Agate Aktif Susun Pedoman Ruang Ramah Perempuan di Industri Game

Agate International (Agate), perusahaan pengembang game lokal dan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara, mengumumkan peran aktifnya dalam penyusunan Pedoman Ruang Ramah Perempuan dalam Industri Game Indonesia.

Pedoman ini menyediakan kerangka kerja komprehensif untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah perempuan dan inklusif di perusahaan game di Indonesia.

Proses penyusunan pedoman ini dipimpin oleh Indonesian Women in Game (IWIG) dengan dukungan dari Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), serta pelaku industri game lainnya.

Co-Founder & CEO Agate Shieny Aprilia menyatakan, “Agate sangat mendukung inisiatif IWIG dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan ramah perempuan. Kami percaya bahwa keberagaman dalam tim adalah kunci untuk menghasilkan karya yang inovatif dan bermakna. Pedoman ini akan menjadi bagian penting dalam sejarah industri game Indonesia sebagai landasan dalam mendorong kesetaraan dan inklusi.”

Team Lead Agate Academy Restya Winda Astari menambahkan, “Sebagai bagian dari tim penyusun pedoman ini, kami berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap perempuan yang bekerja di industri game memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi. Kami berharap pedoman ini dapat menjadi panduan yang jelas untuk menciptakan ruang kerja yang aman dan mendukung bagi semua.”

Survei terbaru dari International Game Developers Association (IGDA) dan Geena Davis Institute of Gender in Media menunjukkan bahwa perempuan hanya mengisi sekitar 30% dari posisi pengembang game secara global.

Kesenjangan ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk memperkuat inisiatif keberagaman dalam industri ini. Meski perempuan hampir mencakup separuh dari pemain game di pasar global, kesenjangan gender tetap ada dalam industri game.

Di Indonesia, data dari Asosiasi Game Indonesia (AGI) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa 80% studio game di Indonesia memiliki karyawan perempuan, sementara 20% lainnya tidak memiliki representasi perempuan. Berdasarkan data tersebut, IWIG berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah perempuan melalui penyusunan pedoman ini.

Ketua IWIG Riris Marpaung menyampaikan, “Penyusunan pedoman ini merupakan langkah besar dalam mewujudkan industri game yang lebih inklusif dan ramah perempuan. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, termasuk Komnas Perempuan, IBCWE, Agate, dan studio game lainnya yang telah memberikan dukungan dan perhatiannya dalam proses pembuatan pedoman ini.”

Pedoman ini mencakup sepuluh poin utama, termasuk kebijakan keberagaman dan inklusi, praktik perekrutan dan penerimaan karyawan, orientasi dan integrasi, pengembangan profesional, waktu bekerja dan akomodasi di tempat kerja, promosi dan peningkatan karier, hak perlindungan kesehatan dan kesejahteraan, budaya dan lingkungan tempat kerja, pencegahan kekerasan seksual di tempat kerja, serta pemantauan dan pelaporan.

Project Officer IBCWE Esther Yobelita menyatakan, “Kolaborasi antara IWIG, Agate, dan IBCWE dalam menyusun pedoman ini menunjukkan komitmen kita bersama untuk menciptakan industri yang lebih inklusif dan adil. Kami berharap pedoman ini dapat menjadi contoh bagi industri lainnya dalam menerapkan praktik-praktik yang mendukung kesetaraan gender.”

Agate mengundang seluruh pemangku kepentingan termasuk perusahaan game, komunitas, dan lembaga terkait untuk bersama-sama berkomitmen dalam mewujudkan lingkungan kerja yang lebih inklusif bagi perempuan dalam industri game.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten