ZF Ajukan Konsep Setir Berteknologi Gesture Buat Mendukung Mobil Autonomous

Hanya dalam beberapa tahun silam, ide mobil tanpa pengemudi hanya ada di film-film fiksi ilmiah, namun itu semua mulai berubah sejak sejumlah raksasa di ranah teknologi mulai mencoba mengembangkan dan melangsungkan uji coba kendaraan autonomous. Tentu saja, ketersediaan sistem transportasi ini harus dibarengi oleh sistem pengendalian yang intuitif dan dapat diandalkan.

Mencoba memberikan solusi terbaik, produsen part mobil asal Jerman ZF Friedrichshafen mengajukan ide desain setir dengan sistem kendali gesture untuk menunjang mobil autonomous. Menurut ZF, secanggih apapun teknologi otomatis di kendaraan-kendaraan futuristis itu nantinya, mereka tetap memerlukan pengemudi. Pengendara harus memperoleh metode kendali yang familier, tapi juga menyeluruh dan memudahkannya mengakses seluruh fungsi mobil.

Setir berteknologi gesture ZF memadukan teknologi lawas dan masa depan. Anda tetap perlu menaruh tangan di sana; dan selanjutnya, sistem menggabungkan kendali gesture serta layar tradisional, dengan tujuan untuk menyempurnakan komunikasi antara supir dan kendaraan. Informasi terkait kendaraan dan notifikasi akan langsung disuguhkan di panel.

“Dalam merealisasikan gagasan bertajuk ‘Vision Zero’, bagi kami, bagian interface pengemudi dan kendaraan merupakan pondasinya,” tutur vice president ZF Juergen Krebs. “Saat sistem transportasi autonomous jadi kian umum, kita membutuhkan teknologi kendali yang semakin canggih demi meningkatkan keselamatan pengendara, serta mendongkrak kognisi supir terhadap jalan dan lingkungan di sekitarnya.”

Setir ZF didesain agar bisa memicu fungsi kendaraan via gesture – sesuai pilihan produsen mobil. Beberapa gerakan tangan diadopsi dari kebiasaan kita menggunakan smartphone dan perangkat pintar lain. Contohnya: satu tap di bagian cover berfungsi untuk mengaktifkan klakson, kemudian dua kali tap atau melakukan tap dan swipe di area tepi akan mengakses fungsi yang berkaitan dengan climate control. Selanjutnya, status aktif atau tidaknya fungsi-fungsi ini ditunjukkan di layar.

Display LCD tersebut berada di tengah, memiliki lebar 7-inci, bertugas jadi elemen interface utama. Buat melengkapinya, ZF membubuhkan pencahayaan LED di setir sebagai indikator mode: biru artinya mode otomatis sedang berjalan, warna putih berarti mode manual tengah aktif, kemudian LED segera menyala merah untuk memberi peringatan buat sang supir. ZF juga membubuhkan 10 sensor kapasitif di setir agar mobil dapat mengetahui apakah pengemudi sedang dalam kendali atau tidak.

ZF rencananya akan memamerkan teknologi ini di CES 2018 Las Vegas bulan Januari besok.

Sumber: ZF.

Jaguar Ungkap Konsep Setir Mobil Pintar Bertenaga AI

Fokus industri otomotif pada pengembangan mobil tanpa sopir membuat kita berasumsi bahwa mobil di masa yang akan datang tak akan dilengkapi setir karena sudah bisa mengemudikan dirinya sendiri. Namun Jaguar Land Rover berpendapat berbeda. Pabrikan asal Inggris itu malah mengimajinasikan skenario masa depan dimana setir adalah satu-satunya bagian mobil yang dimiliki konsumen.

Visi yang agak nyeleneh itu coba mereka wujudkan lewat sebuah konsep lingkar kemudi bernama Sayer. JLR mendeskripsikan Sayer sebagai sebuah “setir bertenaga artificial intelligence (AI) yang dapat mengerjakan ratusan tugas,” dan kegunaannya tidak lepas dari tren ride sharing di masa mendatang.

Anggap saja Sayer ini seperti smart speaker, tapi tanpa menitikberatkan pada elemen speaker-nya. Anda tinggal bilang pada Sayer dari dalam rumah bahwa Anda hendak bertemu seseorang besok pukul 8 pagi di lokasi yang terletak sekitar dua jam dari kediaman, maka Sayer akan mengerjakan sisanya.

Keesokan harinya, sebuah mobil akan meluncur dengan sendirinya ke kediaman Anda, siap untuk dijadikan tunggangan menuju lokasi. Seperti yang sudah bisa ditebak, Sayer-lah yang bertanggung jawab memesan mobil kemudi otomatis yang merupakan bagian dari sebuah layanan ride sharing ini.

JLR bilang kalau Sayer akan menjadi bagian penting dari mobil konsep Jaguar ke depannya, tapi realisasinya mungkin masih harus menunggu sampai setidaknya tahun 2040.

Sumber: Jaguar Land Rover.