Memasuki Usia ke-4, Grab Berkomitmen Menjadi Layanan Pemesanan Terkemuka di Asia Tenggara

Merayakan hari jadi yang ke-4, Grab memaparkan sejumlah data dan riset yang telah dilakukan oleh Universitas Cambridge Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa kehadiran Grab telah mendorong dampak positif bagi penumpang juga para mitranya. Studi riset tersebut juga menyebutkan berdasarkan survei estimasi waktu dan biaya yang lebih baik dan tidak adanya tarif yang ditetapkan secara sepihak, merupakan faktor yang dicari oleh pengguna.

“Studi tersebut menggarisbawahi kepercayaan mitra pengemudi dan penumpang Grab untuk keandalan aplikasi Grab dan nilai tambah yang diberikan dalam hal kualitas tumpangan dan pendapatan yang lebih baik untuk mitra pengemudi,” kata Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Saat ini Grab mengklaim telah memiliki lebih dari 300 ribu pengemudi, tersedia di 30 kota, 6 negara dan aplikasi Grab telah diunduh oleh 15 juta orang. Keberadaan ini membuktikan eksistensi Grab dalam hal memberikan layanan yang lebih kepada para pengguna.

Dalam kesempatan tersebut diperkenalkan juga salah satu jajaran manajemen Grab Indonesia yang baru bergabung dan menjabat sebagai Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar. Sebelumnya Mediko telah berpengalaman bekerja di beberapa perusahaan ternama di Indonesia.

Integrasi Grab dan Lyft

Setelah sebelumnya telah mengumumkan kerja sama strategis yang memperluas perjanjian global berbagi kendaraan (ridesharing) dengan Lyft, dalam acara tersebut juga diumumkan integrasi timbal balik Grab dan Lyft yang sudah bisa dinikmati dalam waktu beberapa minggu ke depan yang memungkinkan pengguna di Asia Tenggara dan Amerika Serikat untuk memesan kendaraan melalui melalui aplikasi serupa yang digunakan di negara asal.

Integrasi ini merupakan pertama kali dilakukan dan diterapkan dalam perjanjian kemitraan industri berbagi kendaraan berskala global dengan Didi Chuxing, Grab, Lyft dan Ola.

“Dengan integrasi ini tentunya memudahkan semua pengguna baik itu Grab dan aplikasi lainnya untuk memesan kendaraan di negara mana pun mereka berada lewat global roaming,” kata Ridzki.

Integrasi Grab-Lyft akan memberikan kenyamanan bagi para pengguna Lyft dalam mengakses pemesanan kendaraan di 30 kota di seluruh Asia Tenggara. Semua transaksi perjalanan dibayar melalui aplikasi Lyft (di kota Grab beroperasi). Semua transaksi perjalanan dibayar non-tunai melalui kartu kredit atau opsi pembayaran lain seperti PayPal.

Kampanye Ramadan Grab

Memasuki bulan suci Ramadan, Grab juga memiliki sejumlah promo istimewa khusus untuk para pengguna. Di antaranya adalah pemberian takjil gratis untuk semua pengemudi dan penumpang Grab. Kegiatan ini dilakukan melalui kerja sama dengan Alfamart.

“Nantinya dengan menunjukkan aplikasi Grab di beberapa lokasi tertentu semua pengemudi dan penumpang Grab bisa menikmati takjil gratis dari Grab,” kata Country Head of Marketing Kiki Rizki.

Promo lain yang disediakan oleh Grab adalah layanan Grab Service, yaitu fasilitas mobil khusus yang dilengkapi oleh koneksi wifi dan takjil gratis di dalam mobil. Dengan demikian bagi pengguna yang memesan Grab dan mendapatkan mobil khusus ini bisa menikmati semua layanan.

Selain itu Grab juga memberikan promo istimewa untuk pengguna yang melakukan pembayaran melalui Grab Pay. Pilihan pembayaran ‘cashless’ milik Grab ini hanya menerima kartu kredit dan kartu debit khusus untuk logo Visa dan Master Card. Tanpa menggunakan pilihan top up melalui virtual account, Grab menjamin keamanan saat melakukan transaksi pembayaran menggunakan Grab Pay.

“Kami menjamin semua transaksi aman dan tentunya memudahkan semua pengguna untuk menikmati transaksi cashless, selain itu kami juga akan memberikan promo istimewa dari Grab Pay yang akan kami umumkan hari Senin mendatang,” tuntas Kiki.

Layanan Nebeng UberPOOL Hadir di Jakarta

Uber hari ini resmi mengumumkan ketersediaan UberPOOL di Jakarta. UberPOOL adalah layanan nebeng yang memungkinkan konsumen bersama-sama memanfaatkan mobil yang tujuannya searah. Bisa dibilang ini adalah konsep ride sharing yang sesungguhnya. Menggunakan UberPOOL, konsumen bisa memilih bergabung dengan 1-2 orang lain atau mendapatkan mobil sendiri yang bisa dibagi hingga 4 orang.

Informasi soal kehadiran UberPOOL sudah diinfokan oleh General Manager Uber di Asia Tenggara Mike Brown beberapa waktu sebelumnya. Permasalahan UberPOOL di Indonesia adalah keterbatasan penggunaan kartu kredit yang memudahkan pembayaran secara elektronik. UberPOOL sendiri akhirnya diluncurkan di Jakarta sementara ini hanya mengakomodasi pembayaran menggunakan kartu kredit.

Cara penggunaan UberPOOL tak jauh berbeda dengan penggunaan moda kendaraan yang lain. Perbedaannya adalah antara memilih bergabung dengan 1-2 orang yang lain atau mendapatkan mobil sendiri jika Anda beramai-ramai.

Seandainya Anda memilih berbagi dan ternyata tidak ada penumpang lain di rute Anda, konsumen tetap hanya membayar porsi UberPOOL-nya (yang seharusnya lebih murah ketimbang menggunakan UberX).

UberPOOL menjadi solusi baru Uber, setelah UberMOTOR, untuk berekspansi di Indonesia setelah Uber dan Grab untuk sementara waktu tidak diperbolehkan menambah armada hingga urusan perpajakan dan bentuk usaha tetapnya selesai.

Kehadiran UberPOOL, yang serupa Nebengers dan GrabHitch (yang juga bakal segera tersedia di Jakarta), diharapkan bisa membantu mengurangi penggunaan kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalanan Jakarta yang makin padat. Uber menyebutkan saat ini terdapat 6,000 kendaraan baru dan 25,7 juta perjalanan memenuhi jalanan Jakarta setiap harinya.

Application Information Will Show Up Here

Grab Ujicoba Layanan GrabFood di Jakarta

Persaingan layanan ride sharing dengan armada ojek di Indonesia semakin ketat. Imbasnya mereka harus cerdik melihat potensi apa yang bisa dikembangkan dengan armada ojek yang mereka miliki. Setelah Go-Jek hadir dengan beberapa layanan on-demand yang melengkapi layanannya, kini Grab salah satu pesaingnya meluncurkan versi beta GrabFood. Layanan pesan antar makanan untuk wilayah SCBD-Semanggi, Kuningan dan Senayan.

GrabFood akan berhadapan langsung dengan layanan Go-Food milik Go-Jek. Sama seperti layanan pesan antar lainnya, GrabFood mencoba memberikan layanan bagi mereka yang mencari kemudahan dalam membeli makanan tanpa harus repot-repot terjebak kemacetan di jalan.

“Kami melakukan uji coba beta GrabFood untuk mengatasi kendala tersebut (kemacetan dan lain-lain) dan bahkan memudahkan warga Jakarta untuk menikmati makanan dari restoran-restoran terkemuka di SCBD – Semanggi, Kuningan dan Senayan. Kami yakin bahwa hidangan lezat dapat diperoleh dengan mudah – hanya dengan beberapa sentuhan di aplikasi Grab pada ponsel cerdas Anda, dan Anda dapat segera menikmati makanan yang diinginkan, hangat saat disantap, diantarkan langsung dari dapur kepada Anda,” papar Group VP of Marketing Grab Cheryl Goh dalam rilis pers yang kami terima.

Dalam tahap uji coba ini layanan GrabFood terbatas melayani daerah SCBD – Semanggi, Kuningan dan Senayan, dan beroperasi terbatas pada pukul 11:00 – 14:00 WIB. Sedangkan untuk tarif dalam masa uji coba ini GrabFood memberikan promo diskon 50 persen menggunakan kode promo ‘CEPATDONG’ dengan tarif normal sebesar Rp.20.000.

Berdasarkan pantauan Dailysocial, GrabFood milik Grab ini pertama kali diuji coba untuk Indonesia di antara semua pasar Grab di Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, layanan pesan antar berbasis aplikasi menjadi salah satu layanan primadona. Di konteks ini, sebelumnya sudah hadir layanan pesan antar makanan Grab (dahulu bernama Grab a Grub) yang berbasis di India yang tidak memiliki afiliasi dengan Grab di Asia Tenggara.

Application Information Will Show Up Here

OjekKoe Ramaikan Persaingan Ride Sharing Startup di Indonesia

Seperti kita ketahui Go-Jek dan Grab mengawali persaingan di ranah layanan ride sharing untuk transportasi berbasis ojek. Setelah itu muncul pemain-pemain baru yang mencoba untuk meramaikan di sektor tersebut. Yang terbaru adalah OjekKoe. Aplikasi ojek online tersebut baru saja diluncurkan di awal tahun ini. Selain ojek, OjekKoe juga memberikan layanan antar makanan, belanja, dan kurir.

Sebagai aplikasi yang baru saja diluncurkan di awal bulan ini jumlah unduhan yang didapat masih minim. CEO OjekKoe Katon Muchtar menjelaskan aplikasi miliknya saat ini memang belum banyak dikenal masyarakat. Namun menurutnya setiap hari pasti ada transaksi yang terjadi di aplikasi OjekKoe.

“Semenjak OjekKoe kita luncurkan awal januari 2016 yang unduh app OjekKoe memang belum bayak mungkin karena kita baru belum banyak dikenal masyarakat. Begitu juga dengan order buat driver OjekKoe juga sangat minim tapi dalam hari-hari itu pasti ada yang narik atau yang dapat orderan. Jadi kesimpulannya baik yang unduh apps dan yang order driver OjekKoe masih sangat minim.  Tapi yang bergabung jadi mitra driver OjekKoe sampai minggu ke tiga Januari 2016  udah mendekati angka 300 orang yang udah diproses dan ok kalo yang daftar udah hampir 500 orang,” jelas Katon.

CEO OjekKoe Katon Muchtar

Sebagai pemain baru, menggoyang dominasi pemain yang sudah ada tentu diperlukan sesuatu yang berbeda dan unik. Katon menjelaskan OjekKoe berbeda dari sistem bagi hasil dengan mitra driver mereka. Di OjekKoe semua pendapatan yang didapat driver tidak dipotong sepeser pun dan juga tidak ada sistem subsidi.

Hanya saja di OjekKoe menerapkan fee system. Driver OjekKoe hanya dipungut biaya sebesar 2500/hari dengan pilihan paket pembayaran 15 hari atau 30 hari. Selain itu OjekKoe menjanjikan adanya sistem reward untuk service kendaran driver dan sistem dana talangan  yang rencananya akan diluncurkan Juni tahun ini.

Lyanan yang disajikan OjekKoe memiliki mekanisme yang sama dengan aplikasi ojek daring lainnya. Yang membedakan adalah driver bisa menambahkan transaksi non-aplikasi ke dalam sistem.

“Dalam hal layanan hampir sama dengan yang terdahulu, cuman di OjekKoe driver boleh menaikan penumpang di jalan ketika ada yang stop, jadi kita ada fasilitas untuk hal itu untuk daftarkan ke sistem penumpang yang mereka dapat di jalan (tanpa order) hal ini kita lakukan agar driver OjekKoe memiliki bnyak  fasilitas untuk nambah penghasilan mereka.  Di Ojekkoe juga ada layanan khusus untuk antar jemput anak sekolah, layanan private ( mendatang guru ke rumah),  Dan Layanan Order Taksi dengan TaxiKOE,” imbuh Katon.

Screenshot_2015-12-19-04-56-30

Sebagai pemain baru yang masih belum terlalu dikenal di masyarakat fokus pada mengenalkan layanan adalah hal mutlak di lakukan. Untuk lebih mengenalkan kepada masyarakat OjekKoe mengandalkan pendekatan daring dan luring. Untuk daring pihaknya aktif mempromosikan di media sosial sedang untuk luring pihak OjekKoe memanfaatkan media brosur. OjekKoe juga baru tersedia untuk gawai berplatform Android.

Kendala OjekKoe

Pendatang baru, belum dikenal masyarakat, tidak ada kantor, dan modal yang terbatas menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi OjekKoe agar tetap bisa bersaing dengan layanan ride sharing lainnya. Disampaikan Katon, pihaknya saat ini masih terkendala dengan masalah modal.

“Membangun sebuah startup di Indonesia memerlukan modal besar terutama untuk promosi atau memperkenalkan OjekKoe ke masyarakat dan pengembangannya. Modal itu yang sangat minim oleh OjekKoe. OjekKoe hanya terdiri dari mahasiswa yang baru tamat. Mudah-mudahan kami bisa dibantu untuk dikenalkan ke para pemodal seperti pemodal ventura. Saat ini Ojekkoe dijalankan secara online dan tidak ada kantor, tapi OjekKoe itu ada,” terang Katon.

Meski baru saja diluncurkan, namun Katon selaku CEO telah memasang target tinggi. Tak tanggung-tanggung dalam waktu dekat ia berharap OjekKoe bisa hadir di kota-kota luar Jawa seperti Pekanbaru, Padang, Palembang, dan beberapa kota di Kalimantan. Selain itu dari segi driver ia menargetkan 2000 driver di Jakarta di Juni mendatang.

“Ke depan OjekKoe juga akan memiliki layanan tiket pesawat, PPOB, serta OjekKoe juga akan bangun e-commerce dengan nama KEDAIKOE. Untuk pembinaan dan menjaga hubungan dengan Mitra Driver OjekKoe. Kita juga akan mendirikan  koperasi buat komunitas OjekKoe,” tutup Katon.

Pemerintah DKI Jakarta Akui Legalitas Uber

Setelah mengarungi berbagai tantangan dalam kehadirannya di Jakarta, penyedia layanan ride sharing Uber akhirnya resmi mengantongi izin legal dari Pemerintah DKI Jakarta. Dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atas aplikasi Penanaman Modal Asing (PMA) Uber, Pemerintah Jakarta mengakui legalitas Uber secara penuh. Disampaikan juga oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bahwa pihaknya (melalui Dishub) akan melakukan pengarahan yang tegas untuk layanan ride sharing.

Dalam pernyataannya Gubernur Ahok berujar:

“Berdasarkan pemahaman saya, alasan utama Uber beroperasi di Jakarta dikarenakan adanya kebutuhan publik yang tinggi akan sarana transportasi yang aman, terpercaya dan terjangkau. Teknologi ride sharing, seperti Uber, telah ditanggapi secara positif dan luar biasa oleh banyak pengguna karena kemampuannya untuk menyediakan tiga faktor penting, sarana transportasi yang aman, terpercaya dan terjangkau, melalui platform teknologi yang mereka miliki.”

Ahok juga menyampaikan perlu adanya reformasi dalam kerangka Dishub untuk memastikan layanan ride sharing menjadi lebih teratur. Layanan ride sharing harus dipastikan berbadan hukum, sehingga memberikan dampak positif untuk sistem transportasi.

Gubernur Ahok juga telah mengarahkan Dishub untuk melakukan pembenahan pada kuota izin taksi dan perusahaan kendaraan sewa, serta menugaskan mereka untuk bekerja sama dengan layanan ride sharing dalam mengembangkan proses yang transparan untuk inspeksi kendaraan dan verifikasi asuransi.

Pada kesempatan yang sama Ahok juga menyampaikan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan serupa Uber untuk beroperasi di Ibu Kota, yaitu:

  • Memiliki eksistensi legal dalam bentuk PMA atau PT
  • Membayar pajak, berupa pajak pendapatan dan pajak kendaraan
  • Memiliki asuransi yang memadai
  • Memastikan bahwa kendaraan mitra telah menjalani pengujian kendaraan bermotor (uji KIR)

Menanggapi perijinan tersebut, Regional Manager Asia Pacific Uber Mike Brown mengatakan:

“Kami berterima kasih pada Bapak Gubernur Ahok atas kesediaannya menyambut inovasi, menjunjung tinggi pertumbuhan ekonomi dan mempromosikan pilihan konsumen. Kami menyambut baik bahwa industri teknologi ride sharing di Jakarta telah mendapatkan sinyal positif dari Bapak Gubernur Ahok untuk beroperasi dalam sebuah iklim dengan kepastian hukum dan kondusif dalam meraih kesuksesan.”

Brown menambahkan, “Sebagai sebuah perusahaan, kami telah membuat beberapa kekeliruan di masa lalu dan kami mohon maaf. Tapi kami juga sigap dalam belajar dan memahami sepenuhnya persyaratan yang diberikan oleh Pak Gubernur dan kami akan bekerja sama dengan instansi beliau, BKPM dan Dishub, demi memastikan bahwa Uber akan mematuhi semua persyaratan.”

Sebelumnya kealpaan Uber untuk membentuk perusahaan berbadan hukum di Indonesia membuat otoritas Dishub, Organda, dan Polda Metro memburu sejumlah mitra pengemudi dan mengancam membekukan operasional Uber di Jakarta.

Dengan adanya lampu hijau di DKI, kita tunggu tanggapan otoritas pemerintah kota Bandung dan pemerintah daerah di kota-kota Pulau Bali terkait informasi terbaru ini.

JET Hadirkan Layanan Transportasi Berbasis Aplikasi Untuk Mobil Pribadi dan Jasa Angkut

 

Bekerja sama dengan rental, JET siasati perijinan dari awal / Shutterstock

Joint Express Transport (JET) baru-baru ini memperkenalkan sebuah ride-sharing app baru untuk masyarakat Jakarta. Pada layanannya tersebut juga dibubuhkan same-day delivery app. Rencananya layanan JET tersebut akan resmi go publik di bulan November ini. Layanan transportasi JET sendiri akan terdiri dari beberapa pilihan armada, mulai dari mobil sehari-hari dalam paket JET-ride dan JET-courier serta mobil angkut barang yang dikemas dalam paket layanan JET-pickup dan JET-box. JET-setters, itulah natinya sapaan untuk pengguna layanan JET. Continue reading JET Hadirkan Layanan Transportasi Berbasis Aplikasi Untuk Mobil Pribadi dan Jasa Angkut

Ompreng Jadi Platform Baru Berbagi Tumpangan

ompreng

Layanan ride sharing belakangan ini menjadi fenomena baru di masyarakat. Kondisi lalu lintas Jakarta yang makin padat membuat layanan seperti ini (dan variannya) semakin menjamur. Yang paling baru adalah Ompreng. Berbekal semangat mengurangi kemacetan di jalan raya dan membantu berbagi ongkos transportasi, Ompreng mengklaim sebagai layanan ride sharing yang tidak memotong pendapatan driver atau pengemudi. Continue reading Ompreng Jadi Platform Baru Berbagi Tumpangan

Blu-Jek Joins Ride-Sharing Competition

The ride-sharing competition in Indonesia gets stricter nowadays. After players going in and out, Blu-Jek now comes into the scene, along with its better user privacy and unique payment method. In fact, the newly-introduced service has now been available on Android and iOS platform. Continue reading Blu-Jek Joins Ride-Sharing Competition

Blu-Jek Ramaikan Persaingan Layanan “Ride Sharing” Berbasis Ojek

Blu-Jek jadi pemain baru di segmen ride sharing berbasis ojek / DailySocial

Persaingan bisnis startup untuk segment layanan ride sharing semakin ketat. Hari ini ada satu layanan yang dikabarkan terpaksa menghentikan layanannya, sementara ada pula yang baru saja memulai petualangannya. Blu-Jek adalah pemain baru itu. Disebutkan yang membedakan Blu-Jek dengan layanan lain adalah mekanisme pembayaran dan privasi pelanggan yang diklaim lebih terjaga. Blu-Jek sudah tersedia di platform Android dan iOS. Continue reading Blu-Jek Ramaikan Persaingan Layanan “Ride Sharing” Berbasis Ojek

Ridwan Kamil Soal Layanan “Ride Sharing” di Kota Bandung

Ridwan Kamil Ttolak Uber dan Grab Taxi, serahkan Go-Jek ke pemerintah pusat / Shutterstock

Pernyataan terbaru dikeluarkan Walikota Bandung Ridwan Kamil tentang layanan ride sharing. Di beberapa media Ia menolak keberadaan Uber dan Grab Taxi karena dianggap ilegal. Sementara untuk Go-Jek, Kang Emil (sapaan akrab Ridwan Kamil) menyerahkan permasalahan tersebut ke pemerintah pusat mengingat ojek selama ini tidak termasuk dalam salah satu moda transportasi yang tertuang dalam aturan resmi. Continue reading Ridwan Kamil Soal Layanan “Ride Sharing” di Kota Bandung