Grab to Introduce Remittance Service in Early 2019

Grab Financial, Grab’s financial unit, is ready to bring the latest fintech service in the cross-border transfer sector or remittance at the beginning of next year. This product is claimed to be the first in Southeast Asia as a cross-border transfer wallet.

Another impact is, it reduces cash payment transaction significantly for tourist and business trips in Southeast Asia. Shopping on e-commerce is getting broader.

“We believe the remittance product will be a game-changer for millions of unbanked or underserved people in Southeast Asia. Grab Financial has a unique position to shorten the transfer process to those you love and fasten the financial inclusion in the region,” Reuben Lai, Grab Financial’s Senior Managing Director, in the official release.

Regarding business potential, Southeast Asia remittance market is estimated to reach US$70 billion by last year. It was dominated by MTO and financial institutions, however, many guest workers who are not sustainable economically depend on the unauthorized MTO agents.

Grab believes the industry is suffered from highly, unreasonable price structure, and inefficient transfer process resulting non-optimal user experience and potential of countless lost funds.

Lai commented on this result that Grab intends to resolve the issue by eliminating verification process (online only), making sure the money arrived on target, fixed rate, and to be used directly without early disbursed.

Customers can instantly and securely transfer money to the recipient in other country using GrabPay e-wallet. It’s considered unique among the current ways on the market.

He explained the recipient can choose to disburse fund through the cash-out point or using it for the daily transaction, such as paying for bills and balance top-up within the Grab app.

In terms of rate, customers will have complete transparency and visibility to all transactions, including forex and early administration fee.

Grab guarantees the recipient to not being charged with any additional fee for every fund received in the GrabPay account. The benefits aren’t present in the previous remittance service (MTO / Money Transfer Operator).

Regarding the business, DailySocial tried contacting Grab representative. The spokesperson avoids giving further statements.

“We’ll launch the remittance in early 2019, starting with Southeast Asia’s largest cross-country transfer channel, where there are lots of unsustainable workers. We’ll offer them a transparent, secure, and fast way to transfer their income to the family.”

Grab is ready to partner with governments in Southeast Asia on this initiative, which involves in ASEAN Smart Cities Network (ASCN). In Indonesia, cities involved as ASCN members are DKI Jakarta, Banyuwangi, and Makassar.

Currently, Grab has been operating in 8 countries in Southeast Asia include more than 500 cities.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Grab Segera Gulirkan Layanan Remitansi Pada Awal Tahun 2019

Grab, melalui unit Grab Financial, siap membawa layanan fintech terbaru bergerak di bidang pengiriman uang antar negara atau remitansi pada awal tahun depan. Produk ini diklaim pertama kalinya hadir di Asia Tenggara sebagai dompet pengiriman uang antar negara.

Dampak lainnya, secara signifikan mengurangi gesekan pembayaran tunai untuk perjalanan wisata dan bisnis antar negara di Asia Tenggara. Belanja di situs e-commerce pun akan semakin lintas batas.

“Kami percaya produk remitansi ini akan jadi game-changer untuk jutaan orang yang unbanked atau underserved di Asia Tenggara. Grab Financial berada di posisi yang unik untuk merampingkan proses pengiriman uang ke orang yang Anda cintai dan mempercepat inklusi keuangan di wilayah ini,” terang Managing Director Senior Grab Financial Reuben Lai dalam keterangan resmi.

Bicara potensi bisnis, pasar remitansi Asia Tenggara diperkirakan mencapai US$70 miliar pada tahun lalu. Pasar ini didominasi oleh MTO dan lembaga keuangan, namun banyak pekerja asing yang rentan secara ekonomi bergantung pada agen MTO yang tidak berlisensi.

Grab menilai industri ini masih menderita struktur harga yang buram, mahal, dan operasi pengiriman yang tidak efisien yang menghasilkan pengalaman konsumen kurang optimal dan potensi dana hilang yang tak terhitung jumlahnya.

Dari hasil tersebut, Reuben menyebut Grab ingin menyelesaikan isu tersebut, seperti mengeleminasi proses verifikasi cukup secara online, memastikan dana sampai di penerima yang bersangkutan, kepastian biaya transfer, dan dana bisa digunakan langsung digunakan tanpa harus dicairkan terlebih dahulu.

Pengguna dapat mengirim uang secara instan dan aman ke penerima di negara lain dengan e-wallet GrabPay. Opsi ini dinilai berbeda dengan selama ini yang ada di pasar.

Reuben menjelaskan penerima dapat memilih untuk mencairkan dana yang diterima melalui jaringan cash out point atau menggunakannya untuk transaksi sehari-hari, seperti pembayaran tagihan sampai isi pulsa langsung dalam aplikasi Grab.

Untuk biaya transfer, pengguna mendapat transparansi dan visibilitas yang lengkap terhadap seluruh biaya, termasuk biaya forex dan administasi sebelum transfer dana.

Grab menjamin penerima dana tidak akan dikenakan biaya tambahan apapun untuk setiap dana yang masuk ke akun GrabPay. Kelebihan ini dinilai tidak hadir dalam layanan remitansi yang ada sebelumnya (MTO/Money Transfer Operator).

Terkait kehadiran layanan ini di Indonesia, DailySocial mencoba untuk menghubungi perwakilan Grab. Juru bicara Grab menolak untuk memberikan pernyataan lebih jauh.

“Kami akan meluncurkan produk pengiriman uang pada awal 2019, dimulai dengan jalur transaksi pengiriman uang antar negara terbesar di Asia Tenggara, di mana terdapat jumlah besar pekerja yang rentan secara ekonomi. Kami akan menawarkan mereka cara yang transparan, aman, dan cepat untuk mengirimkan pendapatan mereka kepada keluarga mereka.”

Grab menyatakan siap bekerja sama dengan pemerintah di Asia Tenggara tentang inisiatif ini, yang tergabung dalam ASEAN Smart Cities Network (ASCN). Di Indonesia, kota yang tergabung sebagai anggota ASCN adalah DKI Jakarta, Banyuwangi, dan Makassar.

Saat ini Grab telah beroperasi di 8 negara di kawasan Asia Tenggara dengan total kehadiran di lebih dari 500 kota.

Application Information Will Show Up Here