U, Realme 7 Pro dengan Dimensity 1000+, dan Realme V3 dengan Dimensity 720.  Seperti apa spesifikasinya?

Realme X7

Chipset anyar Dimensity 800U yang menenagai Realme X7 dibangun pada proses fabrikasi 7nm dengan CPU octa-core. Dua diataranya menggunakan Cortex-A76 dengan clock speed 2,4 GHz, ditemani GPU Mali-G57, serta didukung RAM 8GB LPDDR4X dan penyimpanan internal 128GB.

Sekarang bahas bagian depan, didapati panel AMOLED 6,4 inci beresolusi Full HD+ dengan touch sampling rate 180 Hz. Juga ada lubang kamera depan 32MP f/2.5 menempel di pojok kiri atas.

Sementara, pada bagian punggungnya ditemukan setup quad-camera dengan kamera utama 64MP f/1.8. Ditemani kamera 8MP f/2.3 dengan lensa ultra wide, 2MP dengan lensa B/W, dan 2MP dengan lensa macro.

Tidak ada area sensor sidik jari di belakang maupun samping, tapi tertanam di bawah layar. Semua aktivitas ber-smartphone mengandalkan baterai 4.300 mAh dengan SuperDart Flash Charge 65W.

Realme X7 tersedia dalam pilihan warna biru, putih, dan warna gradien dengan slogan ‘Dare to Leap‘ di bagian belakang. Harga Realme X7 dibanderol dengan harga 1,799 Yuan atau sekitar Rp3,8 jutaan dan flash sale pertama dijadwalkan pada 7 September di Tiongkok.

Realme X7 Pro

Realme X7 Pro

Daya tarik utama Realme X7 Pro terletak pada penggunaan panel AMOLED 6,55 inci Full HD+ dengan refresh rate 120 Hz dan touch sampling rate 240 Hz yang memastikannya optimal untuk bermain game. Sama seperti Realme X7, di pokok kiri atas terdapat lubang kamera depan 32MP f/2.5.

Demikian juga dengan konfigurasi kamera belakangnya, masih sama yaitu quad camera 64MP + 8MP + 2MP + 2MP. Pembedanya, dalaman Realme X7 Pro mengandalkan chipset teratas MediaTek saat ini yaitu Dimensity 1000+.

Biar tetap adem, Realme membekali sistem pendingin vapor chamber yang dapat menurunkan suhu hingga 10 derajat Celcius. Kekuatan baterainya 4.500 mAh dengan SuperDart Flash Charge 65W.

Realme X7 Pro hadir dalam warna dark blue, pearl white, dan gradien dengan slogan Dare to Leap. Serta tersedia dalam tiga varian, untuk konfigurasi memori 6/128GB dibanderol 2,199 Yuan atau sekitar Rp4,7 jutaan. Lalu, untuk konfigurasi 8/128GB 2,399 Yuan atau Rp5,1 jutaan dan 3,199 Yuan atau Rp6,9 juta untuk 8/256GB.

Realme V3 5G

Realme V3 5G merupakan smartphone 5G paling terjangkau dari Realme dan ditenagai oleh chipset MediaTek Dimensity 720 dan baterai 5.000 mAh menjadi fitur andalannya. Karena murah, layar 6,5 incinya hanya ditopang resolusi HD+ dengan notch untuk kamera depan 8MP.

Sensor sidik jari ada di bagian belakang, bersama tiga unit kamera dan LED flash yang dibingkai persegi. Kamera utamanya 13MP f/2.2, bersama dua kamera 2MP f/2.4 untuk bidikan closeup dan foto bokeh.

Realme V3 5G tersedia dalam warna biru dan putih. Harganya mulai dari 1,399 Yuan atau sekitar Rp3 juta untuk model 6/64GB dan 1,599 Yuan atau sekitar Rp3,4 jutaan untuk versi 8/128GB.

Sumber: GSMArena

Gelar FanFest, realme Luncurkan Smartphone dan Produk AIoT

Realme kembali menggelar realme FanFest, sebuah acara yang memberikan segala penawaran untuk para realme Fans. Pada acara kali ini, realme pun memperkenalkan beberapa perangkat yang bisa dimiliki oleh para fans-nya hingga akhir bulan Agustus 2020. Apa saja yang diperkenalkan oleh realme kali ini?

fanfest launch 11

Yang pertama adalah sebuah smartphone terbaru yang memiliki nama realme X50 Pro 5G. Perangkat yang satu ini adalah yang pertama dari realme yang menggunakan SoC Snapdragon 865 terbaru yang sudah mendukung konektivitas 5G. Perangkat ini sudah menggunakan RAM besar 12 GB serta internal 256 GB. Dengan baterai 4200 mAh, realme X50 Pro mendukung pengisian cepat dengan nama SuperDart Flash Charge 65 watt yang bisa mengisi baterai sampai penuh hanya dalam waktu 35 menit.

Kamera utama yang digunakan pada perangkat ini masih sama dengan generasi sebelumnya, yaitu ISOCELL GW1 dengan resolusi 64 MP. Yang membedakan adalah kamera utama di bagian depannya yang menggunakan sensor Sony IMX 616 32 MP. Untuk layarnya, realme X50 Pro 5G mendukung refresh rate 90Hz dengan sampling rate 180Hz yang mendukung HDR10+, color gamut DCI-P3 100% dan memiliki kecerahan maksimum 1000nits dan rasio kontras maksimal 2000000:1.

realme X50 Pro 01f

Perangkat kedua yang diperkenalkan adalah realme Smart TV yang hadir dengan dua ukuran, yakni 43 inci dan 32 inci dengan resolusi 1366*768 untuk 32″ (80cm) dan 1920*1080 untuk 43″ (108cm). Untuk yang berdimensi 43 inci, Anda bisa langsung membaca reviewnya pada tautan ini.

Peluncuran TV yang satu ini memang sejalan dengan strategi AIoT dari realme yaitu 1+4+N yang merupakan sebuah ekosistem yang nantinya akan bisa berhubungan antara satu perangkat realme dengan perangkat realme lainnya. 1 core sebagai smartphone yang menjadi inti dari produk realme, sekaligus menjadi pusat utama ekosistem realme AIoT. Basis kedua adalah 4 Smart Hub dengan ide untuk menciptakan pengalaman yang komprehensif dari realme AIoT yang dibagi menjadi 4 sub-kategori – Smart TV, Smart Earphone, Smart Watch dan Smart Speaker. Sementara ‘N’ adalah berbagai macam aksesoris pendukung teknologi.

realme Smart TV 01

Produk AIoT lainnya yang diluncurkan realme kali ini memang cukup mengejutkan. Realme saat ini memperkenalkan realme Adventurer Backpack yaitu sebuah tas ransel yang memiliki dimensi cukup besar. Ransel ini hadir dengan IPX4 water resistance, kapasitas 32L, anti-theft, dan desain klasik.

Untuk yang gemar traveling, realme juga memiliki sebuah solusi. Realme memperkenalkan Adventurer Luggage yang memiliki desain FlexiCube, kapasitas 36L, TSA certified lock, dan roda yang dapat diputar 360°.

realme Adventurer Backpack 03

Terakhir, realme memperkenalkan sebuah earphone baru. Realme Buds Classic adalah namanya. Earphone ini memiliki driver bass 14,2mm, mikrofon HD, control button, dan cable organizer.

Hal yang cukup mengejutkan adalah harga dari realme X50 Pro yang mencapai Rp. 11.999.000. Untuk realme Smart TV dijual dengan harga Rp 2.099.000 untuk 32″ dan Rp 3.299.000 untuk 43″. Realme Adventurer Backpack ada pada harga Rp. 399.000 dan Luggage pada Rp. 899.000. Terakhir, realme Buds Classic dijual pada harga Rp. 119.000.

Apakah Jaringan 5G dikunci?

Realme kali ini memasarkan sebuah smartphone yang sudah diperkenalkan kepada para wartawan pada bulan Maret 2020 yang lalu. Tampil memukau, realme X50 Pro menggunakan semua spesifikasi tertinggi yang ada pada sebuah perangkat Android pada saat ini. Namun, kata 5G pada namanya menimbulkan pertanyaan, apakah dikunci atau tidak?

realme Buds Classic 01

Krisva Angnieszca selaku Manajer Public Relation realme Indonesia pun langsung menjawab pertanyaan yang saya ajukan itu dengan mantap, “Tidak”. Alasannya adalah 5G masih di lock karena di Indonesia frekuensinya belum ada. Melalui realme X50 Pro, realme ingin menyampaikan bahwa mereka siap menyambut era 5G di Indonesia.

Hal ini tentu saja membuat perangkat ini juga tidak bisa dipakai jaringan 5G-nya pada negara yang sudah menggelar jaringan tersebut. Mereka pun akan membuka jaringan 5G tersebut melalui OTA saat Indonesia sudah menggelarnya.

Ransel dan Koper masuk kategori AIoT?

Realme kali ini juga memperkenalkan realme Adventurer Backpack dan Adventurer Luggage dalam kategori AIoT. Namun, AIoT sendiri adalah AI dan Internet of Things. Apa yang membuat mereka masuk dalam kategori tersebut?

realme Adventurer Luggage (1)

Krisva pun menjawab, “Jika melihat strategi realme yang telah kami umumkan sebelumnya yakni, 1+4+N. Kami mengeluarkan koper dan backpack dari kategori N, untuk memberikan produk yang dapat mencakup lifestyle teknologi sehingga memberikan pengalaman lifestyle baru di ekosistem.”

Kedua produk yang masuk dalam kategori N ini tidak memiliki garansi. Namun jika ada kerusakan, realme menyarankan untuk langsung membawa ke pusat servis mereka. Hal ini berarti jika roda dari koper yang ada rusak di perjalanan, realme masih memiliki gantinya.

[Review] Realme Smart TV 43″: Kinerja Mumpuni dengan Fitur Lengkap dan Harga Terjangkau

Setelah meluncurkan begitu banyak produk smartphone dan beberapa perangkat IoT lainnya, realme mulai merambah ke pasar TV. DailySocial pun kedatangan sebuah TV berukuran 43 inci dari realme. Realme Smart TV adalah nama dari perangkat dengan sistem operasi Android yang berslogan “Real Picture Real Sound” tersebut.

TV berukuran 43 inci ini memiliki resolusi 1920 x 1080. Realme Smart TV juga sudah mendukung HDR10 yang saat ini sepertinya merupakan keharusan pada setiap TV di tahun 2020. TV pintar ini juga sudah disematkan Dolby Audio MS12B dengan speaker 24 Watt sehingga suaranya cukup menggelegar. Tidak heran kalau realme memposisikan TV ini sebagai “Best Audio & Visual Smart TV in the price segment” atau TV pintar dengan tampilan dan suara terbaik pada segmen harganya.

Realme Smart TV - TV

Penjualan TV pintar ini juga sebagai strategi 1+4+N yang dimiliki oleh realme. Strategi ini akan membuat realme untuk menjual Smart TV, Smart Earphone, Smart Watch dan Smart Speaker. Dan karena ini merupakan TV pertama yang mereka jual, realme pun menargetkan para konsumen yang menginginkan sebuah TV pintar untuk pertama kalinya.

Menggunakan sistem operasi Android, tentu saja mengharuskan TV ini untuk memakai sebuah SoC. Berikut adalah spesifikasi dari realme Smart TV yang saya dapatkan. Oh ya, realme Smart TV juga hadir dalam dimensi 32 inci.

SoC MediaTek MStar T16
CPU 4 x Cortex A53 1,1 GHz
GPU Mali 470 MP
RAM 1 GB
Internal 8 GB
Layar 43 inci VA 1920×1080
Speaker 24 watt (2 speaker, 1 tweeter, 1 full range speaker)
Dimensi 967.5 × 604 × 233 mm
Bobot 6,8 kg
OS Android 9 dengan AI Pont

Hasil dari CPU-Z nya adalah sebagai berikut:

Ada beberapa hal yang unik pada TV pintar dari realme ini. Hal pertama adalah AI Pont yang terdapat pada menu aplikasinya yang sangat dikenal pada TV buatan Changhong. Selain itu, CPU-Z serta AIDA 64 juga mendeteksi bahwa TV dengan nama Ikebukuro ini diproduksi oleh Changhong. Terakhir, stiker yang ada di belakang TV pintar ini juga menandakan bahwa PT. Changhong Electric Indonesia yang memproduksinya.

SoC yang digunakan juga kurang terdengar, namun banyak digunakan pada produk TV pintar. SoC T16 MSD6683 merupakan buatan anak perusahaan MediaTek bernama Mstar Semiconductor yang diakuisisi pada tahun 2012 silam. Sayangnya, tidak banyak informasi yang bisa didapat mengenai SoC yang satu ini.

Desain

Sepertinya TV dengan bingkai yang tipis sudah menjadi tren saat ini. Hal tersebut pula yang dimiliki oleh realme Smart TV. Tentunya hal tersebut membuat TV pintar ini lebih indah untuk dipakai menonton video. Selain itu, tipisnya bingkai yang hanya 8,7 mm tersebut juga membuat layar yang ada muat dalam dimensi yang lebih ringkas.

Realme Smart TV - Tombol Fisik

TV pintar ini hanya memiliki satu buah tombol power saja pada bagian tengah bawah. Blok tombol ini juga berfungsi sebagai alat penerima infra merah yang dipancarkan dari remote-nya. Setelah TV dinyalakan, nantinya pengguna akan diarahkan untuk menggunakan koneksi Bluetooth pada remote tersebut. Jadi, remote ini memiliki dua konektivitas.

Berbicara mengenai desain remote-nya memang membuat nyaman dalam memakainya. Hal tersebut dikarenakan hadirnya tombol menu serta channel TV yang memudahkan pengguna dalam melakukan setting. Selain kedua tombol tadi, ada tombol daya, Google Assistant, direksional, OK, mutebackhome untuk menampilkan launcher Android TV, Netflix, Amazon Prime, Youtube, dan volume naik turun. Remote ini juga berfungsi sebagai microphone untuk melakukan perintah suara melalui Google Assistant.

Realme Smart TV - Extension 2

Dengan resolusi 1080p, TV ini ternyata sudah mendukung standar HDR10 bit. Untuk suaranya, realme menggunakan solusi Dolby Audio MS12B. Untuk mendukung suara tersebut, realme menyediakan dua buah speaker pada TV ini berukuran 183.3×46.8×45.2 mm. Setiap pasangnya terdiri dari satu speaker full-range dan satu tweeter.

TV ini juga memiliki port untuk video, audio, serta kelengkapan lainnya di bagian belakangnya. Semua port tersebut dibagi menjadi dua tempat. Untuk tempat pertama, TV ini menyediakan sebuah port HDMI, antenna, Digital Output, AV to RCA, USB 2.0, dan Audio 3,5mm. Selanjutnya pada kotak kedua, tersedia port LAN, dua port HDMI, dan USB 2.0.

Realme Smart TV - Extension 1

TV ini menggunakan launcher standar bawaan Android TV dengan basis Android 9 Pie. Namun, pada daftar aplikasinya terdapat AI Pont yang merupakan sebuah application drawer untuk semua yang terinstal pada TV ini. Tidak seperti beberapa Android TV, semua APK yang dipasang melalui sideloading akan muncul pada AI Pont. Tidak ketinggalan, hadir pula Google Play pada TV ini.

Pengalaman Menggunakan realme Smart TV

Seperti biasa, sebuah Android TV memerlukan waktu untuk melakukan boot saat dinyalakan. Realme Smart TV dapat langsung dinyalakan melalui remote-nya dengan menggunakan koneksi infra merah. Pengguna juga bisa langsung menyalakannya melalui tombol yang ada pada bagian bawah TV tersebut.

Saat pertama kali dinyalakan, saya sangat menyarankan untuk menunggu beberapa saat. Hal ini karena realme Smart TV melakukan proses initialization terlebih dahulu seperti membuat icon dan melakukan indexing. Saya pun bisa melihat prosesnya dari awal, di mana semua icon akan muncul satu per satu. Jangan melakukan apa pun pada saat proses ini karena akan membuat lebih lambat.

Realme Smart TV - Remote

Setelah menunggu beberapa saat, TV ini pun memunculkan sebuah pop-upPop-up tersebut merupakan sebuah panduan untuk melakukan setting remote-nya untuk dapat terhubung dengan bluetooth. Jadi saat TV menyala, koneksi yang digunakan adalah bluetooth. Sedangkan infra merah akan digunakan untuk menyalakan TV saat sedang dalam keadaan mati.

Pada TV ini, sudah terpasang aplikasi hiburan seperti Netflix, Prime, dan yang pasti, Youtube. Untuk dapat menonton siaran TV tanpa antenna, pengguna harus melakukan pemasangan aplikasi seperti Vidio, yang nantinya secara otomatis akan membuat icon channel untuk beberapa stasiun TV. Pengguna pun juga bisa melakukan instalasi untuk aplikasi hiburan lainnya melalui Google Play Store.

Realme Smart TV - AI Pont

Aplikasi yang ada pada Google Play Store sudah disesuaikan dengan spesifikasi dari TV ini. Saya melihat begitu banyak game yang bisa dipasang pada realme Smart TV. Selain itu, aplikasi-aplikasi yang ada juga dengan mudah dicari karena sudah dikategorikan satu per satu.

Yang sangat menarik dari realme Smart TV adalah hadirnya Pango Browser. Hal tersebut membuat para pemilik TV ini bisa melakukan penjelajahan internet seperti sebuah perangkat Android. Namun, jangan berharap bisa melakukan download karena hal tersebut sudah dikunci dari sistem Android-nya. Pango Browser sendiri berbasiskan Chromium dengan, sayangnya,  versi 58.

Realme Smart TV - Pango Browser

Browser yang satu ini membuat saya tidak lagi harus memasang aplikasi Puffin yang juga gratis tersedia di Play Store. Saya menggunakan bluetooth keyboard untuk mencoba menjelajah internet dengan Pango. Hasilnya memang cukup nyaman dalam mencari informasi. Remote yang ada sendiri memiliki fungsi sebagai mouse-nya.

Satu hal yang cukup membantu adalah hadirnya AI Pont pada realme Smart TV. Pada kebanyakan TV Android, jika aplikasi yang dipasang tidak kompatibel maka Anda harus mengaksesnya melalui daftar aplikasi yang ada pada setting. AI Pont pun membantu para penggunanya dengan membuatkan icon shortcut sehingga pengguna tidak perlu membuka setting terlebih dahulu. Anda juga tidak perlu lagi memasang launcher pihak ketiga untuk fungsi yang sama dengan AI Pont.

Hal pertama yang saya coba adalah menonton dengan menggunakan Netflix. Saya pun mencoba untuk menggunakan film dengan aksi yang cepat. Sayangnya, yang terjadi adalah ghosting yang sangat terlihat dalam setiap adegannya. Selain itu dalam menjalankan video, Netflix juga sepertinya melakukan loading dengan resolusi yang rendah dulu dan lama kelamaan baru memainkan resolusi tertinggi.

Saya pun menuju setting untuk gambar pada TV ini. Hal yang cukup menyenangkan adalah lengkapnya seting yang ada pada TV ini. Anda bisa mengubah brightness, contrast, gamma, dan lain sebagainya dengan cukup mudah. Dan saya menemukan dua hal yang cukup menarik pada TV ini, yaitu Game mode dan PC mode.

Realme Smart TV - Menu Sound

Dengan menyalakan game mode membuat response time pada TV ini lebih baik. Saya sangat menyarankan Anda untuk menyalakan mode ini setiap saat sehingga terhindar dari ghosting yang lebih parah. Anda juga dapat memainkan beberapa seting lain seperti DNR untuk mengurangi noise, DI Film untuk upscale frame sebuah film, dan Adaptive Luma Control untuk secara otomatis menyesuaikan kontras dan kecerahan dari TV ini.

Lalu apa itu PC Mode? Hal ini pun saya ketahui pada saat realme Smart TV dipasang untuk menjadi monitor Mini PC melalui kabel HDMI. Saat terpasang, skala layar yang ditampilkan Windows seperti lebih lebar dibandingkan dimensi TV ini. Hal tersebut seperti logo Windows yang terpotong pada sisi kiri bawah. PC Mode membuat tampilan terskala dengan baik sehingga pas dengan dimensi layarnya.

Ada hal aneh yang saya rasakan pada saat mendengarkan lagu via Spotify. Pada saat mendengarkan melalui Spotify yang terpasang pada realme Smart TV, saya mendengar suaranya pecah pada volume yang tinggi. Hampir semua lagu dan musik yang terdengar via Spotify suaranya pecah.

Akan tetapi, pada saat saya mendengarkan musik melalui Spotify yang ada pada Mini PC yang terhubung melalui HDMI, tidak ada masalah pada suaranya. Suara dapat terdengar dengan “bulat” dan tidak pecah. Namun bagi para penggemar bass, Anda harus membeli sebuah speaker terpisah karena terdengar cukup kecil pada speaker bawaannya.

Saat menonton video dan mendengarkan musik melalui HDMI, tentu saja kita harus berpindah mode dari Android ke kanal yang tersedia untuk sambungan luar. Satu lagi hal yang menyenangkan adalah kita hanya perlu menekan tombol channel saja pada remote yang ada. Jadi kita tidak perlu dengan susah payah melihat kursor yang ada dan memilih lambang channel di bagian atas.

Mengganti setting saat ada pada mode HDMI juga sangat mudah. Tombol menu yang ada pada remote akan membuka shortcut untuk profile layar dan suara. Anda juga bisa langsung masuk ke setting Android TV dengan menekan tombol yang satu ini.

Selain dari kabel HDMI, TV ini juga sudah memiliki Chromecast. Hal ini dapat membuat sebuah smartphone atau tablet untuk menggandakan tampilannya pada realme Smart TV melalui koneksi WiFi. Sayang memang, realme Smart TV tidak mendukung penggunaan WiFi 5 GHz, sehingga penerimaan tampilan dan suara rentan lag dan terputus.

Bermain game yang tersedia pada Google Play Store juga masih dalam batas yang wajar. Saya menggunakan game Asphalt yang ternyata tidak lag saat dimainkan. Jangan lupa menggunakan Game mode saat bermain agar terhindar dari gambar berbayang yang cukup parah terlihat. Ternyata 4x Cortex A53 berkecepatan 1,1 GHz serta Mali 470 masih mampu memainkan game tersebut.

Dengan RAM hanya 1 GB, jangan berharap bahwa TV ini bisa menjalankan beberapa aplikasi secara bersamaan dengan lancar. Tutuplah aplikasi yang baru dijalankan jika ingin menggunakan aplikasi yang lainnya. Dengan begitu, RAM 1 GB juga akan cukup dalam mengoperasikan TV ini.

Masalah lain yang timbul adalah internal 8 GB yang hanya tersisakan sekitar 4 GB. Tentu saja untuk melakukan pemasangan aplikasi game yang lebih dari satu, membutuhkan ruang yang lebih lebar. Saya sangat menyarankan Anda untuk membeli sebuah USB-3.0 flash disk berkapasitas minimal 8 GB agar dapat berjalan dengan optimal. Jangan menggunakan flash disk USB 2.0 karena kecepatannya belum tentu akan sampai pada kinerja tertingginya, 33 MB/s.

Lalu bagaimana dengan kinerjanya? Saya pun sudah melakukan dua benchmark pada TV ini. Sayang memang, Antutu tidak bisa digunakan pada TV yang satu ini karena realme Smart TV tidak bisa melakukan render aplikasi yang ada pada orientasi portrait dan hanya landscape. Berikut adalah hasil benchmark-nya

Kinerja tersebut sudah cukup untuk mengoperasikan sistem operasi Android TV dengan cukup lancar. Namun, untuk bermain game, hasil seperti ini hanya akan menghadirkan kinerja yang seadanya. Untuk bermain game yang lebih baik, gunakan konsol seperti PS4 atau komputer desktop.

Verdict

Langkah awal realme untuk masuk ke pasar Smart TV memang sudah benar. Dengan menggandeng pemain lama seperti Changhong, membuat produk Smart TV pertama mereka hadir tanpa mengecewakan. Hal tersebut terlihat dari beberapa feature yang ditawarkan sehingga nyaman saat digunakan.

Seperti kebanyakan Android TV yang ada di pasaran, realme Smart TV memiliki fungsi yang cukup baik. Layar dengan resolusi full HD ini lengkap dengan HDR10. Suara yang ada juga memiliki sertifikasi Dolby Audio yang membuatnya lebih baik dari kebanyakan TV dengan harga yang sama. Selain itu, TV ini mampu ditambahkan aplikasi dari Google Play Store.

Kinerja yang ditawarkan oleh TV ini memang terlihat seperti seadanya. Jika dibandingkan, akan sama dengan perangkat Android sekitar 5-6 tahun yang lalu. Kinerja tersebut tentu sudah lebih dari cukup dalam menjalankan konten hingga resolusi full HD. Hasil pengujian saya menunjukkan kinerjanya bisa diandalkan saat menonton dan bermain game.

Sayang memang, seperti kebiasaan dari realme saya harus menunda pemberian harganya. Informasi yang saya dapatkan adalah bahwa versi 32″ akan dijual pada harga dua jutaan dan 43″ yang saya uji akan ada pada harga tiga jutaan. Harga yang cukup bersaing ini membuat banyak pilihan untuk konsumen dalam membeli sebuah Smart TV.

Sparks

  • Kinerja mumpuni tanpa lag dalam memainkan video
  • HDR 10 untuk memainkan video HDR pada Netflix
  • Setting tampilan dan suara yang cukup lengkap
  • Mendukung pemasangan flash disk sebagai perluasan penyimpanan internal
  • Tombol remote yang cukup lengkap
  • AI Pont yang memudahkan pengguna saat instalasi di luar Google Play

Slacks

  • Ghosting
  • Suara pecah pada kondisi tertentu
  • Tidak mendukung WiFi 5 GHz

Realme C12 Diluncurkan dengan Baterai 6000 mAh dan (Masih) Helio G35

Tampaknya tidak perlu menunggu lama lagi untuk realme dalam mengeluarkan produk barunya. Produk yang kali ini diluncurkan adalah perangkat yang dipasarkan untuk kelas entry level. Produk tersebut adalah smartphone realme C12.

Realme C12 kembali hadir dengan baterai besar, yaitu 6000 mAh.  Realme C12 juga menghadirkan layar besar 6,5 inci dan tiga kamera. Pangsa pasar yang mereka tuju adalah sebagai smartphone sempurna bagi anak muda yang gemar berkreasi dan mengeksplor diri.

realme C12 adalah kejutan besar pertama yang kami siapkan bagi penggemar di Indonesia bersamaan dengan rangkaian acara realme Fan Fest kedua kami. Anak muda di Indonesia mengutamakan baterai besar seperti 6000mAh untuk bisa menemani aktivitas sehari-hari mereka tanpa perlu sering mencari colokan untuk mengisi daya smartphone. Kami meluncurkan realme C12 untuk memberikan mereka pilihan baru smartphone 6000mAh di segmen harga entry-level. Selain baterai 6000mAh, realme C12 juga hadir dengan trendsetting design dan triple camera dengan kemasan box yang trendi dan di desain khusus untuk penggemar realme di Indonesia,” ujar Palson Yi – Marketing Director realme Indonesia.

Realme menjanjikan bahwa perangkat ini mampu bertahan secara stand by hingga 57 hari. Selain itu, perangkat ini juga membawa tiga buah kamera yang terdiri dari kamera utama, makro, dan hitam putih. Realme C12 juga menggunakan layar mini drop dengan dimensi 6.5 inci dan rasio layar 88,7 %.

Jika diperhatikan, realme C12 merupakan saudara kembar dari C15. Jika kita lihat dari bagian depan dan belakangnya, keduanya hampir tidak bisa dibedakan. Hal itu berlaku juga untuk desain back case dari kedua smartphone tersebut yang memiliki motif sama.

Palson Yi - Marketing Director realme Indonesia (kiri) & Krisva Angnieszca - PR Manager realme Indonesia (kanan) Umumkan realme C12

System on Chip yang digunakan juga ternyata sama. C12 masih menggunakan Mediatek Helio G35 yang menggunakan delapan inti prosesor Cortex A53. Hal ini membuat kinerja keduanya akan cukup mirip. Namun, realme C12 hanya dijual dengan konfigurasi RAM 3 GB dan internal 64 GB saja.

Realme C12 sudah langsung tersedia di pasar Indonesia dari tanggal 16 Agustus 2020. Harga yang dipatok untuk perangkat yang satu ini adalah Rp. 1.899.000.

Kembar dengan realme C15?

Seperti yang sudah saya singgung di atas, perangkat yang satu ini memang mirip dengan C15. Hal ini juga nantinya bisa membuat konsumen bingung untuk memilih antara C12 dan C15. Apa tanggapan realme Indonesia mengenai hal ini?

Krisva Angnieszca selaku manajer Public Relation realme Indonesia mengatakan bahwa fans realme memang menginginkan banyak opsi. Realme menghadirkan C12 memang untuk menjadikan opsi pada batera 6000 mAh di entry level. Krisva juga mengaku bahwa keduanya mirip dan tidak berbeda jauh. Oleh karena itu, C12 hadir untuk melengkapi opsi tersebut, namun mengisi harga di antara C11 dan C15.

Palson Yi juga mengatakan bahwa mereka meluncurkan C12 karena menggelar Realme FanFest 2020. Ketiga produk yang ada pada kelas entry level itu tidak akan melawan satu sama lainnya di pasar karena diluncurkan untuk kebutuhan yang beragam. Peluncuran C12 ini juga membuat realme C3 sudah discontinue.

Realme C15 dan C12 memiliki perbedaan pada sisi konfigurasi kamera, di mana C12 tidak memiliki kamera retro. Selain itu, C12 juga tidak dilengkapi dengan charger 18 watt dan hanya 10 watt saja. Terakhir, C12 hanya memiliki internal 64 GB saja serta RAM 3 GB.

 

[Review] Realme C15: Baterai 6000 mAh, Empat Kamera, dan Helio G35

Chipset Meditek Helio G35 mungkin merupakan salah satu chipset yang saat ini disukai oleh realme. Hal tersebut dibuktikan dengan mengeluarkan tiga lini yang menggunakan cip tersebut, yaitu realme C11, realme C15, dan realme C12 yang baru saja diluncurkan. Tentu saja, dengan menggunakan cip Mediatek Helio G35, membuat harganya menjadi lebih terjangkau.

Saat ini, realme C15 sudah datang ke meja pengujian tim DailySocial. Saat melihatnya, saya langsung berpikir ini adalah versi lengkap dengan empat kamera dan sensor sidik jari dari realme C11. Ternyata, tidak hanya itu saja! Realme C15 ternyata memiliki tingkat responsivitas yang lebih baik dari C11. Hal tersebut terasa semenjak pertama kali saya menggunakannya.

Realme C15 - The Phone

Tidak seperti C11 yang saya dapatkan, perangkat ini langsung terdeteksi dengan menggunakan Helio G35, bukan P35. Walaupun kedua cip sangat mirip, yang membedakan hanyalah HyperEngine yang digunakan untuk bermain game. Hal ini membuat C15 dapat digunakan untuk bermain game, walaupun harus memakai setting yang rendah agar tidak lag.

Spesifikasi dari realme C15 yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Realme C15
SoC Mediatek Helio G35
CPU 4xCortex A53 2.3 GHz + 4xCortex A53 1,8 GHz
RAM 4 GB
Internal 64 GB
Layar 6.5 inci 1600×720 IPS
Dimensi 164.5 x 75.9 x 9.8 mm
Bobot 209 gram
Baterai 6000 mAh

Hasil dari CPU-Z, AIDA 64, serta SensorBox adalah sebagai berikut

Unboxing

Tidak banyak yang ditemukan didalam paket penjualannya. Perlengkapan yang dapat ditemukan adalah sebagai berikut

Realme C15 - Unboxing

Desain

Desain yang ditawarkan oleh realme C15 memang tidak terlihat premium seperti C11. Akan tetapi jika menggunakan sebuah back case, keduanya akan terlihat mirip. Namun bukan berarti bahwa desainnya jelek, justru memberikan nuansa yang berbeda. Desain ini dinamakan Geometric Gradient.

Realme C15 - Belakang

Kualitas dari badan realme memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Walaupun menggunakan plastik polikarbonat, body-nya kokoh saat digenggam. Bagian belakangnya pun juga tidak terasa licin saat dipegang. Dan yang lebih nyaman adalah bagian belakangnya tidak akan kotor akibat bekas sidik jari.

Realme C15 - Sisi Bawah

Pada bagian depannya, realme C15 menggunakan layar poni dengan model mini drop yang mirip dengan C11. Layarnya yang memiliki resolusi 1600×720 ini sudah terpasangkan lapisan anti gores. Bedanya, realme C15 sudah menggunakan Corning Gorilla Glass 3 sehingga lebih tahan terhadap goresan. Saat lapisan anti goresnya sudah banyak garis, lepas dan ganti saja dengan tempered glass.

Realme C15 - Sisi Kanan

Tombol power dan volume dari realme C15 terletak pada bagian kanannya. Pada sisi kiri hanya terdapat sebuah slot nano dual SIM dan slot microSD. Untuk port audio 3.5 mm, slot microUSB, speaker, dan microphone terletak pada sisi bawahnya. Pada bagian belakangnya terdapat empat buah kamera beserta lampu LED flash dan sensor sidik jari.

Realme C15 - Sisi Kiri

Realme C15 menggunakan antarmuka realme UI versi 1.0 yang saat ini digunakan di semua lini terbarunya. Realme UI sendiri dibuat dengan basis sistem operasi Android 10. Oleh karena antarmukanya yang tidak terlalu berbeda dengan UI asli dari Android, tentu saja membuat para entry level untuk mengenali cara bernavigasinya.

Jaringan

Realme C15 merupakan sebuah perangkat smartphone yang mendukung jaringan hingga 4G LTE. Perangkat ini sendiri mendukung kanal yang sama dengan C11, yaitu 1 (2100), 3 (1800), 5 (850), 8 (900), 38 (2600), 40 (2300), dan 41 (2500). Modem yang digunakan mendukung LTE Cat 7 dan sudah mendukung fitur Carrier Aggregation.

Untuk jaringan WiFi-nya, realme C15 juga tidak mendukung kanal 5 GHz. Akan tetapi, penangkapan sinyal 2,4 GHz-nya cukup bagus, sama seperti C11. Sayang memang, mengingat saat ini 5 GHz sudah mulai banyak digunakan di Indonesia sementara C15 belum mendukungnya.

Kamera

Realme C15 memiliki konfigurasi empat kamera pada bagian belakangnya. Keempatnya terdiri dari kamera utama dengan resolusi 13 MP, kamera wide angle dengan resolusi 8 MP, kamera retro 2 MP, dan kamera B&W 2 MP. Kedua kamera terakhir ini akan menambahkan efek foto dengan warna lama dan hitam putih pada kamera utamanya.

Terus terang, saya merasa kamera yang ada pada realme C15 cukup baik untuk sebuah perangkat entry level. Jangan dibandingkan dengan C11, karena C15 masih terlihat lebih baik hasil kameranya. Hasil gambarnya bisa diandalkan pada saat siang hari. Namun, jangan terlalu berharap dengan mode malamnya.

Kamera wide angle pada realme C15 juga dapat diandalkan. Biasanya pada kelasnya, kamera wide akan menghasilkan gambar yang buram. Namun, realme berhasil membuatnya lebih baik.

Kamera selfie pada smartphone ini juga menghasilkan gambar yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dengan gambarnya yang cukup kontras dan tajam. Contoh gambarnya dapat Anda lihat berikut ini

Untuk hasil zoom bisa dilihat di bawah ini

Pengujian

Setelah merasakan realme C11, saya sempat berpikir bahwa C15 akan sama saja. Namun setelah mencobanya beberapa hari, saya merasa bahwa C15 lebih responsif dari C11. Bahkan pada beberapa kasus, kinerjanya lebih baik dari C11. Padahal keduanya menggunakan SoC yang sama, yaitu Mediatek Helio G35.

Mediatek Helio G35 sendiri menggunakan 8 inti prosesor Cortex A53. Jika Anda melihat pada beberapa situs yang mengatakan bahwa smartphone ini menggunakan Cortex A75, kemungkinan ada kesalahan penulisan. Penggunaan Cortex A53 tersebut terbagi ke dalam dua cluster, yang pertama memiliki kecepatan 2,3 GHz dan yang kedua 1,8 GHz.

Dalam pengujian kali ini, saya kembali membawa C11 dan juga C3 yang memiliki harga yang mirip walaupun sudah discontinue. Saya juga kembali membawa SoC Spreadtrum yang dijual pada rentang harga yang sama. Berikut adalah hasilnya

Yang cukup mengejutkan adalah pengujian GeekBench 5 pada C11 dan C15, di mana C15 mampu menyelesaikan pengujian sampai selesai. C11 dan Spreadtrum kelihatannya tidak mendukung beberapa aplikasi benchmark seperti GeekBench 5 dan AITutu. C15 pun mampu menyelesaikan semua pengujian dari Antutu, seperti TerraCotta yang tidak mampu dijalankan oleh C11 dan C3.

Menggunakan perangkat yang satu ini untuk bekerja juga lumayan nyaman. Walaupun menggunakan beberapa aplikasi sekaligus akan membuat realme C15 sedikit lag, akan tetapi hal itu tidak terlalu parah. Saya mencoba mengakses Trello, Slack, serta GMail secara bersamaan dan tidak menemukan sebuah masalah yang berarti.

Untuk bermain game, saya sangat menyarankan kalau bisa melakukan set pada setting terendah. Hal tersebut dikarenakan game yang ada saat ini membutuhkan kekuatan grafis yang lebih tinggi. Dengan begitu, game yang dimainkan akan bisa lancar.

Pengujian Baterai

Terus terang, menguji baterai pada perangkat ini sangat menyiksa saya. Dengan baterai 5000 mAh saja, sebuah perangkat dengan layar HD bisa memakan waktu lebih dari 20 jam. Realme C15 memiliki baterai dengan kapasitas 6000 mAh dan diuji dengan melakukan looping sebuah file MP4 dengan resolusi 1080p.

Hasilnya, seperti yang sudah saya tulis di atas, sangat menyiksa. Untungnya, aplikasi logger untuk baterai sudah membantu mencatatkan hasil selama 27 jam 19 menit pada perangkat ini. Jika perangkat ini digunakan dengan normal, maka baterainya bisa bertahan sampai hari ke 3.

Pengisian baterai juga cukup lama untuk perangkat ini. Walaupun menggunakan charger dengan watt yang besar, realme C15 bisa terisi penuh dengan waktu sekitar 2 jam 29 menit. Saya sangat menyarankan Anda mengisinya pada saat tidur di malam hari. Pengisian tersebut dilakukan pada charger bawaan dengan 18 watt.

Verdict

Sepertinya pertarungan pada pasar smartphone entry level masih marak. Hal ini membuat realme harus membagi-bagi lagi perangkatnya untuk ditujukan pada kelas yang tepat. Realme pada kelas entry level mengeluarkan C11, C12, dan C15 yang siap mengisi pasar tersebut.

Kinerja yang ditawarkan oleh realme C15 memang bukanlah yang terkencang di kelasnya. Namun, kinerjanya mampu diandalkan untuk bekerja, bersosial media, serta bermain game pada seting rendah. Baterainya yang besar mampu membuatnya bertahan sampai dengan tiga hari. Tentunya, hal tersebut yang paling dibutuhkan pada sebuah perangkat komunikasi.

Kamera yang dimiliki oleh realme C15 juga menghasilkan gambar yang lumayan baik. Pengguna bisa mengambil gambar dengan kamera depan, belakang, maupun wide angle tanpa harus khawatir buram, asal dengan cahaya yang cukup terang. Pada saat pencahayaannya kurang, hasilnya juga akan kurang baik.

Realme C15 yang saya dapatkan memiliki konfigurasi 4/64 GB dijual dengan harga Rp. 2.199.000. Namun, yang memiliki konfigurasi RAM 3 GB dan internal 32 GB dijual dengan harga Rp. 1.999.000. Jika masih kemahalan, realme masih memiliki alternatif C12 dan C11 yang lebih murah. Akan tetapi, realme C15 akan cocok untuk mereka yang butuh sebuah smartphone yang dapat menyala lebih lama, seperti untuk ibu rumah tangga, supir ojek online, kurir, dan lain sebagainya.

Sparks

  • Daya tahan baterai yang lama
  • Kinerja mumpuni
  • Relatif lebih responsif
  • Hasil kamera yang cukup baik
  • Layar sudah menggunakan Gorilla Glass 3
  • Build yang kokoh

Slacks

  • Hasil kamera mode malam yang kurang bagus
  • Masih menggunakan microUSB
  • Tidak mendukung WiFi 5 GHz

Realme C15 Unggulkan Baterai 6.000 mAh dan 18W Quick Charge di Rentang Harga 2 Jutaan

Baru sebulan yang lalu, Realme C11 resmi diluncurkan di pasar tanah air dengan harga 1,5 jutaan rupiah. Buat yang belum kebagian ponsel tersebut, tidak perlu berkecil hati. Bukan karena ponselnya jelek, tapi karena sekarang sudah ada yang lebih bagus lagi, meski memang harganya sedikit lebih mahal. Ponsel yang saya maksud adalah Realme C15.

Indonesia cukup beruntung menjadi negara pertama yang dihampiri C15. Perangkat ini tidak bermaksud menggantikan Realme C11, tapi di saat yang sama ia sudah membenahi sejumlah kekurangannya. Sensor sidik jari adalah salah satunya, yang di C15 bisa kita jumpai pada bagian punggungnya yang berwarna biru atau silver setelah sepenuhnya absen di C11.

Soal performa, C15 semestinya tidak akan menawarkan peningkatan yang signifikan dibanding C11 mengingat chipset yang digunakan sama persis, yaitu MediaTek Helio G35. Kendati demikian, RAM-nya sudah ditambah, demikian pula kapasitas penyimpanan internalnya. Di Indonesia, Realme C15 akan hadir dalam tiga varian. Berikut rincian sekaligus harganya:

  • RAM 3 GB + storage 64 GB seharga Rp 1.999.000
  • RAM 4 GB + storage 64 GB seharga Rp 2.199.000
  • RAM 4 GB + storage 128 GB seharga Rp 2.499.000

Selisih harganya cukup lumayan kalau dibandingkan dengan C11 (Rp 1.599.000). Banderolnya ternyata juga lebih mahal ketimbang Realme C3 (Rp 1.899.000), padahal chipset milik C3 (Helio G70) justru lebih kencang. Untuk varian dengan RAM 4 GB, harga C15 malah sudah menyentuh segmen Realme 5i (Rp 2.199.000) yang jelas sudah beda kelas, dan yang sayangnya sudah tidak diproduksi lagi (tinggal menghabiskan stok) sejak C15 ini dirilis.

Justifikasinya, kalau menurut Realme, adalah baterai berkapasitas besar dan pengisian daya yang cepat. Dua hal inilah yang Realme jadikan nilai jual utama C15: baterai 6.000 mAh dan dukungan fast charging 18 W. Begitu besarnya baterai yang C15 usung, Realme tidak keberatan seandainya konsumen menggunakannya sebagai power bank darurat untuk gadget lain.

Angka 6.000 mAh mungkin belum bisa menggambarkan seawet apa daya tahan C15. Realme bilang kapasitas sebesar ini siap untuk menemani 30 ronde PUBG secara nonstop, atau streaming film selama 18 jam lebih. Saat baterai tersisa 5% pun, Realme mengklaim C15 masih bisa dipakai untuk streaming YouTube selama 1,73 jam atau bercengkerama di WhatsApp selama 1,79 jam, tapi ini dengan mengaktifkan fitur Super Power Saving Mode yang akan membatasi akses ke 6 aplikasi saja selama aktif.

Proses charging-nya pun tergolong cukup cepat: 30 menit cukup untuk mengisi sekitar 25% kapasitasnya, sedangkan kalau sampai benar-benar penuh membutuhkan waktu hampir 3 jam. Bandingkan dengan Realme C3 yang bisa membutuhkan waktu hingga 3,5 jam untuk mengisi penuh baterai 5.000 mAh-nya karena cuma mendukung output 10 W.

Perihal desain, C15 tidak jauh berbeda dari C11, hanya motif gradiennya yang agak diubah. Modul kameranya sama-sama mengotak, tapi seperti yang bisa kita lihat, C15 punya dua lensa tambahan. Jadi selain kamera utama 13 megapixel dan ultra-wide 8 megapixel, C15 juga mengemas kamera monokrom 2 megapixel dan “kamera retro” 2 megapixel.

Realme cukup bangga menyebut C15 sebagai ponsel pertama di C Series dengan setup quad camera. Meski demikian, buat saya yang lebih penting adalah keberadaan kamera ultra-wide, yang sebelumnya absen pada C11. Fitur Super Nightscape Mode semestinya juga bisa menghasilkan foto malam hari yang lebih baik ketimbang milik C11. Untuk kamera depannya, C15 juga menyimpan sensor beresolusi lebih tinggi, yakni 8 megapixel.

Layarnya sendiri masih memiliki poni kecil dan resolusi 720p (HD+). Namun tidak seperti C11, layar dengan bentang diagonal 6,5 inci milik C15 ini sudah diproteksi menggunakan kaca Gorilla Glass 3 sehingga lapisan anti-gores semestinya bukanlah suatu keharusan di sini.

Buat yang merasa baterai 5.000 mAh masih kurang besar, Realme C15 bakal dipasarkan secara online maupun offline mulai tanggal 1 Agustus mendatang. Realme juga bakal mengadakan flash sale khusus hari ini (28/7) saja mulai pukul 18.00 WIB, dan konsumen bisa mendapatkan potongan harga sebesar Rp 100 ribu untuk varian 3GB/64GB dan 4GB/64GB.

Realme Luncurkan 2 Perangkat Entry Level Murah: C11 dan Buds Q

Realme kembali meluncurkan smartphone dan true wireless stereo nya di Indonesia. Kali ini, pasar yang mereka tuju adalah para pengguna entry level. Acara peluncuran tersebut dilaksanakan secara online pada tanggal 30 Juni 2020 melalui kanal Youtube resmi mereka.

Felix Christian - Product Manager realme Indonesia bersama Syifa Hadju

Perangkat pertama yang diluncurkan adalah realme C11. Smartphone yang satu ini ditujukan untuk pengguna pemula yang membutuhkan baterai berkapasitas besar. Selain itu, realme C11 juga yang pertama memberikan fitur Nightscape pada kelas entry level. Saya pun sudah melakukan review realme C11 melalui tautan yang satu ini.

realme C11 (10)

Realme C11 memiliki spesifikasi seperti berikut ini

Realme C11
SoC Mediatek Helio G35
CPU 4xCortex A53 2.3 GHz + 4xCortex A53 1,8 GHz
RAM 2 GB / 3 GB
Internal 32 GB
Layar 6.5 inci 1600×720 IPS
Dimensi 164.4 x 75.9 x 9.1 mm
Bobot 196 gram
Baterai 5000 mAh

Produk kedua yang diperkenalkan adalah realme Buds Q. Buds Q merupakan sebuah TWS yang juga ditujukan untuk pasar entry level. Keunikan dari TWS ini adalah desainnya yang diciptakan oleh Cooperated Designer of Hermès, José Lévy.

Realme Buds Q memiliki driver sebesar 10 mm, membuatnya memiliki suara bass yang cukup baik. Realme juga mengklaim bahwa TWS ini bisa digunakan hingga 20 jam. Selain itu, realme Buds Q juga memiliki sebuah fitur yang digemari oleh para gamer, yaitu latensi rendah 119 ms. Perangkat yang satu ini juga sudah saya review dan bisa dilihat melalui tautan yang satu ini.

_realme Buds Q 1

Realme C11 dengan RAM 2 GB dijual dengan harga Rp. 1.599.000. Sedangkan versi 3 GB dijual pada harga Rp. 1.699.000. Untuk realme Buds Q, TWS yang satu ini memiliki harga yang cukup murah, yaitu Rp. 399.000. Semua perangkat bisa dibeli secara offline pada tanggal 4 juli 2020.

Harga terpaut sedikit dari Realme C3

Realme C11 diluncurkan dengan harga yang murah. Namun, harga tersebut hanya berbeda sedikit dari realme C3, hanya terpaut 200-300 ribu rupiah saja. Kinerja keduanya bahkan berbeda cukup jauh, di mana C3 lebih superior. Saya pun menanyakan bagaimana realme menyikapi hal tersebut.

Felix Christian selaku Manajer Produk dari realme menjawab bahwa sejatinya realme C11 ini merupakan upgrade dari produk realme C seri sebelumnya, realme C2. Realme C2 pada awal peluncurannya telah menjadi yang terbaik di Indonesia. Mereka melakukan pembaruan pada kapasitas baterai yang besar dengan prosesor terbaru. Selain itu, realme juga memberikan desain yang premium pada produk kali ini.

Jadi, perangkat yang satu ini memang ditujukan untuk mereka yang ingin me-refresh perangkatnya dari realme C2. Kinerja C11 sendiri memang lebih baik dibandingkan dengan C2. Lalu saat ditanyakan apakah realme C3 akan berhenti berproduksi, Felix menjawab bahwa realme C3 masih akan terus diproduksi bersamaan dengan C11.

realme C11 Pepper Grey & realme Buds Q Pebble Black

Selanjutnya saya menayakan apakah cip R1Q yang digunakan pada Buds Q mengadopsi dari R1 yang digunakan pada realme Buds Air. Felix mengatakan bahwa chipset masih diadopsi dari R1, tapi memang ada perbedaan dari R1 karena kita lihat dari segi harga. Untuk secara performance, realme Buds Q menghasilkan suara yang bagus dan konektivitas yang pintar.

Realme Buds Q ini dikhususkan bagi teman-teman yang ingin memiliki TWS tapi berada pada segmen entry level. Bahkan semua pun bisa pakai TWS ini karena memiliki harga yang murah.

[Review] Realme Buds Q: TWS Harga Murah dengan Suara Premium dan Latensi Rendah

Semenjak tahun 2020 ini, realme mulai memperluas penjualannya ke pasar IoT (Internet of Things). Hal tersebut mulai terlihat dengan munculnya perangkat audio dan jam pintar yang mereka luncurkan. Saat ini, realme kembali meluncurkan sebuah perangkat Audio nirkabel yang berbentuk mungil. Perangkat tersebut adalah realme Buds Q.

Dalam mendesain bentuk Cobble dari Buds Q, realme bekerja sama dengan desainer José Lévy, yang terkenal dengan kerjasamanya bersama merek Hermès. Hasilnya adalah sebuah TWS pertama yang memang didesain seperti baru bulat cobbles yang cukup mungil.

Realme Buds Q

Realme Buds Q mengikuti hampir semua feature yang ada pada Buds Air. Dengan TWS (True Wireless Stereo) ini, pengguna bisa mendapatkan latensi yang rendah agar bisa bermain game tanpa adanya lag pada suara. Selain itu, pengguna juga bisa memakai voice command langsung dari TWS dan berbicara pada Google Assistant.

Realme Buds yang datang untuk saya uji memiliki warna hitam. Untuk spesifikasinya adalah sebagai berikut

 

Bobot 3.6 gram per earbuds, 35.4 gram case
Chipset R1Q Headphone Chip
Versi Bluetooth 5.0
Ukuran Driver ⌀10 mm dynamic
Dimensi 59,8 x 45 x 29,9 mm (case)
Kapasitas Baterai 400 mah (case), 40 mAh (buds)

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan realme Buds Q

Realme Buds Q - Unboxing

Desain

Akhirnya, saya menemukan sebuah TWS yang bentuknya tidak seperti Airpods. Kenapa? Karena terus terang saja, model seperti Airpods sepertinya tidak cocok di kuping saya. Hal ini membuat posisi earphone menjadi terbuka sehingga suaranya tidak 100% masuk ke dalam telinga.

Bahan dari realme Buds Q terbuat dari plastik polikarbonat. Tidak seperti realme Buds Air yang memiliki case yang kokoh, Buds Q sepertinya cukup “kopong” saat diketuk. Entah apakah Buds Q tahan jika tertekan di celana belakang seseorang atau tidak. Namun yang pasti, ear buds-nya sendiri sepertinya lebih kokoh dari case-nya.

Realme Buds Q - Buds

Desain dari earbuds yang satu ini adalah in-ear. Hal ini berarti bahwa speaker yang ada akan tertutup dari suara luar. Tentu saja hal ini akan membuat suara menjadi lebih jelas dan penuh diterima oleh gendang telinga. Karetnya sendiri juga tidak licin, sehingga sangat nyaman saat dimasukkan ke dalam lubang telinga.

Pada setiap earbuds nya terdapat dua buah sensor dan sebuah speaker. Pada ujung bagian atas dari batangnya, terdapat sensor sentuh yang bisa diubah fungsinya melalui aplikasi Realme Link. Feature yang cukup menarik adalah gaming mode yang bisa diaktifkan dengan menekan kedua tombol sentuh selama 3 detik sampai berbunyi suara mobil. Dengan mengaktifkan gaming mode, latensi akan menurun menjadi 119 ms yang membuat suara nyaris tidak ada delay.

Pada case-nya, sudah terdapat baterai dengan kapasitas 400 mAh. Baterai yang ada pada case tersebut berguna untuk mengisi baterai yang ada pada earbuds-nya. Tidak ditemukan adanya tombol pada case-nya, sehingga mode pairing pun otomatis akan dinyalakan pada saat tidak terkoneksi ke bluetooth. Yang ditemukan hanyalah sebuah port microUSB pada bagian belakangnya untuk mengisi baterai.

Realme Buds Q - Port microUSB

Satu hal yang disayangkan adalah tidak ada indikator yang memberitahukan tingkat baterai pada case-nya. Lampu indikator yang ada hanya menyala pada saat dicolok untuk mengisi baterai. Namun untuk earbuds-nya sendiri, dapat dilihat tingkat baterainya dengan menggunakan aplikasi Realme Link.

Pengalaman Menggunakan

Seperti yang sudah beritahukan di atas bahwa kuping saya tidak cocok untuk TWS dengan model seperti Airpods. Dengan model In-ear seperti yang ada pada Buds Q, tentu membuat saya cukup senang karena tidak perlu repot untuk mengatur posisinya. Cukup masukkan karetnya ke dalam kuping, musik pun langsung terdengar tanpa gangguan suara dari luar.

Untuk menguji perangkat yang satu ini, saya menggunakan aplikasi Spotify Premium yang memakai kompresi Ogg Vorbis dengan bitrate 320 Kbps. Suaranya sendiri sudah cukup sulit dibedakan dengan FLAC yang menggunakan metode lossless compression.

Realme Buds Q - In Ear

Pertama kali saya mencoba realme Buds Q adalah dengan menggunakan lagu Dive dari Ed Sheeran. Hal pertama yang saya rasakan adalah suaranya yang terdengar datar. Bass yang terdengar cukup dominan, namun tidak terlalu “nendang”. Oleh karena itu, saya pun melakukan metode burn-in selama tiga hari.

Setelah tiga hari, saya mendengar perbedaan yang cukup besar. Suara bassnya menjadi lebih enak didengar serta tidak terdengar seperti tercampur. Bassnya sendiri menjadi “bulat” dan tidak pecah. Namun, suaranya masih belum bisa menandingi bass yang dikeluarkan oleh realme Buds Air.

Saat tulisan ini dibuat, saya memiliki dua pasang realme Buds Q, di mana yang satu masih baru dan satu pasang lagi yang sudah di burn-in selama tiga hari. Suaranya memang cukup berbeda antara keduanya. Walaupun metode ini dianggap mitos, saya merupakan orang yang percaya dengan mitos tersebut. Lha wong kedua pasang Buds Q-nya ada di depan saya, hehehe

Driver 10 mm yang dimiliki oleh realme Buds Q ternyata mampu menghasilkan suara vokal yang cukup jelas dan crisp. Suara high yang dihasilkan juga tidak berlebihan sehingga tidak “menusuk” telinga. Hal ini membuat saya suka menggunakannya untuk mendengarkan lagu rock dan metal karena nyaman.

Setelah mendengarkan selama beberapa hari, suara yang dihasilkan memang cukup bagus. Namun sekali lagi, suaranya masih kalah dari realme Buds Air saat posisinya benar. Apalagi pada saat digunakan untuk berolah raga, saya tidak merasa takut kedua earbuds akan terjatuh saat berlari. Realme Buds Q juga sudah memiliki sertifikasi IPX4 yang cukup aman terhadap cipratan air.

Realme Buds Q juga saya uji dengan melakukan panggilan melalui telepon dan FB Messenger Call. Kedua pengujian menghasilkan suara yang cempreng yang didengar oleh lawan bicara. Tentu saja hal ini berkaitan erat dengan microphone yang ada pada Buds Q.

Realme Buds Q - Realme Link

Pengujian berikutnya adalah bermain game. Saya mencoba tiga buah game untuk menguji Buds Q. LifeAfter, CoDM, dan PUBG Mobile adalah game yang membutuhkan suara tanpa jeda agar bisa membantu memenangkan pertandingan.

Dengan mode game, saya hampir tidak menemukan adanya jeda suara. Suaranya pun juga terdengar dengan jelas, seperti langkah kaki dan suara desingan peluru. TWS ini memang cocok digunakan untuk bermain game. Namun, Game Mode akan menguras penggunaan baterai.

Dalam sekali charge, saya dapat menggunakan earbuds ini sampai sekitar empat jam. Namun dengan game mode, saya hanya bisa menggunakannya sampai sekitar 3 jam saja. Pengisian baterai buds-nya sendiri memakan waktu sekitar satu jam untuk penuh dari 0%.

Sayangnya karena keterbatasan waktu, saya tidak sempat menguji apakah realme Buds Q dapat digunakan selama 20 jam atau tidak. Untuk case-nya sendiri dapat diisi ulang baterainya dari 0% hingga penuh dalam waktu sekitar 2,5 jam. Tentunya, hal ini bisa dilakukan pada saat kita sedang mendengarkan lagu atau saat tidur malam.

Verdict

Harga TWS yang cukup mahal memang membuat beberapa kalangan berpikir ulang untuk memilikinya. Selain itu, TWS tidak resmi yang ada dipasaran memang memiliki harga yang murah, namun belum terbukti kualitas suaranya. Masalah ini ternyata dipecahkan oleh realme dengan mengeluarkan Buds Q.

Suara yang dihasilkan oleh realme Buds Q memang cukup baik. Apalagi dengan harga yang tidak mahal membuatnya menjadi salah satu TWS terbaik di kelasnya. Suara yang dikeluarkan cukup jelas, jernih, serta bass-nya cukup bersih.

Realme Buds Q - Open Box

Realme Buds Q juga cocok digunakan saat bermain game. Dengan fungsi game mode membuat suara yang keluar tidak lag seperti kebanyakan bluetooth earphone yang ada di pasaran. Suara yang jelas juga bisa menjadi andalan dalam bermain game first person shooter.

TWS yang satu ini dijual dengan harga yang memang cukup terjangkau, yaitu Rp. 399.000. Harga ini tentu saja setengah dari realme Buds Air yang sudah terlebih dahulu dijual di pasaran. Dengan fitur game mode, tentu saja membuat realme Buds Q menjadi memiliki harga yang murah.

Sparks

  • Harganya cukup terjangkau, hanya Rp. 399.000
  • Fitur latensi rendah Game Mode di harga yang murah
  • Suara yang cukup bagus
  • Hadirnya touch button pada setiap ear piece
  • Ringan
  • Dukungan aplikasi Realme Link

Slacks

  • Build dari case terasa ringkih
  • Tidak adanya indikator baterai dari case
  • Microphone saat menelpon menghasilkan suara cempreng

[Review] Realme C11: Smartphone Entry Level 1,5 Jutaan dengan Baterai Besar dan Helio G35

Selain meluncurkan perangkat mainstream dan flagship, tentu saja realme masih memiliki satu lini yang mereka tujukan untuk pasar entry level. Realme masih memiliki lini C yang memang memiliki harga satu jutaan. Pada tahun 2020 pula, realme juaga meluncurkan seri C3 yang memang menjadi primadona pada pasar di atas 1,5 jutaan. Dan saat ini, realme memiliki C11 yang juga mengisi pasar satu jutaan.

Lalu apakah realme C11 merupakan penerus dari C3? Ternyata, realme menempatkan C11 untuk menjadi sang penerus dari C2 yang diluncurkan pada bulan Mei 2019 lalu. Hal ini membuat realme C11 sebagai pewaris tahta “Entry-Level King” yang pernah disandang oleh realme C2 tersebut.

Realme C11 memiliki spesifikasi yang memang lebih rendah dari C3. Namun, spesifikasi yang ada tentu lebih tinggi dibandingkan dengan C2. Di Indonesia sendiri, realme C11 merupakan yang pertama menggunakan cip Mediatek Helio G35. Cip ini sendiri tergolong sebagai cip entry level gaming dari Mediatek.

Realme C11

Saat pertama menggenggam perangkat ini, saya pun cukup bingung dengan spesifikasinya. Pasalnya, semua aplikasi pendeteksi cip menyebut realme C11 menggunakan P35, bukan G35. Hal ini tentu saja cukup membingungkan aplikasi-aplikasi tersebut, karena secara spesifikasi Mediatek Helio G35 dan P35 cukup mirip. Keduanya juga diproduksi dengan proses pabrikasi 12 nm.

Seperti pada Helio P90 dan P95, yang membedakan keduanya adalah hadirnya fitur HyperEngine. Tebakan saya, perbedaan Helio G35 dan P35 terletak pada HyperEngine tersebut. HyperEngine memang saat ini hadir pada cip gaming dari MediaTek. Teknologi ini diklaim mampu meningkatkan performa sebuah perangkat secara keseluruhan.

Indonesia sendiri merupakan yang pertama ditunjuk oleh realme untuk menghadirkan C11. Hal ini tentu saja membuat konsumen di Indonesia memiliki kesempatan untuk yang memiliki C11 pertama kali di Indonesia. Kabarnya, Malaysia juga bakal meluncurkan perangkat ini di waktu yang sama.

Realme C11 nantinya bakal keluar dalam dua varian. Untuk varian yang saya dapatkan, spesifikasinya dapat dilihat di bawah ini.

Realme C11
SoC Mediatek Helio G35
CPU 4xCortex A53 2.3 GHz + 4xCortex A53 1,8 GHz
RAM 2 GB / 3 GB
Internal 32 GB
Layar 6.5 inci 1600×720 IPS
Dimensi 164.4 x 75.9 x 9.1 mm
Bobot 196 gram
Baterai 5000 mAh

Perangkat yang saya dapatkan menggunakan RAM dengan kapasitas 2 GB dan penyimpanan internal 32 GB. Untuk data yang saya dapatkan dari CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut:

Unboxing

Seperti inilah isi paket penjualan dari realme C11

Realme C11 - Unboxing

Desain

Ketika saya membuka kotak paket penjualannya, ada satu hal yang berbeda dengan realme C11. Hal tersebut adalah desain pada bagian belakangnya yang justru terlihat bagus. Beberapa teman saya juga setuju bahwa desain belakangnya, yang walaupun memiliki garis tersebut, terlihat lebih premium bahkan dari lini tertingginya.

Realme C11 - Belakang

Back case-nya terbuat dari plastik polikarbonat. Namun saat digenggam, saya merasakan build quality-nya yang memang cukup kokoh dan tidak “kopong” saat diketuk. Desainnya yang kesat juga membuat realme C11 tidak licin saat dipegang.

Realme C11 - Sisi Kiri

Pada bagian depannya, realme C11 menggunakan layar poni dengan model mini drop. Layarnya yang memiliki resolusi 1600×720 ini sudah terpasangkan lapisan anti gores. Namun, saya sangat menyarankan untuk menggunakan tempered glass karena C11 tidak menggunakan pelindung seperti Gorilla Glass.

Realme C11 - Sisi Kanan

Tombol power dan volume dari realme C11 terletak pada bagian kanannya. Pada sisi kiri hanya terdapat sebuah slot nano dual SIM dan slot microSD. Untuk port audio 3.5 mm, slot microUSB, speaker, dan microphone terletak pada sisi bawahnya. Pada bagian belakangnya terdapat dua buah kamera dan sebuah lampu LED flash.

Pada realme C11, saya tidak menemukan adanya sensor sidik jari. Hal ini tentu saja sangat disayangkan karena sensor yang satu ini cukup diandalkan dalam melakukan login aplikasi perbankan dan keuangan. Sebagai gantinya, realme menghadirkan fitur face unlock.

Realme C11 - Sisi Bawah

Realme C11 menggunakan antarmuka realme UI versi 1.0 yang saat ini digunakan di semua lini terbarunya. Realme UI sendiri dibuat dengan basis sistem operasi Android 10. Oleh karena antarmukanya yang tidak terlalu berbeda dengan UI asli dari Android, tentu saja membuat para entry level untuk mengenali cara bernavigasinya.

Jaringan

Realme C11 merupakan sebuah perangkat smartphone yang mendukung jaringan hingga 4G LTE. Perangkat ini sendiri mendukung kanal 1 (2100), 3 (1800), 5 (850), 8 (900), 38 (2600), 40 (2300), dan 41 (2500). Modem yang digunakan mendukung LTE Cat 7 dan sudah mendukung fitur Carrier Aggregation.

Untuk jaringan WiFi-nya, realme C11 tidak mendukung kanal 5 GHz. Namun, penangkapan sinyal untuk WiFi 2,4 GHz-nya patut diacungi jempol. Hal ini karena saya dapat menangkap sinyal lebih tinggi pada saat berada didalam kamar dengan pintu tertutup. Biasanya saya hanya mendapatkan sinyal 2 bar saja, namun dengan C11 saya mendapatkan 3 dari 4 bar yang ada.

Kamera

Untuk menangkap setiap momen yang ada, tentu saja sebuah kamera dibutuhkan. Realme C11 juga sudah dilengkapi dengan dua buah modul kamera di bagian belakang dan satu kamera di bagian depannya. Sayang memang, realme tidak memberitahukan sensor yang digunakan.

Realme C11 - Kamera

Kamera belakang dari realme C11 memiliki resolusi 13 MP. Kamera keduanya memiliki resolusi 2 MP dan hanya digunakan untuk menolong kamera utama dalam mengambil gambar bokeh. Kualitas kameranya sendiri memang cukup baik dalam kondisi cahaya yang cukup. Namun, jangan mengharapkan gambar yang tajam dan bebas noise.

Realme C11 juga memiliki fitur mode malam yang digunakan saat malam hari. Cukup disayangkan, hasil yang saya dapatkan tidak terlalu bagus. Kameranya tidak mampu mengangkat bagian gelap dan mempertajam gambar. Hasilnya bisa dilihat pada contoh di bawah ini. Saya sangat menyarankan untuk menggunakan flash saat kondisi cahaya yang cukup gelap.

Kamera depannya yang memiliki resolusi 5 MP dapat menangkap gambar dengan cukup baik. Sama seperti kamera utamanya, hasil yang ada memang kurang tajam. Namun, hasilnya cukup untuk menyimpan momen yang ada.

Pengujian

Saat pertama perangkat ini datang ke rumah saya, tentu saja saya langsung mencoba menggunakan semua aplikasi benchmark dan game yang ada. Sayangnya saat pertama kali menyalakannya, lag sudah terasa dari pertama kali homescreen muncul. Bernavigasi pun cukup melelahkan saat menggunakannya pertama kali.

Saya mencoba tiga game, yaitu LifeAfter, CoDM, dan PUBG Mobile. Hasilnya? Saya hanya mendapatkan sekitar 14 fps pada LifeAfter yang terkenal cukup berat tersebut. PUBG Mobile pun juga cukup membuat saya harus berhenti melihat layar smartphone karena pusing. Saya pun membuat laporan ke realme mengenai hal ini.

Firmware yang saya gunakan saat itu adalah versi 0390. Ternyata, realme memberikan sebuah firmware baru dengan versi 0470 yang harus di-flash secara manual. Firmware ini pun membuat lag yang ada pada homescreen menjadi hilang. Namun, belum ada perubahan berarti pada benchmark dan game yang saya gunakan.

Setelah itu, sebuah firmware baru pun muncul kembali dengan versi 0530, hasil kiriman dari realme. Sepertinya, firmware yang satu ini membenahi kinerja pada aplikasi benchmark dan game, serta deteksi penamaan dari P35 menjadi G35. Akhirnya, pada game LifeAfter, saya berhasil mendapatkan 34 fps. Hal yang sama terjadi pada PUBG Mobile dan CoDM.

Saya yakin bahwa realme bakal membenahi hal ini pada saat C11 mulai dikirim kepada para konsumennya. Pada artikel ini, saya menggunakan firmware 0530 sebagai dasar pengujian. Hal ini juga kemungkinan besar berkaitan erat dengan cip Helio G35 yang memang cukup baru dan belum ada pada laman situs resmi Mediatek.

Mediatek Helio G35 sendiri menggunakan delapan inti Cortex A53 yang dibagi ke dalam dua clusterCluster pertama memiliki empat inti dengan kecepatan 2,3 GHz, dan cluster kedua memiliki empat inti juga dengan kecepatan 1,8 GHz. GPU yang digunakan juga sama dengan P35, yaitu IMG PowerVR GE8320.

Pada pengujian kali ini, saya menghadirkan Snapdragon 439 yang saat ini dijual dengan rentang harga yang sama. Pembanding lainnya adalah cip yang juga digunakan untuk perangkat di harga satu jutaan, yaitu Unisoc Spreadtrum 9863.

Pada pengujian kali ini, saya menggunakan GeekBench 4. Hal ini dikarenakan GeekBench 5 crash saat dijalankan. Kurangnya RAM pada perangkat ini juga menyebabkan rendahnya nilai yang didapat oleh Antutu 8, di mana tes Terracota tidak bisa dijalankan.

Dengan nilai yang ada, tentu saja membuat perangkat ini bisa digunakan untuk memainkan game-game yang ada di PlayStore. Namun, ada baiknya jika realme mengoptimalkan kembali kinerja dari C11 melalui pembaruan firmware. Tentu saja, konsumen menginginkan perangkat yang optimal saat digunakan.

Pengujian Daya Tahan Baterai

Realme C11 hadir dengan baterai berkapasitas 5000 mAh. Tentu saja, hal ini akan membuat perangkat yang satu ini memiliki daya tahan baterai lebih dari satu hari. Kapasitas besar tersebut juga ternyata menjadi daya tarik tersendiri untuk smartphone dengan harga di bawah dua juta.

Saya menguji baterai dari realme C11 dengan menggunakan video MP4 resolusi 1080p. Video di-loop sampai baterai dari smartphone ini habis. Hasilnya, perangkat ini mampu bertahan hingga 19 jam 34 menit. Hasil seperti ini memang lumrah didapat oleh perangkat dengan baterai 5000 mAh serta memiliki resolusi HD pada layarnya.

Verdict

Perebutan tahta perangkat smartphone pada rentang harga satu jutaan memang masih seru hingga saat ini. Namun, masih banyak konsumen di Indonesia yang membeli dalam rentang harga tersebut. Oleh karena itu, realme pun memberikan pilihan lagi untuk konsumen Indonesia dengan meluncurkan realme C11.

Kinerja yang ditawarkan oleh realme C11 memang bukan yang terkencang. Namun pada harga 1,5 jutaan, kinerjanya patut menjadi perhatian karena mengungguli para pesaingnya yang memiliki harga sama. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai benchmark yang telah saya lakukan, di mana realme C11 unggul di hampir semua pengujian.

Kamera yang ditawarkan juga memiliki hasil yang lumayan bagus. Tentunya, hasil fotonya bisa diandalkan untuk menyimpan momen-momen penting yang terjadi sehari-hari. Hadirnya LED flash juga bisa meningkatkan kualitas gambar pada saat gelap.

Sayang memang, realme belum memberikan harga pastinya. Namun dari positioning yang ada, yaitu perangkat dengan harga 1,5 juta terbaik, tentu rentang harganya sudah ketahuan. Harga ini tentunya tergolong cukup murah untuk sebuah perangkat smartphone yang memiliki banyak fitur, baterai besar, serta layar yang lebar.

Sparks

  • Harganya terjangkau untuk entry level
  • Baterai berkapasitas besar berdaya tahan lama
  • Build yang kokoh
  • Desain premium
  • Kinerja tergolong kencang di harga 1,5 jutaan

Slacks

  • Tidak ada sensor sidik jari
  • Hasil kamera night mode kurang bagus