8 Game Open World Terbaik di 2018

Tidak semua game perlu mengusung formula open world, tapi arahan ini menunjukkan ambisi besar tim developer dalam membangun dunia permainan, sekaligus menjadi cara sang studio memastikan gamer menikmati karyanya lebih lama. Namun jika keliru melakukannya, open world malah akan membuat game terasa reptitif, hampa, atau membuat bug dan glitch lebih menonjol.

Ada banyak game open world buruk di luar sana, dan satu contoh terkininya ialah Fallout 76, sebuah upaya gagal dalam menggabungkan elemen survival dan coop ke genre single-player RPG yang sudah lama menjadi spesialisasi Bethesda. Hal tersebut menunjukkan betapa sulitnya meracik game berformula ‘terbuka’. Lewat artikel ini, saya ingin mengapresiasi developer-developer yang sukses melakukannya. Inilah delapan judul open world terbaik di tahun 2018:

 

8. Yakuza 6: The Song of Life

PlayStation 4

Kira-kira satu tahun empat bulan setelah tersedia di Jepang secara terbatas, game ketujuh di seri Yakuza (menghitung Yakuza 0) akhirnya bisa dinikmati secara global. The Song of Life meneruskan tradisi gameplay para pendahulunya. Game kembali mengajak Anda bermain sebagai Kazuma Kiryu, dan di sini pemain diminta memandunya menjelajahi Tokyo, Kamurocho, Onomichi, dan Perfektur Hiroshima.

 

7. Forza Horizon 4

PC, Xbox One

Tidak semua game open world terbaik mengedepankan elemen action-adventure. Forza Horizon 4 ialah perwakilan dari genre racing. Skala dan konten adalah aspek yang membuat judul terkini dari spin-off Forza Motorsport itu mendapat banyak pujian. Game menyajikan lebih dari 720 mobil berlisensi, dan mempersilakan Anda berpetualang di daratan Inggris Raya. Forza Horizon 4 bisa dimainkan sendiri atau bersama 71 gamer lain.

 

6. Yakuza Kiwami 2

PlayStation 4

Game Yakuza kedua di daftar ini, dan merupakan remake dari Yakuza 2 yang dirilis 12 tahun silam di PlayStation 2. Permainan dibangun ulang menggunakan engine Dragon, mengusung sistem pertempuran ala Yakuza 6, serta menyuguhkan lagi minigame Cabaret Club ala Yakuza 0. Di sana, Sega juga menambahkan elemen cerita baru untuk mengoreksi plot versi lawasnya yang terasa membingungkan.

 

5. Far Cry 5

PC, Xbox One, PlayStation 4

Far Cry merupakan salah satu franchise yang mempopulerkan game open world, dan di game kelima ini, Ubisoft membawa pemain ke daerah terpencil di Amerika untuk berhadapan dengan kelompok ekstremis agama bersenjata. Selain menghidangkan formula khas Far Cry, developer turut membenamkan aspek role-playing seperti sistem skill, jalan cerita yang bercabang, serta beragam opsi side quest.

 

4. Monster Hunter: World

PC, Xbox One, PlayStation 4

Dunia Monster Hunter: World memang tidak betul-betul terbuka lebar, mengharuskan Anda transit di area hub Astera buat mengakses wilayah berbeda. Namun hal yang paling menakjubkan dari World adalah bagaimana tiap area menyajikan ekosistem hidup lengkap dengan rantai makanan. Masing-masing monster di sana memiliki rutinitas dan karakteristik sendiri, dan sering kali berduel demi memperebutkan teritori.

 

3. Marvel’s Spider-Man

PlayStation 4

Proyek permainan superhero terbaik di era ini terlahir dari keinginan Sony untuk mengembangkan game dari properti punya Marvel. Spider-Man menghadirkan beragam karakter – hero serta villain – yang sudah kita kenal namun disuguhkan dalam jalan cerita yang benar-benar baru. Selain berhasil menghimpun beragam pujian dari gamer, Spider-Man juga menjadi game dengan penjualan tercepat dan terlaris di PS4.

 

2. Assassin’s Creed Odyssey

PC, Xbox One, PlayStation 4, Switch (stream)

Ubisoft telah mencoba berbagai formula dalam mengembangkan seri Assassin’s Creed, beberapa memperoleh respons sangat positf, tapi ada juga yang mengecewakan. Odyssey masuk dalam kategori favorit berkat kayanya konten, dunia permainan super-masif, serta dipresentasikan dengan visual yang begitu indah. Hanya butuh waktu sebentar bagi Anda untuk jatuh hati pada cantiknya kepulauan Yunani dan Kassandra.

 

1. Red Dead Redemption 2

Xbox One, PlayStation 4

Membahas game open world di tahun ini tidak terasa lengkap tanpa menyertakan RDR2, dan alasannya sangat kuat: dunia koboi buatan Rockstar merupakan alam virtual paling detail dan paling kompleks yang bisa Anda jelajahi saat ini. Red Dead Redemption 2 akan selalu memberi kejutan, entah melalui kelakuan NPC dan fauna yang tak terduga (saya menyaksikan sendiri duel maut antara dua rusa jantan) atau lewat misteri serta anomali yang Anda temukan.

Lewat Mode Kreatif, Pemain Dipersilakan Mendesain Level Sendiri di Fortnite

Awalnya didesain sebagai permainan action survival kooperatif, nama Fortnite baru benar-benar jadi fenomena global setelah Epic Games meluncurkan mode standalone free-to-play berformula battle royale. Porsi ini memperoleh kesuksesan dan kepopuleran dalam waktu singkat, apalagi setelah para selebriti ikut memainkannya. Fortnite Battle Royale belum lama memenangkan penghargaan Ultimate Game of the Year di Golden Joystick Awards.

Kali ini, tim Epic Games mengungkap rencana mengekspansi konten permainan tersebut dengan cara yang unik. Setelah memperkenankan gamer bersaing untuk jadi penyintas terakhir, kali ini Fortnite mempersilakan kita buat merancang mode baru dan arena permainan sendiri menggunakan alat-alat kreasi di dalam Fortnite Creative. Penyajiannya tidak terlalu berbeda dari mode sandbox di Minecraft.

Developer menjelaskan bahwa Fortnite Creative adalah sebuah cara baru dalam menikmati permainan. Dengannya, Anda bisa menciptakan zona tempur kompetitif, mendesain sirkuit balap, hingga bahu-membahu bersama teman membangun benteng impian. Semua aktivitas ini dilakukan di pulau pribadi Anda, dan seluruh progresnya tersimpan secara otomatis sehingga Anda dapat meneruskan apapun proyek itu di lain waktu.

Lewat Fornite Creative, pemain dibebaskan untuk berkarya. Batasannya hanyalah kreativitas Anda. Epic Games menyediakan beragam tool sehingga kita dapat merancang arena-arena eksperimental serta mode-mode permainan yang konyol, misalnya gameplay petak-umpet, tower defense dengan zombie sebagai lawannya, atau mungkin zona parkour yang tersusun atas toilet duduk.

Fornite Creative akan dihadirkan lewat update Season 7. Pemilik Battle Pass bisa menjajalnya via sesi early access mulai hari ini, tanggal 6 Desembeer. Dalam proses pengembangan serta persiapannya, Epic Games melakukan kolaborasi bersama belasan pencipta konten (ada BajanCanadian, BasicallyIdoWrk, Gummy, InTheLittleWood dan lain-lain). Gerbang aksesnya sendiri baru benar-benar terbuka bagi seluruh pemain pada tanggal 13 Desember nanti.

Epic Games menjelaskan bahwa apa yang mereka sajikan ini hanyalah permulaan. Developer berencana buat terus menambahkan fitur-fitur baru dan penyempurnaan lewat update. Di website-nya, tim menyampaikan, “Seperti Fortnite Battle Royale dan Save the World, kami berkomitmen untuk membuat Fortnite Creative jadi lebih besar dan lebih baik.”

Kabar baiknya lagi, sama seperti battle royale, Fortnite Creative dapat dinikmati oleh semua pemain tanpa perlu mengeluarkan uang. Selain mode kreatif, Geoff Keighley selaku host acara The Game Awards juga sempat menginformasikan akan ada pengumuman terkait Fornite ‘yang membuat semuanya jadi lebih gila’…

8 Permainan Open World Terbaik di Tahun 2017

Istilah open world atau sandbox mengacu pada permainan yang membebaskan Anda bertualang dunia virtualnya – bertolak belakang dari penggunaan gameplay linier. Tapi game open world bermutu tentu tak hanya sekadar menyuguhkan luasnya dunia permainan. Developer juga harus mengisinya dengan konten yang membuat pemain betah berlama-lama menikmatinya.

Kita memang belum mendapatkan karya baru Bethesda, namun sebagai alternatifnya, ada banyak judul open world yang sukses mencuri perhatian serta memuaskan para gamer. Saat ini, formula open world bisa Anda temukan di banyak mode permainan – single-player ataupun multiplayer, umumnya diterapkan pada game-game role-playing atau action-adventure. Dan lewat artikel ini, DailySocial telah memilih delapan permainan open world terbaik di tahun 2017.

 

8. Destiny 2

Meski tetap fokus pada aspek PvE dan PvP, Bungie juga membenamkan mode eksplorasi planet di Destiny 2. Buat meralisasikannya, developer memanfaatkan misi baru bernama ‘Adventures’, menugaskan Anda untuk menjelajahi area-area tersembunyi (baik European Dead Zone di Bumi, Titan atau Io) dan berburu harta karun dalam zona-zona ala dungeon.

 

7. Gravity Rush 2

Gravity Rush 2 menyajikan upgrade berskala masif dibanding game pertamanya: peta 2,5 kali lebih besar serta memberikan misi tiga kali lebih banyak sehingga durasi permainan jadi lebih lama. Lalu saat tiba di kota, Anda disuguhkan pemandangan yang lebih natural, hidup serta berwarna, memungkinkan karakter utamanya – Kat – berinteraksi dengan para penduduk.

 

6. Conan Exiles (early access)

Versi retail Conan Exiles memang baru akan dirilis di 2018, tapi bahkan di fase early access ini, game open world Funcom tersebut mampu menghidangkan pengalaman survival, eksplorasi serta multiplayer yang seru. Permainan mengusung tema dewasa, memperkenankan Anda menciptakan kastil dan menculik karakter-karakter non-player untuk dijadikan prajurit atau pelayan.

 

5. Super Mario Odyssey

Odyssey menyajikan gameplay sandbox berbasis penjelajahan yang dahulu hadir di Super Mario Sunshine dan 64. Sebagai Mario, Anda dapat mengunjungi ‘kerajaan’ berbeda. Beragam misi menanti pemain di sana, dan kita juga harus menemukan item bernama Power Moon – berguna untuk mentenagai kapal topi Odyssey punya Mario agar bisa pergi ke kerajaan lain.

 

4. Nier: Automata

Gameplay sandbox Automata terbuka begitu Anda menyelesaikan sesi intro arcade-nya. Sebagai android bernama 2B, Anda akan menemukan banyak hal aneh, unik, dan misterius tersembunyi di reruntuhan kota yang sudah lama ditinggalkan manusia. Namun jangan kurangi kewaspadaan Anda, beberapa lawan berpenampilan lucu bisa jadi sangat berbahaya.

 

3. Horizon Zero Dawn

Merupakan salah satu game open world terbesar di 2017, dunia Horizon Zero Dawn terbagi dalam zona berbeda: hutan, belantara tropis, padang pasir hingga pegunungan bersalju; semua tersulam secara begitu mulus. Pengalaman bermain di masing-masing area tidak sama. Satu contohnya, perbukitan dapat Anda jelajahi dengan ber-parkour atau melalui zip-line ala flying fox.

 

2. Assassin’s Creed Origins

Origins kembali menghidangkan gameplay sandbox khas Assassin’s Creed, kali ini mengangkat latar belakang era Mesir Kuno. Petualangan bisa Anda lakukan dengan berjalan kaki (lebih tepatnya berlari), berkuda, di atas punggung unta, atau perahu. Ubisoft Montreal kabarnya punya rencana buat menambahkan fitur Discovery Tour, yaitu mode ‘wisata edukasi’ yang mempersilakan Anda mempelajari sejumlah aspek dalam sejarah Mesir.

 

1. The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Berbicara pada Gamespot belum lama ini, produser Eiji Aonuma mengaku bagaimana Nintendo mempelajari Skyrim sebagai persiapan proses pengembangan Breath of the Wild, terutama karena mereka belum pernah menciptakan permainan sebesar itu (12 kali lebih luas dari overworld Twilight Princess). Hasilnya cukup membanggakan, Breath of the Wild memenangkan banyak penghargaan Game of the Year 2017.

Siap Tinggalkan Early Access, Lego Worlds Akan Tersedia di Bulan Februari 2017

Komparasi antara Lego dengan Minecraft memang sulit dihindari karena keduanya mengusung konsep hampir serupa di mana pemain dipersilakan menyusun objek berbasis balok. Minecraft merupakan fenomena di ranah gaming; terjual ratusan juta kopi, menggoda Microsoft membeli IP-nya, serta mendorong satu publisher terkemuka dunia menggarap pesaingnya.

Di bulan Juni tahun lalu, Warner Bros. Interactive Entertainment mengumumkan Lego Worlds, sebuah game sandbox yang menawarkan pemain kebebasan membangun konstruksi berbekal balok-balok mainan kesayangan Anda. Seperti Minecraft, Lego Worlds juga mengusung sistem procedurally generated. Artinya, Anda tidak akan melihat ujung dunia permainan karena konten akan berkembang terus-menerus.

Warner Bros. memercayai tim Traveller’s Tales buat menggarapnya, yaitu studio asal Inggris yang bertanggung jawab dalam pengembangan belasan game Lego – dari mulai Star Wars sampai Harry Potter. Tapi berbeda dari kreasi mereka sebelumnya, Lego Worlds tidak mempunyai elemen cerita serta campaign. Dan bersamaan dengan pengumuman tersebut, Traveller’s Tales turut memulai program early access versi beta di Steam.

Mendekati akhir tahun, publisher dan pengembang akhirnya menginformasikan bahwa Lego Worlds sudah siap keluar dari tahap early access, dan akan meluncur di platform PC, Xbox One serta PlayStation 4 pada tanggal 14 Februari 2017.

Membangun dan eksplorasi merupakan dua pilar utama Lego Worlds. Di sana, Anda bisa berpetualang dalam dunia open world yang seluruhnya terbuat dari blok Lego. Pemain dapat saling sharing kreasi mereka atau menciptakan objek bersama-sama. Traveller’s Tale tak lupa melengkapi game dengan sejumlah fitur unik, misalnya: berbeda dari Minecraft, Anda tak perlu lagi menaruh balok satu per satu lewat tampilan first-person. Developer telah menyediakan tool ala Microsoft Paint untuk menyederhanakan proses membangun.

Lego Worlds juga memungkinkan Anda mengendarai berbagai alat transportasi, seperti pesawat ruang angkasa, mobil, sampai mengendarai naga, dan Anda dipersilakan untuk memodifikasi semuanya. Pemain bisa menikmati Lego Worlds sendiri, secara split-screen, dan terdapat pula mode multiplayer online.

“Lego Worlds memperluas franchise video game Lego kami dengan pengalaman baru yang bersandar pada serunya membangun balok-balok Lego secara fisik,” kata presiden Warner Bros. Interactive Entertainment David Haddad via Eurogamer. “Traveller’s Tales berhasil menciptakan sebuah dunia digital yang luas, dipadu humor khas Lego favorit para penggemarnya.”

Sumber: Venture Beat.

Setelah Fable Legends, Microsoft Akan Tutup Project Spark

Fable Legends tumbang sebelum meluncur, dan beberapa minggu selepas pengumuman resminya, rahasia mengenai game baru Microsoft itu turut terkuak. Awalnya Fable Legends digarap sebagai Fable 4, dan dalam pengembangannya, proyek sudah menghabiskan dana US$ 75 juta. Sayangnya, bukan cuma kisah Fable Legends saja yang harus berakhir.

Lewat website mereka, Microsoft mengumumkan ‘masa senja’ Project Spark, atau dalam kata lain rencana penutupan game sandbox yang menemani peluncuran Windows 8.1 itu. Tampaknya transisi model monetisasi masih belum dapat mendongkrak kepopularitasannya. Di triwulan keempat tahun lalu, Microsoft dan Team Dakota mengubah praktek microtransaction menjadi ‘free and open creation‘, membuka akses DLC buat seluruh user.

Dengan begini, Project Spark tak lagi dapat diunduh di Windows Store maupun Xbox Marketplace sejak tanggal 13 Mei. Layanan online masih terus ada hingga 12 Agustus 2016 nanti. Setelah itu, pemain tak bisa men-download konten buatan user lain ataupun mengunggah kreasi mereka. Community manager Thomas Gratz mengingatkan untuk mengunduh dan menyipan konten-konten itu jika Anda masih ingin menikmatinya secara offline.

Gratz menyampaikan, “Penutupan ini adalah keputusan berat bagi tim, dan tidak kami anggap enteng. Ketika Project Spark bukan lagi merupakan proyek aktif, banyak dari anggota staf yang pindah ke proyek lain di dalam [lingkup] Microsoft Studios. Meskipun tidak ada pemutusan hubungan kerja, ini berarti tidak ada pengembangan dan dukungan yang berkaitan dengan Project Spark – contohnya update dan perbaikan bug.”

Terlepas dari berita ‘duka’ tersebut, developer merasa bangga terhadap pencapaian mereka – tak lupa mengucapkan apresiasi pada tim, kreator dan juga seisi komunitas. Sejauh ini Microsoft Studios dan Team Dakota telah melepas 46 set konten, ribuan aset dan 16 update semenjak Spark diluncurkan (rata-rata satu patch tiap dua bulan).

Developer telah menghasilkan ratusan livestream dan video khusus bagi para pemain setia Project Spark, dan gamer sendiri sudah menciptakan ratusan ribu karya dan jutaan objek. Selain itu terdapat bermacam-macam fan site, forum, aplikasi dan lain-lain. Gratz bilang, “Kami ucapkan terimakasih untuk semua yang telah memainkan dan berkarya di dalam Project Spark, karena kami tidak akan ada tanpa Anda.”

Bagi yang pernah membeli dan Project Spark Starter Kit (termasuk yang me-redeem kode Spark setelah tanggal 5 Oktober 2015), mereka akan memperoleh ganti rugi berupa kredit di akun Microsoft untuk membeli konten lain di Xbox ataupun Windows store.

Sumber: ProjectSpark.com.

Game Slime Rancher Ajak Anda Beternak Lendir-Lendir Hidup yang Lucu

Bagi developer, keinginan untuk menciptakan game yang spesial adalah hal lazim. Dibekali sebuah konsep antik, dua orang rekan bernama Nick Popovich dan Mike Thomas mendirikan studio Monomi Park dan mulai mengerjakan satu proyek debut. Kira-kira dua tahun setelahnya, kreasi mereka menjadi kian matang, dan akhirnya bisa dijajal oleh gamer via platform early access.

Ciptaan Monomi Park itu sangat unik. Game diperkenalkan dengan judul Slime Rancher, mengajak pemain beternak lendir-lendir hidup yang lucu. Permainan disajikan dalam visual penuh warna dipadu efek-efek suara menggemaskan; dikombinasi elemen eksplorasi dan formula sandbox. Hasilnya istimewa, dapat Anda langsung lihat melalui trailer gameplay perdana Slime Rancher.

Permainan mengisahkan petualangan Beatrix LeBeau, seorang gadis pemberani yang pergi ribuan tahun cahaya dari Bumi dan tiba di planet asing. Dibekali pengalamannya sebagai peternak, Beatrix mencoba menjinakkan penghuni planet baru tersebut, yaitu makhluk-makhluk bertubuh seperti lendir. Selain beternak, Anda ditantang menggarap serta mengelola lahan.

Saat Slime Rancher dimulai, Anda diberikan dua petak tanah. Kita bisa membangun kandang untuk menaruh para slime, bercocok tanam, serta memelihara ayam. Di tahap pengembangan ini, misi game cukup simpel. Anda ditugaskan memandu Beatrix untuk menghasilkan uang sebanyak-banyaknya. Caranya ialah dengan mengumpulkan makhluk-makhluk lendir berbekal Vacpac – senjata mirip vacuum cleaner; lalu menempatkan mereka di kandang.

Slime Rancher 01

Slime harus diberi makan, dan setelahnya, ‘plort‘ yang mereka keluarkan bisa ditukarkan menjadi uang. Tiap spesies memiliki sifat dan kebutuhan berbeda. Contohnya, makhluk lendir berwarna pink mampu mengonsumsi benda apapun tapi hanya mengeluarkan sedikit plort. Sedangkan slime dengan kulit mirip batu cuma dapat memakan wortel dan berbahaya bagi Beatrix, namun ia menghasilkan plort tiga kali lebih banyak.

Slime Rancher 03

Tentu ‘menggembala’ slime tidaklah mudah. Mereka tidak diam saja ketika ditaruh dalam sangkar, slime akan bergerak-gerak dan saling menumpuk. Jika terlambat diberi makan, mereka menjadi semakin resah. Lalu saat terpaksa, para lendir tanpa ragu langsung memakan plort teman-temannya sendiri, mengubah mereka menjadi spesies baru yang lebih sulit diprediksi.

Bahkan walaupun belum rampung, untuk sebuah game indie Slime Rancher memperlihatkan potensi yang sangat besar. Jika penasaran ingin menjajalnya, Anda dapat berpartisipasi ke dalam program Steam Early Access dengan membayarkan uang sebesar Rp 136 ribu.

Slime Rancher 04

Via Rock Paper Shotgun. Sumber: SlimeRancher.com.

Masa Beta Project Spark, ‘Game’ Sandbox Garapan Microsoft, Telah Dimulai

Kepopularitasan game-game sandbox open-world seperti Minecraft dan Terraria membuat para publisher raksasa berpikir keras apa yang membuat mereka begitu sukses. Kedua game tersebut adalah title perdana, namun kini mereka bisa dibilang dapat bersanding dengan tim developer game veteran yang telah berdiri puluhan tahun. Continue reading Masa Beta Project Spark, ‘Game’ Sandbox Garapan Microsoft, Telah Dimulai